Makalah Fix

17
MAKALAH PENGOPERASIAN SISTEM HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS DI PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG Oleh : Fawzi Akbar Suryadani (21050111083005) Program Studi Diploma III Teknik Mesin Program Kerjasama FT.Undip – PT.PLN (Persero) Universitas Diponegoro Abstrak PLTU 1 Jawa Tengah yang memiliki daya terpasang 2 x 315 MW merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap yang menyuplai energi listrik terbesar di sistem jaringan Jawa Madura Bali (Jamali). Dengan daya terpasang yang cukup besar tersebut, PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki berbagai sistem yang membantu melancarkan proses produksi tenaga listrik. Dengan cakupan sistem yang luas, beberapa sistem dilaksanakan secara otomatis dengan beberapa pengendalian pada berbagai instrumen di dalamnya. Salah satu sistem yang berperan pada kestabilan dan keberlangsungan sistem pembangkitan energi listrik di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang adalah sistem hidrolik pada High Pressure (HP) Turbine Bypass. Meskipun sistem ini bukan merupakan sistem utama, namun dengan adanya sistem ini akan terjamin keamanan pada sistem PLTU tersebut, baik pada komponen-komponennya, operatornya maupun lingkungan sekitarnya. Dengan Sistem Hidrolik pada HP Turbine Bypass ini, akan menjaga keamanan sistem khususnya pada saat turbin uap mengalami trip. Kata Kunci : Sistem Hidrolik, High Pressure Turbine Bypass I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami banyak sekali perkembangan dalam berbagai bidang, untuk itu dibutuhkan tenaga-tenaga ahli dibidangnya. Namun disisi lain hal itu juga merupakan sebuah tantangan bagi semua untuk selalu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, agar menjadi tenaga handal dan mampu bersaing untuk menghadapi segala tantangan. 1

Transcript of Makalah Fix

Page 1: Makalah Fix

MAKALAH

PENGOPERASIAN SISTEM HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS DI PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG

Oleh :

Fawzi Akbar Suryadani (21050111083005)

Program Studi Diploma III Teknik Mesin Program Kerjasama FT.Undip – PT.PLN (Persero) Universitas Diponegoro

Abstrak

PLTU 1 Jawa Tengah yang memiliki daya terpasang 2 x 315 MW merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap yang menyuplai energi listrik terbesar di sistem jaringan Jawa Madura Bali (Jamali). Dengan daya terpasang yang cukup besar tersebut, PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki berbagai sistem yang membantu melancarkan proses produksi tenaga listrik. Dengan cakupan sistem yang luas, beberapa sistem dilaksanakan secara otomatis dengan beberapa pengendalian pada berbagai instrumen di dalamnya.

Salah satu sistem yang berperan pada kestabilan dan keberlangsungan sistem pembangkitan energi listrik di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang adalah sistem hidrolik pada High Pressure (HP) Turbine Bypass. Meskipun sistem ini bukan merupakan sistem utama, namun dengan adanya sistem ini akan terjamin keamanan pada sistem PLTU tersebut, baik pada komponen-komponennya, operatornya maupun lingkungan sekitarnya. Dengan Sistem Hidrolik pada HP Turbine Bypass ini, akan menjaga keamanan sistem khususnya pada saat turbin uap mengalami trip.

Kata Kunci : Sistem Hidrolik, High Pressure Turbine Bypass

I. PENDAHULUAN

I.1Latar BelakangDewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami banyak

sekali perkembangan dalam berbagai bidang, untuk itu dibutuhkan tenaga-tenaga ahli dibidangnya. Namun disisi lain hal itu juga merupakan sebuah tantangan bagi semua untuk selalu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, agar menjadi tenaga handal dan mampu bersaing untuk menghadapi segala tantangan.

Energi listrik sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak baik dari kalangan dunia industri dan masyarakat pada umumnya, untuk itu dibutuhkan sinergi antara sumber daya alam yang tersedia dan kemampuan sumber daya manusia yang mengelolanya. Energi listrik dapat dibangkitkan dari suatu pembangkit seperti PLTA, PLTD, PLTG, PLTGU, PLTU, PLTN dan sebagainya.

1

Page 2: Makalah Fix

I.2Tujuan KegiatanSecara umum Survey Lapangan ini bertujuan untuk:

1. Memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di semester V pada program studi DIII Teknik Mesin Program Kerjasama FT. Undip–PT. PLN.

2. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman di bidang sistem ketenagalistrikan.3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara teoritis yang telah diperoleh pada waktu

perkuliahan kedalam ilmu praktis di lapangan pada saat pelaksanaan Survey Lapangan.4. Memperoleh keterampilan untuk menjadi tenaga kerja yang profesional dan ahli

dibidangnya.5. Mampu berinteraksi dengan rekan-rekan pegawai di perusahaan tersebut sebagai

penyesuaian memasuki dunia kerja.6. Membekali diri dengan mengenal lebih jauh suasana kerja dan masyarakat.

I.3Batasan MasalahPada penyusunan laporan survey lapangan di kesempatan ini, penulis akan membatasi

penulisan laporan mengenai Sistem Hidrolik pada High Pressure Turbine Bypass di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.

II. Sejarah dan Profil PerusahaanII.1 Sejarah Perusahaan

Berikut adalah sejarah singkat PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.

Tabel 2.1 Sejarah PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.Tanggal Sejarah Perusahaan

05 Juli 2006 Penugasan oleh pemerintah kepada PT. PLN Persero untuk melakukan percepatan pembangunan PLTU batubara

21 Maret 2007 Penandatanganan kontrak antara PLN dengan kontraktor (ZPT)

10 Desember 2010 Operasi komersil untuk unit 1 dan 2

20 November

2011

Operasi secara kontinyu oleh unit 1#20 untuk mendukung kelistrikan Jawa-Bali

13 Desember 2011 Operasi secara kontinyu oleh unit 2#10 untuk mendukung kelistrikan Jawa-Bali

II.2 Visi dan Misi PerusahaanVisi dari PLTU 1 Jawa Tengah Rembang adalah ““Menjadi perusahaan pengelola Asset

Pembangkitan Listrik yang memenuhi standar kelas dunia yang tumbuh berkembang, unggul, dan terpercaya.” Sedangkan Misi yang diembannya adalah sebagai berikut :a) Melaksanakan pengendalian pembangunan pembangkit dengan tepat waktu, biaya dan

memenuhi kualitas yang disyaratkan.

2

Page 3: Makalah Fix

b) Mengelola pembangkit dengan mengacu standar pengelolaan untuk mencapai kinerja yang berdaya saing.

c) Memperhatikan persyaratan keamanan dan pengelolaan pembangkit yang ramah lingkungan.

d) Melakukan usaha-usaha tumbuh dan berkembang untuk mencapai keunggulan sebagai pengelola pembangkit yang terpercaya.

III. PROSES PRODUKSIProses Produksi Listrik di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang melibatkan dua (2) jalur

utama, yaitu jalur uap dan jalur bahan bakarnya. Untuk Jalur Uap, bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Siklus Uap dimulai dari pengambilan air laut oleh Circulating Water Pump. Kemudian air laut tersebut dimasukkan ke dalam unit desal untuk dihilangkan kadar garam dan mineral-

2.1 Siklus Uap dan Air

mineralnya. Setelah itu, air ditampung di Condensate Storage Tank bersama air yang didinginkan oleh kondenser. Sebagian air dibuang ke laut, dan sebagiannya lagi dipompakan oleh Condensate Pump menuju Low Pressure Heater untuk dipanaskan awal.

Setelah itu, air yang telah dipanaskan awal dialirkan ke unit Dearator untuk dihilangkan kadar oksigennya. Kemudian, air yang telah bebas dari Oksigen dipompakan oleh Boiler Feed Pump menuju ke High Pressure (HP) Heater untuk dipanaskan lanjut. Setelah itu, air yang dipanaskan dialirkan ke boiler dan masuk ke unit Economizer untuk dipanaskan lagi sebeum masuk ke steam drum.

Di steam drum, akan dipisahkan air dan uap basahnya. Uap basah akan dialirkan ke unit superheater untuk dipanaskan sehingga membentuk uap lanjut, sementara yang masih berbentuk air akan turun melalui water wall, dipanaskan dan membentuk uap sehingga dialirkan kembali ke superheater.

3

Page 4: Makalah Fix

Setelah uap panas lanjut terbentu, uap ini akan dialirkan menuju sudu turbin tekanan tinggi untuk memutr turbin tersebut. Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi (High Pressure Turbine), uap ini akan dialirkan ke reheater untuk dipanaskan ulang dan digunakan untuk memutar turbin tekanan menengah (IP Turbine). Uap yang keluar dari IP Turbine akan langsung digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah (Low Pressure Turbine) sehingga ketiga turbin berputar sekaligus mengkopel generator dan generator menghasilkan energi listrik. Uap yang keluar dari LP Turbine akan dialirkan ke kondenser untuk didinginkan. Setelah itu, uap yang telah menjadi air ditampung di Condensat Storage Tank, dan dengan penambahan air dari laut siklus ini akan berputar secara terus menerus .

Untuk bahan bakarnya, suatu PLTU biasanya menggunakan bahan bakar minyak selama start upnya. Kemudian, setelah mencapai beban 30%, minyak akan diganti dengan bahan bakar batubara. Untuk siklus bahan bakarnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Jalur Bakan Bakar

Untuk jalur minyaknya, minyak disuplai oleh Pertamina dengan dibawa oleh truk pengangkut minyak, kemudian ditampung di Main Storage Tank. Setelah itu dialirkan ke Daily Tank, kemudian melewati saringan-saringan, maka minyak HSD akan dipompakan menuju burner. Burner adalah nosel untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam boiler. Setelah sampai burner, maka bahan bakar minyak akan dikabutkan di dalam boiler.

Sementara untuk jalur bahan bakar batubaranya, mula-mula batu bara dibawa kapal tingkang. Kemudian, batu bara tersebut diangkat menggunakan ship unloader dan ditaruh pada hoper. Dari hoper, batu bara diarahkan ke belt conveyor menuju coal yard melalui beberapa junction tower untuk ditampung di area terbuka. Kemudian, batu bara yang ada di coal yard diangkut oleh stacker reclaimer untuk dialirkan ke crusher house. Di dalam

4

Page 5: Makalah Fix

crusher house ini, batu bara akan dihancurkan oleh mesin crusher sehingga ukuran batu bara menjadi 30 mm. Batu bara yang telah berukuran 30 mm ini ditampung di coal bunker. Dari coal bungker, batu bara dialirkan ke coal feeder untuk ditakar dan diatur flow yang masuk ke coal pulverizer.

Di unit coal pulverizer, batu bara akan kembali dihancurkan sampai berukuran debu (300 mesh). Batu bara ini kemudian dialirkan ke burner dengan hot air dan cold air yang didorong oleh primary air fan. Sementara, udara panasnya akan dipasok oleh force draft fan. Gas buang pembakaran akan keluar dari furnace menuju unit Electrostatic Presipitator (ESP) untuk dipisahkan debu dengan metode elektrik. Gas hasil pembakaran tadi dialirkan ke ESP dengan menggunakan induced draft fan supaya mengalir ke ESP tersebut. Selanjutnya, sisa bahan bakar akan ditampung di fly ash silo kemudian dibuang ke atmosfer melalui stack, sementara kotoran bahan bakar yang tidak sempurna akan dialirkan ke bottom ash silo. Demikian jalur bahan bakar untuk batu baranya.

IV. PENGOPERASIAN SISTEM HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASSSistem HP Turbine Bypass berfungsi mengalirkan uap panas hasil dari boiler yang

langsung dialirkan ke kondenser tanpa diekspansikan ke turbin ua terlebih dahulu. Uap ini langsung dialirkan ke kondenser pada kondisi: 1. Start Up2. Turbin mengalami trip3. Pada saat generator turun beban.

Sedangkan bentuk valve yang digunkan pada sistem HP Turbine Bypass ini adalah jenis globe valve yang terhubung dengan mekanisme hidrolik untuk pengopersiannya.

4.1 Diagram Hidrolik pada HP Turbine BypassBerikut ini adalah diagram hidrolik pada mekanisme hidrolik pada sistem HP Turbine

Bypass.

Gambar 4.1 Diagram Hidrolik pada High Pressure Turbine Bypass

5

Page 6: Makalah Fix

Keterangan :1. LVDT2. Aktuator3. Solenoid Valve 4/34. Solenoid Valve 4/25. Servovalve6. Filter7. Differential Pressure Indicator8. Check Valve

Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut. Ketika terdapat sinyal arus listrik sebesar 4.2 mA, maka sinyal akan masuk ke Servo Amplifier diteruskan untuk menghidupkan Servovalve. Servovalve ini merupakan katup jenis On/Off, sehingga ketik ada arus masuk, maka katup ini akan 100% On. Ketika Servovalve dalam posisi On, maka minyak dari Oil Tank akan mulai naik melalui jalur Fluid Supply, masuk ke filter-filter dan instrumen – instrumen untuk diukur (biasanya flowmeter, pressure gauge, thermometer). Setelah itu, minyak akan terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur menuju Servovalve dan Solenoid Valve. Untuk yang menuju ke jau\lur Solenoid Valve, terbagi lagi menjadi dua jalur, yaitu Solenoid Valve 4/3 dan Solenoid Valve 4/2. Perbedaannya hanyalah pada kecepatan membuka atau menutup pada masing-masing Solenoid Valve tersebut.

Untuk minyak yang masuk menuju jalur Servovalve, setelah Servovalve berada dalam keadaan On, maka minyak akan mengalir melalui katup tersebut, diteruskan ke Governing Valve dan diatur seberapa besar bukaan yang perlu dilaksanakan oleh Aktuator. Besarnya bukaan aktuator ini diatur oleh jumlah minyak yang keluar dari governing valvenya.

Sementara itu, untuk minyak yang melewat jalur Solenoid Valve 4/3, minyak akan menglir melalui katup tersebut. Setelah itu akan melewati check valve agar minyak tidak kembali lagi ke jalur-jalur yang sebelumnya. Setelah itu, mengenai seberapa besar minyak yang diperlukan untuk menggerakkan aktuator akan diatur oleh governing valve.

Sama seperti pada jalur minyak yang melewati katup Solenoid 4/3, maka minyak yang melewati Solenoid Valve 4/2 juga akan masuk menuju ke governing valve untuk diatur jumlah minyak yang akan menggerakkan aktuator.

Kemudian, dari tiga jalur minyak tersebut akan berfungsi mendorong aktuator untuk melakukan gerakan secara proporsional. Pergerakan aktuator akan diteliti oleh instrumen LVDT. Apabila terjadi kesalahan pembacaan, maka LVDT akan mengirimkan sinyal berupa tekanan minyak yang ada di piston LVDT, mengirimkannya ke Demodulator untuk dibenarkan perintah sinyalnya.

4.2 Komponen pada HP Turbine BypassBerikut akan membahas secara singkat komponen-komponen yang terkait pada sistem

HP Turbine Bypass .1. Minyak hidrolik

Jenis minyak hidrolik yang dipakai adalah minyak dengan kandungan ester fosfat (phosphate ester).

2. Oil TankBerfungsi sebagai tangki penampung minyak hidrolik yang dilengkapi instrumen pengukuran, umumnya berupa termometer, pressure gauge serta flowmeter. Kapasitas tangki yang dipakai di Sistem Hidrolik pada HP Turbine Bypass ini adalah 500 Liter.

3. MotorMotor ini berfungsi untuk memutar pompa yang digunakan untuk menghisap minyak hidrolik dari oil tank

6

Page 7: Makalah Fix

4. Oil CoolerOil Cooler berfungsi untuk mendinginkan minyak hidrolik yang telah digunakan sebelum minyak dialirkan lagi ke tangki minyak.

5. AkumulatorAkumulator berperan sebagai sumber tekanan cadangan minyak hidrolik bila suatu saat dibutuhkan secara mendadak.

6. PompaPompa minyak berfungsi untuk mengubah energi mekanik pada minyak menjadi energi tekanan dengan cara menekankan minyak hidrolik ke dalam sistem hidrolik tersebut.

7. FilterBerfungsi sebagai alat penyaring kotoran-kotoran pada minyak hidrolik

8. AktuatorAktuator berperan sebagai unit penggerak yang berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik dalam bentuk gerakan.

9. LVDT (Linear Variable Differential Transformer)Instrumen yang bertugas memeriksa dan memastikan bahwa bukaan aktuator yang dijalankan oleh sistem hidrolik sesuai dengan kenyataan yang diperlukan.

10. Katup-katup (Valves)Ada tiga jenis katup utama yang terlibat pada sistem hidrolik pada HP Turbine Bypass ini,

yaitu Servovalve, Solenoid Valve dan Governing Valve.

4.3 Pengoperasian Sistem Hidrolik pada HP Turbine by PassSeperti yang telah diketahui pada penjelasan awal dalam bab ini, HP Turbine by Pass

System digunakan jika memang uap yang telah dihasilkan dari boiler tidak dialirkan ke turbin, melainkan langsung ke kondenser. Dengan demikian , sistem ini sebenarnya bukan merupakan sistem utama selama pengoperasian suatu unit PLTU. Namun, meskipun demikian, sebelum melaksanakan pemgoperasian Sistem Hidrolik pada HP Turbine by Pass ini, perlu dilaksanakan berbagai persiapan dan pelaksanaannya pun harus sesuai dengan SOP (Standart Operation Procedure) agar tercipta keselamatan kerja bagi operator maupun peralatannya.

Petugas operator perlu melengkapi diri dengan alat pelindung diri sesuai dengan lingkungan kerjanya, khususnya pada bagian sistem ini. Alat pelindung diri yang perlu dipakai diantaranya : Pakaian kerja Helmet Ear Plugs / Penutup telinga Safety Shoes Kacamata Sarung tangan Masker

Ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan mengenai kondisi lingkungan kerja , seperti : Kondisi peralatan dalam keadaan tidak sedang dalam perbaikan atau maintenance. Kepastian dari pihak pemeliharaan mekanik, listrik maupun instrumen dengan melihat

fisik alat dalam keadaan tidak diberi catatan. Komunikasi antar ruang kontrol dengan lokal agar selalu terjadi.4.5.1 Percobaan Pengoperasian

Kegiatan percobaan pengopersian biasanya dilaksanakan ketika kesatuan sistem unit PLTU belum dioperasikan. Serangkaian kegiatan ini dimulai dengan memasukkan minyak hidrolik ke dalam oil tank melalui pipa hidrolik, memberikan minyak yang diperlukan untuk

7

Page 8: Makalah Fix

masing-masing aktuator dan memastikan semua aktuator terisi minyak untuk peralatan hidrolik.a.) Konfirmasi pipa, kabel listrik dan penggerak poros

1.) Pastikan bahwa lokasi pipa harus sesuai dengan skema hidrolik.2.) Pastikan bahwa lokasi kabel harus sesuai dengan diagram listrik.3.) Pastikan bahwa poros yang dgerakkan dan penggerak poros utama satu poros.

b.) Sebelum memasok minyak hidrolik1.) Memastikan bahwa semua pipa yang akan digunakan di lokasi telah dibersihkan.

Masalah-masalah yang sering terjadi pada sistem hidrolik ini biasanya adanya benda-benda asing yang masuk sehingga dapat mengontaminasi minyak hidroliknya. Terutama pada saat pemasangan pipa setelah dibersihkan, perhatikan setiap komponen yang dihubungkan untuk mencegah benda asing yang masuk ke pipa.

2.) Memastikan bahwa tidak ada benda-benda asing seperti debu dan sampah yang masuk ke oil tank.

3.) Memastikan bahwa setiap baut dan mur pada setiap pipa benar-benar kencang. c.) Memasok minyak hidrolik

1.) Memasok minyak hidrolik ke oil tank.Lepaskan plat penutup pada filter dan masukkan minyak hidrolik melalui saringan (filter). Saringan digunakan untuk mencegah bercampurnya minyak hidrolik dengan benda-benda asing.

2.) Melihat ketinggian minyak pada levelmeter minyak hidrolik.Isi minyak hidrolik harus sampai pada ketinggian tertentu. Pada saat melaksanakan survey di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang, tinggi minyak hidrolik yang tertera pada instrumen levelmeter adalah ± 2,8 meter.

3.) Supply minyak hidrolik ke pipaSupply minyak hidrolik ke pipa dilakukan dengan cara membuka katup pipa dan diisikan setiap baris pipa dengan minyak hidrolik.

4.) Supply minyak ke casing pompa hidrolikd.) Sebelum Operasi

1.) Mengisi gas nitrogen ke akumulatorUntuk peralatan hidrolik dengan akumulator, pengisian gas nitrogen telah ditentukan besarnya tekanan di akumulator.

2.) Konfirmasi operasi buka tutup katup secara manual Lakukan proses pembukaan dan penutupan katup operasi untuk dioperasikan secara manual , utamanya pada globe valve.

3.) Pengaturan katup kontrol tekanan (governing valve)Selama keadaan belum operasi keadaan governing valve pada sistem HP Turbine by Pass ini berada dalam keadaan terbuka. Setting awalan katup ini harus disesuaikan dengan pabrikannya.

4.) Pemutaran poros pompa.Menyambung kopling pompa hidrolik dan pastikan putaran pompa lancar.

5.) Suplai minyak hidrolik ke pipa dan konfirmasi ketinggian minyak.Suplai minyak hidrolik ke pompa secara bertahap, lihat dan pastikan pompa berputar satu arah dan minyak akan masuk ke pipa.

6.) Pemeras udara pada saluran pipa.Keluarkan udara dalam silinder hidrolik melalui pemeras udara pada saluran pipa. Terdapatnya udara pada saluran pipa akan merusak kinerja motor hidrolik dan silindernya. Selain itu juga berpengaruh pada umur penggunaan peralatan hidrolik.

8

Page 9: Makalah Fix

e.) Pengoperasian awal1.) Hidupkan motor secara perlahan, periksa ketidak normalan dan adanya getaran.2.) Apabila suhu oil tank berada di bawah 20 °C, lakukan pemanasan tanpa

pembebanan.3.) Mengatur tekanan pada katup kontrol sesuai dengan Default Setting pabrikannya.4.) Ulangi oprasi aktuator dan keluarkan udara dari sirkuit hidrolik.

f.) Percobaan1.) Mengoperasikan dengan memperhatikan tekanan operasi, kecepatan aktuator,

variasi tingkat minyak oil tank, variasi suhu minyak, suara, kebocoran minyak dll. Selain itu, lakukan pula pencatatan hasil kondisi operasi dan operasi percobaan. Kondisi tersebut akan digunakan untuk mengetahui kinerja peralatan hidrolik. Dan dianjurkan untuk mencatat kondisi operasi dalam buku harian operasi. Item-item yang dicatat meliputi : Temperatur lingkungan Kondisi suhu minyak Kondisi tingkat minyak oil tank Tekanan kerja masing-masing aktuator Kecepatan masing-masing aktuator Kondisi kerja dari masing-masing aktuator Tekanan hisap pada pompa hisrolik Tekanan katup kontrol (pada governing valve).

2.) Penggantian minyak hidrolik setelah percobaanMeskipun pipa berhasil diisi minyak hidrolik, terkadang sering terjadi kasus masuknya benda-benda asing yang ikut terbawa minyak. Oleh karenanya, penggantian minyak hidrolik perlu dilakukan setiap kali ada masalah yang disebabkan oleh benda-benda asing yang ikut terbawa minyak hidrolik. Pembersihan oil tank pun harus segera dilaksanakan ketika operasi berhenti.

4.5.2 Pengoperasian Normala.) Persiapan

1.) Konfirmasi ketinggian oil tankPastikan bahwa ketinggian minyak pada oil tank berada pada posisi yang ditetapkan. Ketika terjadi pemberhentian operasi, akan ditemukan banyak kebocoran minyak pada pipa flange dan ketinggian minyak akan menurun.

2.) Konfirmasi posisi berubah dan operasi buka tutup komponen hidrolikLakukan hal-hal sebagai berikut ini : Pastikan bahwa setiap arah katup kontrol dalam satu arah yang ditentukan. Pastikan juga bahwa katup dapat membuka dan menutup sesuai dengan spesifikasi dari rangkaian hidroliknya. Pastikan bahwa kemiringan dari pompa hidrolik pada perubahan volume dalam posis maksimal.

3.) Temperatur minyak hidrolikPastikan suhu minyak hidrolik yang berada pada oil tank sesuai suhu operasi. Apabila kurang dari 20°C , lakukan pemanasan dengan cahaya tanpa pembebanan.

b.) Operasi1.) Pada saat pengoperasian jaga tekanan operasi, kecepatan aktuator, temperatur

minyak , ketinggian minyak, suara, kebocoran minyak dll.2.) Setiap dijumpai gangguan, segera hentikan penggerak utama dan cari penyebab

tersebut.

9

Page 10: Makalah Fix

c.) Penghentian1.) Sebelum pompa hidrolik dihentikan , pastikan posisi arah contro valve sesuai yang

ditetapkan2.) Setelah pompa hidrolik dihentikan, lakukan hal-hal berikut :

Matikan sumber listrik utama Membuka dan menutup stop valve

4.4 Maintenance Sistem Hidrolik pada HP Turbine BypassSetiap sistem yang bekerja pasti membutuhkan kegiatan perawatan agar komponen

memiliki umur yang panjang. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara teratur akan dapat mempertahankan kerja dari sistem tersebut sesuai yang diharapkan. Pada HP Turbine by Pass system ini, beberapa kegiatan perawatan dapat dikelompokkan pada beberapa kelompok seperti di bawah ini.

1.) Pemakaian dan Perbaikan Instrumen (Using and Repairing)Pada dasarnya, suatu sistem membutuhkan operator yang handal, kegiatan perawatan

yang maksimal, inspeksi secara teratur dan kegiatan perbaikan yang benar untuk mewujudkan produktivitas kerja dan stabilitas kerja yang diharapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa poin yang harus dilakukan sebelum mengoperasikan peratan-peralatan hidrolik, yaitu :a.) Tentukan tekanan kerja dan kecepatannya agar sesuai desain peralatan. Baut-baut pada

beberapa bagian hidrolik (seperti pada katup) harus dipastikan benar-benar kencang untuk menghindari pelepasan pada komponen tersebut.

b.) Minyak hidrolik harus dipilih sesuai dengan spesifikasi yang disarankan dari pabrikan.c.) Pastikan temperatur minyak hidrolik tidak boleh melebihi 60°C , dalam keadaan

operasi normal, temperatur minyak hidrolik berada pada kisaran suhu 35°C - 55°C.d.) Dibutuhkan juga suplai energi listrik yang stabil (rentang voltase dibatasi dari 90%-

110% ).e.) Panel listrik dan junction box harus benar-benar terisolasi (dalam keadaan tertutup)

selama sistem hidrolik dioperasikan.f.) Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin bila dijumpai sebuah kesalahan-kesalahan

pada sistem (seperti tekanan yang tidak stabil, tekanan yang terlalu rendah dsb.). Jangan melanjutkan pengoperasian bila kejanggalan-kejanggalan diatas memungkinkan terjadi kecelakaan.

g.) Periksa bagian heater dan cooler minyak hidrolik secara teratur.h.) Periksa keadaan akumulator sesering mungkin, segera lakukan perbaikan kalau

dijumpai penurunan tekanan gas.i.) Ganti perapat (seal) secara berkala (biasanya umur dari seal itu berkisar 1,5 sampai 2

tahun)j.) Bersihkan elemen saringan secara berkalak.) Bersihkan oil tank secara berkala

2.) Penggantian Minyak Hidrolik secara BerkalaDi PLTU 1 Jawa Tengah Rembang, minyak hidrolik untuk pengoperasian HP Turbine by

Pass system ini belum pernah melaksanakan penggantian minyak. Hanya saja, bila terjadi kebocoran sealnya memang harus dilakukan penambahan minyak hidrolik. Namun, di manual booknya dicantumkan pula proses penggantian minyak hidrolik. Proses penggantian minyak hidrolik dilaksanakan dengan cara :a.) Buang minyak hidrolik dari oil tank secara keseluruhan,b.) Bersihkan bagian bawah tangki minyak hidrolik,

10

Page 11: Makalah Fix

c.) Bersihakan dan kalau perlu ganti filter dan elemen-elemennya pada saat membersihkan tangki minyak,

d.) Bila peralatan yang dibersihkan tersebut sudah sangat terkontaminasi atau minyak hidrolik berubah menjadi jenis minyak lain (berubah dari spesifikasi aslinya), perlatan harus dibilas dan minyak harus diganti baru,

e.) Minyak hidrolik yang baru harus disaring terlebih dahulu sebelum dialirkan ke oil tank.

V. KESIMPULANBerdasarkan kegiatan survey lapangan yang telah dilaksanakan di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang , maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu :1. Sistem Hidrolik pada High Pressure Turbine by Pass sangat vital perannya, khususnya

apabila turbin uap mengalami trip. Pada kondisi demikian, maka sistem hidrolik ini akan melaksanakan perintah untuk membuka by pass valvenya supaya uap bertekanan dan bertemperatur tinggi langsung dialirkan menuju kondenser

2. Valve yang dipakai pada sistem by pass ini adalah globe valve, yang mampu menciptakan pressure drop yang tinggi sehingga steam langsung bisa dialirkan ke kondenser.

3. Komponen-komponen yang mendukung pada sistem hidrolik ini diantaranya adalah Oil Tank, Motor, Oil Cooler, Akumulator, Pompa, Filter, Aktuator, LVDT (Linear Variable Differential Transformer) dan katup-katup.

4. Meskipun sistem hidrolik pada HP Turbine by pass ini digunakan hanya pada saat turbin trip, sistem ini juga membutuhkan perawatan agar kerja sistem ini dapat menjadi maksimal sesuai yang diharapkan.

PUSTAKA

11

Page 12: Makalah Fix

Fariz Fakhruddin, Mokhammad, 2011 , Pengoperasia Sistem Hidrolik Untuk Memenuhi Kebutuhan MSV dan CV , Laporan Survey Lapangan , Jurusan D III Teknik Mesin , Universitas Diponegoro Semarang.

PT.PLN (Persero) PLTU 1 Jawa Tengah Rembang CFPP 2 x (300-400 MW) , 2002 , Turbine Operation And It’s Auxiliary Equipment Division D.1 Vol.2 ,PT.PLN (Persero) , Rembang.

PT.PLN (Persero) PLTU 1 Jawa Tengah Rembang CFPP 2 x (300-400 MW) , 2002 , Turbine Operation And It’s Auxiliary Equipment Division D.1 Vol.5 ,PT.PLN (Persero) , Rembang.

Shanghai Huiyi Hydraulic Eng.Co.Ltd, 2007, User’s Manual & Maintenance Manual BPS Hydraulic System, Shanghai Huiyi Hydraulic Eng.Co.Ltd , Shanghai.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_hidraulik , diunduh tanggal 21 November 2013 Pukul 09.09 WIB

http://avturblog.blogspot.com/2012/02/globe-valve.html diundauh tanggal 20 November 2013 Pukul 13.08 WIB

http://weshewes.blogspot.com/2012/06/jenis-valve-dan-fungsinya.html diunduh tanggal 2o November 2013 Pukul 10.43 WIB

http://kelompok-d.blogspot.com/2013/02/aktuator-hidrolik-k-tuator-sistem.html#more , diunduh tanggal 20 November 2013 Pukul 13.23 WIB

12