Makalah Blok 7

36
I. PENDAHULUAN Pernapasan merupakan satu proses pertukaran gas-gas respirasi yaitu oksigen dan karbon dioksida. Fungsi utama pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme sel- sel tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida hasil dari metabolisme tersebut. Sistem pernapasan meliputi saluran pernapasan yang berfungsi dalam konduksi udara. Bermula dari rongga hidung, pharynx, larynx sehingga paru, organ pertukaran gas, dan sistem sirkulasi darah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida ke alveolus. Proses bernapas terjadi akibat dari inspirasi dan ekspirasi, yang diakibatkan oleh kontraksi otot-otot interkostal dan diafragma. 1 Setelah oksigen disalurkan ke paru, akan berlakulah proses difusi dan transportasi gas tersebut ke kapiler darah seterusnya ke jaringan dalam tubuh yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Volume dan kapasitas paru setiap individu akan berbeda dengan individu yang lain, dan hal ini dapat ditentukan melalui pengukuran kapasitas paru dengan menggunakan spirometri. Selain sebagai pendistribusi dan pertukaran gas, system pernapasan secara efektif menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang kita hirup selama bernapas. Organ pernapasan juga mempengaruhi pembentukan suara, termasuk berbicara yang kita gunakan dalam komunikasi verbal. Jaringan epitel khusus dalam saluran pernapasan memungkinkan berfungsinya indera penghidu (olfaktori). Sistem pernapasan juga membantu dalam pengaturan atau homeostasis pH dalam tubuh.

description

makalah pbl blok 7

Transcript of Makalah Blok 7

I. PENDAHULUANPernapasan merupakan satu proses pertukaran gas-gas respirasi yaitu oksigen dan karbon dioksida. Fungsi utama pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida hasil dari metabolisme tersebut. Sistem pernapasan meliputi saluran pernapasan yang berfungsi dalam konduksi udara. Bermula dari rongga hidung, pharynx, larynx sehingga paru, organ pertukaran gas, dan sistem sirkulasi darah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida ke alveolus. Proses bernapas terjadi akibat dari inspirasi dan ekspirasi, yang diakibatkan oleh kontraksi otot-otot interkostal dan diafragma.1 Setelah oksigen disalurkan ke paru, akan berlakulah proses difusi dan transportasi gas tersebut ke kapiler darah seterusnya ke jaringan dalam tubuh yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Volume dan kapasitas paru setiap individu akan berbeda dengan individu yang lain, dan hal ini dapat ditentukan melalui pengukuran kapasitas paru dengan menggunakan spirometri. Selain sebagai pendistribusi dan pertukaran gas, system pernapasan secara efektif menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang kita hirup selama bernapas. Organ pernapasan juga mempengaruhi pembentukan suara, termasuk berbicara yang kita gunakan dalam komunikasi verbal. Jaringan epitel khusus dalam saluran pernapasan memungkinkan berfungsinya indera penghidu (olfaktori). Sistem pernapasan juga membantu dalam pengaturan atau homeostasis pH dalam tubuh.

II. PEMBAHASANPengertian PernafasanPernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda yaitu Pernafasan oksigen (O2) dalam matabolisme karbohidrat dan berbagai molekul organik dan suatu proses yang melibatkan pertukaran O2 dan CO2 di antara berbagai sel suatu organisme dan lingkungan luar. Sebagian besar sel tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan O2. Sel itu harus mampu melenyapkan CO2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2 terjadi secara langsung dengan lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme yang kompleks seperti manusia maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar memerlukan perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem respirasi (pernafasan) untuk pertukaran O2 dan CO2 bagi hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya meliputi : paru-paru, jalan udara ke paru-paru, dan struktur dada yang bertanggung jawab terhadap gerakan udara keluar dan masuk ke paru-paru.1Mekanisme PernapasanPernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Mekanisme pernafasan dibagi ke dalam berbagai aspek yaitu:Kapasitas dan Volume ParuSuatu metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru-paru adalah mancatat volume udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru-paru disebut spirometer. Sebuah alat spirometer terdiri dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah ruangan berisi air yang keseimbangannya dapat diatur melalui suatu pemberat. Dalam selinder terdapat campuran udara pernafasan biasanya udara atau O2 ; suatu tabung yang menghubungkan mulut dengan ruang udara. Karena nafas masuk dan ke luar ruang udara maka silinder terangkat/naik dan turun, dan suatu grafik akan terlihat pada kertas yang terdapat pada silinder yang berputar. Untuk memudahkan menjelaskan berbagai kejadian pertukaran udara paru-paru maka udara dalam paru-paru telah dibagi menjadi 4 volume dan 4 kapasitas. Volume paru-paru bagian kiri terdiri atas 4 volume yang berbeda dan bila dijumlahkan semuanya sama dengan volume maksimum paru-paru yang masih dapat diharapkan. Arti penting dari masing-masing volume tersebut adalah sebagai berikut.1. Volume tidal (tidal volume = TV) adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml.2. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV) adalah volume ekstra udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml.3. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV) adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal, biasanya volume ini kira-kira 1100 ml.4. Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini rata-rata 1200 ml.Kapasitas paru-paru dalam siklus paru-paru kadang-kadang perlu mempertimbangkan 2 atau lebih volume udara tersebut di atas secara bersama-sama. Penggabungan ini disebut kapasitas paru-paru. Kapasitas paru-paru berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut ini.1. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume cadangan inspirasi (IRV). Ini adalah sejumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang berarti seseorang bernafas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru-parunya hingga maksimum.2. Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity/FRC) = volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residu (RV). Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).3. Kapasitas vital (vital capacity/VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV) + volume cadangan ekspirasi (ERV). Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum.4. Kapasita total paru-paru (total lung capacity/TLC) adalah volume maksimum paru-paru yang masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml). TLC = IRV + TV + ERV + RV.Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini bahwa laki-laki mempunyai VT = 400 ml, VC = 4800 ml, IRV = 3100 ml, IC = 3600 ml, ERV = 1200 ml, RV = 1200 ml, FRC = 2000 ml, TLC = 6000 ml. Sapi betina (dalam keadaan tidur) mempunyai TV = 3100 ml; sedangkan dalam posisi berdiri adalah 3800 ml. Semua volume dan kapasitas paru-paru wanita 20 25% lebih rendah dibandingkan laki-laki, dan volume serta kapasitasnya lebih besar pada orang yang bertubuh besar dan olahragawan dibandingkan dengan orang yang bertubuh kecil dan menderita asma.2,3Otot-otot PernafasanGerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar 75 % selama inpirasi tenang. Otot diafragma melekat di sekeliling bagian dasar rongga toraks, membentuk kubah di atas hepar dan bergerak ke bawah seperti piston pada saat berkontrkasi. Jarak pergerakan diafragma berkisar antara 1.5 sampai 7 cm saat inpirasi dalam.Diafragma terdiri atas 3 bagian : bagian kostal, dibentuk oleh serat otot yang bermula dari iga iga sekeliling bagian dasar rongga toraks, bagian krural, dibentuk oleh serat otot yang bermula dari ligamentum sepanjang tulang belakang, dan tendon sentral, tempat bergabungnnya serat serat kostal dan krural. Serat serat krural melintasi kedua sisi esophagus. Tendon sentral juga mencakup bagian inferior pericardium. Bagian kostal dank rural diafragma dipersarafi oleh bagian lain dari nervbus prenicus dan dapat berkontrkasi secara terpisah. Sebagai contoh, pada waktu muntah dan bersendawa, tekanan intra abdominal meningkat akibat kontrkasi serat kostal diafragma, sedangkan serat serat krural tetap lemas, sehingga memungkina bergeraknya berbagai bahan dari lambung ke dalam esophagus.Otot inspirasi penting lainya adalah muskulus interkostalis eksternus yang berjalan dari iga ke iga secara miring kea rah bawah dan kedepan. Iga- iga berputar seolah olah bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot interkostalis eksternus berkontraksi, iga-iga dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposterior rongga dada. Diameter transversal boleh dikatakan tidak berubah. Masing masing otot interkostalis eksternus maupun diafragma dapat mempertahankan interkasi yang kuat pada keadaan istirahat. Potongan melintang medulla spinalis di atas segmen servikalis ketiga dapat berakibat fatal bila tidak diberikan pernapasan buatan, namun tidak demikiannya halnya bila dilakukan pemotongan di bawah segmen servikalis ke lima, karena nerfus frenikus yang mempersarafi diafragma tetap ututh, nerfus frenikus yang memersarafi diafragma tetap utuh, nervus frenicus timbul dari medulla spinalis setinggi segmen servikal 3-5. Sebaliknya, pada penderita dengan paralisis bilateral nervus frenikus yang mempersarafi diafragma tetap utuh, pernapasan agak sukar tetapi cukup adekuat untuk mempertahankan hidup. Muskulus skalenus dan sternokleidomastoideus di leher merupakan otot otot inspirasi tambahan yang ikut membantu mengangkat yang sukar dan dalam.Apabila otot ekspirasi berkontrakasi, terjadi penurunan volume intratorakal dan ekspirasi paksa. Kemampuan ini dimiliki oleh otot otot interkostalis internus karena otot ini berjalan miring ke arah bawah dan belakang dari iga ke iga, sehingga pada waktu berkontrkasi akan menarik rongga dada ke bawah, kontrkasi otot dinding abdomen anterior juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara menarik iga-iga ke bawah dan ke dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra abdominal yang akan mendorong diafragma ke atas.1,3Transportasi GasTransportasi O2, Oksigen dapat ditranspor dari pulmo ke jaringan melalui dua jalan secara fisik larut dalam plasma dan secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO2), ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel.Jumlah sungguhnya yang diangkut dalam bentuk ini mempunyai hubungan nonlinear dengan PA O2 (tekanan parsial oksigen dalam darah arteri), yang ditentukan oleh jumlah oksigen yang secara fisik larut dalam plasma darah. Sebaliknya, jumlah oksigen yang secara fisik larut dalam plasma mempunyai hubungan langsung dengan tekanan parsial oksigen dalam alveolus (Pal O2). Dan tergantung dari daya larut oksigen dalam plasma. Jumlah oksigen yang dalam keadaan normal larut secara fisik sangat kecil karena daya larut oksigen dalam plasma yang rendah. Hanya sekitar 1% dari jumlah oksigen total yang ditranspor ke jaringan-jaringan. Cara transpor seperti ini tidak mempertahankan hidup walaupun dalam keadaan istirahat sekalipun. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam keadaan tertentu (misalnya : keracunan karbon monoksida atau hemolisis masif di mana terjadi insufisiensi hemoglobin maka oksigen yang cukup untuk mempertahankan hidup dapat ditranspor dalam bentuk larutan fisik dengan memberikan oksigen dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir (ruang oksigen hiperbarik).Satu gram hemoglobin dapat berikatan dengan 1,34 ml oksigen. Karena konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam darah pada pria dewasa besarnya sekitair 15gr/100 ml, maka 100 ml darah dapat mengangkut (15 x 1,34 = 20,1) 20,1 ml oksigen kalau darah jenuh sekali (Sa O2 = 100%). Tetapi darah yang sudah teroksigenisasi dan meninggalkan kapiler pulmo mendapatkan sedikit tambahan darah vena yang merupakan darah campuran, dari sirkulasi bronchial. Proses pengenceran ini yang menjadi penyebab sehingga darah yang meninggalkan pulmo hanya jenuh 97%, dan 19,5% volume diangkut ke jaringan. Pada tingkat jaringan, oksigen mengalami disosiasi dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam plasma.Dari plasma, oksigen masuk ke sel-sel jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan jaringan-jaringan yang bersangkutan. Meskipun sekitar 75% dari hemoglobin masih berikatan dengan oksigen pada waktu hemoglobin kembali ke pulmo dalam bentuk darah vena campuran. Jadi sesungguhnya hanya sekitar 25% oksigen dalam darah arteri yang digunakan untuk keperluan jaringan. Hemoglobin yang melepaskan oksigen pada tingkat jaringan disebut hemoglobin tereduksi (Hb). Hemoglobin tereduksi berwarna ungu dan menyebabkan warna kebiruan pada darah vena, seperti yang kita lihat pada vena superfisial, misalnya pada tangan. Sedangkan oksihemoglobin (hemoglobin yang berikatan dengan oksigen) berwarna merah terang dan menyebabkan warna kemerahhan pada darah arteri.Transportasi CO2, Transport CO2 dari jaringan ke pulmo melalui tiga cara berikut Secara fisik larut dalam plasma (10 %), Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (20%) dan Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%).Karbon dioksida berikatan dengan air dengan reaksi seperti dibawah ini: CO2 + H2O = H2CO3 = H+ + HCO3- Reaksi ini reversibel dan dikenal dengan nama persamaan dapa asam bikarbonat-asam karbonik. Hiperventilasi adalah ventilasi alveolus dalam keadaan kebutuhan metabolisme berlebihan alkalosis sebagai akibat eksresi CO2 berlebihan ke pulmo. Hipoventilasi adalah ventilasi alveoli yang tak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme, sebagai akibat dari retensi CO2 oleh pulmo.4,5Inspirasi dan EkspirasiParu-paru dan dinding dada adalah struktur elastic. Pada keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan diantara paru paru dan dinding dada. Paru paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya 2 lempengan kaca yang direkatkan dengan air dapat digeser tetapi tidak dapat dipisahkan. Tekanan di dalam ruang antara paru paru dan dinding kaca (tekanan intrapleura) bersifat subatatmosferik. Pada saat kelahiran jaringan paru dikembangkan sehingga teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang berlawanan. Apabila dinding dada dibuka, paru paru akan kolaps dan apabila paru paru kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong. Proses ekspirasi tenang merupakan proses pasif yang akan menyertai diafragma menjadi relaks dan mengembang, volume paru mengecil, beda tekanan negative dan udara keluar.6Inspirasi merupakan proses aktif. Kontrakasi otot-otot inspirasi akan meningkatkan volume intrakolateral. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar - 2.5 mmHg pada awal inspirasi, menjadi 6 mmHg. Jaringan paru semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negative, udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru paru. Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratorakal. Namun pada awal ekspirasi, masih terdapat kontrakasi ringan otot inspirasi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan memperlambat ekspirasi.Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai 30 mmHg, menimbulkan pengembangan jaringan paru yang lebih besar. Apabila ventilasi meningkat, derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan melalui kontraksi aktif otot otot ekspirasi yang menurunkan volume intrakolateral.6 Proses ekspirasi secara umumnya di mana udara dibawa keluar dari paru. Ekspirasi tenang merupakan suatu proses pasif dan iamelibatkan relaksasi otot-otot inspirasi yaitu diafragma dan otot interkostal externus. Peristiwa yang berlaku dalam menyebabkan ekspirasi termasuk:1. Otot-otot inspirasi berelaksasi di mana diafragma menaik. Penaikan diafragma ini mengakibatkan volume rongga thoraks berkurang dalam dimesi vertikal. Selain itu, relaksasi otot interkostal externus menyebabkan mengurangan volume rongga thoraks dalam dimensi lateral dan anteroposterior.2. Relaksasi otot-otot inspirasi membawa kepada pengurangan volume rongga thoraks secara keseluruhan. Hal ini akan menyebabkan tulang-tulang iga untuk turut menurun ke bawah.3. Jaringan paru yang elastis kembali ke kedudukan semula sesudah teregang. Ini merupakan daya recoil pasif jaringan paru. Recoilnya paru membawa kepada berkurangnya volume intrapulmonal.4. Volume paru yang berkurang mengakibatkan tekanan intra alveol meningkat dari 760 mmHg menjadi 761 mmHg (+1 mmHg) dan menjadi lebih tinggi dari tekanan atmosfer.5. Udara mengalir keluar dari paru menuruni gradient tekanan sehingga tekanan intra alveol menjadi 0 atau menyamai tekanan atmosfer (760 mmHg).Ekspirasi kuat atau ekspirasi aktif membutuhkan kontraksi dari otot-otot ekspirasi yaitu otot dinding perut dan otot interkostal internus.Kontraksi otot dinding perut (abdominal muscles) meningkatkan tekanan intra-abdominal menyebabkan diafragma terdorong ke atas dan mengurangkan dimensi vertikal rongga thoraks. Kontraksi otot interkostal internus pula menurunkan volume rongga thoraks dalam dimensi lateral dan anteroposterior dengan meratakan sternum dan tulang-tulang iga.4Struktur Organ PernapasanSecara sistematis sistem pernafasan dibagi menjadi dua, yaitu saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Organ saluran pernafasan atas terletak di luar toraks, atau rongga dada, sementara saluran pernafasan bawah terletak hampir seluruhnya di dalam toraks. Saluran pernafasan atas terbagi atas bagian hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring, dan laring. Lalu, saluran pernafasan bagian bawah terbagi atas trakea, semua segmen percabangan bronkus, dan paru-paru. Sedangkan jika dilihat dari fungsinya, sistem pernafasan juga mencakup beberapa struktur aksesori, termasuk rongga mulut, sangkar iga, dan diafragma.7 Saluran Nafas Bagian AtasSaluran nafas bagian atas ini berfungsi untuk menghangatkan, menyaring, dan melembabkan udara yang masuk ke dalam tubuh. Organ saluran nafas bagian atas adalah sebagai berikut Rongga Hidung (Cavum Nasal) Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal didalam cavum nasi yang disebut vestibulum yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Di dinding lateralnya terdapat 3 tonjolan tulang yaitu chonca nasalis superior (epitel khusus), choncha nasalis medius dan chonca nasalis inferior (epitel bertingkat thorak bersilia bersel goblet).1,3 Dimana chonca nasalis inferior terdapat banyak plexus venosus yang disebut sweet bodies, yang berfungsi untuk menghangatkan udara pernapasan melalui hidung. Di sebelah posterior rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui dua lubang yang disebut choanae. Sedangkan yang berhubungan dengan lubang hidung anterior atau kearah wajah disebut nares.3 Penyangga hidung terdiri dari tulang dan tulang rawan hialin. Rangka bagian tulang terdiri dari os nasale, processus frontalis os maxillaris dan bagian nasal os frontalis. Rangka tulang rawan hialinnya terdiri dari cartilago septum nasi, cartilago lateralis nasi dan cartilago ala nasi major at minor. Otot yang melapisi hidung merupakan bagian dari otot wajah. Otot hidung tersusun dari musculus nasalis dan musculus depressor septum nasi.1,3Perdarahan hidung bagian luar disuplai oleh cabang-cabang arteri facialis, arteri dorsalis nasi cabang arteri opthalmika dan arteri infraorbitalis cabang arteri maxillris interna. Pembuluh baliknya menuju vena facialis dan vena opthalmica. Sedangkan perdarahan untuk rongga hidung terdiri dari arteri ethmoidalis anterior dan posterior, arteri sphenopalatina cabang maxillaris interna, arteri palatina mayor dan arteri labialis superior. Dan vena-vena pada rongga hidung akan membentuk plexus cavernosus yang terdiri dari vena sphenopalatina, vena facialis dan vena ethmoidalis anterior dan berakhir di vena opthalmica.Persarafan otot-otot hidung oleh nervus facialis pada bagian motoriknya. Kulit sisi medial punggung hidung sampai ujung hidung dipersarafi oleh cabang-cabang infratrochlearis dan nasalis externus nervus opthalmicus/ N. V.1; kulit sisi lateral hidung dipersarafi oleh cabang infraorbitalis nervus maxillaris/ N. V. 2. Sedangkan untuk rongga hidung dipersarafi oleh nervus 1, nervus V, nervus ethmoidalis anterior, nervus infraorbitalis dan nervus canalis pterygoidei.10Kemoreseptor penghidu terletak di epitel olfaktorius/ N. 1 yaitu suatu daerah khusus dari membran mukosa yang terdapat pada pertengahan kavum nasi dan pada permukaan chonca nasalis superior. Epitel olfaktorius adalah epitel bertingkat torak bersilia yang terdiri atas 3 jenis sel yaitu sel ofaktorius, sel penyokong dan sel basal. Dari nervus olfaktorius ini akan membentuk bulbus olfaktorius dengan bersinaps pada dendrit-dendrit sel mitral membentuk glomerulus olfaktorius dan akson sel mitral membentuk traktus olfaktorius. Dari traktus olfaktorius impuls penghidu dihantarkan kepusat penghidu dikorteks serebri yaitu uncus dan bagian anterior gyrus hipokampus dan terakhir kehipotalamus dan sistem limbik. Nasofaring, Nasofaring bersama orofaring dan laringofaring merupakan bagian dari faring. Faring sendiri merupakan percabangan dua saluran yakni traktus digestivus dan traktus respiratorius. Faring berperan dalam proses menelan makanan. Rongga nasofaring ini tidak pernah tertutup, berbeda dari orofaring dan laringofaring. Nasofaring berhubungan dengan rongga hidung melalui choanae. Sedangkan yang berhubungan dengan orofaring melalui isthimus pharingeum. Pada nasofaring ini terdapat pharyngeal tonsil dan tuba eustachius. Nasofaring ini tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.1,9,10 Orofaring, Orofaring merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, disini terdapat pula pangkal lidah. Pada dinding lateralnya terdapat tonsilla palatina yang masing-masingnya terletak disinus tonsillaris. Berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus oropharingeum. Makanan dalam bentuk bolus dari rongga mulut didorong masuk ke orofaring. Bolus menekan uvula (tekak) sehingga menutup saluran menuju ke hidung. Hal ini menjaga supaya makanan yang masuk tidak keluar ke hidung. Proses dilanjutkan dengan menurunnya epiglotis yang menutup glotis. Bolus melalui laringofaring dan masuk ke esophagus.9 Orofaring tersusun atas epitel berlapis gepeng tidak bertanduk.1,10 Laringofaring, Pada laringofaring ini terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan. Laringofaring terdiri dari epitel bervariasi tetapi sebagian besar terdiri dari epitel berlapis gepeng tidak bertanduk.1,10 Laringofaring akan berhubungan dengan laring melalui aditus laringis. Faring, Pada faring terdapat tiga otot lingkar/sirkular yakni musculus contrictor pharingis inferior, musculus contrictor pharingis medius dan musculus constrictor pharingis superior, serta tiga otot yang masing-masing turun dari processus styloideus, torus tubarius cartilaginis tubae auditiva dan palatum molle, yakni musculus stylopharingeus, musculus salpingopharingeus dan musculus palatopharingeus. Perdarahan pada faring berasal dari arteri pharingea ascendens, arteri palatina ascendens dan ramus ronsillaris cabang arteri facialis, arteri palatina major dan arteri canalis ptrygoidea cabang arteri maxillaris interna dan rami dorsales linguae cabang arteri lingualis. Pembulih balik membentuk sebuah plexus yang keatas berhubungan dengan plexus pterygoidea dan kearah bawah bermuara kedalam vena jugularis interna dan vena facialis. Persarafan pada faring berasal dari plexus pharingeus yang terdiri dari nervus palatina minor dan nervus glossopharing.8 Laring, Laring sering disebut kotak suara. Nama yang menunjukan salah satu fungsinya yaitu berbicara adalah saluran pendek yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring memungkinkan udara mengalir di dalam struktur ini, dan mencegah benda padat agar tidak masuk ke dalam trakea.7 Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Terdiri atas cartilago threoidea, cartilago cricoidea dan cartilago arytaenoid yang merupakan tulang rawan hialin dan cartilago epiglotis, cartilago cuneiformis dan cartilago corniculata yang merupakan tulang rawan elastis.8 Laring berada diantara orofaring dan trakea, dianterior laringofaring. Tersusun atas epitel bertingkat thorak bersilia bersel gepeng kecuali ujing plika vokalis meerupakan epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Laring dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Epiglotis atau kartilago epligotik adalah kartilago yang paling atas, bentuknya seperti lidah dan keseluruhannya dilapisi oleh membran mukosa. Selama menelan, laring bergerak ke atas dan epiglotis tertekan ke bawah menutup glotis.10 Gerakan ini mencegah masuknya makanan atau cairan ke dalam laring. Dibagian bawah epiglotis terdapat dua lipatan mukosa yang menonjol ke arah lumen laring. Pasangan lipatan mukosa bagian atas menutupi ligamentum ventriculare dan membentuk plica vestibularis, celah antara kedua plica ventricularis disebut rima vestibuli. Pasangan lipatan mukosa dibagian bawah menutupi ligamentum vocale dan membentuk plica vocalis yang berkaitan dengan pembentukan suara. Kedua plica vocalis ini bersama permukaan medial kedua cartilago arytaenoid membentuk rima glotidis/glotis. Dimana terdapat bagian yang sejajar dengan ligamnetum vocale terdapat otot skelet yang disebut musculus vokalis yang berfungsi untuk mengatur ketengan pita suara dan ligamentum sehingga udara yang melalui pita suara dpat menimbulkan suara dengan nada yang berbeda-beda.11Otot pada laring terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok ekstrinsik dan kelompok intrinsik. Otot-otot ekstrinsik menghubungkan laring dengan sekitarnya dan berperan dalam proses menelan; termasuk otot-otot tersebut adalah musculus sternothyreoideus, musculus thyreohyoid dan musculus constrictor pharingis inferior. Sedangkan musculus intrinsik laring berperan untuk fonasi. Otot yang termasuk dalam musculus intrinsik laring adalah musculus cricoarytaenoid posterior, musculus cricoarytaenoid lateral, musculus arytaenoid obliquus, musculus arytaenoid transversus, musculus thyreoarytaenoid, musculus aryepigloticcus dan sekitarnya.Perdarahan utama laring berasal dari cabang-cabang artery thyreodea superior dan arteri thyroidea inferior. Persarafan berasal dari cabang-cabang internus dan externus nervus laringeus superior dan nervus reccuren dan saraf simpatis.8Saluran Nafas Bagian BawahTrakea, Trakea merupakan pipa silinder dengan panjang kurang lebih 11cm, berbentuk cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastik yang menempel pada bagian depan oesofagus. Trakea berjalan dari cartilago cricoidea ke bawah pada bagian depan leher dan di belakang manubrium sterni, berakhir pada setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) tempatnya berakhir, membagi menjadi bronkus kiri dan kanan. Di dalam leher, trakea disilang di bagian depan oleh isthmus glandula thyroidhea dan beberapa vena.6 Trakea terdiri dari 16-20 cartilago berbentuk C yang dihubungkan oleh jaringan fibrosa. Konstruksi trakea sedemikian rupa sehingga tetap terbuka pada semua posisi kepala dan leher. Trakea diperdarahi oleh arteri thyreodea inferior sedangkan ujung thoracalnya didarahi oleh cabang arteri bronchiales. Persarafan trakea berasal dari cabang tracheal nervus vagi, nervus recurrens dan truncus symphaticus.8 Bronkus, Trakea yang berbifurkasio menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus kanan lebih lebar, pendek, dan lebih vertikal dari bronkus kiri. Setiap bronkus sekitar setengah dari diameter trakea dan terdiri dari kartilago yang sama, hanya dengan skala lebih kecil, yang dihubungkan dengan jaringan fibrosa.12 Dindingnya dilapisi hanya sedikit otot polos dan dilapisi epitel bersilia yang mengandung kelenjar mukus dan serosa. Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus, kedudukan bronkus kiri lebih mendatar dibandingkan bronkus kanan sehingga bronkus kanan lebih mudah terserang penyakit. Kedua bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan di lapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus pulmonaris. Trakea terbelah menjadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru, bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting lagi banyak sekali. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yahng mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.10 Bronkioulus, Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Saluran ini lebih halus dan dindingnya lebih tipis. Bronkiolus kiri berjumlah dua. Sedangkan bronkiolus kanan berjumlah tiga. Percabangan ini membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh. Setelah melalui saluran hidung dan faring, tempat pernapasan dihangatkan dan dilembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan menuruni trakea, melalui bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveolus. Antara trakea dan dan sakus alveolaris terdapat 23 kali percabangan pertama saluran udara. 16 percabangan pertama saluran udara merupakan zona konduksi yang menyalurkan udara kelingkungan luar. Bagian ini terdiri dari bronkus, bronkiolus terminanalis. Tujuh percabangan berikutnya merupakan zona peralihan dari zona respirasi, tempat terjadinya pertukaran gas dan terdiri dari bronkiolus respiratoriusm duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli.8 Dinding bronkus dan bronkiolus dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Ditemukan banyak reseptor muskarinik dan perangsangan kolinergik mengakibatkan bronkokontriksi. Disel mast, otot polos dan epitel bronkus didapatkan reseptor adregenik 1 dan 2. Banyak dari reseptor tersebut tidak mempunyai persarafan. Sebagian reseptor terletak pada ganglia ujung saraf kolinergik dan menghambat penglepasan asetilcolin.6 Paru-paruParu terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta dijaga oleh sangkar iga. Bagian dasar paru terletak di atas diafragma; bagian apeks paru (ujung superior) terletak setinggi klavikula.7 Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus (superior, medial dan inferior). Paru-paru kiri terdiri dari dua lobus (superior dan inferior). Selaput pembungkus paru-paru disebut pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampak paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia. Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat, kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas. Pleura disusun oleh jaringan ikat fibrosa dengan serat elastin dan kolagen dan sel fibroblas, dilapisi oleh sel mesotel. 1Paru kanan batas anterior paru kanan menuju ke bawah dimulai di belakang sendi sternoklavikular dan mencapai linea mediana pada ketinggiian angulus sterni. Batas paru ini terus ke bawah melalui belakang sternum pada ketinggian sternokondralis keenam, disini batas bawah melengkung ke lateral dan sedikit ke inferior, memotong iga keeenam di linea medioklavikularis dan memotong iga ke delapan pada linea medioaksilaris. Batas ini kemudian menuju ke bagian posterior spinosus vertebra torasik kesepuluh. Pada keadaan inspirasi, batas inferior kira-kira turun dua iga. Bagian inferior fiisura oblikus paru kanan berakhir di batas bawah paru pada linea medioklavikularis. Lokasi fisura horizontalis pada ketinggian kartilago ke empat. Paru kiri batas anterior paru kiri hampir sama dengan batas anterior paru kanan, tetapi pada ketinggian kartilago iga keempat paru kiri berdeviasi ke lateral karena terdapat jantung.batas bawah paru kiri lebih inferior dibandingkan paru kanan karena paru kanan terbatas oleh hepar. Fisura oblikua paru kiri letaknya dengan pareu kanan. Tidak seperti pleura, paru jarang meluas ke inferior. Pleura parietalis kostalis sering bertemu berdempetan dengan pleura parietaliis diafragmatika membentuk sulkus kostofrenikus. Vaskularisasi, paru mendapat darah dari dua system arteri, yaitu arteri pulmonalis dan arteri bronkialis. Arteri pulmonalis bercabang dua mengikuti bronkus utama kanan dan kiri untuk kemudian bercabang-cabang membentuk ramifikasi yang memasok darah ke intersisial paru. Tekanan darah pada arteri pulmonalis sangat rendah sehingga memungkinkan pertukaran gas dengan baik. Tekanan darah pada pembuluh yang berasal dari arteri bronkialis lebih tinggi dibandingkan tekananpada arteri pulmonalis. Darah yang dipasok oleh arteri bronkialis sampai ke saluran pernapasan, serta interlobular, dan pleura. Sepertiga darah yang meninggalkan paru melalui vena azigos menuju vena kava sedangkan yang dua per tiga lagi melalui vena pulmonalis ke atrium kiri.Struktur tambahanMerupakan struktur penunjang yang diperlukan untuk bekerjanya sistem pernafasan itu sendiri. Struktur tambahan terdiri dari tiga, yaitu dinding toraks, diafragma dan pleura. Dinding toraks, terdiri dari Tulang pembentuk rongga dada yang terdiri dari tulang iga (12 buah), vertebra torakalis (12 buah), sternum (1 buah), klavikula (2 buah), dan skapula (2 buah). Otot pernafasan, menurut kegunaannya terbagi menjadi tiga yaitu Otot inspirasi utama yaitu M. interkostalis ekternus, M. interkartilaginus parasternal, Otot diafragma. Otot inspirasi tambahan M. Sternokleidomastoideus, M. skalenus anterior, M. skalenus medius, dan M. skalenus posterior Otot ekspirasi tambahan, diperlukan ketika ada serangan asma yang membutuhkan pernafasan aktif, terdiri dari M. interkostalis interna, M. interkartilaginus parasternal, M. rektus abdominis, M. oblikus abdominis ekternus. Diafragma suatu septum berupa jaringan muskulotendineus yang memisahkan rongga toraks dengan rongga abdomen sehingga diafragma menjadi dasar dari rongga toraks.. Pleura adalah membrane serosa yang membungkus paru. Ia terdiri atas dua lapisan, parietal dan visceral yang saling berhubungan didaerah hilum. Kedua membrane itu terdiri atas sel mesotel yang bertempat diatas jaringan ikat halus yang mengandung serat elastin dan kolagen. Dalam keadaan normal rongga pleura ini mengandung sedikit cairan bekerja sebagai bagian pelumas, memungkinkan permukaan satu terhadap yang lainnya secara halus selama gerakan bernapasan.13,14Struktur MikroskopisJika pada struktur makroskopisnya kita membahas secara anatomi pada struktur mikronya kita membahas secara histologi dari saluran pernafasan.Saluran nafas terdiri atas bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi adalah saluran nafas solid baik di luar maupun di dalam paru yang menghantar udara ke dalam paru untuk respirasi. Sedangkan bagian respirasi adalah saluran nafas di dalam paru tempat berlangsungnya respirasi atau pertukaran gas.14Bagian superior atau atap rongga hidung mengandung epitel yang yang sangat khusus untuk mendeteksi dan meneruskan bebauan. Epitel ini adalah epitel olfaktoris yang terdiri atas tiga jenis sel, yaitu sel penyokong (sustentakular), sel basal, dan sel olfaktoris. Sel olfaktoris adalah neuron bipolar sensoris yang berakhir pada permukaan epitel olfaktori sebagai bulbus olfaktoris kecil. Di dalam jaringan ikat di bawah epitel olfaktoris terdapat N. olfaktoris dan kelenjar olfaktoris.Bagian konduksi sistem pernafasan terdiri atas rongga hidung, faring, laring, trakea, bronki ekstrapulmonal dan sederetan bronki dan bronkioli intrapulmonal dengan diameter yang semakin kecil dan berakhir pada bronkioli terminalis. Saluran ini ditunjang oleh tulang rawan hialin. Trakea dilingkari oleh cincin-cincin tulang rawan hialin berbentuk C. Setelah bercabang menjadi bronki yang kemudian memasuki paru, cincin hialin diganti oleh lempeng-lempeng tulang rawan hialin. Saat diameter brinkiolus mengecil, semua lempeng hialin menghilang dari saluran pernafasan bagian konduksi. Bagian konduksi saluran nafas yang terkecil adalah bronkiolus terminalis. Bronkiolus yang lebih besar dilapisi epitel bertingkat semu bersilia, seperti pada trakea dan bronki. Epitel ini berangsur memendek sampai menjadi epitel selapis bersilia. Bronkiolus yang lebih besar masih mengandung sel goblet yang berangsur berkurang sampai tidak dijumpai lagi pada bronkiolus terminalis. Bronkioli yang lebih kecil dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Pada bronkioli terminalis juga terdapat sel kuboid tanpa silia yang disebut sel clara.15Bagian respirasi adalah lanjutan distal bagian konduksi dan terdiri atas saluran-saluran napas tempat berlangsungnya pertukaran gas atau respirasi yang sebenarnya. Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkiolus respiratorius yang ditandai dengan mulai adanya kantong-kantong udara (alveoli) berdinding tipis. Respirasi hanya dapat berlangsung di dalam alveoli karena sawar antara udara yang masuk ke dalam alveoli dan darah vena dalam kapiler sangat tipis. Struktur intrapulmonal lain tempat berlangsungnya respirasi adalah duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveoli. Pada alveoli paru terdapat dua jenis sel yaitu sel alveolar gepeng pneumosit tipe 1 yang melapisi seluruh permukaan alveoli dan sel alveolar besar yaitu pneumosit tipe 2 yang terselip di antara sel alveolar gepeng.14Mukosa olfaktoris terdapat pada permukaan konka superior, yaitu salah satu sekat bertulang dalam rongga hidung. Epitel respirasi di dalam rongga hidung adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dan bersel goblet. Epitel olfaktoris dikhususkan untuk menerima rangsang tbau yang terdiri dari epitel bertingkat semu silindris tinggi tanpa sel goblet. Epitel olfaktorius terdapat di atap rongga hidung, pada kedua sisi septum, dan di dalam konka nasal superior. Di bawah lamina propia terdapat kelenjar Bowman yang menghasilkan sekret serosa, berbeda dengan sekret campur mukosa dan serosa yang dihasilkan kelenjar di bagian lain rongga hidung.Faring adalah ruangan di belakang kavum nasi, yang menghubungkan traktus digestivus dan traktus respiratorius. Yang termasuk bagian dari faring adalah nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Nasofaring tersusun dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Orofaring terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, sedangkan pada laringofaring epitelnya bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.Laring terdiri dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. Dindingnya tersusun dari tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, jaringan ikat, otot bercorak, dan kelenjar campur.Epiglotis adalah bagian superior laring, terjulur ke atas dari dinding anterior laring berupa lembaran pipih. Tulang yang membentuk kerangka epiglotis adalah sepotong tulang rawan (elastis) epiglotis sentral. Permukaan anterior dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Lamina propia dibawahnya menyatu dengan perikondrium tulang rawan epiglotis. Sedangkan pada permukaan posterior yang menghadap ke arah laring terdiri dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.Trakea berbentuk huruf C yang terdiri dari tulang rawan hialin. Cincin-cincin tulang rawan satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin disebut ligamentum anulare untuk mencegah agar lumen trakea tidak meregang berlebihan. Trakea terdiri dari tiga lapisan, yaitu:1. Tunika mukosa, tersusun dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Lamina basalis agak tebal dan jelas. Lamina propria mempunyai serat-serat elastin yang berjalan longitudinal membentuk membran elastika interna. Pada tunika ini terdapat kelenjar-kelenjar campur.2. Tunika submukosa, terdiri dari jaringan ikat jarang, lemak, kelenjar campur (glandula trakealis) yang banyak di bagian posterior.3. Tunika adventisia, terdapat kelenjar campur. Terdapat lima jenis sel-sel epitel trakea/respiratorius, yaitu Sel goblet, merupakan sel mukus yang menggelembung dan berisi granula sekretorik. Sel silindris bersilia, sel ini memiliki sekitar 300 silia di apikalnya. Pada sel ini terdapat banyak mitokondria kecil yang menyediakan ATP untuk pergerakan sel. Sel sikat, sel ini memiliki mikrovili di apex yang berbentuk seperti sikat. Sel basal, merupakan sel induk yang akan bermitosis dan berubah menjadi sel lain. Sel sekretorik/bergranula, sel yang memiliki granula dengan diameter 100-300 milimikron yang berfungsi mengatur sekresi mukosa dan serosa.Bronkus intrapulmonal biasanya dikenali dari adanya beberapa lempeng tulang rawan yang letaknya berdekatan. Epitelnya adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet. Sisa dindingnya terdiri atas lamina propria tipis, selapis tipis otot polos, submukosa dengan kelenjar bronkial, lempeng tulang rawan hialin, dan adventisia.Bronkiolus mempunyai epitel yang rendah, yaitu epitel semu silindris bersilia dengan sel goblet. Mukosanya berlipat dan otot polos yang mengelilingi lumennya relatif banyak. Tidak ada tulang rawan dan kelenjar lagi, adventisia mengelilingi struktur ini.Bronkiolus terminalis menampakkan mukosa yang berombak dengan epitel silindris bersilia. Tidak ada sel goblet pada bronkiolus terminalis. Lamina propria tipis, selapis otot polos, dan masih ada adventisia pada bronkiolus terminalis. Bronkiolus respiratorius langsung berhubungan dengan duktus alveolaris dan alveoli. Epitel pada bronkiolus ini adalah selapis silindris rendah atau kuboid dan dapat bersilia di bagian proksimal saluran ini. Bagian terminal setiap bronkiolus respiratorius bercabang menjadi beberapa duktus alveolaris. Sekelompok alveoli bermuara ke dalam sebuah duktus alveolaris disebut sakus alveolaris. Alveoli lonjong dilapisi selapis epitel gepeng yang tidak jelas pada pembesaran ini. Alveoli yang berdekatan memiliki septum interalveolar bersama.1,14,15,16Uji Spirometri Spirometri adalah pengukuran kapasitas pernapasan (kapasitas paru-paru), seperti pada saat uji fungsi paru. Spirometri digunakan untuk mengukur kapasitas pernapasan pada paru-paru, atau sering diistilahkan dengan uji fungsi paru. Alat ini berguna untuk mendeteksi adanya gangguan keluar masuknya udara dan kelainan pada saluran pernapasan (misalnya penyumbatan). Uji spirometri ini menggunakan sebuah alat yaitu spirometer. Spirometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara yang masuk dan keluar dari paru-paru, seperti pada pemeriksaan tes paru-paru; Alat untuk mengukur volume udara yang keluar dan masuk paru-paru sewaktu inhalasi dan ekshalasi. Spirometer adalah alat yang mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan; alat ini terdiri dari sebuah tong/drum berisi udara yang mengapung dalam wadah berisi air. Sewaktu subjek menghirup dan menghembuskan udara dari drum melalui sebuah selang penghubung, drum bergerak naik dan turun dan gerakan ini direkam sebagai suatu spirogram, yang dikalibrasikan terhadap besar perubahan volume.1,15Tes spirometri untuk fungsi jalan napas merupakan tes yang sederhana, murah, dan bisa diulang. Volume ekspirasi paksa 1 detik (FEV1). Rasio FEV/FVC (%) adalah persentase FVC yang dikeluarkan dalam 1 detik melalui ekspirasi pakssa. Pengukuran ini memungkinkan klasifikasi penyakit paru menjadi restriktif atau obstruktif. Laju aliran ekspirasi puncak (PEFR), adalah laju aliran tercepat pada awal ekspirasi paksa setelah inspirasi maksimal. Bisa digunakan dalam mementau perubahann obstruksi jalan napas. Kapasitas total paru (total lung capacity/TLC) diukur dengan difusi suatu gas inert seperti helium atau dalam suatu kotaak tertutup. TLC adalah jumlah udara total dalam paru saat inspirasi maksimal. Volume residu adalah jumlah udara yang tertinggal dalam paru setelah ekspirasi maksimal, dan diturunkan dari TLC dan kapasitas vital. FRC atau kapasitas residual fungsional adalah jumlah udara yang tertinggal dalam paru saat akhir ekspirasi selama pernapasan tidal, didapatkan dari difusi helium selama pernapasan tidal. Uji fungsi paru atau lung function test atau disebut juga pulmonary function test, digunakan untuk mengevaluasi kemampuan paru. Pemeriksaan fungsi paru berguna untuk menentukan adanya gangguan dan derajat gangguan fungsi paru. Hasil pemeriksaan dapat digunakan untuk meniali hasil terapi dan perkembangan penyakit. Yang termasuk sebagai uji fisiologis paru adalah uji spirometri, analisis gas darah arteri, dan uji kapasitas difusi.1Mekanisme uji spirometriPemeriksaannya sederhana dan tidak rumit. Pemeriksaan ini dapat dilakukan juga untuk pemeriksaan berkala, atau untuk mengecek adanya kelainan paru obstruktif atau restriktif. Ada beberapa macam spirometer, antara lain, water sealed spirometer, bellow spirometer, dan electronic spirometer. Hasil pemeriksaan spirometri berupa gambar langsung dari pena pada kymograph disebut spirogram. Parameter yang biasanya dibutuhkan adalah kapasitas vital (KV) atau vital capacity (VC), volume ekspiratory paksa (VEP) atau forced expiratory volume (FEV) pada berbagai internal waktu, misalnya 0,5 atau 1 detik. Parameter yang lebih sensitif adalah arus ekspiratori tengah atau maksimal mid expiratory flow (MMEF). Nilai spirogram atauppun diagram ekspiratori tergantung pada upaya pasien yang diperika (effort dependent) sehingga diperlukan latihan yang benar bagi pasien agar didapat hasil pemeriksaan yang akurat. Kapasitas vital paksa adalah volume udara ekspirasi maksimal yang dapat dikeluarkan setelah inspirasi maksimal; pengeluaran udara ekspirasi ini dilakukan dengan cepat. Jika dilakukan dengan pelan, kapasitas ini dinamakan kapasitas vital. Pada orang sehat dan normal, nilai VC hampir sama dengan FVC. Adapun nilai VC menurun pada penurunan keteregangan paru, perubahan bentuk dada, kelemahan otot respirasi, dan obstruksi saluran pernapasan.15Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pernapasanUsia, Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Suhu, Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. Gaya Hidup, Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru. StatusKKesehatan, Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel. Narkotika, Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan. Ketinggian, Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Polusi udara, Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas.19

III. PENUTUP1. KesimpulanStruktur respirasi manusia dibentuk oleh struktur makroskopik maupun mikroskopik yang masing-masing sangat berperan dalam proses pernapasan. Pada mekanisme pernapasan, ekspirasi dan inspirasilah yang sangat berperan. Pada saat inspirasi, manusia mengambil oksigen dan pada saat ekspirasi, manusia mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil metabolisme tubuh.Fungsi dari pernapasan antara lain untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel. Fungsi tambahan dari pernapasan dari pernapasan juga ada antara lain memungkinkan kita berbicara, menyanyi dan vokalisasi lainnya, serta meningkatkan aliran balik vena. Test fungsi paru juga sangat penting untuk mengetahui atau mengukur volume udara yang dihirup dan di hembuskan. Alat yang dapat digunakan dalam test kapasitas paru yaitu spirometri.

DAFTAR PUSTAKA1. Djojodibroto R. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.6-132. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2006; 293-4,296-7,498-9.3. Gunadi S, Wibawani N, Tirtarahardja H, dkk. Respirasi-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida; 20114. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2011. ed. 6. h. 497, h.499-5005. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2008; 669-708.6. Woodson G.E. Upper airway anatomy and function. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2005; 479-86.7. Asih NGY, Effendy C. Keperawatan medikal bedah: klien dengan gangguan sistem pernafasan. Jakarta: Penerbit EGC; 2004.8. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Grays anatomy for students. 1st ed. Philadelpia: Elsevier Churchill Livingstone; 2005; 102-52.9. Woodburne RT. Essential of human anatomy. 6th ed. New York: Oxford Universty; 2007; 181-200.10. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006; 115-20.11. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit EGC; 2004; 266-8.12. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit EGC; 200313. Gunardi S. Anatomi sistem pernafasan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;200914. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga;2002.h.1-22.15. Carlos JL. Histologi dasar. Jakarta: EGC;2005.h.341-55.16. Gunawijaya FA. Penuntun pratikum kumpulan foto mikroskopik: histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti;2009.h.159-7117. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system edisi 6. Jakarta: EGC;2011.h.499-50018. Buku saku Fisiologi kedokteran, Guyton & Hall.EGC,2010.h.293-4,296-719. Susilowarno RG, Hartono RS, Mulyadi, Umiyati, Murtiningsih TEM. Biologi. Jakarta: Grasindo; 2007