Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

30
MAKALAH FITOTERAPI TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn) UNTUK PENGOBATAN KANKER OLEH ; NAMA : ASRUL SANI NIM : F1F212001 KELAS : REGULER SORE JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Page 1: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

MAKALAH FITOTERAPI

TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn)

UNTUK PENGOBATAN KANKER

OLEH ;

NAMA : ASRUL SANINIM : F1F212001KELAS : REGULER SORE

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013

Page 2: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan penggunaan obat-obatan tradisional khususnya dari

tumbuh-tumbuhan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat sudah cukup meluas. Secara empiris masyarakat memanfaatkan

tumbuh-tumbuhan tersebut sebagai obat, akan tetapi masih sedikit yang diteliti

tentang kandungan zat aktif didalamnya, oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang kandungan kimia dan efek farmakologinya.

Kanker merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di dunia dan

termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Hal

ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun

dan belum ditemukan cara yang efektif untuk pengobatannya. Kanker

merupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan

mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga

terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut

disebabkan adanya perubahan atau transformasi genetik, terutama pada gen-

gen yang mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor.

Sel-sel yang mengalami transformasi terus-menerus berproliferasi dan

menekan pertumbuhan sel normal.Pengobatan kanker secara medis yang

selama ini dilakukan adalah melalui pembedahan (operasi), penyinaran

(radiasi) dan terapi kimia (kemoterapi). Salah satu yang menjadi perhatian

adalah kemoterapi, yaitu penggunaan bahan-bahan bioaktif dari hasil sintesis

atau isolasi bahan alam. Penggunaa bahan bioaktif dari isolasi bahan alam terus

dikembangkan sampai saat ini karena sifatnya yang “renewable”, mudah

terdekomposisi dan dapat dikeluarkan dari dalam tubuh, sedangkan bahan

sintetis dapat tertinggal atau menjadi residu yang berbahaya bagi tubuh. Hal ini

menyebabkan pelacakan senyawa-senyawa antikanker dari bahan alam banyak

Page 3: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

dilakukan, untuk mendapatkan senyawa yang berpotensi sebagai antikanker

baru dalam strategi pengembangan kemoterapi.

Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat adalah

meniran. Meniran adalah herba yang berasal dari genus Phyllanthus dengan

nama ilmiah Phylanthus niruri Linn (Heyne, 1987). Meniran mempunyai

manfaat sebagai imunomodulator yaitu obat yang dapat mengembalikan dan

memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan yang

fungsinya berlebihan. Secara klinis imunomodulator digunakan pada pasien

dengan gangguan imunitas, antara lain pada kasus keganasan HIV/AIDS,

malnutrisi, alergi, dan lain-lain (Maat, 1996).

Berdasarkan teori di atas, maka akan diubahas lebih lanjut tentang

pengobatan kanker dengan tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.).

Page 4: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KANKER

1. Definisi Kanker

Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang

berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan

pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid), dan kerusakannya ini

terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri

dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan

penyebaran sel-sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan

pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke

jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan

sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal

sebagai metastasis (17).

Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh

perkembangan populasi sel yang lolos pada pertumbuhan regulasi normal,

replikasi, dan diferensiasi dan yang menyerang jaringan di sekitarnya.

Kanker berkembang ketika clone dari sel abnormal dapat keluar dari

regulasi. Kanker dihasilkan dari fungsi sel yang abnormal dan kelainan ini

hasil dari mutasi dalam struktur nukleotida DNA yang paling sering

diperoleh selama hidup (mutasi somatik) (17).

Penyakit kanker dapat didefinisikan berdasarkan empat

karakteristik, yang dapat menjelaskan bagaimana sel kanker belaku

berbeda dengan sel normal.

Klonalitas : Kanker berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada

sebuah sel, yang kemudian berploriferasi membentuk sel ganas.

Autonomi : Pertumbuhan tidak teratur dengan benar oleh pengaruh

biokimia dan fisik normal dalam lingkungan.

Anaplasia : Tidak terdapat diferensiasi sel yang normal dan

terkoordinasi

Page 5: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Metastasis : Sel kanker memiliki kemampuan tumbuh secara tidak

kontinyu dan menyebar ke bagian tubuh lain (17).

2. Patofisiologi dan Etiologi Kanker

Kanker adalah suatu pertumbuhan maligna yang selnya memiliki

sifat–sifat : replikasi terus menerus, hilangnya kontak penghambat, invasif

dan kemampuannya untuk menyebar, jika tidak ditangani maka akan

menjadi fatal. Faktor lingkungan merupakan penyebab kejadian kanker

sebesar 80-85%, sedangkan sekitar 10-15% disebabkan oleh kesalahan

replikasi dan genetika, dan diyakini sepertiga dari kanker berhubungan

dengan makanan.

Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam

hal penyebab dan biologisnya. Setiap hal yang bereplikasi memiliki

kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan perbaikan

kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan

mungkin diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh

melakukan penjagaan terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti

apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA),

penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metoda koreksi-kecatatan ini

sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan

lebih mungkin untuk muncul dan menyebar. Sebagai contohnya,

lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut

dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau

lingkungan yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia.

Karena itu, kanker adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan

progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak

berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan

sel, sebagai penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri

(self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial.

Sebagai contohnya :

Page 6: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa

menyebabkan sel dan sel inangnya mengakumulasikan kecacatan dengan

lebih cepat.Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa

mengirimkan sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.Mutasi

bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan

merusak sel yang lebih sehat. Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal

(immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa membuat sel sehat

rusak selamanya.

Penyebab kanker bervariasi dan tidak dapat diketahui dengan pasti.

Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan

pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Pola insiden kanker bervariasi

sesuai jenis kelamin, ras, dan letak geografik. Beberapa kanker dapat

dipengaruhi faktor genetik keluarga, namun yang paling sering terjadi

karena faktor lingkungan dan gaya hidup. Promotor kanker, yang disebut

karsinogen seperti bahan kimia, virus serta faktor lingkungan dan gaya

hidup (17).

3. Patogenesis Terjadinya Penyakit Kanker

Semua kanker bermula dari sel, yang merupakan unit dasar

kehidupan tubuh. Untuk memahami kanker, sangat penting untuk

mengetahui apa yang terjadi ketika sel-sel normal menjadi sel kanker.

Tubuh terdiri dari banyak jenis sel. Sel-sel tumbuh dan membelah secara

terkontrol untuk menghasilkan lebih banyak sel seperti yang dibutuhkan

untuk menjaga tubuh sehat. Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan

perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah hiperplasia, displasia, dan

neoplasia.

Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh

dalam jumlah yang berlebihan.

Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan

pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada

tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan

Page 7: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel

pada jaringan.

Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah

berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif (16).

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan

DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel.

Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi

sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun

fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan

(diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).

Kelainan siklus sel, antara lain terjadi saat:perpindahan fase G1

menuju fase S. siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor

transkripsi. Pencerap hormon tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor

transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan berfungsi sebagai supresor

tumor dan gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada kanker.

Siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.

translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah

putih seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada

domain tertentu pada kromosom Pada leukimia mielogenus kronis, 95%

penderita mengalami translokasi kromosom 9 dan 22, yang disebut

kromosom filadelfia (16).

Kanker adalah nama untuk sekelompok kondisi yang dihasilkan

dari pertumbuhan tidak terkendali dari sel - sel yang abnormal.

Perkembangannya kompleks melalui beberapa tahap yaitu: aktivasi,

inisiasi, promotor, progresi (perkembangan dan penyebaran), dan

kemungkinan remisi (sukses pengobatan atau pembalikan).

Menurut Krinke (2005) Fase transformasi sel normal menjadi sel

kanker adalah sebagai berikut :

a) Aktivasi. Beberapa bahan kimia dan/atau radiasi dapat memicu

perubahan sel. Dalam proses yang normal, tubuh seseorang dapat

Page 8: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

menghilangkan zat-zat berbahaya, dalam beberapa kasus substansi

menetap dan menempel pada DNA dalam sel.

b) Inisiasi. DNA berubah atau bermutasi dalam sel yang disalin. Jika itu

terjadi dalam DNA tertentu, ini akan membuat sel lebih sensitif

terhadap zat berbahaya dan/atau radiasi.

c) Promosi. Ketika sel menjadi sensitif, promotor mendorong sel-sel

membelah dengan cepat. Jika urutan normal dari DNA rusak, gumpalan

sel abnormal mengikat bersama untuk membentuk suatu masa atau

tumor.

d) Progresi. Sel-sel terus berkembang biak dan menyebar ke jaringan

terdekat. Jika mereka memasuki sistem getah bening, sel-sel abnormal

akan diangkut ke organ tubuh lain.

Gambar Perkembangan sel normal menjadi sel kanker

4. Klasifikasi Kanker

Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk

mengklasifikasikan kanker yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma

dan leukemia (17).

1). Karsinoma ialah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang

menutupi organ internal.

2). Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak,

otot, pembuluh darah, atau jaringan ikat.

Page 9: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

3). Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan

jaringan sistem kekebalan tubuh.

4). Adenoma ialah kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari,

kelenjar adrenal, dan jaringan kelenjar lainnya.

5). Leukemia ialah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah

seperti sumsum tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah.

5. Terapi kanker

Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia,

status kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada

pengobatan tunggal untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi

terapi dan perawatan paliatif. Perawatan biasanya termasuk dalam salah

satu kategori seperti operasi, radiasi, kemoterapi, immunoterapi, terapi

hormon, atau terapi gen.

Prinsip kerja pengobatan ini adalah dengan membunuh sel - sel

kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan

pertumbuhannya agar tidak menyebar dan mengurangi gejala-gejala yang

disebabkan oleh kanker.

Operasi

Pembedahan merupakan pengobatan tertua untuk kanker. Jika

kanker belum bermetastasis, kemungkinan besar pasien dapat

disembuhkan sepenuhnya hanya dengan menyingkirkan tumor dengan

operasi. Hal ini sering terlihat pada penyingkiran prostat, payudara atau

testis. Setelah penyakit ini telah menyebar, tidak mungkin dapat

menyingkirkan semua sel kanker. Operasi juga dapat berperan besar dalam

membantu untuk mengontrol gejala seperti gangguan pencernaan atau

kompresi sumsum tulang belakang (15).

Radioterapi

Radioterapi berarti pengobatan

kanker dengan menggunakan

sinar radioaktif. Sinar X, elektron,

Page 10: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

dan sinar γ (gamma) banyak digunakan dalam pengobatan kanker

disamping partikel lain. Pada prinsipnya apabila berkas sinar radioaktif

atau partikel dipaparkan ke jaringan, maka akan terjadi berbagai peristiwa

antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang mengakibatkan

terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang pada gilirannya akan

menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga menimbulkan kerusakan

akibat tertumbuknya DNA yang dapat diikuti kematian sel. Radioterapi

digunakan sebagai pengobatan mandiri untuk mengecilkan tumor atau

menghancurkan sel-sel kanker termasuk yang berkaitan dengan leukemia

dan limfoma, dan juga digunakan dalam kombinasi dengan pengobatan

kanker lain (15).

Kemoterapi

Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk

menangani kanker. Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi

atau pembedahan yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat

menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke

bagian tubuh yang lain. Penggunaan kemoterapi berbeda-beda pada setiap

pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus lain

dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan

kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya. Kemoterapi

biasa dilakukan di rumah sakit, klinik swasta, tempat praktek dokter, ruang

operasi dan juga di rumah (15).

Imunoterapi

Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh

untuk melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh

dari sel tumor bisa menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel

kekebalan (limfosit T). Walaupun mekanisme tepat pada tindakan tidak

benar-benar jelas, interferon mempunyai tugas di dalam pengobatan

beberapa kanker (15).

Terapi hormon

Page 11: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Kanker dikaitkan dengan beberapa jenis hormon, terutamanya

kanker payudara dan kanker prostat. Terapi hormon dirancang untuk

mengubah produksi hormon dalam tubuh sehingga sel-sel kanker berhenti

berkembang atau dibunuh sepenuhnya. Terapi hormon kanker payudara

sering fokus pada pengurangan kadar estrogen (obat umum untuk ini

adalah tamoxifen) dan hormon terapi kanker prostat sering fokus pada

pengurangan kadar testosteron. Selain itu, beberapa kasus leukemia dan

limfoma dapat diobati dengan hormon kortison (15).

B. TANAMAN MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn)

1. Nama Daerah

Di beberapa daerah di Indonesia, meniran dikenal ba’me tano,

sidukung anak, dudukung anak, baket kolop (Sumatera); meniran ijo,

meniran merah, memeniran (Jawa); bolobung, sidukung anak (Sulawesi);

serta gosaumadungi, gosau ma dungi noriba, belalang babiji (Maluku).

Beberapa nama asing di antaranya zhen zhu cao, hsieh hsia chu, ye

xia zhu (Cina); chanca piedra, quebra pedra, kilanelli (India); child pick a

back (Inggris), stone breaker, shaterstone, chamber bitter, leafflower,

quinine weed (Amerika Selatan); dan arrebenta pedira (Brazil) (18).

2. Klasifikasi

Di Indonesia penyebaran meniran cukup luas. Hal itu diketahui

dari beberapa nama daerah yang melekat pada tumbuhan ini. Dikalangan

Ilmiah, meniran memiliki nama botani Phyllanthus niruri L. atau

Phyllanthus urinaria L. dengan klasifikasi sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Suku : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri L. atau Phyllanthus urinaria L.

Page 12: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

(18)

3. Deskripsi Tanaman

Meniran (Phyllanthus niruri

tropik yang tersebar di seluruh daratan

Asia termasuk Indonesia. Kini terna ini

telah tersebar ke Benua Afrika, Amerika,

dan Australia. Meniran tumbuh di daerah

dataran rendah hingga dataran tinggi

dengan ketinggian 1.000 meter di atas

permukaan laut.

Tumbuhan jenis herba

dengan tinggi 40-100 cm ini, tumbuh secra liar di tempat berbau dan

lembab, seperti di tepi sungai, pantai, semak, lahan bekas sawah, tanah

terlantar di antara rerumputan, hutan atau ladang, atau tumbuh di sekitar

pekarangan rumah, baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Meniran mempunyai akar

tunggang dan sepasang bunga,

yaitu bunga jantan yang

keluar di bawah ketiak daun

dan bunga betina yang keluar

di atas ketiak daun. Daun

meniran mirip dengan daun

asam, berbentuk lonjong, dan

tersusun majemuk (18).

4. Penggunaan Secara Tradisional

Page 13: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Herba meniran secara tradisional dapat digunakan sebagai obat

radang ginjal, radang selaput lendir mata, virus hepatitis, peluruh dahak,

peluruh haid, ayan, nyeri gigi, sakit kuning, sariawan, antibakteri, kanker,

dan infeksi saluran kencing . Herba dan akar digunakan untuk penyakit

radang, infeksi saluran kencing, serta untuk merangsang keluarnya air seni

(diureticum), untuk penyembuhan diare, busung air, blennorrhagia, infeksi

saluran pencernaan, dan penyakit yang disebabkan gangguan fungsi hati.

Buahnya berasa pahit digunakan untuk luka dan scabies. Akar segar

digunakan untuk penyakit hati kuning. Dapat digunakan untuk penambah

nafsu makan dan obat anti demam (18)).

5. Kandungan Kimia

Meniran dengan nama simplisia Phyllanthus herba banyak

mengandung berbagai unsur kimia sebagai berikut. Lignan yang terdiri

dari Phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin,

nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpen terdiri dari cymene,

limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavonoid terdiri dari quercetin,

quercitrin, isouercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. Lipid

terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic, linoleic acid, dan linolenic

acid. Benzenoid berupa methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari

norsecurinine, 4-metoxy-norsecurinine, entnorsecurinina, nirurine,

phyllantin, dan phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes

berupa triacontanal dan triacontanol. Komponen lainnya berupa tanin,

vitamin C, dan vitamin K (18).

6. Data Ilmiah

Karena sifatnya sebagai imunostimulator kuat, ekstrak Phyllanthus

niruri L lebih bermanfaat digunakan sebagai imunoterapi atau terapi

adjuvant mendampingi obat-obat kanker yang lain, terutama kanker yang

diinduksi oleh virus, walaupun penelitian pendahuluan sebagai obat kanker

telah banyak dibuktikan dari komponen yang terdapat di dalam tumbuhan

ini.

Page 14: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Phyllanthus niruri L atau meniran/memeniran telah banyak

digunakan sebagai pengobatan tradisional terhadap berbagai macam

penyakit, seperti sakit ginjal, sakit kuning (1). Telah banyak dilakukan

penelitian terhadap tanaman ini, terutama hubungannya dengan aktivitas

sistem imun. Thabrew (2), menyebutkan bahwa pemberian per-oral

tanaman ini mampu meningkatkan aktivitas sistem komplemen melalui

jalur klasik. Suresh (3) menyebutkan bahwa genus tanaman Phyllanthus

dapat meningkatkan sitotoksisitas sel NK (Natural Killer) dan sel K

(Killer) dengan bantuan antibodi. Pengujian in vitro terhadap virus

Hepatitis B yang diinfeksikan pada kultur sel Human Hepatoma Cell Line,

ekstrak dari Phyllanthus niruri L mampu menurunkan titer HBsAg (4).

Pemberian per-oral dengan serbuk dari tanaman Phyllanthus amarus pada

penderita hepatitis B kronis mampu menurunkan dan menghilangkan

HBsAg sampai 55-60 % (5). Pengujian imunomodulator yang lebih

lengkap dilakukan oleh Suprapto Ma’at (6) yang melibatkan berbagai

komponen sistem imun, baik yang termasuk dalam respon imun humoral

maupun seluler. Dikatakan, pemberian per-oral ekstrak dari seluruh bagian

tanaman Phyllanthus niruri L pada mencit galur Quacker Bush, dapat

mempengaruhi fungsi dan aktivitas sel-sel imunokompeten, di antaranya

terhadap:

sistem komplemen, meningkatkan hemolitik total komplemen (CH100).

sel monosit/makrofag, meningkatkan aktivitas kemotaksis oleh

rangsangan kemoatraktan f-MLP (f- Methionine-Leucin-Phenylalanine)

, meningkatkan fungsi fagositosis in vivo terhadap partikel karbon

koloidal yang disuntikkan intra vena melalui vena ekor (Carbon

Clearance Assay), akan tetapi tidak meningkatkan sekresi Tumor

Necrosis Factor-alpha (TNF-α) pada kultur sel monosit/makrofag yang

dirangsang dengan Lipopolisakarida (LPS).

sel neutrofil, meningkatkan aktivitas kemotaksis terhadap rangsangan

kemoatraktan f-MLP.

Page 15: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

sel NK (Natural Killer), meningkatkan sitotoksisitas sel NK terhadap

sel target S49 cell line (Mouse Lymphosarcoma) .

populasi limfosit T, meningkatkan aktivitas proliferasi limfosit T

setelah dirangsang dengan mitogen Concanavalin-A maupun

fitotohemaglutinin.

sel T-sitotoksik (CD8), tidak mempengaruhi fungsi sitotoksisitas sel T-

sitotoksik (CD8) terhadap sel target TG-PEC (Thiglycollate-Induced

Exudate Cells).

subset limfosit T-helper 1 (Th-1), ditentukan berdasarkan sekresi

limfokin dari kultur limfosit bersama sel penyaji antigen (APC =

Antigen Presenting Cells) atau disebut juga sebagai sel “feeder”

pensuplai molekul MHC kelas II dan dirangsang dengan mitogen

Concanavalin - A, dengan hasil menurunkan sekresi IL-2, tidak

mempengaruhi sekresi IFN-γ, tetapi meningkatkan sekresi TNF-α.

subset limfosit T-helper 2 (Th2), pengamatan dilakukan sama dengan

Th1, dengan hasil : meningkatkan sekresi IL-4 tetapi menurunkan

sekresi IL-10.

populasi limfosit B, meningkatkan proliferasi limfosit B, setelah kultur

sel-B dirangsang dengan mitogen Lipopolisakarida (LPS),

meningkatkan produksi antibodi primer spesifik IgM dan antibodi

sekunder spesifik IgG terhadap antigen sel darah merah domba.

Setelah dilakukan analisis statistik disimpulkan bahwa ekstrak dari

seluruh tanaman Phyllanthus niruri L bersifat sebagai imunostimulator.

Aktivitas anti-hepatitis B oleh Phyllanthus dibuktikan dengan

menggunakan kultur cell line Alexander yang berasal dari karsinoma

hepatoseluler manusia yang mensekresi HbsAg di dalam supernatan

kulturnya. Pemberian 1 mg/ml ekstrak Phyllanthus ke dalam kultur

berumur 48 jam akan menghambat sekresi HBsAg yang tergantung pada

besarnya dosis pemberian (dose-dependent manner), dan dari penelitian ini

dibuktikan bahwa ekstrak Phyllanthus sebagai anti-hepatitis B bekerja

Page 16: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

pada level seluler (7). Ekstrak Phyllanthus dapat menghambat transkripsi

mRNA virus hepatitis-B (HBV) dengan cara menghambat aktivitas

enhancer-1 dari HBV dan faktor transkripsi C/EBP (8). Komponen utama

dari ekstrak Phyllanthus yang berkhasiat anti-viral adalah flavonoid, tetapi

tanin atau elagitanin yang banyak terdapat di dalam ekstrak dapat

menghambat aktivitas

enzim polimerase DNA dari virus Epstein Barr (9) Di samping mampu

menghambat aktivitas enzim polimerase DNA, ekstrak Phyllanthus juga

mampu menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase (RT) dari HIV-

1. ID50 (50% inhibitory dose) pada HIV-1 RT sebesar 0,05 mikroM,

sedangkan pada polimerase DNA sebesar 0,06 mikroM. Ekstrak

Phyllanthus 10 kali lebih sensitif menghambat HIV-1 RT dibandingkan

dengan terhadap polimerase DNA. Sebanyak 10,1 mikroM ekstrak dapat

menghambat terbentuknya efek sitopatogenik HIV dalam kultur sel MT-4,

pada dosis 4,5 µM dapat menghambat 50% pembentukan giant cell oleh

HIV dalam kultur SUP TI dan pada dosis 2,5µM menghambat sampai 90%

produksi antigen spesifik p24 dari HIV-1 dalam sistem sel klon H9 (10).

Aktivitas hambatan terhadap enzim RT dibuktikan pula dengan

menggunakan enzim Moloney Murine Leukemia RT (M-MulV-RT) dan

reaksi yang terjadi diamati dengan 3H-dTTP, ternyata ekstrak air panas

Phyllanthus memiliki hambatan lebih besar (81%) dibandingkan dengan

ekstrak metanol (54%) (11).

Komponen ekstrak Phyllanthus yang diisolasi dari akar adalah

filantostatin-6 yang dapat menghambat pertumbuhan kultur cell line P-388

(murine lymphocytic leukemia) dengan ED50 sebesar 0,35µg/ml dan

diperkirakan komponen tersebut berkhasiat sebagai anti-neoplastik (12).

Ekstrak Phyllanthus ternyata dapat menghambat proses karsinogenesis

yang diinduksi dengan N-nitrosodietilamin (NDAE). Pada hewan

percobaan kelompok kontrol insiden tumor sebesar 100% dan terjadi

kenaikan dari level : "carcinogen metabilizing enzymes" seperti glutation

S-transferase (GST), anilin hidroksilase (AH) dan gama-glutamil

Page 17: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

transpeptidase (GGT), suatu marker liver injury. Di samping itu, pada

kelompok perlakuan yang diberi ekstrak Phyllanthus terjadi penurunan

insiden tumor dan penurunan dari marker yang lain, sehingga diperkirakan

ekstrak Phyllanthus sebagai khemopreventif terhadap proses

karsinogenesis yang diinduksi oleh bahan kimia (13).

C. MEKANISME KERJA

Dilaporkan akar dan daun Phyllanthus niruri kaya senyawa

flavonoid, antara lain filantin, hipofilantin, qeurcetrin, isoquercetrin,

astragalin dan rutin. Di samping itu, dilaporkan pula beberapa glikosida

flavonoid dan senyawa flavonon baru. Dari minyak bijinya telah

diidentifikasi beberapa asam lemak yaitu, asam ricinoleat, asam linoleat, dan

asam linolenat. Beberapa senyawa lignan baru juga telah diisolasi dari

Phyllanthus niruri yaitu, seco-4-hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinol

trimetil eter, hidroksinirantin, dibenzilbutirolakton, nirfilin, neolignan

(filnirurin).42,43 Dari sekian banyak zat yang terkandung dalam P. niruri,

belum diketahui mana yang memiliki efek antivirus. Hanya diketahui bahwa

zat aktif P. niruri bekerja terutama di hepar. Belum ditemukan kepustakaan

yang membahas farmakokinetik P. niruri.

Sebuah penelitian eksperimental laboratorik pada mencit oleh Maat

(1996) menunjukan bahwa Phyllanthus mempunyai efek terhadap respon

imun nonspesifik maupun spesifik. Efeknya terhadap respon imun

nonspesifik yaitu meningkatkan fagositosis dan kemotaksis makrofag,

kemotaksis neutrofil, sitotoksisitas sel NK dan aktifitas hemolisis

komplemen, sedangkan terhadap respon imun spesifik, pemberian ekstrak

Phyllanthus niruri meningkatkan proliferasi sel limfosit T, meningkatkan

sekresi TNFα dan IL-4 serta menurunkan aktifitas sekresi IL-2 dan IL-10.

Dari uji klinis ekstrak P. niruri pada manusia dinyatakan bahwa ekstrak

Phyllanthus meningkatkan kadar IFNg, kadar CD4 dan rasio CD4/CD8.

Page 18: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

Kemampuan tanaman obat Phyllanthus niruri L dalam bekerja

sebagai imunoterapi diperkirakan melalui mekanisme imunostimulator

sebagai berikut:

Meningkatkan sitotoksisitas sel NK, sehingga banyak sel yang mengalami

mutasi segera di lisis.

Meningkatkan sekresi TNF-α oleh subset Th1, sehingga lebih

meningkatkan ekspresi MHC kelas I dari sel yang mengekspresikan

antigen tumor sehingga mengoptimalkan kerja sitotoksisitas dari sel-T

sitotoksik (CD8).

Meningkatkan aktivitas monosit/makrofag sebagai sel fagosit dan sel

penyaji antigen (Antigen Presenting Cells = APC). Peningkatan aktivitas

monosit diperkuat oleh menurunnya sekresi IL-10 oleh subset Th2.

Page 19: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen POM. Materia Medika jilid II. Departemen Kesehatan RI. Monografi Phyllanthus niruri L 987: 77-82.

2. Thabrew MI, de Silva KT, Labadie RP, de Bie PULA, van den Berg P.. Immunomodulatory activity of three Sri Lanka medicinal plants used in hepatic disorder. J Ethnopharmacol 1991 74(9): 63-6.

3. Suresh K, Vasudevan DM. Augmentation of murine natural killer cells and antibody-dependent cellular cytotoxicities by Phyllanthus emblica, a new immunomodulator. J Ethnopharmacol. 1994. Aug ; 44(1): 55-60.

4. Ji YH, Qin JZ, Wang WY, Zhu ZY, Liu XT. 1993. Effect of extracts from Phyllanthus urinaria L on HBsAg production in PLC/PRF/5 cell line (Human hepatoma cell line). Chung-Kao-Chung-Yao-Tsa-Chih. 1993 Aug; 8(8): 496-8, 511.

5. Thyagarajan SP, Subramanian S, Thirinalasundari T, Venkateswaran PS. Effect of Phyllanthus amarus on chronic carriers of hepatitis B virus. Lancet 1991; 2(8614):764-6.

6. Suprapto Ma'at. Phyllanthus Niruri L Sebagai Imunostimulator Pada Mencit. Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, 1997.

7. Jayaram S, Thyagarajan SP. Inhibition of HbsAg secretion from Alexander cell line by Phyllanthus amarus. Indian J Pathol Microbiol 1996 Jul 39:3 211-5.

8. Ott M, Thyagarajan SP, Gupta S. Phyllanthus amarus suppresses hepatitis-B virus by interrupting interactions between HBV enhancer-1 and cellular transcription factors. Eur J Clin Invest 1997 Nov 27:11 908-15.

9. Liu KC, Lin MT, Lee SS, Chiou JF, Ren S, Lien EJ. Antiviral tannins two Phyllanthus species. Planta Med 1999 Feb 65:1 43-6.

Page 20: Makalah Fitoterapi Meniran Antikanker

10. Ogata T, Higuchi H, Mochida S, Matsumoto H, Kato A, Endo T, Kaji A, Kaji H. HIV-1 reverse transcriptase inhibitor from Phyllanthus niruri. AIDS Res Hum Retroviruses 1992 Nov 8:11 1937-44.

11. Suthienkul O, Miyasaki O, Chulisiri M, Kositanont U, Oishi K. Retriviral reverse transcriptase inhibitory activity in Thai herbs and cpices: screening with Moloney murine leukemia viral enzims. Southeast Asian J Trop Med pubic Health 1993 Dec 24:4 751-5.

12. Pettit GR, Schaufelberger DE, Nieman RA, Difresne C, Saenz-Renauld JA. Antineoplastic agents, 177. Isolation and structure of phyllanthostatin. J Nat Prod 1990 Nov-Dec 53:6 1406-13.

13. Jeena KJ, Joy KL, Kuttan R. Effect of Emblica officinalis, Phyllanthus amarus, Pcorrhiza kurroa on N-nitrosodiethylamine induced hepatocarcinogenesis. Cancer Lett 1999 Feb 8 136:1 11-6.

14. Dirjen Dikti, 2004. Tanaman Obat Untuk Pengobatan Kanker. Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 3, No. 2, Juli 2004

15. Crosta, P 2010. What is cancer? Medical News Today. Available from : http://www.medicalnewstoday.com/info/cancer-oncology/ (diakses tanggal 19 Desember 2013).

16. ^ RA, Weinberg (2007). The Biology of Cancer. New York: Garland Science.

17. Mendelson A.C., Howley A., Ierael S., Gray J.E., Lindsten T. 2008. The Molecular Basis of Cancer. 3rd ed. Philadelphia : Saunders Elsevier

18. Kardiman A. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta: Agromedia Pustaka.