Makalah Fix Brow

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, peningkatan produksi pangan yang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan ternyata belum dapat mengimbangi pertambahan penduduk dunia yang cukup pesat. Selain itu, kegagalan dalam penanganan pasca panen dimana termasuk pula pengawetan dan penyimpanan mengakibatkan kehilangan bahan pangan yang cukup berarti. Hampir semua bahan pangan, baik golongan nabati maupun hewani mempunyai sifat mudah rusak atau busuk (perishable). Usaha untuk mengatasi hal tersebut bukan persoalan yang mudah mengingat bahan pangan merupakan bahan biologis kompleks yang berkaitan dengan banyak faktor seperti komponen yang terdapat dalam bahan pangan. Salah satu cara untuk memperpanjang waktu simpan demi terpenuhinya kebutuhan akan bahan dapat dilakukan dengan pengemasan. Pengemasan merupakan salah satu cara yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan fisik, kimia, biologis, maupun mekanis, sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan yang baik dan menarik. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang terdapat makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan pengemasan dan tujuan dilakukan pengemasan?

Transcript of Makalah Fix Brow

Page 1: Makalah Fix Brow

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, peningkatan produksi pangan yang merupakan kebutuhan pokok dalam

kehidupan ternyata belum dapat mengimbangi pertambahan penduduk dunia yang cukup

pesat. Selain itu, kegagalan dalam penanganan pasca panen dimana termasuk pula

pengawetan dan penyimpanan mengakibatkan kehilangan bahan pangan yang cukup berarti.

Hampir semua bahan pangan, baik golongan nabati maupun hewani mempunyai sifat mudah

rusak atau busuk (perishable). Usaha untuk mengatasi hal tersebut bukan persoalan yang

mudah mengingat bahan pangan merupakan bahan biologis kompleks yang berkaitan dengan

banyak faktor seperti komponen yang terdapat dalam bahan pangan. Salah satu cara untuk

memperpanjang waktu simpan demi terpenuhinya kebutuhan akan bahan dapat dilakukan

dengan pengemasan.

Pengemasan merupakan salah satu cara yang bertujuan untuk melindungi bahan

pangan dari penyebab-penyebab kerusakan fisik, kimia, biologis, maupun mekanis, sehingga

dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan yang baik dan menarik.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan pengemasan dan tujuan dilakukan pengemasan?

2. Apa saja klasifikasi kemasan yang digunakan untuk pengemasan bahan pangan?

3. Apa saja jenis kemasan dan bagaimana cara pengemasan bahan pangan ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui pengemasan dan tujuan dari pengemasan.

2. Untuk mengetahui klasifikasi kemasan yang digunakan untuk pengemasan bahan

pangan.

3. Untuk mengetahui jenis kemasan untuk bahan pangan dan cara pengemasan bahan

pangan.

Page 2: Makalah Fix Brow

D. Manfaat Penulisan Makalah

Dengan membaca makalah ini masyarakat dapat mengetahui cara pengemasan pada

bahan pangan. Dengan mengetahui cara pengemasan bahan pangan diharapkan masyarakat

dapat memilih kemasan yang sesuai untuk setiap bahan pangan sehingga waktu simpan bahan

makanan dapat diperpanjang.

Page 3: Makalah Fix Brow

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengemasan dan Tujuan pengemasan

Pengemasan merupakan cabang ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam

mengawetkan bahan pangan atau makanan dengan menggunakan bahan-bahan pembungkus

tertentu sesuai dengan sifat masing-masing produk, sehingga terhindar dari kerusakan yang

dapat diakibatkan oleh pengaruh dari luar.

Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau

tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat

membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari

pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi

kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Syarief, 1989).

Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk

dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Tujuan

Pengemasan :

a. Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang

b. Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah

c. Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan

d. Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan

e. Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan

f. Mendukung perkembangan makanan siap saji

g. Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan

B. Klasifikasi Kemasan

Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu :

1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :

a. Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah

dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan,

karton dus minuman sari buah, kaleng hermetis.

b. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh : botol

minuman,botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang

Page 4: Makalah Fix Brow

berhubungan dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus

diperhatikan.

c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi

disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya

botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng

biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain. Penggunaan

kemasan untuk kepentingan lain ini berhubungan dengan tingkat toksikasi.

2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan

kemasan) :

a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus

bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.

b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-

kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng,

kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.

c. Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan

primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama

pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam

kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan :

a. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya

retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.

b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,

patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu,

gelas dan logam.

c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat

antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap,

saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :

a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak

dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah

ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol

gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau

dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel.

Page 5: Makalah Fix Brow

b. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya

kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang

mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi,

karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim.

c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses

pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :

a. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang

telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.

b. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap

perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan

silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan

penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan

dalam menentukan ukuran.

C. Jenis Kemasan

C.1 Kemasan Kaca atau Gelas

Jenis kemasan ini merupakan salah satu kemasan yang paling umum dan banyak

digunakan untuk mengemas produk pangan. Bahan dasar pembuatan kemas kaca adalah

pasir, silika, batu, kapur, dan soda abu (Na2CO3) . Bahan-bahan tersebut dilebur pada suhu ±

15000C kemudian dicetak menjadi bentuk-bentuk yang dikehendaki. Karakteristik kemasan

gelas diantaranya berat, mudah pecah, mahal, dapat dipanaskan, transparan,bentuk tetap

(rigid), dan dapat didaur ulang. Bentuk kemasan kaca diantaranya botol, jar, tumbler, dan

lain-lain.

C.2 Pengemasan dengan Cara Pembotolan

Pembotolan atau yang biasa disebut bottling adalah metode pengemasan bahan

pangan dengan menggunakan botol sebagai kemasannya. Tujuan utama pembotolan adalah

untuk mengawetkan bahan makanan dalam kondisi yang dapat dimakan (edible) dan dengan

demikian dapat mencegah kebusukan. Prinsip pembotolan adalah mengemas bahan makanan

dalam wadah yang tertutup dan hemertis. Pembotolan merupakan salah satu cara pengawetan

bahan pangan, sebab bahan pangan dikemas secara hemertis, yakni kedap terhadap udara, air

dari lingkungan luar, mikrobia kontaminan, dan benda asing), sehingga bahan pangan akan

Page 6: Makalah Fix Brow

menjadi tidak mudah mengalami kerusakan (Sacharow, 1970). Wadah yang hemertis

merupakan kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh udara dan air dari

lingkungan luar,selain itu mampu melindungi bahan terhadap kontaminasi mikrobia dan

benda asing. Dalam pembotolan juga dilakukan penutupan botol, yang berfungsi

mengintensifkan perlindungan bahan makanan dari lingkungan luar. Sehingga harus penutup

bahan dengan bahan yang sesuai, misalnya yang umum digunakan tutup botol dari logam,

selain itu perlu dipilih metode dan alat penutupan yang sesuai pula, sehingga benar-benar

dapat menutup botol secara sempurna. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa pembotolan

merupakan salah satu cara pengawetan bahan makanan (Dedi Muchtadi, 1979).

Penggunaan botol gelas sebagai kemasan produk pangan dinilai memiliki keunggulan

dari segi keamanan, kompatibilitas produk, dan penerimaan konsumen. Wadah gelas dapat

menyimpan pangan cair dan padat untuk waktu periode waktu yang lama tanpa efek

perubahan pada kualitas flavor produk, sehingga merupakan bahan yang cocok untuk

mewadahi makanan dan minuman. Dari sisi penerimaan konsumen, riset pemasaran

mengindikasikan bahwa konsumen memberikan penilaian kualitas yang tinggi terhadap

pangan yang dikemas botol gelas. Pada umumnya gelas digunakan untuk mengemas bahan-

bahan seperti jam, jelly, susu serta berbagai prosuk minuman seperti brem, anggur, bir, dan

sebagainya.Metode pengemasan dengan pembotolan ada tiga macam yaitu cold pack method,

hot pack methode dan open kettle method.

1. Cold Pack Method

Pada metode ini makanan atau bahan dalam keadaan segar dimasukkan ke dalam

wadah dari gelas dalam keadaan dingin, kemudian ke dalam wadah dituangkan sirup panas

atau cairan yang sesuai. Wadah ditutup tidak sampai rapat kemudian disterilisasi dengan

pemanasan dalam air mendidih atau dalam Pressure Cooker. Setelah dilakukan

sterilisasi,wadah ditutup rapat. Metode ini cocok untuk saos tomat.

2. Hot Pack Method

Pada metode ini dilakukan pemasakan pendahuluan terhadap bahan yaitu dengan cara

dididihkan atau dipanaskan. Dalam keadaan panas bahan segera dimasukkan ke dalam

wadah steril, wadah tidak ditutup rapat kemudian disterilkan dalam air mendidih. Segera

setelah disterilisasi wadah ditutup rapat. Metode ini dapat mempersingkat waktu

sterilisasi.

Page 7: Makalah Fix Brow

3. Open Kettle Method

Bahan dimasak terlebih dahulu, kemudian dalam keadaan panas dimasukkan ke dalam

wadah steril dan segera ditutup rapat. Metode ini tidak lagi digunakan untuk bahan

makanan yang diawetkan dengan pemberian gula atau cuka seperti selai , jelly atau acar.

C.2 Kemasan Logam

Kemasan logam merupakan penghantar panas yang baik sehingga sangat cocok

sebagai wadah untuk proses sterilisasi. Karakteristik kemasan yang terbuat dari logam

diantaranya mempunyai bentuk tetap, ringan, dapat dipanaskan, tidak transparan, non

biodegradable, dan tidak dapat didaur ulang. Bentuk kemasan logam untuk makanan

diantaranya kaleng dan alumunium foil.

C.2.1 Pengemasan dengan Alumunium Foil

Alumunium foil adalah bahan kemas dari logam berupa lembaran alumunium yang

padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari 0,15mm. Sifat-sifat dari Alumunium Foil adalah

hermetis, fleksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-

bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan

yoghurt. Alumunium Foil banyak digunakan sebagai bahan pelapis atau laminan. Kombinasi

Alumunium Foil dengan bahan kemasan lain dapat menghasilkan jenis kemasan baru yang

disebut dengan retort pouch. Syarat-syarat retort pouch adalah harus mempunyai daya simpan

yang tinggi, teknik penutupan mudah, tidak mudah sobek bila tertusuk dan tahan terhadap

suhu sterilisasi yang tinggi (Julianti, 2007).

Berbagai jenis produk makanan yangdikemas dengan menggunakan bahan pengemas

alumunium foil menunjukkan makanan tersebut cukup baik dan tahan terhadap alumunium

dengan resiko pengkaratan kecil. Teknik pengemasan dengan cara mengkombinasikan

berbagai jenis bahan kemas bentuk (fleksibel) telah menghasilkan suatu bentuk yang disebut

“retort pouch“. Bahan kemasan yang berbentuk “retort pouch” memiliki beberapa

keunggulan diantaranya yaitu: daya simpan tinggi, Teknik penutupan mudah, kuat, tidak

mudah sobek tertusuk, tahan terhadap proses pemanasan sterilisasi, resisten terhadap

penetrasi lemak, minyak atau komponen makanan lainnya, dan tahan terhadap UV.

Menurut Julianti (2007) aluminium dapat digunakan untuk mengemas produk buah-

buahan dan sayuran, produk daging, ikan dan kernag-kerangan, produk susu dan minuman.

Penggunaan kemasan aluminium untuk bahan-bahan ini harus memperhatikan beberapa

kondisi sebagai berikut:

Page 8: Makalah Fix Brow

a. Produk Buah-buahan dan Sayuran

Aluminium yang digunakan untuk mengemasan produk buah-buah harus dilapisi

dengan enamel untuk mencegah terjadinya akumulasi gas hidrogen yang dapat menyebabkan

terbentuknya gelembung gas dan karat. Penyimpangan warna pada saus apel yang dikemas

dengan aluminium, dapat dicegah dengan menambahkan asam askorbat.

b. Produk daging

Pengemasan daging dengan wadah aluminium tidak menyebabkan terjadinya

perubahan warna sebagaimana yang terjadi pada logam lain. Produk yang mengandung asam

amino dengan sulfur seperti daging dan ikan dapat bereaksi dengan besi dan membentuk

noda hitam. Penambahan aluminium yang dipatri pada kaleng tin plate dapat mencegah

pembentukan noda karat. Pada produk daging yang berkadar garam tinggi dan mengandung

bumbu yang mudah berkarat, maka penambahan gelatin dapat mengurangi sernagan karat

pada logam.

c. Ikan dan Kerang-kerangan

Page 9: Makalah Fix Brow

Pengemasan ikan sarden dalam minyak atau saus tomat dan saus mustard degan

kemasan aluminium yang berlapis enamel, maka pH nya tidak boleh lebih dari 3.0, karena

jika lebih besar enamel tidak dapat melindungi produk. Pengemasan lobster dengan kaleng

aluminium tidak memerlukan kertas perkamen yang biasanya digunakan untuk mencegah

perubahan warna pada kaleng tinplate.

d. Produk-produk susu

Kemasan aluminium untuk produk susu memerlukan lapisan pelindung, terutama pada

susu kental yang tidak manis. Penggunaan aluminium untuk produk-produk susu seperti

margarine dan mentega, berperan untuk memberikan sifat opaq sehingga menjadi sekat bagi

cahaya dan O2.

e. Minuman

Pengemasan minuman dengan wadah aluminium harus diberi pelapis, yaitu

epoksivinil atau epoksi jernih untuk bir dan epoksivinil atau vinil organosol untuk minuman

ringan atau minuman berkarbonasi. Pengemasan teh dengan aluminium yang tidak diberi

lapis dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna dan flavor.

Page 10: Makalah Fix Brow

C.3 Kemasan Plastik

Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran

yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Karakteristik kemasan plastik diantaranya -

bentuk fleksibel, transparan, non biodegradable, dan ada yang tahan panas. Bentuk

kemasan plastik untuk makanan seperti karung plastik, keranjang, plastik wrap, dan lain-lain.

Prinsip pengemasan bahan makanan menggunakan plastik adalah mencegah terjadinya

pergerakan gas dan uap air sehingga dapat mencegah terjadinya makanan terkontaminasi

mikroba.

Beberapa nama plastik yang umum digunakan adalah HDPE (High Density

Polyethylene), LDPE ( Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), PVC (Polyvinyl

chloride), PS (Polystryrene), dan PC (Polycarbonate). PE (Polyethylene) dan PP mempunyai

banyak kesamaan dan sering disebut sebagai polyolefin. Untuk mempermudah proses daur

ulang plastik, telah disetujui pemberian kode plastik secara internasional. Kode tersebut

terutama digunakan pada kemasan plastik yang disposable atau sekali pakai.

Tabel karakteristik material plastik

Nama Senyawa

Kode Penggunaan Sifat Bahan Saran Penanganan

PETPolyethylen Terephthalate

Botol minuman, tray biskuit, wadah selai, wadah kosmetik

Tembus pandang, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan cairan, melembek pada suhu 800C

Di desain untuk single use , meningkatkan resiko leaching dan pertumbuhan bakteri

HDPEHigh Density Polyethylene

Tas plastik belanja, notol pengemas susu cair dan juice, sampo, sabun cair, wadah eskrim

Keras sampai semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia, permukaan berlilin, buram, dan melembek pada suhu 750C, mudah diwarnai dan dibentuk

Sejauh ini dianggap aman

PVCPolyvinyl Chloride

Pembungkus pangan (food wrap dan meat wrap), botol minyak sayur

Kuat, keras, tembus pandang dan melembek pada suhu 800C

Sebaiknya dihindari dan mengandung racun yang berbahaya

LDPELow Density Polyethylene

Tas kantong belanja, kantong roti dan bahan pangan segar

Lunak, fleksibel, permukaan berlilin, tidak tembus pandang tapi tembus cahaya, melembek pada suhu 700C, mudah tergores

Sejauh ini dianggap aman

PPPolypropylene

Botol obat, kantong chips kentang, cereal,

Keras tapi fleksibel,permukaan berlilin, melembek

Sejauh ini dianggap aman

Page 11: Makalah Fix Brow

sedotan, pita perekat kemasan

pada suhu 1400C, tidak tembus pandang tapi tembus sinar, tahan pelarut

PSPolystyrene

Pisau plastik, kemasan foam, karton telur

Tembus pandang, kaku, mudah patah, buram, melembek pada suhu 950C

Sebaiknya dihindari. Dapat melepaskan styrene, senyawa yang diduga karsinogen dan pengganggu hormon

OTHERUntuk jenis plastik PC, Nylon

Botol bayi, botol pendingin air

Mencakup semua resin lain dan material majemuk. Sifat tergantung pada plastik atau kombinasi plastik yang digunakan

Dapat digunakan dengan hati-hati. Yang dikhawatirkan adalah pelepasan Bisphenl A yang diduga dapat memicu kerusakan kromosom

C.4 Kemasan Kertas dan Karton

Kertas digunakan untuk mengemas makanan disebabkan oleh alasan kemudahan

pemakaian . Kertas yang paling kuat dan paling banyak digunakan untuk kemasan adalah

kertas kraft. Jenis kemasan kertas lebih ringan bobotnya, murah, dan mudah dalam

pemakaian. Akan tetapi kertas kraft tidak dapat digunakan untuk mengemas bahan cair secara

langsung. Untuk pengemasan produk yang bersifat cair, kemasan kertas dikombinasikan

dengan bahan kemasan lain misalnya plastik atau alumunium foil. Jenis-jenis kertas yang

digunakan dalam pengemasan makanan diantaranya :

a. Kertas Kraft

Mempunyai sifat sangat kaku, harganya murah, dan berkerut. Pada umumnya

digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berat jenisnya besar yaitu dalam

bentuk kantung, sak, pembungkus,dan lain-lain.

b. Kertas Minyak

Warna kertas ini agak kecoklatan, sedikit tembus pandang, tahan terhadap minyak dan

lemak, tidak tahan air, penutupan kemasan cukup mudah. Biasanya digunakan untuk

mengemas mentega, keju, permen, dan produk-produk kering.

c. Kertas Perkament

Kertas ini mempunyai sifat ketahanan baik terhadap lemak dan cukup kuat dalam

keadaan basah, dan lebih kasar dari kertas minyak dan mempunyai permukaan yang

licin. Digunakan untuk mengemas mentega, keju dalam bentuk bungkusan .

d. Kertas Lapis

Sumber : www.plastics.org dan www.plasticfreebottle.com

Page 12: Makalah Fix Brow

Kertas ini aadalah kertas yang permukaannya dilaminasi dengan bahan lain, seperti

plastik, alumunium foil, lilin, dan sebagainya. Kertas ini biasanya dibuat dalam

bentuk kantung atau kotak yang direkatkan dengan panas. Contohnya adalah tetra

pack yang terdiri dari lilin, karton, alumunium foil, dan polietilen.

Salah satu cara pengemasan menggunakan kertas adalah dengan menggunakan tetra

pack. Prinsip pengemasan dengan tetra pack adalah dengan pengemasan aseptik. Prinsip

pengemasan aseptik adalah baik bahan pangan yang dikemas maupun bahan kemasan harus

bebas dari mikroorganisme perusak ketika bahan pangan tersebut dikemas, sehingga produk

pangan yang dikemas merupakan produk yang steril. Hal ini berarti kemasan harus bebas dari

mikroorganisme patogen dan toksin, dan mikroorganisme penyebab kerusakan tidak dapat

berkembang. Cara untuk mensterilkan bahan pangan dan kemasan melalui pemanasan UHT

(Ultra High Temperature). Jika kondisi ini sudah diterapkan, maka bahan pangan akan aman

untuk disimpanpada suhu ruang dalam jangka waktu yang lebih lama. Dalam pengawetan

bahan pangan, pengemasan aseptis banyak digunakan untuk pengawetan minuman atau

makanan berbentuk cair terutama susu.

Metode pemanasan susu yang dilakukan selain pasteurisasi biasa adalah metode

HTST (High Temperature Short Time) dan UHT (Ultra High Temperature). Pada metode

HTST, suhu yang digunakan adalah 71,70C selama 15 detik dengan menggunakan alat

berbentuk lempengan dan untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang masih hidup dalam susu

yang sudah dipasteurisasi. Produk susu harus didinginkan dengan cepat sesudah dipanaskan.

Metode UHT menggunakan suhu 1250C selama 15 detik atau 1310C selama 0,5 detik.

Pemanasan dilakukan dibawah tekanan tinggi untuk menghasilkan perputaran dan mencegah

terjadinya pembakaran susu pada lempeng-lempeng alat pemanas. Susu yang dihasilkan

dapat disimpan pada suhu kamar selama beberapa bulan.

Page 13: Makalah Fix Brow

BAB III

KESIMPULAN

Pengemasan merupakan salah satu cara mengawetkan bahan pangan atau makanan

dengan menggunakan bahan-bahan pembungkus tertentu sesuai dengan sifat masing-

masing produk.

Kemasan dapat diklasifikasikan menjadi klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi

pemakaian, klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk

dengan kemasan), klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan,

klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan, dan

klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan).

Jenis kemasan yang dapat digunakan untuk pengemasan bahan pangan diantaranya

kemasan gelas atau kaca dengan metode pembotolan; kemasan logam dengan metode

pengemasan menggunakan alumunium foil, kemasan plastik , dan kemasan kertas

dengan metode pengemasan aseptik.

Page 14: Makalah Fix Brow

DAFTAR PUSTAKA

Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd Ed. Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, England.

Herudiyanto, Marleen S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung : Widya Padjadjaran.

Julianti, E dan Mimi, N. 2007. Tehnologi Pengemasan. http: //www.usu.ac.id/elearning/Teknologi%20Pengemasan/Textbook/thp-407-textbook-teknologi-pengemasan.pdf. Diakses tanggal 30 November 2012.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan gizi, ipb.