Makalah BK BAB 2

30
MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Tujuan, Asas-asas, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Orientasi Bimbingan dan Konseling Oleh : UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of Makalah BK BAB 2

Page 1: Makalah BK BAB 2

MAKALAHDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Tujuan, Asas-asas, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Orientasi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

Page 2: Makalah BK BAB 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling yang berjudul ‘Tujuan, Asas-asas, Fungsi, Prinsip-prinsip dan Orintasi Bimbingan dan Konseling’dengan baik.         Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada Bapak Sigit Hariyadi sebagai dosen pengampuh mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling dan juga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang membaca makalah ini.

Semarang, 2013

                                                                                                                          Penulis

                                                                                     

 

Page 3: Makalah BK BAB 2

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangSebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam

penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu: terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. 

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan Prinsip-prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B.     Rumusan Masalah1.      Apa saja yang menjadi tujuan bimbingan dan konseling?2.      Asas-asas apa saja yang terdapat dalam bimbingan dan konseling?3.      Apa saja yang fungsi bimbingan dan konseling?4.      Apa saja prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling?5.      Bagaimana orientasi bimbingan dan konseling?

C.     Tujuan1.    Dapat menjelaskan tujuan  bimbingan dan konseling2.    Dapat menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling3.    Dapat menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling4.    Dapat  menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling5.    Dapat menjelaskan orientasi bimbingan dan konselin

Page 4: Makalah BK BAB 2

BAB IIPEMBAHASAN

A.    Tujuan Bimbingan dan Konseling            Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang sangat erat dimana keduanya memiliki tujuan untuk memperjelas arah atau sasaran yang hendak dicapainya.Adapun secara garis besar, bimbingan dan konseling memiliki tujuan, yaitu :1.      Tujuan umum

      Sejalan dengan perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling,maka tujuan bimbingan dan konseling senantiasa mengalami perubahan,dari yang sederhana sampai ke yang lebih komperehesif. Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan bakat – bakatnya, berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dengan kata lain, bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.Di sisi lain,  menurut Prayitno (1999:16) tujuan umum bimbingan dan konseling dilakukan dalam rangka pengembangan keempat dimensi kemanusiaan individu. Dimensi ini dimaksudkan sebagai sesuatu yang secara hakiki pada manusia di satu segi dan di segi lain sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan. Dimensi tersebut antara lain :a.       Dimensi keindividualan (individualitas)

Dimensi ini memungkinkan seseorang mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek – aspek kehidupan yang positif. Bakat ,minat,kemampuan dan berbagai kemungkinan yang termuat dalam aspek-aspek mental-fisik dan biologis berkembang dalam rangka dimensi individual itu.Dengan perkembangan dimensi ini membawa seseorag menjadi individu yang mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya sendiri, dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan dinamis.

b.       Dimensi kesosialan (sosialitas)Dimensi ini memungkinkan seseorang mampu berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan hidup bersama dengan orang lain.  Hal ini terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial yang harus mampu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Dimensi individual dan sosial saling berinteraksi dan keduanya saling bertumbuh kembang,saling mengisi dan menemukan makna yang sesungguhnya.

c.       Dimensi kesusilaan (moral)Dimensi ini memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku mengatur bagaimana

Page 5: Makalah BK BAB 2

kebersamaan antar individu seharusnya dilaksanakan.  Dimensi kesusilaan ini memiliki peranan penting karena dengan dimensi ini menjadi pemersatu antara keindividualan dan kesusilaan dalam satu kesatuan yang penuh makna Hidup bersama orang lain baik dalam rangka memperkembangkan dimensi keindividual dan dimensi sosial tidak dapat dilakukan seadanya saja,tetapi perlu dilakukan secara terarah. Hidup bersama orang lain perlu diselenggarakan sedemikian rupa ,sehingga semua orang yang ada di dalamnya memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya,demi kehidupan bersama. Dimensi kesusilaan dapat menjadi pemersatu,sehingga keindividualan dan kesosialan dapat bertemu dalam satu kesatuan yang penuh makna.Tanpa adanya dimensi ini, maka berkembangnya dimensi kendividualan dan kesusilaan akan tidak serasi, bahkan yang satu akan cenderung menyalahkan yang lain. Dengan dimensi ini memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupan dengan sangat layak dan dapat mengembangkan ilmu,teknologi dan seni.

d.      Dimensi keberagamaan (religiusitas)Kehidupan manusia yang selengkapnya yaitu yang menjangkau baik itu kehidupan di duniawi maupun kehidupan di akhirat akan tercapai jika ketiga dimensi tersebut dilengkapi dengan dimensi keempat. Dimensi ini lebih menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang antara kehidupan dunia dan akhiratDengan proses konseling,klien dapat :  Mendapat dukungan selagi klien memadukan segenap kekuatan dan kemampuan

untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.  Memperoleh wawasan baru yang lebih segar tentang berbagai

alternatif,pandangan dan pemahaman-pemahaman serta keterampilan-keterampilan baru.

  Menghadapi ketakutan-ketakutan sendiri;mencapai kemampuan untuk mengambil keputusan dan keberanian untuk melaksanakannya; kemampuan untuk mengambil resiko yang mungkin ada dalam proses pencapaian tujuan-tujuan yanng dikehendaki.Tujuan konseling dapat terentang dari sekadar klien mengikuti kemauan-kemauan konselor sampai pada masalah pengambilan keputusan,pengembangan kesadaran,pengembangan pribadi penyembuhan dan penerimaan diri sendiri.Setiap rumusan pokok tujuan mengandung hal pokok sebagai berikut :Rumusan 1 (Hamin &Clifford,dalam Jones,1951)Agar individu dapat :-          Membuat pilihan –pilihan-          Membuat penyesuaian-penyesuaian-          Membuat interpretasi-interpretasi.

Rumusan 2  (Broadshow dalam Mc.Daniel,1956)Memperkuat fungsi-fungsi pendidikan.Rumusan 3 ( Shoben,dalam Bernard Fullmer,1969)

Page 6: Makalah BK BAB 2

Rekontruksi budaya sekolah.Rumusan 4 ( Tiedeman,dalam Bernard&Fullmer,1996)Membantu orang agar menjadi insan yang berguna.Rumusan 5 (Colleman,dalam Thomson &Rudolph,1983)Bimbingan dan konseling bertujuan :-          Memberikan dukungan-          Memberikan wawasan,pandangan,pemahaman,keterampilan dan alternatif

baru-          Mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Rumusan 6 (Thompson & Rudolph,1983)Bimbingan dan konseling bertujuan agar klien :-          Mengikuti kemauan atau saran-saran konselor-          Mengadakan perubahan tingkah laku secara positif-          Melakukan  pemecahan masalah-          Melakukan pengambilan keputusan,pengembangan kesadaran dan

pengembangan pribadi-          Mengembangkan penerimaan diri-          Memberikan pengukuhan.

Rumusan 7 (Myers,1992)Membantu individu untuk mengembangkan dirinya,dalam arti mengadakan perubahan-perubahan positif pada diri individu terssebut.

2.      Tujuan khusus      Adapun tujuan khusus dari bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan

umum yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahan yang dialami. Sebagaimana kita ketahui bahwa individu memiliki karakteristik yang bersifat unik, sehingga tujuan khusus dari bimbingan dan konseling juga bersifat unik pula, dimana untuk pencapaian tujuannya disesuaikan dengan karakteristik masing - masing individu,atau tidak boleh disamakan.

B.     Asas-Asas Bimbingan dan Konseling         Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan prodesional sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, pelanggaran, dan penyikapan (yang meliputi unsure-unsur kognisi, afeksi dan perlakuan) konselor terhadap kasus pekerjaan professional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lain-lainya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi (antara lain bahwa layanan harus didasarkan atas data dan perkembangan klien),dan tuntutan optimalisasi proses penyelenggaraan layanan di segi lain (yaitu suasana konseling ditandai oleh adanya kehangatan,pemahaman,penerimaaan,kebebasan dan keterbukaan,serta sebagai sumber daya yang perlu diaktifkan). Asas bimbingan dan konseling yaituketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraann layanan itu. Apabila asas-asas itu diselenggarakan dan diikuti dengan baik,maka dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan;sebaliknya,apabila asas itu diabaikan atau dilanggar

Page 7: Makalah BK BAB 2

maka sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling,bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat dalam pelayanan,serta profesi bimbingan dan konseling itu sendiri.        Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas ini dapat diterapkan yakni asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinan,asas kemandirian, asas kegiatanasas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, dan asas tutwuri handayaniUntuk mendapatkan wawsan dan pemahaman yang memadai mengenai asas-asas bimbingan dan konseling diatas dijelaskan sebagai berikut :1.      Asas kerahasiaan

Pelayanan bimbingan dan konseling ada kalanya berhubungan dengan klien yang mengalami masalah. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan konseling kadang-kadang klient harus menyampaikan hal-hal yuang sangat pribadi/ rahasia, kepada konselor, oleh karena itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari klientnya. Bagi klien yang bermasalah dan ingin menyelesaikan masalahnya akan sangat membutuhkan bantuan dari orang yang dapat memnyimpan kerahasian masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disebarluaskan kepad pihak lain.Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka konselor akan mendapat kepercayaan  dari semua pihak dan mereka akan memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya ,jika konselor tidak dapat memegang asas kerahasiaan ini dengan baik,maka hilanglah kepercayaan klien terhadap konselor,sehingga akibatnya pelayanan bimbingan tidak dapat tempat atau diterima di hati klien dan para calon klien. Selain itu klien akan takut  meminta bantuan pada konselor sebab khwatir masalah dan diri mereka akan menjadi bahan pembicaraan orang. Sementara itu ada kemungkinana klien akan menyebarluaskan pengalaman yang yang tidak menyenangkan ini kepada klien lain. Hal yang demikian dapat berdampak terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling selanjutnya,dan konselor tidak dapat dipercaya oleh klien. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling,dan harus benar-benar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

2.      Asas kesukarelaanProses bimbingan dan  konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan,baik dari pihak konselor maupun klien.Dengan ini keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling akan tercapai.kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada klien. Artinya klien secara sukarela tanpa cara terpaksa mau menyampaikan masalah yang ditanganinya dengan mengungkapkan secara terbuka hal-hal yang dialaminya,serta mengungkapkan segenap fakta,data dan seluk beluk yang berkenaan dengan masalah yang dialaminya. Sementara konselor hendaknya dapat memberikan bantuan dnegan tidak terpaksa,atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dnegan ikhlas.

3.      Asas keterbukaan

Page 8: Makalah BK BAB 2

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan,baik dari pihak konselor maupun klien. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan lebih dari itu,diharapkan masing pihak yang bersangkutan bersedia buka diri untuk kepentingan masalah.individu yang membutuhkan bimbngan diharapakan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan ini penelahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien dapat dilaksanakanKeterusterangan si klien akan terjadi jika klien tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesukarelaan maksudnya klien betul- betul mempercyai konselor dan benar – benar mengharapakan bantuan dari konselornya.Keterbukaan disisni ditinjau dari 2 arah .dari pihak klien diharapakan pertama-tama membuka diri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat diketahui oleh orang lain(dalam hal ini orang konselor)dan yang kedua mau membuka diri dalam arti mau menerima saran dan masukan lainnya dari pihak luar.dari pihak konselor keterbukaan terwujud dengan kesedian konselor menjawab pertanyaan- pertanyaan dari klien dan mengunkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang di kehendaki oleh klien.dalam hubungan suasana seperti itu masing- masing pihak bersifat transparan(terbuka)terhadap pihak lainya.dengan keterbukaan ini penelahan masalah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan klien semakin muda dipahami.

4.      Asas kekinianMasalah klien yang ditangani melalui kegiatan dan bimbingan dan konseling adalah masalah – masalah yang sedang dirasakan,bukan masalah yang pernah dialami pada masa lampau,dan juga bukan masalah yang mungkin dialami di masa yang akan datang .apabila ada hal tertentu yang menyangkut masa lampu dan atau masalah yang akan datang yang perlu dibahas dalam upaya bimbingan yang sedang di selenggrakan itu,pembahasan tersebut hanyalah merupakn latar belakang dan atau latar depan dari maslah yang dihadapi sekarang,sehingga masalah yang sedang dialami dapat terselesaikan.dalam usaha bersifat pencegahan,pada dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang sehingga kemungkinan yang tidak baik dapat di hindari.Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menundah-nundah pemberian bantuan. Jika diminta bantuan oleh klien atau jelas-jelas terlihat misalnya adanya siswa yang mengalami masalah, maka konselor hendaklah segera memberi bantuan. Konselor tidak selayaknya menunda-nunda memberi bantuan dengan berbagai dalih. Konselor harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lainnya. Jika konselor benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberi bantuannya maka harus dapat mempertanggungjawabkan bahwa penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan klien.

5.      Asas Kemandirian

Page 9: Makalah BK BAB 2

Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan klien dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain atau konselor. Ciri-ciri pokok dari individu yang setelah dibimbing dan dapat mandiri adalah sebagai berikut:a.       Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagai mana adanyab.      Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamisc.       Mengambil keputusan untuk  dan oleh diri sendirid.      Mengarahkan diri sendiri sendiri sesuai keputusan itue.       Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat,dan kemampuan

yang dimilikinyaKemandirian dengan ciri-ciri umum diatas haruslah di sesuaikan dengan tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling,dan hal itu didasari  baik oleh konselor maupun klien. Dengan demikian,maka para konselor hendaknya senantiasa berusaha menghidupkan kemandirian pada diri klien,bukan justru menghidupkan ketergantungan klien pada konselor.

6.      Asas kegiatanUsaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling. Hasil usaha bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya,melainkan harus dengan kerja giat dari klien sendiri. Konselor hendaknya membangkitkan semangat klien sehingga klien mampu dan mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling.

7.      Asas kedinamisanUpaya pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan itu  tidak sekedar mengulang hal yang lama yang bersifat monoton melainkan perubahan yang menuju ke suatu pembaruan,sesuatu yang lebih maju,dinamis,sesuai dengan arah perkembangan klien yang dikehendaki. Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal; yang baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasilnya.

8.      Asas keterpaduanPelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian klien. Sebagaimana diketahui klien memiliki berbagai aspek kepribadian yang kalau keadaannya tidak seimbang,serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah. Disamping keterpaduan pada diri klien,juga harus diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan terjadinya aspek layanan yang satu dengan aspek layanan yang lainnya menjadi tidak serasi. Untuk terselenggaranya asas keterpaduan,konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien,serta sebagai sumber yang dapat diaktifkan untuk

Page 10: Makalah BK BAB 2

menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling.

9.      Asas kenormatifanUsaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,baik ditinjau dari norma agama,adat,hukum atau negara,ilmu, maupun kebiasaan sehari-hari. Asas ini diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada. Demikian pula prosedur,tekhnik,dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang dimaksudkan. Ditinjau dari permasalahan klien,barangkali pada awalnya ada materi bimbingan dan konseling yang tidak bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami masalah melanggar norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan konselinglah tingkah laku yang melanggar norma itu di arahkan kepada yang lebih bersesuaian dengan norma.

10.   Asas KeahlianUsaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, tekhnik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yang memadai. Untuk itu para konselor perlu mendapat latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan. Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Asas ini selain mengacu kepada kualifikasi konselor (misalnya pendidikan sarjana bidang bimbingan dan konseling ), juga kepada pengalaman. Teori dan praktek bimbingan dan konselor perlu dipadukan. Oleh karena itu, seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktek konseling secara baik.

11.   Asas Alih TanganDalam pemberian layanan bimbingan dan konseling,asas ini jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun inidividu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan,maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli. Disamping itu asas ini juga mengisyaratkan bahwa pelayanan bimbingan konseling hanya menangani masalah-masalah individu sesuai dengan kewenangan petugas yang bersangkutan, dan setiap masalah yang ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu. Hal terakhir itu secara langsung mengacu kepada batasan yang telah diuraikan pada BAB II ,bahwa bimbingan dan konseling hanya memberikan kepada individu-individu yang pada dasarnya normal (tidak sakit jasmani maupun rohani) dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari masalah-masalah kriminal maupun perdata.

12.   Asas Tutwuri HandayaniAsas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih dilingkungan sekolah,

Page 11: Makalah BK BAB 2

asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodo,ing madya mangun karso”. Asas ini menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada konselor saja ,namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.  

C.    Fungsi dalam bimbingan dan konseling1. Fungsi pemahaman

Fungsi ini memungkinkan pihak–pihak yang berkepentingan dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan klien (klien, konselor dan orang ketiga) memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien. Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling yaitu klien dengan berbagai permasalahannya dan dengan tujuan konseling. Pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak – pihak lain yang membantu klien, termasuk juga pemahaman tentang lingkungan diri klien.a. Pemahaman tentang Klien

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihak–pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami klien yang akan dibantu itu. Materi dalam pemahaman ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai data tentang:1) Keluarga2) Kesehatan jasmani3) Riwayat pendidikan sekolah4) Pengalaman belajar di sekolah dan di rumah5) Pergaulan sosial6) Rencana pendidikan lanjut7) Kegiatan di luar sekolah8) Hoby dan kesukaran yang mungkin dihadapiPemahaman tentang diri klien, pertama kali perlu dipahami oleh klien sendiri yang menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Adapun pihak lain yang juga perlu memahami diri klien adalah pihak – pihak yang berkepentingan (guru, orangtua).Pemahaman pihak lain terhadap klien dipergunakan oleh konselor secara langsung untuk memberi pelayanan bimbingan dan konseling, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak–pihak lain dalam membantu klien. Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas awal pada setiap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.

b. Pemahaman tentang Masalah Klien

Page 12: Makalah BK BAB 2

Pemahaman terhadap masalah klien membantu konselor dalam memberikan penanganan masalah, oleh karena itu maka pemahaman ini wajib dilaksanakan. Pemahaman terhadap masalah klien terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab–sebabnya dan kemungkinan berkembangnya masalah ini jika tidak segera ditangani.

c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luasUntuk dapat memahami individu secara mendalam, maka pemahaman terhadap individu tidak hanya mencakup pemahaman terhadap lingkungan dalam arti sempit (seperti keadaan rumah tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi, dan keadaan sosio emosional keluarga, hubungan antar tetangga dan teman sebaya) tetapi termasuk pemahaman terhadap lingkungan yang lebih luas itu yaitu diperolehnya berbagai informasi yang diperlukan oleh individu seperti informasi pendidikan dan jabatan,informasi promosi dan pendidikan lebih lanjut, bagi para karyawan, dan lain sebagainya.

2. Fungsi pencegahanLayanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini      layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data dan sebagainya.Upaya pencegahan yang dapat dilakukan konselor adalah:  Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap

individu yang bersangkutan.  Mendorong perbaikan kondisi pribadi diri pribadi klien.  Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi

perkembangan dan kehidupannya.  Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang

besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberi manfaat.  Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.

3. Fungsi pengentasanKlien yang mengalami masalah akan datang pada konselor dengan tujuan   untuk dientaskannya masalah yang tidak mengenakkan dari dirinya. Di sinilah      fungsi pengentasan ( perbaikan ) itu berperan yaitu fungsi bimbingan dan    konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai             permasalahan yang dialami klien.

4. Fungsi pengembangan            Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan   dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan           keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.             Dengan demikian klien dapat memelihara dan mengembangkan berbagai    potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara    mantap dan berkelanjutan.

Page 13: Makalah BK BAB 2

Semua fungsi bimbingan dan konseling harus dijalankan sesuai fungsi masing–masinng bidang karena dari fungsi ini akan berkaitan dengan manfaat atau kegunaan dan keuntungan penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Karena tujuan bimbingan dan konseling disini adalah membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

D.    Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling            Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan hakikat manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar ini sangatpenting dan perlu terutama dengan kaitannya dalam penerapan di lapangan. Konselor yang telah memahami secara benar  dam mendasar prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling  ini akan dapat menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa :a.       Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-

kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah mapu membantu anak memanfaatkan potensinya itu.

b.      Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik; seorang anak berbeda dari yang lain.

c.       Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.

d.      Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya untuk mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umumnya.

e.       Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula.

            Semua butir yang dikemukakan oleh Van Hoose itu benar, tetapi butir-butirtersebut belum merupakan prisip-prisip yang jelas aplikasinya dalam praktek bimbingan dan konseling. Apabila butir-butir tersebut hendak dijadikan prisip-prinsip bimbingan dan konseling, maka aspek-aspek operasionalnya harus ditambahkan. Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prisip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu :a.       Prinsip-prinsip umumb.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individuc.       Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbingd.      Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan

dan konseling.            Prinsip-prinsip yang akan dibahas dapat ditinjau dari prinsip-prinsip secara umum, dan prinsip-prinsip khusus prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang

Page 14: Makalah BK BAB 2

berkenaan dengan sasaran layanan, masalah klien/ permasalahan individu, program layanan, dan prinsip-prinsip perkembangan pelaksanaan  pelayanan.Berikut penjelasan prinsip-prinsip umum bimbingan dan konseling.1.      Prinsip-prinsip umum

a)      Karena bimbingan ini berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek keperibadian yang unik dan ruwet karena dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman.

b)      Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada  individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan

c)      Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.d)     Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan pada individu atau

lembaga yang mampu dan berwenang ,melakukannyae)      Bimbingan harus dimulai dengan indentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan

oleh individu yang dibimbing.f)       Bimbingan harus flexibel sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang

bersangkutan.g)      Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memliki

keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerjasamadengan pembantunya serta dapat dan bersedia menggunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah.

h)      Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang di peroleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.

2.      Prinsip-prinsip khususa.       Prisip-Prisip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan.

      Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok. Individu itu sangat bervariasi misalnya dalam hal umurnya, jenis kelaminnya, status sosial ekonomi keluarga, kedudukan, pangkat dan jabatannya, ketertarikannya terhadap suatu lembaga tertentu, dan variasi-variasi lainya. Berbagai variasi itu menyebabkan individu yang satu berbeda dengan yang lainnya. Masing-masing individu adalah unik. Secara lebih khusus lagi, yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya. Sebagaimana telah disinggung terdahulu, sikap dan tingkah laku individu amat dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri sendiri, serta kondisi lingkungannya. Variasi dan keunikan keindividualan, aspek-aspek pribadi dan lingkungan, serta dalam perkembangan dan kehidupan itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konselinng sebagai berikut :1.      bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis

kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.2.      Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang

terbentuk dari berbgai aspek kepribadian yang kompleks dan unik; oleh karena itu

Page 15: Makalah BK BAB 2

pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu.

3.      Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami, keunikan setiap individu dengan berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya.

4.      Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung faktor-faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling yang bertujuan mengembangkan penyesuaian individu terhadap segenap bidang pengalaman harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu.

5.      Meskipun individu yang satu dengan lainnya adalah serupa dalam berbagai hal, perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya yang bertujuan memberikan bantuan/ bimbingan kepada individu-individu tertentu, baik mereka itu anak-anak, remaja, ataupun dewasa.

b.      Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu.       Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individutidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu. Masalah-masalah yang timbul seribu satu macam dan sangat bervariasi, baik dalam jenis dan intensitasnya. Secara ideal pelayanan bimbingan dan konseling ingin membantu semua individu dengan berbagai masalahnya itu. Namun, sesuai dengan keterbatasan yang ada pada dirinya sendiri, pelayanan bimbingan dan konseling hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah:  Meskipun pelayanan bimbingan dan konseling menjangkau setiap tahap dan bidang

dalam perkembangan dan kehidupan individu, namun bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya denga kontak social dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

  Keadaan sosial, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan merupakan faktor salah satu pada diri individu dan hal itu semua menuntut perhatian seksama dari para konselor dalam mengentaskan masalah klien.

c.       Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan      Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling baik diselenggarakan secara “insidental”, maupun terprogram. Pelayanan “insidental” diberikan kepada klien-klien yang secara langsung (tidak terprogram atau terjadwal) kepada konselor untuk meminta bantuan. Konselor memberikan pelayanan kepada mereka secara langsung pula sesuai dengan permasalahan klien pada waktu mereka itu datang. Konselor memang tidak menyediakan program khusus untuk mereka. Klien-klien “insidental” seperti itu  biasanya dating dari luar lembaga tempat koselor bertugas.          

Page 16: Makalah BK BAB 2

Pelayanan incidental itu merupakan pelayanan konselor yang sedang menjalankan “praktik pribadi”. Untuk warga lembaga tempat konselor bertugas, yaitu warga yang pemberian pelayanan bimbingan dan konselingnya menjadi tanggung jawab konselor sepenuhnya, konselor dituntut untuk menyusun program pelayanan. Program ini berorientasi kepada seluruh warga lembaga itu (misalnya sekolah atau kantor) dengan memperhatikan variasi masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang dapat diselenggarakan, rentangan dan unit-unit waktu yang tersedia (misalnya caturwulan, atau semester, atau bulan), ketersediaan staf, kemungkinan hubungan antar personal dan lembaga. Kemudahan-kemudan yang tersedia, dan faktor-faktor lainnya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dilembaga tersebut. Prinsip-prisip yang berkenaan dengan program layanan bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut:o   Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan

pengembangan; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh.

o   Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga (misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.

o   Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai orang dewasa, disekolah misalnya dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

o   Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dari pelaksanaannya.

d.      Prinsip-Prisip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan      Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (baik yang bersifat “insidental” maupun terprogram) dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.  Konselor yang bekerja disuatu lembaga yang cukup besar (misalnya sebuah sekolah) sangat berkepentingan dengan penyelenggara program-program bimbingan dan konseling secara teratur dari waktu ke waktu. Kerjasama dengan berbagai pihak, baik didalam maupun diluar tempat ia bekerja perlu dikembangkan secara optimal. Prinsip-prinsip berkenaan dengan hal-hal tersebut adalah:  Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu; oleh

karena itu pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk mengembangkan klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.

  Dengan proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh klien hendaknya atas kemauan klien sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari konselor.

Page 17: Makalah BK BAB 2

  Permasalahan khusus yang dialami klien (untuk semua usia) harus ditangani oleh konselor (dan kalau perlu dialih tangankan kepada ) tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan tersebut.

  Bimbingan dan Konseling adalah pekerjaan profesional; oleh Karena itu dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.

  Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling, oleh Karena itu bekerja sama antara konselor dan guru dan orang tua amat diperlukan.

  Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan, oleh karena itu keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi kebodohan dan hambatan-hambatan yang ada pada lingkungan individu atau siswa.

  Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu, program pengukuran dan penilaian tehadap individu hendaknya dilakukan. Dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian itu dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Dengan pengadministrasian instrumen yang benar-benar dipilih dengan baik, data khusus tentang kemampuan mental, hasil belajar, bakat dan minat, dan berbagai ciri kepribadian hendaknya dikumpulkan, disimpan, dan digunakan sesuai dengan keperluan.

  Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya.

  Tanggung jawab pengelolaan program bimbingan dengan konseling hendaknya diletakkan dipundak seseorang pimpinan program yang terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan bimbingan dan konseling, bekerja sama dengan staf dan personal, lembaga di tempat ia bertugas dan lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang program bimbingan dan konseling

  Penilaian periodik perlu dilakukan terhadap program yang sedang berjalan. Kesuksesan pelaksanaan program diukur dengan melihat sikap-sikap mereka yang berkepentingan dengan program yang disediakan (baik pihak-pihak yang melayani maupun yang dilayani) dan perubahan tingkah laku mereka yang pernah dilayani.

e.       Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah      Dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling, sekolah merupakan Lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik. Mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur; sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi, para siswanya yang sedang dalam tahap perkembangan yang “meranjak” memerlukan segala jenis layanan bimbingan dan konseling dalam segenap fungsinya. Namun harapan akan tumbuh kembangnya pelayan bimbingan dan konseling di sekolah sesubur-suburnya itu sering kali masih tetap berupa harapan saja. Pelayanan

Page 18: Makalah BK BAB 2

bimbingandan konseling secara resmi memang ada di sekolah tetapi keberadaannya belum seperti dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (1975) menegaskan 6 prinsip untuk menegakkan dan menumbuhkembangkan pelayan bimbingan dan konseling.

      Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas,

dan memiliki kesiapan kerja yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut. Konselor juga memberikan kesempatan kepada seluruh personal sekolah dan siswa untuk mengetahui program-program yang hendak dijalankan itu.

      Konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional tanpa mengganggu

keharmonisan antara konselor dengan personal lainnya dan siswa. Dalam hal ini, konselor harus menonjolkan keprofesionalnya, tetapi tetap menghindari sikap elitis atau kesombongan/ keangkuhan profesional.

      Konselor bertangung jawab untuk memenuhi peranannya sebagai konselor

profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata. Konselor harus pula mampu dengan sebaik-baiknya menjelaskan kepada orang-orang siapa ia akan bekerja sama tentang tujuan yang hendak dicapai oleh konselor serta tanggung jawab yang terpikul di pundak konselor.

      Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal,

yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami permasalahan emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka guru, konselor dan personal sekolah lainnya.

      Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu

siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional, khususnya melalui penerapan program-program kelompok, kegiatan pengajaran di sekolah dan kegiatan di luar sekolah, serta bentuk-bentuk kegiatan lainnya.

      Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah,

memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya. Konselor memiliki kesempatan yang baik untuk menegakkan citra bimbingan dan konseling profesional apabila ia memiliki hubunganyang saling menghargai dan saling memperhatikan dengan kepala sekolah.

E.     Orientasi Bimbingan dan Konseling            Orientasi bimbingan dan konseling adalah titik berat pandangan atau pusat perhatian konselor terhadap kliennya. Berikut beberapa jenis orientasi bimbingan dan konseling.1. Orientasi perseorangan

            Orientasi perorangan bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitikberatkan pandangan pada siswa secara optimal. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan  untuk kepentingan dan

Page 19: Makalah BK BAB 2

kebahagiaan individu dan bukan sebaliknya. Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok, dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dalam hubungan timbal balik yang wajar antara individu dengan kelompoknya.                Kepentingan kelompok justru dikembangkan dan ditingkatkan melalui terpenuhinya kepentingan dan terpercayainya kebahagiaan individu. Apabila secara individu para anggota kelompok itu dapat terpenuhi kepentingannya dan merasa bahagia dapat diharapkan kepentingn kelompokpun terpenuhi pula. Pelayanan bimbingan dan konseling yang berorientasikan individu itu sama sekali tidak boleh menyimpang ataupun bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam kelompok sepanjang nilai-nilai itu sesuai dengan norma-norma umum yang berlaku.                Kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling, yaitu:a)     Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan

konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.

b)     Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan yang berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi dan kemampuan potensialnya yang semuanya unik, membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi dan potensinya kearah pengembangan yang optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri dan lingkungan.

c)      Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual (Ronger, dalam mcdaniel, 1956).

d)     Tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program-program pelayanan dan kebutuhan klien setepat mungkin.

2. Orientasi perkembanganOrientasi perkembangan dalam bidang bimbingan dan konseling menekankan peran perkembangan yang terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada diri individu di masa yang akan datang. Orientasi ini lebih menekankan pentingnya peranan yang terjadi pada individu dan sekaligus bertujuan mendorong konselor dan klien menghilangkan problem yang menjadkan laju perkembangan klien. Menurut Myrick (dalam mayers, 1992) perkembangaan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang menjadi inti pelayanan bimbingan. Tahun 1950-an perkembangan bimbingan dan konseling sejalan dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh havighurst. Dalam hal ini peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjadi alur perkembangannya.

Ivey dan Rigazio (dalam Mayers,1992) menekankan bahwa orientasi  perkembangan yang justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Praktek bimbingaan dan konseling tidak lain adalah memberikan kemudian yang berlangsung pada perkembangan berkelanjutan. Permasalahan yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai terhalangnya perkembangan, dan hal itu mendorong semua konselor dan klien bekerja

Page 20: Makalah BK BAB 2

sama untuk menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan klien.

Secara khusus Thompson & Rudolph (1983) melihat perkembangannya anak- anak berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk :1.      Hambatan egosentrisme ketidakmampuan melihat kemungkinan lain diluar apa yang

dipahaminya.2.      Hambatan konsentrasi ketidakmampuan memusatkan perhatian pada lebih dari satu

aspek tentang suatu hal.3.      Hambatan reversibilitas ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang

dipahami semula.4.      Hambatan transformasi ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada suasana urutan

yang ditetapkan.      Di sisi lain, Thompson & Rudolp menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani hambatan - hambatan perkembangan itu.

 3.    Orientasi permasalahanOrientasi masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi dan fungsi

pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah yang mungkin  membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur megalami masalah dapat terentaskan masalahnya. Fungsi lainnya yaitu fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan atau pengembangan pada dasarnya juga bersangkut paut dengan permasalahan dengan klien.

Fungsi pemahaman memungkinkan individu memahami informasi dan aspek lingkungan yang dapat berguna untuk mencegah timbulnya masalah pada diri klien, dan dapat pula bermanfaat dalam upaya pengentasan masalah yang terjadi. Fungsi pemeliharaan dapat mengarah pada tercegahnya ataupun terentaskannya masalah tertentu. Konsep orientasi masalah terentang seluas daerah beroperasinya fungsi-fungsi bimbingan, dan dengan demikian pula menyusupi  segenap jenis layanan kegiatan belajar bimbingan dan konseling.

Ketiga orientasi tersebut dalam pelayanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan baik di sekolah maupun luar sekolah.

Page 21: Makalah BK BAB 2

DAFTAR PUSTAKA

Priyatno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Mugiarso, Heru. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES

Kartadinata Sunaryo,dkk tahun 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Maulana.

http://teguhfuady.blogspot.com/2010/04/asas-prinsip-dan-tujuan-bimbingan.html

http://ashakhso.blogspot.com/2012/01/asas-asas-dan-prinsip-prinsip-bimbingan.html