Makalah Blok 13
-
Upload
stefany-fany -
Category
Documents
-
view
310 -
download
6
Transcript of Makalah Blok 13
PENDAHULUAN
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat
tercapainya potensi biologic seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang
saling berkaitan, yaitu factor genetic, factor lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku.
Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada
setiap anak.
Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan
segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental,
dan social. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan
kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan
tersebut.
1
APGAR Score
Kegunaan skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa memeriksa anak secara sistematis dan
untuk mengevaluasi berbagai factor yang mungkin berkaitan dengan masalah
kardiopulmonal. Skor 0, 1, atau 2 diberikan pada masing-masing dari kelima variable, 1 dan
5 menit setelah lahir. Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi berwarna merah muda dan
memiliki tanda vital normal, sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi apnea dan tidak memiliki
denyut jantung.
Terdapat hubungan terbalik anatara skor Apgar dengan derajat asidosis serta hipoksia. Skor
4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis,
sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan hidup yang normal. Skor 4
atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis, distress
pernapasan, serta kematian. Meskipun demikian, banyak neonates yang lahir dengan skor
Apgar rendah ternyata tidak asidotik. Pada beberapa kasus, asfiksia terjadi sedemikian
akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah. Selain itu, proses lain selain asfiksia
(prematuritas ekstrim sendiri, anestesi atau sedasi ibu, dan patologi system saraf pusat) dapat
menghasilkan akor yang rendah memerlukan resusitasi. Penentuan skor Apgar harus
diteruskan setiap 5 menit, sampai skor mencapai nilai 7.
Skor 0 1 2
Frekuensi denyut jantung
Tidak ada Kuarng dari 100/menit Lebih dari 100/menit
Upaya bernapas Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis
Tonus otot Lemas Lekstremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
Kepekaan reflex (respons terhadap kateter dalam hidung)
Tidak ada Menyeringai Menyeringai& batuk atau bersin
Warna kulit Biru, pucat Tubuh merah muda, ekstremitas biru (akrosianosis)
Seluruh tubuh merah muda
2
Frekuensi Denyut JantungFrekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120 dan 160 denyut per menit. Denyut di
atas 100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung.
Upaya bernapasBayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik, dan
mencapai pernapasan yag menetap pada frekuensi 30-60 kali permenit pada usia 2 sampai 3
menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai sebab,
termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan system saraf pusat, atau pemberian
obat pada ibu (barbiturat, narkotik, dan trankuilizer).
Tonus ototSemua bayi normal menggerak-gerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera
setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang
lemah biasanya asfiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan system
saraf pusat.
Kepekaan RefleksRespon normal pada pemasukkan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung
adalah menyeringai, batuk, atau bersin.
Warna KulitHampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah muda setelah
tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna
merah muda, tetapi sianotik pada tangan serta kaknya (akrosianosis) 90 detik setelah lahir.
Sianosis menyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang rendah,
methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital jenis sianotik, perdarahan
intracranial, penyakit membrane hialin, aspirasi darah atau meconium, obstruksi jalan napas,
paru-paru hipoplastik, hernia diafragmatika, dan hipertensi pulmonal persisten. Kebanyakan
bayi yang pucat saat lahir mengalami vasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi biasanya
disebabkan oleh asfiksia, hipovolemia, atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik (misal,
akibat ventilasi bantuan yang terlalu kuat), penghangatan berlebihan, hipermagnesemia, atau
konsumsi alcohol akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasi nyata serta plethora perifer
3
yang mencolok. Plethora juga terjadi bila bayi menerima transfusi darah per plasenta dalam
jumlah besar dan hipervolemik.
Pemeriksaan terbagi 2:
A. Antropometri
Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh
yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Untuk
menilai prtumbuhan anak, juga sering di gunak ukuran-ukuran antropometri yang
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Tergantung umur
- Berat badan (BB) terhadap umur.
- Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.
- Lingkar kepala(LK) terhadap umur.
- Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur.
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak
semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
2. Tidak tergantung umur
- Berat badan terhadap tinggi badan.
- Lingkar lengan atas terhadap tinggi badan (Quacker Arm Circumference
measuring stick).
- Lain-lain LLA dibandingakan dengan standar/baku, lipatan kulit pada tricep,
subskapular. Abdominal dibandingkan dengan baku.
Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengansuatu baku
tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau bakuaan nasional.disamping itu masih ada
antropometrik lainya, yang dipakai untuk keperluan khusus, misalnya pada kasus-kasus
dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan, antara lain adalah
1. Lingkar dada, lingkar perut dan lingkar leher.
2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu,
bitrokanterik untuk lebis pinggul, bitemporaluntuk lebar kepala, dll.
a. Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap
kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan
merupakan hasil peningkatan/penurunan hasil semua jaringan yang ada pada tubuh ,
antara lain tulang, otok, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya berat badan dipakai sebagai 4
indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetehui keadaan gizi dan tumbuh kembang
anak , karena sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukurannya objektif dan dapat
diulang. Kerugiannya, indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,
misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.
Gambar 2.1. timbangan bayi(A) dan timbangan anak (B)
b. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting, keistimewaannya
adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai
tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi
badan meningkat pesat pada masa bayi,kembali(pacu tumbuh adolesen), selanjutnya
melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota
gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh
sampai 30 tahun.
Keutungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang, alat dapat
dibuat sendiri, murah dn mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan
pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap perubahan-
perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA.
Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan
yang tepat, kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu
dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun
denganposisis tidur terlentang(panjang supinasi pada umur lebih dari 2 tahun dengan
posisi berdiri. Panjang suspensi pada umumnya 1 cm lebih panjang, dari pada tinggi
berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan pengukuran yang terbaik dan secara
cermat.2,3
5
Gambar 2.2 Pengukuran panjang bayi(A) dan pengukuranpanjang anak(B)
c. Lingkaran kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial . dipakai untuk menaksirkn
pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga
pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal(mikrosefali), maka menunjukkan
adanya retardasi metal. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan
serebrospinal pada hidrosefalus akan menigkatan volume kepala, sehingga LK lebih
besar dari normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve
LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian didunia. Pertumbuhan LK yang
paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir
menjadi lahir manjadi 44 cm pada umur 6 bulang. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm,
2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada
6 bukan pertama sampai umur 2 tahun. 3
Gambar 2.3 Cara Pemeriksaan Lingkaran Kepala
LK yang kecil pada umumnya sebagai :
- Variasi normal
- Bayi kecil
- Keturuna
- Retardasi mental
- Kraniostenosis
Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh :
6
- Variasi normal
- Bayi besar
- Hidranensefali
- Tumor serebri
- Keturunan
- Efusi subdural
Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut diatas masih dalam batas-batas
normal/tidak, harus diperhatikan gejala-gejala klinik yang menyertai.
d. Lingkar lengan atas
Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat
badan. LLA dipakai untuk minilai keadaan gizi/tumbuh kembang ppada kelompok umur
prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur
satu tahun. Selanjutnya tidak banyak perubahan selama 1-3 tahun. Keuntungan
penggunaan LLA ini adalah alatnya murat, bisa di buat sendiri, mudah dibawa, cepat
penggunaannya, dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Kerugiannya adalah
LLA hanya indentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar
menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3
tahun.3
e. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh
kembang jaringan dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan
defisiensi, lipatan kulit nenipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan.
Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,
khususnya pada kasus obesitas.
Interprestasi Hasil Pemeriksaan
Keadaan pertumbuhan anak dilihat dari 4 aspek:
1. Corak/pola pertumbuhan
Pada umumnya dengan pemeriksaan fisik dapat dilihat corak/pola pertumbuhan, yaitu:
- Corak yang normal
7
- Corak yg tidak nornal
o Kelainan kepala : mikro/makrosefali
o Kelainan anggota gerak : kelumpuhan akibat polio
o Akibat penyakit metabolik/endokrin/kelainan bawaan lainnya seperti :
kretin , akromegali.
2. Proses pertumbuhan
Proses pertumbuhan kembang lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropometrik
secara berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu
penyipangan dari arah kurva yang normal. Adalah suatu indikator terhadap kelainan
akibat penyakit/hormonal/gizi kurang.
3. Hasil pertumbuhan pada suatu waktu
Menunjukan posisi anak pada suatu saat, yaitu pada persentil ke beberapa untuk suatu
ukuran antropometrik pertumbuhannya. Sehingga dapat ditentukan apakah anak tersebut
terletak pada variasi normal atau tidak. Selain itu juga dapat ditentukan corak/pola
pertumbuhan.
4. Keadaan status gizi
Keadaan gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan dilapangan
dipakai cara penilaian yang dispakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya
maupun baku patokan yang menjadi bahan bandingannya.
Cara Klasifikasi
Dengan menggunakan cara statistik dan kadang-kadang disertai gejala klinik. Maka status
gizi/pertumbuhan anak ditentukan . tujuan semua cara tersebut adalah untuk menentukan
anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian kerana pertumbuhannya yang kurang baik.
Dibawah ini adalah klasifikasi yang sering dipakai :
1. Berat badan terhadap umur
a. Klasifikasi menurut Gomez
- Baku Boston
- Cara : % dari median
- Klasifikasi :
90% : normal8
90-75% : malnutrisi ringan (grade 1)
75-61% : malnutrisi sedang (grade 2
< /= 60 % : malnutrisi berat (grade 3)
b. Klasifikasi menurut Jelliffe
- Baku Boston
- Cara : % dari median
- Klasifikasi :
110-90% : normal
90-81% : malnutrisi ringan (grade 1)
80-61% : malnutrisi sedang (grade 2 dan 3)
</= 60% : malnutrisi berat ( grade 4)
c. Klasifikasi menurut WHO
- Baku NCHS
- Cara :persentil
- Klasifikasi :
Persentil ke 50-3: normal
Persentil </= 3 : malnutrisi
d. Klasifikasi di Indonesia
- Baku Boston
- Cara : % dari median + kenaikan berat badan
- Klasifikasi :
Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan
dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan: risiko tinggi terjadinya gangguan
pertumbuhan.
2. Tinggi badan terhadap umur
a. Kanawati dan McLauren
- Baku : Boston
- Cara :% dari median
- Klasifikasi
>/= 95% : normal
95-90 %: malnutrisi ringan
90-85 % : malnutrisi sedang
85% : malutrisi berat
9
b. CDC/WHO
- Baku : NCHS
- Cara : % dari median
- Klasifikasi
>/= 90% : normal
< 90% : stuntedl malnutrisi kronis
3. Berat badan terhadap tinggi badan
a. MCLaren/Read
- Baku : Boston
- Cara : % dari median
- Klasifikasi
110-90% : normal
90-85% : malnutri ringan
85-75% : malnutri sedang
, 75% dengan /tanda edema : malnutrisi berat
b. Waterlow
- Baku : Boston
- Cara : % dari median
- Klasifikasi :
110-90% : normal
90-80% : malnutrisi ringan
80-70% : malnutrisi sedang
<70% : malnutrisi berat
c. CDC/WHO
- Baku : NCHS
- Cara :% dari median
- Klasifikasi :
85-80% : malnutrisi sedang
<80% : wasting/ malnutrisi akut
d. NCHS
- Baku : NCHS
- Cara : persentil
- Klasifikasi
10
Persentil ke 75-25 : normal
Persentil ke 10-5 : malnutrisi sedang
< persentil ke 5 : malnutrisi berat
4. Lingkar lengan atas
WHO dan Shakir
- Baku : Wolanski 16,5 cm
- Cara : % dari median
- Klasifikasi :
> 85% atau >14 cm : normal
<76% atau <12,5 cm : malnutrisi berat
B. Tes denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening
Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah
satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes
diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
11
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara
spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok
gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-
kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
12
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO).
CARA PEMERIKSAAN DDST II
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun Jika dalam perhitungan umur
kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan
ke atas. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa
yang P dan berapa yang F. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau
lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
13
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.
Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga
usiakronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
14
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
5). Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
6). OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil
ke 25 dan ke-75
7). Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas
atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
8).Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk
menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
Untestable
15
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari
satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.
Gambar 2.4 Tes Denver II
Status Gizi Anak
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri.
Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks
yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
16
a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur
anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan
adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam
hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu
ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa
lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.
Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan
17
Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya
gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan
dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan
berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart
Baku Antropometeri WHO-NCHS
NoIndeks yang
dipakai
Batas
PengelompokanSebutan Status Gizi
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
Sumber : Depkes RI 2004.
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi
yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut
Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-
nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang
populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku
(SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
18
Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
NoIndeks yang digunakan
InterpretasiBB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber : Depkes RI 2004.
1. Gizi anak
A. Kebutuhan gizi
Prinsip gizi seimbang bagi bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi
dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi
jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI.
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan
untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc
susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.6
Macam-macam makanan bayi19
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
ASI ( Air Susu Ibu)
Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI
mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh,
psikologi, ekonomi dan sebagainya.
Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada
stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir.
b. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke
sepuluh.
c. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya.4
Tumbuh Kembang Sesuai Umur
Istilah perkembangan sebanarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dah perkembangan.
Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan
perkembangan per definisi sebagai berikut :
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah
ukuran atau demensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat(gram, pound, kilogram), ukuran panjang(cm, meter,), umur tulang dan
keseimbangan metebolik.
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. 1,3
20
Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang
saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial
dan perilaku.
Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda
dan ciri tersendiri pada setiap anak. Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak
dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan dan sampai anak berusia 2
tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya
dibandingkan dengan usia anak. Beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan fisik
atau klinikal , pemeriksaan antropometri ( membandingkan tinggi badan terhadap
umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas
terhadap umur ) , contohnya KMS (kartu menuju sehat ) yang membandingkan berat
badan terhadap umur , pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa diet.
Fase-fase Tumbuh Kembang:
Tumbuh Kembang Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai
berikut : 1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru. 2. Saluran
cerna berfungsi untuk menyerap makanan 3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan
yang tidak terpakai lagi. 4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun.
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi 6. Sistem kardiovaskular
2. Tumbuh Kembang Bayi
a. Bayi Bulan Pertama
1 bulan Berat badan: 3,0 – 14,3 kg Panjang badan: 49,8 - 54,6 cm Lingkar kepala: 33
– 39 cm Gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif Gerakan halus: kepala menoleh ke
samping kanan-kiri Komunikasi/Berbicara: bereaksi terhadap bunyi lonceng
Sosial/Kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh
21
b. Bayi Bulan Kedua
Inilah masa yang datar, waktu keluarga mulai menyesuaikan kehidupan dengan
seorang bayi yangbaru. 2 bulan Berat badan: 3,6-5,2 kg Panjang badan: 52,8-58,1 cm Lingkar
kepala: 35-41 cm Gerakan kasar: mengangkat kepala ketika tengkurap Gerakan halus: kepala
menoleh ke samping kanan-kiri.
Komunikasi/Berbicara: bersuara.
Sosial/Kemandirian: tersenyum spontan
3. Masa Toddler
Menginjak usia satu tahun, anak mulai belajar beragam hal dari lingkungannya.
Sebagai orangtua, Anda dapat belajar bagaimana menyokong perkembangan anak baik
kognitif, fisik dan mental anak. Berat badan: 8,9 – 11,5 kg Panjang badan: 75,9 – 82,4 cm
Lingkar kepala: 44,5 – 50,5 cm Gerakan kasar: lari naik tangga Gerakan halus: menumpuk 2
mainan Komunikasi/Berbicara: berbicara beberapa kata (mimik, pipis, ma’em)
Sosial/Kemandirian: Memakai sendok.
4. Tumbuh Kembang Pra Sekolah
Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, seorang ahli
psikologi Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai
masa keemasan (the golden age). Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik
dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Berkembangnya konsep diri 2.
Munculnya egosentris 3. Rasa ingin tahu 4. Imanjinasi 5. Belajar menimbang rasa 6.
Munculnya control internal 7. Belajar dari lingkungannyaAnak 8. berkembangnya cara
berpikir 9. berkembangnya kemampuan berbahasa 10. munculnya perilaku
5. Tumbuh Kembang Sekolah
Tahap perkembangan ini banyak ditentukan oleh rangsangan awalnya, sehingga
bagaimana menumbuhkan kreatifitas dan sosialisasinya terhadap lingkungan menjadi
tantangan bagi ortu Minat dan kegiatan bermain pada masa sekolah Karna anak sudah
sekolah dan mempunyai pekerjaan rumah, waktu untuk bermain sedikit dibandingkan dengan
22
ketika ia berada dalam tahun-tahun pra sekolah. kegiatan bermain anak yang lebih besar dan
banyaknya waktu yang diluangkan untuk kegiatan ini bergantung pada popularitas dan
apakah ia menjadi anggota klompok atau tidak.
6. Tumbuh Kembang Remaja
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai
dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umur, ada dua faktor utama yaitu:
1. Faktor Genetikmerupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang
termasuk faktor genetik antara lain berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih
sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara berkembang, gangguan
pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang
memadai untuk tumbuh kembang anak optimal, bahkan kedua faktor ini dapat
menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.
Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom,
seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2. Faktor Lingkunganmerupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan "bio-fisiko-psiko-sosial" yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari
konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal).
b) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).
23
Faktor Lingkungan Pranatal
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain:
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih
sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan
mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan
wanita dewasa yang berat dan tinggi badanya kurang.
2. Mekanisme Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi
yang dilahirkan. Posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi
panggul,tortikolis kongenital,palsi facialis atau kraniotabes. 2
3. Toksin atau zat kimiaIbu hamil yang perokok berat atau peminum aklohol kronis sering melahirkan bayi berat
badan lahir rendah,lahir mati, cacat, atau retardasi mental. 2,5
4. EndokrinHormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon
plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip insulin. 2
5. RadiasiPada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin,kerusakan otak,mikrochepali, atau cacat bawaan lainya. 2
6. InfeksiInfeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah torch. Sedangkan infeksi
lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, coxsackie
echovirus, malaria, HIV, polio, campak, leptospira, mikoplasma, virus ifluenza, dan virus
hepatitis. 2
7. StressStress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. 2
24
8. Imunitas Rhesus atau ABO incomtabilitas sering menyebabkan abortus,hidrops fetalis, atau lahir
mati.2
9. Anoksia embrioMenurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan
berat badan lahir rendah,
Faktor Lingkungan Postnatal
Perbedaan lingkungan intra dan ekstra uterinSebelum lahir Sesudah lahir
1. Lingkungan fisik Cairan Udara
2. Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah
3. Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau vibrasi
Bermacam-macam stimuli
4. Gizi Tergantung pada zat-zat gizi yang terdapat dalam darah ibu
Tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna
5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta
Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru
6. Pengeluaran hasil metabolisme
Dikeluarkan ke system peredaran darah ibu
Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan
Lingkungan post-natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:
1. Lingkungan biologis, antara lain:
a. Ras/ suku bangsa
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Gizi
e. Perawatan kesehatan
f. Kepekaan terhadap penyakit
g. Penyakit kronis
h. Fungsi metabolism
i. Hormon
25
2. Faktor fisik, antara lain:
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi
c. Keadaan rumah
d. Radiasi
3. Factor psikososial antara lain:
a. Stimulasi
b. Motivai belajar
c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
d. Kelompok sebaya
e. Stress
f. Sekolah
g. Cinta da kasih sayang
h. Kualitas interaksi anak-orang tua
4. Factor keluarga dan adat istiadat antara lain:
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
b. Pendidikan ayah/ibu
c. Jumlah saudara
d. Jenis kelamin dalam keluarga
e. Stabilitas rumah tangga
f. Kepribadian ayah/ibu
g. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu
h. Agama
i. Urbanisasi
j. Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan
anak, anggaran, dan lain-lain.
Pediatrik Sosial
26
Ada sebuah bagian dalam ilmu kesehatan anak, yang mempelajari dan mengkaji aspek-
aspek sosial yang berhubungan baik secara langsung maupun tak langsung dengan kesehatan
anak. Pediatri sosial tidak hanya melibatkan para dokter dan paramedis sebagai pihak profesi
namun juga psikolog klinis yang dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang ada.
Pediatri sosial merupakan wadah berbagai upaya kesehatan anak yang secara umum
mencakup upaya bidang promosi, pencegahan penyakit, deteksi dini, pengobatan, dan
rehabilitasi. Selain itu juga menangani seluruh aspek kehidupan anak, mulai dari hubungan
anak dengan keluarga, hingga interaksi dan hubungan dengan lingkungan. Pediatri sosial
sangat dekat kaitannya dengan pengkajian pola tumbuh kembang anak. Banyak hal yang
menjadi perhatian dalam pediatri sosial di antaranya mengenai imunisasi, masalah gizi anak,
gangguan tumbuh kembang, psikologi anak, penanganan child abuse, drugs abuse, pekerja
anak hingga anak-anak pengungsi. Pediatri sosial bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri.
Namun lebih dari perpaduan berbagai profesi yang terlibat di dalamnya guna memberikan
masukan baik secara klinis maupun preventif bagi masalah-masalah pediatri secara garis
sosial. Pediatri sosial merupakan suatu usaha atau cara pendekatan yang dilakukan secara
terus menerus pada anak, dimulai sejak dalam kandungan, waktu lahir, bayi, sampai usia
remaja, agar anak dapat tumbuh dan kembang sebaik-baiknya. Sebetulnya seluruh bidang
pediatri yang ada sekarang ini masuk ke dalam pediatri sosial. Dapat dikatakan bapak segala
ilmu mengenai pediatri itu adalah pediatri sosial. Bidang ini menjadi dasar yang memberi
kesempatan pada setiap anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal secara fisik,
intelektual, dan emosional.5
Kemiskinan
Anak yang tinggal didalam keluarga miskin menghadapi tantangan yang pervasif
terhadap kesehatan dan perkembangannya, yang akan menimbulkan peningkatan angka
penyakit, hambatan perkembangan, masalah perilaku, kegagalan di sekolah, dan difungsi
sosial. Disfungsi keluarga dan deteriorasi lingkungan bergabung untuk menguatkan dampak
kerentanan biologik pada anak. Meskipun demikian, seperti ancaman lain terhadap ksehatan
dan perkembangan, pengaruh kemiskinan dapat diimbangi oleh faktor penyangga individu,
keluarga, dan masyarakat yang memberikan perlindungan.
Imunisasi
27
Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara
memberikan vaksin. dengan imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap
penyakit. sebaliknya, bila tidak, akan mudah terkena penyakit infeksi berbahaya. Pada
dasarnya semua orang perlu diimunisasi, terutama orang2 yang berisiko tinggi terkena
penyakit, seperti: bayi, anak usia balita, anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur
(WUS). ada 2 cara melakukan imunisasi yaitu, oral dan penyuntikan.6
Pemberian imunisasi yang terbaik adalah pemberian yang tepat jadual. bila tidak,
perlindungan terhadap penyakit yang ingin ditangkal, menjadi tidak optimal.boleh ditunda,
bila kondisi anak sedang sakit. bila anak sudah sehat segera lengkapi imunisasinya.7
kelima jenis imunisasi yang harus diperoleh anak, yaitu:
BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)
DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)
5 macam Vaksin imunisasi dasar
Untuk imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi antara lain.
Vaksin Polio; Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang
digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah
diselamatkan) vaksin berbentuk cairan. pemberian pada anak dengan meneteskan
pada mulut. Kemasan sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1 ampul.
Vaksin Campak; Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin
yang digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan
yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan
vaksin ini, harus terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest).
Disebut beku kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali
28
membekukan vaksin tersebut kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah
dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam.
Vaksin BCG; Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya
vaksin beku kering seperti vaksin campak berbentuk bubuk yang berfungsi
melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit
hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum
menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut
(NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.
Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan
adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.
Vaksin Hepatitis B; Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus.
Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus)
yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena
pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur
2,8°C. Biasanya tempat penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.
Vaksin DPT; Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang
disebut “triple vaksin”. Berisi vasin DPT, TT dan DT. Vaksin DPT disimpan pada
suhu 2,8°C kemasan yang digunakan : Dalam - 5 cc untuk DPT, 5 cc untuk TT, 5
cc untuk DT. Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. Dalam
pemberiannya biasanya berupa suntikan pada lengan atau paha.7
Tabel 4 Imunisasi yang diwajibkan7
Vaksinasi Jadwal
pemberian-
usia
Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan
BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis
Hepatitis B Waktulahir-
dosis I
1bulan-dosis 2
6bulan-dosis 3
1 tahun-- pada
bayi yang lahir
dari ibu dengan
hep B.
Hepatitis B
29
DPT dan
Polio
3 bulan-dosis1
4 bulan-dosis2
5 bulan-dosis3
18bulan-booster1
6tahun-booster 2
12tahun-booster3
Dipteria, pertusis, tetanus,
dan polio
campak 9 bulan -- Campak
Tabel 5 Imunisasi yang dianjurkan7
Vaksinasi Jadwal
pemberian-usia
Booster/Ulangan Imunisasi untuk
melawan
MMR 1-2 tahun 12 tahun Measles,
meningitis, rubella
Hib 3bulan-dosis 1
4bulan-dosis 2
5bulan-dosis 3
18 bulan Hemophilus
influenza tipe B
Hepatitis A 12-18bulan -- Hepatitis A
Cacar air 12-18bulan -- Cacar air
DAFTAR PUSTAKA
30
1. Abraham M. Rudolph, Julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. Buku Ajar Pediatri RUDOLPH. Vol 1. Ed 20. Jakarta : EGC, 2006
2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 1995
3. Behrman, Kligman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta : EGC, 2000
4. Hayati W. A. Buku saku GIZI BAYI. Jakarta : EGC, 2009
5. Pediatrik Sosial. Diunduh dari http://catatan.legawa.com/2008/08/pediatri-sosial/. 15 Januari 2011
6. Sulistiowati N, Kristianti D. H. Ch. M, Supraptini. Faktor Determinan Terhadap Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Umur 12-13 Tahun. Majalah Kesehatan Perkotaan. Vol 12. No 1. Ed juli. Jakarta : Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya, 2005
7. Imunisasi dasar. Diunduh dari http://anurannisa.wordpress.com/2009/03/30/5-
imunisasi-dasar-lengkap/. 15 Januari 2011
31