MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN MORAL TERKAIT DENGAN KB

download MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN MORAL TERKAIT DENGAN KB

If you can't read please download the document

description

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN MORAL TERKAIT DENGAN KB

Transcript of MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN MORAL TERKAIT DENGAN KB

1

MAKALAH

KODE ETIK KEBIDANAN MASALAH MORAL TERKAIT DENGAN KB

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan

Disusun oleh :

Whentin

14140062

B11.2

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA3

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Masalah Moral Terkait dengan KB. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah Etikolegal Dalam Praktek Kebidanan yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.

Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikannya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dari pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan semoga makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara berkembang dimana Indonesia memiliki angka kependudukan yang sangat tinggi. Tingginya angka kependudukan di Indonesia dikarenakan tingginya laju pertumbuhan dan angka kelahiran. Hal ini memiliki dua sisi yang berbeda. Disatu sisi merupakan untuk pertahanan atau kekuatan bagi bangsa Indonesia sendiri. Dan disatu sisi juga merupakan beban bagi bangsa Indonesia. Dikatakan menjadi beban bagi Negara karena hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan. Jadi, kebanyakan masyarakat banyak yang pengangguran, dari pengangguran mereka dapat melakukan segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya karena tidak ada lapangan pekerjaan untuk mereka, mereka bekerja sebagai pengedar narkoba, mereka menjadi orang kriminalitas, atau menjadi pengamen di jalanan yang seharusnya mereka itu masih mampu dari segi fisik.

Melihat tingginya angka kependudukan di Negara Indonesia, peran pemerintahpun sangat penting untuk memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakatnya. Salah satu peran pemerintah yaitu dengan mengadakan program keluarga berencana. Pemerintah menggalakkan progam KB dengan maksud untuk menekan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi. Dengan adanya program KB setidaknya laju pertumbuhan terkurangi. Dalam menggalakkan program tersebut tidaklah mudah untuk menyampaikan dan menjelaskan kepada masyarakat bagaimana dan apa program KB.

Namun selain untuk menangani masalah laju pertumbuhan KB juga dimaksudkan untuk menurunkan dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi karena sampai saat ini angka kematian ibu dan bayi masih saja tinggi, maka dari itu untuk menanggulangi masalah diatas pemerintah dan yang berwenang menenkankan masyarakat untuk ikut program KB.

Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk memenuhi tugas mata kuliah etikolegal dalam praktik kebidananUntuk mengetahui masalah moral yang terkait dengan KBUntuk memberikan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa kebidanan tentang masalah moral terkait dengan KB.Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

Sebagai informasi tentang masalah moral terkait KBSebagai tambahan bahan bacaan kepada masyarakat umumnya dan mahasiswa kebidanan pada khususnya tentang KB dan masalah moral terkait dengan KB.Rumusan MasalahApa yang dimaksud dengan KB?Bagaimana sejarah dan perkembangan KB di Indonesia?Apa tujuan dari KB?Apa masalah moral yang terkait dengan KB?Bagaimana cara menangani atau menghadapi masalah tersebut?Bagaimana peran pemerintah dalam program KB?

BAB II

Tinjauan Pustaka

Pengertian Kb

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

Sejarah Dan Perkembangan Kb

Kasadaran manusia tentang pentingnya masalah kependudukan dimulai sejak bumi dihuni oleh ratusan juta manusia.

Sejarah Perkembangan KB

Plato (427-347) menyarankan agar pranata sosial dan pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan pertumbuhan penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Malthus (1766-1834) pada zaman industri sedang berkembang manusia jangan terlalu banyak berhayal bahwa dengan kemampuan tehnologi mereka akan dapat memenuhi segala kebutuhan karena pertumbuhan manusia laksana deret ukur, sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam untuk memenuhinya berkembang dalam deret hitung. Dengan demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk memenuhi segala kebutuhannya karena sumber daya alam yang sangat terbatas.

Pernyataan Malthus yang merupakan kekawatiran terhadap pertumbuhan penduduk telah muncul ke permukaan di negara besar, seperti Cina, India dan termasuk Indonesia.

Tahun 1978, WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut disepakati untuk menetapkan konsep Primary Health Care yang memberikan pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan keluarga berencana, dan meningkatkan pelayanan rujukan.

Tahun 1984, Population Conference di Mexiko, menekankan arti pentingnya hubungan antara tingginya fertilitas dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan kehidupan ibu dan perinatal.

Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan.

Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.

Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia di muka bumi tercinta ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi malalui gerakan yang lebih intensif pada pelaksanaan keluarga berencana.

Tanpa gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada kemiskinan, kemelaratan, dan kebodohan yang merupakan malapetaka manusia yang paling dahsyat dan mencekam. Gerakan KB yang kita kenal sekarang bermula dari kepeloporan beberapa orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Sejak saat itulah berdirilah perkumpulan-perkumpulan KB di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang mendirikan PKBI (perkumpulan keluarga berencana Indonesia)

Peristiwa bersejarah dalam perkembangan KB di Indonesia :Pada Bulan Januari 1967 diadakan simposium Kontrasepsi di Bandung yang diikuti oleh masyarakat luas melalui media massa.Pada Bulan Februari 1967 diadakan diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapkan agar keluarga berencana sebagai program pemerintah segera dilaksanakan.Pada Bulan April 1967, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menganggap bahwa sudah waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI Jakarta Raya.Tanggal 16 Agustus 1967 gerakan keluarga berencana di Indonesia memasuki era peralihan pidato pemimpin negara. Selama orde lama organisasi pergerakan dilakukan oleh tenaga sukarela dan beroperasi secara diam-diam karena kepala Negara waktu itu anti terhadap keluarga berencana maka dalam orde baru gerakan keluarga berencana diakui dan dimasukan dalam program pemerintah.Bulan Oktober 1968 berdiri Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang sifatnya semi pemerintah yang dalam tugasnya diawasi dan dibimbing oleh Mentri Negara Kesejahteraan Rakyat, merupakan kristalisasi dan kesungguhan pemerintah dalam kebijakan keluarga berencana.

Peristiwa-peristiwa bersejarah di dalam perkembangan di Negara Indonesia adalah masuknya program keluarga berencana itu kedalam repelita I Adanya KUHP pasal 283 yang melarang menyebarluaskan gagasan keluarga berencana sehingga kegiatan penerangan dan pelayanan masih dilakukan secara terbatas.

Tahap-tahap Program KB Nasional

Adapun tahapan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaran Program KB Nasional di Indonesia adalah :

Tahun 1970 1980 dikenal dengan MANAGEMENT FOR THE PEOPLEPemerintah lebih banyak berinisiatifPartisipasi masyarakat rendah sekaliTerkesan kurang demokratisAda unsur pemaksaanBerorientasi pada targetTahun 1989 1990 terjadi perubahan pola menjadi MANAGEMENT WITH THE PEOPLEPemaksaan dikurangiDimulainya Program Safari KB pada awal 1980-anTahun 1985 1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru,dengan kebijakan :Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun tetap masih dipilihkan jenis kontrasepsinyaDari 5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya

Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan Program KB Lingkaran Emas, yaitu :Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen KesehatanMasyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinyaTahun 1990 terjadi Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga (income generating).

Pada tanggal 29 Juni 1994 Presiden Suharto di Sidoardjo melaksanakan plesterisasi/lantainisasi rumah-rumah secara gotong royong di seluruh Indonesia untuk keluarga Pra-Sejahtera.

Tujuan Program KB

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

Manfaat Program KBMemungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah.

Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.

Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

Pengertian Moral

Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin mores, mores sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.

Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memilikimoral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dan lain-lain.

Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.

Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral sangat identik dengan akhlak. Di mana kata akhlak berasal dari bahasa Arab jama dari khulqun yang berarti budi pekerti.

Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatanperbuatan tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar normanorma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik buruk terhadap sesuatu, keduanya sama-sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai-nilai moral.

Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya adalah sebagai berikut:

Memiliki kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau salah kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.

Masalah Moral Terkait Dengan Kb

Program KB mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti program KB bukanlah pekerjaan mudah. Tidak semudah kegiatan sales Promosion yang menawarkan barang-barang seperti sabun, atau perlengkapan rumah tangga lainnya.Pemasyarakatan ide KB adalah suatu proses. Karena pada dasarnya, program KB adalah suatu badan sosial dalam bidang kependudukan. Everett M.roger dalam bukunya:Comunication of innovation, mengartikan bahwa inovasi setiap gagasan atau bidang yang dianggap baru oleh seseorang, maka sesuatu tersebut adalah inovasi bagi seseorang itu.

Sebelum melakukan usaha-usaha pemasyarakatan program KB,perlu dipahami beberapa nilai lama dalam bidang kependudukan khususnya masyarakat yang tinggal dipedesaan.Mengajak seseorang untuk mengikuti program KB, berarti mengajak mereka untuk meninggalkan nilai dan norma lama.

Nilai-nilai lama tersebut antara lain:

Adanya anggapan bahwa anak adalah jaminan hari tua.

Maksudnya anggapan bahwa anak adalah jaminan hari tua adalah ketika nanti si orang tua telah tua maka orang tua tidak khawatir tentang kehidupannya yaitu tentang kebutuhan dan keseharian, selain itu juga orang tua tidak khawatir dalam menjalani masa tuanya karena ada anaknya yang mau mengurus dan mengsuhnya.

Khususnya dalam masyarakat agraris,semakin banyak anak semakin menguntungkan bagi keluarga dalam penyediaan tenaga kerja dalam bidang pertanian.

Semakin banyak anak semakin menguntungkan bagi keluarga dalam penyediaan tenaga kerja bidang pertanian. Indonesia adalah Negara agraris dimana mayoritas masyarakatnya hidup dengan mata pencahariaan dari pertanian, perikanan,perkebunan dan lain-lain. Khususnya disini bahwa mayoritas masyarakat Indonesia hidup di pedesaan yang kebanyakan masyarakatnya adalah petani, jika banyak anak otomatis mereka yang akan melanjutkan usaha pertanian orang tuanya. Mereka tidak memburuhkan karena masyarakat desa mayoritas memiliki daerah pertanian sendiri-sendiri.

Kedudukan anak laki-laki sebagi factor penerus keturunan masih amat dominan. Karena tidak memiliki keturunan laki-laki dikalangan kelompok masyarakat tertentu,berarti putusnya hubungan dengan silsila kelompok.Bagi masyarakat desa dan sebagian besar masyarakat kota pembicaraan terbuka mangenai seksualitas adalah sesuatu yang tabu.Adanya pola pikir masyarakat yang kurang sehat tentang makna keturunan. Banyak anak banyak rezeki.

Contoh pelanggaran etika dalam pelayanan KB

Tujuh tahun lalu istri saya melahirkan dengan opersai Caesar. Mengingat ingin mengatur jarak kelahiran, kami memutuskan untuk menggunakan KB suntik,namun ternyata tidak cocok sehingga beralih ke pil. Enam tahun berselang kami memutuskan untuk memiliki anak lagi. Setahun pil sudah tidak digunakan lagi, namun tanda-tanda kehamilan belum muncul. Sampai pada akhirnya pada 4 maret 2006, dokter melakukan USG. Hasilnya amat mengejutkan . Di dalam rahim istri saya terpasang IUD. Kami tidak pernah berkeinginan menggunakan alat kontrasepsi IUD. Kalaupun secara sadar menggunakannya , untuk apa masih menggunakan alat kontrasepsi suntik dan lalu pil selama 6 tahun?.

Kami menduga tindakan pemasangan ( tanpa sepengetahuan dan izin dari kami berdua) dilakukan saat istri saya dioperasi Caesar. Pihak RS saat itu sama sekali tidak menginformasikan kepada kami perihal pemasangan IUD. Istri saya diopersi di RS Sunan Gunung Jati Cirebon.

Dengan kasus ini kami menuntut penjelasan dan ganti rugi kepada pihak rumah sakit, seraya mengingatka kepada keluarga berputra satu lainya yang sulit mendapatkan anak kedua :Anda mungkin korban programKB yang dicananangkan rumah sakit.

Tertanda: Korban;

Keluaraga armanto joedono, S.Sos.

Sumber : http://armanjd.Wordpress.Com/2006/03/17/sulit-mendapatkan-anak-kedua- anda- mungkin- korban-malpraktek diakses tanggal 13 April 2009.

Aspek Penilaian Etika Moral Dalam Pelaksanaan KB

Dalam praktek secara operasional di lapangan,tidak jarang bahwa para Bidan di hadapkan dengan masalah yang menyangkut KB,yang harus diputuskan atas dasar pertimbangan etika dan moral.

Dari sekian pendapat yang di ajukan oleh pasien,dapat diambil beberapa kesimpulan yang amat berharga bagi para tenaga Bidan yang menangani masalah KB.

Bidan perlu menghormati hati nurani suami istriBidan perlu semakin memanusiakan diri sendiriBidan harus setia pada suara hatinya sendiriBidan berpegang pada tujuan KB yang baik Bidan berpedoman pada perbuatan lahirlah KB yang baik

Menghadapi masalah etik dan moral dalam pelayanan kebidanan

Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya adalah karena bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat berhubungan dengan klien serta harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan.

Menurut Dary 1 Koehn dalam The Ground of Professional Ethics (1994), Bahwa bidan dikatakan profesional bila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan.Dengan memahami peran sebagai bidan akan meningkatkan tanggung jawab profesionlnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu memfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapakan dalam strategi praktik kebidanan.

Dari bagan aliran diatas menunjukan alur yang senantiasa berurutan, pada tahap pertama bidan dengan pasien dihubungkan dengan suatu dialog, forum informasi ,kemudian terjadi pilihan (choice) dan pengambilan keputusan.

Menyetujui, sehingga menandatagani form persetujuan,Menolak, dengan menandatangani form penolakan

Sehingga baik persetujuan maupun penolakan sebaiknya dituangkan secara tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekutan hukum karena mempunyai bukti tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secar hukum bidan mempunyai kekuatan, karena mempunyai bukti tertulis yang menunjukan bahwa prosedur pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada ditangan klien untuk menyetujui atau menolak.

Hal ini sesuai hak pasien untuk menentukan diri sendiri, yaitu pasien berhak menerima atau menolak tindakan atas dirinya setelah diberi penjelasan secara jelasnya. Akhirnya bahwa manfaat informed consent adalah untuk mengurangi kejadian malpraktek dan agar bidan lebih berhati-hati dan alur pemberian informasi benar-benar dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan untuk megatasi masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam pelayanan kebidanan.

Aplikasi Etika Kebidanan dalam Pelayanan Kebidanan Keluarga BerencanaKonseling

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai pilihannya.

Jika klien belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang kontrasepsi yang akan digunakan, menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi yang dapat dipergunakan oleh klien, dengan memberikan informasi tentang kontrasepsi yang dapat dipergunakan oleh klien, dengan memberikan beberapa alternative sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan yang dimilikinya.

Tujuan Konseling Calon peserta KB memahami manfaat KB bagi dirinya maupun keluarganya.Calon peserta KB mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan berKB , cara menggunakan dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi.Calon peserta KB mengambil keputusan pilihan alat kontrasepsi

Sikap Bidan Dalam Melakukan Konseling Yang Baik Terutama Bagi Calon Klien BaruMemperlakukan klien dengan baikInteraksi antara petugas dan klienBidan harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien serta mendorong agar klien berani berbicara dan bertanyaMember informasi yang baik kepada klienMenghindari pemberian informasi yang berlebihanTerlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien untuk mengingat hal yang penting.Tersedianya metode yang diinginkan klienMembantu klien untuk mengerti dan mengingatBidan memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan memperlihtkan bagaimana cara penggunaannya. Dapat dilakukan dengan dengan memperlihatkan dan menjelaskan dengan flipchart, poster, pamflet atau halaman bergambar.Langkah Langkah Konseling:Menciptakan suasana dan hubungan saling percayaMenggali permasalahan yang dihadapi dengan calonMemberikan penjelasan disertai penunjukan alat alat kontrasepsiMembantu klien untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya sendiri.Ketrampilan Dalam KonselingMendengar dan mempelajari dengan menerapkan:Posisi kepala sama tinggiBeri perhatian dengan kontak mataSediakan waktuSaling bersentuhanSentuhlah dengan wajarBeri pertanyaan terbukaBerikan responBerikan empatiRefleks backTidak menghakimiMembangun kepercayaan dan dukungan:Menerima yang dipikirkan dan dirasakan klienMemuji apa yang sudah dilakukan dengan benarMemberikan bantuan praktisBeri informasi yang benarGunakan bahasa yang mudah dimengerti/sederhanaMemberikan satu atau dua saran.

Peran Pemerintah Dalam Melaksanaan Program Kb

Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program keluarga berencana nasional telah di ubah mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis (Saifudin, 2003). Program Keluarga Berencana Nasional merupakan salah satu program dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu pokok dalam program Keluarga Berencana Nasional adalah menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Cara yang digunakan untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yaitu mengatur jarak kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepi (Wiknjosastro, 2005).

Macam-macam metode kontrasepsi adalah intra uterine devices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operatif untuk wanita (tubektomi), metode operatif untuk pria (vasektomi), dan kontrasepsi pil (Saifudin, 2003).Kurangnya peran pemerintah dalam menggalakkan program KB mengakibatkan tingginya pertambahan pendudukan yang akan meningkatnya tingginya pertambahan penduduk yang akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan yang cukup, berdampak pada naiknya angka pengangguran dan kemiskinan (Herlianto, 2008). Cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi yaitu ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara konstrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.

KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity) ( Sheilla, 2000 ). Penyuluhan kesehatan merupakan aspek penting dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi karena selain membantu klien untuk memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai pilihannya, juga membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama sehingga klien lebih puas dan pada akhirnya dapat meningkatkan keberhasilan program KB. Penyuluhan kesehatan tidak hanya memberikan suatu informasi, namun juga memberikan keahlian dan kepercayaan diri yang berguna untuk meningkatkan kesehatan (Efendy, 2003). Dengan kesadaran karena adanya informasi tentang berbagai macam alat kontrasepsi dengan kelebihannya masing-masing, maka ibu-ibu akan termotivasi untuk menggunakan alat kontrasepsi. Karena Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan suatu perbuatan atau tingkah laku, motivasi bisa berasal dari dalam diri maupun luar (Moekijat, 2002).

Media adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi. Salah satu contoh media adalah flip chart yang sering disebut sebagai bagan balik yang merupakan kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang (Nursalam, 2008 ). Selain itu bagan ini mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku seseorang (Syafrudin, 2008).

Badan dari pemerintah yang mengurus program keluarga berencana adalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Badan ini mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, BKKBN menyelenggarakan fungsi:

Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencanaPenetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpullkan bahwa salah satu usaha untuk merencanakan jumlah anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi.

Tujuan program KB:Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan.Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi.

Dalam mengajak masyarakat mengikuti program KB merupakan suatu proses karena mengajak berarti mengubah pola pikir dari nilai-nilai lama yang telah melekat. Maka dari itu tidak hanya tenaga kesehatan yang memiliki wewenang atau tugas dalam hal tersebut namun juga peran pemerintah sangat dibutuhkan. Dalam menghadapi masalah moral yang terjadi tenaga kesehatan khususnya Bidan harus memberikan konseling dengan penjelasan yang selengkap-lengkapnya. Setelah terjadi dialog maka hendaknya Bidan memberikan sebuah pilihan kepada klien yang kemudian akan menghasilkan pengambilan keputusan.

Menyetujui, sehingga menandatagani form persetujuan,Menolak, dengan menandatangani form penolakan

Daftar Pustaka

Rupiani, Meilina.Masalah Moral Terkait Dengan KB. Jumat, 10 April 2015.http://meilinarupiani.blogspot.com/2015/04/masalah-moral-yang-terkait-kb.html Nefitriana.Makalah Program Keluarga Berencana. Kamis, 15 Desember 2011 http://nefi34na.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvml-o.html .Widyatun,Diah.Sejarah KB di Indonesia. 21 Juli 2012.http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/sejarah-kb-di-indonesia_21.html Yasir.Ilmu Budaya Dasar. Minggu, 08 Februari 2009.http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/ilmu-sosial-budaya-dasar.html Sahera,Sarah.Makalah Keluarga Berencana.Desember 2013.http://keperawatansarahsahera.blogspot.com/2013/02/makalah-keluarga-berencana.htmlZahraran.Makalah Program Keluarga Berencana.Selasa 10 Juni 2014.http://zahraran.blogspot.com/2014/06/makalah-program-keluarga-berencana-kb.html zahraRANzakiahdinsyah .Aplikasi Etika Dalam Kebidanan.17 Juni 2010.http://zakiahdinsyah.blogspot.com/2010/06/aplikasi-etika-kebidanan-dalam.html Wawasan Pendidikan.Makalah Program Keluarga Berencana.Jumat, 15 Agustus 2014.http://www.wawasanpendidikan.com/2014/08/Makalah-Program-Keluarga-Berencana-di-Indonesia.html