Makalah Frozen Shoulder

30
PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR PADA NY. M DENGAN KASUS FROZEN SHOULDER SINDROM STAGNASI QI DAN DARAH DI MEREDIAN USUS KECIL (SI) DI KLINIK dr. HARGIYANTO SRAGEN Disusun oleh : Nama : Nida Nur Silmi Kaffatan NIM : P 27240012029 Tingkat : III A

description

tugas

Transcript of Makalah Frozen Shoulder

PENATALAKSANAAN AKUPUNKTUR PADA NY. M DENGAN KASUS FROZEN SHOULDER SINDROM STAGNASI QI DAN DARAH DI MEREDIAN USUS KECIL (SI) DI KLINIK dr. HARGIYANTO SRAGEN

Disusun oleh :Nama: Nida Nur Silmi KaffatanNIM: P 27240012029Tingkat: III A

PROGRAM STUDI D-III AKUPUNKTURJURUSAN AKUPUNKTURPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA2014

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangFrozen shoulder adalah penyakit umum yang terjadi pada sendi glenohumeral kemungkinan merupakan suatu reaksi inflamasi kronis nonspesifik, terutama pada jaringan synovial, dan mengakibatkan penebalan kapsuler dari synovial. Ada beberapa sinonim antara lain Periarthritis scapulohumeral, Adhesive capsulitis, Pericapsulitis, Stiff shoulder dan Bursitis obliterative. Pada Traditional Chinese Medicine (TCM) disebut kelainan sendi bahu pada usia 50 tahun (Dewi, 2011).Sejak pertama kali diterangkan oleh Duplay tahun1872 bermacam-macam percobaan telah dibuat untuk menjelaskan definisi dan kategori dari Frozen Shoulder. Secara epidemiologi terdapat hampir 2-5% penderita frozen shoulder yang terdiri dari orang dewasa usia antara 40-60 tahun dan ditemukan 60% terjadi pada wanita. Frozen shoulder juga ditemukan dalam 10-20% dari penderita diabetes mellitus yang merupakan salah satu faktor penyebabnya (Winaya, 2013).Sedangkan di klinik dr. hargiyanto Sragen tercatat ada 10 dari 51 pasien yang didiagnosa frozen shoulder dan merupakan kasus terbanyak.Gambaran klinik frozen shoulder ditandai dengan nyeri dan terbatasnya gerakan aktif maupun pasif. Rasa nyeri dapat dirasakan hebat dan mengganggu tidur. Terbatasnya gerakan biasanya terlihat rotasi eksternal dan kurang terlihat pada gerakan abduksi dan rotasi .Akupunktur sangat efektif untuk meringankan keluhan nyeri, mengobati kapsul sendi yang mengerut da meringankan kekakuan otot (Dewi, 2011).

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMelakukan penatalaksanaan akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.2. Tujuan Khususa. Melakukan pemerikasaan pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.b. Menentukan diagnosis akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.c. Menentukan rencana terapi akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.d. Melakukan terapi akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.e. Melakukan evaluasi terapi akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.

C. Manfaat Penulisan1. Dapat melakukan pemeriksaan pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.2. Dapat menentukan diagnosis akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.3. Dapat menentukan rencana terapi akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.4. Dapat melakukan terapi akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.5. Dapat melakukan evaluasi terapi akupunktur pada Ny. M dengan kasus Frozen Shoulder.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Frozen Shoulder Menurut Medis Barat1. PengertianFrozen shoulder adalah penyakit umum yang terjadi. Kelainan yang terjadi pada sendi glenohumeral, kemungkinan merupakan suatu reaksi inflamasi kronis nonspesifik, terutama pada jaringan synovial dan mengakibatkan penebalan kapsuler dari synovial. Ada beberapa sinonim antara lain Periarthritis scapulohumeral, Adhesive capsulitis, Pericapsulitis, Stiff shoulder dan Bursitis obliterative. Frozen shoulder merupakanketerbatasangerak bahu yang ditandai dengan rasa nyeri tanpa adanya kelainan sendi permukaan, patah tulang atau dislokasi maupun prnyakit sendi (Sun, Chan, Lo, & Fong, 2001).

2. EtiologiFrozen shoulder merupakan penyakit idiopatik yang sering dialami oleh orang berusia 40-60 tahun yang disebabkan oleh trauma, imobilisasi lama, dan imunologi. Penyebab frozen shoulder belum diketahui, diduga penyakit ini merupakan respon autoimun terhadap rusaknya jaringan lokal (Apley & Solomon, 1995).

3. Patofisiologi Frozen shoulder merupakan sindrom karena terdapat perubahan patologi yakni rusaknya jaringan lokal berupa inflamasi pada membran synovial dan kapsul sendi glenohumeral yang membuat formasi adhesive sehingga menimbulkan nyeri dan kemudian disusul dengan efek spasme yang menyebabkan immobilisasi. Hal itu mengakibatkan terjadinya kontraktur dan penebalan pada kapsul anterior, perlengketan pada kapsul inferior dan tegang pada kapsul sendi glenohumeral menjadi mengkerut, sehingga ditemukan adanya keterbatasan dan nyeri saat digerakkan (Thomson, 2007).

4. Faktor predisposisiMenurut Thomson (2007) ada beberapa faktor predispossi dari frozen shoulder yaitu:a. Faktor usiaUsia lebih dari 40 tahun lebih sering mengalami Frozen shoulder. b. Diabetes mellitusDiabetes mellitus merupakan faktor risiko besar terjadinya Frozen shoulder, dalam hal ini komponen autoimun merusak kapsul dan jaringan ikat pada sendi bahu.c. ImmobilitasOrang yang mengalami immobilitas yang lama pada bahu, mungkin trauma, luka berlebihan akibat beban, operasi.

5. Tanda dan gejala klinisTanda dan gejala klinis yang sering timbul pada penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesive adalah sebagai berikut:a. Nyeri Pasien berumur 40-60 tahun dapat memiliki riwayat trauma ringan yang diikuti sakit pada bahu dan lengan. Nyeri berangsur-angsur bertambah berat dan pasien sering tidak bisa tidur pada sisi yang terkena, setelah beberapa bulan nyeri mulai berkurang, tetapi sementara itu kekauan semakin menjadi dan berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi normal (Apley & Solomon, 1995).b. Keterbatasan Lingkup Gerak SendiMenurut Kuntono dalam Enggar (2012), frozen shoulder karena capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan lingkup gerk sendi glenohumeral yang nyata, baik gerak aktif maunpun pasif. Sifat nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu dapat menunjukkan pola yang spesifik, yaitu kapsuler. Pola kapsuler sendi bahu yaitu gerak eksorotasi paling nyeri dan terbatas kemudian diikuti gerak abduksi dan endorotasi, atau dengan kata lain gerak eksorotasi lebih nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerak endorotasi.c. Penurunan kekuatan ototPada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi) karena adanya penurunan kekuatan otot, sehingga penderita akan melakukan gerakan kompensasi. Juga dapat dijumpai adanya atrofi otot gelang bahu. Biasanya tidak ada yang terlihat pada saat dilakukan inspeksi hanya ditemukan sedikit pengecilan otot (Apley & Solomon, 1995).

6. Terapi Tujuan pengobatan tergantung pada tahap capsulitis perekat tetapi tujuan umum adalah mengurangi rasa sakit dan peradangan dengan meningkatkan jangkauan gerak pada bahu (Frontera, Silver, & Rizzo, 2008).

B. Frozen Shoulder Menurut Tradisional Chinese Medicine (TCM)1. PengertianFrozen shoulder adalah kondisi kronik dari inflamasi yang berkepanjangan yang terjadi di jaringan sendi bahu. Biasanya mengacu pada gejala klinis sensasiyangsakit,berat,keterbatasangerak pada bahu dan ada yang disertai kekakuan (Bing & Hongcai, 2011).

2. Etiologi dan pathogenesisPathogen eksternal yaitu angin, dingin, dan lembab yang menyerang meridian pada bahu dan menyebabkan stagnasi Qi dan darah. Penyebab lainnya adalah sprain otot (keseleo) karena factor kelelahan atau trauma; kurangnya nutrisi pada otot dan tulang yang disebabkan oleh defisiensi Qi dan darah; nyeri bahu yang lama disebabkan karena stagnasi Qi dan darah di area bahu sehingga menyebabkan pembengkakan dan menjadi kaku (Xuemen, 2007).

3. Manifestasi KlinisMenurut (Shaojie, 2002) secara klinis,kondisiterbagimenjaditigatahap:a. Tahapawal1) Tidak adarasa sakityangjelas,satuataulebihbidanglembutdapat ditemukan pada bahu2) Ada keterbatasan gerak dan terkadang ada rasa nyeri yang singkat selama gerakanb. Tahapintermediet1) Rasa nyeri yang tajam dan diperburukpadamalamhari2) Pembengkakanlokal3) Sakitmemburukketikabahupindah4) Peningkatansuhukulit padalokalkrluhan danketerbatasangerakbahuc. Stadiumlanjut1) Bahukakudanterasa nyeri saat digerakkan2) Nyeriterjadipada malam haridansatuataulebihnodulmunculdibahu3) Ada keterbatasan gerak seperti saatmemakai pakaiandanmenyisir rambut4) Otot-ototsekitarbahumengalamiatropi5) X-Raymungkinmenunjukkanpengapuranpadabeberapapasien

4. Diferensiasi Sindrom Menurut TCM, frozen shoulder merupakan periarthritis scapulohumeral dan termasuk dalam kategori Jian Ning (gerakan terbatas bahu), Lou Jian Feng (Omalgia), atau Dong Jie Jian (bahu beku/ frozen shoulder). Biasanya disebabkan oleh trauma atau faktor pathogen angin, dingin atau kelembaban, mengakibatkan obstruksi dari qi dan darah di meridian sehingga terjadi defisiensi nutrisi tendon dan otot. Frozen shoulder umumnya dibagi menjadi 3 yaitu (Yin & Liu, 2000):a. Angin dingin lembabManifestasi : nyeri atau sakit menusuk, adanya kekauan, ketegangan dari bahu dan lengan, rasa baal pada jari yang berhubungan dengan perubahan cuaca dan kelelahan, lapisan lidah putih, nadi tegang.b. Stasis darahManifestasi : nyeri menusuk atau sakit pada sendi bahu, dan keterbatasan gerakan sendi bahu dan dalam jangka waktu tertentu, lidah keunguan dengan bintik-bintik sianotik, nadi seperti senarc. Defisiensi hati dan ginjalManifestasi : nyeri tumpul di sendi bahu, atrofi dari oto-otot local dan gerakan terbatas sari sendi bahu dalam waktu yang lama, dizziness, penglihatan kabur, insomnia, rasa sakit pada punggug bawah dan lutut, lidah merah dengan selaput tipis, nadi dalam dan lemah.

Menurut Xinghua (1996), frozen shoulder di bagi menjadi 4 sindrom yaitu:a. Frozen shoulder pada meridian ParuDitandai dengan keterbatasan gerak ekstensi ke belakang.b. Frozen shoulder pada meridian Usus besarDitandai dengan keterbatasan gerak saat mengangkat lengan kedepan.c. Frozen shoulder pada meridian SanjiaoDitandai dengan keterbatasan gerak saat abduksi.d. Frozen shoulder pada meridian Usus KecilDitandai dengan keterbatasan gerakan abduksi dan mengangkat lengan keatas.

5. Terapi AkupunkturMenurut Yin dan Zhenghua Liu (2002), prinsip terapi dan pemilihan titik berdasarkan sindrom sebagai berikut :a. Angin lembab dingin1) Prinsip terapiMenghilangkan angin, menghilangkan kelembaban dan dingin, menghangatkan meridian, menghilangkan obstruksi pada meridian dan menghilangkan nyeri2) Pemilihan titikJianjing (GB 21), Tianliao (SJ 15), Jianliao (SJ 14), Quchi (LI 11), Waiguan (SJ 5), Houxi (SI 3), dan ashi point (titik lokal keluhan)b. Stasis darah1) Prinsip terapiMeringankan kekauan otot, mengaktifkan kolateral, menghilangkan stasis darah dan mengurangi rasa sakit2) Pemilihan titikJianjing (GB 21), Jianyu (LI 15), Jianliao (SJ 14), ashi point (titik pada lokal keluhan), Waiguan (SJ 5), Quchi (LI 11), Houxi (SI 3), Geshu (BL 17), Weizhong (BL 40)c. Defisiensi hati dan Ginjal1) Prinsip terapiTonifikasi hati dan ginjal, mengurangi kekauan otot dan mengaktifkan kolateral dan mengurangi rasa sakit.2) Pemilihan titikJianjing (GB 21), Jianyu (LI 15), Jianliao (SJ 14), Waiguan (SJ 5), Shenshu (BL 23), Ganshu (BL 18)

Menurut Xinghua (1996), pemilihan titik untuk sindrom meridian sebagai berikut:a. Sindrom meridian Paru (LU)Titik akupunktur : Chize (LU 5), Yuji (LU 10), Yinlingquan (SP 9)b. Sindrom meridian Usus Besar (LI)Titik akupunktur : Jianyu (LI 15)c. Sindrom meridian Sanjiao (SJ)Titik akupunktur :Jianliao (SJ 14), Waiguan (SJ 5), Zhongzhu (SJ 3), Jianjing (GB 21), Yanglingquan (GB 34)d. Sindrom meridian Usus Kecil (SI)Titik akupunktur : Jianzhen (SI 9), Tianzhong (SI 11), Houxi (SI 3), Shenmai (BL 62)

BAB IIITINJAUAN KASUS

A. Laporan Kasus Frozen Shoulder1. Data umumNama : Ny. MJenis Kelamin: PerempuanUsia: 49 tahunAgama: IslamPekerjaan: PNSAlamat: Taman Agung, Nglorog, Sragen

2. Data Karakteristik Pasiena. Vital SignTekanan Darah: 120/80 mmHgBerat Badan: 50 kgTinggi Badan: 155 cmFrekuensi Nadi: 78 detak/menitRespirasi: 19 kali/menit

b. Diagnosa Medis: Frozen Shoulder

c. Anamnesa Medis1) Keluhan UtamaNyeri pada bahu kiri2) Riwayat Penyakit SekarangPasien merasakan nyeri semenjak 3 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan setelah aktivitas mengangkat bed (tempat tidur). Pasien mengeluhkan nyeri yang dirasakan menjalar sampai scapula dan kepala bagian belakang ikut tegang. Nyeri dapat berkurang dengan penghangatan dan diperparah saat aktivitas yang menekan otot (misal: mengangkat benda).3) Keluhan TambahanTidak ada4) Riwayat Penyakit Dahulu Magg 5) Riwayat penyakit KeluargaTidak ada6) Riwayat TerapiPijat, conterpain, dan obat resep dokter

d. Status Diet1) Makanana) Nafsu makan: Kurang baikb) Frekuensi : 3x seharic) Jenis Makanan: Semua jenis makanan (sayur dan buah)d) Porsi makan: Sedikit (setengah piring) e) Kecenderungan Rasa: Tidak ada kecenderungan f) Cemilan: Tidak 2) Minuman a) Frekuensi: Kurang lebih 4-5 gelas dalam seharib) Jenis Minuman: Air putih dan teh (pagi hari)c) Volume: Kurang lebih 1 liter dalam seharid) Panas/ Dingin: Cenderung suka hangat

e. Status BAB-BAK1) BABa) Frekuensi: 1 hari sekalib) Konsistensi: Tidak terlalu kerasc) Bentuk: Berbentukd) Mengejan/tidak: Tidak mengejan2) BAKa) Frekuensi: 4-5 kali/ harib) Jumlah: Sedang tidak terlalu banyakc) Warna: Kuning normal d) BAK malam hari: Tidak ada

f. Status Lokasi1) Lokasi: Bahu kiri2) Penampilan Luar: Tidak ada bengkak pada bahu kiri3) Pergerakan: Adanya keterbatasan gerak akibat nyeri yang dirasakan yang mengakibatkan keterbatasan untuk mengangkat tangan.4) Perabaan: Saat lokasi nyeri ditekan terasa sakit

g. Status OrganKondisi status organ pasien adalah sebagai berikut :1) Hati dan kandung empedu : tidak ada gangguan seperti emosi berlebih dan menghela nafas panjang2) Jantung dan usus halus : ada gangguan tidur (sering terbangun)3) Limpa dan Lambung : nafsu makan kurang baik4) Paru-paru dan usus besar : tidak ada gangguan pernafasan dan buang air besar lancar5) Ginjal dan kandung empedu : tidak ada nyeri pinggang dan buang air kecil lancar6) Sistem-sistem lain : adanya nyeri yang menjalar dari bahu sampai scapula dan kepala bagian belakang bagian belakang yang dilalui meridian Usus Kecil

h. Lidah1) Dasar Lidaha) Warna: Keunguanb) Ukuran: Normal tidak ada pembengkakanc) Tapak gigi: Tidak ada tapak gigid) Bercak sianotik: Tidak ada bercak sianotik

2) Selaput Lidaha) Warna: Putihb) Tebal/ Tipis: Tipisc) Permukaan: Cukup lembabd) Mengelupas: Tidak mengelupas

i. Nadi 1) Kedalaman: Superfisial 2) Kecepatan : Cepat3) Ukuran: Normal4) Kekuatan: Kuat normal

j. Kesimpulan DiagnosaNy. M usia 48 tahun dengan keluhan nyeri bahu termasuk Stagnasi Qi dan Darah di meridian Usus kecil.

k. Prinsip Terapi1) Mengurangi nyeri2) Melancarkan Qi dan Darah3) Merilekskan otot dan tendon

l. Terapi Akupunktur1) Titik UtamaJianjing (GB 20), Tiaokou (ST 38), ashi point (Jins three needle)2) Titik DiferensialWeiguan (SJ 5), Zusanli (ST 36), Shangjuxu (ST 37)3) Alat dan Bahan Terapia) Jarum akupunktur 1,5 cunb) Bengkok c) Kapas alcohol

BAB IVPEMBAHASAN

A. Pengkajian Pada kunjungan pertama Ny.M usia 49 tahun mengeluhkan nyeri bahu kiri dengan diagnosa medis Frozen shoulder. Keluhan nyeri dapat berkurang dengan penghangatan dan diperparah saat aktivitas yang menekan otot (misal: mengangkat benda). Berdasarkan pengamatan, lidah pasien terlihat keunguan yang menandakan adanya stagnasi qi dan darah. Nyeri yang dirasakan menjalar sampai daerah scapula, menandakan adanya nyeri disepanjang meridian usus kecil.Berdasarkan perabaan, nadi pasien superficial yang menandakan penyakit pasien baru di meridian, nadi cepat dan perabaan pada local nyeri terasa sakit menandakan penyakit pasien bersifat ekses.

B. Diagnosa AkupunkturDari beberapa data diatas sebagian besar merupakan karakteristik sindrom frozen shoulder karena stagnasi Qi dan darah di meridian usus kecil. Frozen shoulder adalah kondisi kronik dari inflamasi yang berkepanjangan yang terjadi di jaringan sendi bahu. Biasanya mengacu pada gejala klinis sensasiyangsakit,berat,keterbatasangerak pada bahu dan ada yang disertai kekakuan (Bing & Hongcai, 2011).Sindrom frozen shoulder karena stagnasi Qi dan darah di meridian usus kecil ditandai dengan keterbatasan gerakan abduksi dan mengangkat lengan keatas (Bai, 1996).Dalam kedokteran timur menggambarkan kondisi tersebut sebagai akibat masuknya pathogen angin dingin dan lembab pada meridian regio bahu dimana terjadi kekurangan Qi dan darah serta nutrisi. Wei Qi tidak cukup kuat untuk mengontrol permukaan tubuh atau diakibatkan oleh penggunaan sendi bahu yang berlebih, terkilir, kontusio yang mengakibatkan stagnasi Qi dan darah pada regio bahu (Zheng & Qian, 2002). Hal ini sesuai dengan manifestasi yang dikeluhkan pasien yaitu nyeri menjalar sampai scapula, adanya keterbatsan gerak saat melakukan gerakan abduksi, mengangkat lengan keatas dan kedepan.

C. Terapi AkupunkturPrinsip terapi pada kasus ini adalah meredakan nyeri, mengurangi kekauan otot dan melancarkan aliran Qi dan Xue yang mengalami stagnasi pada meridian. Titik utama adalah Jianjing (GB 20), ashi point (Jins three needle), Tiaokou (ST 38). Sedangkan titik diferensialnya meliputi Zusanli (ST 36), Shangjuxu (ST 37), Weiguan (SJ 5).Jadwal terapi akupunktur dilakukan 2 kali dalam seminggu dan alat yang digunakan jarum akupunktur dan kapas alkohol. Lama terapi adalah 10- 20 menit.

D. Evaluasi TerapiEvaluasi yang dilakukan setelah kunjungan pertama pasien, sebagai berikut :1. Kunjungan pada tanggal 23 Oktober 2014Pasien mengeluhkan masih ada rasa nyeri sekitar bahu dan tidak bisa melakukan gerakan mengangkat tangan keatas dan kedepan. Saat pasien datang skala nyeri berada pada angka 4.2. Kunjungan pada tanggal 27 Oktober 2014Pasien mengeluhkan terkadang ada bunyi klik pada tulang secara tiba-tiba tetapi sudah ada perubahan yaitu pasien sudah bisa mengangkat tangan kedepan walaupun pelan-pelan dengan waktu agak lama dan sudah bisa mengangkat ke atas.3. Kunjungan pada tanggal 29 Oktober 2014Sebelum terapi: Pasien mengeluhkan bunyi klik masih ada tetapi sudah berkurang, sudah bisa mengangkat tangan kedepan tapi tidak bisa bertahan lama dan ada rasa nyeri dan kencang dilengan atas secara tiba-tiba dan skala nyeri menjadi skala 2.Setelah terapi: Pasien sudah merasakan lebih nyaman, rasa tegang dan kencang sudah menghilang tetapi masih ada sedikit nyeri pada bahu. Kemudian diberikan obat anti nyeri oleh dokter.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan Penatalaksanaan akupunktur pada Ny. M dengan kasus frozen shoulder dapat disimpulkan :1. Adanya hubungan antara teori dengan kasus frozen shoulder pada Ny.M2. Dari penatalaksanaan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa pasien Ny. M usia 49 tahun dengan keluhan nyeri bahu kiri termasuk sindrom stagnasi Qi dan darah di meridian usus kecil.3. Terapi akupunktur dengan keluhan nyeri bahu kiri adalah dengan menggunakan titik selama 10-20 menit4. Akupunktur sebagai salah satu alternatif terapi untuk frozen shoulder baik secara preventif ataupun kuratif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai jurnal penelitian tentang keefektifan akupunktur dalam kasus ini untuk meringankan keluhan nyeri, mengobati kapsul sendi yang mengkerut dan meringankan kekakuan otot.

B. Saran 1. Saran untuk pasiena. Hindari pergerakan bahu yang berlebihanb. Perbanyak minum air putihc. Hindari mengangkat beban yang terlalu beratd. Istirahat dan olahraga yang cukupe. Diharapkan melakukan terapi akupunktur secara rutin agar memperoleh hasil maksimal

2. Saran untuk akupunktur terapisUntuk memperoleh hasil terapi yang maksimal dalam penanganan kasus diharapkan akupunktur terapis sudah menguasai 4 cara pemeriksaan dan 8 dasar diagnosa sehingga dapat menegakkan diagnosa secara tepat dan dapat melakukan penanganan yang maksimal.

3. Saran untuk masyarakatSetelah memahami pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta permasalahan lain yang berhubungan dengan kasus frozen shoulder diharapkan masyarakat dapat menghindari factor pemicu frozen shoulder sehingga dapat melakukan pencegahan. Akupunktur juga dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif karena sangat efektif untuk terapi kasus frozen shoulder.

Refrensi Apley, A. G., & Solomon, L. (1995). Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley, 7th ed. Jakarta: Widya Medika.Bai, X. (1996). Acupuncture in Clinical Practice. Somerest: The Bath Press.Bing, Z., & Hongcai, W. (2011). Acupuncture Therapeutic. USA: Singing Dragon.Dewi, K. (2011). Akupunktur sebagai TerapiI pada Frozen Shoulder.Enggar, P. (2012). Asuhan Akupunktur pada Tn.S dengan Kasus Frozen Shoulder Sindrom Stasis Darah.Fridayani, Y., Maharani, I. P., Meilisa, & Prasana, E. J. (2014). Frozen Shoulder. Frontera, W. R., Silver, S. K., & Rizzo, T. D. (2008). Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation. Philadephia: Saunder Elsevier.Shaojie, L. (2002). Handbook of Acupuncture in the Treatment of Musculoskeletal Conditios. C: British Library Cataloguing in Publication Data.Sun, K., Chan, K., Lo, S., & Fong, D. (2001). Acupuncture for frozen shoulder. 381.Thomson, A. M. (2007). Tidy's Physiotherapy. 12th ed. Oxford: Butterworth-Heineman.Winaya, I. M. (2013). EFEK PENAMBAHAN CONTRAC RELAX AND STRETCHING (CRS). 3.Xuemen, S. (2007). Acupuncture and Moxibustion. Higher Education Press.Yin, G., & Liu, Z. (2000). Advanced Modern Chinese Acupuncture. China: New World Press.Zheng, Q., & Qian, C. (2002). Clnical Wonders of Acupuncture-Moxibustion Ed1. Beijing: Foreign Languages Press.