Makalah fisika atom dan fisika inti SMA

23
FISIKA SEKOLAH 2 “Fisika Atom dan Fisika Inti” Dosen Pengampu: Prof. Nathan Hindarto dan Prof. Supriyadi oleh: 1. Nurlailiatul Isnani (4201412058) 2. Rizky Maulana N. (4201412092)

Transcript of Makalah fisika atom dan fisika inti SMA

FISIKA SEKOLAH 2

“Fisika Atom dan Fisika Inti”

Dosen Pengampu: Prof. Nathan Hindarto dan Prof. Supriyadi

oleh:

1. Nurlailiatul Isnani (4201412058)

2. Rizky Maulana N. (4201412092)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

FISIKA ATOM

A. TEORI ATOM JOHN DALTON

Teori atom mulai berkembang dalam beberapa tahun yang lalu, yaitu dari sekitar

tahun 1803 sampai sekitar tahun 1926 dimana banyak para ilmuwan kimia mulai

menemukan dan mengembangakan teori teori atom dari yang sederhana sampai dengan

teori atom yang modern .

Dimulai pada tahun 1803 seorang penemu bernama John Dalton mengemukakan

pendapatnya tentang atom . Teori atom dalton didasarkan pada hukum kekekalan masa

(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum Prouts).. Dari kedua hukum

tersebut dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi

lagi.

2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,suatu unsur memiliki

atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda

3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan

bulat dan sederhana .

4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan

kembali dari atom atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau

dimusnahkan. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada

tolak peluru.

Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa

dan daya hantar arus listrik.

B. TEORI ATOM J.J. THOMSON

Pada tahun 1900, J.J. Thomson menemukan electron. Penemuan electron berkaitan

dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa, seperti

pada gambar.

Gambar tersebut memperlihatkan tabung kaca yang hampa udara di dalamnya

terdapat dua electrode, yaitu katode (positif) dan anode (negatif). Katika katode dan

anode diberi beda potensial yang tinggi, berkas sinar terpancar dari katode. Sinar

tersebut disebut sinar katode.

Membeloknya sinar katode ketika dilewatkan pada medan listrik dan medan magnet

mengantarkan pada kesimpulan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel

bermuatan listrik negative. Selanjutnya J.J. Thomson melakukan eksperimen untuk

menentukan besar muatan partikel tersebut. Skema sederhana perlalatan eksperimen

tersebut

Sinar katode (digambarkan sebagai sebuah muatan negative yang besarnya ℯ)

dilewatkan pada daerah bermedan listrik E dan bermedan magnet B yang saling tegak

lurus. Akibatnya, sinar katode mendapat gaya listrik (F= Eℯ) dan medan magnetic (F= ℯvB) yang arahnya saling berlawanan. Besar medan magnet diatur sedemikian rupa

sehingga besar gaya magnet sama dengan besar gaya listrik. Keadaan yang diharapkan

adalah sinar katode merambat lurus dengan kecepatan yang memenuhi persamaan:

v=EB

Selanjutnya, sinar katode melewati daerah bermedan magnet. Akibatnya, sinar

katode akan dibelokkan dan menempuh lintasan lingkaran dengan jari-jari R. Dalam hal

ini, gaya magnet bertindak sebagai gaya sentipental, sehingga berlaku:

Dan diperoleh:

Selanjutnya, dengan memasukan v=EB , diperoleh persamaan:

Besaran-besaran E, B dan R dapat diukur. Akan tetapi, meskipun muatan ℯ dan massa

m tidak dapat ditentukan secara terpisah , maka perbandingannya adalah 1,76 x 1011 C/kg.

sinar katode kemudian dikenal sebagai electron.

Menurut Thomson, atom bukanlah bagian terkecil dari suatu unsure, melainkan

tersusun oleh muatan-muatan positif yang tersebar diseluruh atom dan di netralkan oleh

electron-elektron seperti roti kismis

Kelemahan:tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola

atom tersebut.

C. TEORI ATOM RUTHERFORD

Ernest Rutherford pada tahun 1910 bersama dua orang asistennya Hans

Geiger dan Ernest Marsden melakukan eksperimen untuk menguji kebenaran

model atom Thomson. Mereka menembaki lempeng emas yang sangat tipis

dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi.

Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus

lempeng emas tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak

ada. Akan tetapi, kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari

partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan di antaranya

dipantulkan.

Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa

yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam

atom. Fakta ini tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J.J.Thomson,

dimana atom digambarkan bersifat homogeny pada seluruh bagiannya.

Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar  alfa dengan

mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari

massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang

selanjutnya disebut inti atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang

relative sangat jauh. Lintasan electron itu disebut kulit atom.

          Kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat

menjelaskan electron itu tidak jatuh keintinya. Menurut teori fisika klasik,

gerakan electron mengitari inti akan disertai pemancaran energy berupa radiasi

elektromagnet. Dengan demikian, energy electron semakin berkurang dan

gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke

inti atom.

D. TEORI ATOM BOHR

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki

kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom

hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron

dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom

hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori

kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:

1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron

dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner

(menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.

2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga

tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.

3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner

lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan

persamaan planck, E2 – E1 = hf

4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,

terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut

merupakan kelipatan dari h/2p atau nh/2p, dengan n adalah bilangan bulat dan h

tetapan planck.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-

lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi

paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar

semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Kelemahan:

1. Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron

banyak.

2. Tidak dapat menjelaskan efek Zemaan

3. Tidak dapat menjelaskan anomaly efek zeeman

4. Melanggar ketidakpastian Heizenberg

E. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM (1926)

Merupakan sumbangan dari: Louis de Broglie, Wolfgrang Pauli, Werner Heisnberg,

Erwin Schrödinger, dan Max Born. Inti dari model atom ini adalah persamaan

Schrödinger

Penjelasan postulat kuantisasi momentum sudut Bohr:

Bohr mengajukan postulat kuantisasi momentum sudutnya, mv r n=n h2 π , begitu saja

tanpa memberikan alasan secara fisis sama sekali.

Louis de Broglie dengan teori gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel

(misalnya elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memili sifat

gelombang dengan panjang gelombang λ, yang sesuai. Pernyataan ini dirumuskan

sebagai:

Persamaan de Broglie: λ=hp= h

mv

Prinsip ketidakpastian Heisenberg:

Tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum partikel

secara teliti secara bersamaan. Berdasarkan prinsip ini, kita tidak dapat mengetahui

lintasan electron secara pasti seperti yang dikemukaan oleh Bohr. Inilah yang

menyebabkan teori atom Bohr melanggar ketidakpastian Heinsenberg. Yang hanya bisa

ditentukan adalah orbital. Orbital adalah kebolehjadian terbesar untuk menemukan

electron. Orbital bukanlah bidnag tetapi ruang yang mirip lapisan kulit bawang.

Persamaan gelombang Schrödinger:

1. Gelombang electron dapat dijelaskan oleh suatu fungsi matematik yang

memberikan ampiltudo gelombang pada titik apa saja dalam ruang. Fungsi ini

disebut fungsi gelombang (𝞧).

2. Kuadrat fungsi gelombang, memberikan peluang menemukan electron pada titik

dalam ruang. Tidaklah mungkin menyatakan secara tepat letak electron bila

electron dipandang sevbagai gelombang. Model gelombang ini tidak

bertentangan dengan ketidakpastian Heisenberg karena tidak mendefinisikan

letak electron secara pasti.

3. Ada banyak fungsi gelombang yang deskripsi gelombang elektronnya dalam

suatu electronnya dalam suatu atom dapat diterima. Setiap fungsi gelombang

dikarakteristikan oleh sekumpulan bilangan-bilangan kuatum. Nilai-nilai

bilangan kuantum berkaitan dengan bentuk dan ukuran gelombanga electron dan

letak electron dalam ruang 3 dimensi.

Bedasarkan hasil persamaan Schrödinger, kemungkianna cara terbaik untuk

menvisulalisasikan sebuah electron dalam sebuah atom adalah seperti awan bermuatan

negative yang didistribusikan di sekitar inti atom.

BILANGAN KUANTUM

Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stasioner

electron diperlukan empat bilangan kuantum. Kemepat bilangan kuantum adalah:

Bilangan kuantum utama (n)

Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energy atau kulit dalam

atom. Nilai bilangan kuantum utama adlah bilngan bulat mulai dari 1 sampai ~.

Bilangan kuantum utama n = 1, 2, 3, 4, ….

Orbit tempat electron bergerak disebut kulit dan diberi nama dengan huruf

K, L, M, N, O,…. Kulit dengan n = 1 diberi nama K, n = 2 diberi nama L, n = 3

diberi nama M dan seterusnya..

Semakin dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum

utama semakin kecil (mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama

digunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit

electron dengan inti atom dan juga dapat mengetahui besarnya energy potensial

electron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan

electron dengan inti atom semakin besar, sehingga energy potensial electron

semakin besar.

Bilangan kuantum orbital (𝓵)

Bilangan kuantum orbital menyatakan sub kulit tempat electron berada dan

bentuk orbital, serta menetukan besarnya momentum sudut electron terhadap

inti.

Bilangan kuantum orbital muncul karena teramati efek Zeeman yaitu garis-

garis tambahan dalam spectrum emisi jika atom-atom tereksitasi diletakan di

dalam medan magnetic luar homogeny.

Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan oleh orbit lingkaran Bohr karena orbit

lingkaran hanya mempunyai satu vector momentum sudut. Berdasarkan efek

Zeeman, Arnold Sommerfeld mengusulkan orbit elips selain orbit lingkaran

(lingkaran merupakan keadaan khusus dari orbit elips). Dalam orbit ellips

orientasi lingkaran bisa lebih dari satu.

Bilangan kuantum orbital 𝓵 = 0, 1, 2, 3,… (n-1)

Momentum sudut electron dari bilangan kuantum orbital diturunkan dari

persamaan Schrödinger: L=√l(l+1)ħ

Bilangan kuantum magnetik (ml)

Bilangan kuantum magnetic menyatakan orbital tempat ditemukannya

electron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut electron terhadap inti.

Nilai bilangan kuantum magnetic berhubungan dengan nilai bilangan kuantum

orbital anrata –𝓵 sampai +𝓵.

Hubungan bilangan kauntum orbital dan bilangan kuantum magnetic

Bilangan kuantum spin

Terpecahnya garis-garis spectra pada atom lebih dari yang diperkirakan

disebut Anomali Efek Zeeman (AEZ). Terjadinya AEZ dijelaskan Pauli dengan

menyatakan hipotesis bahwa karena adanya rotasi tesembunyi yang

menghasilkan momentum sudut tambahan, kemudian ia mengusulkan bilangan

kuantum keempat yang hanya boleh memiliki dua nilai supaya dapat

menjelaskan AEZ. Goudsmit dan Uhlenbeck kemudian mengusulkan bahwa

rotasi tersembunyi ini disebabkan oleh momentum sudut intrinsic yang dikaitkan

dengan electron yang berotasi pada porosnya. Bilangan kuantum spin hanya

memiliki dua nilai yaitu -1/2 atau +1/2.

Tingkat-tingkat Energi Atom Hidrogen

Energy atom hydrogen (berelektron tunggal) bergantung pada bilangan

kunatum utama dari fungsi gelombang.

En=−13,6

n2 eV

KONFIGURASI ELEKTRON

1. Aturan Aufbau

“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan

pada subkult yang lebih tinggi energinya”.

2. Aturan Hund

Frederich Hund (1927), seorang ahli fisika mengemukaan aturan pengisian electron

pada orbital yaitu: “orbital-orbital dengan ennergi yang sama, masing-masing terisi satu

electron arah yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisis satu electron

kemudian electron akan memasuki orbital-orbital secara berurutan dengan arah yang

berlawanan ”.

3. Prinsip Larangan Pauli

“Tidak boleh ada dua electron dalam sebuah atom yang memiliki keempat bilangan

kuantum yang sama persis”

ENERGI IONISASI DAN AFINITAS ELEKTRON

Energi Ionisasi adalah enenrgi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron

yang tidak erat terikat dalam atomnya dalam keadaan gas.

Energi ionisasi golongan gas mulia adalah yang paling besar karena ada celah

energi yang cukup lebar (besar) terhadap kelompok dari subkulit berikutnya. Oleh

karena itu diperlukan energi yang cukup besar untuk mengeluarkan elektron pada

subkulit terluar ini.

Sebaliknya, Golongan logam alkali, yaitu : Li, Na, K, Rb, dan Cs, kulit

terluarnya hanya terdiri dari satu elektron, dan untuk mengeluarkan elktron terluar

ini tidak diperlukan energi yang besar, sehingga elektron terluar ini mudah

dilepaskan, sehingga golongan logam alkali ( golongan IA) mempunyai energi

ionisasi paling rendah.

Afinitas elektron adalah proses pembentukan ion negatif disertai dengan

pembebasan energi. Jadi afinitas elektron adalah besarnya elektron yang dibebaskan

ketika sebuah atom netral menangkap elektron untuk membentuk ion negatif.

Inti Atom

A. Partikel Penyusun Inti Atom

Dari eksperimen Rutherford, diketahui bahwa inti atom bermuatan positif

yang disebut proton dan dari percobaan Milikan dan Thomson diperoleh bahwa

massa elektron sangatlah kecil, sehingga massa proton hanya sedikit lebih kecil

daripada massa atom hidrogen, karena atom hidrogen hanya terdiri dari 1 proton

dan 1 elektron. Tetapi, dengan menggunakan spektrometer massa diperoleh

bahwa massa atom oksigen kira-kira 16 kali massa atom hidrogen, padahal atom

oksigen tersusun dari 8 proton. Pada awal tahun 1920, Rutherford mengusulkan

bahwa inti seharusnya mengandung sejumlah partikel netral, di mana massa satu

atom netral ini hampir sama dengan massa proton. Ia menamainya sebagai

neutron. Pekerjaan menemukan partikel ini sangatlah sulit, tidak dapat dideteksi

oleh medan magnet karena bermuatan netral.

Pada tahun 1932, James Chadwick membutikan keberadaan neutron dengan

percobaannya yang memanfaatkan polonium sebagai sumber partikel alfa,

Berilium, Parafin, dan detektor kamar ionisasi. Partikel alfa ditembakkan pada

sasaran Berilium yang kemudian akan memncarkan suatu radiasi tembus yang

tak dikenal, yang tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun magnetik sehingga

dapat disimpulkan partikel-partikel radiasi bermuatan netral. Radiasi ini

selanjutnya menumbuk lembaran parafin kaya hidrogen dan mengeluarkan

proton-proton dari parafin sebagai akibat tumbukan elastis. Proton-proton

bermuatan positif ini dengan mudah dideteksi oleh kamar ionisasi.

Gambar 1. Percobaan Chadwick

Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan energi, Chadwick

mampu membuktikan bahwa massa partikel netral tak dikenal tersebut yang

menumbuk parafin memiliki massa hampir sama dengan massa proton.

Dengan demikian, inti atom terdiri dari sejumlah proton bermuatan positif

dan neutron yang bermuatan netral. Proton dan neutron sebagai partikel

penyusun inti atom disebut sebagai nukleon.

B. Penulisan Inti Atom

Jumlah proton dalam suatu inti atom disebut nomor atom, dilambangkan

dengan Z. Sedangkan jumlah nukleon (proton dan netron) dalam inti disebut

nomor massa, dilambangkan dengan A. Jika unsur dilambangkan oleh X maka

inti atom dengan nomor atom dan nomor massa tertentu disebut nuklida,

dilambangkan dengan

XZA

1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan 112 massa isotop karbon C-12,

sehingga

1u=1,660559 ×10−27kg=931,5 MeV /c2

r=(1,2× 10−15m ) A1 /3

C. Isotop, Isobar, dan Isoton

Isotop merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah

neutron berbeda, seperti atom Neon ada yang bermassa 20 dan 22 u, masing-

masing dilambangkan Ne1020 dan Ne10

22 . Isobar didefinisikan sebagai nuklida-

nuklida dengan jumlah nukleon sama tetapi jumlah proton berbeda, seperti He13

dan He23 . Sedangkan isoton didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan jumlah

neutron yang sama, seperti atom H13 dan He2

4 .

D. Kestabilan Inti

Di dalam inti atom, terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang

bermuatan netral, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa proton-

proton yang ada di inti tidak keluar dari inti karena adanya gaya tolak menolak

antar muatan positif dari gaya Coulomb?

Proton-proton yang ada di dalam inti sebenarnya juga mengalami gaya tolak

menolak, juga mengalami gaya tarik menarik karena memiliki massa, yaitu gaya

gravitasi, tetapi gaya tersebut belum bisa melawan gaya Coulomb. Ada satu gaya

lagi yang lebih besar dari gaya gravitasi, yang dapat membuat proton tidak

keluar dari atom, yaitu gaya inti. Gaya inilah yang tetap membuat inti atom

stabil.

E. Defek Massa

Atom netral helium He24 mengandung 2 proton, 2 neutron, dan 2 elektron.

Dengan demikian massa atom tersebut sama dengan 4,032980 u, tetapi pada

kenyataannya saat diukur, massa atom He24 sama dengan 4,002602 u, sehingga

diperoleh kesimpulan massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada

gabungan massa nukleon-nukleonnya.

Selisih massa antara gabungan massa nukleon dengan massa inti stabil

disebut defek massa (∆ m). Untuk kasus He24 , memiliki

∆ m=4,032980 u−4,002602u∆ m=0,030378uKemana hilangnya defek

massa tersebut? Menurut Einstein, massa yang hilang atau defek massa tersebur

diubah menjadi energi untuk mengikat nukleon-nukleon di inti, atau dapat

dikatakan energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-proton

dan neutron-neutron pembentuknya, disebut energi ikat inti. Besarnya memenuhi

persamaan

∆ E=∆ m c2

atau

∆ E=∆ m ×931,5 MeV /u

F. Aplikasi Fisika Inti

1. Reaksi Inti

Tumbukan yang terjadi antara partikel berenergi tinggi dan inti akan

mengubah struktur inti menjadi inti baru yang berbeda dengan inti semula,

reaksi seperti ini disebut reaksi inti. Contoh reaksi inti adalah penemuan

neutron dengan persamaan reaksi

Be49 + He2

4 → C612 + n0

1

Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut

a+ X →Y +b+Q

dengan a merupakan seberkas partikel berenergi tinggi pada sasaran X, Y

adalah inti baru dengan b partikel dan Q adalah energi reaksi.

Dengan energi yang dihasilkan Q sebesar

Q= [ (ma+mX )−(mY+mb ) ]× 931,5 MeV

2. Reaki Fisi

Inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel dapat membelah menjadi

dua inti baru yang lebih ringan. Dalam reaksi inti, massa total produk lebih

kecil daripada massa total reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi.

Reaksi inti seperti ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.

Sebagai contoh kita akan menentukan energi yang dibebaskan ketika inti

lithium yang ditembak dengan proton terbelah menjadi dua inti ringan

helium. Rekasi fisinya adalah sebagai berikut

H11 + Li3

7 → He24 + He2

4 +Q

Dengan

H11 =1,007825 u Li3

7 =7,016003 u He24 =4,002602 uEnergi reaksi fisi

Q=∆ m× 931 MeV /uQ= (0,018624 u )× 931 MeVu

=17,3 MeV

Jadi, untuk tiap atom Li37 yang membelah dibebaskan energi sebesar 17,3

MeV.

Contoh lain dari reaksi pembelahan adalah reaksi fisi pada uranium.

3. Reaksi Fusi

H12 + Li1

2 → He13 + H1

1

Jika dua inti deutrium didekatkan, maka gaya tolak Coulomb antara

proton-proton dalam inti deutrium menghalangi penggabungan inti. Untuk

menggabungkan dua inti deutrium menjadi helium diperlukan suhu dalam

orde 1 09 K . Peristiwa ini dapat terjadi pada reaksi termonuklir di dalam inti

bintang seperti Matahari.

Rantai proton-proton yang terjadi dalam inti bintang sebagai berikut

H11 + H1

1 → H12 +e+¿+ v ¿ 0,42 Mev

H12 + H1

1 → He23 +γ 5,49 MeV

He23 + He2

3 → He24 +2 H1

1 12,86 MeV

Begitu seterusnya sampai energi dari termonuklir di dalam bintang habis.

Untuk beberapa bintang ada yang sampai pembentukan C, N, atau O. Inti

paling berat yang dihasilkan dari reaksi fusi di dalam inti bintang adalah Fe.