Makalah CA.lariNG Seng Bener

30
TUGAS MATA KMB II ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA.LARING Disusun Oleh : Nanang Dwi S Moh.Yahya Linda P.C Zulfah Rizqiyah Nurul Huda S Bachtiar PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 1

Transcript of Makalah CA.lariNG Seng Bener

Page 1: Makalah CA.lariNG Seng Bener

TUGAS MATA KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN CA.LARING

Disusun Oleh :

Nanang Dwi S

Moh.Yahya

Linda P.C

Zulfah Rizqiyah

Nurul Huda S

Bachtiar

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS GRESIK1

Page 2: Makalah CA.lariNG Seng Bener

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya

sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas KMB II dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA.LARING” yang merupakan salah satu

persyaratan akademik dalam pelaksanaan pendidikan PSIK Universitas Gresik sudah

terselesaikan

Dalam penyusunan tugas ini kami berusaha semaksimal mungkin namun kemampuan

kami sangat terbatas,sehingga penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, dan kami menyadari

akan segala kekurangan dalam tugas ini, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan tugas makalah ini dan kesempurnaan penulis selanjutnya.

Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas

ini. Semoga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

20 Maret 2011

Penulis

2

Page 3: Makalah CA.lariNG Seng Bener

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring.

Keganasan di laring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah,

karena penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran perbandingan, diluar

negeri karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan dibidang THT,

sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma laring menduduki urutan ketiga

setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Menurt data

statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip oleh Batsakis tahun 1979

rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh karsinoma laring.

Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data yang

dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang

yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai

dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring mewakilil dari 1 % yang

mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering pada laki-laki dibanding

wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70 tahun.

Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 11 sampai 600 kasus baru ditemukan dari

4030 individu menderita kanker laring akan mati. (American Canser Society 995).

Beberapa karsinogen antara lain tembakau (berasap atau tidak), alkkohol dan efek

kombinasinya, pemajanan terhadap asbestos, gas mustab, kayu, kulit, dan logam. Faktor

penunjang lainnya : berteriak keras, laringitis kronis, defisiensi nutrisi (riboflavin), dan

predisposisi.

Diruang perawatan kelas III RC III THT dan Bedah Mulut RS hasan Sadikin kanker

laring merupakan penyakit yang paling sering ditemukan diruangan. Berdasarkan data

3

Page 4: Makalah CA.lariNG Seng Bener

diatas penulis tertarik untuk menyususn Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Suspect

Karsinoma Laring.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa

laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan

karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara

palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan

meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam ( Boeis,

1997).Secara anatomi kanker laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik : kanker pada

plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis ; Glotis : tumor pada korda

vokalis ; Subglotis : tumor dibawah korda vokalis.

2.2 Anatomi

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring,

trakea, bronkus dan bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilappisi

oleh membran mukosa yang bersilia. Gerakan silia mendorong lapisan muskus ke posterior

di dalam rongga hidung, dan reseptor di dalam sistem pernafasan bagian bawah menuju ke

faring.

Udara mengalir dari faring menuju ke laring atau kotak suara. Laring merupakan

rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Di

antara pita suara terdapat ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trakea dan

dinamakan glofis. Glofis merupakan saluran yang memisahkan antara saluran pernafasan

atas dan bawah. Meskipun laring terutama dianggap berhubungan dengan forasi, tetapi

fungsinya sebagai organ pelindung jauh lebih penting.

4

Page 5: Makalah CA.lariNG Seng Bener

Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas, penutupan glottis, dan fungsi seperti pintu

pada aditus laring dari epiglottis yang berbentuka daun, berperan untuk mengantarkan

makanan dan minuman masuk ke dalam esophagus. Namun jika tiada benda asing masih

mampu masuk melampaui glottis, maka laring yang mempunyai fungsi batuk akan

membantu menghalau benda dan secret keluar dari saluran pernafasan bagian bawah.

2.3 Etiologi

Kanker laring mewakkili 1% dari semua kanker dan terjadi lebih sering pada pria,

faktor-faktor penyebabnya adalah:

TembakauAlkohol dan efek kombinasinya

Ketegangan vocal

Laringitis kronis

Pemajanan industrial terhadap karsinogen

Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan

Predisposisi keluarga

2.4 Tanda dan gejala

Tanda dan gejala paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik yang

berlangsung selama lebih dari 2 minggu, tidak sembuh-sembuh walaupun penderita sudah

menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis,

tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak ditenggorokan, seperti

ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau

berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%.

Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat

beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat

berobat ).Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas. Bila sudah dijumpai pembesaran

kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut. Bahkan kadang-kadang tumornya

dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring. Bila tumor laring mengadakan perluasan

5

Page 6: Makalah CA.lariNG Seng Bener

ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit

kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara

parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa

atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk

Kesimpulanya:

Suara serak dalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada daerah

glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara .Suara mungkin

parau yang puncaknya suara rendah.

Nyeri dan rasa terbakar saat minum air hangat atau minum jus jerik adalh tanda dini

kanker subglotis atau supra glottis

Teraba massa di belakang leher

Batuk yang kadang – kadang dengan reak yang bercampur darah dikarenakan adanya

ulserai pada tumor tersebut

Disfagia, kesulitan bernafas dan nafas bau merupakan gejala tahap lanjut.

Pembesaran nodus limfa servikal ,penurunan berat badan dan status kelelahan umum dan

nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi bersama metastase.

2.5 Stadium

Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan metastasis jauh ( M

).

Ca.Laring dibagi menjadi IV Stadium :

Stadium I : T1 No Mo

StadiumII : T2 No Mo

6

Page 7: Makalah CA.lariNG Seng Bener

StadiumIII : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo

StadiumIV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.

2.6 WOC(Web Of Caution)

7

Tdak dpat brkomumnkasi scra verbal

Suara tidak keluar

Plika vocal suara tidak kontraksi

Bernafas melalui stoma

Tembakau,alcohol,ktgangan vocal,laryngitis kronis,pemajanan industri

Sel skuamosa laring abnormal

CA.LARING

Tndkan medis(trakheostomi)

Trpsang canul trachea (benda asing)

Sel goblet teransang

Secret mengkat

Secret terakumulasi dijalan nafas

Ventilasi terganggu

Sekresi lambung teransang

Stimulus sekresi enzim dan

hormone gastrin

Enzim cerna mnurun

Adanya proses kanker

Perluasan infeksi

Tbuh tdak mmpu mlwan kman yang msuk

Leukosit meningkat

Msuk kdlm drah scra sistemik

Invasi mikroorganism

e kedalam tubuh

Page 8: Makalah CA.lariNG Seng Bener

2.7 Medical Managament

Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan

pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya. Radiasi

diberikan pada stadium 1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat

mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang

sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu

radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa

pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu

pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan

keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat

dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah

mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik,

lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.

Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe

leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar

leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan

subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara

tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :

8

Gg. Oksigenasi ventilasi

Gx nrtisi <dri keb tbuh

Nfsu makan turun

Gx.kmunikasi verbal Resiko tinggi

perluasan infeksi

Page 9: Makalah CA.lariNG Seng Bener

1) Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara

dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas.

Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan parau.

2) Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara

satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan

setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan

parau setelah pembedahan.

3) Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita

suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih

utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat

makanan peroral meningkat.

4) Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,

memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea,

dan otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang

( stoma ) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi

makanan peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara –

pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi

ini.Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot

sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa

submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan

membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian

dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus

(Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara

dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu

bantuan seorang binawicara.

9

Page 10: Makalah CA.lariNG Seng Bener

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

A. Pengiumpulan data

1. Identitas

a. Identitas Klien

Nama : Tn.U

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Status marital : Kawin

Pendidikan : SMA

10

Page 11: Makalah CA.lariNG Seng Bener

Pekerjaan : Pegawai Koperasi

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda

Tanggal masuk RS : 29 Desember 2004

Tanggal Pengkajiaan : 2 November 2004

No Medrec : 04090466

Diagnosa Medis: Suspect Carsinoma Laring + Post Tracheostomi

Alamat : Kampung Sukasari Rt 03 / 03 Kecamatan Tegal

Munjul, Purwakarta

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.U

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Pekerjaan : Pegawai Koperasi

Alamat : Kampung Sukasari Rt 03 / 03 Kecamatan Tegal

Munjul, Purwakarta

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit

Sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan

bertambaha berat disertai dengan suara sakit.Klien bisa makan dan minum

termasuk memakan makanan padat , keluhan disertai batuk , klien juga

mengeluh ada benjolan di leher sebelah kirinya.5 hari yang lalu klien berobat 11

Page 12: Makalah CA.lariNG Seng Bener

ke POLI THT RS Bayu Asih Purwakarta , dan dilakukan tracheostomi untuk

memudahkan bernafas.Klien dinyatakan tumor laring dan dianjurkan

dirawat.Klien dibawa ke RS Hasan Sadikin pada tanggal 29 Desember dan

dinyatakan Suspect Carsinoma Laring dengan post Tracheostomi.

2) Keluhan utama saat dikaji

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 November 2004 pukul 08.00

klien mengeluh batuk disertai secret berwarna putih dan encer.Batuk

dirasakan ketika tenggorokannya terasa gatal dan banyak secret,batuk

berhenti bila dilakukan suctioning , batuk tidak dapat dikontrol dan hilang

timbul.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien mengatakan sering batuk – batuk dan

radang tenggorokan, walaupun sudah berobat ke Dokter radang tenggorokan

klien tidak sembuh, walaupun sembuh tapi timbul lagi, klien merokok dari usia

20 tahun, 1 hari rata-rata menghabiskan 1 bungkus rokok, baru berhenti 3 bulan

yang lalu.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut pengakuan klien dan keluarganya, tidak ada yang mempunyai penyakit

yang serupa dengan klien. Tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti

DM, jantung, hipertensi, asma, tidak ada yang sedang atau pernah menderita

penyakit infeksi.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Sistem Pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada pernapasan cuping

hidung, tidak ada cyanosis, tidak ada secret pada hidung, tidak ada deviasi

septum, pada leher terpasang tracheostomi, balutan tracheostomi kotor,

terdapat secret yang kering pada kasa balutan. Terdapat benjolan pada leher

sebelah kiri, pada saat diraba mempunyai ukuran lebih kurang sebesar 12

Page 13: Makalah CA.lariNG Seng Bener

kelereng, benjolan teraba keras dan sulit digerakan. Pergerakan dada simetris,

tidak ada deviasi trakea, tidak ada retraksi interkostalis,. Suara nafas stridor.

Pada saat diperkusi suara paru terdengar resonan, frekuensi nafas 22 x/menit

b. Sistem Cardiovaskuler

Konjungtiva berwarna merah muda, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba

hangat tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing

finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, KGB kiri sulit

diraba karena ada masa. Bunyi jantung murni dan regular, point of maksimal

impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. Nadi 84 x/ menit tekanan darah

100/70 mmHg.

c. Sistem Pencernaan

Sklera putih, mata tidak cekung,bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab,

tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengka, tidak terpasang gigi palsu,

tidak terdapat caries, warna gigi kuning kecoklatan, bentuk lidah simetris.

Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 8-12 x/menit,

pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan

dan nyeri lepas, klien mengeluh tidak ada nafsu makan, berat badan sebelum

sakit 53 kg sedangkan saat sakit 49 kg. Klien mengatakan pada tanggal 1

desember 2004 BAB 10x dengan konsistensi cair, sedangkan pada saat dikaji

tanggal 2 desember 2004 pada jam 10.00 klien BAB sudah 3 kali dengan

konsistensi cair.

d. Sistem Perkemihan

Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba blass

teraba kosong, klien dapat BAK kekamar mandi klien mengatakan tidak ada

keluhan saat BAK

e. Sistem Muskuloskeletal

Bentuk tulang sesuai dengan struktur, tidak ada pembengkakan pada sendi,

tidak ada kontraktur, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella +

13

Page 14: Makalah CA.lariNG Seng Bener

+/++ reflek babinski --/--ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan secara

bebas kekuatan otot 5 5

f. Sistem Integumen

Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata,

tidak mudah dicabut. Kuku tangan dan kaki pendek dan bersih, badan segar

dan bersih, suhu 36,5 0. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu

waktu 3 detik.

g. Sistem Endokrin

Kelenjar tiroid tidak dapat dipalpasi karena terpasang trakheostomi, klien tidak

ada keluhan polipagi, polidipsi dan poliuri.

h. Sistem Persarafan

1. Tes Fungsi Cerebral

Tingkat Kesadaran

Kualitas : compos mentis klien dapat berespon dengan tepat terhadap

stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual

Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4

Status mental

Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan

klien mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS dan

siapa yang menemaninya.

Daya ingat : klien mampu menjawab kapan terakhir kali dia merokok

2. Tes Fungsi kranial

N I ( olfaktorius )

Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi

14

Page 15: Makalah CA.lariNG Seng Bener

N II ( optikus)

Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30

cm denga mengunakan kaca mata

N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )

Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan kesegala arah

, tidak terdapat nistagmus atau diplopia

N V (trigeminus )

Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak

mata, klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan

mata tertutup

N VII ( Fasialis )

Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat mengerutkan

dahi, wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum.

N VIII (auditorius )

Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus

diulang

N IX, X ( glosofaringeus, vagus )

Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek menelan

bagus,

N XI (asesorius )

Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri

N XII ( hipoglosus )

Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah

15

Page 16: Makalah CA.lariNG Seng Bener

3. Fungsi Motorik

Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot

cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep +

+/++, reflek patella ++/++ reflek babinski --/--

4. Fungsi Sensorik

Klien dapat membedakan sensai tumpul dan tajam.

4. Pola Aktivitas Sehari-hari

N

O

AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT

1 Nutrisi

a. Makan

Frekuensi

Nafsu makan

Jenis

2 x/hari

Baik, 1 porsi habis

Nasi,lauk pauk, sayuran

3x/hari

kurang, klien tidak suka diit

yang diberikan, habis ¼ porsi

bubur, sayur, lauk-pauk

16

Page 17: Makalah CA.lariNG Seng Bener

b. Minum

Jenis

Jumlah

Air putih dan air the

7-8 gelas/hari

Air putih dan air teh

5-6 gelas

2 Eliminasi

a. BAB

Frekuensi

Konsistensi

Warna

b. BAK

Frekuensi

Warna

1 x/hari

Lembek

Kuning

3-4 x/hari

Kuning jernih

3 x/hari

cair

Kuning

3-4x/hari

Kunng jernih

3 Istirahat tidur

a. Siang

b. Malam

Tidak/jarang tidur siang

21.00-05.00

Jam 13.00-15.00

20.00-05.00

4 Personal hygine

a. Mandi

b. Keramas

c. Gosok gigi

2 x/ hari

3x / minggu

2 x / hari

2x/hari diseka

baru 1 x

2x/hari

5 Aktivitas Klien bekerja di koperasi Klien dapat beraktivitas

17

Page 18: Makalah CA.lariNG Seng Bener

dengan sedikit bantuan

5. Data Psikologis

a. Status Emosi

Klien tampak tenang, ekspresi wajah ceria

b. Konsep Diri

1) Gambaran Diri

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak malu dengan benjolan disebelah kiri

lehernya karena itu merupakan suatu penyakit yang akan ditangani oleh

tenaga kesehatan yang lebih ahli.

2) Identitas Diri

Klien adalah seorang dari 4 orang anak. Klien bekerja di koprasi didaerah

tempat tinggalnya.

3) Peran

Klien berperan sebagai seorang suami dari satu orang istri dan sebagai kepala

keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.

4) Ideal Diri

Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan segera dioperasi dan berharap

ingin cepat pulang agar dapat melakukan kegiatannya seperti biasanya.

5) Harga Diri

18

Page 19: Makalah CA.lariNG Seng Bener

Klien sadar sebagai manusia biasa klien memiliki banyak kekurangan dan

sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari tuhan

c. Gaya komunukasi

Pada waktu diajak berkomunikasi Klien mennjawab dengan spontan dengan

menggunakan bahasa non verbal ( mengangguk, menggerakan bibir)

d. Pola Interaksi

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, tim kesehatan dengan menggunakan

bahasa non verbal( bahasa tubuh dan tulisan )

e. Koping

Menurut klien jika ada masalah kien suka menceritakan pada istrinya dan merasa

lega setelah bercerita dengan istrinya

6. Data Sosial

Klien bekerja sebagai pegawai koperasi sehigga sering berinteraksi dengan banyak

orang beritu juga ketika klien sakit dan dirawat di RS klien rajin berinteraksi dengan

keluarga dank lien lainnya.

7. Data Spiritual

Klien beragama isalam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat klien tergangu.

Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Alloh. Sebagai manusia biasa klien

hanya bisa berusaha dan berdo’a

3.2 . Diagnosa Keperawatan

a) Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d akumulasi secret dijalan nafas

b) Gangguan komunikasi verbal b.d plika vokal suara tidak berkontraksi

c) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan

19

Page 20: Makalah CA.lariNG Seng Bener

d) Resiko terjadinya perluasan infeksi s.d invasi mikroorganisme

3.3 Intervensi

1. Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d akumulasi secret dijalan nafas

INTERVENSI:

observasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan

anjurkan klien dengan posisi fowler

anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan penghisapan bila klien batuk

auskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah penghisapan

2. Gangguan komunikasi verbal b.d plika vokal suara tidak berkontraksi

INTERVENSI:

brikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan mengunakan kertas dan pensil dan

bahas tubuh

bantu komunikasi dengan latihan untuk meningkatkan kekuatan, rentang gerak,

koordinasi dan kekuatan otot lidah

berikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi

berikan sentuhan yang terapeutik saat berkomunikasi dengan klien

20

Page 21: Makalah CA.lariNG Seng Bener

21

Page 22: Makalah CA.lariNG Seng Bener

BAB IV

KESIMPULAN

Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa

laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan

karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara

palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan

meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam ( Boeis,

1997).Secara anatomi kanker laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik : kanker pada

plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis ; Glotis : tumor pada korda

vokalis ; Subglotis : tumor dibawah korda vokalis.

22

Page 23: Makalah CA.lariNG Seng Bener

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Boies Higler. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1.

Jakarta : EGC.

Pearce, Evelyn C. 1979. anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4.

Jakarta : EGC.

Soepardi, Efiaty Assyad dkk. Telinga Hidung Tenggorok edisi 3. Jakarta. Balai

Penerbit FKUI.

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2. Jakarta : EGC.

23