makalah Cymodocea Serrulata.docx

26
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mampu hidup terbenam dalam air di lingkungan perairan dekat pantai. Secara taksonomi, lamun termasuk ke dalam kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas pada lingkungan laut, di wilayah perairan pesisir mulai dari daerah pasang surut hingga kedalaman 40 meter(Kiswara,1997). Lamun diklasifikasikan kedalam empat family Hydrocharitaceae ,Cymodoceaceae ,Posidoniaceae ,Zostera ceae (den Hartog, 1970). Dalam penulisan makalah ini akan dibahas mengenai jenis lamun khususnya jenis Cymodocea serrulata, yang merupakan salah satu spesies dari famili Cymodoceaceae. Spesies ini memiliki ciri khas uung daunya bergerigi dan tidak melengkung

description

makalah lamun spesies Cymodocea Serrulata

Transcript of makalah Cymodocea Serrulata.docx

Page 1: makalah Cymodocea Serrulata.docx

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang

mampu hidup terbenam dalam air di lingkungan perairan

dekat pantai. Secara taksonomi, lamun termasuk ke

dalam kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas

pada lingkungan laut, di wilayah perairan pesisir mulai

dari daerah pasang surut hingga kedalaman 40

meter(Kiswara,1997).

Lamun diklasifikasikan kedalam empat family

Hydrocharitaceae ,Cymodoceaceae ,Posidoniaceae

,Zosteraceae (den Hartog, 1970). Dalam penulisan

makalah ini akan dibahas mengenai jenis lamun

khususnya jenis Cymodocea serrulata, yang merupakan

salah satu spesies dari famili Cymodoceaceae. Spesies ini

memiliki ciri khas uung daunya bergerigi dan tidak

melengkung kedalam serta memiliki akar rimpang yang

keras.

Selain itu spesies ini juga memliki keungggulan

dibandingkan spesies lamun yang lain,yaitu berupa

kemampuan yang lebih ulet / lebih kuat dalam menahan

sedimen dan kemamampuan tumbuh dengan cepat untuk

memulihkan keaadanya atas kerusakan yang telah

dialaminy. Hal ini terbukti pada pernyataan Birch and

Birch,1994 yang sebelumnya spesies ini menhilang dari

kawasan pulau magnetik akibat topan,namun dalam 20

Page 2: makalah Cymodocea Serrulata.docx

tahun saja dapat pulih kembali secara

sepenuhnya .Bagaimana hal tersebut bisa terjadi akan

dibahas lebih dalam pada makalah ini.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mampu mengetahui mengenai reproduksi,

morfologi, klasifikasi, fisiologi, dan habitat dari

spesis lamun Cymodocea serrulata .

1.2.2 Mengetahui kelebihan dari Cymodocea serrulata

dibandingkan spesies jenis lain

1.3 Manfaat

1.3.1 Menambah pengetahuan mengenai lamun,terutama

dari spesies Cymodocea serrulata .

Page 3: makalah Cymodocea Serrulata.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Lamun

Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang

mampu hidup terbenam dalam air di lingkungan perairan

dekat pantai. Secara taksonomi, lamun termasuk ke dalam

kelompok Angiospermae yang hidupnya terbatas pada

lingkungan laut, di wilayah perairan pesisir mulai dari

daerah pasang surut hingga kedalaman 40 meter

(Kiswara,1997). Tumbuhan ini memiliki struktur

morfologi yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga,

buah, dan biji.

Akar lamun fungsinya adalah sebagai tempat

penyimpanan O2 hasil fotosintesis dan CO2yang digunakan

untuk fotosintesis (Tomascik et al.,1997). Selain itu

rimpang dan akar lamun mampu menangkap dan

menggabungkan sedimen sehingga meningkatkan

kejernihan permukaan air di bawahnya,karena sedimen

halus turun ke bawah, lalu berada diantara akar dan tidak

dapat tersuspensi lagi oleh kekuatan ombak dan arus.

Sementara itu daun lamun berfungsi sebagi tempat

berlangsungnya fotosintesis,dalam rangka untuk

mencukupi kebutuhan nutrien lamun tersebut. Untuk

batang lamun sendiri berfungsi untuk menahan daun

lamun agar tetap tegak. Lamun memiliki beberapa

sifat,yang memungkinkan hidup di lingkungan laut

yaitu :

1. mampu hidup di media air asin

Page 4: makalah Cymodocea Serrulata.docx

2. mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam

3. mempunyai sistem perakaran jangkar yang

berkembang baik

4. mampu melaksanakan penyerbukan dan daur

generatif dalam keadaan terbenam.

Penyebaran lamun terbilang luas, mulai dari

Arktik sampai ke Benua Afrika dan Selandia Baru.

Lamun memiliki sebaran yang luas pada habitat litoral

berpasir, tapi tetap mampu hidup di semua substrat, mulai

dari lumpur hingga bebatuan (Nybakken,1997).

Berdasarkan genangan air dan kedalam, sebaran lamun

secara vertikal dapat dikelompokkan menjadi tiga

kategori, yaitu (Kiswara 1997):

1. Jenis lamun yang tumbuh di daerah dangkal dan selalu

terbuka saat air surut

yang mencapai kedalaman kurang dari 1 m saat surut

terendah. Contoh: Halodule pinifola, Halodule

uninervis, Halophila minor/ovata, Halophila ovalis,

Thalassia hemprichii, Cymodoceae rotundata,

Cymodoceae serrulata, Syringodinium isotifolium dan

Enhalus acaroides.

2. Jenis lamun yang tumbuh di daerah kedalaman sedang

atau daerah pasang

surut dengan kedalaman perairan berkisar antara 1-5

m. Contoh: Halodule uninervis, Halophila ovalis,

Thalassia hemprichii, Cymodoceae rotundata,

Cymodoceae serrulata, Syringodinium isotifolium,

Enhalus acaroides dan Thalassodendron ciliatum.

Page 5: makalah Cymodocea Serrulata.docx

3. Jenis lamun yang tumbuh pada perairan dalam dengan

kedalaman mulai 5-

35m. Contoh: Halophila ovalis, Halophila decipiens,

Halophila spinulosa, Thalassia hemprichii,

Syringodinium isotifolium dan Thalassodendron

ciliatum.

2.2 Biologi Lamun Cymodocea serrulata

Spesies ini merupakan salah satu anggota dari

famili Cymodoceae,yang hidup pada kedalaman antar 1-

5 m,spesies ini berkembang biak dengan cara

berbunga,menghasilkan benang sari,dan kemudian

berbuah laulu menghasilkan biji. Biji tersebut

menggunakan media air laut untuk penyebaranya,pada

fase ini biji dari lamun akan terombang-ambing terbawa

arus. Kemudian biji ini akan terjatuh pada suatu daerah

dimana arus tidak mampu mengangkat besarnya massa

dari biji tersebut,apabila jatuh di tempat yang sesuai maka

pertumbuhan dari biji tersebut akan berlangsung dan

menhasilkan lamun. Faktor- faktor yang mempengaruhi

sukses atau tidaknya pertumbuhan biji tersebut adalah

1. Arus Peranan arus dalam pertumbuhan lamun yaitu membantu dalam distribusi nutrien, suhu, dan salinitas di perairan. Arus juga dapat merubah bentuk permukaan substrat secara perlahan yang membawa substrat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini akan menjadi masalah bagi jenis lamun yang berukuran kecil karena dapat menyebabkan lamun terkena sedimentasi dan tidak dapat melakukan fotosintesis.2. Suhu

Page 6: makalah Cymodocea Serrulata.docx

Pada daerah tropis, lamun dapat tumbuh pada suhu 28-30 °C. Perubahan suhu dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup lamun. pengaruh suhu bagi lamun di perairan sangat besar, suhu mempengaruhi proses-proses fisiologis, yaitu proses fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi. Proses-proses fisiologis tersebut akan menurun tajam apabila temperatur perairan berada di luar kisaran optimal.3. Salinitas Lamun tumbuh pada daerah air asin atau yang memiliki salinitas tinggi, pada daerah subtidal lamun mampu menyesuaikan diri pada salinitas sekitar 35‰, dan juga mampu bertahan pada daerah estuari atau perairan payau. Secara umum, lamun bersifat uerihalin atau memiliki kisaran salinitas yang lebar yaitu berkisar 10-45 ‰. Jika berada pada kondisi hiposalin (<10 ‰) atau hipersalin (>45 ‰), lamun akan mengalami stress dan mati (Hemminga dan Duarte,2000).4. KecerahanProses fotosintesis merupakan hal terpenting dalam pertumbuhan lamun sebagai produsen primer dalam kehidupan laut. Lamun membutuhkan sinarmatahari untuk berfotosintesis. Kecerahan perairan mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke kolom perairan. Perairan dengan kecerahan tinggi maka intensitas cahaya yang masuk ke kolom air akan semakin dalam dan jika tingkat kecerahan perairan rendah, intensitas cahaya yang masuk akan dangkal. Faktor yang mempengaruhi kecerahan yaitu kekeruhan atau material tersuspensi,perairan dengan substrat lumpur akan memiliki tingkat kecerahan rendah dan tingkat kekeruhan tinggi. Sebaliknya pada perairan dengan substrat pasir atau batu akan memiliki tingkat kecerahan yang lebih tinggi dan kekeruhan yang rendah. Pada perairan pantai yang keruh, cahaya menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan lamun. Kurangnya penetrasi cahaya dapat menimbulkan

Page 7: makalah Cymodocea Serrulata.docx

gangguan terhadap produksi primer lamun (Dahuri, 2003).5. Oksigen TerlarutOksigen terlarut atau dissolved oxigen (DO) merupakan salah satu parameter perairan yang sangat penting bagi pertumbuhan lamun. Oksigenterlarut digunakan untuk respirasi akar dan rhizome lamun, respirasi biota air dan proses nitrifikasi dalam siklus nitrogen di padang lamun (Efriyeldi,2003).Oksigen terlarut di perairan berasal dari hasil fotosintesis lamun serta difusi dari udara.6. NutrienNutrien merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan lamun yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Lamun mampu tumbuh dengan subur pada daerah oligotrofik seperti daerah dekat terumbu karang. Seperti halnya 17 tumbuhan produsen primer akuatik lainnya, lamun hanya membutuhkan nutrien yaitu nitrogen dan fosfat .Fiksasi nitrogen pada lamun terjadi pada daun dan di dalam sedimen. Sumber nitrogen yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis lamun tersedia dari kadar anoxia dalam tanah dan keseimbangan proses nitrogen dalam tanah.Sedangkan fosfat diperoleh dari komposisi sedimen atau substrat lamun. Pada daerah sedimen yang mengandung karbonat, seperti sedimen yang mengandung karbonat dari karang, fosfat akan bereaksi dengan karbonat sehingga fosfat bebas menjadi sedikit (Hogarth,2007).7. SubstratSubstrat merupakan tempat tumbuhnya tanaman yang terkandung mineral organik dan inorganik di dalamnya, pori-pori substrat mengandung air antara(interstitial water) yang mengandung unsur hara. Berdasarkan ukuran, substrat dikelompokkan menjadi kerikil (>2 mm), pasir (0,05-2 mm), lumpur (silt) (0,002-0,05 mm) dan lempung (<0,002 mm). substrat yang menjadi tempat hidup

Page 8: makalah Cymodocea Serrulata.docx

lamun adalah lumpur, pasir, karang mati (rubble), campuran dari dua jenis substrat

2.2.1 Morfologi

Cymodocea serrulata memiliki tiga bagian

utama dari tubuhnya,bagian tersebut adalah

daun,batang,dan akar. Berikut ni adalah morfologi

dari setiap bagian tersebut.

1. Cymodocea serrulata memiliki daun dengan

lebar 0.4 – 0.9 cm dan panjang hingga 15 cm.

Bentuk daunya membulat dengan ujung

tumpul,di tepian daunya terdapat gerigi dengan

batas seperti pisau. Hal ini berfungsi untuk

sistem pertahanan diri dari predator yang

bermaksud memakannya,salah satunya adalah

dugong.Selain itu terdapat kantung daun yang

menekan daun dengan rapat sehingga

membentuk “V” pada satu sisi.

2. Batangnya pendek dengan akar fibrosa di setiap

node .

3. Bagian ketiga adalah akar,spesies Cymodocea

serrulata memiliki akar yang licin dengan

berbagai macam warna sesuai dengan kesehatan

tanaman dan tingkat pencahayaan pada perairan

tersebut. Warna yang dapat muncul antara lain

kuning, hijau dan coklat.

Page 9: makalah Cymodocea Serrulata.docx

4. memiliki rhizome yang kuat dan sedikit tebal 8

dengan diameter 2-3 mm dan panjang antar ruas

2-5 cm

5. Pada setiap internoda tumbuh tunas tegak yang

tumbuh secara vertikal sebagai daun, setiap

antar ruas terdapat 2-4 daun (Waycott et al.,

2004)

6. memiliki buah yang berbulu dengan panjang 7-

10 mm. Bentuk bulat panjang dan agak keras

Gambar 1. Morfologi Cymodoceae serrulata

2.2.2 Klasifikasi Cymodoceae serrulata

Berikut ini adalah klasifikasi dari Cymodocea

serrulata menurut Kuo dan den Hartog (2006)

adalah sebagai berikut:

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Potamogetonales

Famili : Cymodoceaceae

Genus : Cymodocea

Page 10: makalah Cymodocea Serrulata.docx

Spesies : Cymodocea serrulata

2.2.3 Fisiologi Cymodoceae serrulata

Spesies ini memiliki fisiologi bentuk daun

seperti garis lurus dengan panjang 6-15 cm dan

lebar 2-4 mm, lurus tidak menyempit sampai ujung

daun dengan ujung daun membulat dan halus.

Cymodocea rotundata memiliki rhizome yang

halus dengan diameter 1-2 mm dan panjang antar

ruas 1-4 cm. Tunas muncul pada setiap node

rhizome, terdapat 2-5 daun pada setiap tunas.

Muncul bekas luka (scars) yang merupakan

perkembangan dari pelepah daun membentuk

cincin sepanjang batang (stem). Serta buah berbulu

tanpa tangkai, berada dalam seludang daun. Buah

berbentuk setengah lingkaran dan agak keras,

bagian bawah berlekuk dengan 3-4 geligi runcing

2.2.4 Ekosistem Padang Cymodoceae serrulata

Habitat lamun ini tumbuh pada substrat pasir

berlumpur atau pasir dari pecahan karang pada

daerah pasang surut. Lamun ini biasa terdapat pada

komunitas yang bercampur dengan jenis lamun

yang lain dan berada di dekat ekosistem mangrove.

Spesies ini mampu tumbuh pada kedalaman 1m

pada surut terendah,hingga kedalaman 5 m dan

mampu lebih dalam lagi apabila berada di perairan

yang jernih.

Page 11: makalah Cymodocea Serrulata.docx

Cymodocea serrulata memiliki distribusi

Indo-Pasifik yang luas. Di Pasifik, ditemukan dari

selatan Jepang, Taiwan dan Hainan, Cina, Filipina,

Indonesia, dan Malaysia memperluas ke ujung

selatan Vietnam dan Teluk Thailand dan di seluruh

pulau Asia Tenggara ke New Caledonia, Australia

utara dan di Mikronesia .

Di Samudra Hindia, ditemukan dari

Chabjuwardoo Bay pada pertengahan Australia

Barat memperpanjang melintasi Laut Timor, pantai

selatan Indonesia, dan di seluruh Laut Andaman.

Di India, ditemukan dari Pantai Coromandel ke

Pantai Malabar dan di Kepulauan Lakshadweep.

Hal ini berkisar dari Laut Merah selatan ke pantai

timur Afrika Selatan ke Madagaskar dan pulau-

pulau di Samudera Hindia Barat.

Gambar 2. Skema habitat Cymodoceae serrulata

Berikut ini adalah negara- negara yang

menjadi wilayah endemik pertumbuhan Cymodoceae

serrulata Australia, Komoro, Mesir, India,

Indonesia, Jepang, Kenya, Madagaskar, Malaysia,

Page 12: makalah Cymodocea Serrulata.docx

Mayotte, Micronesia, Mozambik, Kaledonia Baru,

Palau, Papua Nugini, Filipina, Arab Saudi,

Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Sudan, Tanzania,

Thailand, Amerika Serikat Kepulauan Terluar Kecil,

Vanuatu dan Yemen.

Page 13: makalah Cymodocea Serrulata.docx

III. PEMBAHASAN

Spesies Cymodoceae serrulata memiliki ciri khas yaitu

memiliki bentuk daun yang ramping dan halus. Panjang daun

sekitar 5-15 cm dan lebar 4-10 mm, ujung daun bulat dengan

sedikit gerigi. Hal ini berbeda dengan morfologi daun spesies

Cymodoceae rotundata, meskipun sama – sama termasuk dalam

famili Cymodoceae. Bentuk daun seperti garis lurus dengan

panjang 6-15 cm dan lebar 2-4 mm, lurus tidak menyempit

sampai ujung daun dengan ujung daun membulat dan halus.

Cymodocea serrulata memiliki rhizome yang kuat dan sedikit

tebal dengan diameter 2-3 mm dan panjang antar ruas 2-5 cm.

Pada setiap internoda tumbuh tunas tegak yang tumbuh secara

vertikal sebagai daun, setiap antar ruas terdapat 2-4 daun

(Waycott et al., 2004).

Sementara pada Cymodoceae rotundata memiliki rhizome

yang halus dengan diameter 1-2 mm dan panjang antar ruas 1-4

cm. Tunas muncul pada setiap node rhizome, terdapat 2-5 daun

pada setiap tunas. Buah pada Cymodoceae rotundata berbulu

tanpa tangkai, berada dalam seludang daun. Buah berbentuk

setengah lingkaran dan agak keras, bagian bawah berlekuk

dengan 3-4 geligi runcing. Sedangkan pada Cymodoceae

serrulata buahnya berbulu dengan panjang 7-10 mm,bentuk

bulat panjang dan agak keras.

Page 14: makalah Cymodocea Serrulata.docx

Gambar 3. Cymodoceae rotundata Gambar 4. Cymodoceae serrulata

Sedangkan bila dibandingkan dengan Halodule pinifolia

yang dicirikan dengan daun panjang, seperti pisau daun sempit

berukuran 5-20cm panjang dan 0,6-1.2mm lebar. Ujung daun

bulat dan bergerigi luas. Selubung daun kira-kira 1-4cm

panjang. Pinifolia Halodule memiliki rimpang merayap dengan

2-3 akar di setiap node. Cymodoceae serrulata memiliki daun

yang lebih pendek akan tetapi lebih lebar,sehingga dapat

diambil suatu hipotesa apabila digunakan untuk menetralisir

hemapasan gelombang laut,spesies Cymodoceae serrulata lebih

mampu menahan hempasan gelombang tersebut.

Gambar 5. Halodule pinifolia

Lebih berbeda lagi apabila dibandingkan dengan

Thalassia hemprichii,spesies ini mempunyai rimpang (rhizoma)

yang berwarna coklat atau hitam dengan ketebalan 1 – 4 mm

dan panjang  3 – 6 cm. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar

dimana akar dikelilingi oleh rambut kecil yang padat. Setiap

Page 15: makalah Cymodocea Serrulata.docx

tegakan mempunyai 2 – 5 helaian daun dengan apeks daun yang

membulat, panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 – 10 mm. Dalam

buku yang lain. Panjang daun Thalassia hemprichii antara 100-

300 mm dan lebarnya 4-10 mm, daunnya bercabang dua

(distichous), tidak terpisah, akar tidak tertutupi dengan jaringan

hitam, serta dengan serat-serat kasar. Rimpang berdiameter 2-4

mm, tanpa rambut-rambut kaku (Endarwati, H. 2010).

Sehingga dapat diambil kesimpulan kembali bahwa morfologi

dari Cymodoceae serrulata lebih mampu menetralisir hempasan

gelombang laut.

Page 16: makalah Cymodocea Serrulata.docx

IV. KESIMPULAN

1. Cymodoceae serrulata memiliki morfologi bentuk daun

seperti garis lurus dengan panjang 6-15 cm dan lebar 2-4

mm, lurus tidak menyempit sampai ujung daun dengan

ujung daun membulat dan halus. Cymodocea rotundata

memiliki rhizome yang halus dengan diameter 1-2 mm dan

panjang antar ruas 1-4 cm. Tunas muncul pada setiap node

rhizome, terdapat 2-5 daun pada setiap tunas.

2. Cymodoceae serrulata memiliki kelebihan yaitu kemampuan

regenerassi yang cepat dan kemampuan yang baik dalam

menetralisir hempasan gellombang laut karena memiliki

daun yang lebar dan panjang serta rhizom yang kuat.

Page 17: makalah Cymodocea Serrulata.docx

V. DAFTAR PUSTAKA

Kiswara, W.1997.Struktur Komunitas Padang Lamun Perairan

Indonesia. Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Laut-Pesisir II,

Jakarta: P3O LIPI. Hal. 54-61

Den Hartog, C. 1970. The seagrasses of the world. Amsterdam:

North Holland

Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., dan Moosa, M.K.

1997. The Ecologi Of Indonesian Seas. Part two. The Ecologi of

Indonesia Series. Volume VII

Hemminga, M. A. dan C. M. Duarte.2000. Seagrass Ecology.

Cambridge : University Press Cambridge

Dahuri,R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut, Aset

Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Zulkifli, Efriyeldi. 2003. Kandungan zat hara dalam air poros

dan air permukaan padang lamun Bintan Timur, Riau: Jurnal

Natur Indonesia 5(2):139-144)

Hogarth, P. 2007. The biology of Mangrove and Seagrass. New

York : Oxford. University

http://www.seagrasswatch.org

http://ian.umces.edu

http://www.seagrassrecovery.com

http://ejournal.umm.ac.id

http://www.iucnredlist.org