Makalah Botfar (Kumis Kucing & Kacang Koro) Fix

29
MAKALAH BOTANI FARMASI TANAMAN OBAT Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Botani Farmasi, Bapak Budi Irawan Disusun oleh : FIFI FITRIAWATI 260110120060 FAKULTAS FARMASI

description

Botani Farmasi

Transcript of Makalah Botfar (Kumis Kucing & Kacang Koro) Fix

MAKALAH BOTANI FARMASI

TANAMAN OBAT

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang

diberikan oleh dosen mata kuliah Botani Farmasi, Bapak Budi

Irawan

Disusun oleh :

FIFI FITRIAWATI

260110120060

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

2013

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena atas berkat

rahmat-Nyalah penulis dapat membuat makalah mata kuliah Botani Farmasi mengenai

contoh tanaman obat. Shalawat serta salam mari kita panjatkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW. Beserta para keluarga dan para sahabatnya.

Adapun tujuan penulis membuat makalah ini, selain karena untuk memenuhi

tugas dari mata kuliah Botani Farmasi, untuk mempelajari dua contoh dari berbagai

macam tanaman obat, yakni Kumis kucing dan Kacang roay. Tak lupa kami ucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Botani Farmasi kami,

Bapak Budi Irawan yang telah membekali dengan ilmu dan bimbingannya sehingga

penulis dapat membuat makalah ini.

Demikian sepatah dua kata dari penulis. Terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungannya dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat

cantumkan semuanya dalam lembar pengantar ini. Penulis mohon maaf bila makalah

yang penulis susun ini jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membuatnya maupun yang membacanya.

Wassalam

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2. Tujuan............................................................................................................. 2

1.3. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

1.4. Metode Penulisan........................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1 Kumis Kucing.................................................................................................. 3

Klasifikasi.......................................................................................................... 3

Sejarah................................................................................................................ 3

Nama Daerah...................................................................................................... 4

Karakteristik....................................................................................................... 4

Bagian yang digunakan...................................................................................... 4

Kandungan zat aktif........................................................................................... 4

Khasiat dan Indikasi........................................................................................... 5

Efek Farmakologis............................................................................................. 6

Cara Pemakaian.................................................................................................. 7

2.2 Kacang Roay................................................................................................... 9

Klasifikasi.......................................................................................................... 9

Sejarah................................................................................................................ 9

Nama Daerah...................................................................................................... 9

Karakteristik....................................................................................................... 10

Bagian yang digunakan...................................................................................... 10

Kandungan Gizi................................................................................................. 11

Kandungan zat aktif........................................................................................... 12

Manfaat ............................................................................................................. 13

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..................................................................................................... 14

3.2. Saran............................................................................................................... 14

Daftar Pustaka........................................................................................................... 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

Tanaman merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat

penting. Disamping itu tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting

untuk perkembangan makhluk hidup. Indonesia adalah negara yang sangat kaya

dengan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan atau tanaman. Sebagai negara yang

beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, sangat cocok sebagai

tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam jenis

atau spesies. Tanaman yang tumbuh subur tersebut tidak hanya tanaman yang asli

berasal dari tanah Indonesia, banyak juga berbagai tanaman yang berasal dari luar

negeri seperti: Asia, Afrika ataupun Amerika latin. Mereka bisa masuk dan

tumbuh subur setelah mereka di bawa dan di sebarkan oleh para penjajah

(Belanda, Inggris, Jepang).

Tanaman berkhasiat sebagai obat tradisonal yang dapat menyembuhkan

berbagai macam penyakit. Tanaman berkhasiat tersebut sangat bermanfaat di

karenakan berbagai zat-zat bermanfaat yang dikandungnya. Untuk memudahkan

mengenali tanaman yang berkhasiat obat maka diperlukan sistem

pengklasifikasian atau pengelompokan berdasarkan perawakan, ciri morfologi,

habitatnya dan manfaatnya. Tanaman obat bersifat alami, efek sampingnya tidak

sekeras efek dari obat-obatan kimia modern. Tubuh manusia secara lebih mudah

menerima obat dari bahan tanaman yang natural ini dibandngkan dengan obat

kimiawi. Penemuan obat-obatan modern dewada ini ternyata mendukung

penggunaan obat tradisional, banyak obat-obatan modern yang dibuat dari

tanaman obat. Dalam makalah ini akan dijabarkan salah satu tanaman yang

berkhasiat yaitu Kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) dan Kacang

roay/ Kacang koro (Canavalia ensiformis .sp) beserta klasifikasian,

pendeskripsian,ciri-ciri morfologi, kandungan zat berkhasiat dan kegunaannya di

dunia farmasi.

1.2 Tujuan

1. Mengambil dan mengetahui nama latin serta nama lokal dari dua contoh

tanaman obat

2. Mengklasifikasikan contoh tanaman obat tersebut berdasarkan tingkat

taksonominya

3. Mempelajari struktur dan ciri – ciri morfologi contoh tanaman obat

4. Mencari tahu kandungan zat aktif serta khasiat terapi dari contoh tanaman

obat

5. Mencari tahu bagaimana cara masyarakat menggunakan tanaman obat

tersebut.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa contoh tanaman obat dan apa nama lokal beserta nama latinnya

2. Bagaimana klasifikasi taksonomi dari tanaman obat tersebut

3. Bagaimana struktur dan ciri – ciri morfologi tanaman obat tersebut

4. Apa kandungan zat aktif dari tanaman obat tersebut sehingga tanaman

tersebut memiliki khasiat

5. Bagaimana cara masyarakat dalam memanfaatkan tanaman obat tersebut

1.4. Metodologi Penulisan

Makalah ini disusun dengan metode studi pustaka dengan pustaka yang

digunakan adalah buku dan jurnal ( internet ).

BAB II ISI

2.1. Kumis Kucing

Kumis Kucing adalah jenis tanaman hias yang juga bisa dijadikan sebagai

tanaman obat atau herbal. Kumis kucing ini banyak sekali kegunaannya.

Diantaranya bisa mengobati susah kencing, nyeri pinggang, dan batu ginjal. Obat

alami ini sangat sering kita jumpai di tempat penjualan tanaman hias atau di

semak-semak.

Klasifikasi Taksonomi

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Lamiales

Family: Lamiaceae

Genus: Orthosiphon

Spesies: Orthosiphon aristatus

Sejarah

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang

tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java

tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa

Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari

wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

Nama daerah

Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-

salaseyan, songkot koceng (Madura).

Nama simplisia : Orthosiphonis Herba ( herba kumis kucing).

Karakteristik

Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-

bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur

berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset,

bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun

panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm. urat daun sepanjang pinggir

berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena

adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm.

Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal

berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga

bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung

cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian

atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih,

panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul,

bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi

bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm.

Gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.

Bagian yang dapat digunakan

Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah

dikeringkan.

Kandungan Zat Aktif

Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin,

sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik

dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri. Kandungan

glikosida orthosiphonin bermanfaat sebagai zat yang dapat melarutkan fosfor serta

asam urat yang ada dalam tubuh kita, terutama pada bagian empedu serta kandung

kemih, dan tentunya masih banyak lagi manfaat yang dapat kita peroleh dari

tanaman obat yang satu ini.

Khasiat dan Indikasi

Kumis Kucing (Orthosipon Sp) merupakan tanaman obat yang penampakkannya

seperti perdu. Tinggi tanaman Kumis Kucing bisa mencapai 2 meter bahkan

lebih. Batang tanaman Kumis Kucing bersegi empat, terdapat alur, namun tidak

nampak nyata. Anda bisa mengenali tanaman Kumis Kucing lebih mudah, dengan

melihat daun dan bunganya. Daun Kumis Kucing berbentuk khas, bulat lonjong,

lanset, lancip pada bagian ujungnya, walaupun ada juga yang tumpul. Apalagi

jika melihat bunga Kumis Kucing, yang sangat mencolok adalah adanya rambut-

rambut putih memanjang, yang secara umum lurus mendatar, walaupun ada yang

tegak mengarah ke atas dan agak ke bawah. Selain dikenal dengan nama Kumis

Kucing, tanaman ini juga ada yang menyebutnya dengan nama remujung, songot

koneng, sesalaseyan, giri-giri marah, kidney tea plants, java tea, dan lain

sebagainya. Menariknya, tanaman Kumis Kucing ini memiliki manfaat yang

cukup banyak sebagai obat, untuk mengobati beberapa macam penyakit. Inilah

manfaat tanaman Kumis Kucing sebagai obat, yaitu:

1. Memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)

2. Rematik

3. Batuk

4. Encok

5. Masuk Angin

6. Sembelit

7. Sakit Pinggang

8. Radang ginjal

9. Batu ginjal

10. Kencing manis

11. Albuminuria

12. Syphilis

13. Hipertensi

Efek Farmakologis

1. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh infus daun tempuyung

dan infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara

in vitro sebagai berikut:

o Kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung

dan infuse daun kumis kucing dipengaruhi oleh kadar kalium dalam

cairan infus dan kemungkinan adanya senyawalain yang menambah

kelarutan kalsium batu ginjal.

o Pada kadar infus 0.5%, 1% dan 2% kadar kalsium batu ginjal yang

terlarut dalam infus daun tempuyung lebih baik daripada infus daun

kumis kucing.

o Pada kadar infus 5%, 7.5% dan 10%, kadar kalsium batu ginjal yang

terlarut dalam infus daun kumis kucing lebih baik daripada infus daun

tempuyung (Agus Tri Cahyo, FF UGM 1990)

2. Pada uji toleransi glukosa oral, pengaruh infus kombinasi daun sambiloto

dan daun kumis kucing dibandingkan dengan infus kedua tumbuhan secara

tunggal terhadap perubahan kadar glukosa darah kelinci diperoleh hasil

sebagai berikut:

o Pemberian infus daun kumis kucing 0.129 g/kg bb tidak dapat

menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan kontrol

o Pemberian infus daun sambiloto 0.3 g/kg bb dapat menurunkan kadar

glukosa darah kelinci secara nyata.

o Pembierian infus kombinasi (daun kumis kucing 0.129 g/kg bb dan daun

sambiloto 0.3 g/kg bb) mempunyai efek penurunan yang lebih besar

dibandingkan dengan infus daun sambiloto saja, bahkan mempunyai

efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamid

3. Berdasarkan perbandingan khasiat peluruh kecing (diuretik) infus daun

muda dan daun tua tanaman kumis kucing pada kelinci, diperoleh hasil

bahwa infus 20% daun muda yang paling efektif sebagai diuretik

(terutama pada menit ke -45). Selanjutnya, tidak ada peningkatan.

Kesimpulannya, daun muda lebih efektif sebagai diuretik, awal kerja yang

cepat dan masa kerja yang relatif singkat (Ninuk Kus Dasa Asiafri Harini,

JB FMIPA UNAIR 1989).

4. Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam

daun tua yang berbunga (0.365%), sedangkan yang terkecil berasal daru

daun muda yang berbunga putih (0.095%).

Cara Pemakaian

1. Sebagai obat Herbal Peluruh kencing

Cara pembuatan Obatnya: siapkan Daun kumis kucing yang masih segar

sekitar 1/4 genggam, kemudian rebuslah daun dengan segelas air bersih.

Biarkan mendidih hingga hanya tersisa 1/2 gelas saja. Lalu Angkat dan

dinginkan air rebusan. Minumlah air rebusan dua kali dalam sehari, catatan:

perminum hanya setengah gelas.

2. Sebagai Obat Herbal Kencing batu

Cara pembuatan Obatnya: Siapkan sekitar 90g daun kumis kucing dan

bersihkan hingga benar-benar bersih, rebus daun kumis kucing dengan air 1

liter, dan biarkan air rebusan hanya tersisa kurang lebih 750 cc. angkat dan

dinginkan, minum airrebusan tadi 3 kali sehari ( 750/3 kali minum), lakukan

cara ini hingga penyakit anda sembuh.

3. Sebagai obat herbal Nyeri buang air seni

Cara pembuatan Obatnya: Siapkan sekitar sejumput daun kumis kucing, lalu

keringkam di tengah terik matahari, sehingga seperti teh, seduh dengan gula

aren.

4. Sebagai obat herbal Sakit pinggang

Cara pembuatan Obatnya: siapkan sekitar 7 helai daun kumis kucing kemudian

siapkan juga akar kumis kucing. Lalu potong akar menjadi 2 bagian dan rebus

kedalam segelas air. Diamkan semalam dan minum air rebusan.

5. Sebagai obat Herbal Masuk angin

Cara pembuatan: siapkan sekitar satu sendok daun dari kumis kucing lalu

rebuslah dengan menggunakan 1 gelas air, diamkan hingga ar rebusan tinggal

setengah gelas saja. Minumlah air rebusan setelah dingin sekaligus.

6. Sebagai obat batu ginjal

Cara pembuatan: Siapkan sekitar 3 genggam daun kumis kucing. Siapkan pula

Daun keji beling sekitar 5 lembar. Cuci kedua bahan hingga bersih. Kemudian

rebuslah daun daun tersebut dengan tambahan sedikit gula sampai benar-benar

mendidih. Minumlah air rebusan sekitar 10 harian, dengan takoron 2 kali

sehari.

2.2. Kacang Roay (Kacang Koro Pedang)

Di antara spesies atau jenis kacang koro, jenis Canavalia gladiata (Jack.)

DC. atau kacang koro pedang yang paling banyak digunakan dan dimanfaatkan.

Hal ini dikarenakan kandungan gizi-nya yang jauh lebih lengkap dan khusus di

Indonesia, jenis kacang koro inilah yang paling mudah ditemukan. 

Klasifikasi Taksonomi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Family: Fabaceae

Genus: Canavalia

Spesies: Canavalia gladiata

Sejarah

Pada dasarnya, kacang koro memang disinyalir berasal dari benua Asia juga

Afrika. pada mulanya kacang ini secara besar-besaran ditanam khususnya di

wilayah Asia Selatan juga Tenggara. Negara tersebut antara lain Myanmar, Indo-

China, Sri Lanka, India dan lain-lain. Meski demikian, secara aktual, kacang koro

pedang telah ternaturalisasi dan kini juga dengan mudah dijumpai di Indonesia.

Nama Daerah

Kacang roay, Kacang Koro, Cangkordang

Nama lain koro pedang (Canavalia gladiata) adalah koro adalah koro parasman.

Di Jawa Tengah, koro pedang dikenal dengan nama koro bedog, koro bendo, koro

loke, koro gogok, koro wedhung, dan koro kaji. Di Jawa Barat, koro pedang

dikenal dengan nama kaos bakol, dan dalam bahasa Inggris disebut Sword Jack

Bean.

Karakteristik

Cangkordang/ Kacang roay merupakan tanaman perdu, bercabang pendek dan

lebat. Berakar tunggang. Bentuk daun trifoliat dengan panjang tangkai daun 7 –

10 Cm, lebar daun sekitar 10 cm, tinggi tanaman dapat mencapai 1 m, Bunga

berwarna ungu keputihan, tumbuh pada ketiak/buku daun, Berbunga mulai umur 2

bulan hinggá 3 bulan, Polong dalam satu tangkai 3 – 10 polong, tapi umumnya 5

polong/tangkai, Panjang polong 30 cm dan lebar 3,5 cm. Polong muda berwarna

hijau sampai kuning jerami dan polong tua berwarna coklat rata. Tanaman koro

pedang sendiri merupakan tanaman pemanjat tahunan dimana proses

pertumbuhannya tidak memakan waktu lama dan dilengkapi dengan batang kayu

dengan panjang maksimal 10 meter. Kacang koro berdaun tiga dengan bentuk

membundar seperti telur, lancip dan memiliki bulu halus jarang pada kedua

sisinya. Adapun bunganya serupa tandan di ketiak dan terkeluk balik dengan

warna putih. Sementara itu buahnya berupa polongan dengan bentuk lonjong

memita, ujungnya cenderung lebar dan dalam kondisi tertentu melengkung. Biji

dalam polongan kacang koro memiliki bentuk lonjong dengan warna variatif

yakni merah muda, merah, merah kecoklatan dan bahkan hitam pekat. Namun

dalam kondisi tertentu, warna biji ini tak jarang dijumpai yang berwarna putih

bersih.

Bagian yang dapat Digunakan

Biji, bunga, daun

Kandungan Gizi

Koro pedang, merupakan salah satu jenis dari kacang-kacangan yang memiliki

kandungan lemak dan protein yang tinggi. Kebanyakan protein yang diteliti

terletak pada biji, dan hanya sebagian kecil saja terdapat pada kulit biji. Sebagian

protein pada kacang-kacangan terdapat pada biji bagian luar. Koro pedang juga

memiliki kandungan mineral yang tinggi. Namun kandungan mineral ini berbeda-

beda pada tiap panen. Kandungan mineral hasil panen bulan Januari (musim

hujan), lebih tinggi dari pada panenan bulan Juni (musim kemarau).

Kacang-kacangan Protein Lemak

Koro pedang (Muda) 6,9 0,5

Koro pedang (Tua) 23,4 1,2

Kandungan mineral yang terdapat pada biji koro pedang yang berbeda saat panen

(mg/100 g bk)

Kacang koro pedang juga memiliki kandungan antioksidan, yang

bahkan lebih tinggi daripada kedelai. Antioksidan adalah suatu zat yang

berguna untuk menangkal radikal bebas, yang biasanya dihasilkan dalam reaksi

metabolisme tubuh. Makanan yang mengalami oksidasi, jika dikonsumsi manusia

dapat menimbulkan beberapa penyakit, misalnya atherosklerosis, penuaan dini,

penyakit parkinson. Selain itu radikal bebas dapat juga merusak selaput sel dan

komponen vital lainnya, misalnya materi genetik (DNA), dan dapat juga memicu

proses karsinogenik.

Kandungan Zat Aktif

Koro pedang bukan merupakan suatu polong-polongan yang terkenal karena

baunya yang kuat dan kulit bijinya yang tebal. Biji yang telah kering dan telah

matang secara penuh harus hati-hati apabila akan dikonsumsi karena mungkin

sedikit beracun. Detoksifikasi dapat dilakukan dengan direbus, diseduh, dibilas

atau difermentasikan. Proses perkecambahan kacang-kacangan yang

menghasilkan kecambah (sprouts), yang kemudian ditepungkan, ternyata dapat

menghilangkan berbagai senyawa anti gizi di dalamnya, dapat mempertahankan

mutu proteinnya dan menandung vitamin C yang cukup tinggi. Selain

mengandung α-aminobutyric acid (Abu), kacang koro pedang juga mengandung

lectin, yaitu karbohidrat sederhana yang berikatan dengan protein. Lectin

memiliki nama lain hemaglutinin. Senyawa ini dapat menggumpalkan darah.

Tetapi pengolahan yang benar, dengan terlebih dahulu dilakukan perendaman,

dapat menghilangkan senyawa ini. Kacang koro pedang memilki kandungan

canavanine yang sangat tinggi (88 – 91 %). Canavanine merupakan suatu senyawa

asam amino yang mirip Arginin. Arginin adalah salah satu dari 20 asam amino

yang digunakan oleh organism untuk menyusun proteinnya. Apabila Canavanine

ini dikonsumsi senyawa ini akan bergabung ke dalam protein yang biasa ditempati

oleh arginin. Canavanine sangat berbeda dengan arginin, sehingga dapat

mengganggu fungsi protein tersebut. Namun kandungan Canavanine ini dapat

dihilangkan dengan cara direndam, dan dihancurkan / digiling.

Manfaat

Koro pedang digunakan sebagai sayuran, makanan hewan dan pupuk hijau.

Polong muda yang masih hijau digunakan sebagai bahan makanan di Asia tropis,

sebagai sayuran hijau yang direbus mirip dengan buncis ( Phaseolus vulgaris L.).

Polong yang sudah dewasa tetapi masih segar dan berwarna hijau juga dikonsumsi

sebagai sayuran. Bunga dan daun muda digunakan dalam mengukus sebagai

perasa. Di Jawa koro pedang digunakan sebagai penutup tanaman yang berjangka

waktu pendek dan sebagai pupuk hijau. Kadang-kadang digunakan sebagai

makanan hewan tetapi lebih sedikit dibanding dengan koro parang ( Canavalia

ensiformis ( L.) DC.). Biji merah muda kadang-kadang digunakan sebagai obat

tradisional Cina. Urease yang diekstrak dari koro pedang digunakan dalam

analisis laboratorium. Selain itu kacang koro pedang juga dimanfaatkan untuk

membuat tahu dan tempe. Koro pedang digunakan sebagai pengganti kedelai,

karena selain harganya jauh lebih murah dibanding kedelai (per kilo Rp. 3500),

juga penanamannya sangat mudah. Selain itu koro pedang memiliki kandungan

gizi yang tidak kalah dengan kedelai.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Farmasis perlu memperkenalkan berbagai macam tanaman obat

kepada masyarakat dan perlu mensosialisasikannya mulai dari cara

membudidayakannya hingga cara pembuatan racikan obat yang

sederhana, baik, dan aman untuk dikonsumsi.

Daftar Pustaka

Handajani,S.1993.Analisa sifat Phisis-Khemis Beberapa Biji Kacang-

Kacangan, kekerasan, Kualitas Tanak, Protein, dan Kandungan

Mineralnya.Lembaga penelitian Universitas Sebelas maret

Surakarta.

http://disbun.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Manfaat_Kumis_Kucing.pdf

http://koropedangonline.blogspot.com

http://kumiskucing.org/ciri-ciri-tanaman-kumis-kucing/

http://limowatt.blogspot.com/

http://princessapple.student.umm.ac.id/category/manfaat-tanaman-obat/

http://www.docstoc.com/docs/111519854/Cara-menanam-Kacang-Koro-Pedang

Lampiran

Kuming Kucing (Orthosiphon aristatus)