MAKALAH FILSAEAT DAKWAH
-
Upload
wianda-khairul-pangeran-tidur -
Category
Documents
-
view
41 -
download
2
description
Transcript of MAKALAH FILSAEAT DAKWAH
MAKALAH FILSAEAT DAKWAH
HAKIKAT PESAN DAKWAH
DI SUSUN OLEH :
M. ZAINUL MAJDI (153 114 015 )
HERNIATI (153 114 010 )
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI (FDK)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MATARAM
2012/2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb…
Alahamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan Nikmat kesehatan dan
memberikan berkah kepada penulis,sehingga tulisan ini dapat terselesaikan dengan
baik.Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada Nabi kita,Muhammad SAW yang
telah membawa dan menuntun manusia ke jalan yang di Ridhoi oleh-Nya,yakni Agama Islam.
Dalam makalah kali ini kami akan menguraikan Mata kuliah Filsafat dakwah,khususnya
tentang hakikat pesan dakwah di lihat dari aspekfilsaeat dan dakwah.Untuk lebih jelasnya ,kami
akan memjelaskan dalam bab pembahasan.
Sebagai layaknya karya tulis.makalah ini tentunya masih banyak kekurangan.Maka dari
itu keritik dan saran sangat kami butuhkan sebagai bahan perbaikan untuk menyusun makalah-
makalah berikutnya.
Mataram, 25 September 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui Filsafat dan dakwah merupakan 2 disiplin ilmu yamg berdiri
sendiri,tapi di sini kita akan meggabungkan keduanya.Karena tujuan dari filsafat dan dakwah
adalah kita bisa di berikan pemahaman yang bersifat universal tentang suatu unit ajaran islam
secara mendalam, mendasar dan fradikal sampai keakar-akrnya, sehingga akhirnya dapat
membawa kepada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut terimplementasikan dalam
sikap kesehariannya sebagai seorang islam. Lebih jauh bertujuan untuk meluruskan filsafat yang
bersifat kebarat-baratan ke dalam filsafat dakwah yang lebih agamis.Tetapi di sini kita akan coba
menjabarkan tentang hakikat pesan dakwah dalam filsafat dakwah ,suoaya kita bisa mengetahui
bagaiman pesan itu di sampaikan dalam Filsafat dan Dakwah.Secara sederhana,hakikat dakwah
dapat di artikan sebagai suatu kewajiban mengajak manusia ke jalan Tuhan dengan cara seperti
dalam Qur’an surat An-Nahl ayat:125 (cara hikamah,mau’izah hasanah dan mujadalah dengan
ahsan).Tetapin hakikat pesan dalam dakwah juga dapat di artikan mengajak manusia kepada
jalan Allah dengan cara Ahsanu qaula dan ahsanu amala dengan da’I sebagai ujung tombakm
pelaksana dakwah.Pesan yang di sampaikan Da’I kepada mad’u harus dengan berbagai madcam
tehnik supaya tejadi interaksi antara da’I dan mad’u.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang di atas ,Rumusan masalah dalam makalah kali ini adalah
sebagai berikut :
Kita di tuntut untuk mengetahui tentang hakikat pesan dan dakwah itub tersendiri
Mengetahui hakikat dakwah kalau kita hubungkan dengan Filsafat dakwah
Kita harus mengetahu bagaimana cara penyampaian pesan dan sistematikanya
supaya pesan yang di sampaikamn mudah di terima
Harus memperhatikan cara menggunakan dan mengembangkan bahasa dakwah
C. MANFAAT
Setiap kita mempelajari sesuatu pasti ada manafaatnya.Begitupun dengan mempelajari
makalah kami yang berjudul “ Hakikat pesdan Dakwah”.Kita bissa mengambil manfaat
dari makalah ini karena secara tidak langsung sedikit tidak kita akan mengetahui
bagaimana pesan itu bisa di terima oleh mad’u,dengan cara berfilsafat.Kita juga bisa
mengetahui cara-cara menyampaikan pesan di dalam filsafat dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pesan Dakwah
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis,
yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi
yang terjalin. Agar pesan dapat diterima dari pengguna satu ke pengguna lain, proses pengiriman
pesan memerlukan sebuah media perantara agar pesan yang dikirimkan oleh sumber (source)
dapat diterima dengan baik oleh penerima(receiver).Dalam proses pengiriman tersebut, pesan
harus dikemas sebaik mungkin untuk mengatasi gangguan yang muncul dalam transmisi pesan,
agar tidak mengakibatkan perbedaan makna yang diterima oleh penerima (receiver).
Dakwah secara lughotan adalah ajakan atau seruan kepada jalan Allah. Hal ini senada
dengan firman Allah dalam Surat An-Nahl, 125 yang artinya: “Ajaklah ke jalan Tuhanmu
dengan hikmah, mauidzoh hasanah dan bermujadalahlah dengan cara sebaik-baiknya.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih
mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk.” Jalan Allah itu tidak lain adalah agama Islam.
Islam sesuai dengan namanya adalah agama keselamatan. Agama yang mengajarkan agar
manusia memperoleh keselamatan baik di dunia maupun kelak di akhirat. Sebagai jalan
keselamatan, maka pastilah bahwa orang yang beragama Islam akan mendahulukan keselamatan
tersebut di dalam kehidupannya.
Kelebihan Islam sebagai institutionalized religion adalah pada kekuatan relasi dengan Tuhan di
satu sisi dan relasi dengan sesama manusia di sisi lainnya. Keduanya menyatu dan tidak bisa
dipisahkan. Relasi dengan Tuhan menjadi tidak bermakna jika tidak diikuti secara konstan
dengan relasi dengan sesama manusia. Begitu pentingnya relasi dengan sesama manusia tersebut
sampai-sampai Allah melaknat orang yang lebih tiga hari tidak saling bertegur sapa.
Konsekuensinya, jika tidak bertegur sapa saja dibenci oleh Allah apalagi jika seseorang
memutuskan tali persaudaraan disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, ada faktor politik,
seperti munculnya aliran Khawarij yang kemudian selalu mengkafirkan terhadap kelompok
Sayyidina Ali bahkan kemudian berakibat terhadap pertumpahan darah. Ada juga faktor
genealogi seperti munculnya aliran Syiah yang kemudian menjadi penyekat persaudaraan
hingga sekarang. Dan semua itu menggunakan dalil agama sebagai penguat atau penginspirasi
tindakan-tindakannya.
Dakwah Islam adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk mengajak umat manusia ke jalan
Islam yang rahmatan lil alamin. Bukan hanya rahmatan lil muslimin tetapi juga rahmat bagi
semuanya. Dakwah yang seperti ini tentu saja adalah dakwah yang di dalamnya momot dengan
ajaran keselamatan tersebut. Tidak mungkin Islam akan memberi rahmat ketika Islam tidak
mengajarkan keselamatan. Maka rahmat dan keselamatan adalah seperti dua sisi mata uang yang
tidak dapat dipisahkan.
Hikmah dalam konsepsi ini berarti ajakan yang berbasis pada konteks keselamatan umat
manusia. Hikmah seringkali diikuti dengan kebijakan yang berarti bahwa hikmah tentu
mengandung dimensi bijak, yaitu mengajak masuk ke dalam Islam dengan perdamaian dan
keselamatan bukan mengajak masuk ke dalam Islam dengan kekerasan dan ketakutan. Pesan
dakwah dengan demikian merupakan pesan perdamaian dan keselamatan tersebut.
Mengajak ke arah keselamatan dan perdamaian adalah sesuatu yang sangat logis. Hakikat
kemanusian tertinggi adalah kerukunan, keharmonisan dan keselamatan. Jika kemudian dakwah
bertentangan dengan tiga konsep di atas, pastilah akan ditolak. Di kedalaman hati manusia
pastilah mendambakan tiga hal itu, jika ada yang tidak seperti itu, maka tentunya ada faktor yang
menjadi penyebabnya. Faktor itulah yang secara reduksionis disebut sebagai kepentingan atau
fragmatic motives. Yaitu motif yang dalam banyak hal bercorak individual atau kelompok.
Dakwah Islam tentunya merupakan sarana untuk membangun dunia kemanusian dengan pernak-
perniknya. Agar dunia kemanusiaan tersebut menjadi bermakna maka pesan dakwah mestilah
bertujuan untuk membangun kemanusiaan. Yaitu untuk membangun kerukunan, keharmonisan
dan keselamatan umat manusia. Melalui tiga tujuan antara ini, maka diharapkan akan terdapat
tujuan akhir, yaitu masyarakat yang sejahtera dan diridloi oleh Allah swt.
Oleh karena itu jika sekarang masih ada dakwah yang tidak memuat tiga tujuan antara dan tujuan
akhir tersebut dengan mengobarkan semangat kebencian dan permusuhan, maka dakwah seperti
itu hanya akan mencederai Islam yang bermakna keselamatan.
Setelah kita mengetahui tentang hakikat pesan dakwah dalam filsafat dakwah,di dalam buku
yang lain kitajuga bisa mengetahui hakikat dakwah iti tersendiri.Berikut hakikat dakwah yang
bisa kita hubungkan dengan filsafat dakwah.antara lain :
1. Kebebasan
Tidaak ada unsur paksaan karena apabila kita melakukan sesuatiu di sertakan unsure
pakasaan ,tyujuan yang kita harapkan itu tidak akan tercapai dengan baik.Ajakan yang
dapat tecapai dengan baik di sertakan dengan persetujuan tanpa adaaa paksaan dari objek
dakwah.
2. Rasionalisai
Manusi adalah mahluk Allah SWT yang di anugerahkan akal untuk mewujudkan ilmu
pengetahuan karena materi dakwah di peroleh dari wahyu dan penafsiran.Islam berurusan
denngan nala kemanusiaan.Al-Qur’an berbicarta pada hati dan akal,.Karen aperubahan
sikap manusia itu lebih cepat berubah karena adanya imbauan (appeals)dan dalam jangka
yang lama perubahan yang terjadi akan lebih kuat,karena ssecara tidak langsung iman
segera naik lewat senthan hati.Tetapi, berlahan-lahan iman turun lagi lewat sentuhan
otak,naik secara lambat tapi pasti.Inilah fikiran manusia.
3. Metodelogis Rasinalitas (Dakwah Islam)
Menolak seruan yangb tidak berkaitan dengan realitas
Menafikkan hal-halyang sangat bertentangan
Terbuka dengan bukti baru dengan cara melindungi diri dari sikap
(literatise,fanatisme dan konsevasisme)
Satu hal yang perlu kita ingat hakikat pesan dakwah dalam islam dan filsafat adalah
kita I ajak untuk berfikir secara rasional dan tidak dapat di sifati dengan keacuhan dan
keputusan yang kita ambil harus berupa tindakan dan akal yang di dukung oleh
intiuisi emosi dari nilai-nilai.
Universalisme(semua manusia tanpa mengenal batasan)
B. Materi Dakwah Dan Sistematiknya
Materi dakwah adalah isi pesan atau materi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u. dalam
hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.
Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu:
1. Masalah Akidah (keimanan)
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiyah. Aspek akidah ini yang
akan membentuk moral (akhlak) manusia. Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyah
yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iamn. Di bidang akidah
ini bukan saja pembahasannya tertuju pada maslah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi
materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik,
ingkar dengan adanya Allah SWT dan sebagainya.
Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah masalah akidah
atau keimanan. Akidah yang menjadi materi utama dakwah ini mempunyai ciri-ciri yang
membedakannya dengan kepercayaan agama lain, yaitu:
Keterbukaan melalui persaksian (syahadat)
Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah adalah tuhan
semesta alam, bukan tuhan kelompok atau bangsa tertentu.
Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dengan amal perbuatan.
Keyakinan demikian yang oleh Al-Quran disebut dengan iman. Iman merupakan esensi dalam
ajaran Islam. Iman juga erat kaitannya antara akal dan wahyu. Orang yang memiliki iman yang
benar itu akan cenderung untuk berbuat baik, karena ia mengetahui bahwa perbuatannya itu
adalah baik dan akan menjauhi perbuatan jahat, karena dia tahu perbuatan jahat itu akan
berkonsekuensi pada hal-hal yang buruk.
2. Masalah Syariah
Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia
tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya.
Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan
dan melindunginya dalam sejarah.
Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua
perbuatan atau hokum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya dan
mengatur pergaulan hidup antara sesame manusia.
Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam. Ia
merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia,
dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Kelebihan dari materi syariah Islam antara
lain, adalah bahwa ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Syariah ini bersifat universal,
yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan non-muslim, bahkan hak seluruh umat manusia.
Dengan adanya materi syariah ini, maka tatanan system dunia akan teratur dan sempurna.
Materi dakwah yang menyajikan unsur syariat harus dapat menggambarkan atau memberikan
informasi yang jelas dibidang hukum dalam bentuk status hukum yang bersifat wajib, mubbah,
dianjurka, makruh, dan haram.
3. Masalah Mu’amalah
Islam merupakan agama yang menekankan urusan mua’malah lebih besar porsinya daripada
urusan ibadah. Islam lebih banyak memerhatikan aspek kehidupan social daripada aspek
kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat
mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam mua’malah disini diartikan sebagai ibadah yang
mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT. Cakupan aspek
mua’malah jauh lebih luas daripada ibadah. Statement ini dapat dipahami dengan alasan:
Dalam Al-Quran dan al-Hadis mencakup proporsi terbesar sumber hokum yang berkaitan
dengan urusan mua’malah
Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar daripada
ibadah yang bersifat perorangan. Jika urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal,
karena melanggar pantangan tertentu, maka kafarat-nya adalah melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan mua’malah. Sebaliknya, jika orang tidsk baik dalam urusan
mua’malah, maka urusan ibadah tidak dapat menutupinya.
Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar
daripada ibadah sunnah.
Masalah Akhlak
Secara etomologis, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai dan tingkah laku atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi
persamaan dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan
khaliq yang berarti pencipta, dan makhluk yang berarti yang diciptakannya.
Sedangkan secara terminologi, pembahasan akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi
temperature batin yang memengaruhi perilaku manusia. Ilmu akhlak bagi Al-farabi, tidak lain
dari bahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan
hidupnya yang tertinggi, yaitu kebahagiaan, dan tentang berbagai kejahatan atau kekurangan
yang dapat merintangi usaha pencapaian tujuan tersebut.
Maka ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang
merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Akhlak dalam Islam bukanlah norma ideal yang
tidak dapat diimplementasikan, dan bukan pula sekumpulan etika yang terlepas dari kebaikan
norma sejati. Dengan demikian, yang menjadi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan
criteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhinya.
Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk, akal, dan kalbu
berupaya untuk menemukan standar umum melalui kebiasaan masyarakat. Karena ibadah dalam
Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Pemakaian akal dan pembinaan akhlak mulia
merupakan ajaran Islam. Ibadah dalam Al-quran selalu dikaitkan dengan taqwa, berarti
pelaksanaan perintah Allah SWT. Dan menjauhi larangan-Nya. Perintah Allah SWT. Selalu
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan baik sedangkan larangan-Nya senantiasa berkaitan dengan
perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
Secara garis besar, syariat Islam terpusat pada tiga kemaslahatan,
1. Menolak kerusakan demi memelihara agama jiwa, akal, keturunan, kehormatan diri dan
harta.
2. Mendatangkan berbagai kemaslahatan. Al-quran adalah pembawa kemaslahatan dan
penangkal kerusakan.
D. PENGEMBANGAN BAHASA DAKWAH
Satu hal yang harus kita ingat, kita harus bisa menerapkan akhlak mulia dan mentradisikan
kebaikan.Karena Al-quran menawarkan pemecahan segala problema yang tidak mampu diatasi
manusia.Hal yang paling penting kita ingat supaya pesan dakwah yang kita sampaikan kepada
mad’u bisa di terima dengan baik dan terjadi umpan balik.Kita harus memperhatikan cara dan
trik penyamapaian pesan Dalam berdakwah.Berikut cara kita untuk mengembangkan bahasa
dalam berdakwah :
a. Bahasa Dalam Dakwah
Mungkin perlu kita ketahui, bahwa bahasa adalah momentum sebuah kata yang dapat membuat
orang lain paham dan mengerti, atau bahkan sebaliknya. Dakwah adalah tanggung jawab kita
bersama, didalamnya ada berbagai keindahan, kenikmatan, sabar, serta kesetiaan. Itulah dakwah
Islam.
Namun apakah dakwah Islam harus dikuasai oleh orang-orang tertentu saja? Orang-orang yang
kita anggap sebagai ustad ataupun kyai. Tidak! Dakwah harus dilakukan semua elemen umat
Islam. Namun dakwah juga mempunyai bahasa agar mendapat tempat disemua kalangan.
Dakwah harus mempunyai bahasa yang bisa dapat menjadikan orang mengerti akan pentingnya
dakwah. Dakwah yang menjadikan bahasa sebagai tolak ukur mengerti dan tidak seorang yang
telah didakwahi. Semua itu adalah, bahasa dakwah!
Mungkin perlu kita ketahui, bahwa bahasa sangat penting dalam menjadikan kita diterima oleh
masyarakat. Dalam Al Quran Surat Al Kahfi ayat 93 “Hingga apabila dia telah sampai di antara
dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak
mengerti pembicaraan” Dengan Al Quran Allah menyuruh kita untuk agar memahami bahasa
dari setiap kaum yang akan kita dakwahi. Jangan sampai kita mendakwahi seseorang, tetapi
seseorang itu tidak paham dengan apa yang kita ucapkan! Entah karena orang yang kita dakwah
adalah orang bodoh, atau kita sendiri yang paling bodoh karena tidak dapat menempatkan bahasa
dalam dakwah.
Karena sungguh Allah menurunkan setiap Rasulnya dengan bahasa kaumnya, agar setiap kaum
yang didakwahi Rasulullah mengerti tentang apa yang harus mereka lakukan dan mereka
kerjakan. Jadi bahasa sangat penting
dalam dakwah yang kita lakukan. Jangan sampai kita berdakwah dengan serampangan dan
membabi buta memakai kata-kata kasar yang bermakna menghina dengan alasan dakwah!
Karena itu sama saja menghina dakwah Islam sendiri. Jangan menganggap kebudayaan bahasa
orang Arab sama dengan kebudayaan Bahasa orang Jawa, Sumatera, Sulawesi, dll. Tidak mreka
semua berbeda. Mereka mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam bahasa. Ada kalanya
kata-kata kasar yang kita ucapkan disuatu daerah, bisa jadi hanya kata-kata gurauan atau kata-
kata yang biasa di daerah yang lainnya.
Karena itu, memahami bahasa dalam dakwah adalah sebuah keniscayaan bagi kita semua. Maka
berdakwahlah dengan akhlaq yang telah diajarkan Rasulullah, ajarkanlah akhidah dengan tauhid
yang telah dilakukan Rasulullah. Dan tanamkan bahasa yang indah dalam setiap ucapan dakwah
yang kita lakukan. Karena semua berasal dari Bahasa dakwah!
b. Unsure-unsur dakwah
ada 6 unsur penting dalam dakwah,antara lain:
Da’I : pelaju dakwah
Mad’u : penerima dakwah
Maddah : materi dakwah
Thariqah :metode dakwah
Whasilah : media dakwah
Atsar : efek dakwah
c. Bahasa verbal
Ada beberapa cara agar bahasa verbal dapat di terima dengan baik :
Latih keterampilan bertutur kata dsengan baik
Jaga alur logika atau pembahasan
Kuasai kata-kata tehnik pembukaan
Kuasai tehnik-tehnik kata penutup
Pilih kata yang jelas,tepat dan menarik
d. Model pengembangan bahasa
Pada dasarnya seorang da’I tidakkan dapat berbicara dengan banayak tabnpa ada amunisi
yang mengisi benak pemikirannya.Sebab,berbahasa dan berbicara hakikatnya adalah
mengeluarkan kandunhgan informasi yang ada dalam memori dan benak fikirannya.Ada6
kesulitan kenapa materi dakwah sulit di kembangkan,sbb:
Tidak menguasai atau emahamji konsep
Terbatas,tertinggal dan kurangnya informasi
Kurangnya wawasan
Tidak pandai menyerdehanakan konsep
Tidak pandai erangkai kata
Tidak pandai mengaitkan materi dengan realita dan aktualita
Tidak dapat berifrivisasi
e. Bahasa non verbal
Bahasa verbal bukan segala-galanya, karena bahasa verbal hanya mampu menyampaikan
informasi sebesar 30-35%,selebinnya bahasa non verbal juga sangat berperan.Berikut jenis
bahhasa no verbal yang harus kita kuasai(bahasa kinestetik,bahasaprosemik,bahasa
artivaktual,dan bahasa parangluistik).
f. Perlunya retrorika untuk mernarik perhatian
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1.