makalah biokim

35
MAKALAH BIOKIMIA KARBOHIDRAT Disusun Oleh : Kelompok Ganjil PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of makalah biokim

Page 1: makalah biokim

MAKALAH BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :

Kelompok Ganjil

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011

Page 2: makalah biokim

KARBOHIDRAT

A. TUJUAN

1. Analisis kualitatif

Mengetahui dan menganalisis jenis-jenis karbohidrat dengan beberapa uji, yaitu

uji Molish, uji Barfoed, uji Benedict, uji Selliwanof dan uji Iodin.

2. Analisis kuantitatif

Menentukan kadar glukosa dalam santan.

B. DASAR TEORI

Karbohidrat adalah konstituen utama kebanyakan tumbuha, berkisar antara 60-90 %

dari berat kering. Pada tumbuh-tumbuhan karbohidrat dihasilkan secara fotosintesis

yang meliputi selulosa, yang berfungsi sebagai penyusun rangka tumbuh-tumbuhan,

dan merupakan sumber energi bagi kehidupan. Pada sel-sel binatang, karbohidrat

tersusun dalam bentuk glikogen dan glukosa yang berfungsi sebagai sumber energi

bagi aktivitas vital.

Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa jika karbohidrat ditambahkan dalam

asam sulfat pekat maka akan dihasilkan arang. Melalui kenyataan ini diperkirakan

bahwa karbohidrat merupakan hidrat dari arang atau hidrat karbon. Analisis unsur

karbohidrat menunjukkan bahwa pada umumnya terdiri atas atom-atom karbon,

hidrogen, dan oksigen, dengan rumus umum adalah CnH2nOn atau Cn(H2O)m. namun

Page 3: makalah biokim

demikian, nama seperti ini kurang tepat, karena di dalam karbohidrat tidak terdapat

adanya molekul air.

Saat ini telah banyak di temukan senyawa organik dengan perbandingan jumlah atom

karbon, hidrogen terhadap oksigen seperti pada rumus diatas namun bukan

karbohidrat. Untuk menghindarkan kesalahan pengertian maka para ahli biokimia

cenderung menggunakan nama sakarida. Berdasarkan struktur kimianya karbohidrat

lebih tepat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid bagi karbohidrat yang memiliki

gugus fungsional aldehid dan polihidroksi keton bagi senyawa karbohidrat yang

memiliki gugus fungsional keton.

Karbohidrat adalah suatu molekul raksasa yang tersusun atas monomer-monomer.

Monomernya disebut dengan monosakarida. Berdasarkan jumlah monomer

penyusunnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu

monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

1. Monosakarida

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk

yang lebih sederhana. Monosakarida atau gula sederhana terdiri atas hanya

satu unit polihidroksi aaldehid atau polihidroksi keton. Monosakarida yang

paling banyak dijumpai di alam adalah D-glukosa yaitu monosakarida dengan

6 atom karbon.

Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal dan tidak

bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap satu atom

oksigen, membentuk gugus karbonil. Masing-masing atom karbon yang lain

berikatan dengan gugus hidroksil. Ada tiga jenis monosakarida yang

terpenting yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Page 4: makalah biokim

D-glukosa D-fruktosa D-galaktosa

2. Disakarida

Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida,

yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara

atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain.

Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol monosakarida. Tiga

jenis monosakarida yang penting adalah maltosa, sukrosa, dan laktosa.

Berdasarkan hasil eksperimen disakarida dapat digolongkan menjadi 2 yaitu

golongan yang dapat mereduksi larutan Fehling yang disebut sebagai gula

pereduksi dan golongan yang tidak dapat mereduksi larutan Fehling disebut

sebagai gula non pereduksi.

3. Polisakarida

Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan

monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari

polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum

merupakan polimer glukosa.

Analisis Kualitatif Karbohidrat

1. Uji Molisch

Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Ke dalam tabung reaksi yang

berisi larutan yang akan diselidiki ditambahkan larutan α naftol yang baru dibuat.

Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dengan hati-hati melalui dinding tabung.

Apabila terdapat karbohidrat maka akan timbul warna violet. Reaksi yang terjadi

adalah mula-mula glukosa bereaksi dengan H2SO4 pekat membentuk hidroksi metal

furfural, yang selanjutnya bereaksi dengan α naftol membentuk senyawa berwarna

violet.

HC CH

HC C CHO

O

furfural

HC CH

C C CHO

HOH2C O

hidroksimetilfurfural

Page 5: makalah biokim

2. Uji Benedict

Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya gula-gula pereduksi. Reagen

Benedict terdiri atas garam natrium sitrat, Cu(OH)2, dan natrium karbonat. Apabila di

dalam larutan terdapat gula pereduksi maka akan timbul endapan berwarna merah

bata. Endapan ini timbul akibat terjadinya reaksi reduksi Cu2+ oleh gula pereduksi

menjadi Cu+.

3. Uji Barfoed

Dengan menggunakan reagen Barfoed, yang mengandung koper asetat di

dalam asam asetat, maka dapat membedakan monosakarida dan disakarida dalam

suatu larutan dengan jalan mengontrol kondisi-kondisi, seperti pH dan waktu

pemanasan. Hal yang mendasari uji Barfoed adalah ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed

dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari

pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

4. Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah uji spesifik untuk menguji adanya senyawa ketosa.

Fruktosa sebagai contoh akan bereaksi dengan asam klorida membentuk

hidroksimetilfurfural. Selanjutnya senyawa terakhir ini akan berkondensasi dengan

resorsinol membentuk kompleks berwarna merah.

5. Uji Iodin

Uji Iodin dapat dipakai untuk membedakan amilum dari glikogen. Pada uji

iodine, kondensasi iodin dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat

menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodin dapat membentuk kompleks

biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan :

a. Analisis Kualitatif

- Rak tabung reaksi

- Tabung reaksi

Page 6: makalah biokim

- Pipet

- Penjepit

- Pembakar spiritus

- Gelas ukur

b. Analisis Kuantitatif

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Kuvet

- Pipet

- Sentrifuge

- Spektrofotometer

- Gelas beker

- Kompor listrik

Bahan yang digunakan :

a. Analisis Kualitatif

- Larutan laktosa

- Larutan fruktosa

- Larutan glukosa

- Larutan amilum

- Larutan santan 10%

- Reagen molish

- Reagen benedict

Page 7: makalah biokim

- Reagen barfoed

- Reagen seliwanoff

- H2SO4 pekat

- NaOH 6 N

- HCl 6 N

b. Analisis kuantitatif

- Larutan santan 10%

- Aquadest

- Ba(OH)2 0,3 N

- ZnSO4 5%

- Reagen alkalis

- Reagen arsenomolibdat

D. CARA KERJA

1. Analisis Kuantitatif Karbohidrat

- Penentuan Kadar Glukosa Dalam Santan

Menambahkan 0,1 ml larutan santan yang berisi 1,9 ml akuades dalam sentrifuge.

Menambahkan 1,5 ml Ba(OH)2 0,3 N kemudian mencampur 1,5 ml ZnSO4 5,0%.

Menunggu 3 menit, kemudian tabung disentrifuge di dalam klinikal sentrifuge.

Page 8: makalah biokim

Mengambil filtrat santan (cairan yang bening).

- Penentuan Kadar Glukosa Dalam Santan

Mengambil 1,0 ml filtrat santan di dalam tabung reaksi.

Mengencerkan 9,0 ml akuades.

Menambahkan 1,0 ml reagen alkalis.

Memasukkan dalam air mendidih selama 20 menit.

Mendinginkan dalam air dingin.

Menambahkan 1,0 ml reagen warna arsenomolibdat.

Menambahkan 7,0 ml H2O.

Mengukur eksistensinya dengan spektrofotometer.

2. Analisis Kualitatif Karbohidrat

- Uji Molisch

Menambahkan 2 tetes reagen Molisch ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml

larutan glukosa, fruktosa, amilum, maltose, laktosa, dan santan.

Page 9: makalah biokim

Mengaduk dengan baik.

Menambahkan 5,0 ml larutan asam sulfat pekat.

- Uji Benedict

Menambahkan 8 tetes dari setiap larutan glukosa, fruktosa, amilum, maltose,

laktosa, dan santan.

Mengocok tabung yang telah terisi 5,0 ml reagen benedict.

Menempatkan ke dalam penangas air dan mendinginkan.

- Uji Barfoed

Menambahkan 1,0 ml dari setiap larutan glukosa, fruktosa, amilum, maltose,

laktosa, dan santan ke dalam tabung yang berisi 3,0 ml reagen Barfoed.

Menempatkan semua tabung ke dalam penangas air mendidih 1 menit.

- Uji Seliwanoff

Menambahkan 3,0 ml reagen Seliwanoff dengan 3 tetes larutan glukosa, fruktosa,

amilum, maltose, laktosa, dan santan.

Menempatkan semua tabung ke dalam penangas air mendidih sampai terlihat

perubahan warna.

Page 10: makalah biokim

- Uji Iodin

Memipet ke dalam tabung reaksi masing-masing 3 ml larutan amilum.

Menambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama.

Menambahkan 2 tetes HCl ke dalam tabung kedua.

Menambahkan 2 tetes NaOH ke dalam tabung ketiga.

Mengocok semua tabung, kemudian menambahkan larutan iodin ke dalam

masing-masing tabung.

Memperhatikan warna yang terbentuk.

Memanaskan tabung yang berwarna dan mendinginkannya.

E. HASIL PENGAMATAN

a. Analisis Kualitatif

1. Uji Molisch

No Karbohidrat Hasil Pengamatan Kesimpulan

1 Glukosa Terbentuk cincin ungu +

2 Fruktosa Terbentuk cincin ungu +

Page 11: makalah biokim

3 Laktosa Terbentuk cincin ungu +

4 Amilum Terbentuk cincin ungu +

5 Santan Terbentuk cincin ungu +

2. Uji Benedict

No Karbohidrat Hasil Pengamatan Kesimpulan

1 Glukosa Tidak ada perubahan -

2 Fruktosa Larutan biru, ada endapan merah bata +

3 Laktosa Tidak ada perubahan -

4 Amilum Tidak ada perubahan -

5 Santan Tidak ada perubahan -

3. Uji Barfoed

No Karbohidrat Hasil Pengamatan Kesimpulan

1 Glukosa Tidak ada perubahan, larutan biru -

2 Fruktosa Tidak ada perubahan, larutan biru -

3 Laktosa Tidak ada perubahan, larutan biru -

4 Amilum Tidak ada perubahan, larutan biru -

5 Santan Tidak ada perubahan, larutan biru -

4. Uji Seliwanoff

No Karbohidrat Hasil Pengamatan Kesimpulan

1 Fruktosa Warna larutan menjadi orange kemerahan +

Page 12: makalah biokim

2 Glukosa Tidak ada perubahan -

3 Laktosa Tidak ada perubahan -

4 Amilum Tidak ada perubahan -

5 Santan Tidak ada perubahan -

5. Uji Iodin

No Karbohidrat Hasil Pengamatan Kesimpulan

1Amilum +

Air

Amilum + air : warna larutan putih keruh.

Setelah ditambah iodin menjadi berwarna

biru. Setelah dipanaskan tidak terjadi

perubahan.

+

2Amilum +

HCl

Amilum + HCl : warna larutan menjadi

putih keruh. Setelah ditambah iodin

menjadi berwarna biru. Setelah dipanaskan

tidak terjadi perubahan.

+

3Amilum +

NaOH

Amilum + NaOH : Warna larutan menjadi

bening. Setelah ditambah iodin tatap

bening. Setelah dipanaskan tidak terjadi

perubahan.

-

b. Analisis Kuantitatif

Data Absorbansi Sampel Santan

No Larutan A

1 Blanko 0.000

2 Sampel 1 0.168

3 Sampel 2 0.200

Page 13: makalah biokim

No Konsentrasi mg/ml A

1 0.01 0.144

2 0.02 0.280

3 0.03 0.489

4 0.04 0.634

5 0.05 0.757

6 0.06 0.895

7 0.07 0.999

8 0.08 1.184

9 0.09 1.381

10 0.10 1.420

F. ANALISIS DATA

Page 14: makalah biokim
Page 15: makalah biokim

Konsentrasi sampel yang telah diketahui absorbansinya :

- Sampel I

A = 0.168

Y = a + bx

0.168 = 0.0217 + 14.484x

x = 0.01 mg/ml

- Sample II

A = 0.200

Y = a + bx

0.200 = 0.0217 + 14.484x

x = 0.0123 mg/ml

Kadar sampel santan :

x rata-rata =

=

= 0.01115 mg/ml

Kadar 10 % santan = 0.01115 mg/ml x 10

= 0.1115 mg/ml

Page 16: makalah biokim

G. PEMBAHASAN

a. Analisis Kualitatif

Pada percobaaan analisis kualitatif karbohidrat memiliki tujuan untuk

mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu sampel. Adapun uji yang dilakukan

yaitu uji Molisch, uji Barfoed, uji Benedict, dan uji Iodin.

Uji Molisch digunakan untuk reaksi umum bagi karbohidrat, yang mana

karbohidrat dalam sampel direaksikan dengan α-naptol kemudian ditambahkan H2SO4

sehingga akan terbentuk furfural yang berwarna violet seperti cincin, padahal untuk

reagen Molisch sendiri berwarna coklat kemerahan. Sedangkan untuk masing-masing

sampel karbohidrat tidak berwarna kecuali santan yang berwarna putih keruh. Uji ini

positif terhadap glukosa, laktosa, amilum, fruktosa dan santan yang ditunjukkan

dengan terbentuknya cincin violet di tengah-tengah dan terdapat tiga lapisan pada

masing-masing karbohidrat saat ditambahkan H2SO4 pekat. Volume penambahan

H2SO4 yang digunakantidak dihitung, jika sudah terbentuk cincin violet di tengah

maka penambahan H2SO4 dihentikan. Reaksi yang terjadi yaitu mula-mula glukosa

akan bereaksi dengan H2SO4 pekat membentuk hidroksi metil fulfural, atau apabila

pentosa akan membentuk furfural yang selanjutnya bereaksi dengan α-naptol

membentuk senyawa berwarna violet.

HC CH HC CH

HC C CHO HOH2C C CHO

O O

Furfural Hidroksi Metil Furural

Page 17: makalah biokim

HC CH

HOH2C C C CHO +

O OH

Hidroksi Metil Furural O

HC CH

HOH2C C C CH2 O

O HO3S

OH SO3H

Terbentuknya cincin violet ini bisa terjadi karena adanya reaksi kondensasi

antara furfural dengan α-naptol. Dalam uji ini glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan

santan positif terhadap uji Molisch dengan terbentuknya cincin violet menunjukkan

adanya karbohidrat dalam sampel tersebut. Uji ini kurang spesifik untuk karbohidrat,

namun bisa digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam reaksi analisis kualitatif

karbohidrat. Glukosa, fruktosa, laktosa, dan amilum membentuk tiga lapisan yaitu

lapisan bawah berwarna kuning jernih, lapisan atas bening tidak berwarna dan

terdapat gelembung, sedangkan cincin violet berada pada lapisan tengah. Untuk

santan juga terbentuk cincin violet pada lapisan tengahnya.

Uji Benedict merupakan uji yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya

sakarida yang memiliki gugus fungsional (keton atau aldehid) yang bebas seperti

laktosa dan glukosa. Sakarida yang memiliki gugus fungsional bebas dalam air

mempunyai kemampuan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen benedict sendiri

berwarna biru, maka larutan karbohidrat dan sampel menjadi berwarna biru setelah

Page 18: makalah biokim

ditambahkan reagen benedict. Selanjutnya dipanaskan dalam penangas air, hingga

akhirnya fruktosa yang awalnya biru menjadi terbentuk endapan merah bata. Santan

yang awalnya biru tetap menjadi biru, tidak ada perubahan. Begitu juga dengan

glukosa, laktosa, dan amilum dari yang awalnya biru tetap menjadi biru, tidak

mengalami perubahan. Seharusnya reagen benedict (campuran garam kupri sulfat,

natrium sulfat, dan natrium karbonat) akan menghasilkan endapan yang berwarna

merah bata dan kuproksida bila direaksikan dengan gula pereduksi akan menghasilkan

warna hijau atau kuning tergantung pada konsentrasi yang akan diperiksa. Pada

larutan fruktosa menunjukkan hasil yang positif yaitu terjadi perubahan dari biru

menjadi terbentuk endapan berwarna merah bata. Sedangkan untuk glukosa, laktosa,

amilum, dan santan menunjukkan hasil yang negatif karena tidak menunjukkan

adanya perubahan yaitu dari larutan biru tetap menjadi biru, tidak ada perubahan. Hal

ini menunjukkan bahwa dalam keempat larutan tersebut tidak terdapat gula pereduksi

pada sampel. Sehingga tidak mampu mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Meskipun fruktosa

mempunyai gugus keton namun fruktosa dapat menberikan hasil positif karena

fruktosa juga merupakan gula pereduksi. Alasan mengapa fruktosa begitu mudah

teroksidasi karena dalam larutan basa, fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan

dua aldehid diastereomerik serta penggunaan suatu zat antara tautomerik enadiol.

Pada uji Barfoed, pereaksi yang digunakan merupakan larutan kupriasetat dan

asam asetat dalam air, digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan yang

bukan monosakarida. Ion Cu- dari pereaksi barfoed dalam suasana asam akan

direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida. Ion Cu-

yang dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna asemolibdat sehingga

menghasilkan warna biru yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida

dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Setelah bahan yang

bereaksi dengan pereaksi barfoed dipanaskan dalam penangas air maka adanya

monosakarida dalam bahan ditunjukkan dengan adanya endapan merah. Pereaksi

barfoed terdiri dari larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air. Dari percobaan ini

tidak ada satu pun sampel yang menunjukkan hasil positif. Semua larutan sampel baik

glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan santan memberikan hasil yang negatif, yaitu

tidak terjadi perubahan baik sebelum dipanaskan ataupun sesudah dipanaskan warna

larutan tetap biru.

Page 19: makalah biokim

C5H10 C H + Cu(CH3COO)2 Cu2O + C5H10 C OH

O O

Bahan yang menunjukkan hasil negatif mungkin dikarenakan dalam suatu

asam gula pereduksi yang termasuk disakarida menunjukkan reaksi yang sangat

lambat sehingga tidak dapat membentuk endapan Cu2O yang memberikan warna

merah bata.

Pada uji Selliwanof, merupakan uji yang spesifik untuk menguji senyawa

ketosa atau aldosa. Reagen selliwanof terdiri dari resersinol dan asam klorida pekat.

Reaksi ini positif terhadap sukrosa karena sukrosa akan terhidrolisis dengan

mudah oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetilfurfural

yang membentuk kompleks berwarna merah. Pada uji yang telah dilakukan yang

menunjukkan hasil positif hanya fruktosa, yaitu dari warna larutan kuning sedikit

gelap menjadi orange kemerahan. Sedangkan untuk glukosa, laktosa, amilum, dan

santan menunjukkan hasil yang negatif. Sampel sukrosa dapat dipecah oleh asam

klorida menjadi fruktosa dan glukosa. Sehingga seharusnya glukosa menunjukkan

hasil yang positif pada uji ini. Percobaan yang memberikan hasil negatif dikarenakan

reaksi dehidrasi monosakarida aldosa lebih lambat daripada dehidrasi monosakarida

ketosa, disebabkan aldosa sebelum mengalami dehidrasi terlebih dahulu mengalami

perubahan menjadi ketosa sehingga glukosa yang mengandung gugus aldehid

bereaksi negatif terhadap uji selliwanof ini.

Uji Iodin khusus digunakan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida

amilum. Kondensasi iodine dengan karbohidrat selain monosakarida dapat

menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks

biru, sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Adanya NaOH yang

bersifat basa akan mengikat iod sehingga warna biru hilang dan ketika ditambahkan

HCl tidak terjadi reaksi apapun. Uji ini didasarkan pada pembentukan rantai

poliiodida pada kompleks iodine-amilum. Kompleks ini tidak dapat terbentuk pada

senyawa gula yang lebih pendek seperti monosakarida atau disakarida. Pada

percobaan amilum ditambah air, larutan berubah menjadi putih keruh, setelah

ditambahkan iodine larutan berubah menjadi biru. Kemudian dipanaskan dalam

penangas air dan didinginkan, warna larutan dari biru kemudian warna biru

Page 20: makalah biokim

menghilang. Begitu pula pada percobaan amilum ditambahkan HCl. Namun, pada

waktu ditambah NaOH warna larutan bening tidak berwarna dan ketika ditambah

dengan iodine warna larutan menjadi bening. Kemudian setelah dipanaskan warna

larutan tetap bening, tidak mengalami perubahan. Untuk amilum ditambah dengan air

dan amilum ditambah dengan HCl memberikan hasil yang positif karena warna biru

kembali atau tetap terdapat warna biru setelah dipanaskan. Untuk amilum ditambah

dengan NaOH memberikan hasil yang negatif karena tidak ada warna biru setelah

ditambah iodine.

Amilum terdiri dari dua macam yaitu amilum dan amilosa yang tidak larut

dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin. Ketika amilum

dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang

bergerombol dan tidak terlihat oleh mata karena hanya tingkat molekuler. Micelles

mengikat 12 zat yang terkandung dalam iodium dan memberikan warna biru yang

khas pada larutan. Saat pemanasan molekul-molekul akan saling menjauh sehingga

micelles tidak terbentuk sehingga tidak bisa mengikat 12 zat akibatnya warna biru

yang khas terbentuk akan hilang. Hal seperti ini juga berlaku untuk HCl. Penambahan

NaOH tidak terjadi warna biru karena ion natrium yang bersifat alkalis akan mengikat

iodium sehingga warna biru khas akan memudar dan hilang.

Persamaan reaksinya:

3 I2 + 6 NaOH 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O

b. Analisis Kuantitatif Karbohidrat

Uji ini bertujuan untuk menentukan kadar glukosa dalam suatu sampel

yaitu santan. Teori yang mendasari uji ini adalah hasil reduksi ion kupri oleh sakar

(glukosa) dalam suasana basa dengan arsenomolibdat memberikan warna biru yang

kekuatan intensitasnya sesuai dengan konsentrasi glukosa. Ekstingsi dari larutan ini

diukur pada panjang gelombang tertentu dengan spektrofotometer.

Ada dua langkah yang harus dikerjakan pada uji ini. Pertama membuat filtrat

santan bebas protein. Filtrat ini diencerkan sebanyak 10 kali pengenceran. Langkah

selanjutnya setelah filtrat dibuat adalah membuat larutan blanko. Filtrat yang sudah

dibuat diberi dengan reagen warna arsenomolibdat dan warnanya menjadi biru.

Larutan filtrat dan larutan blanko selanjutnya diukur ekstingsinya dengan

spektrofotometer. Setelah dilakukan pengukuran diperoleh data absorbansi sampel I

Page 21: makalah biokim

adalah 0,168 dan sampel II adalah 0,200. Dengan data yang diperoleh, selanjutnya

dapat dihitung konsentrasi sampel dengan persamaan regresi linier dari kurva baku

larutan standar. Grafik yang digunakan adalah grafik antara absorbansi dengan

konsentrasi standar. Diperoleh persamaan :

Y = 14,484X + 0,0217

Konsentrasi sampel dapat dicari dengan, Y = aX + b. Dimana Y adalah

absorbansi sampel, dan X adalah konsentrasi sampel dalam mg/ml. Dari hasil

perhitungan dapat diperoleh konsentrasi sampel sebesar 0,011 mg/ml dan kadar

glukosa sebesar 0,11 mg/ml.

H. KESIMPULAN

1. Uji Kualitatif Karbohidrat

a. Uji Molisch

- Semua bahan yang diuji yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan santan

memberikan hasil positif terhadap uji Molisch

- Semua bahan yang diuji adalah karbohidrat

b. Uji Benedict

- Fruktosa memberikan hasil positif terhadap uji ini.

- Glukosa, laktosa, amilum, dan santan memberikan hasil negatif terhadap uji

ini.

- Hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O yang berwarna

merah bata.

- Fruktosa adalah karbohidrat yang memilki gugus keton

c. Uji Barfoed

- Semua bahan yang diuji yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, dan santan

memberikan hasil negatif terhadap uji ini.

- Glukosa dan fruktosa termasuk jenis monosakarida.

- Laktosa merupakan disakarida dan amilum merupakan polisakarida.

d. Uji Seliwanoff

- Fruktosa memberikan hasil positif terhadap uji ini.

Page 22: makalah biokim

- Hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna merah .

- Fruktosa memiliki gugus keton

e. Uji Iodin

- Amilum + air dan amilum + HCl memberikan hasil positif terhadap uji ini,

membentuk warna biru setelah didinginkan.

- Amilum + NaOH memberikan hasil negatif terhadap uji ini.

- Air dan HCl membantu mempercepat proses kondensasi iodin terhadap

karbohidrat.

- NaOH menghambat proses kondensasi iodin terhadap karbohidrat.

2. Uji Kuantitatif Karbohidrat

Kadar glukosa dalam sampel (santan) adalah 0,11 mg/ml.

Page 23: makalah biokim

I. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa

Aksara

Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga

Togu, Gultom. 2001. Biokimia. Yogyakarta: FMIPA UNY

Togu Gultom, dkk. 2009. Petunjuk Praktikum Biokimia. Yogyakarta: FMIPA UNY

Asisten,

Yogyakarta, 8 Mei 2011

Praktikan

Page 24: makalah biokim

J. JAWABAN PERTANYAAN

a. Uji Molisch

1. Warna yang terlihat diantara permukaan dua larutan adalah warna ungu,

sehingga membentuk cincin ungu.

2. Gugus dari karbohidrat yang memberikan uji Molisch adalah gugus aldehid dan

keton

3. Banyak protein yang memberikan uji Molisch yang positif, karena memilki

senyawa-senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa

furfural atau hidroksi furfural.

b. Uji Benedict

1. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata.

2. Senyawa selain koper yang dapat dipakai yaitu natrium sitrat kerena berfungsi

sebagai pengompleks.

3. Fungsi natrium sitrat adalah untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam

larutan natrium karbonat.

4. Reagen Benedict adalah larutan pereaksi yang mengandung kupri sulfat,

natrium karbonat, dan natrium sitrat. Sedangkan reagen Fehling adalah pereaksi

yang dapat direduksi selain karbonat yang mempunyai sifat mereduksiyang

dapat direduksi oleh reduktor lainnya.

5. Senyawa dalam urine yang dapat mengganggu uji Fehling adalah senyawa yang

memiliki gugus aldehid atau gugus keton bebas dan biasanya berupa asam urat

dan kreatinin.

c. Uji Barfoed

1. Larutan gula yang mudah dioksidasi yaitu galaktosa, akan teroksidasi menjadi

galaktonat, dan glukosa akan menjadi asam glukonat.

2. Bila terlalu panas maka akan terjadi perubahan warna, sehingga hasil yang

didapat bisa menjadi positif palsu.

3. Reagen Barfoed adalah pereaksi yeng terdiri dari kupri sulfat dan asam asetat

dalam air dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan

disakarida. Sedangkan reagen Benedict adalah pereaksi yang mengandung kupri

sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.

4. Uji Barfoed dan uji Benedict dapat digunakan untuk penentuan gula dalam urine

karena keduanya memiliki dasar reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+

Page 25: makalah biokim

d. Uji Seliwanoff

1. Uji yang memberikan hasil positif pada uji Seliwanoff adalah sukrosa karena

jika sukrosa dihidrolisis maka akan terpecah dan menghasilkan glukoasa dan

fruktosa.

2. Uji Seliwanoff dapat membedakan sukrosa dan fruktosa karena fruktosa akan

direaksikan dengan asam klorida panas menjadi asam levulinat dan

hidroksimetil furfural. Sedangkan sukrosa mudah dihidrolisis menjadi glukosa

dan fruktosa memberikan rekaksi yang positif.

3. Bila larutan glukosa dan maltosa yang mengandung reagen Seliwanoff

dipanaskan secara berlebihan maka akan mengakibatkan aldosa-aldosa yang

terkandung akan diubah oleh HCl menjadi laktosa.

e. Uji Iodin

1. Zat yang memberi warna dengan iodin adalah suatu zat yang berada dalam

suasana asam

2. Kondisi terbaik adalah :

5 NaI + NaIO3 + 6 HCl 3 I2 + 6 NaOH + 3 H2O

Karena pada suasana asam warna biru/ungu tetap ada.

3. Keampuhan/ketelitian uji iodin dengan uji Antron ialah untuk membedakan

amilum dan glikogen.