makalah blok 18
Transcript of makalah blok 18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah mengenai Sistem Respirasi-2 ini saya
buat bertujuan untuk mempelajari berbagai penyakit yang berhubungan sehingga mahasiswa
dapat lebih mengenal dan memahami berbagai penyakit tersebut, sehingga mahasiswa dapat
belajar dengan baik dan lancar.
Karena dapat kita ketahui, selama ini ingatan yang didapat mahasiswa dari dosen pada
saat mengajar mengenai Sistem Respirasi-2 hanya beberapa persen saja, sehingga memaksa
mahasiswa untuk belajar sendiri dengan berbagai sumber yang bisa didapat dari internet
maupun buku referensi lain.
Oleh karena itu, saya buat makalah ini untuk memperjelas dan mengulang kembali
materi yang telah diajarkan agar mahasiswa dapat lebih memahami mengenai Sistem
Respirasi-2. Diharapkan makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Demikianlah
makalah ini saya buat, mohon maaf jika ada kata-kata yang salah.
Jakarta, 10 Maret 2009
Penyusun
PENDAHULUAN
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang
termasuk dalam salah satu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Terjadinya
pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang
biasa disebut sebagai bronchopneumonia. Pneumonia merupakan penyebab biasa yang
menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada anak yang ditandai dengan infeksi, inflamasi
dan konsolidasi pada paru. Terdapat beberapa penyebab yang berbeza yang dapat
menyebabkan terjadinya pneumonia seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Di samping itu, pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan pembagian anatomi
dan etiologis. Jika berdasarkan anatomis, pneumonia dibagikan menjadi pneumonia lobularis
(bronkopneumonia), pneumonia lobaris dan juga pneumonia interstitialis (bronkolitis).
Berdasarkan etiologi pula dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Selain itu, anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang
kali atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna dan akhirnya akan
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti efusi pleura, empiema, pneumothoraks,
meningitis dan otitis media akut yang memburukkan lagi penyakit.1,7
ISI dan PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN
Anamnesis
1. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan sebelumnya/batuk, pilek,
takhipnea, demam
2. Anoreksia, sukar menelan, muntah.
3. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas, seperti ; morbili,
pertusis, malnutrisi, imunosupresi. Dengan penurunan imunitas, risiko untuk
terinfeksi saluran napas sehingga menyebabkan terjadinya pneumonia adalah
amat tinggi
4. Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernafasan. Hal ini
adalah karena penyakit saluran napas menular melalui inhalasi droplet yang
infeksius daripada penderita.
5. Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernafasan cepat dan dangkal,
gelisah, sianosis.7
Pemeriksaan fisik
suhu meningkat
frekuensi pernapasan meningkat:
bayi < 2 bulan : > 60x/menit
bayi 2 bulan - 1 tahun : > 50x/menit
> 1 tahun : > 40x/menit
Frekuensi jantung meningkat :
2-12 bulan : > 160/menit
1-2 tahun : > 120/menit
3-8 tahun : > 110/menit
Inspeksi :
retraksi pada sela iga dan subkostal
anak kelihatan gelisah
pernapasan cepat dan dangkal serta
sianosis sekitar hidung mulut pada bronkopneumonia
Pada anak yang mengalami pneumonia lobaris pula akan ditemukan
anak menggigil disertai kejang dan nyeri di dada.
Palpasi : fremitus meningkat
Perkusi : kedengaran pekak karena udara yang terdapat di paru digantikan
dengan infiltrat
Auskultasi : ronki basah pada kedua lapang paru di mana suara kedengaran
kontinu disebabkan udara yang melalui saluran pernapasan yang sempit. Dapat
terjadi pada inspirasi dan ekspirasi.4,6
Pemeriksaan laboratorium
Darah :
Leukositosis : biasanya 15.000-40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri
yang menunjukkan adanya infeksi bakteri
Leupenia : menunjukkan depresi imunitas.
LED meningkat : yang menunjukkan terdapatnya kerusakan jaringan
dan infeksi akut.
Pemeriksaan ‘arterial blood gas’ untuk menganalisis jumlah karbon
dioksida dan juga oksigen di dalam darah. Pemeriksaan ini dilakukan
jika pada anak kelihatan gangguan oksigen.
Urin :
Urin berwarna lebih tua mungkin terdapat albuminuria ringan karena
suhu sedikit meningkat
Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus yang
menyebabkan pneumonia. Antara bahan yang dapat digunakan untuk
melakukan kultur adalah:
Sputum
Sekret nasofaring
Aspirasi trakea
Pungsi pleura
Dilakukan pewarnaan dan kultur untuk mengenalpasti kuman penyebab akan
tetapi hasil kultur adalah lama untuk diperoleh.4,7
Radiologi
Pemeriksaan radiologi toraks sangat penting karena ia dapat membantu untuk
membuat diagnosis yang benar. Pada pneumonia gambaran yang ditunjukkan sesuai
dengan lokasi kelainan dan juga organism penyebab. Antara gambaran yang
ditunjukkan adalah:
Terdapat gambaran opak pada paru karena udara dalam alveoli digantikan oleh
eksudat radang
Pada brokopneumonia : bercak-bercak infiltrate (opak) pada satu atau
beberapa lobus
Pneumonia lobularis : adanya konsolidasi (opak) pada satu atau beberapa
lobus.
Pada lobar pneumonia : gambaran opak dapat mengenai seluruh lobus
Pada foto juga tidak ditemukan pengurangan dari volume paru yang sakit.1,2,7
DIAGNOSIS KERJA
Pneumonia berat
DIAGNOSIS BANDING
1. Pneumonia sangat berat
Pada pneumonia sangat berat, manifestasi kliniknya adalah seperti:
terdapat sianosis
tidak dapat minum
batuk
kesukaran bernapas
frekuensi napas meningkat
Retraksi interkostal dan suprasternal
2. Pneumonia
Pada pneumonia manifestasi kliniknya adalah seperti :
tiada retraksi interkostal dan suprasternal
batuk dan atau kesukaran bernafas
napas cepat
Bayi < 2 bulan : > 60 kali per menit
anak usia 2 bulan - <1 tahun : > 50 kali per menit
anak usia 1 - < 5 tahun : .> 40 kali per menit.6
3. Bronchitis akut
Bronchitis merupakan peradangan akut pada membran mukosa bronkus yang
dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Bronchitis akut pada anak biasanya
bersamaan juga dengan trakeitis yang merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan
akut bawah yang sering dijumpai dan penyebab tersering adalah virus. Manifestasi
klinik adalah seperti :
Demam
Bronchitis biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran pernapasan atas
seperti:
Dimulai dengan batuk kering
Nyeri dada
Sesak napas
Dalam beberapa hari batuk menjadi produktif dengan sputum yang dapat
bersifat mucus dan purulen.
Batuk biasanya hilang dalam masa 1-2 minggu
Ronki basah dan suara napas kasar
Pada pemeriksaan fisik : mengi ( wheezing )
4. Bronkiolitis
Bronkiolitis merupakan suatu sindrom obstruksi yang disebabkan inflamasi pada
bronkiolus yang sering diderita oleh bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari 2
tahun. Gejala bronkiolitis dapat seperti :
Didahului oleh infeksi saluran napas atas ringan dengan batuk pilek selama
beberapa hari
Tanpa kenaikan suhu atau hanya subfebril
Sesak napas : makin lama makin hebat
Pernafasan dangkal dan cepat
Pernapasan cuping hidung
Retraksi interkostal dan suprasternal
Anak rewel
Sianosis
Pemeriksaan fisik :
Perkusi hipersonor
Eksprasi memanjang
Mengi 3,4
5. Asma
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan
bronkus yang dapat dicetuskan dengan pelbagai penyebab seperti allergen, iritan,
cuaca,infeksi saluran napas atas, aktivitas fisik, dan juga psikik.karena itu asma
disebut sebagai penyakit yang multifaktoral. Selain itu, asma disertai dengan
penyempitan luas saliuran napas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya
secara spontan dengan pengobatan. Asma merupakan penyakit familial yang dapat
diturunkan secara poligernik. Asma dapat timbul episodik dan musimam dan serangan
asma dapat berupa:
Pernapasan yang cepat dan sukar
Batuk-batuk paroksimal yang disebabkan konstriksi atau spasme otot bronkus
Ekspirasi memanjang
Retraksi daerah supraklavikula, suprasternal, epigastrium dan sela iga
Takikardi atau bradikardi
Tekanan nadi lemah
Hipotensi
Akral dingin
Pemeriksaan fisik :
Hipersonor seluruh toraks
Bunyi napas kasar/mengeras tetapi pada stadium lanjut suara napas
melemah atau hampir tidak ada
Ronki kering
Ronki basah
suara lender bila banyak sekresi bronkus
mengi
berat badan dapat menurun karena asma menghambat perkembangan anak.3
6. Tuberculosis paru ( TBC paru)
Tuberculosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis paru termasuk suatu pneumonia, yaitu
pneumonia yang disebabkan oleh M. tuberculosis. Tuberkulosis pada anak disebut
sebagai proses primer dan pada anak sukar ditegakkan karena sedikitnya jumlah
kuman dan kesulitan pengambilan specimen. Anak kecil sering tidak menunjukkan
gejala walaupun terdapat pembesaran kelenjar hilus pada foto toraks. Gejala umun TB
pada anak adalah :
Demam tidak tinggi dan berulang-ulang dalam waktu yang lama tanpa sebab
yang jelas dan dapat disertai dengan keringat dingin
Anoreksia tanpa sebab yang jelas
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam masa 1 bulan
dengan penanganan gizi yang adekuat
Batuk lama > 3 minggu dan sebab lain telah disingkirkan
diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare
tidak ada menifestasi respiratorik yang menonjol
Selain itu, terdapat manifestasi spesifik tergantung pada organ yang terkena seperti pada
kelenjar limfe,susunan saraf pusap (SSP), kulit, ginjal dan tulang.5
ETIOLOGI
Pneumonia karena infeksi virus
Infeksi virus primer dapat menyebar melalui saluran pernapasan hingga ke paru. Pada
anak terutama sekali pada satu tahun kehidupan harus dikhuatiri karena pada usia ini
setiap penyakit pernapasan sangat memepengaruhi konstitasi tubuh dan
mengakibatkan kegagalan sirkulasi. Penyebab tersering adalah:
influenza virus
parainfluenza virus
adenovirus
respiratory syncytial virus (RSV)
Pneumonia karena infeksi pneumokokus
Penyebab tersering pneumonia bakteri pada anak adalah streptococcus pneumoniae.
Factor risiko untuk terinfeksi bakteri ini meningkat pada anak lai-laki dan lahir tidak
cukup bulan. Selain itu, streptococcus pneumoniae dapat digunakan sebagai vaksin
untuk mencegah pneumonia pada anak.
Pneumonia karena infeksi stafilokokus
Pneumonia stafilokokus disebabkan oleh staphylococcus aureus yang tergolong
pneumonia berat karena cepat menjadi progresif dan resisten terhadap pengobatan.
Pneumonia bakteri gram negative
Bakteri gram negative yang biasa menyebabkan pneumonia adalah :
Haemophilus influenza
Basil Friedlander
Pseudominas aeruginosa
Pneumonia ini sulit dibedakan dengan denga pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
lain dan hanya dapat dibedakan dengan biakan. Pneumonia yang disebabkan oleh
Haemophilus influenza pada bayi dan anak kecil merupakan penakit yang berat dan
sering menimbulkan komplikasi.
Pneumonia karena infeksi mikoplasma
Infeksi mikoplasma cenderung timbul agak tersembunyi dan memiliki perjalanan
klinik yang subakut. Pada anak cenderung menjadi asma dengan wheezing yang
selalu ada. Umumnya terdapat perubahan pada foto torax yang luas dan penyakit akan
berlangsung selama beberapa minggu.
Pneumonia karena infeksi jamur
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur biasanya terjadi pada anak dengan
imunokopromise. Jamur yang sering adalah :
Actinomyces
Aspergillus
Candida
Histoplasma
Nocardia spp.
Pneumonia karena infeksi protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa juga selalu terjadi pada anak dengan
imunokompromise. Protozoa yang sering adalah :
Cryptosporidium spp.
Pneumocystis jirovei
Toxoplasma
Pneumonoia karena aspirasi
Pneumonia aspirasi dapat disebabkan masuknya benda asing ke dalam sistem
pernapasan dan biasanya pada lobus medius. Contohnya :
Makanan
Bensin
Minyak tanah
Cairan amnion
Air susu
Debu
Sindrom Loeffler
Terdapatnya infiltrate besar dan kecil pada paru yang dapat berpindah-pindah.
Infiltrate ini merupaka reaksi alergi terhadap protein asing dengan migrasi larva
cacing Ascaris lumbricoides atau lain-lainya dari usus ke peredaran darah dan paru.1,2
EPIDEMIOLOGI
Salah satu penyebab utama pneumonia adalah Pneumokokus. Pneumokokus dengan
serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%, sedangkan
pada anak ditemukan tipe 14,1,6,dan 9.
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang
dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh
pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan bronchopneumonia
lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.
Pneumonia sangat rentan terhadap bayi berumur di bawah dua bulan, berjenis kelamin
laki-laki, kurang gizi, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan ASI yang memadai, polusi
udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat pneumonia adalah bayi di
bawah umur dua bulan, tingkat sosioekonomi rendah, kurang gizi, berat badan lahir rendah,
tingkat pendidikan ibu rendah, tingkat pelayanan kesehatan masih kurang, padatnya tempat
tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan adanya penyakit kronis pada bayi.7
MANIFESTASI KLINIK
Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran napas atas selama beberapa hari.
Gejala prodromal:
Demam : suhu dapat meningkat dengan mendadak sampai 39-40oC dan
mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi.
Rewel
Lesu
Nafsu makan menurun.
Gejala infeksi saluran napas bawah :
Dipsnoe (sesak napas)
Takipnoe (pernapasan cepat dan dangkal)
Pernapasan cuping hidung
Sianosis sekitar mulut dan hidung
Muntah dan diare
Batuk kering pada awalnya kemudian menjadi produktif
Terdapat beberapa klasifikasi pneumonia berdasarkan manifestasi klinik yaitu:
Klasifikasi pneumonia sangat berat
terdapat sianosis
tidak dapat minum
batuk
kesukaran bernapas
frekuensi napas meningkat
retraksi
Klasifikasi Pneumonia Berat
Anak 2 bulan - <5 tahun
batuk atau kesukaran bernafas
nafas sesak
frekuensi napas meningkat
retraksi
minum berkurang
tiada sianosis
Anak berumur kurang dari 2 bulan
nafas cepat yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih,
retraksi
Klasifikasi Pneumonia
tiada retraksi
batuk dan atau kesukaran bernafas
napas cepat
Bayi < 2 bulan : > 60 kali per menit
anak usia 2 bulan - <1 tahun : > 50 kali per menit
anak usia 1 - < 5 tahun : .> 40 kali per menit
Klasifikasi Bukan Pneumonia
mencakup kelompok penderita Balita
batuk
frekuensi nafas tidak meningkat
tiada retraksi
klasifikasi Bukan Pneumonia mencakup penyakit ISPA selain Pneumonia. Contohnya
batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, dan otitis.6,7,9
PATOFISIOLOGI
Pneumococcus masuk ke dalam paru bayi melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet).
Proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium yaitu :
1. Stadium kongesti:
Kapiler melebar dan kongesti
Di dalam alveolus terdapat eksudat jernih
Bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag.
2. Stadium hepatisasi merah:
lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara,
warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar.
Di dalam alveolus didapatkam fibrin, leukosit neutrofil eksudat dan banyak
sekali eritrosit dan kuman.
Stadium ini berlangsung sangat pendek.
3. Stadium hepatisasi kelabu:
Lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu.
Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin.
Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis Pneumococcus.
Kapiler tidak lagi kongesif.
4. Stadium resolusi:
Eksudat berkurang.
Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit menglami nekrosis dan
degenarasi lemak.
Fibrin diresorbsi dan menghilang.
Secara patologi anatomis bronkopneumonia berbeda dari pneumonia lobaris
dalam hal lokalisasi sebagai bercak-bercak dengan distribusi yang tidak
teratur.
Dengan pengobatan antibiotika urutan stadium khas ini tidak terlihat.7
PENATALAKSANAAN
Terapi
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi
berhubung hal ini tidak selalu dikerjakan dan makan waktu maka dalam praktek
diberikan pengobatan polifragmasi.
Penisilin diberikan 50.000 U/kgbb/hari dan ditambah dengan
kloramfenikol 50-75 mg/kgbb/ hari
Atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti
ampisilin.
Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4-5 hari. Anak yang
sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan intravena dan oksigen. Selain
cairan intravena untuk mencegah dari dehidrasi dapat diatasi dengan minum air putih
dengan banyak . Di samping itu pengaturan pola makan juga amat penting untuk
dilakukan. Jenis cairan intravena yang digunakan adalah :
o Campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1
o ditambah larutan KCl 10 mEq/500ml botol infuse.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski
beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati
dirumah.
Pneumonia yang tidak berat, tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Pencegahan
Vaksin IPD (Invasive Pneumococcal Disease)
Vaksin IPD merupakan vaksin pneumokokus yang dapat mencegah terjadinya
pneumonia pada anak. Selain itu vaksin ini juga dapat mencegah terjadinya
meningitis pada anak. Vaksin yang digunakan adalah vaksin PCV iaitu :
merupakan satu-satunya vaksin yang membantu mencegah penyakit
pneumokokus invasif (IPD) pada bayi dan anak di bawah usia 24
bulan.
membantu melindungi anak yang berumur hingga 9 tahun
merupakan vaksin konjugasi pneumokokus (PCV) pertama yang
masuk dalam memori imunologi pada bayi dan anak-anak terhadap
Streptococcus (S.) pneumonia.
Vaksin ini juga digunakan untuk imunisasi aktif.
Diberikan sebanyak 4 kali : bayi berumur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan
pada usia 12 bulan
Dapat diberikan bersama dengan vaksin lain seperti MMR atau
Hepatitis B
Menjaga keseimbangan nutrisi anak
Istirahat yang cukup dan olahraga supaya memiliki daya tahan tubuh yang
baik. Selain itu, daya tubuh yang baik dapat mencegah infeksi sekunder.4,7,8,9
KOMPLIKASI
Efusi pleura
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan di dalam rongga pleura yang dapat terjadi jika
terdapat peningkatan tekanan hidrostatik kapiler darah dan juga penurunan tekanan osmotic
cairan darah. Cairan pleura dapat digolongkan menjadi transudat dan eksudat akan tetapi
pada kasus pneumonia cairan pleura adalah eksudat dan dinamakan sebagai efusi pleura
eksudatif. Eksudat ini terjadi akibat peradangan dan infiltrasi pada pleura atau jaringan yang
berdekatan dengan pleura seperti paru. Akan tetapi jarang efusi pleura disebabkan oleh
bakteri penyebab pneumonia dan jumlah cairan efusinya adalah sedikit dan sifatnya sesaat.
Efusi seperti ini disebut efusi parapneumonik karena bakterinya sendiri tidak perlu masuk ke
dalam rongga pleura untuk menyebabkan terjadinya efusi pleura.
Empiema
Empiema merupakan suatu efusi pleura yang bersifat purulen yang boleh menjadi akut dan
kronik. Empiema serimg terjadi disebabkan oleh perluasan infeksi pada parenkim paru.
Karena empiema merupakan komplikasi dari pneumonia maka gejalanya berkaitan dengan
gejala neumonia. Jika empiema cukup banyak maka pada perkusi akan kedengaran redup dan
pada auskultasi akan kedengaran suara napas yang melemah di daerah yang mengalami
empiema. Gambaran pada empiemaadalah sama dengan efusi pleura pada umumnya.
Pneumothoraks
Pneumotoraks merupakan keadaan di mana terdapat udara dalam rongga pleura. Udara yang
terbendung ini akan menyebabkan tekanan di dalam rongga pleura meningkat yang dapat
mengakibatkan paru menjadi kempis yang disebut sebagai koplaps atau atelektasis. Ini akan
menyebabkan penderita mengalami sesak napas karena tidak berlaku ventilasi pada paru yang
kolaps. Udara ini dapat memasuki rongga pleura melaui lesi pada pleura baik pada pleura
viseralis atau pleura parietalis. Gejala yang disebabkan oleh pneumotoraks tergantung pada
jumlah uidara yang memasuki rongga pleura. Semakin banyak udara yang masuk maka
semakin luas paru yang kolaps.
Otitis media akut
Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan masuk
ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah dan
mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan timbul
efusi.3
Meningitis
Meningitis merupakan radang pada selaput otak iaitu meninges yang disebabkan infeksi
virus, bacteria atau jamur. Meningitis bisa mengakibatkan kematian dan penderita meningitis
yang bertahan hidup akan menderita kerusakan otak sehingga lumpuh, tuli, epilepsi, retardasi
mental. Penyebab tersering meningitis adalah Streptococcus pneumonia yang juga
menginfeksi paru yang menyebabkan terjadinya pneumonia.8
PROGNOSIS
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat di turunkan
sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.7
PENUTUP
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang
termasuk dalam salah satu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Terjadinya
pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang
biasa disebut sebagai bronchopneumonia. Pneumonia merupakan penyebab biasa yang
menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada anak yang ditandai dengan infeksi, inflamasi
dan konsolidasi pada paru.
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat di turunkan
sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA
1. P.N Le souf. Practicle Paediatrics. Roberton D.M. prof., South M prof, editors. Lower
respiratory tract infections and abnormalities in childhood. Edisi ke-6. Elsevier
Limited;2007:499-522.
2. Huul D, Johnston D.I. Dasar-dasar pediatri. Yusna D, Hartanto H, editor. Jalan napas
dan paru-paru. Edisi ke -3. EGC;2008:122.
3. Djojodibroko R.D. Respirologi. Penyakit parenkim paru, penyakit pleura. Edisi
pertama. ECG;2009:131,143,151, 173,182-3,209.
4. Sudoyo Aru.W, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, Simadribrata K.M. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Pulmonologi. Edisi ke-4. UI Jakarta;2007:964
5. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. Rhajoe N.N, Darfioes B, MS Makmuri,
Kartasasmita C. B. Edisi ke-2. Ikatan dokter anak Indonesia;2007:23-7.
6. Infeksi Saluran Pernapasan Akut dan Pneumonia. Pneumonia rentan terhadap bayi.
Edisi Juli 2009. Diundah dari www.surabaya-ehealth.org , 27 Juli 2010.
7. Pneumonia Pada Anak. Edisi November 2008. Diundah dari www.
medicinestuffs.com, 25 Juli 2010.
8. Cegah Meningitis dengan Vaksin IPD. Edisi April 2010. Diundah dari
www.waspada.co.id , 26 Juli 2010.
9. Waspada Pneumonia Pada Anak. Edisi Maret 2007. Diundah dari
cyberwoman.cbn.net.id , 26 Juli 2010.
MAKALAH PBL
BLOK 18: SISTEM RESPIRASI 2
OLEH: DEVINA MARTINA ADISUSILO
NIM: 10-2008-178
KELOMPOK: A6