Makalah Blok 14 Lanny

22
FRAKTUR FEMUR DEXTRA BLOK 1 4 M USKULOSKELETAL - 2 Alamat Korespondensi : NAMA : LANNY ARDIANNY NIM : 102011425 KELOMPOK D7 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

description

Medicine

Transcript of Makalah Blok 14 Lanny

Page 1: Makalah Blok 14 Lanny

FRAKTUR FEMUR DEXTRA

BLOK 1 4

M USKULOSKELETAL - 2

Alamat Korespondensi :

NAMA : LANNY ARDIANNY

NIM : 102011425

KELOMPOK D7

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jl. ARJUNA UTARA NO:6, JAKARTA 11510, TELP: 021-5694 2061, FAX: 021-563 1731

Page 2: Makalah Blok 14 Lanny

PENDAHULUAN

Tulang mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai penunjang jaringan tubuh, pelindung

organ tubuh, memungkinkan gerakan dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan garam mineral,

namun fungsi tersebut biasa saja hilang dengan terjatuh, benturan atau kecelakaan.

Pengertian dari fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang

umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Sedangkan fraktur colum femur adalah fraktur yang

terjadi pada colum femur.

Kecelakaan merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan biasanya terjadi mendadak

dan bisa mengenai semua umur. Fraktur collum femur merupakan jenis fraktur yang sering

ditemukan.. tetapi dalam penanganannya masih banyak masyarakat yang berobat ke alternatif,

akan tetapi kenyataannya tidak semua orang berhasil dengan pengobatn alternatif tersebut

sehingga mengakibatkan keadaan yang yang lebih buruk atau terjadinya komplikasi seperti mual

unioun, non union ataupun delayed union, pada akhirnya keadaan tersebut mendorong orang

untuk berobat ke rumah sakit.

Page 3: Makalah Blok 14 Lanny

ANATOMI FEMUR 1

Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter major dan trochanter

minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan

acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil

yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah

untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.

Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah, belakang,

lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (pada wanita sedikit lebih kecil) dengan

sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh

penyakit.

Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang. Yang

menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica di depan dan crista

Page 4: Makalah Blok 14 Lanny

intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan padanya terdapat tuberculum

quadratum.1

Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat pada

permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung, linea aspera.

Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah.Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai

crista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis.Tepian

lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior

batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah

berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk

daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian posterior

dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh

permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk articulatio genu. Di atas

condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorium berhubungan

langsung dengan epicondylus medialis.1

Fraktur FemurFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan

yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa . Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur colum femur adalah fraktur yang terjadi pada colum

tulang femur.2

Etiologi 3

- Trauma langsung: benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut.

- Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area

benturan.

- Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa trauma. Contoh

fraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang dan tumor tulang.

Page 5: Makalah Blok 14 Lanny

Klasifikasi Fraktur Femur 4

a) FRAKTUR COLLUM FEMUR

Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya penderita

jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan

benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena

gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam :

~ Fraktur intrakapsuler (Fraktur collum femur)

~ Fraktur extrakapsuler (Fraktur intertrochanter femur)

b) FRAKTUR SUBTROCHANTER FEMUR

Fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter minor, dibagi dalam

beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi

Fielding & Magliato, yaitu :

~ tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor

~ tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minor

~ tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor

c) FRAKTUR BATANG FEMUR (dewasa dan anak-anak) 4

Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu

lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat

menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam

shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang

berhubungan dengan daerah yang patah.

Page 6: Makalah Blok 14 Lanny

Dibagi menjadi :

Tertutup

Terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah

dengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu ;

- Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya

diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam menembus keluar.

- Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan dari

luar.

- Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak

yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)

d) FRAKTUR SUPRACONDYLER FEMUR

Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini

biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot – otot gastrocnemius, biasanya

fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi

sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.4

e) FRAKTUR INTERCONDYLAR

Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga umumnya

terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.

f) FRAKTUR CONDYLER FEMUR

Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai

dengan tekanan pada sumbu femur keatas.

FRAKTUR FEMUR DEXTRA

Fraktur Collum Femur (DD) 2

Page 7: Makalah Blok 14 Lanny

Merupakan diskontinuitas tulang femur dibagian leher femur. Dapat terjadi akibat trauma

langsung, pasien terjatuh dengan posisi miring dan trocanther mayor langsung terbentur pada

benda keras seperti jalanan. Pada trauma tidak langsung, fraktur kolum femur terjadi karena

gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai bawah.

Klasifikasi

Stadium I

Stadium II

Fraktur lengkap yang tidak bergeser. 

Stadium III

Fraktur lengkap tetapi dengan pergeseran sedang

Page 8: Makalah Blok 14 Lanny

Stadium IV

Fraktur yang bergeser secara hebat

PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR 4,10

Secara ringkas tahap penyembuhan fraktur dibagi menjadi 5 tahap sebagai berikut :

Page 9: Makalah Blok 14 Lanny

1. Stadium Pembentukan Hematom :

- Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang robek

- Hematom dibungkus jaringan lunak sekitar (periosteum & otot)

- Terjadi sekitar 1-2 x 24 jam

2. Stadium Proliferasi Sel / Inflamasi :

- Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi fraktur

- Sel-sel ini menjadi precursor osteoblast

- Sel-sel ini aktif tumbuh ke arah fragmen tulang

- Proliferasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang

- Terjadi setelah hari ke-2 kecelakaan terjadi

3. Stadium Pembentukan Kallus :

- Osteoblast membentuk tulang lunak (kallus)

- Kallus memberikan rigiditas pada fraktur

- Jika terlihat massa kallus pada X-ray berarti fraktur telah menyatu

Page 10: Makalah Blok 14 Lanny

- Terjadi setelah 6-10 hari setelah kecelakaan terjadi

4. Stadium Konsolidasi :

- Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. Fraktur teraba telah menyatu

- Secara bertahap menjadi tulang mature

- Terjadi pada minggu ke 3-10 setelah kecelakaan

5. Stadium Remodeling :

- Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eks fraktur

- Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast

- Pada anak-anak remodeling dapat sempurna, pada dewasa masih ada tanda penebalan tulang.10

Proses penyembuhan tulang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mencakup: usia, lokasi dan

jenis fraktur, kerusakan jaringan sekitar fraktur, banyaknya gerakan pada fragmen fraktur,

pengobatan, adanya infeksi atau penyakit lain yang menyertai (seperti diabetes mellitus), derajat

Page 11: Makalah Blok 14 Lanny

trauma, gap antara ujung fragmen dan pendarahan pada lokasi fraktur.4

KOMPLIKASI FRAKTUR 5

a. Komplikasi segera

- Komplikasi lokal – dapat berupa kerusakan kulit, pembuluh darah ( hematom, spasme

arteri, dan kontusio), kerusakan saraf, kerusakan otot, dan kerusakan organ dalam.

- Komplikasi sistemik – syok hemoragik

b. Komplikasi awal

- Komplikasi lokal – sekuele dari komplikasi segera, berupa nekrosis kulit, gangren,

trombosis vena, komplikasi pada persendian (artritis), dan pada tulang (infeksi/osteomielitis).

- Komplikasi sistemik – emboli lemak, emboli paru, pneumonia, tetanus, delerium tremens.

c. Komplikasi lanjut6

- Komplikasi pada persendian – dapat terjadi kontraktur dan kekakuan sendi persisten,

penyakit sendi degeneratif pasca trauma.

- Komplikasi tulang, penyembuhan tulang abnormal (malunion, delayed –non union )

Mal union adalah keadaan dimana tulang menyambung dalam posisi tidak

anatomis, bisa sembuh dengan pemendekan, sembuh dengan angulasi, atau

sembuh dengan rotasi.

Delayed union adalah proses penyembuhan patah tulang yang melebihi waktu

yang diharapkan, hal ini berarti bahwa proses terjadi lebih lama dari batas waktu

yaitu umumnya 3-5 bulan.

Non union adalah keadaan dimana suatu proses penyembuhan patah tulang

berhenti sama sekali dan penyembuhan patah tulang tidak akan terjadi tanpa

koreksi pembedahan.6

Page 12: Makalah Blok 14 Lanny

d. Komplikasi pada otot – miositis pasca trauma, ruptur tendo lanjut

e. Komplikasi saraf – Tardy nerve palsy

ANAMNESISAnamnesis adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan data pasien beserta keadaan dan

keluhan-keluhan yang dialami pasien. Anamnesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu auto

anamnesis dan hetero anamnesis. Auto anamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan dengan

penderita sendiri. Sedangkan hetero anamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan dengan orang

lain yang dianggap mengetahui keadaan penderita. 7

Anamnesis umum

Dalam anamnesis umum ini berisi identitas pasien, dari anamnesis ini bukan hanya dapat

diketahui siapa pasien, namun juga dapat diketahui bagaimana pasien tersebut dan permasalahan

pasien. Identitas pasien terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, agama dan

pekerjaan pasien.

Anamnesis khusus, terdiri dari :

~ Keluhan utama

Merupakan keluhan atau gejala yang mendorong atau membawa penderita mencari

pertolongan. Biasanya merupakan ada tidaknya nyeri, oedem, keterbatasan gerak sendi akibat

fraktur.

~ Riwayat penyakit sekarang

a) Riwayat perjalanan penyakit

Menggambarkan riwayat penyakit secara lengkap dan jelas. Yang biasa ditanyakan adalah kapan

terjadi fraktur, mekanisme terjadinya fraktur, penanganan pertama setelah trauma, dimana letak

keluhan, faktor yang memperberat dan memperingan keluhan.

b) Riwayat pengobatan

Menggambarkan segala pengobatan yang pernah didapat sebelumnya, riwayat penanganan

fraktur yaitu sudah pernah berobat atau ditangani dimana sebelumnya, bagaimana cara

Page 13: Makalah Blok 14 Lanny

penanganannya dan bagaimana hasilnya.

~ Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit baik fisik maupun psikiatrik yang pernah diderita sebelumnya. Dapat diketahui

apakah pasien dulu pernah mondok, pernah mempunyai penyakit yang serius, trauma,

pembedahan.

~ Riwayat keluarga

Penyakit-penyakit dengan kecenderungan herediter atau penyakit menular, misalnya apakah di

dalam keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus, apakah mempunyai

penyakit pada tulang.

~ Riwayat pribadi

Menggambarkan hobby, olahraga, pola makan, minum alkohol, kondisi lingkungan baik di

rumah, sekolah atau tempat kerja yang mungkin ada hubungannya dengan kondisi pasien. 

~ Anamnesis sistem 

Anamnesis sistem ini dilakukan untuk melengkapi anamnesis atau pertanyaan-pertanyaan

sebelumnya. Anamnesis sistem ini meliputi kepala dan leher, sistem respirasi, sistem

kardiovaskuler, gastrointestinal, urogenital, muskuloskeletal dan nervorum. 7

PEMERIKSAAN FISIK 7

Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal,

angulasi,rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah

Page 14: Makalah Blok 14 Lanny

apakahkulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur,

cedera terbuka.

Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal

darifraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh

darahadalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.

Movement : Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih pentinguntuk

menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi – sendi dibagian distalcedera.7

 PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK8

Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur

Scan tulang, tomogram, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan

kerusakan jaringan lunak

Pemeriksaan darah lengkap: Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun

(pendarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel),

Peningkatan Sel darah putih adalah respon stres normal setelah trauma.

Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.

PENATALAKSANAAN5,9

1. Penanganan awal dapat dengan istirahat, dan nyeri dapat diatasi dengan obat intravena atau

blok nervus femoralis. Blok nervus femoralis dapat dicapai dengan menyuntikkan

bupivakain 0,5% sebanyak 20 ml pada 2 cm dibawah ligamentum inguingalis dan dibagian

lateral terhadap arteri femoralis.

2. Terapi konservatif.

o Traksi berimbang dengan mempergunakan bidai Thomas dan penahan lutut Pearson.

o Cast-bracing.

o Spika panggul.

Page 15: Makalah Blok 14 Lanny

3. Terapi operatif.

Karena fraktur ini bersifat intra-artikuler, maka sebaiknya dilakukan terapi operatif dengan

fiksasi interna yang rigid untuk memperoleh posisi anatomis sendi dan segera dilakukan

mobilisasi.10

Empat prinsip dasar penanganan fraktur 9

a. Recognition: mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan

klinik dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan: lokasi, bentuk

fraktur, menentukan teknnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan.

b. Reduction: reduksi fraktur apabila perlu, restorasi fragment fraktur sehingga didapat

posisi yang dapat diterima. Pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis

dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi

seperti kekakuan, deformitas serta perubahan osteoartritis dikemudian hari. Posisi

yang baik adalah: alignment yang sempurna dan aposisi yang sempurna. Fraktur yang

tidak memerlukan reduksi seperti fraktur klavikula, iga, fraktur impaksi dari humerus,

angulasi

c. Retention, immobilisasi fraktur: mempertahankan posisi reduksi dan memfasilitasi

union sehingga terjadi penyatuan, immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi

eksterna meliputi pembalut gips, bidai, traksi, dan fiksasi interna meliputi inplan

logam seperti screw.

d. Rehabilitation : mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin.

Page 16: Makalah Blok 14 Lanny

PROGNOSIS

Prognosis dalam kasus ini dapat dilihat dari fraktur yang terjadi pada tulang , apakah

merupakan fraktur yang mula-mula normal atau pada tulang yang sudah berpenyakit (patah

tulang patologik), luas dan sifat fraktur, keberhasilan dari penatalaksanaan fraktur tersebut

seperti jarak waktu antara infeksi yang terjadi dan pemberian terapi , bila < 3 hari dapat

mencegah terjadinya kerusakan tulang dan pembentukan tulang baru, bila  3 – 7 hari tidak

mencegah kerusakan tulang, tapi dapat mencegah penyebaran infeksi, bila  > 7 hari dapat

mencegah terjadinya penyebaran infeksi melalui darah (septikemia), tapi proses patologi

lokal sudah lanjut.

KESIMPULAN

Berdasarkan status lokalisasi yang terdapat pada kasus ini dan pemeriksaan tanda-tanda vital

yang dalam batas normal, kemungkinan laki-laki tersebut menderita fraktur femur dextra.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology.  12th ed. Asia: John

Wiley & Sons; 2009.

2. Mansjoer A, Suprohaita,W.I Wahyu, S.Wiwiek. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3,jilid 2:Bab 42 Bedah Ortopedi. Jakarta:Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000. h. 346-355

Page 17: Makalah Blok 14 Lanny

3. Yudha K.E, W.Esty, Y.Devi, P.E Karyuni. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta: EGC, 2009. h. 336-338

4. Rasjad, C. Buku pengantar Ilmu Bedah Ortopedi ed. III. Yarsif Watampone. Makassar: 2007. h. 352-489

5. M.H. Huriawati.d. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg, Jilid 2. Jakarta:Erlangga, 2007. h. 516-517

6. Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company

7. D.Frans. dr, P.David. dr. Pemeriksaan Fisik dan Anamnesis Klinis, Jakarta:EGC, 20098. M.Husny. dr, R.Dian. dr. Uji Diagnostik, Edisi 3. Jakarta:EGC, 2009. h. 823-8279. Rudman N, Mcllmail D.Emergency department evaluation and treatment of hip and thigh

injuries. Emerg Med Clin North Am 2000;18:29-66.10. C.Linda. dr, K.Poppy, dr. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta:EGC,

2000. h. 657-664