Makalah Eptik

23
i CYBERCRIME DAN CYBERLAW TENTANG PENCEMARAN NAMA BAIK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahEtika Profesi Teknologo Informasi dan Komputer pada Program Diploma Tiga ( D.III ) Disusun oleh: WIWI FITRIYANTI 11111303 Jurusan Komputerisasi Akuntansi Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Bekasi i

Transcript of Makalah Eptik

3

CYBERCRIME DAN CYBERLAWTENTANG PENCEMARAN NAMA BAIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahEtika Profesi Teknologo Informasi dan Komputer pada Program Diploma Tiga ( D.III )

Disusun oleh:WIWI FITRIYANTI11111303

Jurusan Komputerisasi AkuntansiAkademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana InformatikaBekasi2014

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu. Adapun judul makalah ini adalah Cybercrime dan Cyberlaw Tentang Pencemaran Nama Baik dimana makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi nilai UAS pada mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas atas bimbingan dan dorongan dari semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:1. Dosen mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi2. Orang tua tercinta yang telah memberi dukungan materi dan moral sehingga terselesaikannya makalah ini3. Serta teman teman semua yang ikut memberikan bantuannya dalam pembuatan makalah ini, khususnya KA.11.6A serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu

Cikarang, 18 April 2014

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................11.1. Latar Belakang...........................................................11.2. Maksud dan Tujuan21.3. Metode Penelitian..............................................................21.4. Ruang Lingkup 2

BAB II PEMBAHASAN...32.1. Pengertian Cybercrime dan Cyberlaw32.2. UU ITE Tentang Pencemaran Nama Baik32.3. Pengertian Pencemaran Nama Baik52.4. Penyebab Pencemaran Nama Baik62.5. Dampak Pencemaran Nama Baik72.6. Penanggulangan72.7. Contoh Kasus7

BAB III PENUTUP.133.1. Kesimpulan133.2. Saran13

11

12

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPenggunaan internet yang semakin meningkat, memberikan dampak positif maupun negatif bagi pihak yang menggunakannya. Dari sisi positif, internet dapat menembus batas ruang dan waktu, dimana antara pengguna dan penyedia layanan dapat melakukan berbagai kegiatan di internet tanpa mengenal jarak perbedaan waktu. Sedang sisi negatifnya yaitu pengaruh budaya luar yang dapat mempengaruhi budaya pengguna internet itu sendiri.Perkembangan kejahatan pun semakin luas dan beragam. Mulai dari internet abuse, hacking, cracking, carding dan sebagainya. Mulai dari coba coba sampai dengan ketagihan/addicted kejahatan di internet menjadi momok bagi pengguna internet itu sendiri. Jika pada awalnya hanya coba coba, kemudian berkembang menjadi kebiasaan dan meningkat sebagai kebutuhan/ketagihan.

1.2. Maksud danTujuanMaksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai UAS pada mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut:a. Sebagai penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang penulis dapat selama belajar di AMIK BSI.b. Memberikan informasi tentang pembahasan Pencemaran Nama Baikc. Mengembangkan pembahasan mengenai Cybercrime dan Cyberlaw 1.3. Metode PenelitianAdapun metode metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini dengan cara sebagai berikut:a. Pengamatan (Observation)Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pengamatan dengan tujuan mencari referensi. b. Studi PustakaMetode yang menggunakan sumber sumber pustaka, berupa buku, artikel, atau yang lainnya untuk mencari informasi dengan cara membaca dan mempelajarinya.

1.4. Ruang LingkupDalam penyusunan makalah ini, penulis hanya memfokuskan pada kasus pencemaran nama baik yang merupakan salah satu pelanggaran hukum di dunia maya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian Cybercrime dan CyberlawForester dan Morrison mendefinisikan bahwa kejahatan komputer sebagai aksi kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utamanya.Dalam buku Aspek-Aspek Pidana di Bidang Komputer Andi Hamzah mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer. Secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Sedangkan cyberlaw itu sendiri merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber (maya).

2.2. UU ITE Tentang Pencemaran Nama BaikUU ITE tahun 2011Dalam pasal 27 ayat 3 berbunyi:Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Pasal 45 ayat 1, berbunyi:Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 36, berbunyi:Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak melawanhukum melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 sampai pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain.

Pasal 51, berbunyi:Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dipidana dengan penjara paling lama 12 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.12.000.000.000,00 ( dua belasmiliar rupiah ).

Dalam KUHP pun terdapat pasal yang mengatur tentang pencemaran nama baik, yaitu terdapat dalam pasal 310 yang berbunyi:1. Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduh sesuatu hal, yang dimaksudnya supaya diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.2. Jika hal itu dilakukan dengan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukkan atau ditempel dimuka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah3. Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis , jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.

2.3. Pengertian Pencemaran Nama BaikSecara umum, pencemaran nama baik (defamation) adalah tindakan mencemarkan nama baik seseorang dengan cara menyatakan sesuatu baik melalui lisan maupun tulisan.Pencemaran nama baik terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:a. Secara lisan, yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan.b. Secara tertulis, yaitu pencemaran nama baik yang dilakukan melalui tulisan.Pertama , delik dalam pencemaran nama baik merupakan delik yang bersifat subyektif yang artinya penilaian terhadap pencemaran sangat bergantung pada pihak yang diserang nama baiknya. Oleh karenanya,delik dalam pencemaran ini merupakan delik aduan yang hanya dapat diproses oleh pihak yang berwenang jika ada pengaduan dari korban pencemaran.Kedua, pencemaran nama baik merupakan delik penyebaran. Artinya, substansi yang berisi pencemaran disebarluaskan kepada umum atau dilakukan didepan umum oleh pelaku.Ketiga, orang yang melakukan pencemaran nama baik dengan menuduh suatu hal yang dianggap menyerang nama baik seseorang atau pihak lain harus diberi kesempatan untuk membuktikan tuduhan tersebut.Pencemaran nama baik erat kaitannya dengan suatu kata penghinaan dimana penghinaan itu sendiri memiliki pengertian perbuatan menyerang nama baik dan kehormatan seseorang. Sasaran dalam pencemaran nama baik biasanya ditujukan terhadap pribadi perseorangan, kelompok (golongan), agama, dll.Larangan memuat kata penghinaan diatur dalam pasal 27 dan pasal 28 UU ITE No.11 tahun 2008. Selain itu dalam kitab undang undang hukum pidana juga telah diatur mengenai pidana terhadap tindak penghinaan dan pencemaran nama baik.Untuk dapat dikategorikan sebagai tindak pidana pencemaran nama baik,maka harus dibuktikan faktor faktor sebagai berikut:a. Adanya unsur kesengajaan,b. Tanpa izin (tanpa hak),c. Bertujuan menyerang nama baik,d. Agar diketahui oleh khalayak.Kejahatan dalam dunia maya merupakan kejahatan modern yang muncul seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.4. Penyebab Pencemaran Nama BaikAda beberapa penyebab terjadinya pencemaran nama baik, diantaranya adalah:a. Secara lisan,b. Secara tulisan,c. Menuduh suatu hal didepan umum tanpa bukti.

2.5. Dampak Pencemaran Nama Baik Dampak yang diakibatkan oleh adanya pencemaran nama baik, seseorang akan mengalami kerugian materi dan non materi diantaranya:a. Merusak popularitas dan karir,b. Merusak pencitraan seseorang atau instansi,c. Menghambat kinerja,d. Membekukan kebebasan berekspresi.

2.6. PenanggulanganAgar masyarakat lebih berhati hati dalam menggunakan lisan ataupun tulisan, pemerintah berupaya bersama DPR untuk memperbaiki UU informasi dalam melakukan transaksi baik secara langsung ataupun melalui media elektronik.

2.7. Contoh KasusTentu semua tahu mengenai kasus yang terjadi terhadap Prita Mulyasari, seorang ibu rumah tangga yang ditahan di LP wanita Tangerang karena melakukan pencemaran nama baik melalui internet terhadap Rumah Sakit OMNI INTERNASIONAL Tangerang.Kasus ini menyita perhatian semua kalangan, bermula ketika Prita mengirim e-mail kepada sepuluh orang temannya yang berisi keluhannya terhadap Rumah Sakit OMNI Internasional. Isinya hanya menggambarkan pengalamannya bersinggungan dengan rumah sakit tersebut. Dalam hal ini, pihak rumah sakit mengklaim bahwa itu merupakan tindakan pencemaran nama baik yang menyebabkan kerugian materil dan immateril. Pencemaran nama baik di internet tersebut di kategorikan sebagai tindak pidana karena telah mengganggu ketertiban umum dan ada pihak yang dirugikan dalam hal ini pihak Rumah Sakit OMNI Internasional.Kronologis kejadian:Pada tanggal 7 Agustus 2008, Prita memeriksa kesehatannya ke Rumah Sakit OMNI Internasional yang berada didaerah Serpong Tangerang dengan keluhan pusing dan panas. Dari hasil pemeriksaan didapati hasil Thrombosit 27.000 sedang normalnya berkisar antara 200.000 dan suhu badan 39 0. Karena di diagnosa menderita penyakit demam berdarah kemudian langsung menjalani rawat inap.Tanggal 8 Agustus 2008, Prita mendapati revisi hasil pemeriksaan yang awalnya jumlah Thrombosit 27.000 berubah menjadi 181.000. Dan Prita mulai mendapat banyak suntikan obat.Kemudian tanggal 9 Agustus 2008 dokter menjelaskan bahwa Prita terserang virus udara, dan ia masih terus diberi suntikan obat. Namun malam harinya, Prita mengalami sesak nafas selama kurang lebih 15 menit dan kemudian diberi oksigen. Karena tangan kanan nya bengkak, ia memaksa infus dihentikan dan menolak untuk disuntik lagi.Tanggal 10 Agustus 2008, Prita mengalami pembengkakan pada leher kiri dan mata kirinya. Kemudian pihak keluarga mencoba berdialog dengan dokter, dan dokter menyalahkan bagian lab terkait revisi hasil thrombosit saudari Prita.Kemudian tanggal 11 Agustus 2008, Prita kembali mengalami pembengkakan dan kali ini bagian leher kanan nya yang bengkak. Suhu badan pun kembali meningkat ke angka 390. Lalu Prita memutuskan untuk keluar dari rumah sakit dan mendapatkan data data medis yang menurutnya tidak sesuai fakta. Prita meminta hasil lab yang menyatakan jumlah thrombosit 27.000, namun yang didapat hanya yang berjumlah 181.000. Pasalnya, karena adanya hasil lab yang menunjukan jumlah thrombosit 27.000 itu lah akhirnya ia dirawat inap. Pihak rumah sakit berdalih bahwa hal tersebut tidak diperkenankan karena hasilnya tidaklah valid.Lalu Prita kembali memeriksakan kesehatan di rumah sakit yang berbeda, namun Prita dimasukkan diruang isolasi karena terserang virus menular.Tanggal 15 Agustus Prita mengirim e-mail yang berisi keluhan atas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit itu ke [email protected] dan ke beberapa kerabatnya yang lain yang diberi judul Penipuan Rumah Sakit OMNI Internasional Alam Sutra. Namun e-mail itu menyebar ke beberapa miling list dan forum online lainnya.Pada tanggal 30 Agustus 2008, Prita memutuskan untuk mengirim isi e-mail nya ke Surat Pembaca Detik.com.Kurang dari seminggu atas beredarnya Surat Pembaca Detik.com, tepatnya pada tanggal 5 September 2008 pihak Rumah Sakit OMNI Internasional mengajukan gugatan pidana atas pencemaran nama baik yang telah dilakukan oleh Prita Mulyasari ke Reserse Kriminal Khusus. Dan tiga hari kemudian Kuasa Hukum pihak Rumah Sakit OMNI Internasional menayangkan iklan berisi bantahan atas e-mail Prita yang dimuat di harian Kompas dan Media Indonesia. Tanggal 22 September 2008, pihak Rumah Sakit OMNI Internasional mengirim e-mail klarifikasi ke seluruh customernya. Dua hari kemudian (24 September 2008) gugatan perdata pun masuk.Selang hampir tujuh bulan setelah gugatan perdata masuk, tepatnya tanggal 11 Mei 2009 Pengadilan Negeri Tangerang memenangkan pihak Rumah Sakit OMNI Internasional atas gugatannya. Dan menyatakan bahwa Prita terbukti melakukan perbuatan melanggar hukum yang merugikan rumah sakit tersebut. Tak hanya itu, Prita juga didenda atas kerugian materil sebesar Rp.161 juta sebagai pengganti uang klarifikasi di koran nasional dan Rp.100 juta untuk kerugian immateril. Namun Prita langsung mengajukan banding.Dua hari kemudian (13 Mei 2009), Prita resmi ditahan di Lapas Wanita Tangerang atas kasus pidana yang juga dilaporkan oleh pihak rumah sakit.Tanggal 2 Juni 2009, keluarga Prita harus menerima kenyataan bahwa penahanan atas Prita diperpanjang sampai 23Juni 2009. Keesokan harinya, Megawati dan Jusuf Kalla mengunjungi Prita di Lapas. Bukan hanya itu, Komisi III DPR-RI pun meminta MA untuk membatalkan tuntutan hukum atas saudari Prita. Dan akhirnya Prita dibebaskan. Statusnya pun berubah menjadi tahanan kota. Kemudian pada tanggal 4 Juni 2009, digelar sidang perdana atas kasus pidana yang menimpa saudari Prita di PN Tangerang.Namun akhirnya, Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi kasus perdata saudari Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit OMNI Internasional. Dengan putusan tersebut, Prita dibebaskan dari seluruh ganti rugi. Selain itu, Majelis Hakim tingkat kasasi pun menjatuhkan putusan yang intinya mengabulkan seluruh permohonan kasasi saudari Prita dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang. Dalam putusannya, Majelis Hakim menolak seluruh gugatan dari pihak Rumah Sakit OMNI Internasional.Ada beberapa kaidah hukum yang dapat ditarik dari kasus saudari Prita ini, yaitu:a. Bahwa mengungkapkan sebuah perasaan berupa keluhan tentang apa yang dialami selama menjalani proses pengobatan, baik itu berupa pelayanan medis selama rawat inap maupun tindakan medis lainnya selama berada di rumah sakit yang kemudian dituangkan dalam bentuk e-mail dan untuk ditujukan kepada teman-temannya, tidaklah kemudian untuk dapat dianggap sebagai tindakan melawan hukum:b. Bahwa tindakan mengirim dan/atau menyebarkan e-mail tersebut kepada teman-temannya pun, bukanlah merupakan sebuah pencemaran nama baik, karena tujuannya bukanlah untuk menyerang pribadi atau instansi tertentu, melainkan hanyalah kenyataan yang dialami:c. Bahwa media e-mail merupakan media komunikasi yang bersifat personal bukan media yang bersifat publik (umum), dan hanya orang tertentu saja yang dapat mengaksesnya:d. Bahwa hak untuk menyampaikan informasi melalui berbagai media secara konstitusi telah diakui dan dijamin dalam UUD 1945 pasal 28F yang berbunyi: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersediae. Bahwa dengan adanya putusan hakim yang menyatakan saudari Prita dibebaskan dari tindak pencemaran nama baik, maka putusan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh saudari Prita bukanlah perbuatan melawan hukum.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanTeknologi informasi dan komunikasi, diyakini sebagai hasil karya cipta peradaban manusia tertinggi pada abad ini. Selain memberikan manfaat, teknologi informasi dan komunikasi dapat juga menjadi sumber kerugian bagi sebagian pihak, diantaranya yaitu dengan adanya pencemaran nama baik itu sendiri yang dapat disebarluaskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab melalui media-media sosial yang tersedia.Sebagai insan yang beradab, patutnya kita dapat memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang ada saat ini sebagaimana mestinya. Dan bukan malah menggunakannya sebagai alat atau media untuk merugikan orang lain.

3.2. SaranCybercrime adalah bentuk kejahatan yang mestinya kita hindari atau kita berantas keberadaannya. Sedangkan cyberlaw adalah salah satu perangkat yang dipakai oleh suatu negara untuk melawan dan mengendalikan kejahatan dunia maya (cybercrime) khususnya dalam hal kasus cybercrime yang sedang tumbuh di wilayah negara tersebut. Seperti layaknya pelanggar hukum dan penegak hukum.Dan bagi masyarakat pada umumnya, agar lebih berhati-hati lebih dalam menggunakan lisan ataupun tulisan, agar tidak terjerat tindakan yang melanggar hukum.