Makalah Blok 8

12
A.Suclavia dan A.Carotis Communis serta Fungsi Pembuluh Darah 102013302 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11!10 riska"usta"u#$"ail.co" Pendahuluan %u&u' "anusia "en$$unakan dara' se&a$ai (erantara "elakukan (ertukaran )at didala" tu&u' kita serta "alakukan &er&a$ai "aca" +un$si lain a se(erti "e"&unu' serta untuk "enutu( luka kita.ta(i se"ua +un$si terse&ut tidak akan terjadi &ila "en$alir "akan a di (erlukan suatu s ste" an$ dikenal se&a$ai s ste" cardiovasc -ardiovaskular dia"&il dari kata cardio an$ &erarti jantun$ dan vascul (e"&ulu' dara' an$ da(at diartikan s ste" kardiovaskular adala' suatu siste" o &er+un$si "e"inda'kan )at. Makroskopik Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis Arteri su&klavia ti"&ul dari aorta &erjalan "enuju i$a (eta"a ke"udian di klavikula "asuk a/ila untuk "enjadi arteri a/ilaris. ada &atas &a a' a/ila ia &rak'ialis an$ &erjalan ke &a a' "en usuri len$an (ada sisi "edial o &erca&an$ (ada lekuk siku "enjadi arteri radialis dan ulnaris. ala" +osa anteku&ital cekun$an dide(an siku tendon &ise( da(at dira&a den$an jelas (ada $aris ten$ sendi siku dili(at. %e(at "edial dari sini arteri &rak'ialis da(at dira&a den$an ini adala' te"(at an$ &iasa untuk "en$ukur tekanan dara' dan "eru(akan te"(at t untuk "encatat selain arteri radialis ju$a "encatat kece(atan den ut nadi karena siku ini le&i' &esar. 1

description

makalah blok 8

Transcript of Makalah Blok 8

A.Suclavia dan A.Carotis Communis serta Fungsi Pembuluh Darah102013302Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanTubuh manusia menggunakan darah sebagai perantara melakukan pertukaran zat-zat didalam tubuh kita serta malakukan berbagai macam fungsi lainya seperti membunuh bakteri serta untuk menutup luka kita.tapi semua fungsi tersebut tidak akan terjadi bila darah tidak mengalir makanya di perlukan suatu system yang dikenal sebagai system cardiovascular. Cardiovaskular diambil dari kata cardio yang berarti jantung dan vascular yang berarti pembuluh darah yang dapat diartikan system kardiovaskularadalah suatu sistemorganyang berfungsi memindahkan zat.Makroskopik Arteri Subclavia dan Arteri Carotis CommunisArteri subklavia timbul dari aorta berjalan menuju iga petama kemudian di bawah klavikula masuk axila untuk menjadi arteri axilaris. Pada batas bawah axila ia menjadi arteri brakhialis yang berjalan ke bawah menyusuri lengan pada sisi medial otot bisep untuk bercabang pada lekuk siku menjadi arteri radialis dan ulnaris. Dalam fosa antekubital (cekungan didepan siku) tendon bisep dapat diraba dengan jelas pada garis tengahnya bila sendi siku dilipat. Tepat medial dari sini arteri brakhialis dapat diraba dengan mudah. Tempat ini adalah tempat yang biasa untuk mengukur tekanan darah dan merupakan tempat terbaik untuk mencatat selain arteri radialis juga mencatat kecepatan denyut nadi karena darah di siku ini lebih besar.1

Gambar 1. Arteri SubklaviaKepala dan leher disuplai darah oleh arteria carotis communis. Terdapat perbedaan antara sisi kanan dan kiri, arteria carotis communis dextra adalah cabangan arteria brachiocephalica yang pendek dan arteria carotis communis sinistra keluar langsung dari aorta. Pada setiap sisi arteria carotis communis berjalan ke atas dalam leher dibawah sternomastoideus dan terbagi pada setinggi batas atas cartilago thyroid menjadi arteria carotis externa dan interna. Arteria carotis externa memperdarahi leher dan kepala melalui percabangannya yang terbesar adalah arteria thyroidea superior untuk glandula thyroidea, arteria lingualis untuk lidah, arteria facialis untuk wajah, arteria occipitalis untuk bagian belakang kepala, arteri temporalis superficialis untuk bagian depan dan samping kepala, arteria maxillaris untuk struktur-struktur pada bagian belakang rahang atas, arteria meningea media (salah satu cabang arteria maxillaris) berjalan melalui lubang kecil pada tengkorak untuk memperdarahi meningen.2Arteri ini dapat robek pada fraktur tengkorak. Arteri yang memperdarahi otak adalah arteria carotis communis dextra dan sinistra, arteria vertebralis dextra dan sinistra. Arteria carotis interna pada tiap sisi adalah satu dari dua cabang terminal arteria carotis communis. Arteri ini berjalan didalam leher dan melewati canalis caroticus dalam os temporale kemudian keluar di dalam tengkorak, tempatnya berjalan kedepan, terletak di dalam sinus cavenosus (sinus venosus pada sisi lateral corpus os sphenoidale) dan berakhir dengan terbagi menjadi arteria cerebralis anterior dan media. Arteria Vertebralis adalah cabang arteria subclavia pada pangkal leher. Arteri ini berjalan ke atas melalui foramen pada processus transversus keenam vertebrae cervicalis atas dan kemudian melalui foramen magnus ke dalam tengkorak. Pada sambungan pons dan medulla oblongata, kedua arteria vertebralis bergabung membentuk arteri basilaris yang bercabang untuk cerebellum, medulla oblongata dan pons. Dan berakhir dengan terbagi menjadi arteria cerebralis posterir dextra dan sinistra.2

Gambar 2. Arteri Carotis Communis

Struktur Mikroskopis Pembuluh DarahDalam mempelajari dinding pembuluh darah hendaknya selalu diingat 3 lapisan utama yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1.3Tunika intimaIntima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh lapisan subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari tunika media oleh lamina elastika intena yaitu komponen terluar dari intima lamina ini terdiri atas elastin, memiliki celah-celah yang memungkinkan terjadi difusi zat untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan darah dan kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika intima arteri pada umumnya tampak berombak-omba pada sedian jaringan.3Tunika mediaTunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel otot polos yang tersusun secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat dan lamela elastin, serat retikulin, proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah bervariasi. Sel otot polos menjadi sumber sel dari matriks ekstrasel ini.Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih tipis, yang memisahkannya dari tunika adventisia.3Tunika adventisiaTunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan elastin.Kolagen dalam adventisia berasal dari tipe 1.lapisan adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada.3

Gambar 3. Lapisan Pembuluh DarahPembuluh darah pada arteri digolongkan sesuai dengan diameternya menjadi arteriol,arteri berdiameter sedang dan arteri berdiameter besar.40. ArteriolArteriol umumnya berdiameter kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relatif sempit. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis.Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat lamina elastiksitas interna dan tunika media.Umumnya terdiri atas satu atau 2 lapis sel otot polos yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna.Diatas ateriol terdapat arteri kecil dengan tunika media yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar dari lumen arteriol.Umumnya berlumen bundar atau agak lonjong.Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel dan lapisan subendotel.Dibawah lapisan ini terdapat tunika elastika interna yang terdiri atas serat elastin yang berjalan berkelok-kelok melingkari dinding pembuluh.Tunika elastika interna lebih jelas terlihat pada sajian dengan pulasan orcein. Tunika medianya terdiri atas beberapa lapis serat otot polos tersusun melingkari dinding pembuluh.40. Arteri sedangArteri sedang dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media.Arteri sedang berlumen bulat atau lonjong, dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya.Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel dengan jaringan ikat yang tipis dibawahnya.Seperti pada arteriol, sel endotel tampak berderet mengikuti kelak-kelok mengelilingi lumen.Tunika medianya tebal, terdiri atas banyak otot polos yang tersusun melingkar.Dalam tunika media sudah dapat ditemukan kapiler darah yang mendarahi tunika media yang disebut vasa vasorum.Tunika elastika eksterna juga jelas terlihat, tetapi tidak membentuk lapisan sepadat tunika elastika interna.Unsur serat elastin pembuluh ini tidak saja terdapat pada kedua lapisan tambahan ini, tetapi terdapat juga diantara serat otot polos tunika media.Serat-serat ini dapat dilihat dengan mudah pada sajian pulasan orcein. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang dengan vasa vasorum yang lebih jelas.40. Arteri besar Arteri besar membantu menstabilkan aliran darah.Arteri besar mencakup aorta beserta cabang-cabang besarnya.Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin dibagian medianya. Intima lebih tebal daripada lapisan intima diarteri sedang.lamina elastika interna , meskipun ada, tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina elastis dilapisan media.Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya usia. Diantara lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan dan glikoprotein.Tunuka adventisia relatif kurang berkembang.Lamina elastis membantu fungsi penting, yaitu agar influks darah lebih merata.Selama ventrikel berkontraksi (sistol), lamina elastika arteri besar teregang dan perubahan tekanan berkurang.Selama ventrikel berelaksasi (diastol), tekanan ventrikel menurun ke nilai yang rendah, tetapi daya elastis arteri besar membantu mempertahankan tekanan arteriol. Akibatnya tekanan arteriol dan kecepatan aliran darah menurun dan makin tidak bervariasi saat darah menjauhi jantung.4Kapiler Dinding kapiler terdiri atas sel endotel yang sangat tipis, dengan lamina basalnya ditunjang anyaman serat retikuler longgar. Di bagian luar kapiler terdapat banyak sekali perisit yang memiliki cabang primer panjang terbujur memanjang sepanjang dinding kapiler dan juga cabang sekunder yang terjulur dari cabang primer yang melingkari pembuluh. Perisit dibungkus oleh lamina eksterna tipis yang menyatu dengan lamina basal endotel dan memiliki organel sitoplasma biasa (termasuk kompleks Golgi kecil, motikindria, lisosom, dan juga RE). Perisit memiliki sifat kontraktil dimana ditemukan faktor-faktor yang mengendalikan kontrkasi otot pada perisit sehingga diperkiran perisit juga terlibat pada pengendalian aliran darah melalui vaskulatur mikro.4Pada potongan melintang kapiler, tampak bahwa lumennya dikelilingi oleh 1 lapis endotel yang memiliki inti gepeng sehingga terlihat lonjong pada irisannya. Bagian inti yang lebih tebal akan menonjol ke dalam lumen, sedangkan bagian perifer sangat pipih. Sebuah kompleks Golgi dan beberapa mitokondria terdapat di sitoplasma dan yang menjadi ciri khas yang mencolok pada sel endotelnya endotelnya sendiri adalah banyaknya vesikel pada plasmalema kedua permukaan sel. Permukaan lumen endotel pada umumnya licin, namun tepian tipis sel-sel bersebelahan dapat saling berkumpul dan terlihat menjulur sedikit kedalam lumen.4VenaDibedakan menjadi 3 lapisan Tunika Intima, Tunika Media, dan Tunika Adventisia, seperti pada ateri. Namun, batas dari ketiganya sering tidak jelas karena unsur otot dan elastis berkembang tidak sebaik pada arteri serta unsur jaringan ikat lebih banyak.4Venula dan Vena KecilMerupakan lanjutan dari kapiler dan berukuran sedikit lebih besar.Dinding pembuluh ini tidak berbeda jauh dari kapiler yang tersusun atas endotel yang sangat tipis dikelilingi serat retikulin dan perisit.Meskipun tidak jelas perisit bentuknya agak berbeda dari yang ada di kapiler, dimana terlihat cabang-cabangnya membentuk jalinan longgar rumit seperti pembuluh.Pada venul yang lebih besar, tempatnya digantikan dengan sel otot polos.Sel otot polos tersusun melingkar dan agak terpisah sehingga terbentuk celah-celah, namun celah pemisah ini makin kecil dengan membesarnya pembuluh tersebut.Pada venul yang lebih besar dan vena kecil otot polos ini membentuk lapis yang dikatakan utuh, namun bentuknya kurang teratur.4Tidak semua pertukaran antara darah dan jaringan berlangsung dikapiler. Ada venul pascakapiler yang juga berfungsi sama bahkan dindingnya lebih permeabel. Dimana merupakan tempat terpilih untuk emigrasi leukosit dari darah ke dalam jaringan. Pembuluh ini teristimewa peka terhadap efek histamin, serotonin, dan substansi lain yang dikenal meningkatkan permeabilitas vaskuler. Jika salah satu substansi salah satu di suntikan maka partikel menumpuk pada celah-celah kecil yang terbentuk oleh retraksi sel endotel dari venul.4Vena SedangTunika intima terdiri dari atas endotel, lamina basalnya dan serat-serat retikuler terkait.Kadang-kadang dibagian luarnya terdapat anyaman serat elastin dengan kepadatan sedang, namun tidak jelas ada elastika interna.Pada tunika media tersusun atas lapis otot polos melingkar, namun lebih tipis dan longgar daripada arteri.Terdapat banyak serat kolagen memanjang dan beberapa fibroblast bercampuran, cenderung memisahkan sel-sel otot polos.Tunika adventisianya adalah lapisan paling tebal dan terdiri atas berkas-berkas kolagen serta anyaman serat elastin. Sedikit sel otot polos terorientasi memanjang terdapat diantara tunika adventisia dan media.4Vena BesarTunika intima punya struktur yang mirip dengan vena sedang, namun dalam pembuluh yang lebih besar ini, jaringan ikat subendotelnya jauh lebih tebal.Mengandung fibroblast dan dibatasi jalinan serat elastin.Jumlah otot polosnya bervariasi.Kebanyakan pada vena besar tidak terdapat tunika media dan adventisia tebal yang membentuk sebagian besar ketebalan dinding, kecuali pada vena pulmoner yang tunika medianya berkembang baik dengan otot polos melingkar.Tunika adventisia tebal dari vena yang lebih besar mengandung banyak serat elastin dan berkas kolagen yang terorientasi memanjang.Pada vena cava inferior serat-serat kolagen berjalan berpilin yang diduga memudahkan berkontraksi saat turun naiknya diafragma.Disekitarnya terdapat pembuluh-pembuluh kecil yang disebut vasa vasorum.Berjalan menembus dinding arteri dan vena besar untuk memasukkan oksigen pada jaringannya. Mereka lebih banyak terlihat pada dinding pembuluh vena daripada arteri.4Katup VenaKatup ini terdapat pada vena berukuran sedang yang mencegah darah mengalir menjauhi jantung.Masing-masing dari dua lembaran katup semilunar yang berhadapan adalah lipatan tipis intima, yang bagian dalamnya diperkuat lapis tipis kolagen dan jalinan serat elastin dan menyatu dengan tunika intima dinding pembuluh.Pada sisi yang mengarah ke dinding pembuluh, sel-sel endotel memanjang melintang, sedangkan sisi lainnya sel endotel hanya memanjang.Ruang antra katup dengan dinding pembuluh disebut sinus katup.Tepat diatas lengkung pelekatan daun katup, dinding vena lebih tipis dan agak lebar.Pada vena yang diregangkan, daerah tipis dinding ini agak menonjol dimana merupakan lokasi katup yang biasa dilihat dengan mata telanjang.Tepian bebas katup mengarah kealiran darah, bila darah mengakir ke arah jantung maka daun katup merapat kedinding pembuluh.Tapi jika kontraksi otot sekitar menekan vena, tepian daun katup saling mendekat untuk mencegah aliran balik. Katup vena lebih banyak terdapat pada vena tungkai bawah yang memudahkan aliran vena dalam mengatasi gaya berat dalam kolom darah. Katup tidak terdapat pada vena kecil atau vena sangat besar.4

Gambar2: Perbedaan Struktur Arteri, Vena dan Kapiler

Fungsi Pembuluh DarahSecara umumnya, fungsi arteri adalah mendistribusikan darah yang kaya dengan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.Fungsi vena pula adalah mengalirkan darah membawa sisa metabolisme dan karbon dioksida dari jarring ke jantung.Dari aorta ke kapiler, penampang total meningkat. Penampang total kapiler adalah 600 hingga 800 kali lebih besar dari aorta. Dari kapiler ke vena cava, luas penampang menurun. Luas penampang total mempengaruhi tekanan darah dan kecepatan aliran darah. Tekanan darah dari aorta sampai arteri kecil turun kira-kira 20 mmHg.Tekanan darah semakin menurun di arteriol yaitu 50-60 mmHg dan di kapiler tekanan darah menurun lagi 20 mmHg. Tekanan darah pada vena adalah sama dengan tekanan darah di atrium kanan. Dari aorta sampai ke arteri kecepatan aliran darah menurun sehinggalah di kapiler aliran darah sangat lambat untuk proses difusi oksigen dan nutrisi. Kecepatan ini menurun berakibat dari keluasan penampang total yang tinggi.5Tekanan darah arteri dapat dipengaruhi oleh kerja jantung. Sebagai contoh saat curah jantung menaik, darah banyak terkumpul di aorta dan menyebabkan tekanan darah di arteri naik sehinggalah jumlah darah yang masuk ke arteriol sama dengan jumlah darah yang keluar dari arteriol. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tahanan perifer. Tahanan ini tergantung oleh konstriksi dan dilatasi arteriol.Konstriksi di arteriol menyebabkan tekanan dara di arteri naik. Jumlah darah juga mempengaruhi dengan cara ketika berlaku perdarahan besar, tekanan darah akan menurun.selain itu viskositas darah dan gaya berat turut mempengaruhi dengan ketika viskositas tinggi, tahanan darah akan meningkat dan meningkatkan tekanan darah di arteri. Gaya berat penyebabkan pooling darah ke arah grafitasi.5Aliran balik vena pula dipengaruhi oleh faal jantung.Saat jantung mengalami diastole pada ventrikel, katup AV membuka dan darah masuk dengan cepat ke arah ventrikel. Pernapasan juga mempengaruhi dengan cara ketika inspirasi tekanan intrathorax turun dang menyebabkan vena besar intrathorax mengembang dan menghisap darah extrathorax.Aliran darah vena turut bergantung kepada otot rangka yang berdekatan. Apbila otot-otot tersebut berkontraksi, ia memijat vena dan berfungsi sebagai muscle pump. Faktor katup juga berperan menghalang aliran balik vena ke jaringan. Faktor gaya grafitasi menyebabkan tekanan arteri lebih tinggi dari tekanan vena. Namun begitu faktor ini dapat menyebabkan pooling darah balik ke jaringan tubuh.5

Kesimpulan Pria tersebut mengalami fraktur di daerah articulatio sternoclavicula dan cartilago thyroid sehingga mengalami perdarahan dan mengganggu sistem pembuluh darah di sekitarnya.

Daftar Pustaka1. Pearce E. Antomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia; 2005.h.151.2. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat Ed2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.113-4.3. Eroschenko P. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional Ed.9. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007.h.231-43.4. Bloom F. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.97-117.5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.218-24.