Makalah Blok 13

39
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak Kelompok e5: David Sudarman 102013395 Afifah Nur Utami 102013448 Grevaldo Austen 102014015 Destin Marseli 102014051 Florensia Merlin Liem 102014141 Elizabeth Anastasya Yoltuwu 102014175 Gabriel Hezekiah 102014221 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat – 11510 Abstrak Penanganan pasien dewasa dan anak itu sangat berbeda, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi pada pasien anak ( khususnya bayi & balita ) selain keluhan penyakit perlu ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara alloanamnesis harus didapatkan data lengkap dari anak tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi pemeriksaan fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu tahapannya adalah antropometri, yaitu peniaian tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapiberupa imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi. 1

description

BLOK 13

Transcript of Makalah Blok 13

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak

Kelompok e5:

David Sudarman 102013395

Afifah Nur Utami 102013448

Grevaldo Austen 102014015

Destin Marseli 102014051

Florensia Merlin Liem 102014141

Elizabeth Anastasya Yoltuwu 102014175

Gabriel Hezekiah 102014221

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat – 11510

Abstrak

Penanganan pasien dewasa dan anak itu sangat berbeda, mulai dari anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi pada pasien anak ( khususnya bayi & balita ) selain

keluhan penyakit perlu ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara alloanamnesis harus

didapatkan data lengkap dari anak tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi pemeriksaan

fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu tahapannya adalah antropometri, yaitu peniaian

tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapiberupa imunisasi untuk melindungi

anak dari penyakit infeksi.

Kata kunci: tumbuh kembang, anamnesis pada anak, antropometri, imunisasi.

Abstract

Handling adult and pediatric patients are very different , ranging from the history , physical

examination , examination and treatment in pediatric patients ( especially infants and

toddlers ) in addition to the complaint diseases should be emphasized on growth . In

alloanamnesis must complete the data obtained from children . Physical examination is

1

divided into physical examinations for infants and toddlers , where one of the stages of

anthropometry , the assessment of physical development of children. Therapy is also required

immunization to protect children from infectious diseases .

Keywords : growth , anamnesis in children , anthropometry , immunization .

Pendahuluan

Kelahiran seorang anak sangatlah dinanti-nantikan oleh banyak pasangan yang

menikah. Kehadiran anak seakan menjadi pelita yang terang benderang bagi orang tua dalam

mengarungi kehidupan berumah tangga, saat anak lahir kedunia dia adalah fitrah, masih suci,

masih putih cemerlang dan belum ternoda apapun juga. Maka kewajiban orang tualah untuk

mewarnai kertas putih tersebut, anak akan menjadi apa dikemudian hari itu tergantung dari

bagaimna orang tua memberikan pendidikan yang terbaik pada anaknya.

Ada banyak hal yang masih belum diketahui oleh para orang tua, yaitu tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Mengenai hal ini seakan orang tua sudah

memasrahkan sepenuhnya pada orang yang berkecimpung dalam dunia kesehatan seperti

dokter dan perawat. Pada seyogyanya tidak demikian, orang tuabisa memantau atau

mendeteksi secsrs dini apakah mengalami gangguan atau keterlambatan dalam

perkembangannya ataukah tidak.

Rasa cemas selalu menghinggapi hati orang tua terutama seorang ibu. Karena ibulah

orang yang paling dekat dengan anak, ibu yang selalu menggendong anak kemanapun ia

pergi, ibu yang menyusui anak, memberinya makan dan minum, memandikan dan

mentidurkannya. Sedangkan ayah, waktu untuk berinteraksi dengan anak bisa dibilang sangat

sedikit sekali. Ibu merasa khawatir saat dia melihat anak tetangganya yang seusia dengan

bayinya sudah bisa merangkak, padahal anaknya sendiri untuk bisa duduk dengan tanpa

bantuan orang lain masih sangat sulit, anaknya sangat sulit untuk mendapatkan keseimbangan

tubuhnya.

2

Istilah pertumbuhan dan perkembangan (tumbang) pada dasarnya merupaka dua

peristiwa yang berlainan, akan tetapi keduanya saling keterkaitan. Pertumbuhan (growth)

merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,

organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) merupakan bertambahnya

kemampuan (skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Dari dua

pengertian tersebut diatas dapat ditarik benang merah bahwa pertumbuhan mempunyai

dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

sel atau organ tubuh individu, keduany tidak bisa terpisahkan.

Pembahasan

Anamnesis

Dalam kasus ini digunakan teknik alloanamnesis yaitu mendapatkan informasi

tentang pasien dari orang lain karena pasien tidak dapat menjelaskan keluhannya .Pasien usia

9 bulan dibawa ibunya datang ke polikilinik karena belum dapat duduk sendiri. Dari faktor

ibu, riwayat kehamilan tidak ada komplikasi, lahir dengan cara normal, tanpa komplikasi dan

bayi dengan kuat menangis. Faktor anak yaitu: tumbuh kembang anak, RPS&RPD,

imunisasi, nutrisi & riwayat penyakit keluarga.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Antropometri

Antropometri menurut Hinchiliff (1999) adalah pengukuran tubuh manusia dan

bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan menentukan norma-norma

untuk jenis kelamin,usia, berat badan, suku bangsa dll. Antropometri dilakukan pada anak-

anak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh

kembang anak berjalan normal atau tidak. Ketepatan dan ketelitian pengukuran sangat

penting dalam menilai pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara

pengukuran akan mempengaruhi hasil pengamatan.1

Adapun cara pengukurannya adalah sebagai berikut : 1

- Pengukuran Berat Badan

3

Berat badan merupakan indikator untuk keadaan gizi anak. Gangguan pada berat

badan biasanya menggambarkan gangguan yang bersifat perubahan akut/jangka pendek.

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama: 1

1.Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan

2.Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan

gambaran pertumbuhan

3.Umum dan luas dipakai di Indonesia

4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur

5.Digunakan dalam KMS

6.BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur

7.Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi ( dacin )

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan menggunakan timbangan bayi : 1

1. Untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun

2. Letakkan timbangan pada meja datar, tidak mudah bergoyang.

3. Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

4. Bayi sebaiknya telanjang

5. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

7. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan.

8. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

4

Gambar1 : Timbangan Bayi

Sumber : www.images.google.com

Pengkuran berat badan menggunakan timbangan injak : 1

1. Letakkan timbangan di lantai yang datar

2. Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke 0

3. Anak pakai baju sehari-hari yang tipis (tidak pakai alas kaki, jaket,

topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu)

4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti

6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan

7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Gambar 2 : Timbangan Badan

Sumber : www.images.google.com

- Pengukuran Tinggi Badan/Panjang Badan5

Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang

sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat

gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.1,2

Untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri dapat menggunakan

infantometer. Cara mengukur dengan posisi berbaring yaitu : 1,2

1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang

2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

4. Petugas 1 : ke2 tangan pegang kepala bayi agar tetap menempel

pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

5. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi dengan lengan kiri

bawah agar lurus, sedangkan tangan menjaga agar posisi kaki

tetap lurus (tidak fleksi ataupun ekstensi). Tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki.

6. Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur.

Gambar 3 : Cara pengukuran tinggi badan ( bayi & balita)

Sumber : www.images.google.com

Untuk anak yang sudah dapat berdiri dapat menggunakan microtoise. Cara

mengukur pada posisi berdiri yaitu : 1,2

6

1. Anak tidak pakai sandal atau sepatu.

2. Berdiri tegak menghadap ke depan, kedua mata kaki rapat.

3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang

pengukur.

4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-

ubun.

5. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 4: cara pengukuran tinggi badan pada anak-anak

Sumber : www.images.google.com

- Pengukuran Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas

normal atau di luar batas normal. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan

tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar

lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. 1,2

Cara mengukur lingkar kepala yaitu : 1,2

1. Pita ukur diletakkan pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela.

2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

7

3. Hasil dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis kelamin.

4. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

Gambar 5 : cara pengukuran lingkar kepala

Sumber : www.images.google.com

- Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi karena mudah, murah dan

cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran

tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas

mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan status KEP (Kurang Energi

Protein) pada balita. Namun kelemahannya adalah :1,2

1. Baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang

memadai untuk digunakan di Indonesia

2. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada tinggi badan

3. Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk

golongandewasa.

8

Gambar 6: cara pengukuran lingkar lengan atas

Sumber : www.images.google.com

Perkembangan Menurut Denver II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development

Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).

Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan

tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit. 2

a. Aspek Perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas, ada 4 sektor

perkembangan yang dinilai: 2

1) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya. 2

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot

kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 2

9

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan

berbicara spontan. 2

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. 2

b. Alat yang digunakan

- Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan

gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus

warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat

diperiksa). 2

- Lembar formulir DDST II 2

- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara

penilaiannya. 2

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: 2

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:

3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun

2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik

yang lengkap.

d. Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan

melakukan tugas (No Opportunity = NO).

10

Cara Pemeriksaan DDST II 2

- Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.

Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

- Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama

dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

- Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas

perkembangan pada formulir DDST.

- Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.

- Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,

Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. 2

b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor

atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang

lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia . 2

2) Meragukan

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. 2

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang

sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 2

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau

meragukan. 2

4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. 2

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:

Contoh perhitungan anak dengan prematur: 2

11

An. X lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.

Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia

kronologis An. X!

Diketahui:

Tanggal lahir An.X : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. X?

Jawab:

2008 – 4 – 1 An. X prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 -26

Jadi usia An. X jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8

bulan atau 20 bulan.

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu x 7 hari = 35 hari, sehingga

usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari atau 1 tahun 7 bulan atau 19

bulan.

Interpretasi dari nilai Denver II 2

- Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada

kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).

- OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara

persentil ke-25 dan ke-75.

- Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas

atau diantara persentil ke-75 dan ke-90.

- Delay

12

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;

penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan

untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu.

Interpretasi tes 2

- Normal

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

- Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan

- Untestable

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada

lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

- Faktor Internal ( Genetik ) 3

Merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik juga

dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang ditandai dengan:

(1) Intensitas dan kecepatan pembelahan

(2) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan

(3) Umur pubertas

(4) Berhentinya pertumbuhan tulang.

Yang termasuk faktor internal antara lain faktor bawaan yang normal dan patologis,

jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi genetik dapat berinteraksi dalam

lingkungan yang baik dan optimal maka pertumbuhan juga akan optimal. 3

Gangguan pertumbuhan di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik,

sedangkan di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh

13

lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal sehingga kematian

balita di negara berkembang cukup tinggi.3

- Faktor Eksternal (lingkungan)

Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.

Kondisi lingkungan yang buruk berakibat kondisi genetik optimal tidak dapat tercapai. Yang

termasuk faktor lingkungan adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap

individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.3

Faktor lingkungan dibagi dua: 3

Lingkungan Pranatal

Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir. Meliputi gizi ibu saat

hamil, mekanisme toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, anoksia embrio.

Lingkungan Pascanatal

Dipengaruhi oleh lingkungan , meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor

psikososial, keluarga dan adat-istiadat.

FAKTOR CONTOH

I Internal

a. Genetik Individu (keluarga)Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan

plasenta)

b. Obstetrik Individu (keluarga)Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan

plasenta)

c. Seks Laki-laki lebih panjang dan berat

II Eksternal

a. Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan iodium)Bayi (ASI dan susu botol)Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D dan

asam folat)

b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obat lainnya

14

c. Lingkungan IklimDaerah kumuh

d. Penyakit

1. Endokrin Hormon pertumbuhan

2. Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing

3. Kongenital Anemia sel sabit, kelainan metabolisme sejak lahir

4. Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus, jantung, ginjal dan hati

5. Psikologis Kemunduran mental/emosi

Tabel 1 : Faktor internal & external.4

Tumbuh Kembang Anak

- Definisi Anak

Menurut UU RI no 4 1979 , yang disebut anak adalah usia 0-21 tahun dan belum

menikah. Namun , menurut UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2002, anak yaitu usia

0-18 tahun, termasuk janin dalam kandungan.5

- Ciri Khas Anak

o Bertumbuh dan berkembang secara kontinyu sejak konsepsi sampai dengan akhir

masa remaja

o Pola khas dan teratur yaitu sefalo-kaudal, proksimo-distal

o Tahap nya berurutan ,deferensiasi dan integrasi : inner to outer, simple to complex.5

15

Gambar 7 : Pertumbuhan anak

Sumber : www.images.google.com

Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan ialah proses normal pertambahan ukuran organisme sebagai akibat

pertambahan jaringan pada yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan berkaitan dengan

masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang bias diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter)

umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Perkembangan ialah proses pertumbuhan dan diferensiasi. Definisi lain dari

perkembangan ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

pematangan. Istilah Perkembangan meliputi pertumbuhan fisik, maupun pematangan fungsi,

emosi dan perilaku sosial.5

Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan fisik biomedik (“ASUH”) meliputi :6

1. Asupan nutrisi seimbang

2. Perawatan kesehatan dasar (ASI, imunisasi)

3. Sandang, pangan, hygiene sanitasi.

Kebutuhan emosi (ASIH) meliputi :

Kasih sayang yaitu ikatan batin (bonding) dan rasa percaya (basic trust)

Kebutuhan stimulasi mental (ASAH)

Proses pendidikan, pelatihan, rekreasi.

Tahapan Tumbuh Kembang7

16

1. Neonatus (lahir – 28 hari)

Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan

sesuai keinginan.

2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)

Umur 0-3 bulan

1.Mengangkat kepala setinggi 45 derajat

2.Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah

3.Melihat dan menatap wajah orang lain

4.Mengoceh sponta atau bereaksi dengan mengoceh

5.Suka tertawa keras

6.Bereaksi terkejut terhadap suara keras

7.Membalas tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum

8.Mengenal ibu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan kontak

Umur 3-6 bulan

-Berbalik dari telungkup ke terlentang

-Mengangkat kepala setinggi 90 derajat

-Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil

-Menggenggam pensil

-Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

-Memegang tangannya sendiri

-Berusaha memperluas pandangan

-Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

-Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

-Tersenyum ketika melihat gambar atau mainan yang menarik saat bermain sendiri

Umur 6-9 bulan

-duduk tanpa dibantu <75%

-tengkurap dan berbalik sendiri

17

-merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

-memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

-memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

-bergembira dengan melempar benda-benda

-mengeluarkan kata-kata tanpa arti

-mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain

-mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

Umur 9-12 bulan

-berdiri sendiri tanpa dibantu

-berjalan dengan dituntun

-menirukan suara

-mengulang bunyi yang didengarnya

-belajar menyatakan satu atau dua kata

-mengerti perintah sederhana atau larangan

-minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya

-ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

-berpartisipasi dalam permainan

Todler (1-3 tahun)

Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.

Anak usia 12-18 bulan :

-mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

-menyusun 2 atau 3 kotak

-dapat mengatakan 5-10 kata

-memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Anak usia 18-24 bulan :

-mampu naik turun tangga

18

-menyusun 6 kotak

-menunjuk mata dan hidungnya

-menyusun dua kata

-belajar makan sendiri

-menggambar garis di kertas atau pasir

-mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

-menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar

-memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Anak usia 2-3 tahun :

-anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

-membuat jembatan dengan 3 kotak

-mampu menyusun kalimat

-mempergunakan kata-kata saya atau aku

-bertanya

-mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya

-menggambar lingkaran

-bermain dengan anak lain

-menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun.

BCG

HEPATITIS B

POLIO

DPT

CAMPAK19

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah

pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan

untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio

atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga

kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus

Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.7

Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut

menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa

kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. 7

Jenis Imunisasi

Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar

terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio,

campak (measles, morbili) dan hepatitis B.Sedangkan imunisasi terhadap penyakit lain

seperti gondongan (mumps), campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak (meningitis)

Hib, hepatitis A,cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi

dianjurkan.Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada

anak: 7

1. Vaksin BCG

Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya

percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ

tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi),kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal,

hati, atau selaput otak (yangterberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada

bayi yang barulahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan

sebelum,bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja.Bila pemberian

imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul

benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan,

suntikan sebaiknya dilakukan dipaha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan,

bayi tidak menderita demam. 7

2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)

Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi

dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan

20

menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot

jantung, ginjal, dan beberapa serabutsaraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat

tulang belakang,mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari)

cukupparah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.Di

Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3jenis kemasan, yaitu:

kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi

dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejakbayi berumur 2 bulan dengan selang waktu

penyuntikan minimal selama 4minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan

apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama

dilakukan pada usia 1 _ - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar

ke-3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat

kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi

biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari.

Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang

demam kompleks. 7

3. Vaksin Polio

Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak

lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.Terdapat 2 jenis

vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman

yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut.Di beberapa negara dikenal pula

Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir

atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin

polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi

ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. 7

4. Vaksin Campak (Morbili, Measles)

Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercak-

bercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk,atau pilek. Bercak merah

ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka,tubuh, dan anggota badan. Bercak merah

ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari.Pada stadium

demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi,

penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak

21

(encephalitis), radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah

mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan

hingga usia bayi mencapai 6 bulan.Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan.

Biasanya tidak terdapatreaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau

sedikitbercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat suntikan. 7

5. Vaksin Hepatitis B

Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum

suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam

kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi

kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker

hati di kemudian hari.Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1

bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua

dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian imunisasi dasar. 7

6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondonga

sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius seperti radang

otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita) dan dapat

mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat membahayakan

karena dapat merusak janin dalam kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR

diberikan satu kali setelah anak berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak

berusia 12 tahun. 7

7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid

Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak

berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang khas adalah

demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai dengan lidah yang tampak

kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu,dan kadang-kadang disertai sembelit atau

mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan

(TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3

tahun.Vaksin oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri

dari 3 kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari. 7

22

8. Vaksin Radang

Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan

paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan.Radang selaput otak Hib sering mengakibatkan

cacat saraf atau kematian. DiIndonesia telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu ActHIB buatan

Perancis dan PedvaxHIB buatan USA.PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia

2-14 bulan dengan selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12

bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua.

Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15 bulan, maka

imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada

usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12

bulan setelah imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup

diberikan satu kali tanpa ulangan. 7

9. Vaksin Hepatitis A

Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang

menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam, mual, lesu, mata

dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh. Biasanya akan sembuh dalam

waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali dengan selang

waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama. 7

10. Vaksin Cacar Air (Varicella)

Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas,

mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk gelembung berisi air

dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-mula muncul di daerah

perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota badan.

Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak

(encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda.

Harga vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak

berusia di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu

kemudian. 7

Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib: 7

23

1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)

2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2

3 bulan : DPT-2, OPV-3

4 bulan : DPT-3, OPV-4

7 bulan : Hepatitis B-3

9 bulan : Campak

Asupan Gizi Anak.

Usia 0-12 bulan (bayi/infant)8

- Energi

6 bulan pertama : 115-120 kkal/kg/hari

6 bulan kedua : 105-110 kkal/kg/hari

- Protein

Berfungsi menyediakan asam amino yang merupakan bahan esensial untuk

pertumbuhan jaringan. Untuk bayi prematur ditambah tirosin, sistein, dan taurin. 8

6 bulan pertama : 2.2 g/kg/hari

6 bulan kedua : 2 g/kg/hari

- Lemak

Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energy, penyerapan vitamin larut lemak,

kalsium dan mineral lain. Komposisi asam lemak esensial rasio asam linoleat dan linolenat

penting karena berperan dalam perkembangan susunan syaraf. Kebutuhan belum ada anjuran

: 30 % dari total energi, 3% dari asam linoleat. 8

- Karbohidrat

Merupakan komponen terbesar dari asupan energy ( 40-50 % ), terutama laktosa. 8

24

- Vitamin dan Mineral

Vit K,D,B12. 8

Zat besi terdapat cadangan dalam tubuh bayi sampai usia 6 bulan. 8

- Air/cairan

Cairan dalam tubuh bayi sebanyak 70-75 % BB yang terdiri dari 50% intraseluler,

15% itertisial, dan 5% plasma. Kebutuhan ditentukan dari jumlah air yang hilang melalui

paru-aru, kulit, feses, dan urin , sebagian untuk proses pertumbuhan serta pada keadaan

tertentu dapt terjadi kebutuhan cairan yang meningkat . Rasio cairan : kalori = 1,5:1. 8

Masa kanak-kanak (Childhood)8

Dikelompokkan dalam tiga kategori

1. 1-3 tahun (toddler)

2. 4-6 tahun (prasekolah)

3. 6-10 (12) tahun (masa sekolah)

Toddler dan prasekolah mempunyai pola makan transisi dari bayi ke dewasa. 8

- Energi

1-3 tahun : 100 kkal/kgBB/hari

4-6 tahun : 90 kkal/kgBBB/hari

- Protein

1-3 tahun : 1,2 g/kgBB/hari

4-6 tahun : 1,1g/kgBB/hari

- Lemak

30-35 % dari total energi, dan asam linoleat 1-2% dari total energy. 8

25

- Mineral

Kebutuhan meningkat dengan progresif . Ada 3 kelompok mineral : 8

1. Kalsium, fosfor, dan magnesium

2. Besi, iodium, dan elemen mineral

3. Zinc yang berfungsi untuk sintesis protein dan pembelahan sel

Pemberian makanan sehat untuk bayi dan balita8

Usia 0-6 bulan

Pada usia ini , bayi hanya diberikan ASI eksklusif. ASI diberikan sedini mungkin dan

tanpa jadwal serta tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur

6 bulan. 8

Usia 6-8 bulan

Setelah melewati usia 6 bulan, maka bayi dapat diberikan makanan tambahan yang

lumat seperti bubur tepung kacang hijau, bubur beras merah,susu,biscuit dicampur susu,

buah-buahan matang yang mudah dilumat seperti pisang, alpukat, pepaya, dan sebagainya .

namun ASI masih tetap diberikan. 8

Usia 8-12 bulan

Dapat diberikan makanan lembek seperti bubur nasi, nasi tim, buah-buahan matang

yang mudah dilumat. Seperti pada usia-usia sebelumnya ASI harus tetap diberikan. 8

Usia 12-24 bulan

Memberikan ASI sesuai keinginan anak. Sudah dapat diberikan nasi lembek yang

ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/wortel/bayam dan diberikan 3 kali sehari. Diberikan

juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, pisang,

dan biskuit. 8

Usia >2 tahun

26

Diberikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari

nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Diberikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara

waktu makan.

Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor , salah

satunya adalah genetik dan lingkungan . Kebutuhan dasar anak yang tercukupi juga akan

membantu pertumbuhan anak agar optimal .

Daftar pustaka

1. Narendra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, Wiradisuria S. Buku

Ajar Tumbuh Kembang Jilid I. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri

Sosial Ikat an Dokter Indonesia, 2004.h.175-9

2. Narendra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, Wiradisuria S. Buku

Ajar Tumbuh Kembang Jilid II. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri

Sosial Ikatan Dokter Indonesia, 2005. H.34-8

3. Hardjono S, Sulaiman I, Moersintowarti B.N. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive).

Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No.32,Oktober 2002.h 37-43

4. Schartz MW. Pedoman klinis pediatri. Jakarta : EGC:2004.h 25-31

5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: penerbit buku kedokteran

EGC;2007.h15-7

27

6. Cahyono JBSB, Lusi RA, Verawati, Sitorus R, Utami RCB, Dameria K. Vaksinasi ,

cara ampuh mencegah penyakit infeksi. Jakarta: Kanisius;2010.h. 165-9

7. Baratawidjaja,Garna K.Imunologi Dasar Edisi Ke 7 Cetakan ke 5.Jakarta:FK

UI;2006.h 24-27

8. Narendra,Moersintowati B.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi

Pertama.Jakarta: IDAI,Sagung Seto: 2002.h. 13-18

28