Makalah Diagnostik II Nst

49
MAKALAH PRAKTEK DIAGNOSTIK II TENTANG NON SRESS TEST (NST) Dosen Pembimbing : M. Ridha Mak’ruf, ST, M.Si Sari Luthfiyah, M.Kes Abdul Kholiq, SST, MT Oleh : Dinda Trisakti W (P27838113021) Skolastika Yunarni J (P27838113022) Fitri Nur Rohmawati (P27838113023) Miftakhul Huda (P27838113024) 3C2 i

description

makalah NST

Transcript of Makalah Diagnostik II Nst

MAKALAH PRAKTEK DIAGNOSTIK IITENTANG NON SRESS TEST (NST)

Dosen Pembimbing :M. Ridha Makruf, ST, M.SiSari Luthfiyah, M.KesAbdul Kholiq, SST, MT

Oleh :Dinda Trisakti W(P27838113021)Skolastika Yunarni J(P27838113022)Fitri Nur Rohmawati(P27838113023)Miftakhul Huda(P27838113024)3C2

Politeknik Kesehatan Kemenkes SurabayaJurusan Teknik Elektromedik2015DAFTAR ISI

JuduliDaftar Isiii

BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang12. Rumusan Masalah23. Tujuan2

BAB II PEMBAHASAN1. NST32. Janin173. Prinsip Kerja244. Bagian-Bagian Non Stress Test265. Perkembangan276. SOP287. Pemeliharaan308. Troubleshooting309. Kalibrasi 31

Daftar Pustaka33

34

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangMasa perinatal adalah masa rawan. Gangguan pada masa perinatal dapat berakibat pada hambatan kualitas hidup manusia di kemudian hari. Oleh karena itu, optimalisasi tumbuh kembang pada masa perinatal, terutama pada fase pesat tumbuh otak, sangat dibutuhkan untuk mencapai peningkatan kualitas hidup manusia. Kesehatan ibu sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan anak yang dikandung dan diasuhnya. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak janin dalam kandungan, yang merupakan masa kritis bagi berlangsungnya hidup manusia. Masalah kesehatan pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok ibu dan anak. Angka kematian perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, 40 per 1000 kelahiran hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi angka tersebut, antara lain penyakit dan perkembangan kesehatan ibu dan janin, serta semua hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung. Angka morbiditas dan mortalitas perinatal merupakan kualitas pelayanan obstetric di suatu negara. Angka kematian perinatal masih jauh di atas rata-rata Negara maju, yaitu 60-170 berbanding kurang dari 10 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu jenis pemantauan yang dilakukan untuk memantau kesejahteraan janin adalah dengan melakukan pemantauan Non Stress Test (NST).Pemantauan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting dalam pengawasan janin, terutama saat persalinan. Dukungan tehnologi sangat berperan dalam kemajuan pemantauan janin. Asuhan antenatal modern memerlukan tatalaksana yang efisien, efektif, dan komprehensif. Pemantauan kesejahteraan janin sudah merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga medis dan paramedis yang melakukan asuhan antenatal dan asuhan persalinan. Standarisaasi pemantauan sudah merupakan suatu prasyarat yang harus dipenuhi agar evaluasi keberhasilan atau kegagalan pemantauan kesejahteraan janin yang dikaitkan dengan luaran perinatal dapat dilaksanakan dengan baik. Bila ini dapat dilaksanakan dengan baik, diharapkan angka kematian perinatal dapat diturunkan. Pemantauan kesejahteraan janin merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan kehamilan dan persalinan.

2. Rumusan MasalahApakah yang dimaksud dengan Non Stress Test (NST)?

3. TujuanUntuk mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan Non Stress Test (NST).

BAB IIPEMBAHASAN1. NST1.1 PengertianNST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun persalinan.Pemantauan elektronik janin berkelanjutan (Continous Electronic Fetal Monitoring) dapat dilakukan dengan dua cara :1) Pemantauan Internal dengan meletakkan electrode pada kulit kepala janin (selaput ketuban sudah pecah / dipecah). Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Pemeriksaan NST Internal

2) Pemantauan Eksternal (indirect) dimana DJJ dan kontraksi uterus dipantau melalui tranduser yang diletakkan pada dinding abdomen ibu. Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2 Pemeriksaan NST

Tes ini bersifat non-invasif dan dilakukan untuk menilai keadaan bayi. Bisa dilakukan sebagai rutinitas pada setiap pasien hamil yang hendak bersalin (admission test). Denyut jantung bayi di monitor dan direkam. Tes ini terutama dilakukan jika usia kehamilan melewati tanggal perkiraan taksiran persalinan (due date) atau ibu hamil dengan hamil berisiko tinggi.Berikut ini kondisi dimana tes ini dilakukan: Ibu yang diabetes. Tekanan darah tinggi. Gangguan pertumbuhan bayi. Bayi kurang aktif bergerak. Air ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit. Hamil lewat waktu. Ada riwayat kematian janin dalam rahim di trimester 2 pada kehamilan sebelumnya.

1.2 FungsiPemeriksaan NST dilakukan untuk menilai gambaran djj dalam hubungannya dengan gerakan / aktivitas janin. Adapun penilaian NST dilakukan terhadap frekuensi dasar denyut janin (baseline, variabilitas (variability) dan timbulnya akselerasi yang sesuai gerakan /aktifitas janin (Fetal Activity Determination/ FAD). Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin ( djj ) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.Baseline :1. Normal = 110 160 beats/min2. Tachycardia Moderate 160 180 beats/min3. Severe > 180 beats/min4. Bradycardia Moderate 100 110 beats/min Severe < 100 beats/min

Variability:Normal > 5 beats/minReduced 3 5 beats/minAbsent < 3 beats/min

Gambar 2.3 Output Fetal Heart Monitor

1.3 Indikasi Beberapa indikasi tes antepartum pada ibu, yaitu : Sindrom antifosfolipid Hipertiroidisme Hemoglobinopati Penyakit jantung sianosis Lupus aritematosus sistemik Penyakit ginjal kronis Diabetes mellitus tipe I Gangguan hipertensi. Indikasi obstetri untuk tes antepartum pada ibu, yaitu : Kecurigaan pertumbuhan intrauteri terhambat (IUGR) pada kehamilan saat ini. Riwayat IUGR pada kehamilan sebelumnya. Diabetes sebelum hamil. Diabetes kehamilan. Hipertensi kronis. Hipertensi kehamilan. Pre- eklamsia. Kehamilan kembar. Oligohidramnion. Kehamilan pascamatur. Isoimunisasi Rh. Ketuban pecah dini. Penurunan gerakan janin. Kelahiran mati pada kehamilan sebelumnya.Dugaan Terjadinya ganguanDugaan terjadinya gangguan kesehatan janin adalah indikasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan janin: Ibu berbaring dan miring kiri. DJJ dan kontraksi uterus dipantau terus menerus melalui transduser pada dinding abdomen ibu. Ibu diminta memencet tombol khusus saat merasakan adanya gerakan janin Ditentukan adanya perubahan pada frekuensi DJJ akibat gerakan janin dan kontraksi uterus: 1) NORMAL: Respon perubahan DJJ saat ada gerakan janin adalah > 15 dpm diatas nilai dasar dan sekurang kurangnya berlangsung selama 15 detik 2) REAKTIF : Bila terdapat 2 akselerasi dalam periode 20 menit dan janin dalam keadaan baik

1.4 PatofisiologiAktifitas dinamika jantung dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu simpatis dan parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung janin normal terjadi bila oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres intrinsik (gerakan janin) akan menghasilkan akselerasi bunyi jantung janin, dan stres ekstrinsik (kontraksi rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.1.5 Hasil Pengukuran dan Cara Membaca Hasil Perekaman NSTHasil NST non REAKTIF adalah indikasi untuk pemeriksaan PROFIL BIOFISIK. 1.5.1 Contraction stress test CST mengukur respon frekuensi DJJ terhadap kontraksi uterus yang dibangkittan secara artifisial (oksitosin infus). Sekurangnya diperlukan adanya 3 his kontraksi utrerus dalam 10 menitgar dapat meng interpretasi test ini. CST NEGATIF : Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil ini meyakinkan) CST POSITIF: terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut pada > 50% his yang terjadi. Hal ini terkait dengan outcome perinatal buruk pada 35 40% kasus Tingkat positif palsu mencapai 50% CST equivokal harus diulang dalam waktu 24 72 jam dan lebih dari 80% hasil ulangan memperlihatkan hasil negatif

1.5.2 Grafik gerak janin kick chart Hasil penilaian dapat diandalkan Gerak janin semakin lambat dengan: Usia kehamilan Olgohidramnion Merokok Terapi kortikosteroid Grafik kicck chart : semua gerakan janin yang dirasakan ibu selama 11 jam.

1.5.3 Profil biofisikPemeriksaan menggunakan ultrasonografi dan kardiotokografi dan menentukan 5 parameter : Gerakan pernafasan janin ( gerakan dinding torak ) Aktivitas janin ( gerakan kasar tubuh atau ekstrimitas janin) Amniotic Fluid Index Tonus Janin (fleksi atau ekstensi sendi ekstrimitas janin) Reaktivitas ( non-stress test ) Masing masing parameter diberi skore 0 1 2 dan profil disebut normal bila jumlah skore 8 10.

Catatan: Skor 6 , harus dilihat skore AFI ; bila hasilnya baik maka keadaan janin normal Skor 2 , kehamilan harus segera diakhiri dengan seksio sesar Skor 4 , harus segera diterminasi sesuai dengan syarat dan indikasi yang ada saat itu.

1.5.4 Amniotic fluid index - afi Cairan amnion berperanan penting dalam perkembangan paru, perlindungan terhadap trauma dan infeksi. Selaput ketuban yang utuh tidak menjamin tidak terjadinya infeksi intra uterin oleh karena pada 10% pasien kehamilan aterm dengan selaput ketuban utuh ditemukan adanya kolonisasi bakteri AFI ditentukan dalam PBF dan menggambarkan volume cairan amnion. Perhitungan AFI adalah dengan membagi abdomen ibu dalam 4 kuadran, pada masing masing kuadran diukur panjang vertikal kantung maksimal dengan USG dalam sentimeter dan kemudian dijumlahkan pada 4 kuadran. Volume cairan amnion normal : Volume pada minggu ke 28 < 800 ml > 28 minggu : jumlah cairan amnion Minggu ke 40 jumlah cairan amnion 500 mlVolume cairan amnion abnormal : OLIGOHIDRAMNION : AFI < 5 Ketuban Pecah Dini 60% kasus berkaitan dengan PJT (poli) HIDRAMNION : AFI > 20 ( 2 liter )

1.5.5 Pola detik jantung janin HIPOKSEMIA : kadar oksigen darah < normal HIPOKSIA : kadar oksigen jaringan menurun ASIDEMIA : Kadar ion H+ darah meningkat ASIDOSIS : Kadar ion H+ jaringan meningkat ASFIKSIA : Hipoksia janin disertai dengan asidosis Metabolik

1.5.6 REAKTIVITAS dan DJJ NORMAL Frekuensi DJJ normal 110 160 dpm. Nilai dasar ( base line rate adalah frekuensi DJJ selama 10 menit ) secara normal memiliki variasi periodik berupa akselerasi (nilai diatas base line) dan deselerasi (nilai dibawah base line).

Gambar 2.4 Grafik Base Line Normal

Pemeriksaan DJJ janin REAKTIF dan NORMAL : Terdapat 2 akeselerasi sebesar sekurangnya 15 dpm yang berlangsung sekurangnya selama 15 detik dalam observasi DJJ selama 20 menit.

1.5.7 Penilaian nilai dasar denyut jantung janin Ini memerlukan penentuan NILAI yang diambil (denyut per menit ) dan VARIABILITAS. Nilai normal dan tidak normal terlihat dibawah ini.

Tabel 2.1 DPM Janin

Nilai dasar variabilitas dapat dibagi menjadi interval jangka pendek dan interval jangka panjang :1. Variabilitas jangka pendek atau beat to beat variablity Fluktuasi variabilitas jangka pendek normal adalah antara 5 25 dpm Fluktuasi < 5 dpm cenderung dikatakan abnormal dan bila disertai dengan deselerasi maka keadaan ini menunjukkan adanya gawat janin berat.2. Variabilitas jangka panjang Variabilitas jangka panjang normal adalah antara 3 10 dpm Variabilitas ini merupakan penurunan fisiologis yang terjadi pada janin tidur dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 25 menit.

1.5.8 Perubahan denyut jantung janin periodik Terjadi perubahan pada nilai dasar DJJ yang berhubungan dengan kontraksi uterus. Respon terhadap kontraksi uterus dapat digolongkan sebagai berikut : Tidak terjadi perubahan Akselerasi : peningkatan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi utrerus (respon normal) Deselerasi : penurunan frekuensi DJJ terkait dengan kontraksi uterus (respon abnormal) , terbagi menjadi Dini Lambat Variabel Campuran

Tabel 2.2 Pola Detak Jantung Janin

1.5.9 Deselerasi Deselerasi selama persalinan di interpretasi sesuai dengan saat terjadinya berkaitan dengan kontraksi uterus. DESELERASI DINI Saat terjadinya, puncak dan akhir kejadian sejalan dengan kontraksi uterus. Derajat deselerasi sebanding dengan kekuatan kontraksi . Efek terjadi akibat aktivasi nervus vagus Merupakan keadaan normal dan disebabkan oleh kompresi kepala. Tidak memerlukan intervensi

Gambar 2.5 Deselerasi Dini

DESELERASI LAMBAT Perhatikan gambar dibawah Kejadian dimulai saat puncak kontraksi uterus dan berakhir sesaat setelah kontraksi uterus berakhir Terjadi akibat insufisiensi uteroplasenta (kurangnya pasokan darah uteroplasenta) selama kontraksi. Tindakan : Ibu berbaring miring. O2 sungkup. Hentikan oksitosin. Tokolitik. Bila berlangsung > 30 menit periksa pH darah dan pertimbangkan SC

Gambar 2.6 Deselerasi Lambat

DESELERASI VARIABEL Keadaan abnormal dan dapat bersifat sedang atau berat. Terjadi akibat kompresi talipusat/kepala Bila berulang : lilitan talipusat ? Intervensi : Amnioinfusion Merubah posisi ibu : Trendelenburg

1.5.10 Takikardia janin RINGAN = 161 180 dpmBERAT = 181 dpmetiologi : Infeksi intrauterin Hipoksia berat janin Penyakit jantung congenital1.5.11 Beat To Beat Variability Variasi dikendalikan terutama oleh sistem saraf otonom : salah satu petunjuk dari intergritas sistem saraf pusat janin. Pada kehamilan < 28 minggu, janin masih neurologically immature sehingga dapat mudah terlihat adanya penurunan variabilitas.

1.5.12 SHORT-TERM VARIABILITY Variabilitas dikendalikan oleh otak janin melalui pengaruh simfatis & parasimpfatis. Penurunan variabilitas merupakan keadaan normal selama janin tidur dan segera kembali ke nilai normal dalam waktu 20 40 menit. Penurunan varibilitas dapat terjadi pada: Pasca pemberian obat narkotik Keadaan hipoksia dan asidosis dan disertai dengan kelainan DJJ lain seperti deselerasi lambat, takikardia, bradikardia dan deselerasi variabel yang berat.

Gambar 2.7 Variabilitas Jangka Pendek

1.5.13 LONG-TERM VARIABILITY

Gambar 2.8 Variabilitas Jangka Panjang Bentuk dari variabilitas jangka panjang adalah berupa sayap yang lebar dan terjadi beberapa kali dalam satu menit. Salah satu bentuk dari variabilitas jangka panjang yang bermakna disebut sebagai akselerasi. Keadaan diatas umumnya merupakan respon dari gerakan janin dan biasanya berkisar sekitar 15 dpm diatas nilai dasar dan berlangsung selama 10 20 detik. VJP kadang dapat ditimbulkan dengan merangsang kulit kepala janin selama VT atau dengan stimulasi akustik. Adanya akselerasi DJJ adalah menunjukkan bahwa janin dalam keadaan sehat dan dapat mentoleransi lingkungan uterus dengan baik.Interpretasi hasil.a. Reaktif:1) Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.2) Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 160 dpm.3) Variabilitas djj antara 5 25 dpm atau 6 atau lebih per menit.4) Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola omega pada NST yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu kemudian.5) Pada pasien diabetes mellitus tipe IDDM pemeriksaan diulang tiap hari, tipe yang lain dulang tiap minggub. Non-reaktif:1) Gerakan janin kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit, 2) Tidak terdapat akselerasi pada denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan dari luar3) Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).4) Variabilitas djj kurang dari 2 dpm. c. Meragukan:1) Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.2) Frekuensi dasar djj abnormal.3) Variabilitas djj antara 2 5 dpm.d. Sinusoidal, bila :2) Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung asal.3) Tidak ada gerakan janin4) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-RH.Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.e. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif) apabila ditemukan :1) Bradikardi2) Deselerasi 40 atau lebih di bawah (baseline), atau djj mencapai 90 dpm, yang lamanya 60 detik atau lebih. Pada pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan terminasi kehamilan bila janin sudah viable atau pemeriksaan ulang setiap 12-24 jam bila janin belum viableHasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% - 99%). Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

2. JaninHal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin Kapan gerakan muncul Usia kandungan Kadar glukosa Stimulus suara Penggunaan obat-obatan & kebiasaan merokok Asidemia Polihidramnion Oligohidramnion

Cara Menghitung Gerakan JaninPengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu perhatian terhadap hal ini. Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan cukup. Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat menggunakan metode menghitung sampai 10 :1) Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari2) Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.3) Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 1 jam.4) Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 1 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 1 jam, maka hubungi bidan.

Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janina. Desir tali pusatDisebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak terdengar.b. Desir uterusTerdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.c. Suara akibat gerakan janinSuara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.d. Gerakan ususSuara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

Frekuensi Denyut Jantunga. BradikardiFrekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksia janin.Penyebabnya : hipoksia janin tahap lanjut obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal) hipotensi pada ibu kompresi tali pusat yang lama blok jantung kongenital pada janinb. TacikardiFrekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia janin.Penyebabnya : hipoksia janin dini demam pada ibu obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin) obat-obatan beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin) hipertiroid pada ibu anemia pada janin gagal jantung pada janin aritmia jantung pada janinc. VariabilitasVariabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit. Variabilitas jangka pendekyaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya. Variabilitas jangka panjangyaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai lima siklus permenit.Penyebab variabilitas meningkat : hipoksia ringan dini stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibuPenyebab variabilitas menurun : hipoksia/asidosis depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu prematuritas siklus tidur janin aritmia jantung janin

Uterine Fetal Kontraksi dapat mempengaruhi Fetal Heart Rate (FHR) dengan meningkatkan atau menurunkan tingkat dalam hubungan dengan kontraksi yang diberikan.3 mekanisme primer yang UCs dapat menyebabkan penurunan FHR adalah dengan kompresi : Kepala janin Tali pusar Pembuluh miometrium uterus

Gambar 2.9 Janin

Periodik dan Episodic Karakteristik FHRPeriodik: Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi dengan atau dalam hubungan dengan kontraksiEpisodik: Mengacu pada perubahan DJJ yang terjadi independen dari kontraksi

Gambar 2.10 Contoh Perubahan Periodik

Gambar 2.11 Variable Decelerations

Gambar 2.12 Early Deceleration

Akhir PerlambatanTerjadi sebagai respon terhadap insufisiensi utero-plasenta. Aliran darah ke janin terganggu dan ada kurang oksigen tersedia untuk janin).

Gambar 2.13 Contoh Grafik Akhir Perlambatan

Gambar 2.14 Late Decelerations

Perlambatan berkepanjangan Perlambatan dari FHR dari baseline yang berlangsung lebih dari 2 menit tapi kurang dari 10 menit. Tidak ada penjelasan mengapa ini terjadi Umumnya terkait dengan hiperstimulasi uterus. Bisa juga terjadi tanpa aktivitas uterus apapun

Gambar 2.15 Contoh Prolong Deceleration

Karakteristik KontraksiFrekuensi: dihitung dari awal kontraksi ke awal kontraksi berikutnya.Keteraturan: Apakah pola ritmis atau tidakDurasi: Dari awal sampai akhir - Berapa lama setiap kontraksi berlangsung?Intensitas: Dengan palpasi ringan, sedang, atau kuat. Dengan IUPC (kateter intra-uterus tekanan) intensitas dalam mmHgSubyektif: deskripsi Pasien

Gambar 2.16 Uterine Contraction

Fisiologi Janin

Gambar 2.17 Pengaturan Denyut Jantung Janin

3. Prinsip KerjaDasar kerja dari NST, atau FAD, adalah bahwa janin normal akan menghasilkan bentuk karakteristik denyut jantung. Akselerasi dari FHR dalam berespon terhadap gerakan janin merupakan output dari NST. Karena itu bagi kehamilan resiko tinggi, test ini dapat diulangi setiap 2 kali sebulan. Hasil yang reaktif menunjukkan kesehatan janin yang berhubungan dengan perawatan perinatal yang baik.Berikut ini salah satu contoh blok diagram dari alat NST

Gambar 2.18 Blok Diagram NST

Penjelasan blok diagramDari sensor yang dipasang pada ibu, lalu masuk ke wireless modul untuk pengiriman data. Kemudian, wireless modul mengirim data dan diterima oleh receiver. Setelah diterima, lalu semua data dimixer jadi satu. Selanjutnya data dikuatkan oleh rangkaian amplifier agar tegangan dapat terbaca oleh rangkaian ADC. Rangkaian ADC berfungsi untuk mengubah data analog menjadi data digital sehingga dapat diproses oleh prosessor. Kemudian data yang sudah diolah oleh prosessor akan ditampilkan hasilnya melalui Graphical and Digital display.

4. Bagian-Bagian Non Stress TestBerikut ini adalah bagian-bagian dari alat NST merk Philips

Gambar 2.19 Bagian-bagian NST

Penjelasan bagian-bagian NST :Elastic pengikat untuk mengikat tokometer dan tranduser ultrasound yang ditempatkan pada abdomen ibu.Penanda gerakan janin sebagai penanda saat janin bergerak, sehingga dapat dicatat pada mesin NST.Tokometer untuk mendeteksi nilai tekanan uterus rahim.Transduser ultrasound untuk mendeteksi DJJ janin.Layar pemantauan sebagai tampilan DJJ dan tekanan uterus.Kertas rekaman KTG sebagai output dari DJJ dan tekanan uterus berupa grafik.

Gambar 2.20 Monitor pada NST

Contoh bagian-bagian pada alat NST yang lain

Gambar 2.21 Bagian-bagian NST

5. PerkembanganPenemuan alat pendeteksi denyut jantung janin di mulai sejak tahun 1816 oleh Rene-Theophile-Hyacinthe Laennec seorang professor dari Perancis yang menggunakan kayu lurus berbentuk tabung untuk mendengar bunyi jantung yang kemudian berkembang menjadi stetoskop monaural. Di tahun 1818, Francois Pinardin pertama kali mendeskripsikan tentang bunyi jantung bayi, dilanjutkan dengan penemuan klinis penting dari Jean de Kergaredec pada tahun 1822 mengenai tanda klinis dari bunyi jantung bayi. Baru pada tahun 1950-an, monitor detak jantung janin elektronik ditemukan oleh Dr. Edward H. Hon. Monitor ini menggunakan ultrasound untuk merekam detak jantung janin dan kontraksi uterus ibu yang dapat digunakan secara intermitten atau berterusan hanya pada saat usia gestasi 32 minggu yaitu saat system syaraf bayi telah matang (Talon W.R, 2006). Alat pemantauan janin elektronik (EFM) standar pada umumnya berupa bangku - pusat unit, yang terdiri atas transduser USG Doppler untuk mengukur denyut jantung janin, tocodynamometer (Toco) untuk menilai kontraksi uterus, pengeras suara, dan printer. Sensor yang ditempelkan ke perut ibu, dan kabel ke unit pusat melalui kabel penghubung. Jika terpasang dengan alat ini maka mobilisasi ibu terbatas hanya di tempat tidur saja (Vardhan et al, 2006).

6. SOP1. Persiapan tes tanpa kontraksia. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak boleh diberikan sedativa.b. Usia kehamilan >2 minggu2. Prosedur pelaksanaana. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler 45 derajat, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.b. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).c. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: Menanyakan kepada pasien. Melakukan palpasi abdomen. Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).d. Disk monitor janin elektrik direkatkan pada abdomen ibu di atas area yang dapat menerima dengan baik.

Gambar 2.22 Peletakan Transduser pada abdomen ibu

e. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).f. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 160 dpm).g. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).h. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 - 25 dpm).i. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.Berikut ini adalah contoh Hasil pemeriksaan NST

Gambar 2.23 Contoh hasil pemeriksaan NST

Gambar 2.24 Hasil Pemeriksaan Gerakan Janin

7. Pemeliharaan1) Tempatkan alat di tempat yang kering dan sejuk.2) Bersihkan NST setiap setelah digunakan. Terutama bersihkan tranduser setelah dipakai.3) Setelah selesai menggunakan alat, simpan kabel dan peralatan yang lain pada tempat yang seharusnya dan kabel jangan tertekuk.

8. Troubleshootinga. KeluhanPada alat, tidak ada tampilan nilai DJJ dan kontraksi uterus.Analisa kerusakanTokometer dan transduser ultrasound tidak terpasang dengan baik.Kabel yang menghubungkan Tokometer dan transduser ultrasound ke alat tidak dalam kondisi baik

Perbaikan Cek pemasangan Tokometer dan transduser ultrasound dalam posisi yang benar atau tidak.Cek kabel yang menghubungkan Tokometer dan transduser ultrasound ke alat dalam kondisi baik atau tidak.

b. KeluhanAlat tidak menyala, padahal kabel supply sudah terpasang

Analisa kerusakanSaklar power belum dalam posisi ON.Saklar power atau kabel supply dalam keadaan rusak.Fuse dalam keadaan putus.

PerbaikanPerhatikan posisi saklar power dalam kondisi ON atau OFF.Cek keadaan saklar power dan kabel supply apakah dalam keadaan rusak atau tidak.Cek fuse dalam keadaan putus atau tidak 9. KalibrasiUntuk kalibrasi alat NST ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah seperti di bawah ini :1) Kecepatan kertas 1 cm per menit2) Alat NST akan merekam 20 denyut dalam 1 menit/ 1 cm3) Kertas display yang digunakan memiliki kisaran djj antara 50 210 denyut.

BAB IIIKESIMPULAN

KesimpulanNST adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan baik pada saat kehamilan maupun persalinan.

Daftar Pustaka

Anitasari, Bestfy. 2015. A Mobile Wearable Wireless Fetal Heart Monitoring System (System Monitor Detak Jantung Janin Berbasis Nirkabel). http://dokumen.tips/documents/tugas-uts-bestfy.html (diakses tanggal 19 Oktober 2015)Dewi, Yunita. 2014. NST (Non Stress Test). http://www.authorstream.com/Presentation/yunitadewi-1232309-nst-non-stress-test/ (diakses 12 Oktober 2015)Ilhamy, Muh. 2013. KARDIOTOKOGRAFI. http://www.slideshare.net/patenpisan/kardiotokografi-38546018 (diakses 12 Oktober 2015)Kaban, Febrina. 2010. NST Dalam Kehamilan. http://bidanshop.blogspot.co.id/2010/01/nst-dalam-kehamilan.html (diakses 12 Oktober 2015)Kusmarjadi, Didi. 2011. Non Stres Tes = NST (Tes Tanpa Beban). http://konsultasi-spesialis-obsgin.blogspot.co.id/2011/02/non-stress-test-tes-tanpa-beban.html (diakses 12 Oktober 2015)Kustiyati, Atik. 2010. Non Stres Test. http://atikgurubidan.blogspot.co.id/2010/09/non-stress-test.html (diakses 12 Oktober 2015) Oktavinola, Febrina. 2010. NST DALAM KEHAMILAN. http://bidanshop.blogspot.co.id/2010/01/nst-dalam-kehamilan.html (diakses 12 Oktober 2015)Raito, Aou. 2014. MAKALAH ASKEB 1 TENTANG PENGKAJIAN FETAL DAN MENENTUKAN DIAGNOSA PADA KEHAMILAN. http://aouraito.blogspot.co.id/2014/12/makalah-askeb-1-tentang-pengkajian.html (diakses tanggal 21 Oktober 2015)Sadiyah, Halimatus. 2010. Laporan Fiskes Lab. Poltekes Dep.Kes Surabaya. http://lilieimoetz.blogspot.co.id/2011/05/laporan-fiskes-lab-poltekes-depkes.html (diakses 12 Oktober 2015)Wijanarko, Bambang.2011. PENGAMATAN JANIN INTRAPARTUM. http://reproduksiumj.blogspot.co.id/2011/10/pengamatan-janin-intrapartum.html (diakses 12 Oktober 2015)---. 2013. NON-STRESS TEST (NST). http://konsumsihidupsehat.blogspot.co.id/2013/03/non-stress-test-nst.html (diakses 12 Oktober 2015)---. 2012. FETAL MONITORING. http://medicinembbs.blogspot.co.id/2012/05/assessment-of-fetal-well-being.html (diakses 12 Oktober 2015)---. 2014. PRESENTASI KASUS Kardiotokografi. http://www.slideshare.net/youngdoctorsnote/kardiotokografi (diakses 12 Oktober 2015)