Makalah Ekbang

download Makalah Ekbang

If you can't read please download the document

Transcript of Makalah Ekbang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Secara umum pertumbuhan ekonomi adalah suatu unsur yang penting dalam pembangunan suatu wilayah (negara, provinsi, kabupaten atau kota). Meskipun proses pembangunan tidak hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, namun tak dapat dipungkiri jika aspek ini menjadi tolok ukur utama dalam penentu tingkat kesuksesan pembangunan suatu wilayah. Namun dalam prosesnya, pembangunan ekonomi juga ditentukan oleh seberapa besar potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Untuk itu pemerintah memiliki peranan penting dalam melakukan perencanaan terhadap eksploitasi sumber daya yang terarah. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah,

kebijakan utama yang perlu dilakukan adalah mengusahakan semaksimal mungkin agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan potensi pembangunan yang dimiliki oleh daerah. Hal ini terkait dengan potensi pembangunan yang dimiliki setiap daerah sangat bervariasi, maka setiap daerah harus menentukan kegiatan sektor ekonomi yang dominan

(Syafrizal, 1999 dalam Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 10, Nomor 1, April 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta). Kota Pagaralam sebagaimana tertuang dalam visi dan misinya telah jelas memilih sektor pariwisata sebagai sektor unggulannya dalam upaya meningkatkan pembangunan ekonominya. Hal ini dirasa tidak mengada-ada mengingat potensi pariwisata Pagaralam yang jelas terlihat dengan nyata sangat memikat. Namun upaya tersebut bukannya tanpa hambantan, ada beragam aspek yang ikut terlibat dalam problematika pembangunan di sektor pariwisata tersebut, tetapi dalam sektor yang sama ada beragam keuntungan pula yang patut kita banggakan.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PARIWISATA Menurut UNWTO (United Nation of World Tourism Organization), yang dimaksud dengan pariwisata adalah suatu fenomena sosial, budaya, dan

ekonomi yang memerlukan pergerakan orang menuju negara atau tempat di luar lingkungan biasa mereka untuk tujuan pribadi atau bisnis/profesional.1 Secara etimologi, Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian. Dan menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Kemudian dalam undang-undang tersebut juga disebutkan fungsi kepariwisataan yaitu memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

2.2 MACAM-MACAM OBJEK WISATA DI PAGARALAM Kota Pagaralam yang secara geografis terletak pada posisi Selatan (LS) dan (633,66 Lintang

Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 63.366 Ha

) dan terletak sekitar 298 Km dari pusat provinsi sumatera

1

http://media.unwto.org/en/content/understanding-tourism-basic-glossary

selatan Palembang. Dengan ketinggian 100-1000 mdpl dan terletak di kaki gunung Dempo jelas sangat menguntungkan karena tidak hanya berhawa sejuk dengan suhu berkisar sampai dengan , hal ini juga

berakibat pada topografi wilayah yang unik seperti lereng-lereng terjal yang membentuk pemandangan unik dan juga air terjun yang tinggi yang tersebar di berbagai wilayah di kota Pagaralam ini. Dari sinilah Pagaralam dijuluki dengan berbagai macam julukan seperti

Beauty of South Sumatera, Kota Seribu Air Terjun, Puncak Bogornyaorang Sumatera Selatan, dan masih banyak lagi. Tak heran jika Pagaralam begitu menggadang-gadangkan sektor pariwisata untuk mendongkrak PAD. Pagaralam memang menyimpan begitu banyak potensi pariwisata yang sangat prospektif dan menarik untuk dikelola lebih lanjut. Dari keseluruhan kegiatan pariwisata tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis kegiatan wisata yaitu: 1. ecotourism (wisata ekologi) seperti air terjun, gunung dempo, danau, hutan bambu,dll) 2. historical and cultural tourism (wisata sejarah dan budaya) seperti batu beribu, kubur batu, arca manusia purba, tari tradisional, rumah adat, dsb.

3. Agrotourism (agrowisata) seperti kebun teh, ladang penduduk, kebun salak, dll

Dan dari ketiga jenis kegiatan wisata tersebut dapat lagi dikembangkan jenis kegiatan wisata lainnya seperti: 1. Adventure tourism (wisata petualangan) seperti Outbond, arung jeram, paralayang, offroad, trail, sepeda gunung, dsb. 2. Recreation tourism (wisata rekreasi) seperti Dempo park, tangga 2001, tugu rimau, dsb.

2.3 MASALAH-MASALAH PAGARALAM

DALAM

PEMBANGUNAN

PARIWISATA

Dalam upaya memenuhi proyeksi pertumbuhan sektor pariwisata tidaklah mudah, ada banyak komponen yang harus saling bersinergi membangkitkan kepariwisataan Pagaralam. Beberapa masalah yang berperan dalam

terhambatnya pembangunan sektor pariwisata antara lain: 1. Aksesibilitas

Kurangya infrastruktur jalan yang memadai menuju Objek Daerah Tujuan Wisata (OTDW) menimbulkan efek merugikan karena

infrastruktur jaringan jalan merupakan objek vital bagi peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah. Hal ini menyangkut akses langsung menuju lokasi yang terhambat dan mengakibatkan enggannya wisatawan untuk pergi kesanawalaupun beberapa wisatawan terutama untuk ecotourism yang cenderung lebih menyukai tantangan dan akses yang agak sulit karena menandakan daerah tersebut masih alamiuntuk menikmati sajian wisata daerah tersebut. 2. Kurangnya akses informasi Kesulitan memperoleh informasi yang akurat mengenai ODTW, rute, penginapan, dan penunjang lainnya secara komprehensif membuat wisatawan tidak mengetahui banyak hal menarik tentang potensi wisata Pagaralam yang sebenarnya bisa dijadikan referensi kunjungan. 3. minimnya tenaga profesional pengelolaan yang cenderung asal-asalan dan tidak profesional masih sangat banyak dijumpai di Pagaralam sehingga banyak objek wisata terlihat tak terurus dan mengurangi rasa nyaman saat mengunjunginya. Apalagi banyak dari objek-objek tujuan wisata di Pagaralam masih

dimiliki dan dikelola secara pribadi ternyata telah menghambat beberapa proyek pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah demi meningkatkan kenyaman di objek wisata tersebut. Lalu, mengapa Pemerintah tidak segera mengambil alih lahan tempat objek wisata tersebut dan mengelolanya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus mengenal fakta bahwa hampir semua negara-negara dunia ketiga (negara berkembang) menganut sistem ekonomi campuran (mixed economic system), yaitu sistem dimana sektor pemerintah dan sektor swasta sama-sama berpartisipasi dalam kepemilikan dan

penggunaan sumber-sumber daya.2 Indonesia yang menganut sistem ekonomi campuran dengan

berlandaskan ideologi pancasila memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. 2. Badan-badan vital dan dianggap penting (hajat hidup orang banyak) dikuasai oleh Negara. 3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

2

Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith dalam Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga edisi ke delapan hlm. 51

dikuasaioleh

Negara

dan

digunakan

untuk

kepentingan

dan

kemakmuran rakyat. 4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan Negara diawasi sepenuhnya oleh Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat dan diatur dalam kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. 5. Peran pemerintah sangat dibutuhkan (penting) tetapi tidak dominan, begitu juga terhadap pihak swasta yang tidak boleh mendominasi. Keduanya haruslah saling kooperatif dan saling mendukung. 6. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan

yangdikehendaki,dan hak mengenai kehidupan yang layak. 7. Pemerintah mengakui tidak adanya hak milik perorangan dan

pemanfaatannya masyarakat.

bolehbertentangan

dengan

kepentingan

8. Potensi, inisiatif, dan kreativitas setiap Warga Negara didukung sepenuhnya oleh Negara, namun dalam batas-batas yang

tidakmerugikan kepentingan umum. 9. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.3

3

Dari karakteristik-karakteristik itulah dapat dicermati bahwa negara tidak boleh dominan memonopoli kepentingan ekonomi di dalamnegara seperti halnya sistem ekonomi sosialis, tetapi juga tidak boleh terlalu membebaskan kepemilikan setiap jengkal potensi ekonomi negaranya seperti halnya sistem ekonomi sosialis. Hal itu menegaskan bahwa peran swasta/pribadi memang diperbolehkan dalam sistem ekonomi di Indonesia, namun pengelolaan secara pribadi hendaknya dilakukan secara profesional agar pariwisata Pagaralambenarbenar bisa menjadi sektor unggulan yang bisa diandalkan. Memang ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah diantaranya dengan melakukan pembebasan lahan pemilik objek wisata dengan sistem ganti rugi atau jual beli yang lain, yang jelas demi kepentingan bersama dan kesejahteraan masyarakatnya pembangunan objek wisata yang menjadi tumpuan peningkatan PAD harus terus dilaksanakan. 4. kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Rendahnya kesadaran masyarakat untukmenjaga kepariwisataan

menyebabkan terhambatnya pembangunan, misalnya saja tangan-tangan

jahil yang merusak keindahan taman kota, dsb. Disamping itu belum siapnya SDM menerima wisatawan juga mengakibatkan kurangnya kesan baik yang timbul pada wisatawan.

2.4 PROSPEK PARIWISATA KOTA PAGARALAM Berdasarkan analisis-analisis terhadap perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pagaralam yang diperoleh dari data BPS 2010 menunjukkan bahwa pariwisata yang tergabung dalam sektor perdagangan, hotel, dan restoran telah menyumbang Rp.330.877.000.000,- (gambar 1) dengan porsi 21% dari PDRB Kota Pagaralam dan pertumbuhannya sekitar 5,63% dan dari analisa lainnya yaitu kunjungan wisatawan (gambar 2): wisatawan mancanegara pada 2009 (87 kunjungan) turun 40% dari 2008 145 kunjungan) dan pada 2010 (63 kunjungan) kembali turun 28,74% dari tahun sebelumnya. Tren berbeda di tunjukan oleh wisatan lokal yang kunjungannya terus meningkat, dari data diperoleh pada tahun 2008 (23.490 kunjungan), dan 2009 naik 3,68% menjadi 24.355 kunjungan, dan terus naik di 2010 dengan 46.848 kunjungan.

Gambar 1

Gambar 2 Memang penurunan jelas diperlihatkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara, akan tetapi kunjungan wisatawan lokal melonjak tajam seiring bertambahnya waktu. Ini membuktikan bahwa kota Pagaralam sudah cukup dikenal di Indonesia. Mungkin perlu diadakan upaya lebih lanjut guna menjaring sebanyak mungkin wisatawan terutama mancanegara agar Pagaralam lebih dikenal di dunia kepariwisataan global.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Kota Pagaralam menyimpan potensi pariwisata yang begitu besarnya sehingga sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Ada beberapa jenis aktifitas wisata yang bisa dikunjungi dan dinikmati di Pagaralam diantaranya ekowisata, wisata sejarah dan budaya, agrowisata, wisata petualangan, dan wisata rekreasi yang memiliki keunggulannya masing-masing. Pemerintah kota Pagaralam terus mengupayakan perbaikan di sektor ini dan penunjangnya. Namun, seiring dengan upaya tersebut ada beberapa kendala yang dialami oleh pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pariwisata diantaranya terkendalanya pembebasan lahan,

sedikitnya tenaga profesional di bidang pariwisata, infrastruktur jalan yang agaknya kurang memadai, dan sebagainya. Pemerintah tentunya tidak asal-asalan dalam memilih sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan PDRB Pagaralam. Apalagi data menunjukkan tren yang terus meningkat dari sektor pariwisataini.

3.2 SARAN Besarnya potensi pariwisata di kota Pagaralam harusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan di sektor ini. Akan tetapi, beberapa faktor penghambat menjadi batu sandungan yang tidak mudah dibenahi. Perlu adanya kerjasama baik di dinas periwisata yang secara langsung terkait dalam masalah ini maupun masyarakat pada umumnya yang sebenarnya juga ikut andil dalam upaya menyukseskan pembangunan ekonomi melalui sektor pariwisata sebaai unggulannya. Memang perlu pengelolaan secara profesional agar mutu pelayanan bisa dijaga. Untuk itu perlu adanya komitmen dan konsistensi pemerintah dalam upaya tersebut. Diperlukan juga suatu kebijakan-kebijakan dan programprogram unggulan untuk diimplementasikan demi meningkatkan mutu pelayanan dan daya saing pariwisata kota Pagaralam. Untuk itu pemerintah, masyarakat, dan subjek-subjek lain yang terkait dalam pengembangan pariwisata di kota Pagaralam harus bersinergi dalam menciptakan atmosfer yang kondusif. Pemerintah hendaknya membuat sebuah upaya yang lebih

menitikberatkan pada penyiapan SDM pariwisata dengan mengadakan

penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan keterampilan. Serta meningkatkan peran swasta dan masyarakat dengan memberikan perijinan usaha pariwisata dan meningkatkan investasi pada sektor pariwisata.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Agus Tri dan Utari Gayatri.2009.Penentu Sektor Unggulan dalam Pembangunan Daerah : Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir.Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan http://www.pagaralamkota.go.id Perlu Tahu.2013.Karakteristik Sistem Ekonomi Pancasila.online http://perlutahu.org/karakteristik-sistem-ekonomi-pancasila/ Todaro, Michael P dan Stephen C Smith.2003.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Kedelapan.Jakarta : Erlangga

UNWTO.2011.Understanding Tourism : Basic Glossary.online http://media.unwto.org/en/content/understanding-tourism-basicglossary