Makalah Compact Powder_Dewi
-
Upload
fegama2302 -
Category
Documents
-
view
571 -
download
27
description
Transcript of Makalah Compact Powder_Dewi
TUGAS FORMULASI KOSMETIK 1
FORMULASI BEDAK PADAT ( COMPACT POWDER)
Disusun Oleh :
DEWI RAHMAWATI
5413220010
PROGRAM PASCA SARJANA FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang
dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan alami
yang terdapat di sekitar tempat tinggal (Wasitaat madja, 1997). Kosmetik dikenal
manusia sejak berabad - abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai
mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Bahkan sekarang
teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat
(pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik medik (cosmeceuticals) (Tranggono dan
Latifah, 2007).
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit sehat berarti kulit yang tidak menderita penyakit, baik
penyakit yang mengenai kulit secara langsung ataupun penyakit dalam tubuh secara tidak
langsung mempengaruhi kesehatan kulit. Penampilan kulit sehat dapat dilihat dari
struktur fisik kulit berupa warna, konsistensi kelembaban, kelenturan, tebal dan tekstur
kulit (Wasitaatmadja, 1997).
Bedak adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memoles kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan meningkatkan
penampilan wajah, dengan menutupi kulit yang mengkilap sekresi kelenjar sebaseus dan
kelenjar keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat kulit wajah
tampak berminyak,kulit tampak lembut untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-
bahannya harus dapat menempel dengan waktu yang lama. Oleh karena itu tidak
dibutuhkan pembedakan berulang kali (Ditjen POM, 1985).
Bedak padat adalah bedak bubuk yang dipres menjadi bentuk cake. Komposisinya
mirip bedak bubuk, tetapi efeknya pada kulit agak berbeda. Komposisi bahan-bahan
pengikatnya (binders) memperbesar adhesinya pada kulit. Bedak padat harus melekat
dengan mudah ke powder puff, dan cake itu harus cukup padat sehingga tidak pecah dalam
kondisi pemakaian biasa. Tidak semua bahan bedak bubuk cocok untuk bedak padat.
Bahan baku dasar harus memiliki efek pengikat tertentu. Tepung beras (rice starch),
aluminium oxide, kaolin, zinc stearat, barium sulfate dan strontium sulfate cukup
memuaskan untuk tujuan tersebut. Syarat sediaan bedak padat adalah mudah disapukan
dengan spon, bebas partikulat keras dan tajam, tidak mudah remuk / pecah tidak
mengiritas kulit. Pada penyimpanan harus tetap memiliki sifat : Bebas partikulat keras
dan tajam, tidak cenderung remuk/pecah, pada suhu kamar kualitasnya tetap baik.
(Trenggono R. I)
1.2.Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana memformulasikan bedak
padat yang baik.
1.3. Manfaat
Diharapkan formulasi yang terbentuk dapat bermanfaat dan memberikan
informasi mengenai bagaimana memformulasikan sediaan bedak padat yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1. Definisi Bedak
Bedak wajah pada dasarnya adalah suatu produk kosmetik yang memiliki fungsi utama
kemampuan untuk melengkapi warna kulit dengan memberi hasil akhir seperti beludru. Ini
harus memberikan tampilan pada kulit dengan menutupi kulit yang mengkilap akibat sekresi
kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat. Suatu bedak harus mencapai efek ini dengan menjadi
buram. Untuk mampu memberikan efek cukup buram untuk menutupi cacat, tapi ini harus
tidak memberikan efek seperti topeng. Selain itu, bedak harus bersifat cukup tahan lama
sehingga tidak dibutuhkan pembedakan berulang kali.
Warna dari kulit juga menggambarkan aktivitas biologis dari jaringan epidermis dan
dapat merupakan indikasi bagi seorang wanita yang normal pada umumnya. Hidung yang
merah, mungkin merupakan gambaran dari pembuluh darah. Titik merah pada pipi yang
sangat merah, pancaran wajah yang pucat kekuningan, bintik-bintik hitam di bawah mata
menunjukkan tanda-tanda tak bercahaya – menunjukkan jalan hidup atau pola hidup dari
orang tersebut.
Selain itu hampir semua orang memiliki kerutan dan garis-garis yang menunjukkan
perubahan pada usia. Dan hal tersebut, menggambarkan temperamen ; kadang-kadang bintik-
bintik, tanda lahir yang kecil, pembesaran pori-pori, bekas jerawat, luka akibat lesi kulit dan
sebagainya. Ini merupakan gejala-gejala dari prilaku seorang wanita yang berharap untuk
menjadi lebih menarik. Yang mana gejala-gejala yang tidak menyenangkan di atas dapat
tertutupi.
Efek penutupan ini dapat dicapai dengan penggunaan bedak wajah, cream foundation
dan make-up cair, dan tambahan lainnya.
2.2. Tujuan Bedak
Bedak wajah digunakan untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit(minor
imperfections) dan mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit atau
keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat wajah tampak berminyak,
lembut pada kulit untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus dapat menempel
dengan baik pada kulit. Pada zaman sekarang, tren fashion telah berubah dari “painted
clown” atau putih seperti badut menjadi terlihat alami seperti warna kulit, namun dapat
menutupi noda.
2.3. Klasifikasi Bedak
2.3.1 Bedak Dewasa
1. Bedak tabur/bubuk (Loose Powder)
Pertimbangan utama dalam pembuatan bedak adalah pemilihan bahan dasarnya.
Spektrum dari bahan dasar yang digunakan cukup sempit, sebab kualitas dari masing-
masing komponen lebih penting, karena hal ini akan memberikan keterlibatan yang
sangat penting dalam penentuan formulasi bedak.
Bedak wajah harus merupakan campuran dari bahan dasar yang spesifik jika ini akan
menjadi suatu produk yang dapat memberikan sifat yang diinginkan.
Dikenal sebagai bedak tabur, dalam bentuk bubuk yang halus. Biasanya dipakai
setelah memoleskan alas bedak (foundation). Bahannya mudah menyerap minyak
diwajah dan menutupi pori-pori wajah lebih sempurna. Tapi untuk penggunaannya agak
kurang praktis karena serbuknya seringkali berjatuhan dan mengotori baju. Maksimal
penggunaan dua tahun.
2. Bedak padat (Compact Powder)
Bedak padat yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah mencapai
popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang sangat mudah dan penyimpanan yang
nyaman. Bedak padat adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi padatan dan
biasanya digunakan dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tapi
efeknya pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung dalam
bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses pengepresan,
ukuran partikel rata-rata umumnya lebih besar pada bedak padat daripada bedak tabur,
efek kasar dari butiran-butiran tersebut tentu sangat tidak diinginkan. Bedak padat harus
dapat menempel dengan mudah pada spons bedak, dan padatan bedaknya harus cukup
kompak, tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal.
Bentuknya sangat padat, digunakan setelah pemakaian alas bedak. Bahan-bahan
yang terkandung di dalamnya membuat bedak jenis padat ini cepat menyerap sekaligus
mengurangi minyak. Bentuknya beragam, tidak mudah tumpah hingga praktis dibawa
kemanapun. Sebaiknya pulaskan tipis-tipis saja.Bisa dipakai hingga 15 bulan.
3. Shimmering Powder
Bentuknya bubuk, berwarna, dan berglitter. Digunakan sebagai sentuhan akhir
setelah merias wajah. Bedak jenis ini bisa pulaskan di punggung, leher dan lengan jika
memakai gaun dengan sedikit terbuka. Tersedia dalam aneka warna, dapat disesuaikan
dengan tema tata rias. Penggunaan maksimal 15 bulan.
4. Meteorite Powder
Bentuknya bulat kecil berwarna-warni. Digunakan setelah bermake-up, sebagai
sentuhan akhir. Sebaiknya digunakan dengan kuas besar. Sapukan keseluruh wajah.
Harganya cenderung mahal dan hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.
5. Two Way Cake Powder
Bentuknya mirip compact powder, namun memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai
bedak sekaligus foundation. Digunakan setelah memakai pelembab dengan spons kering
bila ingin dipakai sebagai bedak biasa, dan gunakan spons basah jika ingin dipakai
sebagai foundation. Sangat praktis karena sekaligus berfungsi sebagai alas bedak dan
menyerap minyak. Masa pemakaian 1 tahun.
2.3.2 Bedak Bayi
Bedak bayi biasanya digunakan pada permukaan kulit dan lipatan-lipatan kulit bedak
biasanya digunakan pada kulit seluruh permukaan tubuh (kecuali wajah) untuk
mempercepat penguapan pada proses berkeringat, dan sebagai water repellent, dan
sebagai lubrikan untuk mencegah luka akibat penggunaan popok.
Asam borat digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi baik
digunakan di linkungan rumah maupun rumah sakit sejak tahun 1880. Kegunaan zat ini
sebagai buffer sangat diperlukan karena suspense campuran talk 10% memiliki pH
sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone dan timnya mkenyatakan bahwa serbuk talk tanpa
buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit lembut bayi. Sekitar 3%-5% asam
borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang biasanya berpusat pada
lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer.
Namun beberapa tahun terakhir diperoleh laporan sehingga paeditrician tidak
menyarankan penggunaan asam borat dalam produk bayi, lotion, dan ointment. Zat ini
tidak lagi digunakan untuk alasan komersial dan medis.Kaessler (172) menjelaskan
penggunaan bedak bayi yang mengandung silicon, allantoin, dan hexachlorophene
dalam basis talk. Produk dengan bahan ini dilaporkan memiliki sifat lembut, sejuk, dan
bakteriostatik. Bahan dasar yang umum digunakan pada bedak bayi adalah pati jagung
untuk mengganti talk. Bahan ini memiliki sifat tidak berdebu seperti talk, absorben
sehingga dapat bersifat sebagai moisturizer, dan baik untuk kulit bayi. Namun, bahan
ini dapat menggumpal pada lipatan kulit bayi dan mengakibatkan dekomposisi bakteri.
2.4. Komposisi Bedak
2.4.1. Bedak tabur
Komposisinya :
a. Talk
Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini merupakan
bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang sangat luar biasa
adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah. Untuk bedak wajah talk
harus putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang
sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling
tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak lebih besar dari 74 mikro ) talk
termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi
beberapa mikron. Penggunaan dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai
massa besar yang diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk,
karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.
b. Kaolin
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar harus
dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak murni dan partikel
kasar.
Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3
kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama ( Al2O3. 2SiO2.2H2O)
dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.
Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak
melebihi 25%.
c. Kapur (Kalsium Karbonat)
Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan memiliki
kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan juga tahan lemak.
Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk memberikan efek berseri-seri
ketika bedak wajah digunakan.
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak mengkilap,
dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara berlebihan, bedak
dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang layak adalah sangat membantu
dalam formula bedak wajah.
d. Magnesium karbonat
Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum digunakan dalam
bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang baik dan
terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Kerapatannya adalah bagian dari
lapisan magnesium karbonat, kualitas yang mana memberikan perkembangan pada tipe
kehalusan dari bedak.
e. Logam stearat
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas yang
tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak diinginkan.
Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat adhesif dan
anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek jerawat
pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan sifat adheren
pada bedak wajah.
f. Zink Oksida, Titanium oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak wajah :
zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini dapat
menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu sedikit membuat
bedak tidak dapat menempel pada tubuh.
Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu
menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering.
g. Pati beras
Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling sering
digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat “peach
like”pada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa lembut pada kulit. Bahan
ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang baik. Dengan penambhan
air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah, memberikan tampilan yang kurang
menyenangkan. Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan
dan memiliki sifat yang sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan
kelembutan pada produk.
Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya terdekomposisi oleh
bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk bakteri. Sifat mencerahkan dan
menjerap adalah yang diberikan dari amilum yang mana sekarang juga dapat diberikan
oleh kalsium karbonat dan senyawa lain dalam formula bedak wajah.
h. Silika dan Silikat
Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat mengalir
bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat juga berfungsi sebagai
pembawa parfum.
Penggunaan dari silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu dalam bedak
karena mereka memiliki sifat menyerap yang sangat baik terhadap air dan minyak.
i. Bahan pemberi efek pencerahan.
Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk menggantikan guanin.
Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida cukup dapat beradaptasi untuk
digunakan dalam bedak wajah cerah untuk memberikan efek metalik, kilauan seperti
mutiara.
j. Pewarna
Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang mana
menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan dalam variasi yang
berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.
Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe yang
digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi dari talk sangat
mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.
k. Pengharum
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam bedak
wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki peranan yang penting
dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum yang cocok bukan
merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang sangat luas dari padatan
bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan bahan-bahan dasar lainnya. Jika
bahan dasar merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit
daripada masalah dalam penyelesaian formulasi bedak wajah.
Ini sangat penting bahwa parfum yang digunakan harus tidak mengiritasi, stabil pada
kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi atau menguap dengan cepat.
Pengharum harus tercampurkan dengan semua bahan penyusun bedak karena masalah
dengan keasaman, heterogen dari bau dan diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau
yang tidak cocok.
l. Metallic soap
Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang sangat
penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal pelekatan dalam
kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake tetap melekat pada “godet”. Selain
meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal soap juga meningkatkan derajat water
repellency dan menghasilkan produk yang lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah
3% dan 10%; jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga
akan mengurangi sifat “slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat jumlah
penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya alirnya yang
berpengaruh pada proses pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada
penggunaan, karena minyak akan berpindah karena terabsorbsi pada puff atau kuas.
Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat penting; adanya residu asam
lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat menyebabkan ketengikan pada
hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai karena memiliki sifat
menyejukkan.
m. Bahan-bahan lain
Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan bedak pada
kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril monostearat, dan bahan lain
seperti magnesium myristate, petroleum jelly atau mineral oil pada
umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%. Jika diinginkan serbuk
yang ringan dan memiliki daya adesif yang baik, bahan-bahan seperti minyak mineral
yang dienkapsulasi dapat digunakan.
n. Modified starch (pati yang dimodifikasi)
Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk bedak. Pati ini
tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan lembap namun memilliki sifat
absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada
produk yang sama., juga bahan ini meningkatkan estetis pada formula dan berepran
dalam absorbs minyak pada kulit, karena bahan ini merupakan serbuk yang free-flowing
dan mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi opasitas
formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan ini merupakan
turunan alami.
Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi merupakan hal yang penting;
dan diperlukan kondisi pembuatan yang sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi
bakteri dan jumlah zat pengawet yang sesuai dalam formulasi.
o. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica dengan
tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium sulfat speris yang
akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut sehingga dapat menyamarkan
garis dan kerut.
p. Pengawet
Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan juga
selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi
prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau dari alat yang digunakan.
Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas dari mikroorganisme. Tipe
produk bedak biasanya berarti sangat susah terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air
sebagai bahan tambahan, seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus
sedapat mungkin dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga
harus dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di sekitar
daerah mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang
digunakan dalam produk ini.
q. Antioksidan
Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari
degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy anisole (BHA), butylated
hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus digunakan ketika diperlukan.
r. Fumed Silika
Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada sistem. Ini
sangat kering dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar penggunaanya harus sangat rendah,
kurang dari 1%.
s. Micronized Plastics
Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat memberikan
efek kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk bulat dan efek dari bentuk
bulatnya yang berperan. Jenis ini dapat digunakan antara 5% dan 10% tapi karena
harganya yang sangat mahal maka penggunaannya terbatas.
t. Walnut Flour
Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium dioxide/
barium sulfat – coated mica, direkomendasikan sebagai karakteristik absorpsi minyak
yang bagus. Silikat seperti magnesium trisilikat mngandung air yang tinggi dan bahan
yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan sebagai pembawa parfum.
2. Bedak padat
Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak padat adalah identik
dengan yang digunakan dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk bedak
padat yang mana tidak terdapat dalam bedak tabur, kemampuan mengikat dan mudah
lepas.
Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa dengan mudah, kemudian bersatu
bersama dan tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi penggunaan yang normal.
Untuk mencapai kondisi ini bahan pengikat dibutuhkan.
Bedak padat juga harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan dengan spons
bedak; ini harus mudah terlepas kepada pengguna bedak. Tekanan yang terlalu rendah
akan menghasilkan padatan yang sangat mudah hancur; tekanan yang terlalu besar akan
menghasilkan padatan yang keras yang mana tidak mudah terlepas.
a. Bahan pengikat
Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi
dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan :
1. Pengikat kering
Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering dibutuhkan
untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.
2. Pengikat minyak
Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat
sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Mereka ditemukan
digunakan secara luas dalam banyak formula bedak padat.
3. Pengikat larut air
Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan gum
seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP
(Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan
dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gum dan berguna dalam semua
larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.
4. Pengikat tidak larut air
Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak mineral,
lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan
jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak padat yang halus dan
kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi
kelembaban bedak.
5. Pengikat emulsi
Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air
dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang
digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mengizinkan distribusi yang seragam baik
pada fase minyak maupun fase air, yang mana penting dalam kepuasan pengempaan
serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat
tidak larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur pembuatan yang lebih halus.
Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi bermaksud untuk mencegah
penggumpalan yang dapat muncul ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat
dalam bedak wajah.
2.5. Cara Pembuatan Bedak
2.5.1 Proses pembuatan pada umumnya (General manufacturing process)
Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah
sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal
maupun akhir, ataupun dengan parfum.
(a) penambahan warna
Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah dispersi
pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada efisiensi alat pencampur
dan karakter fisik bahan dalam campuran bedak. Homogenitas dispersi pigmen diperoleh
dengan melewatkan pigmen dan talk melalui hammer mill. Alat ini akan memecah gumpalan
pigmen, yang kemudian distabilkan dengan pelapisan oleh partikel talk. Sekarang terdapat
beberapa jenis peralatan yang mengganti keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical
vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel. Selain itu,
high spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.
(b) pembuatan dasar bedak
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type. Waktu
pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis mixer, kapasitas,
dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih.
Campuran ini kemudan diaduk hingga homogen. Pada bedak tabor, penambahan parfum
ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan penyemprotan pada
pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat juga ditambahkan pada tahap ini.
Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an dilakukan perbaikan, jika perlu. Jika
digunakan bahan dasar mica dalam formulasi maka maka diperlukan kehati-hatian agar
platelet yang mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan
dengan memindahkan sejumlah kecil dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan
warna yang sesuai. Kemudian ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji
warna kembali.
Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung
polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak yang halus, diserbukkan.
Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya, untuk bedak tabur dimasukkan pada
kemasan dan dikempa untuk compect powder.
( c) proses pengempaan
Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh compct powder:
wet moulding (pelelehan basah), damp compressing (pengempaan lembap), dan pengempaan
kering. Metode yang paling sering digunakan adalah pengempaan kering.
Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin yang sering digunakan yaitu
pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite, tipe ram yang ditekan pada
serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press dimana penekan dapat mencampur.
Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan dalam industri pembuatan bedak padat :
1. Kempa Basah
Proses kempa basah metode kempa lembab dan metode kempa kering. Proses kempa
basah sekarang tidak dipakai lagi di USA, dan kebanyakan perusahaan kosmetik
menggunakan proses kempa lembab atau proses kering dalam pembuatan bedak padat.
Dalam proses pengempaan, jumlah yang kecil dari lapisan Paris digunakan dalam
kombinasi dalam bedak. Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta dengan air dan
dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan suatu
pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran cocok atau plat
gelas di mana tablet melekat. Tablet tersebut kemudian dikeringkan dan dilepaskan dari
cetakan.
2. Kempa Lembab
Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur sampai
seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat, kemudian dicampur
sampai mencapai massa plastis yang sesuai. Serbuk kemudian disaring dan dilewatkan ke
dalam mesin pengempa. Tablet jadi dikeringkan pada temperatur yang sesuai.
3. Kempa Kering
Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur dan campuran
serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat ; campuran kemudian dicampur secara
keseluruhan dan serbuk dikempa.
2.6. Karakteristik Bedak
Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Covering powder; kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, pori-pori
yang membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak sempurnah.
2. Slip; kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan memberikan sensasi
halus yang dapat menggunakan tiupan atau sikat.
3. Adhesiveness; kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang dalam
waktu yang singkat untuk menghindari pemakaian kembali.
4. Absorbansi; kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak) tanpa
menunjukan tanda tanda adanya penyerapan.
5. Bloom; kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan menyerupai buah
persik.
6. konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah tidak terjadi.
Penampilannya harus transparan.
2.7. Klasifikasi Bedak (Face powder)
Ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder digunakan secara langsung dengan
menggunakan suatu tiupan atau sikat yang besar atau ditransfer kesuatu wadah khusus
dimana dapat dibawa disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau gembungan kecil
yang juga sesuai dengan wadahnya. Untuk mencegah kebocoran maka permukaannya
ditutupi dengan penutup mesh nylon. Dalam bentuk yang kedua, adalah suatu bedak yang
dipadatkan atau dimampatkan dengan suatu agen pengikat yang digunakan dalam
pembuatannya.
2.8. Evaluasi
2.8.1 Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory
Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium, dan setelahnya di
evaluasi di alam laboratorium pengawasan mutu. Tiap rumusan yang akan dikembangkan
harus dilakukan uji intensive laboratorium untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi
ketika akan diperkenalkan pada konsumen. Yang paling sering di lakukan pada uji
pengawasan mutu ini yaitu pengujian panel. Selain itu, dilakukan uji pengujian stabilitas
untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama.
Waktu penyimpanan merupakan salah satu factor yang menentukan dalam
laboratorium modern. Namun, mutu produk adalah factor yang utama, dan terlalu cepat
(buru-buru) akan menimbulkan masalah. Terkadang diperlukan juga kecepatan dengan
ketelitian untuk detil menyeluruh.
2.8.2 Shade control dan Lighting
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam pengendalian
mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat dimana untuk
mempertimbangkan suatu batch baru dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-kadang
sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi harus sedemikan rupa sehingga shade-nya
tidak berbeda dari yang baku.
Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada dasarnya melibatkan dua
prosedur. Pertama adalah perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada
suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara kedua yaitu mengevaluasi warna adalah
dengan membandingkan pada warna standard warna kulit wajah. Harus ditekankan bahwa
warna kulit merupakan pertimbangan shade control, dan juga cara pemakaian dan evaluasi
konsumen.
Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari warna bedak
memudar.
2.8.3. Dispersi Warna
Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar bedak.
Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada dispersi bedak
yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman pada bedak
dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan
kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk
memperoleh pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.
2.8.4. Pay Off
Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar,
bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi
yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan menjadi
lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
2.8.5. Uji Tekanan
Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya kantung-
kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman dan kekerasan dari
cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya diambil
dari berbagai segi untuk meyakinkan bahwa produk cukup keras dan tekanan yang diberikan
seragam.
2.7.6. Tes Keretakan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah adalah
dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci.
Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan
dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan.
2.9. Contoh Formula 1
Komposisi Fungsi % w/w
Talc
Zinc oxide
Kaolin
Zinc stearate
Magnesium carbonate
Parfume
Gum arabic
Glycerol
Water
Memberi kemampuan penyebaran
pada kulit.
Memberi daya perekatan pada kulit
Absorben
Bahan dasar untuk pengharum
Pengikat (binder)
60%
20
10
5
5
Qs
1
5
94
Metode pembuatan
a. Didispersikan pengharum ke dalam magnesium karbonat untuk mempermudah alirannya
b. Campurkan talc, zink stearat, magnesium karbonat yang tercampur dengan pengharum,
pengawet, pewarna, dengan blender selama 20-30 menit
c. Setelah setengah waktu pencampuran selesai, gunakan hammer mill sampai pewarna
terdispersi sempurna
d. Kemudian kembalikan campuran ke dalam mixer dan tambahkan low lustre pigment,
campur selama 15-25 menit.
e. Ayak bahan dan tempatkan di tempat yang tertutup.
f. campur larutan pengikat dengan bedak tabur (ditambahkan di akhir proses)
2.9.1. Formula berdasarkan jurnal :
Komposisi Fungsi
Formula
2
% w/w
Formula
3
% w/w
Formula
4
% w/w
Talk Memberi kemampuan
penyebaran pada kulit.
Zat pengisi, ukuran
partikel 98% 74µm
qs qs qs
( mesh 200), praktis
tidak larut di air.
Zinc oxideMemberi daya
perekatan pada kulit20 10 10
Kaolin 16 20 10
Zinc stearat
Zat adhesif, titik
leleh 120-1220C,
ukuran partikel
100% 44,5µm (mest
325), tidak larut
dietanol 95%, eter,
air, dan larut di
benzen.
4 - -
Magnesium stearat
Zat adhesif, titik
leleh 88,50C, tidak
larut di etanol, air.
Larut di etanol dan
benzen hangat.
- 3 -
Magnesium
carbonate
Adsorben, ukuran
partikel 99,95%
adalah 44,5µm
(mesh 350), tidak
larut di air, etanol
95%.
- 1.5 -
Titanium dioxide 10-20 15-20 10-20
Pigment 1-10 1-10 1-10
Mineral oil 5-10 - -
Isopropyl myristate - 2.5
Isopropyl palmitate - - 1.5
Liquid cholesterol
emulsifier- - 1.5
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pembuatan bedak ini talkum yang lembut, licin dan netral merupakan
komponen utamanya, kadang merupakan komponen satu-satunya. Talkum ini harus
betul-betul disterilisasi agar bebas dari spora Clostridium tetani dan ukuran partikelnya
juga harus kecil agar kulit terhindar dari luka atau iritasi. Pemakaian pewangi pada
sediaan bedak biasanya pada 0,02-0,2 %. Pembuatan dilakukan dengan pencampuran
bahan kering.
Pada Formula 1-2 Penambahan zink stearat membuat powder lebih melekat pada
kulit. Pada produk bedak padat jumlah penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan
masalah pada daya alirnya yang berpengaruh pada proses pengempaan dan
mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan, karena minyak akan berpindah karena
terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat
penting; adanya residu asam lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat
menyebabkan ketengikan pada hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih
disukai karena memiliki sifat menyejukkan.
Zn dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas yang
tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak diinginkan.Jumlah yang
biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek
bercak pada kulit, sehingga akan mengurangi sifat “slip” dari bahan yang lain. Zink
stearat bersifat stabil dan bahan yang nontoksik dan noniritan, namun bila terhirup dapat
menyebabkan gangguan pernafasan.
Penambahan kalsium karbonat pada formula 1 dan 3 ditujukan mencerahkan
powder, bila bahan ini digunakan secara berlebihan, bedak dapat memberikan rasa
kering. Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan memiliki
kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan juga tahan lemak,
menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk memberikan efek berseri-seri ketika
bedak wajah digunakan. Di Inggris dan Eropa, kalsium karbonat dipakai sampai 20-40%.
Kaolin koloidal pada formula 1, 2, 3 dan 4 digunakan sebagai absorben,
kekuatan /kemampuan menutupi baik, daya adhesi baik ,dapat mengabsorsi dalam
jumlah maksimum 25 % dapat mengurangi sifat mengkilat talkum.
Antiseptik sering ditambahkan pada bedak untuk mengontrol pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit, biasanya digunakan asam borat. Asam borat pada formula
1,2,3 dan 4 digunakan sebagai buffer pada bedak. Kegunaan zat ini sebagai buffer sangat
diperlukan karena suspensi campuran talk 10% memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4.
Sekitar 3%-5% asam borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk dan
menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer. Zat ini tidak lagi digunakan untuk
alasan komersial dan medis.
Pada formulasi ini dilakukan 2 evaluasi yaitu evaluasi ukuran partikel untuk
memastikan bahwa produk akhir bedak bayi ini memiliki ukuran partikel sesuai yang
dikehendaki menggunakan stereomikroskop, Grindometer, Grindopac, Coulter counters
dan evaluasi tes iritasi dengan menggunakan Draize Test pada kelinci albino., tes
dilakukan dengan Pact Test ( tes untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu bahan
dengan melekatkan bahan-bahan pada kulit dengan sepotong kertas filter WHATMAN
yang melekat di kertas aluminium foil yang satu sisinya telah dilapisi plyethylene film)
pada kelinci yang dilukai dan pada kulit yang utuh.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada formulasi ini hanya digunakan talk sebagai bahan utama yaitu talk dan
pewangi dengan jumlah yang terbatas yaitu 0,02% dan dilakukan dengan pencampuran
bahan kering. Evaluasi ukuran partikel dapat dilakukan dengan menggunakan
stereomikroskop, Grindometer, Grindopac, Coulter counters dan evaluasi tes iritasi
dengan menggunakan Draize Test pada kelinci albino, tes dilakukan dengan Pact Test .
Pada semua formula yang menunjukkan karakteristik formula yang baik adalah
formula 2, karena komposisinya memiliki daya adhesive yang baik terhadap kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia . Edisi tiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia
Balsam, M.S. and Edward Sugarin. 1972. Cosmetics Science and Technology. Willey –
Interscience : USA.
Barel, Andre O, dkk. 2009. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Third edition.
Iinforma Healthcare , Inc. USA
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Science. Netherlands.
Schrader, K. et al. 2005. Cosmetology Theory and Practice . Bobingen. Jerman
Tranggono, R.I. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Jakarta :PT. Gramedia.
Wade, A., et Al. 1994. Hand book of Pharmaceutical Excipients. Second edition. The
Pharmaceutical Press. London.
http:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21475/.../Chapter%20II.pdf
Poucher, Jonh. 2000. Poucher’s Perfume’s, Cosmetics and Soap’s Kluer Academic
Publisher’s. USA.