Makalah Bindo

download Makalah Bindo

of 22

description

makalah bindo kesalahan di tempat umum

Transcript of Makalah Bindo

MAKALAHPENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI TEMPAT PUBLIK

Dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa IndonesiaDosen Pembimbing : Rini Adiati EkoputrantiDisusun oleh Kelompok 5

Aditya Riandika(131020001476)Bagaskoro Primasakti M(131020001437)Ibnu Yudhi Wibowo(131020001111)Robert Caropa R. T(131020001343)Sekolah Tinggi Akuntansi Negara2013-2014

i

KATA PENGANTARPuji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua karena dengan kehendak dan kuasa-Nya jua penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Kesalahan Berbahasa Indonesia di Tempat Publik ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidaklah lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Rini Adiati Ekoputranti selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atas ilmu, pengalaman, arahan, dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama pengerjaan makalah.Tak lupa jua penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas 1 B yang telah memberikan pengalaman, bantuan, dan dukungan kepada penulis serta semua pihak yang terkait.Walaupun penulis telah berusaha dengan kemampuan yang terbaik namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis meminta maaf kepada semua pihak apabila dalam proses pengumpulan data dan dalam penulisan ini terdapat tindakan ataupun ucapan yang tidak berkenan. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis secara pribadi dan juga bagi para pembaca.

Tangerang,08 Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN31.1.Latar Belakang31.2.Ruang lingkup41.3.Rumusan Masalah41.4.TujuanPenulisan41.5.Manfaat Penulisan41.6.Metode penyusunan51.7.Sistematika Penyusunan5BAB II ISI62.1.Kesalahan berbahasa Indonesia62.2.Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar62.2.1.Bahasa yang Baik62.2.2.Bahasa yang Benar72.3.Pengertian Bahasa Baku72.4.Fungsi Bahasa Baku82.5.Ejaan yang Sesuai dengan kaidah EYD82.5.1.Pengertian ejaan82.5.2.Pemakaian huruf92.5.3.Penulisan huruf92.5.4.Penulisan Kata102.5.5.Pemakaian Tanda Baca102.6.Penulisan Unsur Serapan112.7.Hasil pengamatan12BAB III PENUTUP193.1.Simpulan193.2.Saran19DAFTAR PUSTAKA21

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDewasa ini, bahasa Indonesiasemakin diminati oleh orang-orang asing atau orang luar negeri. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya lembaga-lembaga yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di luar negeri. Namun tidak bisa juga disangkal bahwa orang Indonesia sendiri masih begitu banyak yang salah menggunakannya. Kesalahan tersebut ada beberapa macam seperti kesalahan penggunaan istilah, kesalahan penulisan diksi, kesalahan pembentukan kata, dan kesalahan lainnya. Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi karena adanya kesulitan dalam belajar dan juga keragaman ajaran para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tidak konsisten dan tidak seragam. Banyak masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan sering kali tidak tepat dalam penggunaannya. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Masyarakat/pelajar acap kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak. yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidakpahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak kesalahan dalam penulisan tanda baca di spanduk, papan nama, selebaran, majalah dinding, dsb.Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, di dalam makalah ini akan di jelaskan tentang pengertian kesalahan berbahasa, kemudian apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, Pengertian bahasa baku dan fungsinya, dan kaidah ejaan yang sesuai dengan EYD seperti penulisan huruf, penulisan kata , penulisan tanda baca dan juga akan dijelaskan bagaimana penulisan unsur serapan yang benar.

1.2. Ruang lingkupRuang lingkup makalah ini mencakup pendapat para ahli mengenai bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengertian bahasa baku, ejaan yang sesuai dengan EYD meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Semua teori tersebut kami pakai dalam menganalisis hasil pengamatan kami di lapangan dan daring melalui internet.1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakangdi atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:1. pengertian kesalahan dalam berbahasa,2. pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar,3. pengertian bahasa baku dan fungsinya,4. bagaimana ejaan yang sesuai dengan EYD,5. bagaimana penulisan unsur serapan yang benar,6. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di tempat publik. 1.4. TujuanPenulisanTujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian kesalahan dalam berbahasa.2. Mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar.3. Mengetahui bahasa baku dan fungsinya.4. Mengeerti ejaan yang benar dan sesuai dengan EYD.5. Mengetahui penulisan unsur serapan yang benar.6. Mengetahui kesalahan umum penggunaan bahasa indonesia di tempat publik.7. Menyimpulkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pembaca.1.5. Manfaat PenulisanHasil analisis ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya pelajar mengetahui bahasa yang baku/standar dan mengetahui kesalahan-kesalahan umum yang kerap dijumpai di tempat publik, sehingga pembaca tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam berbahasa sehari-hari baik dalam ragam tulis maupun ragam lisan. Bagi seorang pelajar menggunakan bahasa indonesia yang baku dan benar adalah sebuah keharusan. Karena pelajar atau mahasiswa sebagai kaum intelektual yang telah mempelajari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar bertanggung jawab memberikan teladan dan contoh yang baik kepada masyarakat sekitar. 1.6. Metode penyusunan Analisis penggunaan kata dan tata bahasa baku pada tulisan ini, dilakukan dengan studi pustaka dan observasi. Sebagai alat bantu digunakan kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia, yaitu Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Sementara pengumpulan bahan, penulis menggunakan telepon seluler sebagai alat dokumentasi dari kegiatan observasi serta laptop untuk observasi daring melalui internet.1.7. Sistematika PenyusunanSistematika makalah ini meliputi halaman judul, kata pengantar, pendahuluan (latar belakang, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penyusunan), Isi (kesalahan berbahasa Indonesia, pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar, Pengertian Bahasa Baku, fungsi bahasa baku, Ejaan yang sesuai dengan kaidah EYD, penulisan unsur serapan dan hasil pengamatan), penutup (simpulan dan saran), dan daftar pustaka.

BAB II ISI2.1. Kesalahan berbahasa Indonesia Ada dua pandangan yang bertolak belakang mengenai kesalahan berbahasa. Yakni pandangan dari sudut guru dan pandangn dari sudut siswa . Dari sudut guru, kesalahan itu adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa itu menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal. Karena itu kesalahan berbahasa itu harus dihindari agar pengajaran bahasa berhasil. Sementara dari sudut pandang siswa kesalahan berbahasa merupakan bagian integral dari proses belajar bahasa. Kesalahan itu tentunya dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan dengan menata lebih sempurna komponen proses belajar-mengajar bahasa. Lalu akan timbul apa yang dimaksud kesalahan berbahasa? Untuk menjawab pertanyaan ini, menurut Djago Tarigan (1997:29) dapat dilihat dengan berpedoman pada semboyan Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam semboyan itu, ada dua ukuran yang dapat dijadikan dasar.Ukuran pertama berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu ialah: siapa berbahasa dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur mana (lisan atau tulisan), media apa (tatap muka, telepon, surat, buku, koran, dsbnya), dan dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta dan sebagainya). Sementara ukuran kedua berkaitan dengan aturan kebahasaan yang dikenal dengan istilah tatabahasa. Dengan demikian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktror-faktor penentu berkomunikasi bukanlah bahasa Indonesia yang baik. Bahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah bahasa jelas pula bukan bahasa Indonesia yang benar.2.2. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar2.2.1. Bahasa yang BaikBahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.2.2.2. Bahasa yang BenarBahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, penataan penalran, serta penerapan ejaan yang disempurnakan. Kaidah-kaidah itu diungkapkan lebih lanjut pada bagian lain, dengan dilengkapi contoh yang salah dan contoh yang benar.Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yan berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.Saat kondisi santai gunakanlah bahasa yang santai jangan gunakan bahasa resmi begitu juga sebaliknya jika dalam kondisi resmi gunakanlah bahsa yang resmi yang sesuai dengan norma kaidah yang berlaku.2.3. Pengertian Bahasa BakuBahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.2.4. Fungsi Bahasa BakuMenurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu sebagai berikut.1. Fungsi pemersatu.Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.2. Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.3. Fungsi pembawa kewibawaan.Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.2.5. Ejaan yang Sesuai dengan kaidah EYD2.5.1. Pengertian ejaanYang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (Pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teksnis, yang dimaksud dengan ejaan adalah 1. pemakaian huruf,2. penulisan huruf,4. penulisan kata,5. pemakaian tanda baca,6. penulisan unsur serapan.2.5.2. Pemakaian huruf

Pemakaian huruf meliputi nama-nama huruf, lafal singkatan dan kata, persukuan dan penulisan nama diri2.5.3. Penulisan huruf

Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu penulisan huruf besar atau huruf Kapital dan Penulisan huruf miring. Penulisan Huruf KapitalKaidah penulisan huruf kapital adalah sebagai berikut.a) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupa petikan langsung.b) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan ha-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-Nya.c) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang.d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.e) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf nama tahun, bulan, hari, hari raya , peristiwa sejarahf) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografig) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, karangan.h) Huruf kapital dipakai singkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar dokter.i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara , kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Penulisan huruf miringKaidah penulisan huruf miring adalah sebagai berikut.a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.b) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing.2.5.4. Penulisan Kataa) Gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus ditulis serangkai.b) Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.c) Kata depan , di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa gabungan kata yang sudah dianggap padu benar, seperti kepada dan daripada.d) Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah hampir seperti kata lepas yang berarti saja, kecuali 12 kata yang termasuk dalam kelompokn kata yang sudah dianggap padu benar.e) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.f) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, dan isi, (b) satuan waktu, dan (c) nilai uang. Selain itu, angka lazim digunakan untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen. Contoh :

Hotel Sahid Jaya, kamar 125 Bab XV, Pasal 26 5 cm10 kg 15 jam Rp10.000,00

g) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga cara yang berikut.h) Abad XX atau (b) Abad ke-20 atau (c) Abad kedua puluh2.5.5. Pemakaian Tanda BacaPemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yng disempurnakan mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung,(11) Tanda petik, (12) Tanda garis miring, dan (13) Pernyingkat(apostrof)Kami tidak akan menjelasklan semua, kami hanya akan menjelaskan yang ada kaitannya dengan penjelasan dalam permasalahan yang akan kami bahas. Tanda titikKaidah Penggunaan Tanda titik sebagai berikut.(a) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya, Hadi N.(b) Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Misalnya, Dr.(doktor), dr.(dokter), Ny.(nyonya)(c) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Misalnya, s.d.(sampai dengan), a.n.(atas nama), d.a(dengan alamat).(d) Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalnya 1.150 halaman(e) Tanda titk tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim). Misalnya, DPR, SMA Negeri XX.(f) Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya, Rp1.500,00 (g) Tanda titk tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan.

Garis MiringGaris miring dipakai untuk menyatakan(a) Dan atau atau(b) Per yang artinya tiap(c) Tahun akademik/tahun ajaran2.6. Penulisan Unsur SerapanBerdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahsa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.Kedua, unsur asing yang pengucapan dalam penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahsa Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

2.7. Hasil pengamatanHasil pengumpulan data yang penulis temukan di internet dan pengamatan lapangan di Ceger adalah sebagai berikut.NoGambar dan Analisisis

1.

01

1. Penulisan gelar magister sains di Indonesia sebelum 1995 adalah M.S., jadi penulisan gelar di atas tidak tepat, seharusnya adalah dr.Bambang Priyadi, M.S.

2. Penulisan jalan tidak boleh disingkat menjadi Jl, seharusnya ditulis Jalan atau Jln. Selain itu antara nomor rumah dengan alamat tidak perlu diberi tanda hubung sehingga penulisan yang benar adalah Jalan Danau Bratan H2.A 46.

3. Kata praktek pada gambar di atas merupakan kata yang tidak baku. Kata praktek seharusnya ditulis praktik dan orang yang melakukan praktikum disebut praktikan bukan praktekan. 4. Kata jam menunjukan jangka waktu bukan menunjukkan waktu, seharusnya kata jam diganti menjadi kata pukul yang menunjukan waktu.5. Penulisan sampai dengan tidak boleh disingkat s/d karena merupakan bentuk tidak baku, seharusnya bentuk bakunya adalah s.d. yang berarti sampai dengan.6. Nama Hari jumat pada gambar di atas tidak baku, seharusnya adalah Jumat.

Hasil Koreksi : dr. Bambang Priyadi, M.S.Jalan Danau Bratan H2.A 46MalangPraktekHari : Senin s.d JumatPukul : 06.00 s.d. 07.30 WIB 18.00 s.d. 20.30 WIBHari Sabtu dan Minggu Libur

2.

.

1. Kata Iedul Adha tidak tepat untuk digunakan di ragam formal bahasa Indonesia. bentuk formal bahasa Indonesianya adalah Iduladha bahkan KBBI menggabungkan kedua kata tersebut.2. Kata Sholat pada gambar diatas tidak baku, seharusnya salat.3. Penulisan Jalan tidak boleh disingkat Jl, seharusnya Jalan.4. Kata Khotib tidak baku, bentuk bakunya adalah Khatib.5. Kata Ustadz pada gambar di atas tidak baku, seharusnya Ustaz dan penulisan gelar sarjana ekonomi pada gambar di atas kurang tepat, seharusnya adalah S.E.6. Nama Hari Jumat seharusnya diganti dengan Jumat, dan Jam diganti dengan Pukul.7. Kata Musholla juga tidak baku , bentuk bakunya Musala.8. Penulisan Huruf Kapital yang salah

Hasil KoreksiHadirilah ! Salat Iduladha 1433 HJalan Utan Kayu Raya (depan Gang Mangga, Srikaya, Jeruk)Khatib : Al Ustaz Abdul Majid S.E.Hari : Jumat 26 Oktober 2012 Pukul 06.00 WIBPanitia : Musala Al-Awwabin

3.

1. Kata Laundry di KBBI tidak ada, Laundry dalam bahasa Indonesia digantikan dengan kata Penatu atau Dobi yang artinya usaha atau orang yg bergerak di bidang pencucian (penyetrikaan) pakaian.2. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambang mata uang, penulisan kata Rp. diatas salah bentuk bakunya adalah Rp dan tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan jutaan dan seterusnya.3. Kata kilo diatas tidak spesifik apakah kilometer atau kilogram, seharusnya ditulis Kilogram atau disingkat menjadi Kg saja.4. Kata Thamrin city adalah sebuah tempat, sehingga kita tidak bisa mengoreksinya, seyogianya dalam memberikan sebuah nama tempat ataupun yang lainnya menggunakan bahasa Indonesia.5. Kata telepon tidak boleh disingkat, seharusnya ditulis Telepon.

Hasil Koreksi

Penatu kiloan AjeBersih & BerkualitasAntar jemputRp8.000,00/KgThamrin city lantai 3a Blok G 15/6Telepon 081905944060

4.

1. Kata mas di toko tersebut masih berada pada ragam nonformal. Sebaiknya kata emas lebih tepat digunakan untuk menerangkan apa saja yang dijual di dalam toko tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat dua definisi mas ; (1) emas, (2) kata sapaan untuk saudara laki-laki atau laki-laki yang dianggap lebih tua. Memang KBBI memasukkan mas di dalam entri mereka, namun definisi emas lebih jelas lagi yang berarti logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk. Ini mengindikasikan bahwa posisi kata emas menjadi resmi karena rujukan kata mas pun diarahkan ke kata tersebut.2. Nama provinsi Jogjakarta sebenarnya tidak ada, dalam wikipedia dan google kata jogja hanyalah sebutan , dan nama geografisnya adalah Yogyakarta terlihat dalam singkatan provinsinya yaitu DIY.3. Penulisan Jalan pada gambar diatas tidak boleh disingkat Jl, seharusnya adalah Jalan atau jln.

Hasil KoreksiToko EmasSEMARYogyakartaCab. Jalan Brigjend Katamso 52 (Gondomanan) YogyakartaPusat Jalan Solo 9 (Demangan) Yogyakarta

5.

1. Penggunaan kata praktek pada gambar di atas merupakan kata tidak baku. Seharusnya diganti dengan praktik yang merupakan kata baku di bahasa Indonesia. Karena pelajaran praktik adalah praktikum bukan praktekum dan orang yang melakukan praktikum adalah praktikan bukan praktekan.2. Pemakaian tanda baca (-) pada gambar di atas salah, karena (-) yaitu tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagina ungkapan, maksud dari pembuat papan nama adalah sampai dengan yang seharusnya memakai tanda (--). Dan seharusnya ditambahin kata Pukul yang dimaksud untuk menunjukkan waktu.3. Kesalahan penempatan gelar dr. di depan nama rossi, karena dr. itu adalah menunjukkan profesi seseorang yang memeriksa dan mengobati orang sakit bukan ahli cuci motor. Selain itu tidak ada sarjana yang bergelar Sp. CM. Penulisan seperti pada gambar diatas tujuannya hanya untuk menarik perhatian para pelanggan.

Hasil KoreksiRossi(Spesialis Cuci Motor)Cuci SaljuPraktik : Pukul 06.0020.00 WIB

6.

1. Kesalahan penempatan kalimat seharusnya tidak perlu ada kata mohon maaf di awal kalimat peringatan ini dan apabila memang menggunakan kalimat mohon maaf maka tidak perlu menggunakan tanda () di kata maaf.2. Dalam hal Pemilihan kata sebaiknya kata tidak bisa diganti dengan kata dilarang Dan alangkah baiknya kata parkir ditambahkan awalan meng-, sehingga menjadi memarkir.3. Seharusnya kata menghalangi bisa dijadikan anak kalimat dengan ditambahkan kata karena dan ditambahkan objek berupa para pejalan kaki.

Hasil KoreksiSehingga yang menurut kami yang benar adalah seperti ini, dilarang memarkir motor di sepanjang trotoar ini karena menghalangi para pejalan kaki.

7.

1. Penggunaan kata Juwal pada gambar di atas merupakan bentuk tidak baku, seharusnya diganti dengan kata Jual.2. Penggunaan kata Materiyal tidak tepat, seharusnya bentuk bakunya adalah Material yang berarti bahan yg akan dipakai untuk membuat barang lain; bahan mentah untuk bangunan.

Hasil KoreksiJual MaterialTelepon 02748326200

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan Pekembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar di Indonesia saat ini masih cukup mengecewakan, terutama implementasi bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sendiri. Padahal Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu adalah karakter Negara kita dan merupakan alat atau saran untuk menyatukan setiap individu dari sabang sampai merauke. Tetapi kenyataannya masih banyak di lingkungan sekitar kita yang tidak memperdulikan dan mengimplementasikan dengan baik terutama dalam konteks bahasa Indonesia yang benar, cukup banyak masyarakat yang masih belum mengerti tentang bagaimana ejaan yang benar , penulisan kata yang benar, pemilihan kata yang tepat, penyusunan struktur kalimat dan paragraf yang tepat, terbukti dengan foto-foto yang telah disajikan sebelumnya baik itu penulisan nama toko, penulisan kalimat peringatan, dan lain sebagainya masih banyak kesalahan. . 3.2. SaranBeberapa saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut. 1. Menurut kami perlunya peningkatan informasi tentang materi berbahasa Indonesia yang baik dan benar, tentunya melalui fasilitas utama yaitu sekolah formal. Peningkatkan ilmu pengetahuan para guru atau pengajar Bahasa Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan tentang Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dirasa penulis sangat perlu , karena selama ini dari SMP sampai dengan sekarang materi seperti ejaan, pemilihan kalimat, dan lainnya yang disampaikan oleh para guru sedikit berbeda sehingga bisa membuat muridnya bingung.2. Selain itu juga masih dalam upaya meningkatkan penyampaian informasi tentang materi-berbahasa indnesia yang baik dan benar adalah dengan membuka kembali kelas bahasa di setiap sekolah menengah atas agar bisa mengkaji lebih dalam lagi tentang pelajaran bahasa Indonesia, karena sekarang kelas bahasa cukup sedikit ditemukan, bahkan di Jakarta sudah sangat sulit ditemukan.3. Untuk meningkatkan pengimplementasian Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurur kami dengan cara meningkatkan intesitas pemakaian bahasa yang baik dan benar tersebut di lingkungan tempat pendidikan. Seperti hal nya pada setiap pelajaran para guru dan para siswa atau mahasiswa harus memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam percakapan, sehingga para siswa atau mahasiswa pun tidak aneh dan terbiasa untuk menggunakannya. Hal ini dianggap perlu karena sebagian waktu para siswa atau mahasiswa banyak dihabiskan di sekolah atau dikampusnya.4. Melanjutkan saran yang pertama, selain memiliki pengetahuan yang memadai para guru terutama dari SD sampai dengan SMA juga harus bisa mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan ke hal hal yang lebih bersifat praktis bukan hal-hal yang bersifat teoritis, sehingga siswanya pun bisa lebih mengerti dan memahami apa yang disebut dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu.

DAFTAR PUSTAKAAlwi, Hasan. 2003.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.Arifin, E. Zaenal. dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Edisi revisi 2010. Jakarta: Akademika Pressindo.Enyusz, Ap Det. 2012. Inilah Kesalahan Berbahasa Indonesia di Tempat Publik.Aptudetnyus blogspot.November 2012. Diunduh dari http://aptudetnyus.blogspot.com/2012/11/foto-inilah-kesalahan-berbahasa.html /09/07/2014.Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga 2008. Jakarta: Pusat bahasa.Sutrisna.2012. Analisis Kesalahan Penggunaan Kata dan Tanda Baca dalam Spanduk dan Papan Nama di Wilayah Tajur Bogor. Laporan Penelitian. Bogor.Universitas Pakuan.Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1997. Analasis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.