MAKALAH DISPENDA LAMPUNG.doc
-
Upload
kristianikka -
Category
Documents
-
view
450 -
download
45
Transcript of MAKALAH DISPENDA LAMPUNG.doc
PELAYANAN PUBLIK DINAS PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI LAMPUNG
dibuat dalam rangka :
Tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Publik
Disusun oleh :
KRISTIAN
NPM. 1306418505
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK
FAKULTAS EKONOMI - UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2013
I. PENDAHULUAN
Terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat
utama guna mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita
bangsa dan negara. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna dan
berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari KKN.
Rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia sudah lama menjadi keluhan
masyarakat, karena rumit dan mahalnya harga pelayanan, masyarakat kesulitan
memperoleh akses terhadap pelayanan publik, sementara pelayanan publik pada
hakikatnya dirancang dan diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan membangun kinerja pelayanan publik yang baik, sesungguhnya pemerintah
bisa membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dan memperluas
legitimasinya di mata publik. Salah satu solusi untuk menanggapi permasalahan
tersebut adalah dengan diberlakukannya otonomi daerah.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan
pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya
kepada daerah. Hal tersebut disertai dengan pemberian hak dan kewajiban untuk
menyelenggarakan sistem penyelenggaraan keuangan daerah yang diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah yang merupakan revisi atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Dengan adanya hal tersebut tentunya menambah tugas Dinas Pendapatan Daerah
disamping tugas yang telah ada.
Selaku pelayan masyarakat, sudah seharusnya aparatur pemerintah memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Namun kenyataanya, pelayanan
administrasi publik yang diberikan oleh aparatur pemerintah malah sebaliknya,
kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Beberapa gejala-
gejala yang ditemukan dilapangan adalah:
1. Minimnya keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai dalam
memberikan pelayanan administrasi publik. Hal ini terlihat dari lambatnya
pegawai dalam memberikan pelayanan.
2. Pelayanan yang kurang memuaskan dari pegawai, hal ini terlihat dari sikap
ramah dan senyum yang kurang dalam melayani masyarakat.
3. Lamanya waktu pelayanan.
4. Masih terdapatnya sikap nepotisme dalam melayani masyarakat.
Dari keterangan tersebut, penulis merumuskan permasalahan dalam penulisan ini
yaitu: Bagaimanakah Pelayanan Publik pada Dispenda Provinsi Lampung?
II. KONSEP TEORITIS
Konsep dan Implementasi Kebijakan Publik Menurut Riant D. Nugroho (2006 : 25)
kebijakan publik adalah kebijakan yang mengatur kehidupan bersama atau kehidupan
publik, bukan kehidupan seorang atau golongan. Kebijakan publik mengatur semua
yang ada didomain lembaga administrator publik. Kebijakan publik mengatur
masalah bersama atau masalah pribadi atau golongan, yang sudah menjadi masalah
bersama dari seluruh masyarakat di daerah itu. Perumusan kebijakan harus dilandasi
dengan pengetahuan atas kondisi sosial ekonomi masyarakat, potensi, permasalahan
dan kemungkinan-kemungkinannya.
Perlu diketahui bahwa mempelajari masalah implementasi kebijakan berarti berusaha
untuk memahami apa yang menjadi suatu kebijakan diberlakukan. Menurut Syaukani
dkk (2002:295) implementasi merupakan suatu rangkaian aktivitas dalam
menghantarkan kebijaksanaan kepada masyarakat sehingga kebijaksanaan tersebut
dapat membawa basil sebagaimana diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut
mencakup, Pertama, persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan
interprestasi dari kebijakan tersebut. Kedua, menyiapkan sumber daya guna
menggerakkan kegiatan implementasi termasuk didalamnya sarana dan prasarana,
sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab
melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Ketiga, bagaimana menghantarkan
kebijaksanaan secara kongkrit ke masyarakat.
Berdasarkan pandangan tersebut, diketahui bahwa proses implementasi kebijakan
sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan administratif yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada
kelompok sasaran, melainkan menyangkut jaringan kekuatan politik, ekonomi dan
sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua
pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh kepada tujuan kebijakan. Sebab
tujuan implementasi kebijakan adalah menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik
dapat direalisasikan sebagai hasil kegiatan pemerintah.
II.1 PELAYANAN PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCE
Menurut Sampara Lukman dan Sutopo (2003:4) bahwa pelayanan yang sangat baik
atau yang terbaik, dimana dapat membantu dan berusaha mengurus kebutuhan orang
lain atau seseorang, dan itulah yang disebut dengan pelayanan prima. Pelayanan
prima adalah pelayanan yang diberikan dengan memiliki kualitas unggul. Ukuran
kualitas pelayanan prima dapat dilihat dari:
a. Penggunaan waktu atau ketepatan.
b. Kecepatan atau proseduryang cepat, serta tidak adanya kesalahan.
c. Penggunaan biaya administrasi yang terjangkau.
Agar tidak terjadi kesenjangan dan pelayanan yang diberikan lebih baik, diperlukan
kinerja yang baik dari aparatur lembaga pelayanan. Kinerja merupakan hal penting
untuk mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Setiap organissai
penting untuk selalu melakukan penilaian terhadap kinerjanya. Kinerja atau
performance dipahami sebagai tingkat keberhasilan atau merupakan the degree
ofaccomplishment atau dengan kata lain kinerja merupakan suatu tingkat pencapaian
tujuan organisasi. Menurut Rue dan Byars dalam Nasucha (2004 : 107) mengatakan
bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja, prestasi penyelenggaraan suatu
kegiatan, kinerja dapat menunjukkan seberapa jauh kemampuan pelaksanaan tugas-
tugas organisasi. Selain itu kinerja juga menyangkut efektivitas yaitu sejauh mana
tujuan yang dinyatakan dalam petunjuk hasil dapat dicapai oleh suatu organisasi.
Dengan demikian pengertian kinerja suatu organisasi adalah tingkat kemampuan
suatu organisasi dalam memenuhi fungsi serta aturan yang ditetapkan guna
pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Mahmudi (2005:21) kinerja merupakan suatu
konstruksi multidimensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :
a. Faktor personal/individual, meliputi pendidikan, pengetahuan, keterampilan
(skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu.
b. Faktor kepemimpinan, meliputi kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat arahan dan dukungan yang diberikan pemimpin atau team leader.
c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan dan keeratan anggota tim.
d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang
diberikan organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.
e. Faktor kontekstual, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal.
III. ANALISIS
III.1 KINERJA DINAS PENDAPATAN
Sesuai tugasnya di bidang pendapatan daerah, salah satu indikator kerjanya adalah
peningkatan Pendapatan Daerah. Adapun Penerimaan Asli Daerah Provinsi Lampung
dari Tahun 2007-2011 dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Dari tabel di atas bahwa secara keseluruhan dari tahun ke tahun pendapatan daerah
meningkat signifikan.
Untuk pelayanan kepada masyarakat, dapat dilihat langsung di lapangan bahwa
pelayanan yang diberikan sudah memenuhi keinginan masyarakat luas. Dengan
adanya unit-unit kecil SAMSAT di mall ataupun SAMSAT keliling memudahkan
masyarakat dalam membayar pajak, sehingga tidak tampak antrian panjang dalam
pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor. Dengan menyebarnya tempat pembayaran
pajak maka waktu pelayanan pun menjadi lebih singkat.Untuk pembayaran pajak
kendaraaan tahunan dari hasil observasi memakan waktu maksimal hanya 30 menit.
III.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN PUBLIK
DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya adalah faktor pengetahuan
kerja, pengalaman kerja, fasilitas kerja dan sanksi kerja.
Faktor pengetahuan kerja merupakan faktor penentu bagi aparatur untuk bisa
melaksanakan tugas pelayanan dengan baik, karena dengan pengetahuan yang
cukup tentunya lebih mempermudah aparatur dalam memahami setiap
keinginan pelayanan dari masyarakat. Pengetahuan kerja para pegawai di
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung dirasa cukup. Setiap bagian dan
sub bagian telah bekerja secara otomatis dan memahami betul menganai tugas
pokok masing-masing, sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan
kerja.
Faktor pengalaman kerja merupakan faktor pendukung bagi aparatur dalam
melaksanakan tugas, dimana pengalaman dapat memberikan tuntunan kepada
aparatur dalam menghadapi masyarakat yang membutuhkan pelayanan.
Pelayanan yang diberikan, khususnya dalam Pelayanan SAMSAT dirasa
memuaskan dan menemui sasarannya. Jika dilihat dari masa kerja aparatur
cukup bervasriasi, namun karena administrasi pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor merupakan pekerjaan berulang dan rutin bagi Dinas Pendapatan
Daerah mengakibatkan berpengalamannya pegawai dalam melakukan
tugasnya.
Faktor fasilitas kerja merupakan faktor pendukung berikutnya bagi aparatur
dalam melaksanakan tugas, karena dengan fasilitas yang lengkap dan
mendukung akan mempermudah aparatur melaksanakan tugas. Dengan
catatan aparatur juga harus mampu menggunakan dan mengoperasionalkan
fasilitas kerja yang disediakan.
Faktor sanksi kerja merupakan faktor pendukung lainnya yang dapat
memberikan tindakan tegas kepada aparatur yang melakukan penyelewengan
dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan. Tujuannya agar aparatur tidak
mengulangi kesalahan yang sama dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
IV.1 SIMPULAN
Berdasarkan analisa yang dilakukan tentang Pelayanan Publik pada Dispenda, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Banyak program yang memberi pelayanan langsung ke masyarakat dimana
pelayanan sudah memuaskan dari pegawai, terlihat dari sikap ramah dan
senyum yang dalam melayani masyarakat. Waktu pelayanan menjadi singkat
dan terdapat kejelasan dalam melayani masyarakat dengan mengunakan
sistem antrian elektronik.
2. Dispenda telah melakukan kinerja yang baik dalam bidang pendapatan daerah
dimana Pendapatan Daerah tiap bulannya naik secara signifikan
3. Dari hasil penelitian juga ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan Pelayanan Publik pada Dispenda Provinsi Lampung, yaitu faktor
pengetahuan kerja, faktor pengalaman kerja, faktor fasilitas kerja dan faktor
sanksi kerja.
IV.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan beberapa saran yang diberikan yaitu :
1. Hendaknya program-program yang ada di kantor Dispenda, terutama program
unggulan agar lebih disosialisasikan kepada masyarakat.
2. Hendaknya dalam usaha memenuhi fasilitas kerja yang dimiliki Dispenda,
pihak organisasi melakukan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam
mendukung proses pelayanan. Karena dengan fasilitas tersebut aparatur lebih
mudah dan kreatif dalam melayani masyarakat. Selain itu juga diperlukan
fasilitas kerja yang dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosanan kerja dari
pegawai, sehingga para pegawai betah berada didalam kantor.
3. Hendaknya pimpinan memberlakukan sistem reward dan punishmentkepada
aparatur untuk meningkatkan kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik .YKPN.Yogyakarta.
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik, Teori dan Praktik.
Gramedia Widiasarana Indonesia.Yogyakarta.
Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-negara Berkembang,
Model-model Perumusan Implementasi dan Evaluasi.Alex Media
kompuitindo Gramedia.Jakarta.
Sampara, Lukman dan Sutupo. 2003. Pelayanan Prima. LAN., Jakarta.
Syaukani. 2002. Kebijakan Publik : Menggapai Masarakat Madani., Mida
Pustaka. Yogyakarta.