Makalah Blok 13
description
Transcript of Makalah Blok 13
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak
Kelompok e5:
David Sudarman 102013395
Afifah Nur Utami 102013448
Grevaldo Austen 102014015
Destin Marseli 102014051
Florensia Merlin Liem 102014141
Elizabeth Anastasya Yoltuwu 102014175
Gabriel Hezekiah 102014221
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat – 11510
Abstrak
Penanganan pasien dewasa dan anak itu sangat berbeda, mulai dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi pada pasien anak ( khususnya bayi & balita ) selain
keluhan penyakit perlu ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara alloanamnesis harus
didapatkan data lengkap dari anak tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi pemeriksaan
fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu tahapannya adalah antropometri, yaitu peniaian
tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapiberupa imunisasi untuk melindungi
anak dari penyakit infeksi.
Kata kunci: tumbuh kembang, anamnesis pada anak, antropometri, imunisasi.
Abstract
Handling adult and pediatric patients are very different , ranging from the history , physical
examination , examination and treatment in pediatric patients ( especially infants and
toddlers ) in addition to the complaint diseases should be emphasized on growth . In
alloanamnesis must complete the data obtained from children . Physical examination is
1
divided into physical examinations for infants and toddlers , where one of the stages of
anthropometry , the assessment of physical development of children. Therapy is also required
immunization to protect children from infectious diseases .
Keywords : growth , anamnesis in children , anthropometry , immunization .
Pendahuluan
Kelahiran seorang anak sangatlah dinanti-nantikan oleh banyak pasangan yang
menikah. Kehadiran anak seakan menjadi pelita yang terang benderang bagi orang tua dalam
mengarungi kehidupan berumah tangga, saat anak lahir kedunia dia adalah fitrah, masih suci,
masih putih cemerlang dan belum ternoda apapun juga. Maka kewajiban orang tualah untuk
mewarnai kertas putih tersebut, anak akan menjadi apa dikemudian hari itu tergantung dari
bagaimna orang tua memberikan pendidikan yang terbaik pada anaknya.
Ada banyak hal yang masih belum diketahui oleh para orang tua, yaitu tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Mengenai hal ini seakan orang tua sudah
memasrahkan sepenuhnya pada orang yang berkecimpung dalam dunia kesehatan seperti
dokter dan perawat. Pada seyogyanya tidak demikian, orang tuabisa memantau atau
mendeteksi secsrs dini apakah mengalami gangguan atau keterlambatan dalam
perkembangannya ataukah tidak.
Rasa cemas selalu menghinggapi hati orang tua terutama seorang ibu. Karena ibulah
orang yang paling dekat dengan anak, ibu yang selalu menggendong anak kemanapun ia
pergi, ibu yang menyusui anak, memberinya makan dan minum, memandikan dan
mentidurkannya. Sedangkan ayah, waktu untuk berinteraksi dengan anak bisa dibilang sangat
sedikit sekali. Ibu merasa khawatir saat dia melihat anak tetangganya yang seusia dengan
bayinya sudah bisa merangkak, padahal anaknya sendiri untuk bisa duduk dengan tanpa
bantuan orang lain masih sangat sulit, anaknya sangat sulit untuk mendapatkan keseimbangan
tubuhnya.
2
Istilah pertumbuhan dan perkembangan (tumbang) pada dasarnya merupaka dua
peristiwa yang berlainan, akan tetapi keduanya saling keterkaitan. Pertumbuhan (growth)
merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter). Sedangkan perkembangan (development) merupakan bertambahnya
kemampuan (skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Dari dua
pengertian tersebut diatas dapat ditarik benang merah bahwa pertumbuhan mempunyai
dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
sel atau organ tubuh individu, keduany tidak bisa terpisahkan.
Pembahasan
Anamnesis
Dalam kasus ini digunakan teknik alloanamnesis yaitu mendapatkan informasi
tentang pasien dari orang lain karena pasien tidak dapat menjelaskan keluhannya .Pasien usia
9 bulan dibawa ibunya datang ke polikilinik karena belum dapat duduk sendiri. Dari faktor
ibu, riwayat kehamilan tidak ada komplikasi, lahir dengan cara normal, tanpa komplikasi dan
bayi dengan kuat menangis. Faktor anak yaitu: tumbuh kembang anak, RPS&RPD,
imunisasi, nutrisi & riwayat penyakit keluarga.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Antropometri
Antropometri menurut Hinchiliff (1999) adalah pengukuran tubuh manusia dan
bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan menentukan norma-norma
untuk jenis kelamin,usia, berat badan, suku bangsa dll. Antropometri dilakukan pada anak-
anak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh
kembang anak berjalan normal atau tidak. Ketepatan dan ketelitian pengukuran sangat
penting dalam menilai pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara
pengukuran akan mempengaruhi hasil pengamatan.1
Adapun cara pengukurannya adalah sebagai berikut : 1
- Pengukuran Berat Badan
3
Berat badan merupakan indikator untuk keadaan gizi anak. Gangguan pada berat
badan biasanya menggambarkan gangguan yang bersifat perubahan akut/jangka pendek.
Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama: 1
1.Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan konsumsi makanan dan kesehatan
2.Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan
gambaran pertumbuhan
3.Umum dan luas dipakai di Indonesia
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur
5.Digunakan dalam KMS
6.BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
7.Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi ( dacin )
Pengukuran berat badan menggunakan timbangan menggunakan timbangan bayi : 1
1. Untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun
2. Letakkan timbangan pada meja datar, tidak mudah bergoyang.
3. Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
4. Bayi sebaiknya telanjang
5. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan.
8. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
4
Gambar1 : Timbangan Bayi
Sumber : www.images.google.com
Pengkuran berat badan menggunakan timbangan injak : 1
1. Letakkan timbangan di lantai yang datar
2. Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke 0
3. Anak pakai baju sehari-hari yang tipis (tidak pakai alas kaki, jaket,
topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu)
4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
Gambar 2 : Timbangan Badan
Sumber : www.images.google.com
- Pengukuran Tinggi Badan/Panjang Badan5
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang
sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat
gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.1,2
Untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri dapat menggunakan
infantometer. Cara mengukur dengan posisi berbaring yaitu : 1,2
1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.
4. Petugas 1 : ke2 tangan pegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).
5. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi dengan lengan kiri
bawah agar lurus, sedangkan tangan menjaga agar posisi kaki
tetap lurus (tidak fleksi ataupun ekstensi). Tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki.
6. Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur.
Gambar 3 : Cara pengukuran tinggi badan ( bayi & balita)
Sumber : www.images.google.com
Untuk anak yang sudah dapat berdiri dapat menggunakan microtoise. Cara
mengukur pada posisi berdiri yaitu : 1,2
6
1. Anak tidak pakai sandal atau sepatu.
2. Berdiri tegak menghadap ke depan, kedua mata kaki rapat.
3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang
pengukur.
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun.
5. Baca angka pada batas tersebut.
Gambar 4: cara pengukuran tinggi badan pada anak-anak
Sumber : www.images.google.com
- Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas
normal atau di luar batas normal. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan
tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar
lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. 1,2
Cara mengukur lingkar kepala yaitu : 1,2
1. Pita ukur diletakkan pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela.
2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
7
3. Hasil dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis kelamin.
4. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.
Gambar 5 : cara pengukuran lingkar kepala
Sumber : www.images.google.com
- Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi karena mudah, murah dan
cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran
tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas
mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan status KEP (Kurang Energi
Protein) pada balita. Namun kelemahannya adalah :1,2
1. Baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia
2. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada tinggi badan
3. Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk
golongandewasa.
8
Gambar 6: cara pengukuran lingkar lengan atas
Sumber : www.images.google.com
Perkembangan Menurut Denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).
Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan
tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit. 2
a. Aspek Perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas, ada 4 sektor
perkembangan yang dinilai: 2
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. 2
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 2
9
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan. 2
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. 2
b. Alat yang digunakan
- Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan
gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus
warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa). 2
- Lembar formulir DDST II 2
- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya. 2
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: 2
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik
yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO).
10
Cara Pemeriksaan DDST II 2
- Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
- Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
- Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
- Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
- Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. 2
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang
lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia . 2
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. 2
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 2
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan. 2
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. 2
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur: 2
11
An. X lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.
Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. X!
Diketahui:
Tanggal lahir An.X : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. X?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. X prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. X jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8
bulan atau 20 bulan.
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu x 7 hari = 35 hari, sehingga
usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari atau 1 tahun 7 bulan atau 19
bulan.
Interpretasi dari nilai Denver II 2
- Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).
- OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara
persentil ke-25 dan ke-75.
- Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas
atau diantara persentil ke-75 dan ke-90.
- Delay
12
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan
untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu.
Interpretasi tes 2
- Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
- Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
- Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada
lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
- Faktor Internal ( Genetik ) 3
Merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik juga
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang ditandai dengan:
(1) Intensitas dan kecepatan pembelahan
(2) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
(3) Umur pubertas
(4) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal antara lain faktor bawaan yang normal dan patologis,
jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi genetik dapat berinteraksi dalam
lingkungan yang baik dan optimal maka pertumbuhan juga akan optimal. 3
Gangguan pertumbuhan di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik,
sedangkan di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
13
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal sehingga kematian
balita di negara berkembang cukup tinggi.3
- Faktor Eksternal (lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.
Kondisi lingkungan yang buruk berakibat kondisi genetik optimal tidak dapat tercapai. Yang
termasuk faktor lingkungan adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap
individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.3
Faktor lingkungan dibagi dua: 3
Lingkungan Pranatal
Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir. Meliputi gizi ibu saat
hamil, mekanisme toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, anoksia embrio.
Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan , meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial, keluarga dan adat-istiadat.
FAKTOR CONTOH
I Internal
a. Genetik Individu (keluarga)Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan
plasenta)
b. Obstetrik Individu (keluarga)Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan
plasenta)
c. Seks Laki-laki lebih panjang dan berat
II Eksternal
a. Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan iodium)Bayi (ASI dan susu botol)Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D dan
asam folat)
b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obat lainnya
14
c. Lingkungan IklimDaerah kumuh
d. Penyakit
1. Endokrin Hormon pertumbuhan
2. Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing
3. Kongenital Anemia sel sabit, kelainan metabolisme sejak lahir
4. Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus, jantung, ginjal dan hati
5. Psikologis Kemunduran mental/emosi
Tabel 1 : Faktor internal & external.4
Tumbuh Kembang Anak
- Definisi Anak
Menurut UU RI no 4 1979 , yang disebut anak adalah usia 0-21 tahun dan belum
menikah. Namun , menurut UU Perlindungan Anak no 23 tahun 2002, anak yaitu usia
0-18 tahun, termasuk janin dalam kandungan.5
- Ciri Khas Anak
o Bertumbuh dan berkembang secara kontinyu sejak konsepsi sampai dengan akhir
masa remaja
o Pola khas dan teratur yaitu sefalo-kaudal, proksimo-distal
o Tahap nya berurutan ,deferensiasi dan integrasi : inner to outer, simple to complex.5
15
Gambar 7 : Pertumbuhan anak
Sumber : www.images.google.com
Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan ialah proses normal pertambahan ukuran organisme sebagai akibat
pertambahan jaringan pada yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu, yang bias diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter)
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan ialah proses pertumbuhan dan diferensiasi. Definisi lain dari
perkembangan ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Istilah Perkembangan meliputi pertumbuhan fisik, maupun pematangan fungsi,
emosi dan perilaku sosial.5
Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan fisik biomedik (“ASUH”) meliputi :6
1. Asupan nutrisi seimbang
2. Perawatan kesehatan dasar (ASI, imunisasi)
3. Sandang, pangan, hygiene sanitasi.
Kebutuhan emosi (ASIH) meliputi :
Kasih sayang yaitu ikatan batin (bonding) dan rasa percaya (basic trust)
Kebutuhan stimulasi mental (ASAH)
Proses pendidikan, pelatihan, rekreasi.
Tahapan Tumbuh Kembang7
16
1. Neonatus (lahir – 28 hari)
Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan
sesuai keinginan.
2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)
Umur 0-3 bulan
1.Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
2.Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah
3.Melihat dan menatap wajah orang lain
4.Mengoceh sponta atau bereaksi dengan mengoceh
5.Suka tertawa keras
6.Bereaksi terkejut terhadap suara keras
7.Membalas tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum
8.Mengenal ibu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan kontak
Umur 3-6 bulan
-Berbalik dari telungkup ke terlentang
-Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
-Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil
-Menggenggam pensil
-Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
-Memegang tangannya sendiri
-Berusaha memperluas pandangan
-Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
-Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
-Tersenyum ketika melihat gambar atau mainan yang menarik saat bermain sendiri
Umur 6-9 bulan
-duduk tanpa dibantu <75%
-tengkurap dan berbalik sendiri
17
-merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
-memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
-memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
-bergembira dengan melempar benda-benda
-mengeluarkan kata-kata tanpa arti
-mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
-mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
Umur 9-12 bulan
-berdiri sendiri tanpa dibantu
-berjalan dengan dituntun
-menirukan suara
-mengulang bunyi yang didengarnya
-belajar menyatakan satu atau dua kata
-mengerti perintah sederhana atau larangan
-minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
-ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
-berpartisipasi dalam permainan
Todler (1-3 tahun)
Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.
Anak usia 12-18 bulan :
-mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
-menyusun 2 atau 3 kotak
-dapat mengatakan 5-10 kata
-memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
Anak usia 18-24 bulan :
-mampu naik turun tangga
18
-menyusun 6 kotak
-menunjuk mata dan hidungnya
-menyusun dua kata
-belajar makan sendiri
-menggambar garis di kertas atau pasir
-mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
-menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
-memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Anak usia 2-3 tahun :
-anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
-membuat jembatan dengan 3 kotak
-mampu menyusun kalimat
-mempergunakan kata-kata saya atau aku
-bertanya
-mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya
-menggambar lingkaran
-bermain dengan anak lain
-menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya
Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun.
BCG
HEPATITIS B
POLIO
DPT
CAMPAK19
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio
atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga
kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.7
Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut
menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa
kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. 7
Jenis Imunisasi
Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar
terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio,
campak (measles, morbili) dan hepatitis B.Sedangkan imunisasi terhadap penyakit lain
seperti gondongan (mumps), campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak (meningitis)
Hib, hepatitis A,cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi
dianjurkan.Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada
anak: 7
1. Vaksin BCG
Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya
percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ
tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi),kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal,
hati, atau selaput otak (yangterberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada
bayi yang barulahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan
sebelum,bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja.Bila pemberian
imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul
benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan,
suntikan sebaiknya dilakukan dipaha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan,
bayi tidak menderita demam. 7
2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)
Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi
dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan
20
menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot
jantung, ginjal, dan beberapa serabutsaraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat
tulang belakang,mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari)
cukupparah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.Di
Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3jenis kemasan, yaitu:
kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi
dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejakbayi berumur 2 bulan dengan selang waktu
penyuntikan minimal selama 4minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan
apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama
dilakukan pada usia 1 _ - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar
ke-3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat
kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi
biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari.
Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang
demam kompleks. 7
3. Vaksin Polio
Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak
lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.Terdapat 2 jenis
vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman
yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut.Di beberapa negara dikenal pula
Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir
atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin
polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi
ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. 7
4. Vaksin Campak (Morbili, Measles)
Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercak-
bercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk,atau pilek. Bercak merah
ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka,tubuh, dan anggota badan. Bercak merah
ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari.Pada stadium
demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi,
penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak
21
(encephalitis), radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah
mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan
hingga usia bayi mencapai 6 bulan.Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan.
Biasanya tidak terdapatreaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau
sedikitbercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat suntikan. 7
5. Vaksin Hepatitis B
Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum
suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam
kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi
kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker
hati di kemudian hari.Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1
bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua
dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian imunisasi dasar. 7
6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondonga
sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius seperti radang
otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita) dan dapat
mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat membahayakan
karena dapat merusak janin dalam kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR
diberikan satu kali setelah anak berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak
berusia 12 tahun. 7
7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid
Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak
berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang khas adalah
demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai dengan lidah yang tampak
kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu,dan kadang-kadang disertai sembelit atau
mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan
(TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3
tahun.Vaksin oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri
dari 3 kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari. 7
22
8. Vaksin Radang
Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan
paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan.Radang selaput otak Hib sering mengakibatkan
cacat saraf atau kematian. DiIndonesia telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu ActHIB buatan
Perancis dan PedvaxHIB buatan USA.PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia
2-14 bulan dengan selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12
bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua.
Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15 bulan, maka
imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada
usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12
bulan setelah imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup
diberikan satu kali tanpa ulangan. 7
9. Vaksin Hepatitis A
Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang
menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam, mual, lesu, mata
dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh. Biasanya akan sembuh dalam
waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali dengan selang
waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama. 7
10. Vaksin Cacar Air (Varicella)
Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas,
mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk gelembung berisi air
dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-mula muncul di daerah
perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota badan.
Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak
(encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda.
Harga vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak
berusia di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu
kemudian. 7
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib: 7
23
1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)
2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
3 bulan : DPT-2, OPV-3
4 bulan : DPT-3, OPV-4
7 bulan : Hepatitis B-3
9 bulan : Campak
Asupan Gizi Anak.
Usia 0-12 bulan (bayi/infant)8
- Energi
6 bulan pertama : 115-120 kkal/kg/hari
6 bulan kedua : 105-110 kkal/kg/hari
- Protein
Berfungsi menyediakan asam amino yang merupakan bahan esensial untuk
pertumbuhan jaringan. Untuk bayi prematur ditambah tirosin, sistein, dan taurin. 8
6 bulan pertama : 2.2 g/kg/hari
6 bulan kedua : 2 g/kg/hari
- Lemak
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energy, penyerapan vitamin larut lemak,
kalsium dan mineral lain. Komposisi asam lemak esensial rasio asam linoleat dan linolenat
penting karena berperan dalam perkembangan susunan syaraf. Kebutuhan belum ada anjuran
: 30 % dari total energi, 3% dari asam linoleat. 8
- Karbohidrat
Merupakan komponen terbesar dari asupan energy ( 40-50 % ), terutama laktosa. 8
24
- Vitamin dan Mineral
Vit K,D,B12. 8
Zat besi terdapat cadangan dalam tubuh bayi sampai usia 6 bulan. 8
- Air/cairan
Cairan dalam tubuh bayi sebanyak 70-75 % BB yang terdiri dari 50% intraseluler,
15% itertisial, dan 5% plasma. Kebutuhan ditentukan dari jumlah air yang hilang melalui
paru-aru, kulit, feses, dan urin , sebagian untuk proses pertumbuhan serta pada keadaan
tertentu dapt terjadi kebutuhan cairan yang meningkat . Rasio cairan : kalori = 1,5:1. 8
Masa kanak-kanak (Childhood)8
Dikelompokkan dalam tiga kategori
1. 1-3 tahun (toddler)
2. 4-6 tahun (prasekolah)
3. 6-10 (12) tahun (masa sekolah)
Toddler dan prasekolah mempunyai pola makan transisi dari bayi ke dewasa. 8
- Energi
1-3 tahun : 100 kkal/kgBB/hari
4-6 tahun : 90 kkal/kgBBB/hari
- Protein
1-3 tahun : 1,2 g/kgBB/hari
4-6 tahun : 1,1g/kgBB/hari
- Lemak
30-35 % dari total energi, dan asam linoleat 1-2% dari total energy. 8
25
- Mineral
Kebutuhan meningkat dengan progresif . Ada 3 kelompok mineral : 8
1. Kalsium, fosfor, dan magnesium
2. Besi, iodium, dan elemen mineral
3. Zinc yang berfungsi untuk sintesis protein dan pembelahan sel
Pemberian makanan sehat untuk bayi dan balita8
Usia 0-6 bulan
Pada usia ini , bayi hanya diberikan ASI eksklusif. ASI diberikan sedini mungkin dan
tanpa jadwal serta tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur
6 bulan. 8
Usia 6-8 bulan
Setelah melewati usia 6 bulan, maka bayi dapat diberikan makanan tambahan yang
lumat seperti bubur tepung kacang hijau, bubur beras merah,susu,biscuit dicampur susu,
buah-buahan matang yang mudah dilumat seperti pisang, alpukat, pepaya, dan sebagainya .
namun ASI masih tetap diberikan. 8
Usia 8-12 bulan
Dapat diberikan makanan lembek seperti bubur nasi, nasi tim, buah-buahan matang
yang mudah dilumat. Seperti pada usia-usia sebelumnya ASI harus tetap diberikan. 8
Usia 12-24 bulan
Memberikan ASI sesuai keinginan anak. Sudah dapat diberikan nasi lembek yang
ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/wortel/bayam dan diberikan 3 kali sehari. Diberikan
juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, pisang,
dan biskuit. 8
Usia >2 tahun
26
Diberikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari
nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Diberikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara
waktu makan.
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor , salah
satunya adalah genetik dan lingkungan . Kebutuhan dasar anak yang tercukupi juga akan
membantu pertumbuhan anak agar optimal .
Daftar pustaka
1. Narendra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, Wiradisuria S. Buku
Ajar Tumbuh Kembang Jilid I. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri
Sosial Ikat an Dokter Indonesia, 2004.h.175-9
2. Narendra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, Wiradisuria S. Buku
Ajar Tumbuh Kembang Jilid II. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri
Sosial Ikatan Dokter Indonesia, 2005. H.34-8
3. Hardjono S, Sulaiman I, Moersintowarti B.N. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive).
Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No.32,Oktober 2002.h 37-43
4. Schartz MW. Pedoman klinis pediatri. Jakarta : EGC:2004.h 25-31
5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC;2007.h15-7
27
6. Cahyono JBSB, Lusi RA, Verawati, Sitorus R, Utami RCB, Dameria K. Vaksinasi ,
cara ampuh mencegah penyakit infeksi. Jakarta: Kanisius;2010.h. 165-9
7. Baratawidjaja,Garna K.Imunologi Dasar Edisi Ke 7 Cetakan ke 5.Jakarta:FK
UI;2006.h 24-27
8. Narendra,Moersintowati B.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi
Pertama.Jakarta: IDAI,Sagung Seto: 2002.h. 13-18
28