Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
-
Upload
ajeng-rizki-rahmawati -
Category
Education
-
view
1.072 -
download
33
Transcript of Makalah fisika atom dan fisika inti SMA
FISIKA SEKOLAH 2
“Fisika Atom dan Fisika Inti”
Dosen Pengampu: Prof. Nathan Hindarto dan Prof. Supriyadi
oleh:
1. Nurlailiatul Isnani (4201412058)
2. Rizky Maulana N. (4201412092)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
FISIKA ATOM
A. TEORI ATOM JOHN DALTON
Teori atom mulai berkembang dalam beberapa tahun yang lalu, yaitu dari sekitar
tahun 1803 sampai sekitar tahun 1926 dimana banyak para ilmuwan kimia mulai
menemukan dan mengembangakan teori teori atom dari yang sederhana sampai dengan
teori atom yang modern .
Dimulai pada tahun 1803 seorang penemu bernama John Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom . Teori atom dalton didasarkan pada hukum kekekalan masa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum Prouts).. Dari kedua hukum
tersebut dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana .
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru.
Kelemahan: Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa
dan daya hantar arus listrik.
B. TEORI ATOM J.J. THOMSON
Pada tahun 1900, J.J. Thomson menemukan electron. Penemuan electron berkaitan
dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa, seperti
pada gambar.
Gambar tersebut memperlihatkan tabung kaca yang hampa udara di dalamnya
terdapat dua electrode, yaitu katode (positif) dan anode (negatif). Katika katode dan
anode diberi beda potensial yang tinggi, berkas sinar terpancar dari katode. Sinar
tersebut disebut sinar katode.
Membeloknya sinar katode ketika dilewatkan pada medan listrik dan medan magnet
mengantarkan pada kesimpulan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel
bermuatan listrik negative. Selanjutnya J.J. Thomson melakukan eksperimen untuk
menentukan besar muatan partikel tersebut. Skema sederhana perlalatan eksperimen
tersebut
Sinar katode (digambarkan sebagai sebuah muatan negative yang besarnya ℯ)
dilewatkan pada daerah bermedan listrik E dan bermedan magnet B yang saling tegak
lurus. Akibatnya, sinar katode mendapat gaya listrik (F= Eℯ) dan medan magnetic (F= ℯvB) yang arahnya saling berlawanan. Besar medan magnet diatur sedemikian rupa
sehingga besar gaya magnet sama dengan besar gaya listrik. Keadaan yang diharapkan
adalah sinar katode merambat lurus dengan kecepatan yang memenuhi persamaan:
v=EB
Selanjutnya, sinar katode melewati daerah bermedan magnet. Akibatnya, sinar
katode akan dibelokkan dan menempuh lintasan lingkaran dengan jari-jari R. Dalam hal
ini, gaya magnet bertindak sebagai gaya sentipental, sehingga berlaku:
Dan diperoleh:
Selanjutnya, dengan memasukan v=EB , diperoleh persamaan:
Besaran-besaran E, B dan R dapat diukur. Akan tetapi, meskipun muatan ℯ dan massa
m tidak dapat ditentukan secara terpisah , maka perbandingannya adalah 1,76 x 1011 C/kg.
sinar katode kemudian dikenal sebagai electron.
Menurut Thomson, atom bukanlah bagian terkecil dari suatu unsure, melainkan
tersusun oleh muatan-muatan positif yang tersebar diseluruh atom dan di netralkan oleh
electron-elektron seperti roti kismis
Kelemahan:tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.
C. TEORI ATOM RUTHERFORD
Ernest Rutherford pada tahun 1910 bersama dua orang asistennya Hans
Geiger dan Ernest Marsden melakukan eksperimen untuk menguji kebenaran
model atom Thomson. Mereka menembaki lempeng emas yang sangat tipis
dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus
lempeng emas tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak
ada. Akan tetapi, kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari
partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan di antaranya
dipantulkan.
Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa
yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam
atom. Fakta ini tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J.J.Thomson,
dimana atom digambarkan bersifat homogeny pada seluruh bagiannya.
Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan
mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari
massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang
selanjutnya disebut inti atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang
relative sangat jauh. Lintasan electron itu disebut kulit atom.
Kelemahan pada teori atom Rutherford yakni tidak dapat
menjelaskan electron itu tidak jatuh keintinya. Menurut teori fisika klasik,
gerakan electron mengitari inti akan disertai pemancaran energy berupa radiasi
elektromagnet. Dengan demikian, energy electron semakin berkurang dan
gerakannya melambat sehingga membentuk lintasan spiral dan akhirnya jatuh ke
inti atom.
D. TEORI ATOM BOHR
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki
kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom
hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron
dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom
hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori
kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron
dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner
(menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner
lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan
persamaan planck, E2 – E1 = hf
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2p atau nh/2p, dengan n adalah bilangan bulat dan h
tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-
lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi
paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar
semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.
Kelemahan:
1. Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron
banyak.
2. Tidak dapat menjelaskan efek Zemaan
3. Tidak dapat menjelaskan anomaly efek zeeman
4. Melanggar ketidakpastian Heizenberg
E. TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM (1926)
Merupakan sumbangan dari: Louis de Broglie, Wolfgrang Pauli, Werner Heisnberg,
Erwin Schrödinger, dan Max Born. Inti dari model atom ini adalah persamaan
Schrödinger
Penjelasan postulat kuantisasi momentum sudut Bohr:
Bohr mengajukan postulat kuantisasi momentum sudutnya, mv r n=n h2 π , begitu saja
tanpa memberikan alasan secara fisis sama sekali.
Louis de Broglie dengan teori gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel
(misalnya elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memili sifat
gelombang dengan panjang gelombang λ, yang sesuai. Pernyataan ini dirumuskan
sebagai:
Persamaan de Broglie: λ=hp= h
mv
Prinsip ketidakpastian Heisenberg:
Tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum partikel
secara teliti secara bersamaan. Berdasarkan prinsip ini, kita tidak dapat mengetahui
lintasan electron secara pasti seperti yang dikemukaan oleh Bohr. Inilah yang
menyebabkan teori atom Bohr melanggar ketidakpastian Heinsenberg. Yang hanya bisa
ditentukan adalah orbital. Orbital adalah kebolehjadian terbesar untuk menemukan
electron. Orbital bukanlah bidnag tetapi ruang yang mirip lapisan kulit bawang.
Persamaan gelombang Schrödinger:
1. Gelombang electron dapat dijelaskan oleh suatu fungsi matematik yang
memberikan ampiltudo gelombang pada titik apa saja dalam ruang. Fungsi ini
disebut fungsi gelombang (𝞧).
2. Kuadrat fungsi gelombang, memberikan peluang menemukan electron pada titik
dalam ruang. Tidaklah mungkin menyatakan secara tepat letak electron bila
electron dipandang sevbagai gelombang. Model gelombang ini tidak
bertentangan dengan ketidakpastian Heisenberg karena tidak mendefinisikan
letak electron secara pasti.
3. Ada banyak fungsi gelombang yang deskripsi gelombang elektronnya dalam
suatu electronnya dalam suatu atom dapat diterima. Setiap fungsi gelombang
dikarakteristikan oleh sekumpulan bilangan-bilangan kuatum. Nilai-nilai
bilangan kuantum berkaitan dengan bentuk dan ukuran gelombanga electron dan
letak electron dalam ruang 3 dimensi.
Bedasarkan hasil persamaan Schrödinger, kemungkianna cara terbaik untuk
menvisulalisasikan sebuah electron dalam sebuah atom adalah seperti awan bermuatan
negative yang didistribusikan di sekitar inti atom.
BILANGAN KUANTUM
Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stasioner
electron diperlukan empat bilangan kuantum. Kemepat bilangan kuantum adalah:
Bilangan kuantum utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkat energy atau kulit dalam
atom. Nilai bilangan kuantum utama adlah bilngan bulat mulai dari 1 sampai ~.
Bilangan kuantum utama n = 1, 2, 3, 4, ….
Orbit tempat electron bergerak disebut kulit dan diberi nama dengan huruf
K, L, M, N, O,…. Kulit dengan n = 1 diberi nama K, n = 2 diberi nama L, n = 3
diberi nama M dan seterusnya..
Semakin dekat letak kulit atom dengan inti maka nilai bilangan kuantum
utama semakin kecil (mendekati 1). Sehingga bilangan kuantum utama
digunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan jarak orbit
electron dengan inti atom dan juga dapat mengetahui besarnya energy potensial
electron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan
electron dengan inti atom semakin besar, sehingga energy potensial electron
semakin besar.
Bilangan kuantum orbital (𝓵)
Bilangan kuantum orbital menyatakan sub kulit tempat electron berada dan
bentuk orbital, serta menetukan besarnya momentum sudut electron terhadap
inti.
Bilangan kuantum orbital muncul karena teramati efek Zeeman yaitu garis-
garis tambahan dalam spectrum emisi jika atom-atom tereksitasi diletakan di
dalam medan magnetic luar homogeny.
Efek Zeeman tidak dapat dijelaskan oleh orbit lingkaran Bohr karena orbit
lingkaran hanya mempunyai satu vector momentum sudut. Berdasarkan efek
Zeeman, Arnold Sommerfeld mengusulkan orbit elips selain orbit lingkaran
(lingkaran merupakan keadaan khusus dari orbit elips). Dalam orbit ellips
orientasi lingkaran bisa lebih dari satu.
Bilangan kuantum orbital 𝓵 = 0, 1, 2, 3,… (n-1)
Momentum sudut electron dari bilangan kuantum orbital diturunkan dari
persamaan Schrödinger: L=√l(l+1)ħ
Bilangan kuantum magnetik (ml)
Bilangan kuantum magnetic menyatakan orbital tempat ditemukannya
electron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut electron terhadap inti.
Nilai bilangan kuantum magnetic berhubungan dengan nilai bilangan kuantum
orbital anrata –𝓵 sampai +𝓵.
Hubungan bilangan kauntum orbital dan bilangan kuantum magnetic
Bilangan kuantum spin
Terpecahnya garis-garis spectra pada atom lebih dari yang diperkirakan
disebut Anomali Efek Zeeman (AEZ). Terjadinya AEZ dijelaskan Pauli dengan
menyatakan hipotesis bahwa karena adanya rotasi tesembunyi yang
menghasilkan momentum sudut tambahan, kemudian ia mengusulkan bilangan
kuantum keempat yang hanya boleh memiliki dua nilai supaya dapat
menjelaskan AEZ. Goudsmit dan Uhlenbeck kemudian mengusulkan bahwa
rotasi tersembunyi ini disebabkan oleh momentum sudut intrinsic yang dikaitkan
dengan electron yang berotasi pada porosnya. Bilangan kuantum spin hanya
memiliki dua nilai yaitu -1/2 atau +1/2.
Tingkat-tingkat Energi Atom Hidrogen
Energy atom hydrogen (berelektron tunggal) bergantung pada bilangan
kunatum utama dari fungsi gelombang.
En=−13,6
n2 eV
KONFIGURASI ELEKTRON
1. Aturan Aufbau
“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan
pada subkult yang lebih tinggi energinya”.
2. Aturan Hund
Frederich Hund (1927), seorang ahli fisika mengemukaan aturan pengisian electron
pada orbital yaitu: “orbital-orbital dengan ennergi yang sama, masing-masing terisi satu
electron arah yang sama atau setelah semua orbital masing-masing terisis satu electron
kemudian electron akan memasuki orbital-orbital secara berurutan dengan arah yang
berlawanan ”.
3. Prinsip Larangan Pauli
“Tidak boleh ada dua electron dalam sebuah atom yang memiliki keempat bilangan
kuantum yang sama persis”
ENERGI IONISASI DAN AFINITAS ELEKTRON
Energi Ionisasi adalah enenrgi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron
yang tidak erat terikat dalam atomnya dalam keadaan gas.
Energi ionisasi golongan gas mulia adalah yang paling besar karena ada celah
energi yang cukup lebar (besar) terhadap kelompok dari subkulit berikutnya. Oleh
karena itu diperlukan energi yang cukup besar untuk mengeluarkan elektron pada
subkulit terluar ini.
Sebaliknya, Golongan logam alkali, yaitu : Li, Na, K, Rb, dan Cs, kulit
terluarnya hanya terdiri dari satu elektron, dan untuk mengeluarkan elktron terluar
ini tidak diperlukan energi yang besar, sehingga elektron terluar ini mudah
dilepaskan, sehingga golongan logam alkali ( golongan IA) mempunyai energi
ionisasi paling rendah.
Afinitas elektron adalah proses pembentukan ion negatif disertai dengan
pembebasan energi. Jadi afinitas elektron adalah besarnya elektron yang dibebaskan
ketika sebuah atom netral menangkap elektron untuk membentuk ion negatif.
Inti Atom
A. Partikel Penyusun Inti Atom
Dari eksperimen Rutherford, diketahui bahwa inti atom bermuatan positif
yang disebut proton dan dari percobaan Milikan dan Thomson diperoleh bahwa
massa elektron sangatlah kecil, sehingga massa proton hanya sedikit lebih kecil
daripada massa atom hidrogen, karena atom hidrogen hanya terdiri dari 1 proton
dan 1 elektron. Tetapi, dengan menggunakan spektrometer massa diperoleh
bahwa massa atom oksigen kira-kira 16 kali massa atom hidrogen, padahal atom
oksigen tersusun dari 8 proton. Pada awal tahun 1920, Rutherford mengusulkan
bahwa inti seharusnya mengandung sejumlah partikel netral, di mana massa satu
atom netral ini hampir sama dengan massa proton. Ia menamainya sebagai
neutron. Pekerjaan menemukan partikel ini sangatlah sulit, tidak dapat dideteksi
oleh medan magnet karena bermuatan netral.
Pada tahun 1932, James Chadwick membutikan keberadaan neutron dengan
percobaannya yang memanfaatkan polonium sebagai sumber partikel alfa,
Berilium, Parafin, dan detektor kamar ionisasi. Partikel alfa ditembakkan pada
sasaran Berilium yang kemudian akan memncarkan suatu radiasi tembus yang
tak dikenal, yang tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun magnetik sehingga
dapat disimpulkan partikel-partikel radiasi bermuatan netral. Radiasi ini
selanjutnya menumbuk lembaran parafin kaya hidrogen dan mengeluarkan
proton-proton dari parafin sebagai akibat tumbukan elastis. Proton-proton
bermuatan positif ini dengan mudah dideteksi oleh kamar ionisasi.
Gambar 1. Percobaan Chadwick
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan energi, Chadwick
mampu membuktikan bahwa massa partikel netral tak dikenal tersebut yang
menumbuk parafin memiliki massa hampir sama dengan massa proton.
Dengan demikian, inti atom terdiri dari sejumlah proton bermuatan positif
dan neutron yang bermuatan netral. Proton dan neutron sebagai partikel
penyusun inti atom disebut sebagai nukleon.
B. Penulisan Inti Atom
Jumlah proton dalam suatu inti atom disebut nomor atom, dilambangkan
dengan Z. Sedangkan jumlah nukleon (proton dan netron) dalam inti disebut
nomor massa, dilambangkan dengan A. Jika unsur dilambangkan oleh X maka
inti atom dengan nomor atom dan nomor massa tertentu disebut nuklida,
dilambangkan dengan
XZA
1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan 112 massa isotop karbon C-12,
sehingga
1u=1,660559 ×10−27kg=931,5 MeV /c2
r=(1,2× 10−15m ) A1 /3
C. Isotop, Isobar, dan Isoton
Isotop merupakan nuklida-nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah
neutron berbeda, seperti atom Neon ada yang bermassa 20 dan 22 u, masing-
masing dilambangkan Ne1020 dan Ne10
22 . Isobar didefinisikan sebagai nuklida-
nuklida dengan jumlah nukleon sama tetapi jumlah proton berbeda, seperti He13
dan He23 . Sedangkan isoton didefinisikan sebagai nuklida-nuklida dengan jumlah
neutron yang sama, seperti atom H13 dan He2
4 .
D. Kestabilan Inti
Di dalam inti atom, terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa proton-
proton yang ada di inti tidak keluar dari inti karena adanya gaya tolak menolak
antar muatan positif dari gaya Coulomb?
Proton-proton yang ada di dalam inti sebenarnya juga mengalami gaya tolak
menolak, juga mengalami gaya tarik menarik karena memiliki massa, yaitu gaya
gravitasi, tetapi gaya tersebut belum bisa melawan gaya Coulomb. Ada satu gaya
lagi yang lebih besar dari gaya gravitasi, yang dapat membuat proton tidak
keluar dari atom, yaitu gaya inti. Gaya inilah yang tetap membuat inti atom
stabil.
E. Defek Massa
Atom netral helium He24 mengandung 2 proton, 2 neutron, dan 2 elektron.
Dengan demikian massa atom tersebut sama dengan 4,032980 u, tetapi pada
kenyataannya saat diukur, massa atom He24 sama dengan 4,002602 u, sehingga
diperoleh kesimpulan massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada
gabungan massa nukleon-nukleonnya.
Selisih massa antara gabungan massa nukleon dengan massa inti stabil
disebut defek massa (∆ m). Untuk kasus He24 , memiliki
∆ m=4,032980 u−4,002602u∆ m=0,030378uKemana hilangnya defek
massa tersebut? Menurut Einstein, massa yang hilang atau defek massa tersebur
diubah menjadi energi untuk mengikat nukleon-nukleon di inti, atau dapat
dikatakan energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-proton
dan neutron-neutron pembentuknya, disebut energi ikat inti. Besarnya memenuhi
persamaan
∆ E=∆ m c2
atau
∆ E=∆ m ×931,5 MeV /u
F. Aplikasi Fisika Inti
1. Reaksi Inti
Tumbukan yang terjadi antara partikel berenergi tinggi dan inti akan
mengubah struktur inti menjadi inti baru yang berbeda dengan inti semula,
reaksi seperti ini disebut reaksi inti. Contoh reaksi inti adalah penemuan
neutron dengan persamaan reaksi
Be49 + He2
4 → C612 + n0
1
Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut
a+ X →Y +b+Q
dengan a merupakan seberkas partikel berenergi tinggi pada sasaran X, Y
adalah inti baru dengan b partikel dan Q adalah energi reaksi.
Dengan energi yang dihasilkan Q sebesar
Q= [ (ma+mX )−(mY+mb ) ]× 931,5 MeV
2. Reaki Fisi
Inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel dapat membelah menjadi
dua inti baru yang lebih ringan. Dalam reaksi inti, massa total produk lebih
kecil daripada massa total reaktan. Selisih massa muncul sebagai energi.
Reaksi inti seperti ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Sebagai contoh kita akan menentukan energi yang dibebaskan ketika inti
lithium yang ditembak dengan proton terbelah menjadi dua inti ringan
helium. Rekasi fisinya adalah sebagai berikut
H11 + Li3
7 → He24 + He2
4 +Q
Dengan
H11 =1,007825 u Li3
7 =7,016003 u He24 =4,002602 uEnergi reaksi fisi
Q=∆ m× 931 MeV /uQ= (0,018624 u )× 931 MeVu
=17,3 MeV
Jadi, untuk tiap atom Li37 yang membelah dibebaskan energi sebesar 17,3
MeV.
Contoh lain dari reaksi pembelahan adalah reaksi fisi pada uranium.
3. Reaksi Fusi
H12 + Li1
2 → He13 + H1
1
Jika dua inti deutrium didekatkan, maka gaya tolak Coulomb antara
proton-proton dalam inti deutrium menghalangi penggabungan inti. Untuk
menggabungkan dua inti deutrium menjadi helium diperlukan suhu dalam
orde 1 09 K . Peristiwa ini dapat terjadi pada reaksi termonuklir di dalam inti
bintang seperti Matahari.
Rantai proton-proton yang terjadi dalam inti bintang sebagai berikut
H11 + H1
1 → H12 +e+¿+ v ¿ 0,42 Mev
H12 + H1
1 → He23 +γ 5,49 MeV
He23 + He2
3 → He24 +2 H1
1 12,86 MeV
Begitu seterusnya sampai energi dari termonuklir di dalam bintang habis.
Untuk beberapa bintang ada yang sampai pembentukan C, N, atau O. Inti
paling berat yang dihasilkan dari reaksi fusi di dalam inti bintang adalah Fe.