makalah CEP

27
MAKALAH PRAKTEK KERJA LAPANGAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN KONDENSOR PLTU 1 JATIM PACITAN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya DIMAS YUDHA SATRIA UTAMA 21050111083008 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN KERJASAMA FAKULTAS TEKNIK-PT. PLN (PERSERO) UNIVERSITAS DIPONEGORO

description

makalah CEP

Transcript of makalah CEP

Page 1: makalah CEP

MAKALAH PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN KONDENSOR

PLTU 1 JATIM PACITAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

DIMAS YUDHA SATRIA UTAMA

21050111083008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN KERJASAMA

FAKULTAS TEKNIK-PT. PLN (PERSERO)

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: makalah CEP

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah – Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Tugas pembuatan laporan Kerja Praktek merupakan salah satu syarat yang

harus ditempuh guna memenuhi syarat kelulusan pada Program Diploma III

Teknik Mesin Universitas Diponegoro dan syarat untuk menempuh tugas akhir

pada Program DIII Kerjasama FT. Undip – PT. PLN bidang Teknik Mesin

Universitas Diponegoro.

Penulis mendapat banyak saran, bimbingan, serta bantuan dari berbagai

pihak selama menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Untuk itu

penulis ucapkan terima kasih khususnya kepada :

1. Ir. H. Zainal Abidin, MS selaku ketua Program Studi Diploma III

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

2. Ir. Bambang Winardi, sebagai Ketua Program Kerjasama Diploma III

FT.Undip – PT.PLN.

3. Bambang Setyoko S.T, M.Eng, Selaku Ketua Program Studi Diploma

III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

4. Ireng Sigit Atmanto S.T, M.Kes selaku Koordinator Bidang Teknik

Mesin Program DIII Kerjasama FT.Undip – PT.PLN.

5. Sigit Supriadi, selaku pelaksana SDM PT. Pembangkitan Jawa Bali

PLTU 1 Jatim Pacitan yang telah membantu dalam perizinan di

perusahaan sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek.

6. Ir Sutomo, M.Si selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan.

7. Bapak Winanto, selaku Supervisor Mesin 1 yang telah banyak

memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai pengoperasian

PLTU.

8. Engineer dan mekanik Mesin 1 di PT. Pembangkitan Jawa Bali yang

telah banyak membantu dan membimbing dalam penulisan laporan

Praktek Kerja Lapangan ini.

Page 3: makalah CEP

9. Teman-teman angkatan 2011 Program Diploma III Teknik Mesin

Universitas Diponegoro yang telah membantu menyelesaikan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan dari laporan ini.

Akhirnya penulis berharap laporan praktek kerja lapangan ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, 30 Mei 2014

DIMAS YUDHA

Page 4: makalah CEP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan energi listrik merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi seiring

dengan meningkatnya jumlah permintaan kebutuhan akan energi litrik baik untuk

pemenuhan kebutuhan internal, rumah tangga, industri dan perkantoran.

Permintaan masyarakat yang meminta pasokan listrik yang tinggi dan tidak mau

adannya pemadaman bergilir hal tersebut mengakibatkan PT PLN (Persero) terus

berinovasi agar kejadian tersebut tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Dalam menjalankan bisnis utamanya, untuk menghasilkan tenaga listrik

yang handal dan bermutu, sebuah industri pembangkit listrik memiliki dan

mengoperasikan lebih dari satu unit pembangkit. Demikian juga untuk PLTU 1

Jawa Timur-Pacitan, terdiri dari 2 unit yang mempunyai daya 2 x 315 MW.

PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan sebagai salah satu aset PT. PLN (Persero)

Unit Pembangkitan Jawa-Bali yang ditunjuk UBJOM (Unit Bisnis Jasa &

Maintenance) PT. PJB Services sebagai operator dan maintenance yang bergerak

di bidang pembangkitan listrik, yang dipilih menjadi tempat praktek kerja

lapangan karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pembangkit

yang menghasilkan energi listrik cukup besar untuk daerah Jawa-Bali dan

mempunyai peran penting dalam perancangan dan perencanaan sistem kelistrikan

di Indonesia, sehingga merupakan tempat yang cocok untuk mendalami ilmu

tentang pembangkit listrik.

1.2 Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu terhitung mulai

pada tanggal 1 Februari sampai dengan 31 Mei 2014 di PLTU 1 Jawa Timur-

Pacitan, yang beralama di Jalan Pacitan-Trenggalek Km. 55 Desa Sukorejo,

Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Indonesia

1.3 Batasan Masalah

Materi Kerja Praktek antara lain:

1. Mempelajari sistem PLTU secara umum.

2. Mempelajari pengoperasian dan pemeliharaan kondensor.

Page 5: makalah CEP

3. Mengetahui faktor-faktor terjadinya penurunan vakum pada kondensor.

1.4 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1.4.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan antara lain:

1. Mengetahui dan memahami proses pembangkitan energi listrik di

PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan.

2. Memperdalam ilmu yang telah diperoleh pada waktu kuliah dengan

melakukan pengamatan dan praktek kerja langsung, sehingga

mengetahui bagaimana aktivitas sebenarnya di lapangan.

3. Mengetahui cara pengoperasian dan pemeliharaan kondensor.

1.4.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Mendapat pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja.

2. Mendapatkan pengalaman dalam memahami pengoperasian

kondensor dan terjun langsung dalam pemeliharaan kondensor.

Page 6: makalah CEP

BAB II

PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN KONDENSOR

2.1 Proses Produksi Listrik pada PLTU

Pada prinsipnya proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3

tahapan, yaitu:

1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam

bentuk uap bertekanan dan bertemperatur tinggi.

2. Energi panas (steam) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk

putaran (turbin).

3. Energi mekanik (turbin) diubah menjadi energi listrik (generator).

Gambar 2.1 Proses konversi energi pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air-uap yang bersirkulasi secara tertutup, artinya

pada sistem PLTU tersebut menggunakan fluida sama secara berulang-ulang dari

air yang diumpankan ke dalam boiler, kemudian terbentuk uap panas lanjut pada

tekanan dan temperatur tinggi yang diarahkan memutar turbin sehingga

menghasilkan daya mekanik berupa putaran dan pada poros turbin dikopel

langsung dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik, selanjutnya uap

bekas turbin masuk ke kondensor untuk di didinginkan dengan pendingin agar

merubah fase dari uap mejadi air dan selanjutnya di sirkulasikan kembali ke

dalam boiler. Terdapat beberapa bagian utama pada sistem PLTU yang dapat

meningkatkan efisiensi siklus antara lain adalah boiler, turbin uap, kondensor dan

generator.

Page 7: makalah CEP

Siklus produksi listrik di PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan terbagi menjadi dua siklus

utama, yaitu:

1) Siklus Air dan Uap (Water and Steam)

Pada gambar 2.2 siklus air dan uap air laut dipompakan oleh pompa air laut

menuju ke MED (Multi Effect Desalination) untuk dihilangkan kadar garam

yang terkandung dalam air laut, kemudian fresh water akan ditampung pada

fresh water tank, air desal pada fresh water tank selanjutnya akan di melalui

proses Water Treatment Plant (WTP) guna dihilangkan kadar mineral yang

terkandung pada fresh water tersebut. Produk dari WTP adalah Demin Water

yang selanjutnya ditampung pada Demin Storage Tank. Demin water

selanjutkan akan dialirkan menuju Condensate Storage Tank sebagai

penambah air kondensate pada hotwell kondensor. Condensate water pada

kondensor akan di pompa menggunakan Condensate Extraction Pump (CEP)

menuju ke Condensate Polishing agar pencemar yang dapat mengakibatkan

deposit maupun korosi pada komponen-komponen ketel dapat dihilangkan

sehingga kualitas air kondensat menjadi lebih baik. Apabila konduktivitas dari

air kondensat naik melebihi batas yang dijinkan maka Condensate Polisher

perlu dioperasikan untuk menurunkan konduktivitas air kondensat. Air umpan

yang telah melewati Condensate Polisher selanjutnya akan melewati Gland

Steam Condensor untuk pemanasan awal, Media pemanasnya adalah uap

ekstraksi yang diambil dari low pressure turbine (LP Turbin). Selanjutnya air

umpan akan melewati LP Heater yang berjumlah 4 buah, sebuah deaerator

dan 3 buah HP Heater. Setelah melewati semua peralatan heat exchanger

tersebut maka temperatur dan tekanan pada air pengisi akan lebih tinggi.

Proses selanjutnya setelah melewati HP heater air kemudian masuk ke

economizer untuk dipanaskan lagi sebelum masuk ke steam drum. Kemudian

dari economizer air pengisi masuk ke steam drum. Steam drum adalah alat

yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air pengisi Boiler

yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap basah yang

selanjutnya yang berbentuk uap akan dialirkan menuju superheater.

Pada superheater, uap basah dari steam drum dan water wall akan

dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut (uap kering). Uap panas lanjut ini

Page 8: makalah CEP

kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudu–sudu HP turbine. Uap

selanjutnya akan mengalami ekspansi (tekanan dan temperatur uap turun).

Uap dari HP turbine akan kembali dipanaskan di Boiler melalui reheater.

Pada reheater, uap akan dipanaskan lagi pada tekanan konstan lalu dialirkan

ke IP turbine untuk memutar sudu–sudu IP turbine. Uap yang keluar dari IP

turbin tidak dipanaskan lagi, tapi langsung dialirkan ke LP turbine untuk

memutar sudu–sudu LP turbine. Terakhir, uap yang keluar dari LP turbine

kemudian dialirkan di condensor untuk dikondensasikan menjadi air pengisi

boiler.

Gambar 2.2 Siklus Air dan Uap

2) Siklus Bahan Bakar (Fuel Oil and Coal Cycle)

Fuel Oil and Coal Cycle pada gambar 3.20 merupakan siklus bahan

bakar utama pada siklus produksi di PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan. Siklus

ini menggambarkan tentang perjalanan bahan bakar minyak High Speed

Page 9: makalah CEP

Diesel (HSD oil) dari tangki bahan bakar sampai Boiler dan juga

perjalanan batubara dari kapal tongkang sampai Boiler. Berikut ini

adalah aliran bahan bakar minyak dan batubara yang menyuplai siklus

produksi listrik PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan.

Gambar 2.3 Siklus Bahan Bakar

Untuk memudahkan penjelasan maka siklus bahan bakar dibagi dua jalur,

yaitu jalur bahan bakar cair (solar), dan jalur batubara.

a. Jalur bahan bakar cair (HSD)

Jalur bahan bakar cair (minyak HSD) dimulai dari pengiriman bahan

bakar solar melalui jalur darat oleh pihak pertamina. Solar kemudian

ditampung di HSD storage tank untuk pemakaian harian maka solar

Page 10: makalah CEP

ditransfer dari daily tank dengan menggunakan transfer pump. Untuk

pemakaian unit minyak HSD akan dipompakan oleh forwarding pump

langsung menuju burner oil. Burner oil adalah alat yang berfungsi sebagai

nosel untuk menyemprotkan bahan bakar solar di ruang bakar Boiler.

Burner oil hanya bekerja pada saat start awal sampai beban mencapai

30%, atau juga ketika kinerja Boiler tiba-tiba turun sampai 30%.

b. Jalur batubara

Jalur batubara dimulai dari pembongkarann batubara dari kapal tongkang

menggunakan ship unloader. Pengangkatan batubara menggunakan grab

yang dengan kapasitas 43 ton per angkatan. Batubara kemudian

diletakkan di hoper untuk dikumpulkan dan melalui vibrating screen

dialirkan ke belt coveyor. Dari belt conveyor kemudian dialirkan menuju

ke coal yard untuk ditampung dengan melewati beberapa junction tower

(transfer tower). Dari coal yard batubara diambil menggunakan stacker

reclaimer dan kemudian dialirkan ke crusher house. Crusher house berisi

alat-alat seperti metal detector, magnetic separator, dan juga crusher. Di

dalam crusher house ini batubara akan dideteksi menggunakan metal

detector apakah ada logam yang mungkin terbawa oleh batubara Setelah

ukuran batubara menjadi ±30 mm, batubara kemudian dialirkan ke coal

bunker. Coal bunker adalah suatu wadah yang digunakan untuk

menampung sekaligus menakar batubara sebelum dimasukkan ke coal

feeder. Dari coal bunker batubara masuk ke coal feeder untuk ditakar dan

diatur flow sebelum dialirkan ke mill (coal pulverizer). Di dalam mill

batubara akan dihancurkan menjadi ukuran seperti debu dan kemudian

batubara berukuran debu ini ditiup menuju burner batubara oleh Hot air

dan cold air dari primary air fan. Burner batubara akan bekerja jika

beban Boiler sudah lebih dari 30%. Udara untuk pembakaran dipasok dari

force draft fan yang terlebih dahulu dipanasi lewat air preheater. Gas

buang (flue gas) pembakaran keluar dari furnace dilewatkan air

preheater kemudian menuju ESP (Electrostatic Precipitator). Di dalam

air preheater flue gas akan digunakan untuk memanaskan udara dari

primary air fan dan juga dari force draft fan. Flue gas setelah melalui

Page 11: makalah CEP

ESP akan dibuang melalui chimney. Agar flue gas dapat masuk ke ESP,

maka dibantu dengan induce draft fan yang berfungsi untuk menyedot gas

hasil pembakaran agar mengalir melewati ESP dan kemudian keluar

melalui chimney.

2.2 Pengoperasian Kondensor

2.2.1 Kondensor

Kondensor merupakan salah suatu alat utama PLTU yang berfungsi untuk

mengkondensasi uap yang keluar dari LP Turbin menjadi air dengan

pendinginan menggunakan air laut atau mengubah fase exhaust steam (uap

mixture) yang berasal dari LP Turbin menjadi fase cair. Agar proses PLTU

lebih efisien, maka tekanan di kondensor harus rendah (divakumkan).

Kevakuman pada kondensor didapatkan dengan jalan menghisap ruang

kondensor dengan Vacum pump, kemudian membuang gas-gas yang tidak

dapat terkondensasi sehingga kevakuman kondensor dapat terjaga. Air hasil

kondensasi disebut air kondensat (condensate water).

Gambar 2.4 Kondensor PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan

Pada tabel 2.1 spesifikasi kondenser yang terpasang pada PLTU 1

Jatim Pacitan adalah : Model N-16000, single shell, double pass,

surface type (dalam satu ruang atau satu cangkang kondenser terdapat

2 fasa kondensasi), Ti cooling pipe (pipa pendingin terbuat dari

Page 12: makalah CEP

Titanium), cooling surface (permukaan pendinginan) : 16000 m²,

cooling water flow (laju alir air pendingin): 49500 t/h.

Tabel 2.1 Spesifikasi Kondensor PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan

Items Unit SpecificationModel N-16000Performance parametersDesign heat load

kJ/s 378654.3

Absolute design pressure

bar 0.087

CW water flow

m3/h 50737.5

Inlet CW water temperature

0C 30

Outlet CW water temperature

0C 37

Cleanness coefficient

% 0.85

CW water flow

m/s 2.5

Inner tube abrasion loss

kg/cm2 0.49

Total heat exchanging area

m2 16000

Items Unit SpecificationTube bundle

Efficient tube lenght

mm 8890

Total Tube bundle length

mm 9000

Diameter and thickness

mm 32×0.7/0.5

Material TiTube plateMaterial Q235-B+Ti

Page 13: makalah CEP

Thickness mm 35+5Hot well capacity

m3 100

Design pressureWater chamber and tube bundle

kg/cm2g

2.5

Shell kg/

cm2g1.0

2.2.2 Prinsip Kerja Kondensor

Kondensor disebut juga presesure vessel dimana fungsinya untuk

membantu merubah/mengkondensasikan uap yang keluar dari LP Turbine

(setelah melewati last stage/stage terakir pada LP Turbinee). Setelah LP

Turbine diputar steam kemudian steam akan mengalir menuju kondenser

untuk didinginkan. Proses yang terjadi, steam bersentuhan langsung dengan

pipa yang didalamnya dialiri pendingin berupa air laut yang di-supply dari

pompa CWP. Kondensasi ini mengubah steam menjadi air yang kemudian

ditampung di Condensate hotwell. Karena adanya blowdown pada steam

drum, maka untuk mengembalikan volume air ke volume semula, pada

kondenser terdapat make-up water untuk menambah volume air.

Make-up water diambil dari make-up demineralizing yang

dihasilkan dari air laut yang telah diproses untuk dijadikan air distilasi. ada

yang melalui RO system, ada yang melalui desalination system dan

kesemuanya diproses terlebih dahulu di WTP (Water Treatment Plant).

Kondenser bekerja dalam kondisi vacuum, hal ini dikarenakan proses

kondensasi yang terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan

berkurangnya volume karena adanya gas-gas yang tidak dapat

terkondensasi. Untuk menjaga agar kondenser dalam keadaan vacuum,

maka gas-gas yang dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi air)

dengan cara dipompa keluar oleh vacuum pump.

Page 14: makalah CEP

2.2.3 Pengoperasian Kondensor

Dalam pengoperasian kondenser diperlukan prosedur kerja yang harus

dipatuhi sebagaimana mestinya agar dalam pengoperasian peralatan tidak akan

terjadi kegagalan/kecelakaan. Berikut tahapan pengoperasian kondensor:

a. Startup Kondensor

1. Memastikan vacuum breaker valve dalam keadaan tertutup agar

tidak ada udara luar yang masuk ke dalam kondensor.

2. Menghidupkan vacuum pump, tekanan di dalam kondensor harus

mencapai angka -91 kPa, untuk mencapai tekanan tersebut

biasanya dibutuhkan waktu selama 8 jam

3. Menghidupkan Circulating Water Pump (CWP) untuk supply air

pendingin pada kondensor

4. Memastikan bahwa Condenser make-up water system telah siap,

sebagai air penambah air hasil kondensasi di hotwell.

5. Hotwell pada kondensor akan terisi secara otomatis ke NWL

(Normal Water Level) via condenser hotwell make up line,

condensate pump dihidupkan.

6. Apabila tekanan vacuum dari kondensor telah tercapai, dan sistem

di sekitarnya seperti Circulating Water Pump (CWP), Condenser

make-up water system, dan Condensate pump sudah siap, maka

kondensor telah siap untuk digunakan.

b. Shut Down Kondensor

1. Jika aliran uap ke kondensor turun, level air kondensor di dalam

hotwell harus tetap dipertahankan pada level normal, dengan

penambahan make up water, langkah ini untuk melindungi

condensate pump.

2. Saat turbin mengalami trip, dan aliran uap ke kondensor telah

berhenti, buka vacuum breaker valve (jika kondensor hanya akan

dimatikan dalam waktu yang singkat, katup ini tidak perlu dibuka,

karena untuk mencapai tekanan vacuum butuh waktu yang cukup

lama), jika kondensor mati dalam waktu cukup lama misalnya

untuk maintenance, matikan vacuum pump.

Page 15: makalah CEP

3. Saat aliran uap ke kondensor telah berhenti, matikan condensate

pump terlebih dahulu.

4. Meskipun aliran uap ke kondensor telah berhenti, air pendingin

harus tetap mengalir untuk beberapa waktu sampai dapat

dipastikan temperature di dalam kondensor tidak akan naik,

kemudian matikan Circulating Water Pump (CWP).

2.2.4 Pemeliharaan Kondensor

Kondensor di PLTU 1 Jawa Timur-Pacitan perlu dilakukan kegiatan perwatan

yang umumnya berupa kegiatan Preventive Maintenance. Adapun caranya

adalah sebagai berikut:

a. Backwash (membalik aliran air pendingin)

Backwashing bertujuan untuk membersihkan endapan, binatang laut dan

kotoran yang menempel pada permukaan bagian dalam tube kondensor

(sisi masuk pipa didalam waterbox). Posisi backwashing artinya

membersihkan dengan cara membalik aliran air pendingin pada salah satu

shell kondensor terlihat pada gambar 2.5. Dengan cara membalik arah

aliran pada salah satu shell, maka kotoran-kotoran yang menyumbat atau

menempel pada permukaan bagian dalam pipa karena kecepatan air

pendingin naik, dengan demikian bagian yang menyumbat ada menempel

pada mulut pipa akan rontok sehingga pipa-pipa bersih kembali.

Gambar 2.5 Aliran Kondensor ketika Proses Backwash

Page 16: makalah CEP

b. Tapproge cleaning system

Tapproge cleaning system seperti gambar 2.6 merupakan pemeliharaan

pipa-pipa kondensor menggunakan bola-bola karet yang disirkulasikan

kira-kira sekitar 10% jumlah pipa dalam kondenser. Pada PLTU 1 Jatim

Pacitan jumlah bola-bola yang digunakan pada setiap unit kondensor

sebanyak 400 bola yang akan mengalir pada 3645 tube kondensor.

Diameter bola-bola yang digunakan lebih besar dari diameter pipa-pipa

kondensor. Pada PLTU 1 Jatim Pacitan tipe bola yang digunakan adalah

32-P150-3 yang berdiameter 32 mm lebih besar daripada diameter pipa

kondensor yang berdiameter dalam 30.6 mm.

Gambar 2.6 Tapproge cleaning system

c. Pembersihan Setengah Kondensor

Pembersihan dilakukan secara manual dengan membuka manhole

kondensor dan mengambil sampah (kotoran) yang terperangkap didalam

waterbox. Lama pembersihan dibatasi karena kondensor beroperasi

dengan kemampuan setengah pompa CWP.

d. Cleaning Debris Filter

Cleaning debris filter dilakukan apabila sudah ada indikasi dari

differential pressure antara inlet dan outlet pressure kondensor atau

pressure drop sea water (cooling water) inlet dan outlet kondensor. Pada

sisi inlet water dari CWP terdapat manhole sebagai pintu untuk masuk ke

Page 17: makalah CEP

dalam pipa dan dilakukan pembersihan dengan cara disikat, kemudian

sampah plastik yang ada diangkat keluar debris.

2.2.5 Mencari Kebocoran Kondensor

Kebocoran kondensor dapat dideteksi dengan konduktifitas dan kandungan Cl

yang ada di air kondensat. Cara pencarian pipa yang yang bocor dapat

dilakukan 2 cara yaitu:

Mencari kebocoran pipa saat unit operasi.

Mencari kebocoran pipa saat unit stop.

Page 18: makalah CEP

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kondensor yang digunakan di PLTU Pacitan adalah model N-1600 dalam

artian cooling surface (permukaan pendinginan) seluas 16000 m², dengan

jenis single shell, double pass, surface type (dalam satu ruang atau satu

cangkang kondenser terdapat 2 fasa kondensasi), Ti cooling pipe (pipa

pendingin terbuat dari Titanium).

2. Kevakuman kondensor harus dijaga pada nilai ± – 91 kPa, agar proses

kondansasi di dalam kondersor berlangsung secara optimal.

3. Pembersihan filter yang ada pada inlet debris filter, condensate extraction

pump dan penggunaan ball taprogge sangat dianjurkan guna menghindari

penurunan heat transfer pada tube-tube kondensor.

3.2 Saran

1. Penambahan literature seperti manual book setiap peralatan, sehingga

operator tidak mengalami kesulitan dalam pengoperasian maupun

pemeliharaan unit.

2. Meningkatkan pengamanan di plant dan pintu masuk, sehingga orang

asing yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk