makalah fix pencernaan.docx

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu organ tubuh yang penting dan berperan dalam sistem pencernaan yaitu hati. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg .Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001).Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.Permukaan atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ- organ abdomen.Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritonium kecuali di daerah posterior-posterior yang berdekatan dengan vena cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut kapsul glisson. Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita.yaitu proses metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, proses penyimpanan energi, pengaturan metabolisme kolesterol, dan peneralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. Karena banyaknya fungsi dari hati tersebut, maka kita patut mengetahui tentang jenis penyakit yang sering menyerang organ ini.Penyakit yang penting untuk dibahas di sini adalah hepatitis.Penyakit hepatitis ini adalah penyakit yang sangat 1

Transcript of makalah fix pencernaan.docx

Page 1: makalah fix pencernaan.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu organ tubuh yang penting dan berperan dalam sistem pencernaan yaitu hati.

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5 kg .Sekitar

300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%, merupakan

tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H, 2001).Hati manusia

terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma, dikedua sisi kuadran atas,

yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.Permukaan atas terletak bersentuhan

dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ

abdomen.Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh

peritonium kecuali di daerah posterior-posterior yang berdekatan dengan vena cava inferior

dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma.Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal,

terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut kapsul glisson.

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh

sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah.Di dalam hati terjadi proses-

proses penting bagi kehidupan kita.yaitu proses metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan

vitamin, proses penyimpanan energi, pengaturan metabolisme kolesterol, dan peneralan

racun/obat yang masuk dalam tubuh kita.

Karena banyaknya fungsi dari hati tersebut, maka kita patut mengetahui tentang jenis

penyakit yang sering menyerang organ ini.Penyakit yang penting untuk dibahas di sini adalah

hepatitis.Penyakit hepatitis ini adalah penyakit yang sangat berbahaya jika tidak ditangani

segera dan dapat menimbulkan kematian.

Dengan demikian, maka dianggap penting kita sebagai perawat untuk mengetahui

tentang penyakit hepatitis secara rinci dan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien

hepatitis, sehingga penyakit tersebut dapat diatasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang akan

dibahas pada makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hepatitis?

2. Apa saja jenis-jenis penyakit hepatitis?

3. Bagaimana etiologi penyakit hepatitis?

4. Bagaimana manifestasi klinis penyakit hepatitis?

5. Bagaimana patofisiologi penyakit hepatitis?

6. Apa komplikasi penyakit hepatitis?

7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit hepatitis?

1

Page 2: makalah fix pencernaan.docx

8. Bagaimana pencegahan penyakit hepatitis?

9. Bagaimana penatalaksanaan dan terapipenyakit hepatitis?

10. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit hepatitis?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah:

1. Tujuan umum dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan

penanganan pada pasien hepatitis.

2. Tujuan khusus dari penulisan makalah diharapkan mahasiswa mampu :

a. Mengetahui pengertian penyakit hepatitis.

b. Mengetahui jenis-jenis penyakit hepatitis.

c. Mengetahui etiologi penyakit hepatitis.

d. Mengetahui manifestasi klinis penyakit hepatitis.

e. Mengetahui patofisiologi penyakit hepatitis.

f. Mengetahui komplikasi penyakit hepatitis.

g. Mengetahui pemeriksaan diagnostik penyakit hepatitis.

h. Mengetahui pencegahan penyakit hepatitis.

i. Menegtahui penatalaksanaan dan terapi penyakit hepatitis.

j. Mengetahui asuhan keperawatan penyakit hepatitis.

2

Page 3: makalah fix pencernaan.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyakit Hepatitis

Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hepatitis.Hepatitis adalah

peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan. Hepatitis adalah

suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan

oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Sujono Hadi, 1999).

Sedangkan virus hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,

biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001). Virus yang menyebabkan penyakit ini

berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Virus

hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis

B (HBV), hepatitis C (HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan

hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik

(Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).

Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan

jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu

dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :

1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.

2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung

empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.

3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.

Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh penggunaan alkohol

dan penggunaan obat-obatan.Penggunaan alkohol yang berlebihan menyebabkan alkohol

hepatitis yang bisa berkembang menjadi alkohol sirosis, sementara penggunaan obat-obatan

dapat mengakibatkan hepatitis toksis.

Hepatitis dibagi dua tahapan, yaitu :

1. Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama < 6 bulan.

2. Hepatitis kronik : gangguan-gangguan yang terjadi > 6 bulan dan kelanjutan dari hepatitis

akut.

3. Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga kegagalan

hati dalam waktu kurang dari 4 minggu. Oleh karena itu hanya terjadi pada bentuk akut.

B. Jenis-Jenis dan Etiologi Penyakit Hepatitis

1. Virus Hepatitis A (HAV)

Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri dengan masa inkubasi

2 hingga 6 minggu.HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa dan

hanya sekali-sekali menyebabkan hepatitis fulminan. Angka kematian akibat HAV sangat

3

Page 4: makalah fix pencernaan.docx

rendah, sekitar 0,1% dan tampaknya lebih sering terjadi pada pasien yang sudah mengidap

penyakit hati akibat penyebab lain, misalnya virus hepatitis B atau alkohol. Gejala klinis

cenderung ringan atau asimtomatik dan jarang setelah masa kanak-kanak.

HAV menyebar melalui ingesti makanan dan minuman yang tercemar dan

dikeluarkan melalui tinja selama 2 hingga 3 minggu sebelum dan 1 minggu setelah onset

ikterus.HAV tidak dikeluarkan dalam jumlah signifikan dalam air liur, urine, atau

semen.Kontak pribadi yang erat dengan orang yang terinfeksi selama periode fecal

shedding, disertai kontaminasi fases-oral, merupakan penyebab utama penularan. Infeksi

sporadis dapat terjadi akibat mengonsumsi kerang mentah dan dikukus (tiram, remis,

kijing), yang memekatkan virus dari air laut yang tercemar oleh tinja manusia .karena

viremia HAV transien, penularan HAV melalui darah jarang terjadi, sehingga darah donor

tidak secara spesifik ditapis untuk virus ini.

HAV adalah pikornavirus RNA untai-tunggal (single-stranded, ssRNA) yang kecil

dan tidak berselubung.Virus itu sendiri tampaknya tidak bersifat sitotoksik terhadap

hepatosit sehingga cedera hati mungkin terjadi akibat kerusakan imunologis hepatosit yang

terinfeksi.Antibodi spesifik terdapat HAV tipe IgM muncul didarah saat onset gejala, dan

merupakan penanda handal untuk mengetahui infeksi akut.Pengeluaran virus melalui feses

berakhir seiring dengan meningkatnya titer IgM. Respons IgM menurun dalam beberapa

bulan, disertai munculnya IgG anti HAV. Yang terakhir ini menetap seumur hidup,

menimbulkan imunitas terhadap reinfeksi oleh semua strain HAV (karena bermanfaat

untuk vaksinasi).

2. Virus Hepatitis B (HBV)

HBV dapat menyebabkan (1) hepatitis akut dengan pemulihan dan hilangnya virus,

(2) hepatitis kronis nonprogresif, (3) penyakit kronis progresif yang berakhir dengan

sirosis, (4) hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif, dan (5) keadaan pembawa

asimtomatik, dengan atau tanpa penyakit subklinis progresif. HBV juga berperan penting

dalam terjadinya karsinoma hepatoselular.

Tidak seperti HAV, HBV menetap didarah selama stadium akhir dari masa inkubasi

yang lama (4 hingga 26 minggu) dan selama episode aktif pada hepatitis akut dan

kronis.Virus juga terdapat dalam semua cairan tubuh fisiologis dan patologis, kecuali tinja.

HBV merupakan virus yang “tahan bating” dan dapat bertahan pada suhu dan kelembapan

yang ekstrem. Oleh karena itu, sementara darah dan cairan tubuh merupakan kendaraan

utama untuk penularan, virus juga dapat menyebar melalui kontak dengan sekret tubuh,

seperti semen, air liur, keringat,air mata, air susu, dan efusi patologis. Di daerah yang

endimitasnya tinggi, penularan vertikal dari ibu ke anak saat persalinan merupakan cara

utama penularan. Di daerah yang endimitasnya rendah, penularan horizontal melalui

transfusi, produk darah, dialisis, kecelakaan tertusuk jarum pada pekerja kesehatan,

pengguna obat terlarang intravena, dan penularan seksual (homo- atau heteroseksual)

4

Page 5: makalah fix pencernaan.docx

merupakan cara utama infeksi HBV. Pada sepertiga pasien, sumber infeksi tidak

diketahui.Infeksi parinatal menyebabkan angka infeksi HBV kronis yang paling tinggi.

HBV adalah anggota Hepadnaviridae, kelompok virus DNA yang menyebabkan

hepatitis diberbagai spesies hewan.Genom HBV merupakan molekul DNA sirkular untai-

ganda parsial dengan 3200 nukleotida, yang mengkode.

Petanda serologik pertama yang dipakai untuk identifikasi HBV adalah antigen

permukaan (HBsAg, dahulu disebut “antigen Australia” [HAA]), yang positif kira-kira 2

minggu sebelum timbulnya gejala klinis, dan biasanya menghilang pada masa konvalesen

dini tetapi dapat pula bertahan selama 4 sampai 6 bulan.Pada sekitar 1% samapi 2%

penderita hepatitis kronik, HBsAg menetap selama lebih dari 6 bulan.Penderita-penderita

seperti ini disebut sebagai “pembawa” HBV (Dienstag, 1990). Adanya HBsAg

menandakan penderitadapat menularkan HBV ke orang lain dan menginfeksi mereka.

Petanda yang muncul berikutnya biasanya merupakan antibodi terhadap antigen

“inti” sendiri, HBcAg, tidak terdeteksi secara rutin di dalam serum penderita infeksi HBV,

karena terletak di dalam kulit luar HBsAg. Antibodi anti-HBc dapat terdeteksi segera

setelah gambaran klinis hepatitis muncul dan menetap untuk seterusnya; antibodi ini

merupakan petanda kekebalan yang paling jelas didapat dari infeksi HBV (bukan dari

vaksinasi).

Antibodi yang muncul berikutnya adalah antibodi terhadap antigen permukaan, anti-

HBs. Antibodi anti-HBs timbul setelah infeksi membaik dan berguna untuk memberikan

kekebalan jangka panjang.

Antigen “e”, HBeAg, merupakan bagian HBV yang larut.Antigen ini timbul

bersamaan atau segera setelah HBsAg dan menghilang beberapa minggu sebelum HBsAg

menghilang.HBeAg selalu ditemukan pada semua infeksi akut, menunjukkan adanya

replikasi virus dan bahwa penderita dalam keadaan sangat menular.

Akhirnya, pembawa HBV merupakan individu yang pemeriksaan HBsAgnya positif

pada sekurang-kurangnya dua kali pemeriksaan yang berjarak 6 bulan, atau individu

dengan hasil tes terhadap HBsAgnya positif tetapi IgM anti-HBcnya negatif dari

satuspesimen tunggal. (Centers for Disease Control, 1990).Derajat kemampuan menular

berhubungan paling erat dengan hasil tes HBeAg positif.

3. Virus Hepatitis C (HCV)

HCV adalah virus RNA untai-tunggal positivense yang termasuk dalam Flaviviridae,

suatu kelas virus yang mencakup virus hepatitis G serta virus penyebab demam dengue

dan demam kuning. Virus ini mengandung rasio terminal 5’ dan 3’ yang highly conserved

(tidak banyak mengalami perubahan) mengapit hampir 9000 sekuensi nukleotida yang

secara inheren tak stabil. Telah ditemukan berbagai tipe dan subtipe, termasuk pada satu

orang. Variabilitas ini sangat mempersulit upaya pengembangan vaksin HCV, terutama

karena peningkatan titer IgC anti HCV yang terjadi setekah infeksi aktif tampaknya tidak

5

Page 6: makalah fix pencernaan.docx

memberikan imunitas efektif terhadap infeksi HCV berikutnya, baik akibat reaktivitas

suatu strain endogen maupun infeksi oleh strain baru.

Cara penularan utama adalah inokulasi dan transfusi darah, dengan para pemakai

obat terlarang intravena.Seperti HBV, maka HCV diduga terutama ditularkan melalui jalan

parenteral dan kemungkinan melalui kontak seksual. Virus ini dapat menyerang semua

kelompok usia, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa. Masa inkubasi berkisar antara

15 sampai 150 hari, rata-rata sekitar 50 hari.

RNA HCV dapat dideteksi dalam darah selama 1 hingga 3 minggu dan disertai oleh

peningkatan kadar aminotransferase serum. Perjalanan klinis hepatitis HCV akut biasanya

lebih ringan daripada hepatitis HBV dan asimtomatik pada 75% orang.Meskipun antibodi

netralisasi anti-HCV terbentuk dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan, RNA-

HCV tetap berada dalam darah pada banyak pasien. Oleh karena itu, gambaran khas

infeksi HCV adalah peningkatan episodik kadar aminotransferase serum walaupun tidak

ada gejala klinis, dan ini mungkin mencerminkan serangan berulang nekrosis

hepatoselular. Penelitian eksperimental telah memastikan adanya keadaan pembawa pada

hepatitis ini, yaitu sekitar 1% sampai 3% dari seluruh populasi umum dewasa sehat

(Centers for Disease, 1990).

4. Virus Hepatitis D (HDV)

HDV, juga disebut virus hepatitis delta, adalah suatu virus RNA unik yang bersifat

defektif dalam replikasi, menimbulkan infeksi hanya jika terbungkus oleh HBsAg.Oleh

karena itu, meskipun secara taksonomis berbeda dengan HBV, tetapi HDV bergantung

secara mutlak pada koinfeksi HBV untuk multiaplikasinya. Oleh karena itu, hepatitis delta

muncul dalam dua keadaan: (1) koinfeksi akut setelah pajanan ke serum yang mengandung

HDV dan HBV dan (2) superinfeksi inokulum baru HDV pada pembawa kronis HBV.

Pada kasus pertama, infeksi HBV harus terjadi sebelum HBsAg tersedia untuk

perkembangan virion lengkap HDV.Sebagian besar orang yang mengalami koinfeksi dapat

melenyapkan virus dan pulih sempurna.Dapat terjadi hepatitis fulminan, jarang hepatitis

kronis.Perjalanannya berbeda untuk orang yang mengalami superinfeksi.Pada sebagian

besar kasus, terjadi akselerasi hepatitis, paling sering menjadi hepatitis kronis yang lebih

parah, 4 hingga 7 minggu kemudian.Pembawa virus mungkin sebelumnya asimtomatik

(“sehat”) atau sudah mengidap hepatitis kronis.

Infeksi HDV umumnya terbatas pada pencandu obat dan orang yang sring mendapat

transfusi (misalnya, pengidap hemofilia), yang memperlihatkan angka prevalensi 1%

hingga 10%.Kelompok risiko tinggi lainnya untuk HBV1 berisiko rendah terjangkit infeksi

HDV kerena penyebab yang belum diketahui.

HDV adalah partikel berbungkus ganda yang dengan mikroskop elektron tampak

mirip HBV.Antigen selubung permukaan HBsAg mengelilingi antigen delta internal (Ag

HDV).Pada Ag HDV terdapat sebuah molekul melingkar kecil berupa RNA untai-

6

Page 7: makalah fix pencernaan.docx

tunggal.Meskipun hubungan antara HBV dan HDV dalam patogenesis penyakit hati masih

belum jelas, infeksi HDV berpengaruh buruk pada perjalanan penyakit.

RNA HDV dan Ag HDV dapat ditemukan dalam darah dan hati tepat sebelum dan

pada tahap awal penyakit simtamotik akut. IgM anti-HDV merupakan indikator paling

andal untuk mengetahui pajanan baru ke HDV,tetapi kemunculan antibodi ini bersifat

sementara. Bagaimanapun, koinfeksi akut oleh HDV dan HBV paling baik ditunjukkan

dengan terdeteksinya IgM terhadap Ag HDV dan HBcAg (yang menandakan infeksi

hepatitis B baru). Pada hepatitis delta kronis akibat superinfeksi HDV, HBsAg terdapat di

dalam serum; dan antibodi anti-HDV (IgM dan IgG) menetap dengankadar rendah selama

berbulan-bulan atau lebih.

5. Virus Hepatitis E (HEV)

HEV adalah infeksi yang ditularkan secara enteris melalui air dan terutama terjadi

setalah masa bayi.HEV bersifat endemik, dengan angka prevalensi antibodi IgG dan anti-

HEV dalam populasi mendekati 40%.Pada sebagian besar kasus, penyakit bersifat

swasirna; HEV tidak menyebabkan penyakit hati kronis atau viremia persisten.Gambaran

khas infeksi adalah angka kematian yang tinggi pada perempuan hamil, mencapai

20%.Masa inkubasi rerata setelah pajanan adalah 6 minggu (rentang, 2 hingga 8 minggu).

HEV adalah virus RNA untai-tunggal yang tidak berselubung dan paling baik

ditandai sebagai calicivirus.Selama infeksi aktif, dapat ditemukan antigen spesifik (Ag

HEV) dalam sitoplasma hepatosit. Virus dapat ditemukan dalam tinja dengan pemeriksaan

mikroskopis elektron, dan dalam serum dapat dideteksi adanya anti-HEV dan RNA HEV.

6. Virus Hepatitis F dan Virus Hepatitis G (HGV)

Beberapa epidemi yang disebut “hepatitis F” terjadi beberapa tahun yang lalu dan

virusnya belum dapat diidentifikasi.Sementara itu “kereta abjad” terus melaju, dan

hepatitis G, suatu flavirus yang mirip dengan HCV, berhasil diklon pada tahun 1995.HGV

ditularkan melalui darah atau produk darah yang tercemar dan mungkin melalui

hungungan seksual. Prevalensi RNA HGV dalam darah donor berkisar dari 1% hingga

4%, insiden infeksi HGV baru diantara para pasien hemodialisis melebihi 2% per tahun.

Pada hampir 75% infeksi, HGV dibersihkan dari plasma; pada kasus sisanya, infeksi HGV

menjadi kronis. Tempat replikasi HGV kemungkinan besar adalah sel mononukleus ; oleh

karena itu, HGV merupakan nama yang kurang tepat karena virus ini tidak bersifat

hepatotropik dan tidak menyebabkan peningkatan aminotransferase serum. Meskipun

belum terbukti secara pasti, sebagian besar data tidak menunjukkan adanya efek patologis

HGV, dan tampaknya tidak perlu dilakukan pemeriksaan penyaring untuk RNA HGV

pada darah donor.Yang mengejutkan, infeksi HGV tampaknya menimbulkan efek protektif

pada pasien yang mengalami koinfeksi HIV.Penelitian mengisyaratkan bahwa HGV

menghambat replikasi HIV pada biakan sel mononukleus darah perifer.

Berikut tabel perbedaan antara jenis-jenis penyakit hepatitis, yaitu:

7

Page 8: makalah fix pencernaan.docx

Jenis Penularan Prognosis Diagnosis

Hepatitis A Oral atau Fekal Biasanya sembuh

sendiri

Antibodi hepatitis A;

IgM (stadium dini ),

IgG (stadium lanjut).

Hepatitis B Ditularkan melalui darah,

khusunya dari ibu ke anak.

Juga ditularkan melalui

hubungan kelamin.

Biasanya sembuh

sendiri. 10%

diantaranya dapat

menjadi hepatitis B

kronis atau

fulminant.

Antigen permukaan

hepatitis B (HbsAg)

dan antigen inti

( HbeAg) yang

diikuti dengan

antibodi terhadap

antigen permukaan

heptitis B ( HbsAb)

dan antigen inti

(HbeAb).

Hepatitis C Ditularkan melalui darah

( angka penularan melalui

hubungan kelamin rendah).

50% dapat menjadi

infeksi kronis.

Antibodi hepatitis C.

Hepatitis D Ditularkan melalui darah.

Ko-infeksi hanya dengan

hepatitis B

Meningkatkan

kemungkinan

perburukan hepatitis

B.

Antigen hepatitis D,

antibodi hepatitis D

Hepatitis E Air tercemar, oral, atau

fekal.

Biasanya sembuh

sendiri tetapi

menimbulkan angka

kematian tinggi pada

wanita hamil.

Pengukuran virus

hepatitis E

C. Manifestasi Klinis Penyakit Hepatitis

Infeksi virus hepatitis dapat menimbulkan berbagai efek yang berkisar dari gagal hati

yang fulminan sampai hepatitis anikretik subklinis.Hepatitis anikretik subklinis lebih sering

terjadi pada infeksi HAV, dan penderita seringkali mengira menderita “flu”.Infeksi HBV

cenderung lebih berat dibandingkan infeksi HAV, dan lebih sering terjadi insidensi nekrosis

masif dan gagal hati fulminan.

Dari semua jenis penyakit/tingkatan penyakit hepatitis dapat diketahui bahwa gejala

awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya:

1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah.

2. Gejaal flu, faringitis, batuk, coryza, fotopobia, sakit kepala dan mialgia.

3. Demam ditemukan pada infeksi HAV.

8

Page 9: makalah fix pencernaan.docx

4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap.

5. Rasa lelah, diare, sakit perut, mata kuning, dan hilangnya nafsu makan.

6. Pruritus (biasanya ringan dan sementara).

7. Nyeri tekan pada hati.

8. Splenomegali ringan.

9. Limfadenopati.

Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu (Sudoyo Aru dkk., 2009):

1. Fase Inkubasi : waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Panjang

fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar

dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi.

2. Fase prodormal (pra ikterik): fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan

timbulnya gejala ikterus. Fase prodromal diikuti oleh fase ikterik dan awitan ikterus. Fase

ini biasanya berlangsung selama 4 hingga 6 minggu namun dapat mulai mereda dalam

beberapa hari. Awitannya dapat disingkat atu insidious ditandai dengan malaise umum,

mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia, diare, demam, dan

nyeri abdomen di kuadran kanan atas atau epigastrium.

3. Fase ikterus: fase munculnya setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan

dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan gejala

prodormal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.

Fase ikterik dikaitkan dengan hiperbilirubinemia (baik fraksi terkonjugasi dan tak

terkonjugasi) yang biasanya kurang dari 10 mg/dl.Kadar fosfate alkali serum biasanya

normal atau sedikit meningkat.Leukositosis ringan lazim ditemukanpada hepatitis virus,

dan waktu protrombin dapat memanjang.HBsAg ditemukan dalam serum selama fase

prodromal dan memastikan adanya hepatitis HBV.

4. Fase konvalesen (penyembuhan): menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi

hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Nafsu makan kembali normal,

keadaan akut akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan

laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B.

D. Patofisiologi Penyakit Hepatitis

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan

oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari

hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan

berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap

suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel

hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh

respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya,

sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

9

Page 10: makalah fix pencernaan.docx

Pengaruh alcohol, virus hepatitis, toksin

Gangguan suplai darah normal paad sel-sel hepar

Inflamasi pada hepar

Hipertermi Peregangan kapsula hati

Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu

intrahepatik

HepatomegaliPerasaan tidak nyaman dikuadran kanan atas

Nyeri akut Anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan metabolise karbohidrat, lemak, dan

protein

Obstruksi Kerusakan konjungsi

Glikogenesis menurun

Glukoneogenesis menurun

Glikogen dalam hepar berkurang

Glikogenesis menurun

Glukosa daalm darah berkurang

Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Cepat lelah

Intoleransi aktivitas

Gangguan eksresi empedu

Retensi bilirubin

Regurgugitasi pd duktuli empedu intra hepatik

Bilirubin direk meningkat

Bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus

hepatikus

Bilirubin direk meningkat

Ikterus

Peningakatn garam empedu dalam darah

Larut dalam air

Pruritus

Perubahan kenyamanan Eksresi kedalam kemih

Bilirubinuria dan kemih berwarna gelap

Resiko gangguan fungsi hati10

Page 11: makalah fix pencernaan.docx

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan

dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut

kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin yang

belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya

kerusakan sel hati, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam

hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna

dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi),

empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah

mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan

karena gangguan dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Feses mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu feses tampak pucat

(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam

kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar

bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang

akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

E. Komplikasi Penyakit Hepatitis

Komplikasi pada penyakit hepatitis adalah :

1. Timbulnya hepatitis kronis.

2. Individu yang daya tanggap imunnya rendah hasil akhirnya buruk.

3. Individu yang terinfeksi oleh HBV dan HCV berisiko tinggi mengalami sirosis hati.

F. Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Hepatitis

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit hepatitis,

yaitu :

1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen

urobilirubin direk

bilirubun serum total

bilirubin urine

urobilinogen urine

urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

protein totel serum

albumin serum

globulin serum

11

Page 12: makalah fix pencernaan.docx

-HbsAG

c. Waktu protombin

respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

AST atau SGOT

ALT atau SGPT

LDH

Amonia serum

2. Radiologi

a. foto rontgen abdomen

b. pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel

radioaktif

c. kolestogram dan kalangiogram

d. arteriografi pembuluh darah seliaka

3. Pemeriksaan tambahan

a. laparoskopi

b. biopsi hati

G. Pencegahan Penyakit Hepatitis

Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan melalui imunisasi karena keterbatasan

pengobatan hepatitis virus.Kini tersedia imunisasi pasif dan aktif untuk HAV dan HBV.CDC

(2000) telah menerbitkan rekomendasi untuk praktik pemberian imunisasi sebelum dan

sesudah pajanan virus.

Imunoglobulin (IG) dahulu disebut globulin serum imun, diberikan sebagai

perlindungan sebelum dan sesudah terpajan HAV.Semua sediaan IG mengandung anti-HAV.

Profilaksis sebelum pajanan dianjurkan untuk wisatawan manca negara yang akan bekunjung

ke negara-negara endemis-HAV. Bila kunjungan berlangsung kurang dari 3 bulan, maka

diberikan dosis tunggal IG (0,2 ml/kgBB) secara IM; bila kunjungan diperkirakan lebih lama,

diberikan 0,06 ml/kg setiap 4 hingga 6 bulan.

Pemberian IG pasca pajanan bersifat efektif dalam mencegah atau mengurangi

keparahan infeksi HAV. Dosis 0,02 ml/kg deberikan sesegera mungkin atau dalam waktu 2

minggu setelah pajanan. Inkulasi dengan IG diindikasikan bagi anggota keluarga yang tinggal

serumah, staf pusat penitipan anak, pekerja di tinggal serumah, dan wisatawan ke negara

berkembang dan tropis.

Kini tersedia imunoglobulin HBV titer tinggi (HBIG) dan vaksin untuk mencegah dan

mengobati HBV. Pemberian profilaksis sebelum pajanan dianjurkan bagi individu yang

beresiko menderita HBV, yang meliputi :

1. Pekerja layanan kesehatan.

12

Page 13: makalah fix pencernaan.docx

2. Klien dan staf lembaga cacat mental.

3. Pasien hemodialisis.

4. Pria homoseksual yang aktif secara seksual.

5. Pemakai obat intravena.

6. Penerima produk darah secara kronis.

7. Kontak serumah atau berhubungan seksual dengan penderita karier HBsAG.

8. Heteroseksual yang aktif secara seksual dengan banyak pasangan.

9. Wisatawan mancanegara ke daerah endemis HBV.

10. Pengungsi dari daerah endemis HBV.

HBIG merupakan obat terpilih untuk profilaksis pasca pajanan jangka pendek.

Pemberian vaksisn HBV dapat dilakukan bersamaan untuk mendapatkan imunitas jangka

panjang, tergantung pada situasi pajanan. CDC merekomendasikan pemberian HBIG dan

HBV dalam 12 jam setelah lahir pada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif. Lebih

jauh, mereka menganjurkan uji rutin HBsAg pranatal pada semua wanita hamil dimasa yang

akan datang, karena kehamilan akan menyebabkan penyakit berat pada ibu dan infeksi kronis

pada neonatus. Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif dan HBeAg positif berisiko

sebesar 70 hingga 90% untuk terinfeksi HBV; 80 hingga 90% bayi yang terinfeksi akan

menjadi karier HBV kronis, dan lebih dari 25% dari penderita karier ini akan meninggal

akibat karsinoma hepatoselular primer atau sirosis hati.

Petugas yang terlibat dalam kontak risiko-tinggi (misal, pada hemodialisis, transfusi

tukar dan terapi parenteral) perlu sangat hati-hati dalam menangani peralatan dan

menghindari tusukan jarum.

Tindakan dalam masyarakat yang penting untuk mencegah hepatitis mencakup

penyediaan makanan dan air bersih yang aman, serta sistem pembuangan sampah yang

efektif. Penting untuk memperhatikan higiene umum, mencuci tangan, serta membuang urine

dan feses terinfeksi secara aman. Pamakaian kateter, jarum suntik, dan spuit sekali pakai,

akan menghilangkan sumber infeksi yang penting. Semua donor darah yang perlu disaring

terhadap HAV, HBV dan HCV sebelum diterima menjadi panel donor.

H. Penatalaksanaan dan Terapi Penyakit Hepatitis

Penatalaksanaan dan terapi pada pasien hepatitis, yaitu :

1. Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif, misalnya istirahat sesuai kebutuhan.

2. Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari konsumsi alkohol. Alkohol

memperburuk stadium dan mempercepat perburukan HBV dan khususnya HCV.

Pemakain alkohol pada pasien yang menderita HCV meningkatkan risiko terjadinya

karsinoma hepatoselular dan menurunkan respon terhadap pengobatan.

3. Penderita hepatitis harus mendapatkan penyuluhan mengenai cara penularan kepada mitra

seksual dan anggota keluarga.

13

Page 14: makalah fix pencernaan.docx

4. Terapi obat bagi individu yang terinfeksi biasanya dilakukan secara bertahap untuk infeksi

kronis. Suntikan interferon alfa (IFN-alpa), suatu sitokin paten, telah dipakai untuk

mengobati HBV dan HBC. Suntikan biasanya diberikan 3 kali seminggu selama minimal 3

bulan. Keefektifan IFN-alpa untuk kedua infeksi tersebut bervariasi. Bahkan pada individu

yang memperlihatkan perbaikan enzim hati setelah pengobatan, efek obat ini hanya

smentara. Dengan obat ini, HBV menetap yang dijumoai pada sekitar 30% pasien,

sementara hilangnya HCV dalam jangka waktu lama jarang sekali terjadi. Interferon

umunya dikontraindikasikan bagi penderita yang penyakit hati yang berada pada stadium

sangat lanjut. Selain itu, interferon dihubungkan dengan efek samping yang signifikan,

termaksuk mialgia, demam, trombositopenia, dan depresi. Munculnya efek samping

tersebut menyebabkan banyak pasien yang tidak diindikasikan untuk pengobatan ini dan

pengobatan dihentikan sejak awal untuk pasien tertentu.

5. Analog nukleotida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse transcriptase virus

menjadi obat penting bagi hepatitis kronis. Obat-obat ini awalnya dibuat dan digunakan

untuk pasien pengidap HIV dan khususnya membantu sejumlah besar pasien yang

terserang HIV sekaligus hepatitis virus. Tingkat respons terhadap obat-obat golongan ini

tinggi. Analog nukleotida, seperti lamivudin dan ribavirin, biasanya ditoleransi dengan

baik, sehingga sering dijadikan obat pilihan pertama bagi pasien. Obat-obat lain jenis ini

juga telah dikembangkan. Keterbatasannya adalah potensi resistensi terhadap obat.

6. Terapi kombinasi interferon termodifikasi dengan analog nukleotida adalah pengobatan

yang paling berhasil untuk saat ini. Interferon termodifikasi, disebut interferon pegilase

atau penginterfero, mempunyai paruh waktu kebih lama dibandingkan IFN-alpa dan tidak

membutuhkan pengukuran dosis berulang. Terapi kombinasi biayanya mahal dan efek

sampingnya menyakitkan, sama dengan interferon pendahulunya.

7. Kerabat penderita hepatitis ditawarkan untuk menerima gamma globulin murni yang

spesifik terhadap HAV atau HBV, yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi.

Imunitas ini bersifat sementara. Tersedia vaksin HAV yang dibuat dari virus hepatitis

inaktif. Beberapa studi menunjukkan bahawa vaksin ini 96% efektif setelah pemeberian

satu dosis.

8. Tersedia juga vaksin HBV. Karena sifat virus yang sangat menular dan berpotensi

menyebabkan kematian, semua individu yang termasuk kelompok beresiko tinggi,

termasuk para petugas kesehatan atau individu yang terpajan produk darah sangat

dianjurkan selain itu, vaksin ini ditun jukkan untuk individu yang bersiko tinggi terinfeksi

virus, termasuk kaum homoseks atau heteroseks yang aktif secara seksual dan berganti-

ganti pasangan. Tidak ada efek samping bermakna yang dijumpai setelah pemberian

imunisasi HBV.

9. Karena bayi yang terinfeksi HBV sangat beresiko menderita infeksi kronis, penting sekali

bagi bayi tersebut untuk mendapat vaksinasi HBV lahir di Negara dengan angka endemic

14

Page 15: makalah fix pencernaan.docx

infeksi. Bayi di seluruh dunia mendapatkan keuntungan dari pemeberian vaksinasi segera

setelah lahir. Tidak dijumpai efek samping yang serius pada bayi yanf divaksinasi dan

dibanyak Negara satu seri vaksinasi HBV yang diberikan sebanyak tiga kali dilakukan

segera setelah lahir. Pemberian vaksin ini menghasilkan penurunan besar-besaran

penularan virus dari ibu ke anak dan penyakit penyerta pada infeksi HBV kronis dan

kanker hati pada anak-anak di seluruh dunia.

10. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkn melalui penyuntikan intramuskulus DNA rekombinan

sebanyak tiga kali pada interval-interval yang ditentukan. Dosis pertama dan dua diberikan

terpisah satu bulan, dan dosis ketiga diberikan 2-6 bulan setelah dosis kedua. Vaksinasi Ini

85% efektif dalam membentuk kekebalan. Individu yang tidak menunujukan kekebalan

setelah pemberian tiga dosis, yang ditandai dengan titer antibody HBV negative,

divaksinisasi ulang. Setelah vaksinisasi ketiga atau keempat, sebagian besar individu akan

merespon.

15

Page 16: makalah fix pencernaan.docx

BAB III

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada pasien penyakit hepatitis, yaitu :

A. Pengkajian

1. Anamnesa

a. Identitas klien.

b. Identitas penanggung jawab.

c. Riwayat keperawatan

Keluhan utama dan keluhan tambahan.

Riwayat keperawatan dan kesehatan sekarang.

Riwayat kesehtan masa lalu.

d. Riwayat psikologis

Koping keluarga dalam menghadapi masalah.

e. Riwayat sosial.

Hubungan sosial.

2. Pemeriksaan Fisik

Data dasar yang di dapat dari hasil pemeriksaan fisik tergantung pada penyebab dan

beratnya kerusakan/gangguan hati.

a. Aktivitas

Kelemahan

Kelelahan

Malaise

b. Sirkulasi

Bradikardi ( hiperbilirubin berat )

Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

c. Eliminasi

Urine gelap

Diare feses warna tanah liat

d. Makanan dan Cairan

Anoreksia

Berat badan menurun

Mual dan muntah

Peningkatan oedema

Asites

e. Neurosensori

Peka terhadap rangsang

Cenderung tidur

16

Page 17: makalah fix pencernaan.docx

Letargi

Asteriksis

f. Nyeri / Kenyamanan

Kram abdomen

Nyeri tekan pada kuadran kanan

Mialgia

Atralgia

Sakit kepala

Gatal ( pruritus )

g. Keamanan

Demam

Urtikaria

Lesi makulopopuler

Eritema

Splenomegali

Pembesaran nodus servikal posterior

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien penyakit hepatitis, yaitu :

1. Ketidakseimangan nutrisi kurang dari kebutuhan tuuh b.d, perasaan tidak nyaman di

kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan

masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual, muntah.

2. Nyeri b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

3. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus hepatitis.

6. Resiko ketidakstailan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein, kurang penerimaan terhadap diagnostik dan asupan diet yang tepat.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dibuat pada pasien penyakit hepatitis adalah :

17

Page 18: makalah fix pencernaan.docx

No

.

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

1. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: asupan nutrisi tidak

cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik

Batasan karakteristik:

Kram abdomen

Nyeri abdomen

Berat badan 20% atau

lebih dibawah berat

badan ideal

Bising usus hiperaktif

Ketidakmampuan

memakan mamakan

Kelemahan otot untuk

menelan

Mengeluh gangguan

sensasi rasa

Faktor-faktor yang

berhubungan :

Faktor biologis

Faktor ekonomi

Ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

Ketidakmampuan untuk

mengabsorbsi nutrien

Ketidakmampuan untuk

menelan makanan

NOC

Nutritional

Status: Food and

Fluid Intake

Nutritional

Status: nutrient

intake

Weight control

Kriteria Hasil:

Adanya

peningkatan berat

badan sesuai

dengan tujuan

Berat badan ideal

sesuai dengan

tinggi badan

Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-

tanda malnutrisi

Menunjukkan

peningkatan

fungsi

pengecapan dari

menelan

Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang

berarti

NIC

Nutritional Management

- Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan

pasien

- Anjurkan pasien

untuk meningkatkan

protein dan vitamin C

- Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

- Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

- BB pasien dalam

batas normal

- Monitor tipe dan

jumlah aktivitas yang

biasa dilakukan

- Monitor mual dan

muntah

- Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan

intake nutrisi

2. Nyeri akut

Definisi: pengalaman sensori

dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul

NOC

Pain level

Pain control

Comfort level

NIC

Pain management

- Lakukan pengkajian

nyeri secara

18

Page 19: makalah fix pencernaan.docx

akibat kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial

Batasan karakteristik:

Perubahan selera

makan

Perubahan tekanan

darah

Perubahan frekwensi

jantung

Sikap melindungi area

nyeri

Melaporkan nyeri

secara verbal

Gangguan tidur

Kriteria hasil:

Mampu

mengontrol nyeri

(tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan

tekhnik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan

manajemen nyeri

Mampu

mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekwensi dan

tanda nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah

nyeri berkurang

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas

dan faktor presipitasi

- Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

- Gunakan teknik

komunikasi

terapeutik untuk

mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

- Kaji kultur yang

mempengaruhi

respon nyeri

- Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

3. Hipertermia

Definisi : peningkatan suhu

tubuh diatas kisaran normal

Batasan karakteristik:

Konvulsi

Kulit kemerahan

Peningkatan suhu tubuh

diatas kisaran normal

Faktor-faktor yang

berhubungan:

Anastesia

Dehidrasi

Penyakit

NOC

Thermoregulation

Kriteria hasil :

Suhu tubuh

dalam rentang

normal

Nadi dan RR

dalam rentang

normal

Tidak ada

perubahan warna

kulit dan tidak

ada pusing

NIC

Fever treatment

- Monitor suhu

sesering mungkin

- Monitor tekanan

darah, nadi dan RR

- Berikan anti piretik

19

Page 20: makalah fix pencernaan.docx

4. Intoleransi aktivitas

Definisi: ketidakcukupan

energi psikologis atau

fisiologis untuk melanjutkan

atau menyelesaikan aktifitas

kehidupan sehari-hari yang

harus atau yang inging

dilakukan.

Batasan karakteristik:

Respon tekanan darah

abnormal terhadap

aktivitas

Respon frekuensi

jantung abnormal

terhadap aktifitas

Menyatakan merasa

lemah

Faktor yang berhubungan :

Ketidakseimbangan

antara suplei dan

kebutuhan oksigen

Kelemahan umum

NOC

Energy

conservation

Activity tolerence

Self care : ADLs

Kriteria hasil :

Mampu

melakukan

aktifitas sehari-

hari (ADLs)

secara mandiri

TTV normal

Energy

psikomotor

Status respirasi:

pertukaran gas

dan ventilasi

adekuat

NIC

Activity Therapy

- Kolaborasikan

dengan tenaga

rehabilitasi medik

dalam merencanakan

program terapi yang

tepat

- Bantu untuk memilih

aktivitas konsisten

yang sesuai dengan

kemampuan fisik,

psikologi, dan sosial

5. Risiko gangguan fungsi hati

Definisi : berisiko pada

penurunan fungsi hati yang

mungkin menggangu

kesehatan

Faktor risiko:

Penyalahgunaan zat

(misalnya, alkohol,

kokain)

Ko- Infeksi HIV

Infeksi virus (misalnya,

hepatitis A, hepatitis B,

hepatitis C, Epstein-Barr)

NOC

Liver function,

risk for impaired

Risk control drug

use

Risk control

alcohol use

Kriteria hasil :

Penghentian

perilaku

penyalahgunaan

alkohol

Respon terhadap

pengobatan

Pengendalian

risiko :

NIC

Teaching disease process

- Beritahukan

pengetahuan tentang

proses penyakit

- Berikan medikasi dan

terapi untuk proses

penyakit yang

mendasari, untuk

menurunkan risiko

gangguan fungsi hati.

Surveilance

Mengumpulkan,

menginterpretasi dan

mensintesis data

pasien secara terarah

20

Page 21: makalah fix pencernaan.docx

penggunaan

alkohol

dan kontinyu untuk

mengambil

keputusan klinis

6. Risiko ketidakstabilan kadar

glukosa darah

Definisi: risiko terhadap variasi

kadar glukosa/ gula darah dari

rentang normal

Faktor risiko

Pemantauan glukosa

darah tidak tepat

Kurang penerimaan

terhadap diagnosis

Asupan diet

NOC

Blood glucose,

risk for unstable

Kriteria hasil:

Penerimaan :

kondisi kesehatan

Kepatuhan

perilaku: diet

sehat

Dapat

mengontrol kadar

gula darah

NIC

Hyperglikemia management

- Memantau kadar gula

darah

- Pantau tanda-tanda

dan gejala

hiperglikemia:

poliuria, polidipsia,

polifagia, lemah,

kelesuan, malaise,

mengaburkan visi,

atau sakit kepala

- Memantau keton

urine , seperti yang

ditunjukkan

- Memantau tekanan

darah dan denyut

nadi ortostatik,

seperti yang

ditunjukkan

D. Implementasi Keperawatan

Seperti tahap lainnya dalam proses keperawatan fase pelaksanaan terdiri dari : validasi

recana keperawatan, dokumentasi rencana keperawatan dan melakukan tindakan

keperawatan.

1. Validasi rencana keperawatan

Suatu tindakan untuk memberiakn kebenaran.Tujuan validasi data adalah

menekankan serendah mungkin terjadinya kesalahpahaman, salah persepsi. Karena adanya

potensi manusia berbuat salah dalam proses penilaian.

2. Dokumentasi rencana keperawatan

Agar rencana keperawatan dapat berarti untuk semua pihak, maka harus mempunyai

landasan yang kuat dan bermanfaat secara optimal. Perawat hendaknya mengadakan

pertemuan dengan tim kesehatan lain untuk membahas data, tujuan serta rencana tindakan.

3. Tindakan keperawatan

21

Page 22: makalah fix pencernaan.docx

Meskipun peraawat ssudah mengembangkan rencana keperawatan yang maksimal,

kadang timbul situasi yang bertentangan dengan tindakan yang direncanakan, maka

kemampuan perawat diuji untuk memodifikasi alat ataupun situasi.

E. Evaluasi Keperawatan

Merupakan suatu kegiatan yang terus menerus dengan melibatkan klien, keluarga klien,

perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan kesehatan

daan strategi evaluasi.Tujuan dari evaluasi adalah menilai apakah tujuan dari rencana

keperawatan tercapai atau tidak.

F. Contoh Kasus Penyakit Hepatitis dan Asuhan Keperawatannya

Tn M, 38 tahun di rawat hari ke 2 di ruang penyakit dalam RS Syifa. Tn M datang

dengan keluhan demam, mengeluh perut terasa begah dan nyeri abdomen kurang lebih 4 hari

yang lalu. Saat pengkajian didapatkan S 38,7oC, TD 110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler,

FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada hati, sclera

ikterik.Selain itu keluarga mengatakan urin tampak berwarna gelap dan feses berwarna hitam

kemerahan.Pada pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG meningkat.

1. Pengkajian

a. DS: keluhan demam, perut terasa begah dan nyeri abdomen kurang lebih 4 hari yang

lalu. keluarga mengatakan urin tampak berwarna gelap dan feses berwarna hitam

kemerahan.

b. DO: pengkajian didapatkan S 38,7oC, TD 110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler, FN

80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada hati, sclera ikterik.

Pada pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG meningkat.

2. Diagnosa keperawatan:

a. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan hepar ditandai dengan klien mengeluh nyeri abdomen

kurang lebih 4 hari yang lalu, ditemukan pembengkakan hati saat pemeriksaan fisik.

b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum ditandai dengan klien mengeluh lemah, enggan

untuk bergerak.

c. Hipertermi b.d proses inflamasi ditandai dengan klien mengeluh demam, suhu 38,70C.

3. Rencana keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional

1 Nyeri akut b.d

pembengkakan hati

ditandai dengan

klien mengeluh

nyeri abdomen

Tujuan:

Setelah dilakukan

askep selama 1x24

jam nyeri

berkurang

Mandiri:

o Kaji nyeri,

catat lokasi,

karakteristik ,

beratnya (skala

o Berguna untuk

pengawasan 

keefektifan

obat, kemajuan

22

Page 23: makalah fix pencernaan.docx

kurang lebih 4 hari

yang lalu,

ditemukan

pembengkakan hati

saat pemeriksaan

fisik

KH:

Tidak ada

keluhan nyeri

Ekspresi wajah

ceria

Tanda-tanda

vital dalam batas

normal menit P :

16-20x/ menit

S : 36 – 370 C

nyeri), selidiki

dan laporkan

perubahan

nyeri dengan

tepat

o Pertahankan

istirahat

dengan posisi

semi fowler

o Berikan

aktivitas

hiburan

o Dorong

penggunaan

ketrampilan

manajemen

nyeri misal

tehnik

relaksasi,

visualisasi,

bimbingan

imajinasi

Kolaborasi:

o Berikan

analgesik

sesuai indikasi

penyembuhan.

Perubahan pada

karakteristik

nyeri

menunjukkan

terjadinya

abses/peritonitis

o Menghilangkan

tegangan

abdomen yang

bertambah

dengan posisi

terlentang

o Fokus perhatian

kembali,

meningkatkan

relaksasi, dan

dapat

meningkatkan

kemampuan

koping

o Memungkinkan

pasien untuk

berpartisipasi

secara aktif dan

meningkatkan

rasa control

o Menghilangkan

nyeri,

mempermudah

kerjasama

23

Page 24: makalah fix pencernaan.docx

dengan

intervensi terapi

2 Intoleransi

aktivitas b.d

kelemahan umum

ditandai dengan

klien mengeluh

lemah, enggan

untuk bergerak

Tujuan:

Toleransi aktivitas

setelah dilakukan

askep selama

KH:

Klien mampu

menunjukkan

perilaku yang

memampukan

kembali melakukan

aktivitas,

melaporkan

kemampuan

melakukan

peningkatan

toleransi aktivitas

Mandiri:

o Tingkatkan tirah

baring/duduk.

Berikan

lingkungan

tenang: batasi

pengunjung

sesuai keperluan

o Ubah posisi

dengan sering.

Berikan

perawatan kulit

yang baik

o Tingkatkan

aktivitas sesuai

toleransi,bantu

melakukan

latihan rentang

gerak sendi

pasif/ aktif

o Awasi

terulangnya

anoreksia dan

nyeri tekan

pembesaran hati

Kolaborasi:

o Berikan antidote

o Meningkatkan

istirahat dan

ketenangan.

Aktivitas dan

posisi duduk

tegak diyakini

menurunkan

aliran darah ke

kaki yang

mencegah

sirkulasi optimal

ke sel hati.

o Meningkatkan

fungsi

pernapasan dan

meminimalkan

tekanan pada area

tertentu untuk

menurunkan

resiko kerusakan

jaringan

o Tirah baring lama

dapat

menurunkan

kemampuan

o Menunjukkan

kurangnya

resolusi penyakit,

memerlukan

istirahat lanjut,

mengganti

program terapi

24

Page 25: makalah fix pencernaan.docx

atau bantu

dalam prosedur

sesuai indikasi

o Berikan obat

sesuai indikasi:

sedative, agen

antiansietas,

contoh

diazepam

(valium),

lorazepam

(ativan)

o Awasi kadar

enzim hati

o Membuang agen

penyebab pada

hepatitis toksik

dapat membatasi

derajat kerusakan

jaringan

o Membantu dalam

menejemen

kebutuhan tidur

o Menentukan

kadar aktivitas

tepat, sebagai

peningkatan

premature pada

potensial resiko

berulang.

3 Hipertermi b.d

proses inflamasi

ditandai dengan

klien mengeluh

demam, suhu 38,70

C

Tujuan:

Setelah dilakukan

askep selama 1x24

jam suhu tubuh

normal 370 C

KH:

Suhu 370 C, demam

hilang

Mandiri:

o Kaji adanya

keluahan tanda-

tanda

peningkatan

suhu tubuh

o Monitor tanda –

tanda vital

terutama suhu

tubuh

o Peningkatan

suhu tubuh akan

menujukkan

berbagai gejala

seperti badan

teraba hangat

o Demam

disebabkan efek-

efek dari

endotoksin pada

hipotalamus dan

efinefrin yang

melepaskan

25

Page 26: makalah fix pencernaan.docx

o Berikan

kompres hangat

pada aksila/ dahi

pirogen

o Akxila

merupakan

jaringan tipis

dan terdapat

pembulu darah

sehingga akan

mempercepat

proses konduksi

dan dahi berada

didekat

hipotalamus

sehingga cepat

memberikan

respon dalam

mengatur suhu

tubuh.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

26

Page 27: makalah fix pencernaan.docx

Hepatitis merupakan jenis penyakit yang sangat mengganggu bagi sistem pencernaan.

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh

infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia Sedangkan

virus hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia

serta seluler yang khas. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh

manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Virus hepatitis termasuk virus

hepatotropik yang dapat mengakiatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C

(HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G. Manifestasi

penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis

C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B). Jadi, untuk mengatasi hal

terseut diperlukan asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai pada pasien penyakit hepatitis.

B. Saran

Pendidikan kesehatan mengenai cara penularan beserta cara pencegahan dari hepatitis

penting untuk mulai diberikan kepada masyarakat umum sehingga masyarakat bisa lebih

berhati-hati dan memperhatikan lingkungan sekitar untuk mengantisipasi terjangkit penyakit

tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Robbins dkk. 2007. Buku Ajar Patologi: Volume 2. Jakarta: EGC.

27

Page 28: makalah fix pencernaan.docx

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-

NOC.Yogyakarta: Media Action Publishing.

Price, SylviaA.danLorraineM.Wilson.2006 Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit:

Volume1.Jakarta: EGC.

Brunner&Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah: Volume 3. Jakarta: EGC.

28