Makalah Blok 13

44
PENDAHULUAN Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologic seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang saling berkaitan, yaitu factor genetic, factor lingkungan bio- fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak. Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan social. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut. 1

Transcript of Makalah Blok 13

Page 1: Makalah Blok 13

PENDAHULUAN

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Untuk

tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat

tercapainya potensi biologic seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai factor yang

saling berkaitan, yaitu factor genetic, factor lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku.

Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada

setiap anak.

Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan

segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental,

dan social. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan

kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan

tersebut.

1

Page 2: Makalah Blok 13

APGAR Score

Kegunaan skor ini adalah untuk memaksa pemeriksa memeriksa anak secara sistematis dan

untuk mengevaluasi berbagai factor yang mungkin berkaitan dengan masalah

kardiopulmonal. Skor 0, 1, atau 2 diberikan pada masing-masing dari kelima variable, 1 dan

5 menit setelah lahir. Skor 10 berarti bahwa seluruh tubuh bayi berwarna merah muda dan

memiliki tanda vital normal, sedangkan skor 0 berarti bahwa bayi apnea dan tidak memiliki

denyut jantung.

Terdapat hubungan terbalik anatara skor Apgar dengan derajat asidosis serta hipoksia. Skor

4 atau kurang pada usia 1 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis,

sedangkan skor 8-10 biasanya berhubungan dengan ketahanan hidup yang normal. Skor 4

atau kurang pada 5 menit berhubungan dengan peningkatan insidensi asidosis, distress

pernapasan, serta kematian. Meskipun demikian, banyak neonates yang lahir dengan skor

Apgar rendah ternyata tidak asidotik. Pada beberapa kasus, asfiksia terjadi sedemikian

akutnya sampai tidak dicerminkan dalam pH darah. Selain itu, proses lain selain asfiksia

(prematuritas ekstrim sendiri, anestesi atau sedasi ibu, dan patologi system saraf pusat) dapat

menghasilkan akor yang rendah memerlukan resusitasi. Penentuan skor Apgar harus

diteruskan setiap 5 menit, sampai skor mencapai nilai 7.

Skor 0 1 2

Frekuensi denyut jantung

Tidak ada Kuarng dari 100/menit Lebih dari 100/menit

Upaya bernapas Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis

Tonus otot Lemas Lekstremitas sedikit fleksi

Gerakan aktif

Kepekaan reflex (respons terhadap kateter dalam hidung)

Tidak ada Menyeringai Menyeringai& batuk atau bersin

Warna kulit Biru, pucat Tubuh merah muda, ekstremitas biru (akrosianosis)

Seluruh tubuh merah muda

2

Page 3: Makalah Blok 13

Frekuensi Denyut JantungFrekuensi denyut jantung normal saat lahir antara 120 dan 160 denyut per menit. Denyut di

atas 100 per menit biasanya menunjukkan asfiksia dan penurunan curah jantung.

Upaya bernapasBayi normal akan megap-megap saat lahir, menciptakan upaya bernapas dalam 30 detik, dan

mencapai pernapasan yag menetap pada frekuensi 30-60 kali permenit pada usia 2 sampai 3

menit. Apnea dan pernapasan yang lambat atau tidak teratur terjadi oleh berbagai sebab,

termasuk asidosis berat, asfiksia, infeksi janin, kerusakan system saraf pusat, atau pemberian

obat pada ibu (barbiturat, narkotik, dan trankuilizer).

Tonus ototSemua bayi normal menggerak-gerakkan semua anggota tubuhnya secara aktif segera

setelah lahir. Bayi yang tidak dapat melakukan hal tersebut atau bayi dengan tonus otot yang

lemah biasanya asfiksia, mengalami depresi akibat obat, atau menderita kerusakan system

saraf pusat.

Kepekaan RefleksRespon normal pada pemasukkan kateter ke dalam faring posterior melalui lubang hidung

adalah menyeringai, batuk, atau bersin.

Warna KulitHampir semua bayi berwarna biru saat lahir. Mereka berubah menjadi merah muda setelah

tercapai ventilasi yang efektif. Hampir semua bayi memiliki tubuh serta bibir yang berwarna

merah muda, tetapi sianotik pada tangan serta kaknya (akrosianosis) 90 detik setelah lahir.

Sianosis menyeluruh setelah 90 detik terjadi pada curah jantung yang rendah,

methemoglobinemia, polisitemia, penyakit jantung kongenital jenis sianotik, perdarahan

intracranial, penyakit membrane hialin, aspirasi darah atau meconium, obstruksi jalan napas,

paru-paru hipoplastik, hernia diafragmatika, dan hipertensi pulmonal persisten. Kebanyakan

bayi yang pucat saat lahir mengalami vasokonstriksi perifer. Vasokonstriksi biasanya

disebabkan oleh asfiksia, hipovolemia, atau asidosis berat. Alkalosis respiratorik (misal,

akibat ventilasi bantuan yang terlalu kuat), penghangatan berlebihan, hipermagnesemia, atau

konsumsi alcohol akut pada ibu dapat menyebabkan vasodilatasi nyata serta plethora perifer

3

Page 4: Makalah Blok 13

yang mencolok. Plethora juga terjadi bila bayi menerima transfusi darah per plasenta dalam

jumlah besar dan hipervolemik.

Pemeriksaan terbagi 2:

A. Antropometri

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh

yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Untuk

menilai prtumbuhan anak, juga sering di gunak ukuran-ukuran antropometri yang

dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :

1. Tergantung umur

- Berat badan (BB) terhadap umur.

- Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur.

- Lingkar kepala(LK) terhadap umur.

- Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur.

Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak

semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.

2. Tidak tergantung umur

- Berat badan terhadap tinggi badan.

- Lingkar lengan atas terhadap tinggi badan (Quacker Arm Circumference

measuring stick).

- Lain-lain LLA dibandingakan dengan standar/baku, lipatan kulit pada tricep,

subskapular. Abdominal dibandingkan dengan baku.

Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengansuatu baku

tertentu, misalnya baku Harvard, NCHS, atau bakuaan nasional.disamping itu masih ada

antropometrik lainya, yang dipakai untuk keperluan khusus, misalnya pada kasus-kasus

dengan kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawakan, antara lain adalah

1. Lingkar dada, lingkar perut dan lingkar leher.

2. Panjang jarak antara 2 titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu,

bitrokanterik untuk lebis pinggul, bitemporaluntuk lebar kepala, dll.

a. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada setiap

kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan

merupakan hasil peningkatan/penurunan hasil semua jaringan yang ada pada tubuh ,

antara lain tulang, otok, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya berat badan dipakai sebagai 4

Page 5: Makalah Blok 13

indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetehui keadaan gizi dan tumbuh kembang

anak , karena sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengukurannya objektif dan dapat

diulang. Kerugiannya, indikator berat badan ini tidak sensitif terhadap proporsi tubuh,

misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus.

Gambar 2.1. timbangan bayi(A) dan timbangan anak (B)

b. Tinggi badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting, keistimewaannya

adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai

tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi

badan meningkat pesat pada masa bayi,kembali(pacu tumbuh adolesen), selanjutnya

melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18-20 tahun. Tulang-tulang anggota

gerak berhenti bertambah panjang, tetapi ruas-ruas tulang belakang berlanjut tumbuh

sampai 30 tahun.

Keutungan indikator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang, alat dapat

dibuat sendiri, murah dn mudah dibawa, merupakan indikator yang baik untuk gangguan

pertumbuhan fisik yang sudah lewat, sebagai perbandingan terhadap perubahan-

perubahan relatif, seperti terhadap nilai BB dan LLA.

Kerugiannya adalah perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan

yang tepat, kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga. Disamping itu

dibutuhkan 2 macam teknik pengukuran, pada anak umur kurang dari 2 tahun

denganposisis tidur terlentang(panjang supinasi pada umur lebih dari 2 tahun dengan

posisi berdiri. Panjang suspensi pada umumnya 1 cm lebih panjang, dari pada tinggi

berdiri pada anak yang sama meski diukur dengan pengukuran yang terbaik dan secara

cermat.2,3

5

Page 6: Makalah Blok 13

Gambar 2.2 Pengukuran panjang bayi(A) dan pengukuranpanjang anak(B)

c. Lingkaran kepala

Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial . dipakai untuk menaksirkn

pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal maka kepala akan kecil. Sehingga

pada lingkar kepala (LK) yang lebih kecil dari normal(mikrosefali), maka menunjukkan

adanya retardasi metal. Sebaliknya kalau ada penyumbatan pada aliran cairan

serebrospinal pada hidrosefalus akan menigkatan volume kepala, sehingga LK lebih

besar dari normal. Sampai saat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LK ini adalah kurve

LK dari Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian didunia. Pertumbuhan LK yang

paling pesat adalah pada 6 bulan pertama kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir

menjadi lahir manjadi 44 cm pada umur 6 bulang. Sedangkan pada umur 1 tahun 47 cm,

2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Oleh karena itu manfaat pengukuran LK terbatas pada

6 bukan pertama sampai umur 2 tahun. 3

Gambar 2.3 Cara Pemeriksaan Lingkaran Kepala

LK yang kecil pada umumnya sebagai :

- Variasi normal

- Bayi kecil

- Keturuna

- Retardasi mental

- Kraniostenosis

Sedangkan LK yang besar pada umumnya disebabkan oleh :

6

Page 7: Makalah Blok 13

- Variasi normal

- Bayi besar

- Hidranensefali

- Tumor serebri

- Keturunan

- Efusi subdural

Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut diatas masih dalam batas-batas

normal/tidak, harus diperhatikan gejala-gejala klinik yang menyertai.

d. Lingkar lengan atas

Lingkar lengan atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot

yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat

badan. LLA dipakai untuk minilai keadaan gizi/tumbuh kembang ppada kelompok umur

prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur

satu tahun. Selanjutnya tidak banyak perubahan selama 1-3 tahun. Keuntungan

penggunaan LLA ini adalah alatnya murat, bisa di buat sendiri, mudah dibawa, cepat

penggunaannya, dapat digunakan oleh tenaga yang tidak terdidik. Kerugiannya adalah

LLA hanya indentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan yang berat, sukar

menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk anak umur 1-3

tahun.3

e. Lipatan kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh

kembang jaringan dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. Dalam keadaan

defisiensi, lipatan kulit nenipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan.

Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih,

khususnya pada kasus obesitas.

Interprestasi Hasil Pemeriksaan

Keadaan pertumbuhan anak dilihat dari 4 aspek:

1. Corak/pola pertumbuhan

Pada umumnya dengan pemeriksaan fisik dapat dilihat corak/pola pertumbuhan, yaitu:

- Corak yang normal

7

Page 8: Makalah Blok 13

- Corak yg tidak nornal

o Kelainan kepala : mikro/makrosefali

o Kelainan anggota gerak : kelumpuhan akibat polio

o Akibat penyakit metabolik/endokrin/kelainan bawaan lainnya seperti :

kretin , akromegali.

2. Proses pertumbuhan

Proses pertumbuhan kembang lebih banyak dinilai pada pemeriksaan antropometrik

secara berkala. Anak yang normal mengikuti kurva pertumbuhan secara mantap. Suatu

penyipangan dari arah kurva yang normal. Adalah suatu indikator terhadap kelainan

akibat penyakit/hormonal/gizi kurang.

3. Hasil pertumbuhan pada suatu waktu

Menunjukan posisi anak pada suatu saat, yaitu pada persentil ke beberapa untuk suatu

ukuran antropometrik pertumbuhannya. Sehingga dapat ditentukan apakah anak tersebut

terletak pada variasi normal atau tidak. Selain itu juga dapat ditentukan corak/pola

pertumbuhan.

4. Keadaan status gizi

Keadaan gizi merupakan bagian dari pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan dilapangan

dipakai cara penilaian yang dispakati bersama untuk keseragaman, baik dalam caranya

maupun baku patokan yang menjadi bahan bandingannya.

Cara Klasifikasi

Dengan menggunakan cara statistik dan kadang-kadang disertai gejala klinik. Maka status

gizi/pertumbuhan anak ditentukan . tujuan semua cara tersebut adalah untuk menentukan

anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian kerana pertumbuhannya yang kurang baik.

Dibawah ini adalah klasifikasi yang sering dipakai :

1. Berat badan terhadap umur

a. Klasifikasi menurut Gomez

- Baku Boston

- Cara : % dari median

- Klasifikasi :

90% : normal8

Page 9: Makalah Blok 13

90-75% : malnutrisi ringan (grade 1)

75-61% : malnutrisi sedang (grade 2

< /= 60 % : malnutrisi berat (grade 3)

b. Klasifikasi menurut Jelliffe

- Baku Boston

- Cara : % dari median

- Klasifikasi :

110-90% : normal

90-81% : malnutrisi ringan (grade 1)

80-61% : malnutrisi sedang (grade 2 dan 3)

</= 60% : malnutrisi berat ( grade 4)

c. Klasifikasi menurut WHO

- Baku NCHS

- Cara :persentil

- Klasifikasi :

Persentil ke 50-3: normal

Persentil </= 3 : malnutrisi

d. Klasifikasi di Indonesia

- Baku Boston

- Cara : % dari median + kenaikan berat badan

- Klasifikasi :

Menggunakan modifikasi Gomez pada KMS, kemudian kenaikan berat badan

dicatat pada KMS. Bila terdapat kenaikan: risiko tinggi terjadinya gangguan

pertumbuhan.

2. Tinggi badan terhadap umur

a. Kanawati dan McLauren

- Baku : Boston

- Cara :% dari median

- Klasifikasi

>/= 95% : normal

95-90 %: malnutrisi ringan

90-85 % : malnutrisi sedang

85% : malutrisi berat

9

Page 10: Makalah Blok 13

b. CDC/WHO

- Baku : NCHS

- Cara : % dari median

- Klasifikasi

>/= 90% : normal

< 90% : stuntedl malnutrisi kronis

3. Berat badan terhadap tinggi badan

a. MCLaren/Read

- Baku : Boston

- Cara : % dari median

- Klasifikasi

110-90% : normal

90-85% : malnutri ringan

85-75% : malnutri sedang

, 75% dengan /tanda edema : malnutrisi berat

b. Waterlow

- Baku : Boston

- Cara : % dari median

- Klasifikasi :

110-90% : normal

90-80% : malnutrisi ringan

80-70% : malnutrisi sedang

<70% : malnutrisi berat

c. CDC/WHO

- Baku : NCHS

- Cara :% dari median

- Klasifikasi :

85-80% : malnutrisi sedang

<80% : wasting/ malnutrisi akut

d. NCHS

- Baku : NCHS

- Cara : persentil

- Klasifikasi

10

Page 11: Makalah Blok 13

Persentil ke 75-25 : normal

Persentil ke 10-5 : malnutrisi sedang

< persentil ke 5 : malnutrisi berat

4. Lingkar lengan atas

WHO dan Shakir

- Baku : Wolanski 16,5 cm

- Cara : % dari median

- Klasifikasi :

> 85% atau >14 cm : normal

<76% atau <12,5 cm : malnutrisi berat

B. Tes denver II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening

Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah

satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes

diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

1) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan

gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat.

11

Page 12: Makalah Blok 13

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara

spontan

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

b. Alat yang digunakan

Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok

gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-

kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

Lembar formulir DDST II

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara

penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:

3-6 bulan

9-12 bulan

18-24 bulan

3 tahun

4 tahun

5 tahun

2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada

tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

12

Page 13: Makalah Blok 13

d. Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan

melakukan tugas (No Opportunity = NO).

CARA PEMERIKSAAN DDST II

Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan

patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun Jika dalam perhitungan umur

kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan

ke atas. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas

perkembangan pada formulir DDST.Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa

yang P dan berapa yang F. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,

Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau

lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada

kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .

2) Meragukan

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak

ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

13

Page 14: Makalah Blok 13

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:

Contoh perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.

Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia

kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula?

Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 -26

Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga

usiakronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

14

Page 15: Makalah Blok 13

Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II

5). Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada

kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

6). OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil

ke 25 dan ke-75

7). Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas

atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

8).Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;

penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk

menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

Interpretasi tes

Normal

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan

Untestable

15

Page 16: Makalah Blok 13

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari

satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.

Gambar 2.4 Tes Denver II

Status Gizi Anak

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah

satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri.

Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks

yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

16

Page 17: Makalah Blok 13

a. Umur.

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan

menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun

tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur

yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih

angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur

anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan

adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam

hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,

termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik

karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini

dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan

penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang

dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak

digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan

umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu

ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan

kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa

lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada

masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut

umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan

karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.

Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak

baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan

status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan

17

Page 18: Makalah Blok 13

Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya

gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam

menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan

dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %

menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan

berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart

Baku Antropometeri WHO-NCHS

NoIndeks yang

dipakai

Batas

PengelompokanSebutan Status Gizi

1 BB/U < -3 SD Gizi buruk

  - 3 s/d <-2 SD Gizi kurang

  - 2 s/d +2 SD Gizi baik

  > +2 SD Gizi lebih

2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek

- 3 s/d <-2 SD Pendek

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Tinggi

3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus

- 3 s/d <-2 SD Kurus

- 2 s/d +2 SD Normal

> +2 SD Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi

yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut

Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-

nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang

populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku

(SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

18

Page 19: Makalah Blok 13

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB

Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

NoIndeks yang digunakan

InterpretasiBB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi

Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++

Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +

2 Normal Normal Normal Normal

Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang

Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang

3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal

Tinggi Rendah Tinggi Obese

Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

1. Gizi anak

A. Kebutuhan gizi

Prinsip gizi seimbang bagi bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi

dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi

jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI.

Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan

tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan

untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi

mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc

susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.6

Macam-macam makanan bayi19

Page 20: Makalah Blok 13

Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :

ASI ( Air Susu Ibu)

Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI

mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh,

psikologi, ekonomi dan sebagainya.

Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada

stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir.

b. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke

sepuluh.

c. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan

seterusnya.4

Tumbuh Kembang Sesuai Umur

Istilah perkembangan sebanarnya mencangkup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,

tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dah perkembangan.

Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan

perkembangan per definisi sebagai berikut :

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah

ukuran atau demensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan

ukuran berat(gram, pound, kilogram), ukuran panjang(cm, meter,), umur tulang dan

keseimbangan metebolik.

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi

dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya. 1,3

20

Page 21: Makalah Blok 13

Proses  tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial

dan perilaku.

Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda

dan ciri tersendiri pada setiap anak. Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak

dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan dan  sampai anak berusia 2

tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya

dibandingkan dengan usia anak. Beberapa cara penilaian melalui  pemeriksaan fisik

atau klinikal , pemeriksaan antropometri ( membandingkan tinggi badan terhadap

umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas

terhadap umur ) , contohnya  KMS (kartu menuju sehat ) yang membandingkan berat

badan terhadap umur , pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa diet.

Fase-fase Tumbuh Kembang:

Tumbuh Kembang Neonatus

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar

rahim. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai

berikut : 1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru. 2. Saluran

cerna berfungsi untuk menyerap makanan 3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan

yang tidak terpakai lagi. 4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun.

5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi 6. Sistem kardiovaskular

2. Tumbuh Kembang Bayi

a. Bayi Bulan Pertama

1 bulan Berat badan: 3,0 – 14,3 kg Panjang badan: 49,8 - 54,6 cm Lingkar kepala: 33

– 39 cm Gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif Gerakan halus: kepala menoleh ke

samping kanan-kiri Komunikasi/Berbicara: bereaksi terhadap bunyi lonceng

Sosial/Kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh

21

Page 22: Makalah Blok 13

b. Bayi Bulan Kedua

Inilah masa yang datar, waktu keluarga mulai menyesuaikan kehidupan dengan

seorang bayi yangbaru. 2 bulan Berat badan: 3,6-5,2 kg Panjang badan: 52,8-58,1 cm Lingkar

kepala: 35-41 cm Gerakan kasar: mengangkat kepala ketika tengkurap Gerakan halus: kepala

menoleh ke samping kanan-kiri.

Komunikasi/Berbicara: bersuara.

Sosial/Kemandirian: tersenyum spontan

3. Masa Toddler

Menginjak usia satu tahun, anak mulai belajar beragam hal dari lingkungannya.

Sebagai orangtua, Anda dapat belajar bagaimana menyokong perkembangan anak baik

kognitif, fisik dan mental anak. Berat badan: 8,9 – 11,5 kg Panjang badan: 75,9 – 82,4 cm

Lingkar kepala: 44,5 – 50,5 cm Gerakan kasar: lari naik tangga Gerakan halus: menumpuk 2

mainan Komunikasi/Berbicara: berbicara beberapa kata (mimik, pipis, ma’em)

Sosial/Kemandirian: Memakai sendok.

4. Tumbuh Kembang Pra Sekolah

Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, seorang ahli

psikologi Elizabeth B. Hurlock mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai

masa keemasan (the golden age). Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik

dan mental, dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Berkembangnya konsep diri 2.

Munculnya egosentris 3. Rasa ingin tahu 4. Imanjinasi 5. Belajar menimbang rasa 6.

Munculnya control internal 7. Belajar dari lingkungannyaAnak 8. berkembangnya cara

berpikir 9. berkembangnya kemampuan berbahasa 10. munculnya perilaku

5. Tumbuh Kembang Sekolah

Tahap perkembangan ini banyak ditentukan oleh rangsangan awalnya, sehingga

bagaimana menumbuhkan kreatifitas dan sosialisasinya terhadap lingkungan menjadi

tantangan bagi ortu Minat dan kegiatan bermain pada masa sekolah Karna anak sudah

sekolah dan mempunyai pekerjaan rumah, waktu untuk bermain sedikit dibandingkan dengan

22

Page 23: Makalah Blok 13

ketika ia berada dalam tahun-tahun pra sekolah. kegiatan bermain anak yang lebih besar dan

banyaknya waktu yang diluangkan untuk kegiatan ini bergantung pada popularitas dan

apakah ia menjadi anggota klompok atau tidak.

6. Tumbuh Kembang Remaja

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umur, ada dua faktor utama yaitu:

1. Faktor Genetikmerupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang

termasuk faktor genetik antara lain berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,

jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih

sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara berkembang, gangguan

pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang

memadai untuk tumbuh kembang anak optimal, bahkan kedua faktor ini dapat

menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.

Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom,

seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.

2. Faktor Lingkunganmerupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.

Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,

sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan

lingkungan "bio-fisiko-psiko-sosial" yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari

konsepsi sampai akhir hayatnya.

Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

a) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal).

b) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).

23

Page 24: Makalah Blok 13

Faktor Lingkungan Pranatal

berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain:

1. Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih

sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.

Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan

mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan

wanita dewasa yang berat dan tinggi badanya kurang.

2. Mekanisme Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi

yang dilahirkan. Posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi

panggul,tortikolis kongenital,palsi facialis atau kraniotabes. 2

3. Toksin atau zat kimiaIbu hamil yang perokok berat atau peminum aklohol kronis sering melahirkan bayi berat

badan lahir rendah,lahir mati, cacat, atau retardasi mental. 2,5

4. EndokrinHormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon

plasenta, hormon tiroid, insulin, dan peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip insulin. 2

5. RadiasiPada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian

janin,kerusakan otak,mikrochepali, atau cacat bawaan lainya. 2

6. InfeksiInfeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah torch. Sedangkan infeksi

lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, coxsackie

echovirus, malaria, HIV, polio, campak, leptospira, mikoplasma, virus ifluenza, dan virus

hepatitis. 2

7. StressStress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. 2

24

Page 25: Makalah Blok 13

8. Imunitas Rhesus atau ABO incomtabilitas sering menyebabkan abortus,hidrops fetalis, atau lahir

mati.2

9. Anoksia embrioMenurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan

berat badan lahir rendah,

Faktor Lingkungan Postnatal

Perbedaan lingkungan intra dan ekstra uterinSebelum lahir Sesudah lahir

1. Lingkungan fisik Cairan Udara

2. Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah-ubah

3. Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau vibrasi

Bermacam-macam stimuli

4. Gizi Tergantung pada zat-zat gizi yang terdapat dalam darah ibu

Tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna

5. Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta

Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru

6. Pengeluaran hasil metabolisme

Dikeluarkan ke system peredaran darah ibu

Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

Lingkungan post-natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat

digolongkan menjadi:

1. Lingkungan biologis, antara lain:

a. Ras/ suku bangsa

b. Jenis kelamin

c. Umur

d. Gizi

e. Perawatan kesehatan

f. Kepekaan terhadap penyakit

g. Penyakit kronis

h. Fungsi metabolism

i. Hormon

25

Page 26: Makalah Blok 13

2. Faktor fisik, antara lain:

a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.

b. Sanitasi

c. Keadaan rumah

d. Radiasi

3. Factor psikososial antara lain:

a. Stimulasi

b. Motivai belajar

c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

d. Kelompok sebaya

e. Stress

f. Sekolah

g. Cinta da kasih sayang

h. Kualitas interaksi anak-orang tua

4. Factor keluarga dan adat istiadat antara lain:

a. Pekerjaan/pendapatan keluarga

b. Pendidikan ayah/ibu

c. Jumlah saudara

d. Jenis kelamin dalam keluarga

e. Stabilitas rumah tangga

f. Kepribadian ayah/ibu

g. Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu

h. Agama

i. Urbanisasi

j. Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan

anak, anggaran, dan lain-lain.

Pediatrik Sosial

26

Page 27: Makalah Blok 13

Ada sebuah bagian dalam ilmu kesehatan anak, yang mempelajari dan mengkaji aspek-

aspek sosial yang berhubungan baik secara langsung maupun tak langsung dengan kesehatan

anak. Pediatri sosial tidak hanya melibatkan para dokter dan paramedis sebagai pihak profesi

namun juga psikolog klinis yang dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang ada.

Pediatri sosial merupakan wadah berbagai upaya kesehatan anak yang secara umum

mencakup upaya bidang promosi, pencegahan penyakit, deteksi dini, pengobatan, dan

rehabilitasi. Selain itu juga menangani seluruh aspek kehidupan anak, mulai dari hubungan

anak dengan keluarga, hingga interaksi dan hubungan dengan lingkungan. Pediatri sosial

sangat dekat kaitannya dengan pengkajian pola tumbuh kembang anak. Banyak hal yang

menjadi perhatian dalam pediatri sosial di antaranya mengenai imunisasi, masalah gizi anak,

gangguan tumbuh kembang, psikologi anak, penanganan child abuse, drugs abuse, pekerja

anak hingga anak-anak pengungsi. Pediatri sosial bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri.

Namun lebih dari perpaduan berbagai profesi yang terlibat di dalamnya guna memberikan

masukan baik secara klinis maupun preventif bagi masalah-masalah pediatri secara garis

sosial. Pediatri sosial merupakan suatu usaha atau cara pendekatan yang dilakukan secara

terus menerus pada anak, dimulai sejak dalam kandungan, waktu lahir, bayi, sampai usia

remaja, agar anak dapat tumbuh dan kembang sebaik-baiknya. Sebetulnya seluruh bidang

pediatri yang ada sekarang ini masuk ke dalam pediatri sosial. Dapat dikatakan bapak segala

ilmu mengenai pediatri itu adalah pediatri sosial. Bidang ini menjadi dasar yang memberi

kesempatan pada setiap anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal secara fisik,

intelektual, dan emosional.5

Kemiskinan

Anak yang tinggal didalam keluarga miskin menghadapi tantangan yang pervasif

terhadap kesehatan dan perkembangannya, yang akan menimbulkan peningkatan angka

penyakit, hambatan perkembangan, masalah perilaku, kegagalan di sekolah, dan difungsi

sosial. Disfungsi keluarga dan deteriorasi lingkungan bergabung untuk menguatkan dampak

kerentanan biologik pada anak. Meskipun demikian, seperti ancaman lain terhadap ksehatan

dan perkembangan, pengaruh kemiskinan dapat diimbangi oleh faktor penyangga individu,

keluarga, dan masyarakat yang memberikan perlindungan.

Imunisasi

27

Page 28: Makalah Blok 13

Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara

memberikan vaksin. dengan imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap

penyakit. sebaliknya, bila tidak, akan mudah terkena penyakit infeksi berbahaya. Pada

dasarnya semua orang perlu diimunisasi, terutama orang2 yang berisiko tinggi terkena

penyakit, seperti: bayi, anak usia balita, anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur

(WUS). ada 2 cara melakukan imunisasi yaitu, oral dan penyuntikan.6

Pemberian imunisasi yang terbaik adalah pemberian yang tepat jadual. bila tidak,

perlindungan terhadap penyakit yang ingin ditangkal, menjadi tidak optimal.boleh ditunda,

bila kondisi anak sedang sakit. bila anak sudah sehat segera lengkapi imunisasinya.7

kelima jenis imunisasi yang harus diperoleh anak, yaitu:

BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)

DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)

Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)

Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)

Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)

5 macam Vaksin imunisasi dasar

Untuk imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi antara lain.

Vaksin Polio; Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang

digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah

diselamatkan) vaksin berbentuk cairan. pemberian pada anak dengan meneteskan

pada mulut. Kemasan sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1 ampul.

Vaksin Campak; Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin

yang digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan

yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan

vaksin ini, harus terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest).

Disebut beku kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali

28

Page 29: Makalah Blok 13

membekukan vaksin tersebut kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah

dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam.

Vaksin BCG; Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya

vaksin beku kering seperti vaksin campak berbentuk bubuk yang berfungsi

melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit

hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum

menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut

(NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.

Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan

adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.

Vaksin Hepatitis B; Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus.

Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus)

yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena

pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur

2,8°C. Biasanya tempat penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.

Vaksin DPT; Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang

disebut “triple vaksin”. Berisi vasin DPT, TT dan DT. Vaksin DPT disimpan pada

suhu 2,8°C kemasan yang digunakan : Dalam -    5 cc untuk DPT,   5 cc untuk TT,   5

cc untuk DT. Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. Dalam

pemberiannya biasanya berupa suntikan pada lengan atau paha.7

Tabel 4 Imunisasi yang diwajibkan7

Vaksinasi Jadwal

pemberian-

usia

Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan

BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis

Hepatitis B Waktulahir-

dosis I

1bulan-dosis 2

6bulan-dosis 3

1 tahun-- pada

bayi yang lahir

dari ibu dengan

hep B.

Hepatitis B

29

Page 30: Makalah Blok 13

DPT dan

Polio

3 bulan-dosis1

4 bulan-dosis2

5 bulan-dosis3

18bulan-booster1

6tahun-booster 2

12tahun-booster3

Dipteria, pertusis, tetanus,

dan polio

campak 9 bulan -- Campak

 

Tabel 5 Imunisasi yang dianjurkan7

Vaksinasi Jadwal

pemberian-usia

Booster/Ulangan Imunisasi untuk

melawan

MMR 1-2 tahun 12 tahun Measles,

meningitis, rubella

Hib 3bulan-dosis 1

4bulan-dosis 2

5bulan-dosis 3

18 bulan Hemophilus

influenza tipe B

Hepatitis A 12-18bulan -- Hepatitis A

Cacar air 12-18bulan -- Cacar air

DAFTAR PUSTAKA

30

Page 31: Makalah Blok 13

1. Abraham M. Rudolph, Julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. Buku Ajar Pediatri RUDOLPH. Vol 1. Ed 20. Jakarta : EGC, 2006

2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, 1995

3. Behrman, Kligman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta : EGC, 2000

4. Hayati W. A. Buku saku GIZI BAYI. Jakarta : EGC, 2009

5. Pediatrik Sosial. Diunduh dari http://catatan.legawa.com/2008/08/pediatri-sosial/. 15 Januari 2011

6. Sulistiowati N, Kristianti D. H. Ch. M, Supraptini. Faktor Determinan Terhadap Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Umur 12-13 Tahun. Majalah Kesehatan Perkotaan. Vol 12. No 1. Ed juli. Jakarta : Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Katolik Atma Jaya, 2005

7. Imunisasi dasar. Diunduh dari http://anurannisa.wordpress.com/2009/03/30/5-

imunisasi-dasar-lengkap/. 15 Januari 2011

31