Makalah Fase Bulan

14
Mengapa Bentuk Bulan Berubah Ubah Bulan merupakan satu-satunya satelit alami bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Oleh karena itu cahaya bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya matahari. A. Bulan Sebagai Satelit Planet Bumi memiliki sebuah satelit yaitu Bulan. Bulan tampak jelas terlihat pada saat terjadi bulan purnama. Pada saat itu, Bulan memancarkan cahaya yang sangat terang. Namun demikian, sebenarnya Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri seperti halnya Matahari atau bintang. Bulan bercahaya karena memantulkan sinar Matahari. Diameter Bulan adalah 3.189 km atau seperempat dari diameter Bumi. Keliling Bulan adalah 2.500 km atau seperenam dari keliling Bumi. Jarak Bulan sampai Bumi adalah 382.440 km. Bulan tidak dilindungi oleh

description

fase bulan

Transcript of Makalah Fase Bulan

Mengapa Bentuk Bulan Berubah Ubah

Bulan merupakan satu-satunya satelit alami bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Oleh karena itu cahaya bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya matahari.

A. Bulan Sebagai Satelit

Planet Bumi memiliki sebuah satelit yaitu Bulan. Bulan tampak jelas terlihat pada saat terjadi bulan purnama. Pada saat itu, Bulan memancarkan cahaya yang sangat terang. Namun demikian, sebenarnya Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri seperti halnya Matahari atau bintang. Bulan bercahaya karena memantulkan sinar Matahari.

Diameter Bulan adalah 3.189 km atau seperempat dari diameter Bumi. Keliling Bulan adalah 2.500 km atau seperenam dari keliling Bumi. Jarak Bulan sampai Bumi adalah 382.440 km. Bulan tidak dilindungi oleh atmosfer, akibatnya suhu di Bulan sangat ekstrim. Untuk daerah atau muka Bulan yang menghadap Matahari (siang hari) suhunya sangat tinggi, sedangkan daerah yang membelakangi Matahari atau gelap (malam hari) suhunya sangat rendah. Oleh karena tidak memiliki atmosfer, meteor-meteor yang jatuh ke Bulan tidak mengalami hambatan dan jatuh langsung di permukaan Bulan. Akibat dari hal itu adalah di permukaan Bulan banyak dijumpai kawah-kawah yang terbentuk dari meteor (kawah meteor).

Bulan memiliki tiga macam gerakan, yaitu rotasi, revolusi, dan bersama Bumi mengelilingi Matahari.

1. Rotasi Bulan, merupakan perputaran Bulan pada porosnya (sumbu Bulan membentuk sudut 88,5o terhadap bidang orbit Bulan mengedari Bumi) yang durasinya 27,3 hari dalam sekali putaran.

2. Revolusi Bulan, adalah peredaran Bulan mengelilingi bumi dengan durasi 27,3 hari dalam sekali putaran (bidang orbit Bulan membentuk sudut 5o terhadap bidang orbit Bumi). Bentuk orbit Bulan adalah elips.

3. Bersama Bumi mengeliling Matahari, Bulan mengelilingi Bumi sekaligus bersama Bumi mengedari Matahari yang bentuk lintasannya berupa spiral. Untuk satu kali peredaran diperlukan waktu 1 tahun.

Dalam mengedari Bumi, Bulan mempunyai dua macam peredaran, yaitu peredaran Sideris dan peredaran Sinodis. Peredaran Sideris adalah peredaran Bulan mengelilingi Bumi menyelesaikan satu lingkaran penuh (360o). Ciri bahwa bulan telah menyelesaikan satu kali putaran penuh adalah bahwa posisinya ditinjau dari Bumi terhadap bintang tetap tertentu telah kembali seperti semula.

(Gambar: Peredaran sideris dan peredaran sinodis bulan)

Peredaran Sinodis adalah peredaran Bulan mengelilingi Bumi dari fase bulan mati atau bulan baru sampai pada fase bulan mati atau bulan baru lagi yang durasinya 29,5 hari. Jangka waktu peredaran sinodis digunakan sebagai dasar penentuan waktu satu bulan dalam kalender Komariyah.

Dilihat dari Bumi kadang bentuk atau muka Bulan selalu berubah-ubah. Kadang dalam bentuk sabit, setengah lingkaran, atau satu lingkaran penuh bahkan kadang-kadang tidak kelihatan. Hal ini terjadi bukan karena bentuk muka bulan yang yang berubah-ubah tetapi disebabkan oleh tiga hal, yaitu:

Pergerakan Bulan mengelilingi Bumi juga Bulan bersama Bumi mengelilingi Matahari.

Bulan dapat tampak dari Bumi jika Bulan memantulkan cahaya yang diterima dai Matahari ke Bumi. (perubahan bentuk Bulan)

Sinar/cahaya berjalan lurus.

B. Fase-fase bulan

Fase bulan adalah bentuk bulan yang berbeda-beda (baru, sabit,kuartir/ perbani,benjol,purnama) yang dilihat oleh pengamat di bumi.Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Setengah bagian bulan yang menghadap ke matahari akan terang dan sebaliknya setengah bagiannya yang membelakangi matahari akan gelap. Akan tetapi fase bulan yang terlihat dari gambar.

Diagram yang mengilustrasi perbedaan antara bulan siderik dan bulan sinodik.Saat bumi berda di kedudukan E1 dan bulan di kedudukan M1, maka matahari, bulan dan bumi terletak pada satu bidang.Pada saat ini bulan memasuki fase bulan baru, selama bumi berevolusi ke timur. Ke dudukan E2 bulan telah berevolusi 3600 dalam selang waktu 27 hari kedudukan M2 .Periode 27 hari inilah yang disebut bulan siderik. Bulan harus berevolusi melalui 3600 ditambah sudut agar tiba di kedudukan M3 yaitu kedudukan dimana matahari ,bulan,bumi kembali memasuki fase bulan baru. Selang waktu revolusi bulan baru kembali ke fase bulan baru lagi memerlukan selang waktu 29 hari. Periode 29 hari ini yang disebut bulan sinodik.

Bumi bergantung pada kedudukan 1, matahri, bulan dan bumi terletak pada satu bidang dan bulan di antara bumi dan matahari, kedudukan seperti ini disebut konjungsi pada kedudukan ini bagian terang bulan tidak terlihat dari bumi.Bulan pada kedudukan ini disebut bulan baru.

Pada kedudukan 2hanya kira-kira dari bagian terang bulan yang terlihat dari bumi.Bulan pada kedudukan ini disebut bulan sabit. Pada kedudukan 5matahari, bulan dan bumi terletak pada satu bidang dan bulan berada dibelakang bumi. Kedudukan seperti ini disebut oposisi.Pada kedudukan ini seluruh bagian terang bulan terlihat dari bumi. Bulan pada kedudukan ini di sebut bulan purnama. Berikutiniadalah penjelasan tambahan dari fase bulan, antara lain:

Fase 1 New Moon(Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.

Fase 2 WaxingCrescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan lebih besar.

Fase 3 Third Quarter(Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.

Fase 4 Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.

Fase 5 Full Moon(Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.

Fase 6 Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.

Fase 7 First Quarter(Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari itu terlihat.

Fase 8 WaningCrescent(Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.

Bulan Mati/Baru terjadi pada saat bulan kurang-lebih berada dalam satu garis lurus di antara matahari dan bumi. Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian belakang bulan, di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi.

Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada dalam satu garis lurus, tetapipada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi gelapnya

tersembunyi di belakang.

Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut 900 sehingga kita melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan

separuh bagian lagi gelap. Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih mudah dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari satu fase ke fase berikutnya

C. Kalender Bulan

Selain penentuan berdasarkan Matahari, kalender dapat pula didasarkan pada pergerakan Bulan. Kalender/tarikh ini dinamakan kalender Bulan (Lunar calendar), contohnya kalender Hijriyah, Imlek dan Saka. Jika kalender Surya menghitung satu bulan dengan membagi tahun menjadi dua belas, maka sebaliknya kalender Bulan menentukan panjang tahun dengan menjumlah dua belas bulan (bulan dengan huruf awal kecil = month). Jadi kalender Bulan lebih berpatokan pada panjang bulan, tidak seperti kalender Surya yang lebih berpatokan pada panjang tahun.Satu bulan pada kalender Bulan sama dengan satu bulan sinodis, lamanya 29,5 hari, tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Satu tahun Kamariyah lamanya 12 29,5 hari = 354 hari. Banyaknya hari dalam satu tahun pada Tarikh Kamariyah berganti-ganti 29 hari dan 30 hari.Pada Tarikh Kamariyah dilakukan pembulatan panjang tahun biasa, yaitu tidak memperhitungkan waktu di bawah satu jam. Akibatnya dalam sebulan terbuang 44 menit 3 detik dari satu bulan Kamariyah. Jadi dalam setahun akan terbuang 8 jam 48 menit 36 detik atau dalam 30 tahun Kamariyah terbuang waktu 10 hari 22 jam 38 menit atau hampir 11 hari.

Untuk mencocokkan tarikh Kamariyah maka dilakukan penambahan 11 hari selama 30 tahun, sehingga dalam tiga puluh tahun terdapat 11 tahun kabisat yang panjangnya 355 hari. Urutan kesebelas tahun itu ditetapkan sebagai berikut. Pada tahun ke 31 kembali lahi ke 1 dan seterusnya

1

9

17

25

2*

10*

18*

26*

3

11

19

27

4

12

20

28*

5*

13*

21*

29

6

14

22

30

7*

15

23

8

16*

24*

(Tabel: Tahun kabisat (dengan tanda asterisk) dalam kalender Kamariyah.)

D. Tipuan Bulan

Ketika bulan purnama terbit, bulan kelihatan jauh lebih besar dari pada ketika bulan berada tinggi di angkasa. Pada waktu Haverst Moon dalam beberapa malam saat bulan purnama, bulan terbit kira-kira pada waktu yang sama, fenomena ini sering dikomentari. Hingga sekarang penjelasan secara umum diberikan bagi kemunculan yang tiba-tiba ini, bahwa kita hanya membandingkan bulan dengan benda-benda yang sudah dikenal ketika bulan berada dekat horizon. Tipuan semacam ini terlihat di laut terbuka dimana tidak ada benda-benda sebagai perbandingan. Selanjutnya tipuan ini diaplikasikan pada konstelasi dengan baik.Bintang ketika terlihat dekat horizon, juga nampak jelas lebih besar.Walaupun kita berpikir bahwa langit seperti belahan bumi, nyatanya nampak bagi kita seperti wadah yang dangkal, mangkuk terbalik yang melingkar tak terbatas jaraknya, ini menyebabkan benda-benda kelihatan tampak besar dekat horizon dari pada benda yang berada di atas kepala.Ketika sebuah foto diambil saat bulan terbit, tipuan optik terpecahkan.Kamera memperlihatkan ukuran bulan yang tetap, baik di horizon maupun di atas kepala.Bintang-bintang tidak nampak membesar karena jaraknya sangat jauh, efek ini juga kecil untuk diperhatikan.Bintang-bintang itu bahkan nampak ditunjukkan dengan tepat dari cahaya.

E. Jarak Bumi Bulan

Pendaratan di bulan dengan tepat tidak akan mungkin tanpa suatu pengetahuan yang akurat pada berbagai jarak dari bumi. Metode yang lebih tepat untuk mengukur jarak bulan telah dibuat oleh proyek Apollo. Astronot menempatkan cermin khusus dipermukaaan bulan sehingga sinar laser dari bumi dapat dipantulkan dari cermin tersebut. Sinar laser melewati celah sempit dan sinar menjalar keluar seperti radar atau cahaya biasa, sehingga dapat menunjukkan lokasi yang spesifik di bumi atau di bulan. Selama sinar terfokus kuat, relatif kecil tenaga yang diperlukan.

Ketepatan metode ini yaitu seketika jarak antara suatu titik di bumi dan suatu titik di bulan dapat clitentukan dalam inchi. Dari pusat bumi ke pusat bulan jarak rata-rata adalah 238.875 mil (384.393 kilometer) atau sekitar 30 kali diameter bumi. Bulan memiliki diameter sebesar 3.474 km, atau sedikit kebih kecil dari seperempat diameter bumi. Orbit elips bulan menyebabkan jarak bervariasi lebih dari 6 %. Karena objek yang lebih jauh akan kelihatan lebih kecil, perubahan jarak bulan menyebabkan ukuran bulan nampak seperti diperlihatkan pada Gambar 7.28. Salah satu bagian merupakan quartal-pertarna bulan ketika mendekati bulan (titik terdekat), sementara bagian lainnya quartal berikutnya di titik terjauh, dua minggu kemudian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Fase-Fase Bulan. Diakses dari

http://rixshare.blogspot.com/2012/04/8-fase

fase-bulan.html.

______. 2012. Planet Bumi dan Bulan Sebagai Planet Bumi. Diakses dari

http://blog

kuliah.blogspot.com/2012/09/makalah-planet-bumi-dan-bulan-sebagai-satelit-bumi.html.

______. 2013. Fase Bulan. Diakses dari

http://shalehahindah.blogspot.com/2013/03/fase

bulan.html.

Foster, Bob. 2004. Fisika SMA untuk kelas X. Jakarta : Erlangga.

Gautama, Sunkar Eka. 2010.Astronomi dan Astrofisika. Makassar : SMAN 1 Makassar Press.

Tim dosen Fisika. 2011. Modul Fisika Bumi Antariksa. Banjarmasin : FKIP Unlam.

MAKALAH EVOLUSI

Alasan Bentuk Bulan Berubah Ubah

OLEH

DELA ARNITA FEBRIANI

KELAS B (E1A011013)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MATARAM

2014