makalah ckd

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease (CKD). (Data survey, 2011) Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang membutuhkan cangkok ginjal. Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari tahun 2009 lalu akibat banyaknya jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang dating berwisata, wisatawan-wasatawan tersebut banyak mengidap penyakit penyakit Cronic Kidney Disease (CKD) itu yang menjadi salah satu faktor banyaknya penderita 1

description

makalah ckd

Transcript of makalah ckd

Page 1: makalah ckd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang

progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.

Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan kenaikan dan tingkat

persentase dari tahun 2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang warga 

dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic Kidney Disease (CKD). (Data

survey, 2011)

Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi.

Menurut data dari Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari 2011

di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang membutuhkan

cangkok ginjal.

Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari

tahun 2009 lalu akibat banyaknya jumlah wisatawan baik dalam maupun luar

negeri yang dating berwisata, wisatawan-wasatawan tersebut banyak mengidap

penyakit penyakit Cronic Kidney Disease (CKD) itu yang menjadi salah satu

faktor banyaknya penderita gagal ginjal akut di Kota Pariwisata itu (Manado

Kidney Care center, 2011).

Pelayanan asuhan keperawatan di tujukan untuk mempertahankan,

meningkatkan kesehatan dan menolong individu untuk mengatasi secara tepat

masalah kesehatan sehari-hari, penyakit, kecelakaan, atau ketidak mampuan

bahkan kematian (Depkes 2004).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi CKD (Cronic Kidney Disease) ?

2. Bagaimana klasifikasi CKD (Cronic Kidney Disease) ?

1

Page 2: makalah ckd

3. Bagaimana etiologi CKD (Cronic Kidney Disease) ?

4. Bagaimana patofisiologi CKD (Cronic Kidney Disease) ?

5. Bagaimana manifestasi klinis CKD (Cronic Kidney Disease) ?

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang CKD (Cronic Kidney Disease) ?

7. Bagaimana prinsip penatalaksanaan CKD (Cronic Kidney Disease) ?

8. Bagaiamana komplikasi CKD (Cronic Kidney Disease) ?

   

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien

dengan Cronic Kidney Disease (CKD).

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang

berhubungan dengan Cronic Kidney Disease (CKD).

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan

Cronic Kidney Disease (CKD).

Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien

dengan Cronic Kidney Disease (CKD).

Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien

dengan Cronic Kidney Disease (CKD).

Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien

dengan Cronic Kidney Disease (CKD).

Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada

klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD).

2

Page 3: makalah ckd

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CKD (Cronic Kidney Disease)

Cronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang progresif

dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia

(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Luckman, 2002).

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan

gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh

gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam

darah).  (Sudoyo, 2006).

Gagal ginjal akut adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-

tiba, sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta

asidosis metabolic dan hiperkalemia (Hudak, 2000).

2.2 Klasifikasi CKD (Cronic Kidney Disease)

Pada dasarnya pengelolaan tidak jauh beda dengan cronoic renal failure

(CRF), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk

membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5

grade, dengan harapan klien datang/ merasa masih dalam stage – stage awal yaitu

1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat (stage) menggunakan

terminology CCT (clearance creatinin test) dengan rumus stage 1 sampai stage 5.

sedangkan CRF (cronic renal failure) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan

klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila

menggunakan istilah CRF.

1.      Gagal ginjal kronik / Cronoic Renal Failure (CRF) dibagi 3 stadium :

3

Page 4: makalah ckd

a.       Stadium I  : Penurunan cadangan ginjal

Kreatinin serum dan kadar BUN normal

Asimptomatik

Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR

b.      Stadium II : Insufisiensi ginjal

Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam

diet)

Kadar kreatinin serum meningkat

Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)

Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:

1)      Ringan

40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal

2)      Sedang

15% - 40% fungsi ginjal normal

3)      Kondisi berat

2% - 20% fungsi ginjal normal

c.       Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia

kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat

ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan

elektrolit

air kemih/ urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010

2.      KDOQI (Kidney Disease Outcome Quality Initiative) merekomendasikan

pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG (Laju Filtrasi

Glomerolus) :

a. Stadium 1   : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten

dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2)

b. Stadium 2   : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara

60 -89 mL/menit/1,73 m2)

c. Stadium 3   : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2)

d. Stadium 4   : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2)

4

Page 5: makalah ckd

e. Stadium 5   : kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73m2 atau

gagal ginjal terminal.

2.3 Etiologi CKD (Cronic Kidney Disease)

Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak

nefron ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan

bilateral.

1. Infeksi, misalnya Pielonefritis kronik.

2. Penyakit peradangan, misalnya Glomerulonefritis.

3. Penyakit vaskuler hipertensif, misalnya Nefrosklerosis benigna,

nefrosklerosis maligna, stenosis arteri renalis.

4. Gangguan jaringan penyambung, seperti lupus eritematosus

sistemik (SLE), poli arteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.

5. Gangguan kongenital dan herediter, misalnya Penyakit ginjal

polikistik, asidosis tubuler ginjal.

6. Penyakit metabolik, seperti DM, gout, hiperparatiroidisme,

amiloidosis.

7. Nefropati toksik, misalnya Penyalahgunaan analgetik, nefropati

timbale.

8. Nefropati obstruktif

a. Sal. Kemih bagian atas: Kalkuli neoplasma, fibrosis,

netroperitoneal.

b. Sal. Kemih bagian bawah: Hipertrofi prostate, striktur uretra,

anomali congenital pada leher kandung kemih dan uretra.

2.4 Patofisiologi CKD (Cronic Kidney Disease)

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus

dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).

Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang

meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya

5

Page 6: makalah ckd

saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari

nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada

yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.

Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul

disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien

menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira

fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian

nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya

diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan

mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah,

akan semakin berat.

1.   Gangguan Klirens Ginjal

Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan

jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens substansi

darah yang sebenarnya dibersihkan oleh ginjal

Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat dideteksi dengan

mendapatkan urin 24-jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Menurut filtrasi

glomerulus (akibat tidak berfungsinya glomeruli) klirens kreatinin akan

menurunkan dan kadar kreatinin akan meningkat. Selain itu, kadar nitrogen urea

darah (BUN) biasanya meningkat. Kreatinin serum merupakan indicator yang

paling sensitif dari fungsi karena substansi ini diproduksi secara konstan oleh

tubuh. BUN tidak hanya dipengaruhi oleh penyakit renal, tetapi juga oleh

masukan protein dalam diet, katabolisme (jaringan dan luka RBC), dan medikasi

seperti steroid.

2.   Retensi Cairan dan Ureum

Ginjal juga tidakmampu untuk mengkonsentrasi atau mengencerkan urin

secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap

perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari, tidak terjadi. Pasien sering

menahan natrium dan cairan, meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal

jantung kongestif, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi

6

Page 7: makalah ckd

aksis rennin angiotensin dan kerja sama keduanya meningkatkan sekresi

aldosteron. Pasien lain mempunyai kecenderungan untuk kwehilangan garam,

mencetuskan resiko hipotensi dan hipovolemia. Episode muntah dan diare

menyebabkan penipisan air dan natrium, yang semakin memperburuk status

uremik.

3.   Asidosis

Dengan semakin berkembangnya penyakit renal, terjadi asidosis metabolic

seiring dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang

berlebihan. Penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus

gjnjal untuk menyekresi ammonia (NH3‾) dan mengabsopsi natrium bikarbonat

(HCO3) . penurunan ekskresi fosfat dan asam organic lain juga terjadi

4.   Anemia

Sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,

memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk

mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran

gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia

berat terjadi, disertai keletihan, angina dan sesak napas.

5.   Ketidakseimbangan Kalsium dan Fosfat

Abnormalitas yang utama pada gagal ginjal kronis adalah gangguan

metabolisme kalsium dan fosfat. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki

hubungan saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, maka yang satu

menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, terdapat

peningkatan kadar serum fosfat dan sebaliknya penurunan kadar serum kalsium.

Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar

paratiroid. Namun, pada gagal ginjal tubuh tak berespon secara normal terhadap

peningkatan sekresi parathormon dan mengakibatkan perubahan pada tulang dan

pebyakit tulang. Selain itu juga metabolit aktif vitamin D (1,25-

dehidrokolekalsiferol) yang secara normal dibuat di ginjal menurun.

6.   Penyakit Tulang Uremik

Disebut Osteodistrofi renal, terjadi dari perubahan kompleks kalsium,

fosfat dan keseimbangan parathormon

7

Page 8: makalah ckd

Patways CKD

8

Page 9: makalah ckd

2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik  antara lain (Long, 1996 : 369) :

a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan

berkurang, mudah tersinggung, depresi

b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal

atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai

lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi,

(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisytem renin -  angiotensin –

aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan

berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik,

pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan

tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut :

a. Gangguan kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi

perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama

jantung dan edema.

b. Gangguan Pulmoner

Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara

krekels.

c. Gangguan  gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme

protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan

perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

d. Gangguan  musculoskeletal

Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ),

burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak

kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.

e. Gangguan Integumen

9

Page 10: makalah ckd

Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat

penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

f. Gangguan endokrim

Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan

menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan

metabolic lemak dan vitamin D.

g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa

Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium

dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

h. System hematologic

Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,

sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang,

hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia

toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka

perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun

kolaborasi antara lain :

1. Pemeriksaan lab.darah

a. Hematologic : (Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit)

b. RFT (Renal Fungsi Test ) : ureum dan kreatinin

c. LFT (liver fungsi test )

d. Elektrolit : Klorida, kalium, kalsium

e. koagulasi studi : PTT, PTTK

f. BGA

2. Urine

a. urine rutin

b. urin khusus : benda keton, analisa kristal batu

10

Page 11: makalah ckd

3. Pemeriksaan Kardiovaskuler

a. ECG

b. ECO

4. Radidiagnostik

a. USG abdominal

b. CT scan abdominal

c. BNO/IVP, FPA

d. Renogram

e. RPG ( retio pielografi )

2.7 Pentalaksanaan

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :

1. Konservatif

a. Dilakukan pemeriksaan lab. darah dan urin

b. Observasi balance cairan

c. Observasi adanya odema

d. Batasi cairan yang masuk

2. Dialysis

a. Peritoneal dialysis

Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis

yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut  adalah

CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )

b. Hemodialisis

Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan

menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui

daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :

AV fistule : menggabungkan vena dan arteri

Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke

jantung )

11

Page 12: makalah ckd

3. Operasi

a. Pengambilan batu

b. Transplantasi ginjal

4. Intervensi diit.

Protein dibatasi karena urea, asam urat dan asam organik merupakan hasil

pemecahan protein yang akan menumpuk secara cepat dalam darah jika

terdapat gangguan pada klirens renal. Protein yang dikonsumsi harus

bernilai biologis (produk susu, telur, daging) di mana makanan tersebut

dapat mensuplai asam amino untuk perbaikan dan pertumbuhan sel.

Biasanya cairan diperbolehkan 300-600 ml/24 jam. Kalori untuk

mencegah kelemahan dari karbohidrat dan lemak. Pemberian vitamin juga

penting karena pasien dialisis mungkin kehilangan vitamin larut air

melalui darah sewaktu dialisa.

5. Hipertensi

Ditangani dengan medikasi antihipertensi kontrol volume intravaskule.

Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner perlu pembatasan cairan, diit

rendah natrium, diuretik, digitalis atau dobitamine dan dialisis. Asidosis

metabolik pada pasien CKD biasanya tanpa gejala dan tidak perlu

penanganan, namun suplemen natrium bikarbonat pada dialisis mungkin

diperlukan untuk mengoreksi asidosis.

2.8 Komplikasi

1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,

katabolisme dan masukan diit berlebih.

2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk

sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem

renin-angiotensin-aldosteron.

4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel

darah merah.

12

Page 13: makalah ckd

5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium

serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar

aluminium.

6. Asidosis metabolic

7. Osteodistropi ginjal

8. Sepsis

9. Neuropati perifer

10. Hiperuremia

2.9 Asuhan Keperawatan Teori

Pengkajian Keperawatan

a. Pengkajian Primer

Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik, antara lain :

Airway

1)      Lidah jatuh kebelakang

2)      Benda asing/ darah pada rongga mulut

3)      Adanya sekret

Breathing

1)      Pasien sesak nafas dan cepat letih

2)      Pernafasan Kusmaul

3)      Dispnea

4)      Nafas berbau amoniak

Circulation

1)   TD meningkat

2)   Nadi kuat

3)   Disritmia

4)   Adanya peningkatan JVP

5)   Terdapat edema pada ekstremitas bahkan anasarka

6)   Capillary refill > 3 detik

7)   Akral dingin

13

Page 14: makalah ckd

8)   Cenderung adanya perdarahan terutama pada lambung

Disability : pemeriksaan neurologis  GCS menurun bahkan terjadi

koma, Kelemahan dan

keletihan, Konfusi, Disorientasi, Kejang, Kelemahan pada tungkai

A : Allert               sadar penuh, respon bagus

V : Voice Respon  kesadaran menurun, berespon thd suara

P : Pain Respons   kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, berespon thd

rangsangan nyeri

U : Unresponsive  kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, tdk bersespon

thd nyeri

b. Pengkajian Sekunder

Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau

penenganan pada pemeriksaan primer.

Pemeriksaan sekunder meliputi :

1.   AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event

2.   Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe

3.   Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang

Keluhan Utama

Badan lemah, cepat lelah, nampak sakit, pucat keabu-abuan, kadang-kadang

disertai udema ekstremitas, napas terengah-engah.

Riwayat kesehatan

Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi kulit, infeksi saluran

kemih, hepatitis, riwayat penggunaan obat nefrotik, riwayat keluarga dengan

penyakit polikistik, keganasan, nefritis herediter)

Anamnesa

Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC,

RBC)

Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan

kalium

14

Page 15: makalah ckd

Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.

Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg, penurunan

HCO3

Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan menurun,

nausea, ainoreksia, vomitus, hematomisis, melena, gadtritis, haus.

Metabolik : Urea berlebihan, creatinin meningkat.

Neurologis: Gangguan fungsi kognitif, tingkah laku, penurunan kesadaran,

perubahan fungsi motorik

Oculair : Mata merah, gangguan penglihatan

Reproduksi : Infertil, impoten, amenhorea, penurunan libido

Respirasi : edema paru, hiperventilasi, pernafasan kusmaul

Lain-lain : Penurunan berat badan

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar

2. Penurunan cardiac output b.d perubahan preload, afterload dan sepsis

3. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis,

perikarditis

4. Kelebihan volume cairan b.d mekanisme pengaturan melemah

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake

makanan yang inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).

6. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia, retensi produk

sampah   dan prosedur dialysis.

15

Page 16: makalah ckd

Intervensi Keperawatan

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI

1 Gangguan pertukaran gas

b/d kongesti paru, hipertensi

pulmonal, penurunan perifer

yang mengakibatkan

asidosis laktat dan

penurunan curah jantung.

Definisi : Kelebihan atau

kekurangan dalam

oksigenasi dan atau

pengeluaran karbondioksida

di dalam membran kapiler

alveoli

Batasan karakteristik :

           Gangguan penglihatan

           Penurunan CO2

NOC :

  Respiratory Status : Gas exchange

  Respiratory Status : ventilation

  Vital Sign Status

Kriteria Hasil :

  Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan

oksigenasi yang adekuat

  Memelihara kebersihan paru paru dan bebas

dari tanda tanda distress pernafasan

  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan mudah, tidak ada

pursed lips)

Tanda tanda vital dalam rentang normal

NIC :

Airway Management

         Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw

thrust bila perlu

         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

         Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan

nafas buatan

         Pasang mayo bila perlu

         Lakukan fisioterapi dada jika perlu

         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

         Lakukan suction pada mayo

         Berika bronkodilator bial perlu

         Barikan pelembab udara

         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan

keseimbangan.

         Monitor respirasi dan status O2

16

Page 17: makalah ckd

           Takikardi

           Hiperkapnia

           Keletihan

           somnolen

           Iritabilitas

           Hypoxia

           kebingungan

           Dyspnoe

           nasal faring

           AGD Normal

           sianosis

           warna kulit abnormal

(pucat, kehitaman)

           Hipoksemia

           hiperkarbia

           sakit kepala ketika

bangun

           frekuensi dan kedalaman

nafas abnormal

Faktor faktor yang

Respiratory Monitoring

         Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha

respirasi

         Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,

penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular

dan intercostal

         Monitor suara nafas, seperti dengkur

         Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,

hiperventilasi, cheyne stokes, biot

         Catat lokasi trakea

         Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan

paradoksis )

         Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak

adanya ventilasi dan suara tambahan

         Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi

crakles dan ronkhi pada jalan napas utama

         Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk

mengetahui hasilnya

AcidBase Managemen

17

Page 18: makalah ckd

berhubungan :

-       ketidakseimbangan

perfusi ventilasi

perubahan membran kapiler-

alveolar

  Monitro IV line

  Pertahankanjalan nafas paten

  Monitor AGD, tingkat elektrolit

  Monitor status hemodinamik(CVP, MAP, PAP)

  Monitor adanya tanda tanda gagal nafas

  Monitor pola respirasi

  Lakukan terapi oksigen

  Monitor status neurologi

  Tingkatkan oral hygiene

2 Penurunan curah jantung b/d

respon fisiologis otot

jantung, peningkatan

frekuensi, dilatasi, hipertrofi

atau peningkatan isi

sekuncup

NOC :

         Cardiac Pump effectiveness

         Circulation Status

         Vital Sign Status

Kriteria Hasil:

  Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

darah, Nadi, respirasi)

  Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada

kelelahan

  Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada

NIC :

Cardiac Care

  Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)

  Catat adanya disritmia jantung

  Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput

  Monitor status kardiovaskuler

  Monitor status pernafasan yang menandakan gagal

jantung

  Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi

  Monitor balance cairan

18

Page 19: makalah ckd

asites

Tidak ada penurunan kesadaran

  Monitor adanya perubahan tekanan darah

  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan

antiaritmia

  Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari

kelelahan

  Monitor toleransi aktivitas pasien

  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu

  Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring

  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

  Catat adanya fluktuasi tekanan darah

  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri

  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah

aktivitas

  Monitor kualitas dari nadi

  Monitor adanya pulsus paradoksus

  Monitor adanya pulsus alterans

  Monitor jumlah dan irama jantung

19

Page 20: makalah ckd

  Monitor bunyi jantung

  Monitor frekuensi dan irama pernapasan

  Monitor suara paru

  Monitor pola pernapasan abnormal

  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

  Monitor sianosis perifer

  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang

melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3 Pola Nafas tidak efektif

Definisi : Pertukaran udara

inspirasi dan/atau ekspirasi

tidak adekuat

Batasan karakteristik :

-    Penurunan tekanan

inspirasi/ekspirasi

-    Penurunan pertukaran

NOC :

 Respiratory status : Ventilation

  Respiratory status : Airway patency

  Vital sign Status

Kriteria Hasil :

 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara

nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan

dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,

mampu bernafas dengan mudah, tidak ada

pursed lips)

Fluid management

         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

         Pasang urin kateter jika diperlukan

         Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan

(BUN , Hmt , osmolalitas urin  )

         Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,

PAP, dan PCWP

         Monitor vital sign

         Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,

CVP , edema, distensi vena leher, asites)

20

Page 21: makalah ckd

udara per menit

-    Menggunakan otot

pernafasan tambahan

-    Nasal flaring

-    Dyspnea

-    Orthopnea

-    Perubahan penyimpangan

dada

-    Nafas pendek

-    Assumption of 3-point

position

-    Pernafasan pursed-lip

-    Tahap ekspirasi

berlangsung sangat lama

-    Peningkatan diameter

anterior-posterior

-    Pernafasan

rata-rata/minimal

  Bayi : < 25 atau > 60

  Usia 1-4 : < 20 atau > 30

 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak

merasa tercekik, irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam rentang normal, tidak ada

suara nafas abnormal)

 Tanda Tanda vital dalam rentang normal

(tekanan darah, nadi, pernafasan)

         Kaji lokasi dan luas edema

         Monitor masukan makanan / cairan dan hitung

intake kalori harian

         Monitor status nutrisi

         Berikan diuretik sesuai interuksi

         Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi

dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l

         Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul

memburuk

Fluid Monitoring

         Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan

eliminaSi

         Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak

seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,

kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati,

dll )

         Monitor serum dan elektrolit urine

         Monitor serum dan osmilalitas urine

         Monitor BP, HR, dan RR

         Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan

21

Page 22: makalah ckd

  Usia 5-14 : < 14 atau > 25

  Usia > 14 : < 11 atau > 24

-    Kedalaman pernafasan

  Dewasa volume tidalnya 500

ml saat istirahat

  Bayi volume tidalnya 6-8

ml/Kg

-    Timing rasio

-    Penurunan kapasitas vital

Faktor yang berhubungan :

-    Hiperventilasi

-    Deformitas tulang

-    Kelainan bentuk dinding

dada

-    Penurunan

energi/kelelahan

-    Perusakan/pelemahan

muskulo-skeletal

-    Obesitas

irama jantung

         Monitor parameter hemodinamik infasif

         Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer

dan penambahan BB

         Monitor tanda dan gejala dari odema

22

Page 23: makalah ckd

-    Posisi tubuh

-    Kelelahan otot pernafasan

-    Hipoventilasi sindrom

-    Nyeri

-    Kecemasan

-    Disfungsi Neuromuskuler

-    Kerusakan

persepsi/kognitif

-    Perlukaan pada jaringan

syaraf tulang belakang

-    Imaturitas Neurologis

4 Kelebihan volume cairan b/d

berkurangnya curah jantung,

retensi cairan dan natrium

oleh ginjal, hipoperfusi ke

jaringan perifer dan

hipertensi pulmonal

Definisi : Retensi cairan

isotomik meningkat

NOC :

  Electrolit and acid base balance

  Fluid balance

Kriteria Hasil:

  Terbebas dari edema, efusi, anaskara

  Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu

  Terbebas dari distensi vena jugularis, reflek

hepatojugular (+)

NIC :

Fluid management

         Timbang popok/pembalut jika diperlukan

         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

         Pasang urin kateter jika diperlukan

         Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan

(BUN , Hmt , osmolalitas urin  )

         Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,

PAP, dan PCWP

23

Page 24: makalah ckd

Batasan karakteristik :

          Berat badan meningkat

pada waktu yang singkat

          Asupan berlebihan

dibanding output

          Tekanan darah berubah,

tekanan arteri pulmonalis

berubah, peningkatan CVP

          Distensi vena jugularis

          Perubahan pada pola

nafas, dyspnoe/sesak nafas,

orthopnoe, suara nafas

abnormal (Rales atau

crakles), kongestikemacetan

paru, pleural effusion

          Hb dan hematokrit

menurun, perubahan

elektrolit, khususnya

perubahan berat jenis

          Suara jantung SIII

  Memelihara tekanan vena sentral, tekanan

kapiler paru, output jantung dan vital sign

dalam batas normal

  Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau

kebingungan

  Menjelaskanindikator kelebihan cairan

         Monitor vital sign

         Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,

CVP , edema, distensi vena leher, asites)

         Kaji lokasi dan luas edema

         Monitor masukan makanan / cairan dan hitung

intake kalori harian

         Monitor status nutrisi

         Berikan diuretik sesuai interuksi

         Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi

dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l

         Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul

memburuk

Fluid Monitoring

         Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan

eliminaSi

         Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak

seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,

kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati,

dll )

24

Page 25: makalah ckd

          Reflek hepatojugular

positif

          Oliguria, azotemia

          Perubahan status mental,

kegelisahan, kecemasan

Faktor-faktor yang

berhubungan :

          Mekanisme pengaturan

melemah

          Asupan cairan berlebihan

          Asupan natrium

berlebihan

         Monitor berat badan

         Monitor serum dan elektrolit urine

         Monitor serum dan osmilalitas urine

         Monitor BP, HR, dan RR

         Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan

irama jantung

         Monitor parameter hemodinamik infasif

         Catat secara akutar intake dan output

         Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer

dan penambahan BB

         Monitor tanda dan gejala dari odema

5 Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak

cukup untuk keperluan

metabolisme tubuh.

NOC :

  Nutritional Status : food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan

tujuan

  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

NIC :

Nutrition Management

  Kaji adanya alergi makanan

  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan

25

Page 26: makalah ckd

Batasan karakteristik :

-    Berat badan 20 % atau

lebih di bawah ideal

-    Dilaporkan adanya intake

makanan yang kurang dari

RDA (Recomended Daily

Allowance)

-    Membran mukosa dan

konjungtiva pucat

-    Kelemahan otot yang

digunakan untuk

menelan/mengunyah

-    Luka, inflamasi pada

rongga mulut

-    Mudah merasa kenyang,

sesaat setelah mengunyah

makanan

-    Dilaporkan atau fakta

adanya kekurangan makanan

-    Dilaporkan adanya

  Tidak ada tanda tanda malnutrisi

Tidak terjadi penurunan berat badan yang

berarti

vitamin C

  Berikan substansi gula

  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

  Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan

harian.

  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring

  BB pasien dalam batas normal

  Monitor adanya penurunan berat badan

  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

  Monitor lingkungan selama makan

  Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam

26

Page 27: makalah ckd

perubahan sensasi rasa

-    Perasaan ketidakmampuan

untuk   mengunyah makanan

-    Miskonsepsi

-    Kehilangan BB dengan

makanan   cukup

-    Keengganan untuk makan

-    Kram pada abdomen

-    Tonus otot jelek

-    Nyeri abdominal dengan

atau tanpa patologi

-    Kurang berminat terhadap

makanan

-    Pembuluh darah kapiler

mulai rapuh

-    Diare dan atau steatorrhea

-    Kehilangan rambut yang

cukup banyak (rontok)

-    Suara usus hiperaktif

-    Kurangnya informasi,

makan

  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

  Monitor turgor kulit

  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

  Monitor mual dan muntah

  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht

  Monitor makanan kesukaan

  Monitor pertumbuhan dan perkembangan

  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

konjungtiva

  Monitor kalori dan intake nuntrisi

  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah

dan cavitas oral.

Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

27

Page 28: makalah ckd

misinformasi

Faktor-faktor yang

berhubungan :

Ketidakmampuan

pemasukan atau mencerna

makanan atau mengabsorpsi

zat-zat gizi berhubungan

dengan faktor biologis,

psikologis atau ekonomi.

6 Intoleransi aktivitas b/d

curah jantung yang rendah,

ketidakmampuan memenuhi

metabolisme otot rangka,

kongesti pulmonal yang

menimbulkan hipoksinia,

dyspneu dan status nutrisi

yang buruk selama sakit

Intoleransi aktivitas b/d

NOC :

  Energy conservation

  Self Care : ADLs

Kriteria Hasil :

  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa

disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan

RR

  Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs)

secara mandiri

NIC :

Energy Management

  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan

aktivitas

  Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap

keterbatasan

  Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

  Monitor nutrisi  dan sumber energi tangadekuat

  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi

secara berlebihan

28

Page 29: makalah ckd

fatigue

Definisi : Ketidakcukupan

energu secara fisiologis

maupun psikologis untuk

meneruskan atau

menyelesaikan aktifitas yang

diminta atau aktifitas sehari

hari.

Batasan karakteristik :

a.       melaporkan secara verbal

adanya kelelahan atau

kelemahan.

b.      Respon abnormal dari

tekanan darah atau nadi

terhadap aktifitas

c.       Perubahan EKG yang

menunjukkan aritmia atau

iskemia

d.      Adanya dyspneu atau

  Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas

  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapy

  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik

dalammerencanakan progran terapi yang tepat.

  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang

mampu dilakukan

  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai

dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber

yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti

kursi roda, krek

  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu

luang

  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi

kekurangan dalam beraktivitas

  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

29

Page 30: makalah ckd

ketidaknyamanan saat

beraktivitas.

Faktor factor yang

berhubungan :

         Tirah Baring atau

imobilisasi

         Kelemahan menyeluruh

         Ketidakseimbangan

antara suplei oksigen dengan

kebutuhan

         Gaya hidup yang

dipertahankan.

  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

penguatan

  Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

30

Page 31: makalah ckd

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang

progresif dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah

(Luckman,2002).

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan

gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh

gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam

darah).  (Sudoyo, 2006).

31

Page 32: makalah ckd

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.

Jakarta: EGC

Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa

keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC

Hudak, Gallo. 2000. Critical Care Nursing. Philadelphia. JB. Lippincot Company

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second

Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius

32