Makalah CT Scan

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang CT ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey Hounsfield dan Dr Alan Cormack. Hal ini segera menjadi andalan untuk mendiagnosis penyakit medis. Untuk pekerjaan besar ini mereka ini, Hounsfield dan Cormack bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1979. CT scanner pertama mulai diinstal dan dioperasikan secara luas pada tahun 1974. Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah. Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus benda padat.Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam dalam film sinar- x. Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang 1

Transcript of Makalah CT Scan

Page 1: Makalah CT Scan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

CT ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris

bernama Sir Godfrey Hounsfield dan Dr Alan Cormack. Hal ini segera

menjadi andalan untuk mendiagnosis penyakit medis. Untuk pekerjaan besar

ini mereka ini, Hounsfield dan Cormack bersama-sama dianugerahi Hadiah

Nobel pada tahun 1979. CT scanner pertama mulai diinstal dan dioperasikan

secara luas pada tahun 1974. Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian

dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang

spesifik, yang tidak dimiliki oleh unusr-unusr lain. Dengan memanfaatkan

sifat-sifat radioaktif tersebut, maka banyak persoalan yang rumit yang dapat

disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih mudah. 

Salah satu sifat dari radiasi nuklir yaitu mampu untuk menembus

benda padat.Sifat ini banyak digunakan dalam teknik radiografi yaitu

pemotretan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan radiasi nuklir

seperti sinar-x, sinar gamma dan neutron. Hasil pemotretan tersebut direkam

dalam film sinar-x.  Zat radioaktif banyak digunakan dalam bidang ndustry

dan kedokteran. Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk

mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan

jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek

yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga

didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan

yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk

mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka

dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed

Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron,

sinar gamma dan sinar-x. 

1

Page 2: Makalah CT Scan

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian CT Scan ?

2. Apa tujuan dari CT Scan ?

3. Sebutkan bagian-bagian dari CT Scan ?

4. Bagaimana prinsip kerja CT Scan?

5. Bagaimana system computer dan system control ?

6. Bagaimana peta distribusi besaran fisis ?

7. Apa saja kegunaan dari CT Scan ?

8. Apa kekurangan dari CT Scan ?

9. Bagaimana penatalaksanaan CT scan ?

C. Tujuan  

1. Untuk menjelaskan tentang  pengertian CT Scan

2. Untuk menjelaskan tentang tujuan dari CT Scan

3. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian dari CT Scan

4. Untuk menjelaskan tentang prinsip kerja CT Scan

5. Untuk menjelaskan tentang system computer dan system control

6. Untuk mengetahui tentang peta distribusi besaran fisis

7. Untuk mengetahui kegunaan dari CT Scan

8. Untuk mengetahui  kekurangan dari CT Scan

9. Untuk menjelaska tentang penatalaksanaan CT scan

2

Page 3: Makalah CT Scan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila

dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan

waktu tertentu. CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

mendapatkan gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang

tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu

kelainan, yaitu :

a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.

b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan

infark.

c. Brain contusion.

d. Brain atrofi.

e. Hydrocephalus.

Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan.

Berat badan klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien

dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat

kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus

dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa

mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan

dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.

Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan

pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab

pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat

kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada

riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka

pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi

3

Page 4: Makalah CT Scan

zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam

keadaan normal.

B. Tujuan

Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik

scanning/pemeriksaan tanpa radioisotope.

C. Bagian-bagian CT Scan

Secara umum CT-Scan terdiri atas empat bagian pokok, yaitu sumber

radiasi, sistem deteksi, manipulator mekanis, dan komputer beserta

penampil. Fungsi

Sumber radiasi adalah menghasilkan radiasi, sumber ini dapat berupa

generator sinar X atau radioisotop yang menghasilkan radiasi X.

Sistem deteksi ditentukan berdasarkan jenis radiasi yang digunakan,

salah satu contoh detektor yang biasa digunakan dalam CT-Scan adalah

kristal natrium iodida yang “dikotori” (itu bahasa yang tepat menurutku)

dengan talium (kristal NaI(Tl).

Manipulator mekanis yang digunakan berfungsi menentukan geometris

gerak pemayaran yang bergantung pada keduduan CT-Scan.

Komputer berfungsi mengolah dan mengumpulkan data yang kemudian

ditayangkan pada penampil sehingga diperoleh gambar irisan tampang

lintang dua dimensi atau peta distribusi internal tiga dimensi obyek yang

di mayar atau di scan. Serta satu perangkat tambahan penting yaitu digital

printer khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan.

D. Prinsip Kerja CT Scan

Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila

dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan

waktu tertentu. Sinar x tersebut akan melewati jaringan tubuh yang diperiksa

dan ditangkap oleh detektor. Oleh karena adanya perbedaan masa organ tubuh

yang dilewati maka gambaran yang ditangkap juga berbeda-beda densitasnya.

Inilah yang akan direkonstruksi oleh sistem komputer yang canggih sehingga

menghasilkan suatu potongan gambar organ tubuh. Kira- kira seperti itulah

definisi alat CT-Scan.

4

Page 5: Makalah CT Scan

Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang

dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi.

Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat

detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan

yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar

rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut

proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan

memakai waktu 4,5 menit. Dari sumber yang aku baca prinsip kerja atau cara

kerja dari alat CT-Scan ini sekilas tampak sederhana namun jika

memperdalam hingga akar-akarnya sangatlah rumit. Dan kompleks. Berkas

radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas

secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan

intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam

bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh

jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT-Scan, untuk

menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan

melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi

oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan

yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra

dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.

E. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol

Bagian komputer bertanggung jawab atas keseluruhan sistem CT

Scanner, yaitu mengontrol sumber sinar-x, menyimpan data, dan

mengkonstruksi gambar tomografi. Komputer terdiri atas processor, array

processor, harddisk dan sisteminput-output.  Processor atau CPU (unit

pemroses pusat) mempunyai fungsi untuk membaca dan menginterprestasikan

instruksi, melakukakaan eksekusi, dan menyimpan hasil-hasil dalam

memory. CPU yang digunakan mempunyai bus data 16,32 atau 64 bit. Tipe

komputer yang digunakan bisa mikro komputer dan bisa mini komputer,

namun harus memenuhi unjuk kerja dan kecepatan bai sistem CT Scanner.

Harddisk mempunyai fungsi untuk menyimpan data dan software. 

5

Page 6: Makalah CT Scan

CT Scanner pada umumnya dilengkapi dengan dua

buah monitor dan keyboard. Masing-masing sebagai operator station dan

viewer station dan keduanya mempunyai tugas yang berbeda. Operation

Station mempunyai fungsi sebagai operator kontrol untuk mengontrol

beberapa parameter scan seperti tegangan anoda, waktu scan dan besarnya

arus filamen. Sedangkan viewer station mempunyai fungsi untuk

memanipulasi sistem pemroses citra. Bagian ini mempunyai sistem kontrol

yang dihubungkan dengan sistem keluaran seperti hard copy film, magnetic

tape, dan paper print out. Dari bagian ini dapat dilakukan pekerjaan untuk

mendiagnosa hasil scanning. 

F. Peta distribusi besaran fisis

Citra yang dihasilkan oleh CT-Scan secara matematis dapat dipandang

sebagai peta distribusi spasial parameter fisis f(x,y) dalam bidang dua dimensi

tampang lintang obyek, tegak lurus sumbu z. Parameter fisis ini, yang

besarnya dinyatakan dengan angka-angka, ditampilkan pada

perangkat display dalam representasi warna, biasanya dalam derajat keabuan

(grayscale) sehingga peta ini tampak sebagai gambar hitam putih di layar

monitor. Bagian gambar yang memiliki warna paling gelap atau derajat

keabuan paling tinggi merepresentasikan nilai parameter fisis yang kecil,

sebaliknya bagian gambar yang paling terang atau derajat keabuan paling

kecil merepresentasikan nilai parameter fisis yang besar. Parameter fisis yang

ditampilkan ini bersesuaian dengan besaran fisis yang disebut koefisien

atenuasi linear (linear attenuation coefficient) dan diberi lambang mu.

Besarnya mu ditentukan oleh jenis bahan yang merujuk pada nomor atom (Z)

dan energi radiasi (E). Jumlah intensitas radiasi terusan, selain ditentukan

oleh tebal bahan, juga ditentukan oleh harga mu ini.

Singkatnya, gambar/citra yang dihasilkan oleh CT-Scan dapat

dipandang sebagai peta distribusi besaran fisis, sehingga perbedaan tampilan

warna atau derajat keabuan pada citra rekonstruksi menunjukkan perbedaan

peta distribusi kerapatan internal obyek yang di scan.

6

Page 7: Makalah CT Scan

G. Kegunaan CT Scan

CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi

gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan

komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli

radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat

bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil

“gambar” dari potongan tubuh sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan

detail pada daerah tertentu. CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi

otak, leher, tulang belakang, dada, perut, panggul, dan sinus.

1. CT-SCAN OTAK

Potongan axial dari OM Line/Reids base line sampai vertex, tebal

potongan :4 – 5 mm infratentorial, 8-10mm supratentorial atau semua rata

7mm. Lesi dimidline sebaiknya dibuat potongan coronal sebagai

tambahan. Kondisi tulang pada kasus trauma/ suspect fraktur tulang

kepala. Indikasi kontras: tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM,

aneurysma.

2. CT-SCAN HYPOFISE

Potongan coronal 1-5mm tanpa dan dengan bolus kontras,

dilanjutkan dengan axial scan 2-5mm dari OM Line sampai supraseller

distren (2mm bila lesi kecil /mikroadenoma atau kelenjar hipofise

normal ; 5mm bila tumor besar/ makroadenoma) F.O.V kecil (160-200)

mulai dari procesus clinoideus anterior sampai dorsum sellae.

3. CT-SCAN TELINGA / os.PETROSUM

Teknik : High Resolusi CT / kondisi tulang

a. kasus non-tumor/trauma basis cranii: potongan axial dan coronal 2mm

sejajar dengan axis os.petrosum. mencakup seluruh tulang

os.petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang (WW dan WL yang tinggi)

b. kasus tumor / infeksi (abses ) potongan axial 2-5mm mencakup

seluruh os.petrosum tanpa dan dengan kontras, kondisi tulang dan soft

tissue. Potongan coronal 2-5mm sebagai tambahan, dalam kondisi

tulang dan soft tissue. Mencakup seluruh os.petrosum dan proses

abnormalnya.

7

Page 8: Makalah CT Scan

4. CT-SCAN ORBITA

Tumor/ infeksi: Potongan axial 3-5mm dari dinding inferior

sampai dinding superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N.opticus

atau menggunakan garis infraorbito meatal line, tanpa dan dengan

kontras. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm mencakup seluruh

cavum orbita. Fractur orbita : potongan coronal dan axial 2-4mm tanpa

kontras, dicetak dalam kondisi soft tissue dan tulang pada daerah fraktur.

F.O.V. kecil (160-200).

5. CT-SCAN NASOPHARYNX, LIDAH

Nasopharynx: potongan axial 3-5mm, FOV 250mm, kondisi

dengan filter agak tinggi (lebih tinggi dari otak) dan pallatum sampai

sinus frontalis, sudut sejajar pallatum. Tanpa dan dengan kontras bolus,

kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5mm sejajar corpus

vertebrae cervicalis dari C2 s/d C6 F.O.V 200mm untuk mencari

pembesaran kelenjar. Setelah itu dibuat potongan coronal 3-5mm,

tergantung besar –kecilnya kelainan dari choana sampai cervical vertebrae

sejajar dengan dinding posterior nasoprynx  F.O.V. 250mm, potongan

coronal kadang perlu dibuat dalam kondisi tulang apabila ada destruksi

basis cranii.

Oropharynx: sama dengan nasopharynx hanya mulainya agak

rendah, garis axial dimulai dari mandibula keatas.

Lidah: pasti harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan

sepotong gabus,agar pada potongan coronal lidah tidak menyatu dengan

pallatum. Teknik hamper sama dengan nasopharynx, hanya axial dan

coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah.

Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik dibuat

coronal dahulu tanpa dan dengan bolus kontras, baru kemudian dibuat

axialnya. Sedangkan untuk tumor dipangkal lidah,  sebaiknya dibuat axial

dahulu baru cornal.Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan

akan memberi informasi baik.

8

Page 9: Makalah CT Scan

6. CT-SCAN LARYNX / PITA SUARA

Potongan pre kontras : axial 5mm dari epiglottis sampai cincin

trachea 1-2, sejajar dengan pita suara.

Potongan dengan kontras : axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai

dari batas atas sampai batas bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar,

dibuat potngan leher 5mm post bolus kontras (delayed scan) F.O.V. 160-

200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.

7. CT-SCAN THYROID

Potongan axial 3-5mm dari bagian atas kelenjar thyroid samapi

bagian bawah biasanya mulai setinggi C5-6 sampai thoracic inlet, tanpa

dan dengan bolus kontras, kemudian di ulang / delayed scan untuk

mendapatkan batas lesi dan tambahan informasi yang lebih baik setelah

seluruh kelenjar mengalami penyengatan merata, F.O.V. 160-200mm.

Catatan : untuk CT-Scan pita suara dan thyroid dapat dibuatkan

teknik MPR (Multiplanar Rekontruksi) untuk menghasilkan potongan

coronalnya, untuk itu harus dibuat potongan 1-2mm pada waktu bolus

kontras sepanjang daerah yang diperlukan untuk potongan coronalya.

8. CT-SCAN SINUS PARANASALIS

Teknik High Resolusi

Sinusitis: Potongan coronal 2mm di1/2 bagian depan dan 4mm

1/2 bagian posterior, mulai dari os.nasale sampai dengan nasopharynx,

potongan axial dari dasar sinus maxillaries sampai sinus frontalis 3-5mm,

tanpa bahan kontras, kondisi soft tissue (WW diatas 2000, WL diatas 200)

F.O.V 200-250mm

Tumor  sinus : Potongan coronal 3-5mm dari dinding depan sinus

sampai nasopharynx / tumor habis tanpa dan dengan kontras, kemudian

axial 3-5mm dari dasar sinus sampai sinus frontalis / mencakup seluruh

tumor, kondisi soft tissue / tulang dan kondisi massa tumor dengan WW

yang rendah.

9. CT-SCAN THORAX

(bila memungkinkan sebaiknya dipakai teknik high

resolusi). Potongan axial prekontras/ polos dari puncak paru sampai

9

Page 10: Makalah CT Scan

diafragma, tebal potongan 10, index 10-15. Bolus kontras diberikan

mulai dari arkus aortae samapi hilus inferior, tebal potongan 5-8mm. Bila

proses dibawah hilus potongan post kontras diteruskan kebawah sampai

mengenai seluruh proses terpotong.Kondisi dicetak dalam 2

macam: kondisi parenkim paru dan kondisi mediastinum. Permintaan

khusus untuk parenkim paru dapat dibuat sbb: biasanya pada indikasi

parenchymal lung disease / emphysema. Axial scan tanpa kontras filter

high resolusi, tebal potongan 2mm dengan index potongan 8-10mm dari

puncak paru sampai diafragma.

Tumor esophagus : pemeriksaan thorax scan sambil minum oral

kontras sampai didapatkan lumen tumor yang sempit / batas antara

esophagus yang lebar dan yang sempit sebagai batas atas tumor.Bolus

kontras diberikan pada daerah tumor mulai batas atas sampai batas bawah,

dicetak dalam kondisi mediastinum. Potongan coronal dan sagital dapat

diperoleh melalui MPR (untuk itu perlu dibuat potongan tipis 2-3mm

sewaktu dibolus).

10. CT-SCAN ABDOMEN ATAS

Potongan Axial dari diafragma sampai ginjal. Prekontras: tebal

potongan 10, index 10-15mm. Bolus kontras diberikan pada daerah yang

menjadi tujuan pemeriksaan. Organ / kelainannya yang diperiksa besar

(hepar, lien): tebal potongan 10mm, index 8-12mm. Organ / kelainannya

sedang (ginjal, lambung, usus) dipakai tebal potongan 5-8mm. Organ /

kelainannya kecil (pancreas, kandung empedu,……..) tebal potongan 2-

5mm. Pada kasus tertentu seperti tumor yang hipervaskuler/hemangioma

khusus untuk hepar dan ginjal, perlu dibuat delayed scan apbila dicurigai

ada kelainan pada bolus kontras.Pada alat spiral / helical CI, untuk hepar

dan ginjal sebaiknya dipakai program volume/spiral scan untuk

mendapatkan dual phase(fase arterial dan portal pada hepar atau fase

cortex dan medulla pada ginjal), kemudian dibuat lagi delayed scan untuk

mendapatkan fase equilibrium(untuk hepar) dan fase excresi (untuk

ginjal) dimana system pelviocalycesnya terisi penuh. Untuk kasus CA

pancreas pakai kontras negatife (minum air saja).

10

Page 11: Makalah CT Scan

11. CT-SCAN ABDOMEN BAWAH / PELVIC

Potongan axial dari lumbal 5 sampai buli-buli / kelenjar prostate.

Prekontras : tebal potongan 10mm. Bolus kontras didaerah yang ada

kelainan, tebal potongan tergantung besar kecilnya kelainan. Biasanya

dipakai tebal potongan 5mm. Persiapan pasien sering tidak sampai

mengisi baik rectum-sigmoid, untuk itu perlu dimasukkan kontras

rectum. Khusus untuk Ca cervix yang masih stadium II-III, dibuat

potongan 3mm pada waktu bolus kontras.Delayed scan kadang diperlukan

bila: batas tumor tidak jelas. Potongan koronal dan sagital dapat diperoleh

melalui teknik MPR.

12. CT-SCAN SPINE

Potongan axial F.O.V. 160mm, tanpa kontras atau dengan kontras

intrathecal, disebut CT-Myelografi. Untuk kasus HNP: potongan hanya

didaerah ruang discus, sejajar dengan discus, tebal potongan 2-4mm.

Kondisi soft tissue dan tulang bila perlu. Untuk penilaian canal stenosis,

dapat dibuat satu potongan tepat ditengah korpus vertebrae, tegal lurus

dengan axis corpus. Untuk kasus tumor/spondylylitis/metastasis tulang:

potongan sejajar dengan corpus vertebrae didaerah yang ada kelainannya.

Kondisi soft tissue dan tulang . Bila perlu (umumnya harus) diberikan

bolus kontras terutama pada kasus abses paravertebral atau untuk melihat

infiltrasi tumor kedalam canalis vertebralis.

H. Kekurangan dari CT Scan

Karena CT Scan menggunakan sinar x untuk menghasilkan gambar

potongan tubuh ,maka tentu saja pasien yang sedang dalam pemeriksaan CT

Scan akan terpapar dengan sinar x. CT Scan dengan teknologi saat ini hanya

akan memaparkan 4% saja dari radiasi sinar x yang dipaparkan oleh alat

Rontgen sinar x biasa. Oleh karena itu ibu hamil tak dapat melakukan

pemeriksaan CT Scan , oleh karena itu ibu hamil wajib memeberitahukan

kondisi kehamilannya pada dokter sebelum dokter merekomendasikan

pemeriksaan CT Scan.

Munculnya gambaran artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada

tapi terekam). Hal ini biasanya timbul karena pasien bergerak selama

11

Page 12: Makalah CT Scan

perekaman CT Scan berlangsung, pasien yang menggunakan tambalan gigi

amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh tertentu

yang mengakibatkan timbulnya gambaran artefak. Demikian penggunakan

CT Scan sejak awal sampai saat ini setelah banyak sekali kemajuan teknologi

yang dicapai ,kemajuan ini dapat sangat bermanfaat untuk dunia kedokteran

dan kesehatan.

I. Penatalaksaan

a. Persiapan  Pasien

Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur

yang akan dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan

digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal

ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan

demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan.

Test awal yang dilakukan meliputi :

Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45

menit.

Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila

ada permintaan untuk melakukannya ) saat dilakukan

pemeriksaan.

Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.

Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat

kontaras maka wajah akan nampak merah dan terasa agak panas

pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari

reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah

pasien mengalami alergi terhadap iodine. Apabila pasien

merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien

merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan

rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh

dikepang dan tidak boleh memakai wig.

12

Page 13: Makalah CT Scan

b. Prosedur

1. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.

2. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.

3. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar

dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.

4. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-

45 menit.

5. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan

pengaturan komputer.

6. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari

luar dengan memakai protektif lead approan.

7. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan.

c. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila

terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.

2. Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama

prosedur berlangsung.

3. Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah

pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri

merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang

cepat oleh seorang perawat dan dokter.

13

Page 14: Makalah CT Scan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

CT atau CAT scan adalah tes x-ray khusus yang dapat memproduksi

gambar penampang tubuh dengan teknik menggunakan x-ray dan bantuan

komputer. Gambar-gambar yang dihasilkan memungkinkan seorang ahli

radiologi, untuk melihat bagian dalam tubuh seperti Anda akan melihat

bagian dalam roti dengan cara mengirisnya . Jenis sinar-x khusus, mengambil

“gambar” dari potongan tubuh.

Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui

bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam

radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati

sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola

gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak

diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa

organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi

yang lebih canggih yaitu CT-Scanner (Computed Tomography Scanner)

dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron, sinar gamma dan sinar-

x.Sehingga dokter Radiologi bisa melihat dengan detail pada daerah tertentu.

B. Saran

Diharapkan dalam bidang kedokteran, CT-Scanner (Computed

Tomography Scanner) dengan menggunakan radiasi nuklir seperti neutron,

sinar gamma dan sinar-x  untuk dapat  mengetahui bagian dalam dari organ

tubuh . CT scan sering digunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang

belakang, dada, perut, panggul, dan sinus. Sehingga dokter Radiologi bisa

melihat dengan detail pada daerah tertentu.

14

Page 15: Makalah CT Scan

DAFTAR PUSTAKA

Adisti Gusmavita. 2009. CT Scanner. www.kompas.co.id .update : 10 Juni 2010

pukul : 15.10 (acces online)

Harnawati . 2008.  CT Scan. www.wordpass.com update : 10 Juni 2010

pukul:15.20  (acces online)

Putu Adi . 2009. Protocol pemeriksaan CT Scan . www.wordpress update : 10

Juni 2010 pukul : 15.35 (acces online)

Arie . 2010. CT Scan dan kegunaannya. www.wordpress . update : 10 Juni 2010

pukul : 15.40 (acces online)

Yanuar . 2010. Prinsip kerja CT Scan. www.wordpress .  update : 10 Juni 2010

pukul : 16.00 (acces online)

15

Page 16: Makalah CT Scan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian..............................................................................................................3

B. Tujuan....................................................................................................................4

C. Bagian-bagian CT Scan..........................................................................................4

D. Prinsip Kerja CT Scan............................................................................................4

E. Sistem Komputer dan Sistem Kontrol....................................................................5

F. Peta distribusi besaran fisis....................................................................................6

G. Kegunaan CT Scan.................................................................................................7

H. Kekurangan dari CT Scan....................................................................................11

I. Penatalaksaan.......................................................................................................12

BAB III PENUTUP14

A. Kesimpulan..........................................................................................................14

B. Saran....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

16ii

Page 17: Makalah CT Scan

KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,

penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah "CT - SCan".

Adapun makalah "CT - SCan" ini telah penulis usahakan dapat disusun

dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga

penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara tepat waktu. Untuk itu penulis

tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini.

Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-

baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari

segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi

pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar

penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah "CT - SCan" ini bermanfaat, dan

pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan

manfaatnya oleh para pembaca.

Pariaman, Mei 2014

Penulis

17

Page 18: Makalah CT Scan

MAKALAH FISIKA KESEHATANTentang

CT – SCAN

Oleh :Suciana Sari130201043

Dosen Pembimbing :Dedet Chandra, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANSTIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

2014

18