Makalah Blok 11- Gizi

31
MAKALAH PERIBADI BLOK 11 SEMESTER 3 Mekanisme Kelaparan dan Hubungannya dengan Pola dan Gizi Seimbang FARAH WAHEEDA BINTI PATUL MUIN 10- 2011- 428 UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA (UKRIDA) Alamat korespondensi : Universitas Kristen Krida Wacana 1

description

makslah

Transcript of Makalah Blok 11- Gizi

MAKALAH PERIBADIBLOK 11SEMESTER 3Mekanisme Kelaparan dan Hubungannya dengan Pola dan Gizi Seimbang

FARAH WAHEEDA BINTI PATUL MUIN10- 2011- 428

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA (UKRIDA)Alamat korespondensi : Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna utara, No 6, Jakarta [email protected]

Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat-khasiat kesehatan yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk sekadar kenyang, maka kini konsep makan sudah berkembang lebih luas. Makan adalah upaya untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas kita dan membuat harapan hidup menjadi lebih panjang.

Makanan adalah ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, makanan dapat mendatangkan keuntungan bagi tubuh karena kandungan gizinya. Namun di sisi lain makanan akan mendatangkan bahaya penyakit bila dikonsumsi berkurang atau berlebihan. Oleh karena itu, menerapkan konsep gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk mendapatkan hidup sehat sepanjang masa. Di samping itu juga kita mendapat energi dari makanan. Jika kita kurang makan atau makan makanan yang kurang gizinya, kita akan menjadi lemah dan senang untuk mendapat penyakit. Jadi pentingnya untuk kita makan secukupnya dan makan makanan yang seimbang gizinya sejak dari kecil supaya pembesaran tubuh badan sehat dan seimbang.1

Isi Perbahasan

1. Gizi

1.1 KarbohidratKarbohidrat merupakan unsur gizi atau nutrient yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar untuk menghasilkan energi atau tenaga. Kebutuhan yang besar akan karbohidrat terjadi karena nutrient ini terpakai habis dan tidak didaur ulang. Karbohidrat yang tidak terpakai karena asupannya melebihi jumlah pengeluaran energy akan diubah menjadi simpanan karbohidrat yang dinamakan glikogen. Jika simpanan glikogen dalam hati dan otot sudah penuh, karbohidrat yang berlebihan dapat pula menjadi lemak tubuh yang merupakan simpanan energy tubuh yang terbesar. Baik glikogen maupun lemak tubuh merupakan simpanan energy yang merupakan asupan energi dari makanan berkurang atau ketika kebutuhan energy meningkat. Glikogen disimpan dengan jumlah kecil di dalam hati yaitu 75 gram dan otot 175 gram, sementara simpanan energy yang sangat besar terdapat sebagai lemak bawah kulit dan lemak di sekitar organ tubuh yang beratnya dapat mencapai 17 kg.

Karbohidrat merupakan sumber energy yang bersih bagi tubuh karena dalam keadaan cukup oksigen, limbah metabolismenya hanya berupa karbon dioksida dan air yang masing-masing dengan mudah dapat dibuang keluar lewat paru-paru dan ginjal. Metabolisme karbohidrat yang menghaslkan energy berlangsung di bawah kendali hormon insulin dan glukagon yang disekresikan oleh pulau-pulau Langerhans disebut pula sebagai endokrin pancreas. Pada saat kadar insulin meningkat dan glukagon menurun, karbohidrat akan dimetabolisir sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Sebaliknya pada saat kadar insulin menurun dan glukagon meningkat, bahan bakar yang dipakai untuk menghasilkan energy adalah lemak. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan energy sebesar 4 kcal (16 kilojoule) ketika teroksidasi dlaam tubuh. Tanpa asupan karbohidrat dari makanan, tubuh dapat mengalami ketoasidosis sebagai akibat dari oksidasi lemak yang merupakan sumber energy alternative dalam keadaan kekurangan karbohidrat. Keadaan ini terlihat pada DM tipe satu yang tidak mampu memproduksi insulin untuk metabolism karbohidrat.

Sebagai senyawa kimia, karbohidrat tersusun dari tiga jenis atom yaitu karbon, oksigen dan hydrogen. Ketiga atom inilah yang jika teroksidasi akan menghasilkan energy. Jika di dalam rumus bangunnya terdapat gugus keton, karbohidrat tersebut dinamakan ketosa dan bila gugus yang ada di dalamnya adalah aldehid dinamakan aldosa. Berdasarkan ukuran molekulnya karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida, disakakrida dan polisakarida. Monosakarida merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana sehingga dinamakan pula sebagai gula sederhana (simple sugar). Bentuk ini tidak dapat dipecah menjadi unit yang lebih kecil lagi. Tubuh manusia akan menyerap monosakarida lewat saluran cernanya. Umumnya satu molekul gula sederhana memiliki lima hingga tujuh atom karbon. Berdasarkan jumlah atom karbon, kita mengenal triosa ( monosakarida dengan tiga atom karbon), tetrosa ( empat atom karbon), pentose (lima atom karbon) heksosa (enam atom karbon) dan heptosa ( tujuh atom karbon).

Disakarida terbentuk lewat penggabungan dua molekul monosakarida. Jika jumlah molekul monosakarida yang bergabung lebih dari dua molekul, yaitu antara dua dan sepuluh buah molekul, karbohidrat ini dinamakan oligosakarida. Jenis disakarida yang penting meliputi sukrosa, laktosa dan maltosa. Sultosa terbentuk dari gabungan glukosa dan fruktosa, laktosa dari gabungan glukosa dan galaktosa, dan maltose terbentuk dari gabungan dua molekul glukosa. Sukrosa dikenal sebagai gula pasir, dan jenis gula ini umumnya diproduksi dari gula tebu. Di samping itu sukrosa juga terdapat dalam beberapa jenis sayur dan buah. Berdasarkan rasa manisnya sukrosa menempati tempat kedua setelah fruktosa. Urutan kemanisan selanjutnya ditempati masing-masing oleh glukosa, maltosa, galaktosa dan laktosa. Laktosa ditemukan dalam susu sehingga dianamakan pula gula susu. Intoleransi laktosa sering dijumpai di antara orang Indonesia dan terjadi karena tidak adanya atau kurangnya enzim lactase yang dihasilkan oleh duodenum. Maltosa ditemukan dalam produk bijian yang sedang bertunas dan terbentuk dalam proses pembuatan bir (malt fermentation).

Polisakarida dibentuk lewat penggabungan lebih dari sepuluh molekul monosakarida. Salah satu contoh polisakarida yang paling penting dalam gizi manusia adalah pati (starch). Ada dua jenis pati, yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua jenis pati ini banyak terdapat dalam biji-bijian, padi-padian, buah-buah yang belum masak dan umbi- umbian seperti kentang, ubi, ketela serta talas. Dalam buah yang masak, pati kan terurai menjadi glukosa dan fruktosa sehingga keadaaan ini menjelaskan mengapa buah yang masak terasa lebih manis daripada buah yang mentah. Keadaan sebaliknya terjadi pada sayuran yang masih segar terasa lebih manis daripada sayuran yang sudah layu. Polisakarida juga mengandung serat pangan seperti pektin dan selulosa sehingga jenis karbohidrat ini kerapkali dinamakan pula karbohidrat kompleks. Sedangkan monosakarida dan disakarida disebut karbohidrat sederhana.

Sumber glukosa adalah daripada buah-buahan terutama anggur. Fruktosa pula dapat dijumpai dalam madu dan juga buah-buahan. Fruktosa juga dipanggil gula buah. Gula yang kita sentiasa guna setiap hari adalah sukrosa yang dihasilkan dari tebu dan juga dari beberapa buah dan sayuran. Laktosa pula senang didapat di dalam susu hewan mamalia. Maltosa pula digunakan untuk pembuatan bir. Pati adalah simpanan karbohidrat dari tumbuhan seperti potato, keladi, kacang dan banyak lagi.

Fungsi Karbohidrat adalah:

Di samping sebagai sumber energi dan panas utama utntuk mempertahankan suhu tubuh, karbohidrat juga dapat1. Dijadikan simpanan energi dalam bentuk glikogen yang ada di dalam hati dan otot2. Dijadikan trigliserida dan simpanan energi dalam bentuk lemak tubuh3. Diubah menjadi asam-asam amino nonesensial

Selain itu, karbohidrat memiliki pula beberapa fungsi lain yaitu1. Menjaga agar protein tidak dijadikan sumber energy (protein sparter)2. Menjadi bagian dari banyak senyawa didalam tubuh seperti DNA serta RNA yang merupakan material genetic, galaktolipin yang merupakan bagian dari jaringan saraf, imunopolisakarida yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan banyak lagi lainnya3. Meningkatkan pertumbuhan bakteri usus dalam bentuk senyawa prebiotik misalnya fruktooligosakarida(FOS); dan4. Mempertahankan motilitas gastrointestinal dalam bentuk resistant polysaccharides serta serat pangan seperti selulosa dan hemiselulosa.2

1.2 Lemak dan MinyakLemak dan minyak merupakan makronutrien kedua yang penting sebagai bahan bakar untuk memberikan energi kepada sel-sel tubuh. 1 gram lemak memberikan 9 kcal atau sekitar 36 kJ. Lemak mempunyai fungsi lain yang tidak dimiliki oleh karbohidrat sperti pembentukan komponen mebran sel, hormone dan vitamin larut lemak. Berdasarkan bentuknya, lemak dibedakan dengan minyak, yaitu minyak yang berbentuk cair. Lemak atau minyak yang terdapat dalam tubuh disebut pula lipid.

Lipid (lemak dalam plasma darah) merupakan substansi atau zat dengan rumus bangun yang beragam. Unsur C,H dan O dalam rumus bangunnya membuat nutrient ini dapat dijadikan sebgai sumber energy. Perbedaannya dengna karbohidrat adalah bahwa lemak dan minyak mempunyai gugus karboksil. Lemak dapat didefinisikan sebagai substansi atau zat yang hanya larut dalam pelarut organic tetapi tidak larut dalam air. Sifatnya yang insolubel ini menjelaskan mengapa lemak atau lipid di dalam plasma darah yang mengandung air harus dibawa dalam bentuk ikatan kimia dengan protein plasma yang bersifat hidrofilik dan berukuran relative besar.

Lemak dan minyak berasal dari dua sumber yaitu hewan dan tanaman. Sumber lemak hewani adalah susu, lemak sapi, dan minyak ikan. Manakal sumber lemak nabati pula adalah minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak biji kapas, minyak zaitun dan lain-lain.Setiap sumber mempunyai porsi berbeda dalam kandungan asam lemaknya, misalnya lemak hewan, kecuali minyak ikan banyak mengnandung asam lemak jenuh (saturated fatty acids =SFA), lemak nabati banyak mengandung campuran asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated acids =MUFA) dan asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acids = PUFA). Khusus ikan, banyak mengandung PUFA omega 3 dan DHA.

Lemak dan minyak merupakan nutrient kedua yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energy. Di samping sebagai sumber energi , lemak juga memiliki fungsi lain yang penting, yaitu untuk membentuk komponen structural membrane sel. Kelompok lemak tubuh atau lipid mencakup pula hormone steroid dan vitamin yang larut lemak. Jadi, fungsi lemak bagi tubuh adalah; 1. Bahan bakar metabolic untuk memberikan energy kepada sel-sel tubuh;2. Komponen structural membrane sel;3. Komponen pembentukan insulator untuk mengurangi kehilangan panas tubuh dan meredam dan meredam dampak organ pada tubuh;4. Komponen pembentukan hormone (fungsi endokrin) dan vitamin yang larut lemak. Sebagai organ endokrin, jaringan lemak menghasilkan lebih dari sepuluh jenis hormone seperti leptin, resistin dan adinopektin dan keseluruhan hormone tersebut masih merupakan pengetahuan terbaru tentang jaringan lemak tubuh.

Dalam makanan, lemak dan minyak memiliki manfaat lain seperti1. Memperbaiki citarasa makanan karena menyerap aroma dan rasa bahan pangan2. Memberikan rasa tersendiri yang khas, seperti minyak kacang dan zaitun akan memberikan rasa yang lebih tajam sementara minyak jagung dan kanola memberikan rasa yang lebih ringan3. Membuat makanan terasa lebih lembut dan gurih.

1.3 ProteinProtein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Terdapat berbagai fungsi protein dalam tubuh antara lain untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, pembentukan antibodi, sumber energy. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacangkacangan lainnya. Padi-padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam jumlah banyak, memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari. Menurut Biro Pusat Statistik tahun 1999, rata-rata 51,4% konsumsi protein sehari berasal dari padi-padian.

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial-ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anakanak dibawah lima tahun. Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekuarangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus. Sedangkan, Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein biasanya memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.2,3

2. Mekanisme Kelaparan

2.1 Metabolisme Energi

Kebutuhan energi seseorang, menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka-panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk: (1) metabolisme basal; (2) aktivitas fisik, dan (3) efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (Spesific Dynamic Action/SDA). Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme basal. Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak/minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula. Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan seharusnnya (ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Sebaliknya, Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh, akibatnya terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak, maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak.

2.1.1 GlikolisisGlikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi:1. asam piruvat, pada suasana aerob 2. asam laktat, pada suasana anaerob Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa. Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:Glukosa + 2ADP +2Pi 2L(+)-Laktat +2ATP +2H2OSecara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut:1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat. Mg2+Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada anomer -glukosa 6-fosfat.-D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya adalah ADP.-D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat

4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat aldolase). D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa isomerase.D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-fosfat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+

Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD. Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+ yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 6P7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat. 1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP

Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2P.

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam reaksi ini.3-fosfogliserat 2-fosfogliserat

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul, menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+.2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O

10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible.Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATPKarena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil energi pada tahap ini adalah 2P. 11. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).

2.1.2 Siklus asam sitratSiklus ini juga sering disebut sebagai siklus Krebs dan siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan bakar jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-COKoA, asetat aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna.Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O Sitrat + KoA2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.

SitratSis-akonitat(terikat enzim)IsositratH2OH2OReaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim isositrat dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD+, hanya ditemukan di dalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP+ dan masing-masing secara berurutan dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung NAD+.Isositrat + NAD+ Oksalosuksinat ketoglutarat + CO2 + NADH + H+ (terikat enzim)Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai intermediate dalam keseluruhan reaksi.4. Selanjutnya ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam keto.ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks ketoglutarat dehidrogenase, juga memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase, contohnya TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA (tioester berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan penumpukan ketoglutarat.5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).

Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoADalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi oksidatif ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3P.6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali oksaloasetat.Suksinat + FAD Fumarat + FADH2Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada flavoprotein tanpa peran NAD+. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S). Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir penambahan air pada fumarat untuk menghasilkan malat.Fumarat + H2O L-malatEnzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap fumarat dalam konfigurasi trans. Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.L-Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim).4,5

2.2 GlikogenolisisMerupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot. Di hati apabila terjadi glikogenolisis, kadar glukosa darah akan meningkat. Di otot, apabila berlaku glikogenolisis, akan membentuk piruvat dan laktat. Enzim yang berperan dalam proses ini adalah fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

Fosforilase merupakn enzim regulator bagi mengkatalisis pemecahan ikatan glikosidik/ fosforilisis ( pemecahan dengan fosfat). Oleh fosforilase, tiap 1 molekul glukosa pada rantai lurus dilepaskan menjadi glukosa 1-P sampai tinggal kurang lebih 4 molekul glukosa dari cabang. Glukan transferase memindahkan kurang lebih 3 segmen glukosa dari 4 sisa glukosa ke rantai lurus yang berdekatan dan meninggalkan 1 glukosa pada cabang tersebut. Debranching enzim pula menghidrolisis tempat percabangan, memutus 1 molekul glukosa pada cabang tersebut menghasilkan glukosa bebas dan meniadakan cabang 1,6. Glikogen fosforilase terdapat dalam bentuk aktif apabila berikatan dengan fosfat dan menjadi tidak aktif dalam bentuk defosfor. Glukagon dan epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis di hati dan otot manakala insulin akan menurunkannya.

2.3 GlukoneogenesisGlukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.Senyawa precursor glukoneogenesis antara lain adalah :i. Laktatii. Gliseroliii. Asam propionateiv. Asam amino glukogenik (semua kecuali asn, leu dan lys)

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis. 2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.6

3. Pola dan Cara Makan yang Sehat

Berdasarkan hasil penelitian Khasanah (2006) bahwa pengetahuan siswi tentang porsi makanan yang mengandung karbohidrat hanya 29 orang (35,37%) yang sesuai dengan anjuran PUGS yaitu 50-60% atau setara dengan 3-4 piring nasi sedangkan 53 orang (64,63%) menyatakan tidak sesuai dengan anjuran PUGS. Sebanyak 42 orang (51,22%) siswi yang mempunyai tindakan tentang gizi seimbang tergolong sedang. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar siswi (74,39%) lebih memilih makanan jenis bakso atau mie instant (makanan fast food) yang tidak sesuai dengan anjuran PUGS. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 Pesan Dasar, yang diharapkan dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Makanlah Aneka Ragam Makanan Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Kesimpulannya, makan hidangan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang.

2. Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan EnergiSetiap orang dianjurkan makan cukup hidangan mengandung sumber zat tenaga atau energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badannya yang normal.

3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat, Setengah dari Kebutuhan EnergiSeyogianya, sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks, atau setara dengan 3-4 piring nasi. Apabila energi yang diperoleh melebihi 60% berasal dari karbohidrat kompleks, maka biasanya kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

4.Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai Seperempat dari Kecukupan EnergiLemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E dan K, serta menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi dan tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi. Lemak dan minyak membuat mudah merasa kenyang.

5. Gunakan Garam BeryodiumGaram beryodium yang dikonsumsi setiap hari bermanfaat untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan pada anak-anak, penyakit gondok endemik dan kretin. Garam mengandung natrium. Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok teh setiap harinya.

6. Makanlah Makanan Sumber Zat BesiKekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat diderita oleh semua golongan umur, terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah, dan tenaga kerja wanita. Karena itu, mengkonsumsi makanan sumber zat besi perlu diperbanyak. Bahan makanan sumber zat besi antara lain adalah semua sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging.

7. Berikan ASI Saja Kepada Bayi Sampai Berumur 6 BulanAir Susu Ibu (ASI) mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjadi sehat sampai ia berumur 6 bulan. Kolostrum, yakni ASI yang keluar pada hari-hari pertama, agar diberikan kepada bayi. Setelah bayi berumur 6 bulan. ASI saja tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.

8. Biasakan Makan PagiMakan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerjanya. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat memudahkan konsentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajarnya pun menjadi lebih baik.

9. Minumlah Air Bersih, Aman dan Cukup JumlahnyaAir minum harus bersih dan bebas kuman. Oleh karena itu, air minum harus terlebih dulu dididihkan. Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap harinya, agar proses faal dalam tubuh berlangsung dengan lancar dan seimbang.

10. Lakukan Kegiatan Fisik dan Olah Raga Secara TeraturKegiatan fisik dan olah raga, yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat mengakibatkan berat badan lebih atau berat badan kurang bagi yang bersangkutan. Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga selalu seimbang dengan masukan energi yang diperoleh dari makanan sehari-hari.

11. Hindari Minum Minuman BeralkoholMinum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk dan tak mampu mengendalikan diri. Kehilangan kendali diri sering menjadi pencetus tindak kriminal. Selain itu, minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang gawat, misalnya penyakit hati. Karenanya, hindari minum minuman beralkohol.

12. Makanlah Makanan Yang Aman Bagi KesehatanMakanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.

13. Bacalah Label Pada Makanan Yang DikemasKeterangan mengenai tanggal kadaluwarsa pada label menunjukkan kelayakan makanan tersebut untuk bisa dimakan atau tidak. Sedangkan keterangan mengenai bahan-bahan, yang terkandung dalam makanan kemas tersebut, memberikan informasi kepada konsumennya untuk menilai halal atau tidaknya makanan tersebut.3

Kesimpulan

Konklusinya, kita makan bukan semata-mata hanya untuk kenyang tetapi ada sebab yang jauh lebih penting yaitu untuk mendapatkan nutrisi-nutrisi yang cukup untuk tubuh badan kita guna supaya proses metabolisme dalam tubuh kita berjalan dengan lancar. Selain itu, nutrisi-nutrisi itu juga diperlukan untuk proses tumbuh kembang tubuh kita agar pertumbuhan dan pembesaran tubuh badan serta otak kita bisa sehat dan produktif. Dengan makanan juga kita bisa mendapat energi. Energi ini juga sangat diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Jadi jika kita kurang makan, kita akan merasa lemah dan tidak berdaya untuk melakukan apa-apa pekerjaan karena tubuh kita kurang energi. Jadi, pola makan yang seimbang harus kita amalkan supaya tubuh kita mendapat asupan gizi yang cukup dan energi yang cukup agar tubuh badan, serta otak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan kita bisa hidup sehat.

Daftar Pustaka

1. Khomsan A, Anwar F. Sehat itu mudah: wujudkan hidup sehat dengan makanan tepat. Bandung : Mizan Media Utama (MMU) ; Juni 2008.2. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2006.h.18-36.3. Universitas Sumatera Utara. Konsep dasar gizi seimbang. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20338/4/Chapter%20II.pdf,22 ktober 2012. 4. Garrett RH. Grisham CM. Biochemistry. 4th Ed. Brooks/ Cole Cengange Learning; 2010.p.542-45.5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harpers Illustrated biochemistry. 27th Ed. Mc Graw Hill; 2006.p.132-253.6. Katherine J denniston,Joseph J Topping,Robert L Caret,General,Organic and Biochemistry,5th edition,New York,Mac Graw Hill,2007, p730:1.

16