Makalah Blok 9

56
Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Makalah Pribadi Problem Based Learning Blok 9 Digestive-1 By : Jimmy Nyomin 10-2009-084

Transcript of Makalah Blok 9

Page 1: Makalah Blok 9

Universitas Kristen Krida Wacana

Fakultas Kedokteran

Makalah Pribadi

Problem Based Learning

Blok 9

Digestive-1

By :

Jimmy Nyomin

10-2009-084

Kelompok D-7

Page 2: Makalah Blok 9

Daftar Isi pg

Pendahuluan 2

Tujuan 2

Pembahasan 4

Daftar Pustaka 39

Page 3: Makalah Blok 9

I. Pendahuluan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel

yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa

proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3

bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya

adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran

sisa - sisa makanan melalui anus.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus

halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak

diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Tujuan dari pencernakan adalah agar makanan mudah untuk diserap (absorpsi). Hasil

pencernaan karbohidrat adalah monosakarida, pencernaan protein adalah asam amino dan

pencernaan lemak adalah asam lemak. Pencernakan dibedakan 2 macam:

1. Pencernakan Fisika: yaitu pencernakan yang merupakan makanan dari bentuk besar

menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak

terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi

2. Pencernakan Kimiawi adalah pencernakan makanan dengan menggunakan enzim,

mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana

II. Tujuan

Agar mahasiswa dapat mengerti system digestive secara sepenuhnya, baik struktur,mekanisme

dan fungsi dari system digestive tersebut, serta memahami histology dari system digestive ini.

Page 4: Makalah Blok 9

I. Anatomi Saluran Pencernaan

Saluran Pencernaan dimulai dari :

Cavum Oris

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut

biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan

lengkap yang berakhir di anus.Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.

Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa

yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,

asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri

dari berbagai macam bau.Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di

kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah

dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut

dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi

dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara

langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Cavum oris disebelah depan dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan

labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi oleh pipi

dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi atapnya adalah palatum.

Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan lubang yang

disebuat faucia.

Faring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak

mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak

bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan

rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan

rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama choana, keadaan tekak berhubungan

dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut isthmus fausium

Page 5: Makalah Blok 9

Tekak terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian

media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama

tinggi dengan laring.Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang

menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga, Bagian media disebut orofaring,bagian

ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laringofaring yang

menghubungkan orofaring dengan laring

Esofagus

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu

makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui

kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari

bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.

Di cranial dan caudal oesophagus terdapat sphincter yang bernama sphincter oesophagus.

Di oesophagus makanan akan mengalami gerak peristaltic yang terjadi sekitar 6-10 deik.

Apabila peristaltik pertama (peristaltik primer) tidak bisa mengantarkan makanan ke

gaster, maka akan terjadi gerakan peristaltik sekunder sehingga mendorong makanan ke

gaster.

Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

- Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

- Bagian media (campuran otot rangka dan otot halus)

- Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Gaster

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.

Gaster terdiri dari 3 bagian yaitu

- Kardia.

- Fundus.

- Antrum.

Page 6: Makalah Blok 9

- Pylorus

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk

cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik

untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung

menghasilkan 3 zat penting :

* Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap

kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada

terbentuknya tukak lambung.

* Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh

pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Intestinum

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara

lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang

diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan

air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Page 7: Makalah Blok 9

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ),

lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong

(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah

lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari

merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di

ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya

oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.

Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejunum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari

usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia

dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus

kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),

yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas

jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus

Page 8: Makalah Blok 9

penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus

kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris

modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem

pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan

jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit

basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Colon terdiri dari :

* Colon asendens (colon yang naik ke atas setelah illeum)

* Colon transversum (colon yang bergerak melintang)

* Colon desendens (colon yang bergerak setelah colon transversum menuju ke arah bawah)

* Colon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan

dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa

menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang

bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Appendix

Page 9: Makalah Blok 9

Apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis

atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung buntu

tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing

berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks

selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang

(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Rectum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang

berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi

sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan

di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja

masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya

dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang

menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali

material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika

defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang

lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.

Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan

dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi

(buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Page 10: Makalah Blok 9

Penghasil Hormon dalam Saluran Pencernaan

Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu

menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak

pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

* Acinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Tiap asiunus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada bagian

basalnya bertumpu pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya membatasi lumen membesar

berisi sekret. Diantara sel asini tadi terdapat kapiler sekretoris yang bermuara dalam lumen

kelenjar.Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular endoplasmik

retikulum yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah supranuklear terlihat butir-butir

sekresi yang asidofil, butir-butir sekresi ini berisi enzim-enzim proteolitik, lipolitik dan

penghancur karbohidrat. Diantara butir-butir terlihat celah-celah yang sebenarnya adalah

kompleks golgi.

* Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran kelenjar

yang masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus yang kemudian menjadi

duktus interlobularis.Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis

yang bertumpu pada bagian retikulum di bawahnya.Duktus pankreatikus wirsungi merupakan

saluran keluar utama pankreas. Duktus ini dimulai dari cauda pankreatis berjalan melintang

sepanjang pankreas dan menerima saluran-saluran yang lebih kecil sepanjang perjalanannya.

Kadang-kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam duodenum pada ampula vateri.

Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius Santorini. Saluran ini mempunyai

epitel silindris selapis yang diperkuat oleh jaringan pengikat padat.

Page 11: Makalah Blok 9

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke

dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan

lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh

dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi

melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Hepar

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai

fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam

tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga

memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati

biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah

yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan

vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta

terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-

zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada vertebra rendah

gambaran strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga pada

vertebra tinggi sudah berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam lempeng-lempeng.

Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua

sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Berat organ ini pada orang

Page 12: Makalah Blok 9

dewasa sekitar 1,5 kg. Permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula

Glissoni.

Vesika Fellea (Kantung Empedu)

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat

menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada

manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan

karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ

ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah lobulus

kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hati.

Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan collum

yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar berasal

dari ducti biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi

ductus cysticus yang bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk

pencernaan akan disalurkan melalui ductus choledochus dan bermuara dalam duodenum.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

· Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

· Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol

II. Histologi Saluran Pencernaan

Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi,

yang dikelilingi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa, submukosa, muskularis

eksterna dan serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar

dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang

Page 13: Makalah Blok 9

mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas lapisan

sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar serat otot polos yang memisahkan lapisan

mukosa dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.

Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh

limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar dan

jaringan limfoid.

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi

dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke lumen),

arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang. Lapisan muskularis

juga mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach), yang terletak diantara kedua

lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara

kedua lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh

darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis

(mesotel).

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara

isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan,

memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang

mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus (lendir)

atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina

propria dan lapis submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.

Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina

propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan limfosit,

beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama adalah

imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh sel-sel epitel

pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif

terhadap invasi virus dan bakteri.

IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas enzim

proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan dalam lumen

Page 14: Makalah Blok 9

usus.

Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari saluran

cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis eksterna mendorong

dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf membangkitkan dan mengkordinasi

kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis

kecil.

Cavum Oris

Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis. Pada

waktu embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.

Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel

permukaannya mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada bagian bibir

dapat diamati peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel berlapis tanduk. Lamina

propria berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung

kelenjar-kelenjar liur kecil secara difus.

Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel berlapis

gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian

pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari

bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar

yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem

pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel

berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami

gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring

mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan

jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.

Gigi

Page 15: Makalah Blok 9

Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung

simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap

kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi

susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.

Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota (korona),

satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut

alveolus. Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua

pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain

yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa.

Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal)

memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga

pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam

sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin

Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena kandungan

garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1,

glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik

dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari

rongga pulpa.

Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks organik

pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan

gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti pada

basisnya. Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak lurus

terhadap lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur

memanjang seiring dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin

yang bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah

ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan disebut

predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel

matriks) mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi

Page 16: Makalah Blok 9

sebagai tempat nukleasi bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.

Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang

lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang

pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email

penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi

dalam dentin yang menyebabkan membuat komponen-komponennya.

Email

Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung

kalsium. Ia terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5%

materi organik dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan

struktur lain dari gigi berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik email

tidak terdiri atas serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan

protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Peran protein ini dalam mengatur

unsur mineral dari email sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit

memanjang, batang (prisma) email digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-

batang dan batang email dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi

kristalnya. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.

Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini

mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma kasar dan

kompleks golgi yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran

apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini

mengandung protein yang menyusun matriks email.

Esofagus

Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25 cm,

berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar terdapat dalam

mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk bermuara

Page 17: Makalah Blok 9

dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa

terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina

propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang

juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot

polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos,

pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga

peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut

adventisia.

A. Tunica mucosa

Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa

membentuk lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitel, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa keratinasi

dengan kira-kira 25 lapis sel.

2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak mengandung sel-sel.

Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila untuk bermuara dalam lumen.

Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula oesophagea cardiaca.

3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya memiliki lapisan

serabut-serabut yang tersusun longitudinal.

B. Tunica submukosa

Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat

membentuk lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam tunica

submukosa terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan menghasilkan mukus.

Saluran keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian melalui diantara papila untuk

bermuara ke dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan glandula oesophagea propria.

C. Tunica muskularis

Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:

Page 18: Makalah Blok 9

- Stratum circulare : disebelah dalam

- Stratum longitudinale : disebelah luar

Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus superior.

Pada ¼ bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada ¼ bagian tengah terdiri

atas campuran otot bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian anal terdiri seluruhnya stas otot

polos. Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter oesophageus inferior.

D. Tunica adventitia

Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm

sebelum ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada diaphragma.

Fungsi oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.

Gaster

Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong. Dalam

keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang usus. Makanan dan

minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia. Disebelah kiri cardia, dinding

ventriculus sedikit lebih membesar, dimana terdapat fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di

sebelah kanan dan kiri masing-masing disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor.

Kedua sisi ini membatasi permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu

corpus ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi.

Selanjutnya pylorus akan bermuara dalam duodenum.

A. Tunica mucosa

Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan pylorus

agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae karena longgarnya

tunica submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan

yang membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan areola gastrica.

Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula

fundica, dan glandula pylorica.

Page 19: Makalah Blok 9

o Epitel

Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel

oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel epitel tersebut

dijumpai adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan

dengan lapisan karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen,

bentuk bintang dengan warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu

diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-

sel yang terbentuk baru akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.

o Lamina propria

Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh kelenjar-

kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler. Infiltrasi limfosit tersebar

secara difusi dan kadang-kadang ditemukan lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :

· Glandula cardiaca

Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula cardiaca merupakan

kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya

ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica

atau sel mukosa leher dari glandula fundica.

· Glandula fundica/glandula gastrica propria

Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah lambung. Bentuk

masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujung-

ujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai

lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.

Page 20: Makalah Blok 9

Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :

1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)

§ Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3 bagian distal dari

kelenjar

§ Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat

§ Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin

§ Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur

- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein

- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak

- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna basofil

2) Sel parietal

§ Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar

§ Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh sel

utama

§ Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang tampak sebagai

bangunan intraseluler

§ Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung

§ Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli

- Microvili panjang

- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan desmosom

- Mitokondria tampak asidofil

- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3) Sel mukosa leher

§ Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar

§ Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih

§ Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine

Page 21: Makalah Blok 9

§ Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Microvili pendek pada permukaan sel

- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi

- Kompleks golgi diatas inti sel

- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma

- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit

4) Sel argentafin (sel enterokromatin)

§ Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama

§ Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin

§ Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

· Glandula pylorica

Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula pylorica berbentuk

tubuler bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong melintang.

Sifat-sifat lain :

§ Lumen besar

§ Terdapat satu macam sel saja

§ Sel-selnya berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir tidak

jelas, inti terdesak ke basal sel

§ Tampak kapiler sekretori di antara sel-sel kelenjar

§ Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel mucosa leher

§

o lamina muskularis mucosa gaster

Terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar.

Kadang-kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells, sel limfoid

Page 22: Makalah Blok 9

C. Tunika muscularis

Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:

a. Stratum oblique

Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi.

b. Stratum circulare

Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus membentuk

muskulus sphincter pylori.

c. Stratum longitudinal

Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai lanjutan dari

peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus. Pada perlekatan sepanjang

curvatura minor dan major tidak dilapisi oleh mesotil.

Intestinum Tenue

Dindingnya :

A. Tunika mucosa

Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari permukaan

tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa tingkat :

· Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar yang disebut

plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).

Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran usus.

Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang makin membesar dan paling besar pada

akhir duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai pada pertengahan ileum

menghilang.

· Vili intestinalis

Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi seluruh

permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili

terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

Page 23: Makalah Blok 9

· Microvili

Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada permukaan sel-sel

epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang merupakan tonjolan

sitoplasmatis diliputi membrane sel.

o Epitel

Bentuk epitel silindris selapis

Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :

a) Sel absorbtif

- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ

- Bentuk inti ovoid pada basal sel

- Pada permukaan bebas terdapat microvili

- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein hingga pencernaan

dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili

- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa trigliseride untuk

proses absorbsi lemak.

b) Sel piala/goblet sel

- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.

- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret tersebut sebagai

plica.

- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis

- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum

- Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth

- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn

- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.

- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.

- Menghasilkan peptidase, losozim

Page 24: Makalah Blok 9

o Lamina propria

- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta lieberkuhn

- Mengandung serabut reticuler dan elastis

- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit

- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.

- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

o Lamina muscularis

Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :

- Stratum circulare di sebelah dalam

- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di dalamnya terdapat

pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf sebagai plexus nervosus,

submucosa meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:

a. Plica circularis

- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa untuk

memperluas permukaan usus.

- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang intestinum.

b. Glandula duodenalis bruneri

- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.

- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta lieberkuhn.

- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis

Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :

Page 25: Makalah Blok 9

· Stratum circulare di sebelah dalam

· Stratum longitudinal di sebelah luar

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale

Intestinum Crassum

Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat intestinum

tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga permukaan dalamnya tampak

lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya

pada umumnya sejenis.

Berdasarkan letak dan strukturnya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:

i. Colon, yang meliputi :

· caecum dan appendix vermiformis

· colon ascendes

· colon tranversum

· colon descendens

· colon sigmoideum

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari luar

colon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Disamping itu

tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang

disebut taenia coli.

Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon transversum

Page 26: Makalah Blok 9

dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah conon ascendens dan colon

descendens.

Dinding Colon :

A. Tunica mucosa

Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya lekukan

ke dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang

diikuti seluruh lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris.

1. Epitil

Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis. Diantara sel-sel

epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus,

maka tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat rapat.

Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin.

Sedang sel paneth sangat jarang.

2. Lamina propria

Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus

lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.

3. Lamina muscularis mucosae

Jelas adanya dua lapisan

B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan

C. Tunica muscularis : Tidak ada keistimewaan

D. Tunica serosa : Tidak ada keistimewaan

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan dibungkus

seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat terdapat bangunan sebagai

kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix epiepitionea.

Appendix vermiformis

Page 27: Makalah Blok 9

Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada caecum.

Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica mucosa kedalam dinding

menyebabkan bentuk lumen yang tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak membulat.

Kadang-kadang lumennya berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini berakhir buntu.

Dindingnya berstruktur sebagai berikut :

A. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis.

1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan

kadang-kadang sel paneth.

2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula nodulus

Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta

lieberkuhn

3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-kadang

terputus-putus

B. Tunica submucosa

Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di dalam

jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunic muscularis

Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa

Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada

intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula mesoappendix

yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.

Valvula Ilecoececalis

Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara ileum

Page 28: Makalah Blok 9

dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos memperkuat struktur tersebut.

Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan

tersebut membatasi suatu celah tempat muara ileum.

Rectum dan Anus

Dibedakan 2 bagian :

Pars ampullaris recti

Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis

merupakan yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang, memendek dan

menghilang pars analis recti. Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica

muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi. Tunica serosa diganti oleh

tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.

Pars analis recti

Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan

longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni. Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu

membatasi lubang anus. Maka terbentuk sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut

sinus analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum digantikan langsung oleh epitel

gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina

propria rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran anus.

Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.

Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus

haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus dan

pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil

dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna berkembang dari pembuluh-

pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir anus.

Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk m.spincter

ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang bergerak melingkar

membentuk m.spincter ani externus.

Page 29: Makalah Blok 9

Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil silindris selapis menjadi

epitil gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan tersebut melingkar, disebut liner

anorectale.

Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi dan batasnya yang

membentuk lingkaran disebut liniaanucutanea.

Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea.

Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale yang

berbentuk tubuler.

Hepar

Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri

atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7—2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus

berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut vena

sentralis.

Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat. Pada sudut

pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat berbentuk segi

tiga berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari pembuluh darah,

pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut Trigonum

Kiernanni.

Vesika Fellea

Dinding Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa

Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan sediaan vesica

fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae pada permukaan. Pada liatan

yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar

Page 30: Makalah Blok 9

apabila vesica fellea berisi penuh.

· Epitel

Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval dengan bbutir-

butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel terdapat banyak

microvilli.

· Lamina Propria

Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada collum yang

berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih, dengan inti gelap

terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus

2. Tunica Muscularis

Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal dan

menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis

Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan

melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung serabut-

serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh

limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa

Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh peritoneum

yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi vesica fellea merupakan

tunica serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan

dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang disebabkan karena

penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.

Page 31: Makalah Blok 9

III. Fisiologis Saluran Pencernaan

Mekanisme menelan terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

Tahap volunteer dari penelanan. Ketika makanan adalah siap untuk ditelan, “secara

sadar” makanan digulung atau ditekan kearah posterior kedalam faring oleh tekanan dari lidah

ke atas dan ke belakang terhadap langit-langit mulut, menelan menjadi otomatis biasanya tidak

bisa dihentikan.

Tahap faringeal. Ketika bolus makanan masuk ke bagian posterior mulut dan faring,

bolus merangsang daerah reseptor menelan didaerah pintu faring, terutama pada tiang-tyang

tonsillar, dan impuls-impuls dari sini berjalan ke batang otak. untuk mencentuskan serangkaian

kontraksi otot faringeal secara otomatis.

Tahap Esofageal. Ketika peristaltic dari esophagus dimulai, otot sfingter bawah dari

esophagus berelaksasi, sfingter membuka dan bolus makanan masuk ke lambung. Otot dari

sfingter bawah esophageal berkontraksi. Lalu menutup apabila gerakan peristaltic tidak ada,

serta mencegah refluks dari lambung berupa asam lambung.

Page 32: Makalah Blok 9

Setelah proses menelan bolus berada dilambung, fungsi motorik dari lambung adalah

penyimpanan sebagian besar makanan sampai makanan diproses duodenum, pencampuran

makanan ini dengan sekresi dari lambung sampai membentuk suatu campuran setengah cairan

disebut kimus, dan pengosongan makanan dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada

kecepatan yang sesuai penyerapan dan pencernaan yang sesuai untuk usus halus. Dibawah ini

gambar anatomi dari lambung.

Bolus dalam lambung dicerna dengan dibantu oleh hormone gastrin, asam lambung, serta

lambung tersebut melakukan gerakan mencampur dan mendorong bolus yang sudah menjadi

kimus. Selain itu lambung juga mensekresi kelenjar gastric yang memproduksi asam, mensekresi

asam hidroklorida, pepsinogen, factor instrinsik, mucus dan lambung juga mensekresi kelenjar

pilorik yang memproduksi mucus, beberapa pepsinogen, dan hormone gastrin. Dari lambung

kimus masuk ke usus halus, kimus tersebut mengalami mengalami gerakan pencampuran dan

kontraksi pendorongan. Aktivitas Peristaltic sangat meningkat setelah makan. Ini disebabkan

Page 33: Makalah Blok 9

sebagian oleh masuknya kimus ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa yang disebut

gastroenteric yang dimulai peregangan lambung dan diteruskan terutama melalui pleksus

myenteric dari lambung menurun sepanjang dinding usus halus. Selain sinyal saraf

mempengaruhi peristaltik usus halus, terdapat beberapa factor hormonal juga mempengaruhi

gerak peristaltik. Factor hormonal tersebut meliputi gastrin, CCK, hormon insulin, motilin, dan

serotonin, semuanya meningkatkan motilitas usus dan dikeluarkan selama berbagai fase

pencernaan makanan. Dan sebaliknya, secretin dan glucagon menghambat motilitas usus kecil.

Di usus halus terjadi proses absorpsi melalui transfor aktif dan melalui difusi beberapa

ratus gram karbohidrat, 100 gram lemak, 50-100 protein yang telah disederhanakan, serta 7-8

liter air. Air ditransfor melalui membran usus dengan proses difusi. Absorpsi ion dilakukan

melalui transfor aktif 20-30 gram natrium disekresikan melalui usus halus.

Permukaan absorpsi mukosa usus yaitu villi. Terdapat jonjot-jonjot yang disebut valvulae

conniventes, yang dapat meningkat/kan area permukaan absorpsi menjadi sekitar tiga kali lipat.

Lipatan ini meluas secara lingkar kebanyakan di sekitar usus dan terutama dengan baik

Page 34: Makalah Blok 9

berkembang baik di duodenum dan jejunum, di mana sering menonjol ke dalam dalam lumen 8

milimeter.

Setelah melalui proses absorpsi di usus halus kimus masuk kedalam usus besar atau

kolon, sebelumnya melewati katup ileosaekal yang mempunyai fungsi mencegah aliran balikisi

fekal dari kolon ke dalam usus halus. Didalam kolon kimus mengalami proses absorpsi lagi,

dimana fungsi dari kolon diantaranya absorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan

bahan feces sampai dapat dikeluarkan. Kira-kira 1500 ml kimus setiap harinya ke dalam kolon.

Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada pertengahan proksimal kolon sehingga

disebut bagian ini kolon absorpsi. Dalam kolon terdapat juga bakteri yang berguna dalam

mencerna selulosa, pembentukan vitamin k, vitaqmin B12, riboflavin, macam gas. Terjadi

gerakan-gerakan dalam kolon diantaranya gerakan mencampur dalam kolon lebih dikenal

haustrasi yaitu kontraksi gabungan dari pita otot sirkuler dan longitudinal menyebabkan usus

besar yang tidak terangsang menonjol keluar menyerupai kantung. Selain gerakan mencampur

kolon juga melakukan gerakan mendorong.

Page 35: Makalah Blok 9

Setelah feces dalam kolon penuh akan terjadi proses defekasi. Adanya suatu reflek

defekasi yaitu bila feces memasuki rektum, perenggangan dinding rectum menimbulkan sinyal-

sinyal afferent yang menyebar melalui pleksus myenteric untuk menimbulkan gelombang

peristaltic di dalam kolon desenden, sigmoid, dan rektum, mendorong feces ke arah anus. Ketika

gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal

penghambat dari pleksus myenteric; jika sphincter ani eksternus dengan sadar, secara voluter

berelaksasi pada waktu bersamaan, akan terjadi defekasi.

Page 36: Makalah Blok 9

IV. Enzim dalam saluran pencernaan

Pencernaan Kimiawi

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu :

1. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

 

2. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Kerja

enzim amilase yaitu :

Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa.

 

3. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

 

4. Enzim pepsin

Page 37: Makalah Blok 9

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu :

Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.

5. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari

(duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

6. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

7. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”mag”.

8. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

9. Enzim lipase

Page 38: Makalah Blok 9

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Cara kerja enzim lipase yaitu :

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).

Enzim pencernaan bekerja untuk mempercepat reaksi pada pencernaan makanan, tetapi enzim

pencernaan tidak ikut diproses.

Page 39: Makalah Blok 9

Daftar Pustaka

1. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC

2. Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and Company Gienview

3. Martini, 2001, Fundamentals of Anatomy and Physiology, Prentice Hall, New Jersey 4. Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta

5. http://www.docstoc.com/docs/451317/Histology-of-the-Digestive-System 6. http://panmedical.wordpress.com/2010/01/22/histologi-sistem-pencernaan/ 7. http://www.med.umich.edu/histology/giLiver/oralCavity.html

8. Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta :EGC.2001

9. Ganong, W. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. EGC.

Jakarta

10. Guyton, A & Hall, J. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.

EGC. Jakarta

11. Robert K.M, Daryl K.G, Peter A.M, Victor W.R, 2001, “Biokimia Harper” ed 25th, a. b. Andry

Hartono, Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

12. http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_374/materi3a.html13.