makalah elektif

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama bisnis merupakan kegiatan-kegiatan, kedua bisnis merupakan sebuah perusahaan. Para ahli pun mendifinisikan bisnis dengan cara berbeda. Definisi Raymond E. Glos dalam bukunya “Business: its nature and environment: an introduction”, dianggap memiliki cakupan yang paling luas, yakni: “bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka” Orang mencoba untuk terjun menjadi pengusaha karena banyak hal, tapi diruntut-runtut biasanya berakhir pada kebebasan mengelola usahanya sesuai kata hati, iming-iming penghasilan yang jauh dibandingkan dengan kenaikan gaji 5-10% setiap tahun. Masalahnya selain harus punya dana cukup untuk memulai usahanya, kita juga perlu kosentrasi penuh supaya kita tahu liku-liku usaha yang kita sedang coba tekuni. Alih-alih membuang dana dan energy pada trial and error, yakni sering-sering lebih banyak errornya, 1

Transcript of makalah elektif

Page 1: makalah elektif

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama bisnis

merupakan kegiatan-kegiatan, kedua bisnis merupakan sebuah perusahaan. Para

ahli pun mendifinisikan bisnis dengan cara berbeda. Definisi Raymond E. Glos

dalam bukunya “Business: its nature and environment: an introduction”, dianggap

memiliki cakupan yang paling luas, yakni:

“bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang

berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang

dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta

kualitas hidup mereka”

Orang mencoba untuk terjun menjadi pengusaha karena banyak hal, tapi

diruntut-runtut biasanya berakhir pada kebebasan mengelola usahanya sesuai kata

hati, iming-iming penghasilan yang jauh dibandingkan dengan kenaikan gaji 5-

10% setiap tahun.

Masalahnya selain harus punya dana cukup untuk memulai usahanya, kita

juga perlu kosentrasi penuh supaya kita tahu liku-liku usaha yang kita sedang

coba tekuni. Alih-alih membuang dana dan energy pada trial and error, yakni

sering-sering lebih banyak errornya, ada jalan keluarnya. Yaitu membeli

waralaba. Kebebasan menjadi pengusaha tercapai. Trial and error telah dilakukan

orang lain, sehingga kita tidak perlu babak belur karena menghadapi error yang

berkepanjangan.

Kami mencoba membahas waralaba di makalah ini. Bagaimanapun

waralaba adalah salah satu tawaran investasi. Sebaik-baiknya investasi, kita tetap

perlu cermat, karena namanya tawaran selalu manis. Apa saja yang perlu kita

lihat, kita hitung kembali, kita ketahui dari prospektus waralaba.

1

Page 2: makalah elektif

2

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah-masalah yang

dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi perencanaan bisnis yang memaksimalkan peluang

keberhasilan?

2. Bagaimana deskripsi waralaba ?

3. Bagaimana deskripsi contoh waralaba lokal di Indonesia ?

4. Bagaimana deskripsi perkembangan waralaba terkini hasil investigasi lapangan

di dua kota besar, Jakarta dan Yogyakarta ?

5. Bagaimana deskripsi peran waralaba terhadap sektor perekonomian Nasional ?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Menggambarkan perencanaan bisnis di masa depan dengan cara

memahami usaha waralaba dengan baik.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan perencanaan bisnis yang memaksimalkan peluang

keberhasilan.

2. Mendeskripsikan pengertian waralaba.

3. Mendeskripsikan contoh waralaba lokal di Indonesia.

4. Mendeskripsikan perkembangan waralaba terkini hasil investigasi lapangan di

dua kota besar, Jakarta dan Yogyakarta.

5. Mendeskripsikan peran waralaba terhadap sektor perekonomian Nasional.

Page 3: makalah elektif

3

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat kita peroleh adalah menambah wawasan mengenai

dunia usaha waralaba di indonesia. Juga bias kita gunakan sebagai bekal bila kita

mau berbisnis waralaba.

Page 4: makalah elektif

4

BAB 2

ISI

2.1. Perencanaan Bisnis (Business plan)

Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha

maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis

adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sedang berjalan

tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan

bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang

diharapkan, karenda didalam perencanaan bisnis kita dapat mengetahui posisi

perusahaan kita saat ini, arah tujuan perusahaan dan cara mencapai sasaran yang

ingin kita capai. Perencanaan bisnis yang baik harus memuat tahap-tahap yang

harus dilakukan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan.

Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana

dari pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan dan

sebagainya. Bantuan dana yang diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana

jangka pendek untuk modal kerja maupun jangka panjang untuk perluasan atau

biaya investasi.

2.2. Sejarah Singkat Mengenai Waralaba

Istilah franchise (seterusnya waralaba) memang beraroma perancis.

Namun Amerika Serikatlah yang mempopulerkan istilah itu. Kata franchise

sendiri bermakna “kebeabsan” (fredom). Dalam bahasa Indonesia, franchise

diterjemahkan waralaba atau terjemahan bebasnya lebih untung. Wara berarti

lebih. Sedangkan laba artinya untung.

Waralaba berakar dari sejarah masa silam prakter bisnis di Eropa. Pada

masa lau, bangsawan diberikan wewenang oleh raja untuk menjadi tuan tanah

pada daerah-daerah tertentu. Pada daerah tersebut, sang bangsawan dapat

memanfaatkan tanah yang dikuasainya dengan imbalan pajak/upeti yang

dikembalikan kepada kerajaan. System tersebut menyerupai royalty, seperti

layaknya bentuk waralaba saat ini.

Page 5: makalah elektif

5

Di Amerika serikat sendiri, waralaba mengalami booming pada tahun 60-

70an setelah berakhirnya perang Dunia ke-2. Pada saat itu, banyak terjadi praktik

penipuan bisnis yang mengaku sebagai waralaba, salah satunya dengan cara

menjual system bisnis waralaba yang ternyata belum teruji keberhasilannya

dilapangan.

Selain itu, perawalaba pun lebih fokus unituk menjual waralaba milik

mereka dibandingkan membangun dan menyempurnakan system bisnis

waralabanya. Banyak investor baru gagal oleh modus seperti ini. Hal ini menjadi

salah satu  pencetus munculnya IFA (internasional Franchise Association) pada

tahun 1960.

Salah satu tujuan didirikannya IFA adalah untuk menciptakan iklim

industry bisnis waralaba yang dapat dipercaya. IFA menciptakan kode etik

waralaba sebagai pedoman bagi anggota-anggotanya. Walau begitu, kode etik

waralaba masih perlu didukung oleh perangkat hukum agar dapat memastikan

hak-hak tiap-tiap pihak dalam industry perlindungan.

2.3. Definisi Singkat Mengenai Waralaba

Franchise berarti kebebasan yang diperoleh seseorang untuk menjalankan

sendiri suatu usaha tertentu di wilayah tertentu. Sedangkan pewaralaba

(franchising) adalah suatu aktivitas dengan system waralaba (franchise), yaitu

suatu system keterkaitan usaha yang saling menguntungkan antara pemberi

waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee).

2.4. Unsur-unsur Waralaba

1.      Harus mempunyai merek (nama termasuk derivatifnya) : Logo, moto atau

perusahaan.

2.      Harus mempunyai system bisnis yang bisa digandakan,

Yang dimaksud dengan system bisa di gandakan adalah semua perangkat

operasional bisnis; mencakup standarisasi produknya, metode pengolahannya atau

Page 6: makalah elektif

6

metode jasa, standar iklannya, system keuangannya, system control inventory dan

lain sebagainya.

3.      Ada biaya atau fee yang dibayarkan.

Biaya yang terkait dengan adanya waralaba ini adalah initial fee, biaya

awal, investasi awal apapun namanya, yang dikaitkan dengan perjanjian waralaba.

4.      Adanya pelatihan awal

Pelatihan yang bersifat berkesinambungan, yang diselenggarakan oleh

franchisor guna peningkatan keterampilan.

2.5. Tipe-tipe Waralaba

Secara umum, system pewaralabaan (franchising) dibedakan menjadi empat

kategori besar, yaitu :

1.       Product franchising (trade-name franchising)

2.      Manufacturing franchising (product – distribution franchising)

3.       Business – format franchising (pure/comprehensive franchising)

4.      Franchising pribadi

2.6. Waralaba / Franchising dan Pemasaran Langsung

1. Pengertian

Merupakan peluang bagi wiraswastawan untuk masuk dalam usaha dengan

pemanfaatan pengalaman, pengetahuan, dan dukungan dari pemberi franchise.

Sering wiraswasta memulai usaha baru kecil kemungkinan bahwa usahanya akan

berhasil dengan franchise, wiraswastawan akan dilatih dan didukung dalam

pemasaran usaha dan akan menggunakan nama yang telah mempunyai citra yang

mapan.

Page 7: makalah elektif

7

2. Definisi

Merupakan persetujuan dimana perusahaan atau distributor tunggal dari

produk yang memiliki merek dagang memberikan hak eksklusif kepada

perusahaan, distributor, atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran

royalty dan menyesuaikan diri dengan prosedur operasi standar. Franchise

merupakan orang yang membeli franchise dan diberikan peluang untuk masuk

dalam usaha baru dengan peluang besar untuk berhasil.

3. Keuntungan

Hasil yang didapat dari waralaba adalah wiraswasta tidak perlu pusing

dengan hal yang berkaitan dengan hal yang berkaitan dengan memulai usaha baru.

Pemberi franchise akan memberikan rencana operasi bisnis dengan arahan yang

jelas. Jika pemberi hak memberikan peluang kuat untuk berhasil, dia juga akan

menerima manfaat dari royalty yang diterima dari penerima franchise. Tujuan dari

pemberian hak usaha adalah bahwa pemberian hak tidak bisa mendapatkan

ekspansi yang cepat dan luas tanpa meminjam dan menanggung resiko financial

penting.

  Usaha franchising melibatkan banyak resiko yang harus diketahui oleh

para wiraswastawan sebelum mereka mempertimbangkan investasi demikian.

Langkah-langkah yang diambil untuk menurunkan atau meminimalisasi resiko

investasi dalam franchising yaitu:

a.      Melakukan evaluasi diri

Wiraswastawan hendaknya melakukan evaluasi sendiri untuk meyakinkan bahwa

mamasuki usaha franchising adalah tepat bagi dirinya.

b.      Meneliti franchise

Tidak setiap usaha franchise tepat untuk anda. Wiraswastawan harus

mengevaluasi usaha franchise untuk memutuskan mana yang paling tepat.

Page 8: makalah elektif

8

Kontrak atau persetujuan franchise adalah tahap akhir untuk menjadi

pemakai franchise. Diperlukan pengacara yang berpengalaman dalam franchise.

Syarat-syarat yang bisa dipebaharui akan menunjukkan panjang kontrak dan

persyaratan untuk memperbaharuinya. Persyratan financial akan menentukan

harga dari franchise, jadwal pembayaran, royalty yang harus dibayar, dll.

Permasalahan pemutusan perjanjian franchise sering mendatangkan perkara

hukum dibandingkan persoalan lain dalam franchise

Terdapat penelitan yang meningkat tentang usaha baru yang melibatkan

pemasaran langsung karena memberikan peluang yang menguntungkan

disbanding tipe pemula lainnya karena wiraswastawan biasanya menanggung

resiko modal kecil dan bisa mendapatkan manfaat dari usaha pemasarannya pada

pelanggan tertentu dan bisa mendapatkan manfaat dari usaha pemasarannya pada

pelanggan tertentu yang bisa dijangkau melalui teknik pemasaran langsung

Adapun keuntungan pemasaran langsung yaitu kemudahan untuk masuk

dalam usaha dan kebutuhan modal yang kecil. Setiap orang bisa masuk keusaha

pemasaran langsung tanpa ijin usaha yang rumit dan persyaratan keterampilan dan

pendidikan yang perlu. Kebutuhan modal yang diperlukan untuk masuk dalam

usaha pemasaran langsung juga minimal.

Sejumlah usaha alternative pada usaha pemula dana oleh para

wiraswastawan untuk pemasaran langsung diantaranya:

a.      Periklanan terklasifikasi

b.      Periklanan display

c.      Kiriman pos langsung

d.      Catalog penjualan

e.      Pemasaran tanggapan langsung media

Salah satu cara perusahaan untuk menenbus pasar dengan cepat adalah

dengan system pemasaran bertingkat (multilevel marketing). MLM adalah system

pemasaran yang mengandalkan penjualan langsung (direct selling) melalui

Page 9: makalah elektif

9

jaringan distributornya yang terbentuk secara berantai. Tujuan dari system

pemasaran bertingkat adalah menyebarkan produk dan mensejahterahkan

distributor sekaligus konsumennya. Berhasil atau tidaknya suatu MLM ditentukan

oleh kualitas produk dan layanannya, yaitu produk yang memenuhi keinginan

konsumen akrab dengan kesehatan dan lingkungan serta mengikuti aturan bisnis

MLM. Diindonesia system MLM belum lama diterapkan. Namun sekarang

kecenderungan semakin banyak perusahaan yang beralih dari cara direct selling

bisa ke system MLM.

2.7. Gurihnya Waralaba lokal

“Setelah terjadi krisis. Jumlah usaha waralaba merosot dari 232 usaha menjadi

150-an. Tapi yang local justru berkembang.”

Anang Sukandar (ketua Asosiasi Franchise Indonesia,AFI)

Franchise Januari-Februari/2006

Pada masa krisis moneter (krismon), pengusaha-pengusaha kelas kakap

banyak mengalami sport jantung. Selain dijerat utang, sebagian usahanya

terkapar. Berbeda dengan pengusaha kecil dan menengah  yang justru adem ayem.

Disinilah kelebihan yang disandang oelh usaha kecil dan menengah atau UKM.

Lantas dimanakah posisi usaha waralaba local? Waralaba local boleh

berbangga sebab termasuk salah satu bisnis UKM. Dengan kata lain, waralaba

termasuk salah satu penyangga perekonomian nasional. Serupa denga UKM

lainnya, waralaba justru mekar disaat badai krismon menghantam bangsa sejak

tahun 1997.

2.8. Dua contoh Waralaba Lokal

1. ALFAMART

Alfamart dulu bernama Alfa Minimart.  Lalu pada tanggal 1 Januari 2003

baru berubah menjadi Alfamart. Visi Alfamart adalah menjadi jaringan distribusi

ritel terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi pada

pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen,

Page 10: makalah elektif

10

serta mampu bersaing secara global. Misi Alfamart adalah memberikan kepuasan

kepada pelanggan dengan berfokus pada produk dan pelayanan berkualitas

unggul.

Alfamart merupakan perusahaan jasa distributor eceran yang menyediakan

kebutuhan pokok sehari-hari. Target geografisnya adalah areal perumahan,

fasillitas publik, dan gedung perkantoran. Target demografi utamanya adalah ibu

rumah tangga serta kelompok sosial-ekonomi kelas menengah.

Tawaran Franchise

Keuntugan bermitra dengan Alfamart antara lain:

a.      Survei lokasi secara mendetail dan perencanaan desain toko.

b.      Target pasar jelas.

c.      Seleksi produk berkualitas sesuai standar Alfamart.

d.      Bantuan seleksi dan pelatihan karyawan.

e.      Paket sistem dan administrasi keuangan toko.

f.      Promosi dan pembukaan toko.

g.      Panduan, bimbingan operasional, supervise, dan konsultasi selama lima

tahun.

h.      Tergabung dalam jaringan Alfamart.

Untuk menjadi franchisee Alfamart, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,

yaitu:

a.      Perorangan/badan usaha (koperasi, CV, PT, dan lain-lain).

b.      Warga Negara Indonesia.

c.      Sudah atau akan memiliki tempat usaha dengan luas 80 m2 (di luar gedung

dan tempat tinggal karyawan).

d.      Memenuhi persyaratan perizinan.

Page 11: makalah elektif

11

e.      Mempunyai area yang cukup.

f.      Bersedia mengikuti sistem dan prosedur yang berlaku di Alfamart.

Adapun tahapan yang perlu dilalui oleh calon franchisee antara lain:

a.      Presentasi 1.

b.      Usulan lokasi disetujui.

c.      Presentasi 2.

d.      Perjanjian franchise.

Ada beberapa paket tawaran investasi. Untuk luas toko 80 m2 dengan 36 rak,

investasi awalnya adalah Rp 300.000.000,-, paket 45 rak dengan luas toko 100

m2 Rp 330.000.000,-, dan paket 54 rak dengan luas toko 120 m2 Rp

380.000.000,-. Tempat usaha disediakan sendiri oleh franchisee (milik pribadi

atau sewa) dengan persetujuan Alfamart.

Royalti fee yang dikenakan pada franchisee dihitung secara progresif atas

penjualan bersih perbulan dengan ketentuan sebagai berikut:

Penjualan Bersih Presentasi

Rp 0 – Rp 75.000.000 0%

Rp 75.000.000 – Rp 100.000.000 2%

Rp 100.000.000 – Rp 150.000.000 2.5%

Ø  Rp 150.000.000 3%

2. PT. GUNUNG SELAMET

a. Our excellent Process

Proses produksi PT.Gunung Selamet adalah kombinasi dari pekerja

trampil dan teknologi terkemuka. Saat ini perusahaan mempekerjakan sekitar

Page 12: makalah elektif

12

2000 staff. Pengemasan menggunakan mesin dari Jerman dan Italia.Salah satunya

adalah teknologi knotting system, yang dapat menghasilkan 350 kantung teh per

detik.

Produksi teh wangi :

Pengeringan teh hijau,peragian, proses pewangian,penyortiran bunga,dan

pengeringan teh wangi.

Proses produksi teh hitam : Pencampuran

b. Our Strict Quality Control

Untuk menghasilkan produk bermutu tinggi yang konsisten, PT Gunung

Selamat bertahan pada pengendalin mutu yang teliti. Dalam kaitan dengan ini, PT

Gunung Selamat memiliki sejumlah sertifikat seperti :

1). HALAL sertifikat dari MUI

2). HACCP sertifikat dari McDonald’d

3). WSI (Worldwide Supplier Identification) & WRIN (Worldwide Raw Item

Number) dari McDolnald’s.

c. Our Mutual Partnerships

Perusahaan besar di Indonesia membina partnership dengan PT Gunung

Selamet dalam kaitan dengan dedikasinya dalam memproduksi produk bermutu.

McDonald’s dan Mustika Ratu dan yang lain menggunakan bahan baku kantong

teh.

d. Our Loyal Customers

Produksi seperti Teh Cap Botol,Teh celup Sosro dan Teh Cap Poci di

distribusikan secara nasional sedangkan sisanya tergantung pada permintaan

pasar. Distribusi produk dilaksanakan oleh perwakilan local di seluruh Indonesia.

Page 13: makalah elektif

13

e. About Tea

Introduction of tea to Indonesia

Teh di kenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda

bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu

penggunaannya hanya sebagai tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah

Belanda mulai memperhatikan teh dengan mendatangkan biji-biji Teh secara

besar-besaran dari Cina untuk di budidayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak

terlalu berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang

ahli bedah Tentara Hindia Balanda yang pernah melakukan penelitian alam di

Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang.

Usaha perkebunan Teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan

sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda,

sehinggan pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, Teh menjadi salah

satu tanaman yang harus di tanam rakyat melalui Politik Tanam Paksa (Culture

Stetsel). Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan Teh

diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perkebunan dan perdagangan Teh juga

dilakukan oleh pihak swasta.

f. Product

Teh Cap Botol, Teh Cap Poci, Teh Cap Sadel, Teh Cap Trompet, Teh Cap Berko.

Es Teh Cap Poci

Business Opportunity

(Available only in Indonesia)

Konsep Bisnis Es Teh Poci :

Menciptakan ENTREPRENEURS melalui Unit Usaha Mandiri (UKM)

Menciptakan lapanagan kerja baru

Menciptakan peluang pasar baru

Biaya Investasi Awal

Page 14: makalah elektif

14

Paket Meja 1 (Meja Kecil)                   : Rp.5.000.000,-

Paket Meja 2 (Meja Besar)                  : Rp.7.500.000,-

(harga sewaktu-waktu bisa berubah)

Barang-barang yang anda dapatkan

1).      Meja Counter

2).      Cooler Box

3).      Container Eh Teh

4).      Termos

5).      Teko listrik

6).      Mesin Seal

7).      Centong Kayu

8).      Sendok Besar

9).      Saringan

Keuntungan Bisnis Es Teh Cap Poci

Biaya Investasi Awal paling ringan (Rp.5.000.000,; dan Rp.7.500.000,-)

Return on Investment (balik modal) Paling Cepat (Penjualan 70 cup sehari,

ROI=3-4 bulan)

Modal Kecil, Untung Besar (Modal Kerja : Rp.1.219,/ cup)

Harga jual : tidak terikat dan tidak mematok

Dibawah naungan perusahaan terkemuka Ahlinya Teh

Perhitungan Laba Es Teh Cap Poci

Paket Meja 1 (perhitungan ini hanya ilustrasi)

Page 15: makalah elektif

15

Analisis Usaha

Biaya Investasi Awal : Rp.5.000.000,;

Penjualan Rata-rata/hari : Rp.70 cup/hari

Harga Jual Es Teh Poci : Rp.2.500.;

Omset/bulan : 70 cup x 30 hari x Rp.2.500,- (Rp.5.250.000,-)

Biaya Variabel

Sewa Tempat : 500.000,-

SDM : Rp.700.000,-

Modal Kerja : Rp.2.559.000,-

Jumlah :Rp.3.759.000,-

Laba : Rp.5.250.000 – Rp.3.759.900 = Rp.1.490.000,-

Return on Investment : 3 – 4 bulan (balik modal)

*Contoh Perhitungan Modal kerja

Modal Biaya percup : Rp.1.219,-

Penjualan Rata-rata/hari : 70 cup

Hari Kerja : 30 hari

Modal Kerja / bulan : 70 cupx 30 hari x Rp.1.219,- = Rp.2.559.000,-

2.9. Info Terkini Waralaba

Hasil investigasi lapangan perkembangan waralaba yang terjadi di dua

kota besar yaitu Yogyakarta dan Jakarta yang bersumber dari kompas.com sebagai

berikut:

Page 16: makalah elektif

16

YOGYAKARTA, Usaha waralaba di bidang makanan lebih cepat jenuh

dibanding bidang lain. Dari sekitar 20 usaha waralaba makanan yang muncul di

DIY, saat ini hanya sekitar 35 persen yang bisa terus berkembang.

Ketua Paguyuban Alumni Waralaba Yogyakarta Annas Yanuar

mengatakan, pertumbuhan waralaba makanan di DIY cukup tinggi. Selain

waralaba lokal, ada banyak waralaba dari luar yang masuk. “Hal itu membuat

masyarakat cepat merasa jenuh dengan jenis-jenis makanan yang ditawarkan.

Usaha makanan itu paling riskan karena larinya ke rasa . Kalau tidak ada variasi

konsumen akan cepat jenuh,” katanya, Senin (5/10).

Walaupun banyak usaha waralaba yang tidak berlanjut, lanjut Annas,

animo pengusaha untuk mewaralabakan usahanya masih besar. Permintaan dari

calon investor pun masih ti nggi. Banyaknya mahasiswa di DIY dianggap sebagai

pasar potensial bagi usaha waralaba. Pemilik Soto Ponorogo dan Bakmi Kadin,

misalnya, tengah menjajagi kemungkinan untuk mewaralabakan usahanya.

Menurut Annas, kreativitas pelaku wirausaha di DIY dalam menciptakan

ide usaha memang tinggi. Secara nasional, saat ini jumlah usaha waralaba yang

muncul di DIY menempati posisi kedua setelah Jakarta. “Waralaba di bidang jasa,

pendidikan sampai kuliner tetap diminati. Jumlah yang muncul di DIY sekitar 50-

an, dengan ribuan gerai yang tersebar ke seluruh Indonesia,” ujarnya.

Secara terpisah, pemilik usaha waralaba Tela Tela Febri Triyanto

mengatakan, usaha di bidang makanan memang memiliki siklus jenuh. “Jika dulu

di DIY ada 100 gerai Tela Tela, kini jumlahnya tinggal sekitar 50 gerai.

Sedangkan secara nasional Tela Tela saat ini punya 1.650 gerai. Tahun 2005

gerobak Tela Tela di DIY sangat banyak. Di satu sisi omzetnya bisa sangat tinggi,

di sisi lain itu menimbulkan kejenuhan dan persaingan sehingga perlu dikurangi,”

katanya.

Menurut dia, bertahannya usaha waralaba juga sangat tergantung pada

faktor manusia. Meski menjadi usaha sampingan, pembeli merek waralaba harus

tetap menseriusi usahanya. Selain itu, inovasi produk harus terus dilakukan.

Page 17: makalah elektif

17

JAKARTA. Pengembangan calon wirausahawan muda hingga kini masih

terganjal akses, baik permodalan, pembinaan, dan informasi. Hal itu kerap

melemahkan motivasi para calon wirausahawan untuk bertahan di tengah arus

kompetisi.

Direktur Eksekutif Indonesia Business Links (IBL) Yanti Koestoer, di

Jakarta, Senin (22/6), mengemukakan, hambatan calon wirausahawan muda untuk

berkembang adalah kurangnya inisiatif untuk berbisnis, serta minimnya akses

informasi, pendanaan, dan bimbingan.

“Kaum muda kerap mengalami kesulitan akses informasi, permodalan, dan

bimbingan dari pebisnis yang berpengalaman. Kendala itu berlangsung tidak

hanya di desa, melainkan di perkotaan,” ujar Yanti.

Berdasarkan hasil program Inisiatif Wirausaha dan Karyawan Muda

(YEEI) yang dilaksanakan IBL pada tahun 2006-2009, jumlah pemuda dan

pemudi berumur 18-24 tahun yang dibina untuk wirausaha adalah 650 orang dan

karyawan 1.200 orang. Dari jumlah itu, kaum muda yang menjadi wirausahawan

580 orang atau 89 persen, dan disalurkan ke perusahaan 1.000 orang (83 persen).

Program Advisor YEEI, Muchlis Ali, mengemukakan, upaya untuk

mendorong wirausahawan muda antara lain mendukung akses permodalan,

pembinaan, dan pasar. Mulai September 2009, pihaknya berencana

mengembangkan fase kedua program YEEI untuk pemuda berusia 18-24 tahun

dengan melibatkan kemitraan dengan perusahaan, dan lembaga swadaya

masyarakat.   

Usaha jasa

Sementara itu, usaha berbasis waralaba di bidang jasa mulai menggeliat.

Sebagian usaha berbasis waralaba jasa itu memanfaatkan peluang bisnis dari gaya

hidup konsumtif segmen masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar

mengemukakan, usaha berbasis waralaba di bidang jasa yang mulai marak antara

lain pendidikan, termasuk bimbingan belajar, dan kursus.

Page 18: makalah elektif

18

Sementara itu, bisnis berbasis waralaba di bidang cucian kendaraan juga

mulai berkembang dengan menawarkan keunikan obat-obatan dan pola pencucian.

Bisnis itu bertumbuh seiring dengan terus bertambahnya jumlah kendaraan.

Data AFI menunjukkan, hingga Juni tahun 2009, terdapat 750 usaha

berbasis waralaba dan waralaba lokal di Indonesia. “Masyarakat yang konsumtif

adalah peluang pasar,” ujar Anang.

JAKARTA. Suku bunga bank dinilai masih terlalu tinggi sehingga

memberatkan para pengusaha untuk memulai atau mengembangkan bisnis

waralaba. Berbeda dengan di Malaysia yang memberikan potongan bunga 50

persen khusus untuk bisnis waralaba.

“Sudah saatnya bunga bank di Indonesia diturunkan setengah. Namanya

juga menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Ketua Asosiasi Franchise Indonesia

(AFI) Anang Sukandar saat pembukaan International Franchise, License and

Business Concept Expo Conference (IFRA) di Jakarta Convention Center (JCC),

Jumat (19/6).

Anang mengatakan, dalam lima tahun terakhir pertumbuhan waralaba

terus meningkat karena masyarakat mulai sadar bahwa waralaba dapat

meningkatkan perekonomian dan menciptakan pekerjaan. “Banyak yang

mengalami PHK atau tidak mempunyai keahlian tertentu sehingga mulai timbul

usaha-usaha kecil,” ungkapnya.

Data pertumbuhan waralaba di Indonesia lima tahun terakhir, yaitu tahun

2005franchise asing sebanyak 237 dan lokal 129, tahun 2006 asing 220 dan lokal

230, tahun 2007 asing 250 dan lokal 450, tahun 2008 asing 255 dan lokal 600, dan

terakhir tahun 2009 asing 260 dan lokal 750. “Itu terdiri dari franchise dan

bisnisopportunity (usaha yang masih menjadi peluang bisnis),” katanya.

Saat ini, katanya, usaha yang masih menjadi business opportunity (BO)

masih cukup besar dari total 1.010 jenis usaha, sekitar 700 usaha masih berstatus

BO.

Page 19: makalah elektif

19

Menurutnya, banyak usaha yang belum bisa menjadi franchise karena jiwa

kewirausahaan para pengusaha yang masih kurang sehingga belum menjadi

produk unggulan. “Jiwa berani mengambil risiko, tahan banting, ulet, dan tekun

yang masih kurang,” tegasnya.

Untuk menjadi franchise BO harus memenuhi beberapa syarat, seperti

usahanya harus sukses dengan penjualan yang meningkat, memiliki keunikan

yang tidak mudah dicari, punya contoh cabang, dan usaha yang menguntungkan.

“Selain itu bisa distandardisasi, bisa diajarkan dengan mudah, serta mempunyai

market potensial yang besar,” ungkapnya.

Untuk itu, AFI akan mendorong UKM menjadi usaha unggulan. “Tapi

memang memerlukan waktu dan pengalaman,” ucapnya.

Page 20: makalah elektif

20

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha

maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan dengan tujuan agar kegiatan

bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sedang berjalan tetap berada dijalur

yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Salah satu perancanaan bisnis yang

cukup menjanjikan yaitu tawaran investasi waralaba karena Masyarakat yang

konsumtif adalah peluang pasar, dengan mengetahui dan memahami pengertian,

unsur-unsur, tipe-tipe waralaba, contoh-contoh, pembagian waralaba dan

berdasarkan pengalaman yang matang, investasi ini akan menghasilkan balikan

modal awal, laba dan perluasan jaringan usaha. Dibawah naungan Asosiasi

Franchise Indonesia (AFI), merupakan perkumpulan para pengusaha waralaba

yang ada di Indonesia. Waralaba local saat ini lebih tumbuh dan berkembang

pesat, menguntungkan dan tahan terhadap krisis ekonomi, karena biaya produksi

dan pajak dapat diminamilisir supaya dapat dijangkau oleh semua kalangan

masyarakat di Negara Republik Indonesia. Dengan kata lain, waralaba termasuk

salah satu penyangga perekonomian Nasional.

3.2. Saran

Berhati-hatilah dalam memilih usaha waralaba, artinya harus waspada

dalam memutuskan rencana bisnis anda, biasanya janji awal usaha memang manis

tetapi dalam pelaksanaan akan menghadapi suatu permasalahan yang membutuh

solusi pemecahan dan kesabaran. Dengan pikiran cermat dan tepat memilih usaha

waralaba dapat memaksimalkan keberhasilan. Sesuai dengan kondisi pasar,

masyarakat yang konsumtif merupakan keuntungan tersendiri bagi para

pengusaha waralaba. Perkembangan usaha waralaba sangat peka sekali terhadap

perubahan ekonomi dan selera masyarakat. Di Indonesia usaha waralaba tumbuh

dan berkembang sangat maju dari tahun ke tahun bertambah, sehingga

memungkinkan orang untuk menekuni usaha ini

Page 21: makalah elektif

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Pramono, Peny R. 2007. Cara Memilih Waralaba yang Menjanjikan Profit.

Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

2. Kompas.com e-newspaper in Indonesian/ usaha dan bisnis

3. Hakim, Lukman. 2008. Info Lengkap Waralaba. Jakarta. PT. Buku Kita

4. M. Fuad. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

5. Website : PT.GunungSelamet.com/tehcappoci.,di akses tgl 20 September jam

19:00 WIB

6. Wiratmo, Maskur. Pengantar Kewiraswastaan-kerangka dasar memasuki dunia

bisnis. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. 1996.