Makalah B.indo

33
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T. Dimana atsa ijin – Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Joko Hariadi, S.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, mudah – mudahan ilmu yang Bapak berikan kepada saya khususnya dan umumnya kepada kami semua bermanfaat. Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, segala tegur sapa dan kritik yang diberikan akan kami sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan nilai tambah bagi pembacanya. Penulis, 1

description

Ragam bahasa baku dan tidak baku

Transcript of Makalah B.indo

KATA PENGANTARAlhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T. Dimana atsa ijin Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Joko Hariadi, S.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, mudah mudahan ilmu yang Bapak berikan kepada saya khususnya dan umumnya kepada kami semua bermanfaat.Penyusunan makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, segala tegur sapa dan kritik yang diberikan akan kami sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan dimasa yang akan datang.Akhir kata kami berharap, semoga makalah ini dapat memberikan nilai tambah bagi pembacanya.

Penulis,

DAFTAR ISI HalKata Pengantar1BAB I PENDAHULUAN31.1. Latar Belakang Masalah31.2. Rumusan Masalah41.3. Tujuan Penulisan4BAB II PEMBAHASAN5 2.1. Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku6 2.2. Ejaan Yang Disempurnakan13 2.3. Pemecahan Masalah14 2.4. Ciri Ragam Baku yang Terdapat dalam Bahasa Indonesia..................... 17 2.5. Penyebab Ketidakbakuan Kalimat18 2.6. Fungsi Pembakuan Kata22

BAB III PENUTUP23 3.1. Kesimpulan23 3.2. Saran24Daftar Pustaka25

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahKecintaan terhadap bahasa akan semakin tumbuh bila didukung dengan pemahaman bahasa Indonesia yang baik. Salah satu wujud kecintaan bahasa Indonesia pada masa itu adalah pengangkatan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan dengan nama bahasa Indonesia. Pemilihan ini didasari kenyataan bahwa bahasa Melayu memiliki kelebihan dibandingkan bahasa bahasa lain. Seperti misalnya kedemokratisan bahasa Melayu yang bersesuaian dengan aspirasi masyarakat yang berkembang saat itu. Kemudian keterbukaan bahasa Melayu terhadap pengaruh asing sehingga memungkinkan bahasa itu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.Selain itu, ada dua faktor yang menentukan yaitu kesejarahan dan psikologis. Sejarah memberi bukti, bahasa Melayu telah lama digunakan sebagai lingua franka atau bahasa perhubungan dan penuturnya tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Dari faktor psikologis maksudnya adalah tidak adanya persaingan bahasa sehingga masyarakat dari berbagai etnik di Indonesia dengan ikhlas menerima bahasa itu sebagai bahasa persatuan.Sesuai dengan perkembangan zaman, bahasa Indonesia mengalami perkembangan pula. Dalam perkembangan itulah diperlukan adanya acuan yang dapat dijadikan pedoman bagi para masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai perantara berkomunikasi. Tidak hanya dalam berkomunikasi saja, tetapi dalam hal tulis menulis juga membutuhkan acuan.

Dalam kaitannya dengan bahasa yang kita gunakan sehari hari, tidak luput dari bahasa baku dan tidak baku. Dewasa ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya masyarakat sulit membedakan bahasa baku dan tidak baku. Masyarakat lebih cenderung kepada bahasa tidak baku bahkan lebih banyak menggunakan bahasa bahasa gaul dibandingkan dengan bahasa baku.Berdasarkan hal tersebut di atas penulis memandang perlu menyusun makalah ini dengan dilatarbelakangi bahwa kajian sumber yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan atau wawasan kepada khalayak umum tentang bahasa baku dan tidak baku serta ejaan yang disempurnakan.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan pembahasan yang sebelumnya dipaparkan maka kajian difokuskan kepada permasalahan :1. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa baku dan tidak baku ?2. Aspek aspek apa saja yang ada dalam sistem ejaan.3. Menjelaskan apa yang ada dalam ejaan dalam peristilahan.

1.3. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dan maksud penulisan dalam makalah ini adalah :1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia semester genap tahun 2012.2. Untuk mengetahui ragam bahasa baku dan tidak baku serta ejaan yang disempurnakan.3. Untuk mengetahui lebih dalam tentang ejaan yang disempurnakan.

BAB IIPEMBAHASANBahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi, bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata - kata yang menyimpang disebut kata nonbaku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan daerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya itu adalah bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk. Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari - hari. Kita sering menyepelekan tutur kata yang kita ucapkan. Padahal yang kita ucapkan belum tentu sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan kata tidak baku merupakan kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Ragam bahasa tidak baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari - hari terutama dalam percakapan.Bahasa tutur mempunyai sifat khas, yaitu :1. Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung.2. Menggunakan kata - kata yang biasa dan lazim dipakai sehari - hari. Contoh : bilang, buku, pergi, biarin.Di dalam bahasa tutur, lagu kalimat memegang peranan penting, tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur.

2.1. Ragam Bahasa Baku Dan Tidak BakuRagam bahasa baku adalah ragam yang lembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakai bahasa sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Sedangkan Ragam bahasa tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah kaidah umum tersebut.

1. Ciri ciri ragam baku :Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam :1.1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi dan sebagainya.1.2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.1.3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.1.4. Pembicaran dengan orang yang dihormati dan sebagainya.Pemakaian ( 1 ) dan ( 2 ) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan ( 3 ) dan ( 4 ) didukung oleh ragam bahasa lisan. Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri - ciri sebagai berikut : Penggunaan Kaidah Tata Bahasa Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara eksplisit dan konsisten. Misalnya :Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara eksplisit dan konsisten. Misalnya,Bahasa baku : Gubernur meninjau daerah kebakaran. Pintu perlintasan kereta itu bekerja secara otomatis.Pemakaian kata penghubung bahwa ada karena dalam kalimat majemuk secara eksplisit. Misalnya,Bahasa baku : Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos. Ibu guru marah kepada Sudin, ia sering bolos.Pemakaian pola frase untuk predikat ; aspek + pelaku + kata kerja secara konsisten. Misalnya,Bahasa baku : Surat anda sudah saya terima. Acara berikutnya akan kami putarkan lagu - lagu perjuangan.Pemakaian konstruksi sintesis. Misalnya,Bahasa bakuBahasa tidak baku

- Cantik sekali- Lurus saja- Uang- Tidak mudah- Diikat dengan kawat- Bagaimana kabarnya- Cantik banget- Lempeng saja- Duit- Enggak gampang- Diikat sama kawat- Gimana kabarnya

Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa daerah. Misalnya, Bahasa baku : Dia mengontrak rumah di Kebayoran lama. Mobil paman saya baru.Bahasa tidak baku Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama. Paman saya mobilnya baru.

Penggunaan Kata - Kata Baku Maksudnya kata - kata yang digunakan adalah kata - kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang frekuensi penggunaannya cukup tinggi. Kata - kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan - pertimbangan khusus. Misalnya,Bahasa bakuBahasa tidak baku

- Cantik sekali- Lurus saja- Masih kacau- Uang- Tidak mudah- Diikat dengan kawat- Bagaimana kabarnya- Cantik banget- Lempeng saja- Masih sembratu- Duit- Enggak gampang- Diikat sama kawat- Gimana kabarnya

Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan ( disingkat EYD ). EYD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya,Bahasa bakuBahasa tidak baku

- Melipatgandakan- Ekspres

- Melipat gandakan- Espres

Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang besar dari ciri - ciri lafal dialek setempat atau lafal daerahBahasa bakuBahasa tidak baku

- Atap- Menggunakan- Pendidikan- Kalau- Habis- Dengan- Subuh- Senin- Mantap- Pergi- Hilang- Dalam- Atep- Menggaken- Pendidian- Kalo, kalo- Abis- Dengen- Sebueh- Senen- Mantep- Pigi- Ilang- Dalem

Penggunaan Kalimat Secara Efektif Maksudnya, kalimat - kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan pembicaraan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang dimaksud pembicara atau penulis. Keefektifan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan :Susunan kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar, misalnya ;

Bahasa baku : Pulau Buton banyak menghasilkan aspal. Tindakan - tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya merasa tidak aman.Bahasa tidak baku : Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal. Tindakan - tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan keluarganya.Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat, Misalnya : Bahasa baku : Dia datang ketika kami sedang makan. Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.Bahasa tidak baku : Ketika kami sedang makan dia datang. Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.Penggunaan kata secara tepat dan efisien, Misalnya: Bahasa baku : Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah. Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.Bahasa tidak baku Korban kecelakaan bulan ini naik. Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.Penggunaan variasi kalmat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan, misalnya:Kalimat biasa : Dia pergi dengan diam diam. Dengan pisau dikupasnya mangga itu.Kalimat bertekanan : Dengan pisau dikupasnya mangga itu. Pergilah dia dengan diam diam.

2.2. Ejaan Yang DisempurnakanEjaan yang disempurnakan adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, ejaan republik.Menurut Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai ( 2002 : 170 : ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang lambang itu ( pemisah dan penggabungan dalam satu bahasa ).Selanjutnya departemen pendidikan dan kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul Pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan .

2.3. Pemecahan Masalah1. Bahasa Baku Dan Tidak Bakua. Menggunakan Kata Baku Dan Tidak BakuKata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah atau ragam bahasa Indonesia yang telah ditentukan dan distandarkan. Perhatikan kalimat kalimat di bawah ini ! Dia bilang, Ibu Rani meninggal karena kecelakaan lalu lintas . Dia ngga mau mengakui kesalahannya. Bulan pebruari ini ia harus menghadiri seminar di jakarta.Kalimat kalimat di atas menggunakan kata kata tidak baku. Bentuk baku dari kata kata tersebut adalah berkata, februari, dan tidak.2. Ejaan Yang Disempurnakana. Sistem EjaanDalam suatu bahasa sistem ejaan lazimnya mempunyai tiga aspek yaitu : Aspek PonologisAspek ini menyangkut pelambangan fonem dengan huruf dan penyusunan abjad. Aspek MorfologisAspek ini menyangkut pelambangan satuan satuan morfemis. Morfologis atau kata bentuk adalah bagian dari kata dan segala hal proses pembentukannya. Dalam morfologi unit terkecil yang mempunyai makna dan tugas ialah morfem. Morfem terbagi 2 yaitu :Morfem bebasMorfem terikat

Aspek SintoksisAspek ini menyangkut pelambangan ujaran dengan tanda baca.

3. Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek3.1. Pemakaian huruf1. Huruf AbjadAbjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia :A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z.

2. Pemenggalan Kata3. Gabungan Huruf Konsonan

3.2. Penulisan hurufa. Huruf Kapital Dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat Dipakai sebagai huruf pertama pada petikan langsung Dipakai sebagai huruf pertama nama orang Dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatanb. Huruf Miring Menuliskan nama buku, majalah dan lain lain Menuliskan kata nama nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.

3.3. Penulisan unsur serapan3.4. Penulisan kata3.5. Pemakaian tanda baca

4. Ejaan Dalam Peristilahan4.1. Ejaan FonemikPenulisan istilah pada umumnya berdasarkan ejaan fonemik : artinya hanya satu bunyi yang berfungsi dalam bahasa indonesia yang dilambaangkan dengan huruf.4.2. Ejaan EtimologisUntuk menegaskan makna yang berbeda, istilah yang homonim dengan kata lain dapat ditulis dengan mempertimbangkan etimologinya, yakni sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama.4.3. TransliterasiPengerjaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan kansliterasi yakni penggantian huruf demi huruf, dari huruf abjad yang satu keabjad yang lain, lepas dari bunyi lafal yang sebenarnya.4.4. Ejaan Nama DiriEjaan nama diri, termasuk merek dagang, yang di dalam bahasa aslinya ditulis dengan huruf latin tidak berubah.4.5. Penyesuaian EjaanDalam perkembangannya, bahasa indonesia menyerap unsur berbagai bahasa lain. unsur unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaannya. Kedua unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam Bahasa Indonesia.4.6. Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan AsingHuruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indoensia.4.7. Penyesuaian imbuhan asing4.8. Penyesuaian akhir4.9. Penyesuaian awalan

2.4. Ciri Ragam Baku yang Terdapat dalam Bahasa Indonesia1. Penggunaan prefiks ber- dan me- secara eksplisit dan konsisten untuk kata kata kerja yang mengharuskan penggunaan prefiks tersebut.2. Penggunaan kata tugas secara eksplisit dan konsisten.3. Penggunaan kata tugas sesuai dengan fungsinya.4. Penggunaan fungsi fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten.5. Penggunaan struktur logika yang benar6. Penggunaan kata sapaan yang formal dan menghindari penggunaan kata sapaan tidak formal.7. Penggunaan pola urutan aspek + pelaku + kata kerja pada bentuk kata kerja pasif berperilaku.8. Penggunaan bentuk terbadu ( sintetik ), bukan bentuk terberai ( analitik ).9. Penggunaan lafal baku dalam pemakaian bahasa lisan, yaitu lafal bahasa Indonesia yang tidak dikenali lagi ciri kedaerahannya.10. Menggunakan sistem tulis resmi dalam pemakaian bahasa tulis.11. Terhindar dari pemendekan bentuk kata dan bentuk kalimat.12. Terhindar dari pemakaian unsur gramatikal, leksikal, maupun lafal kedaerahan dan asing.Penggunaan ragam baku biasanya pada : surat menyurat antar lembaga, laporan keuangan, karangan ilmiah, lamaran pekerjaan, surat keputusan, perundangan, nota dinas, rapat dinas, pidato resmi, penyampaian pendidikan, dan lain lain.

2.5. Penyebab Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia1. Pelesapan Imbuhan ( prefiks dan surfiks ) Polisi terus usut kematian BobbyKalimat yang benar : Polisi terus mengusut kematian Bobby Presiden resmikan 8 pabrik gulaKalimat yang benar : Presiden meresmikan 8 pabrik gula Engkau harus hati hati jika bertemu dengan diaKalimat yang benar : Engkau harus berhati hati jika bertemu dengan dia Saya ingin langganan majalah itu Kalimat yang benar : Saya ingin berlangganan majalah itu2. Pemborosan Penggunaan Kata Kemarin dia bertanding di Beijing di mana ia kalah angkaKalimat yang benar : Kemarin, dia bertanding di Beijing dan kalah Tempat di mana ditemukannya benda itu telah dicatatKaliimat yang benar : Tempat ditemukannya benda itu telah dicatat Tujuan daripada pertemuan itu adalah pembuatan kesepakatan Kalimat yang benar : Tujuan pertemuan itu adalah pembuatan kesepakatan

Semua peserta daripada pertemuan itu sudah hadirKalimat yang benar : Semua peserta pertemuan itu sudah hadir3. Ketidaktepatan Pemilihan Kata Penggunaan kata bahasa Jawa Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku Kesalahan pembentukan kata Ketidaktepatan penggunaan kata di mana Ketidaktepatan penggunaan kata kata tertentu4. Penggunaan Konjungsi Ganda Karena nilainya kurang dari batas minimal, maka ia tidak dapat diterima sebagai siswa Kalimat yang benar : Karena nilainya kuraang dari batas minimal, ia tidak dapat diterima sebagai siswa Meskipun kita tidak berperang, tetapi kita harus waspadaKalimat yang benar : Meskipun tidak berperang, kita harus waspada Walaupun keringat membasahi seluruh badan, namun ia tetap bekerjaKalimat yang benar : Walaupun keringat membasahi seluruh badan, ia tetap bekerja Setelah berhari hari berjalan maka sampailah beliau di pinggiran hutan MerapiKalimat yang benar : Setelah berhari hari berjalan, sampailah beliau di pinggiran hutan Merapi5. Kerancuan Bentuk Rancu dalam bentuk kataHal itu belum dipelajarkan kepada kamiKalimat yang benar : Hal itu belum diajarkan kepada kami Rancu dalam hal kelompok kataDia dilarang tidak boleh merokokKalimat yang benar : Dia dilarang merokok6. Kesalahan Ejaan Penggunaan tanda koma yang salahAyah mengatakan, bahwa adik sakitKalimat yang benar : Ayah mengatakan bahwa adik sakit Pelesapan tanda koma Disamping itu kita tidak beruntung Kalimat yang benar : Diamping itu, kita tidak beruntung Kesalahan penulisan sapaan Siapa nama saudara ?Kalimat yang benar : Siapa nama Saudara ?7. Pelesapan salah satu Fungsi Kalimat Pelesapan subjek pada induk kalimat Ketika diangkat menjadi ketua organisasi, tidak memperlihatkan kelebihannyaKalimat yang benar : Ketika diangkat menjadi ketua organisasi, dia tidak memperlihatkan kelebihannya Pelesapan subjek pada anak kalimat Jika anda tidak piket akan dikenakan dendaKalimat yang benar : Jika tidak piket, anda akan dikenakan denda Pelesapan prediketIa sedang keluar kotaKalimat yang benar : Ia sedang pergi ke luar kota2.6. Fungsi Pembakuan Kata dalam Bahasa Indonesia1. Fungsi pemersatuFungsi ini mempunyai maksud, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan resmi harus mampu mempersatukan suku suku yang jumlahnya mencapai ratusan di Indonesia. Selain itu harus mampu menjadi pengungkap kebudayaan nasional yang berasal dari tradisi adat suku dari seluruh wilayah di Indonesia.2. Fungsi penanda kepribadian Artinya pembakuan bahasa Indonesia harus mengarah pada bahasa Indonesia modern yang mencerminkan ciri manusia modern yang beradab.3. Fungsi penambah kewibawaan Yang dimaksud ialah pembakuan yang mengarah pada penggunaan bahasa Indonesia di bidang teknologi modern dan kebudayaan baru serta digunakan secara mahir oleh pemakainya akan meningkatkan kewibawaan bahasa dan pemiliknya.4. Fungsi kerangka acuan Yaitu, ukuran yang disepakati bersama tentang penggunaan bahasa dalam konteks tertentu.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanBahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi, bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata - kata yang menyimpang disebut kata nonbaku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan daerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya itu adalah bahasa Indonesia. Ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakai bahasa sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaanya. Sedangkan Ragam bahasa tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah kaidah umum tersebut.Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, ejaan republik. Menurut Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai ( 2002 : 170 ) : ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang lambang itu ( pemisah dan penggabungan dalam satu bahasa ).Selanjutnya departemen pendidikan dan kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul Pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan .

3.2. SaranDiharapkan pembaca mampu mengetahui ciri ciri kata baku dan tidak baku baik dalam bentuk makna cara penulisan, dan pengucapannya. Dengan memilih kata secara cermat dapat dipastikan seseorang akan menempatkan kata dalam kalimat dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Ganda Asep Dkk. 1994. Bahasa Indoensia Untuk SLTP Kelas III. PT Pribumi Mekar.

Johan Wahyudi. 2010. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

3