Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah. Kita menyadari bahwa sistem Ejaan Yang Disempurnakan masih ada rumpangya dalam beberapa hal, seperti penulisan kata majemuk, huruf kapital, dan tanda-tanda baca. Oleh karena itu, wajarlah jika kemudian dirasakan kekurangannya di sana-sini karena perjalanan hidup ejaan sejak than 1972 yaitu Ejaan baku yang digunakan saat ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang mengalami perubahan dari masa-kemasa dimulai dari ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, ejaan LBK, hingga Ejaan yang disempurnakan. Dalam pembicaraan tentang sejarah ini kita perlu memerhatikan bagaimana ejaan itu dimasyarakatkan sampai ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Terlihat nanti bahwa perubahan sistem ejaan itu melalui jalan yang liku-liku. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Ejaan? 2. Apa Sajakah Macam-Macam Ejaan? 1

description

tugas bahasa indonesia

Transcript of Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Page 1: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah.

Kita menyadari bahwa sistem Ejaan Yang Disempurnakan masih ada rumpangya dalam beberapa hal, seperti penulisan kata majemuk, huruf kapital, dan tanda-tanda baca. Oleh karena itu, wajarlah jika kemudian dirasakan kekurangannya di sana-sini karena perjalanan hidup ejaan sejak than 1972 yaitu Ejaan baku yang digunakan saat ini  adalah ejaan bahasa Indonesia yang mengalami perubahan dari masa-kemasa dimulai dari ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, ejaan LBK, hingga Ejaan yang disempurnakan.

Dalam pembicaraan tentang sejarah ini kita perlu memerhatikan bagaimana ejaan itu dimasyarakatkan sampai ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. Terlihat nanti bahwa perubahan sistem ejaan itu melalui jalan yang liku-liku.

B. Rumusan Masalah1. Apa Pengertian Ejaan?2. Apa Sajakah Macam-Macam Ejaan?3. Bagaimanakah Periode Ejaan Berlangsung?4. Apa Faktor yang Menyebabkan Berubahnya Ejaan?

C. Tujuan1. Mahasiswa dapat menelusuri sejarah perkembangan ejaan di Indonesia2. Untuk menjelaskan alasan perubahan ejaan hingga ditetapkannya Ejaan

Yang Disempurnakan

1

Page 2: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan

Ejaan ialah perlambangan fonem1 dengan huruf. Selain itu ejaan

berarti ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi kata dasar, kata

ulang, kata majemuk, kata imbuhan dan partikel-partikel dituliskan. Ketetapan

tentang bagaimana penulisankalimat dan bagian-bagian kalimat dengan

memekai tanda baca.

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan

kaidah tulisan (huruf) yang distandarisasikan dan mempunyai makna. Ejaan

biasanya memiliki tiga aspek yaitu:

1. aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan

penyusunan abjad

2. aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis

3. aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi bahasa

dengan huruf. Secara khusus ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang

mengatur perlambangan bunyi bahasa termasuk pemisahan dan

penggabungannya.

Menurut Para Ahli

Menurut Chaer (2006: 36) ejaan adalah konvensi grafts, perjanjian di antara

anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya, yang

berupa pelambangan fonem dengan huruf, mengatur cara penulisan kata dan

1 Fonem : Bunyi-bunyi bahasa yang sering di ucapkan dan gambar bunyi bahasa yang sering diucapakan  juga diartikan: kesatuan bahasa yang terkecil yang dapat membedakan arti.

2

Page 3: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

penulisan kalimat, beserta dengan tanda-tanda bacanya.

Wirjosoedarmo (1984: 61) berpendapat bahwa ejaan adalah aturan

menuliskan bunyi ucapan dalam bahasa dengan tanda-tanda atau lambang-

lambang.

Menurut Arifin (2004: 170) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana

melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-

lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).

Selanjutnya secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan

pemakaian tanda baca. 

Keraf (1984: 47) berpendapat bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan

bagaimana menggambarkan lambang-larnbang bunyi-ujaran dan bagaimana

inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya)

dalam suatu bahasa.

Kridalaksana (2008: 54) mengemukakan bahwa ejaan adalah penggambaran

bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan yang lazirn

mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran

fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang

menyangkut penggambaran satuan-satuan morfcmis, dan aspek sintaksis yang

menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan

bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta

penggunaan tanda baca.

3

Page 4: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi bahasa dengan kaidah

dalam bentuk tulisan yang mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang

menyangkut penggambaran fonern dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek

morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfeinis, aspek

sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Adapun fungsi ejaan antara lain sebagai :

Landasan pembakuan tata bahasa. Landasan pembakuan kosakata dan peristilah. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam bahasa

indonesia.

Secara praktis ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami dan mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. 

B. Macam-Macam Ejaan

Ada beberapa macam ejaan dalam Bahasa Indonesia, diantaranya :

1. Ejaan Van Ophusyen

Ejaan Van Ophusyen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947. Ejaan ini merupakan karya Ch. A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).

Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

1. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di atas akhiran itu diberi tanda trema /”/. Huruf ï ini untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramaï. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa

2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

3. Huruf /u/ ditulis /oe/ untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.

4

Page 5: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

4. Tanda diakritik2, seperti koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda /’/ dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

5. Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya.

6. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)7. Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :a. Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb.b. Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-sakit/,dsb. c. Dipisahkan, misalnya /anak-negeri/,dsb.

Ajaran Ophuysen tidak dipakai lagi karena beberapa pertimbangan berikut

1. Adanya gugus konsonan dalam bahasa indonesia tidak menimbulkan kesulitan apapun dalam lafal bagi pemakai bahasa Indonesia.

2. Kita menghendaki agar ejaan kata pungut dalam bahasa Indonesia sedapat-dapatnya dekat dengan ejaan asli kata asalnya.

3. Dalam pemungutan kata asing kita sukar menghindari adanya gugus tugas konsonan.

Berdasarkan tiga hal tersebut maka ajaran Ophuysen dikesampingkan. Selain itu kelemahan ejaan ini banyaknya tanda-tanda diakritik.

2. Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi

Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk bahasa Indonesia.

Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :

1. Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen berubah menada /u/.

2. Tanda trema pada huruf /a/ dan /i/ dihilangkan.

3. Koma hamzah ditulis dengan /k/ misalanya kata menjadi katak.

4. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara. Contohnya : Berlari-larian; Berlari2-an.

5. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara. Contohnya : Tata laksana; Tata-laksana; Tatalaksana.

6. Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.

2 Diakritik (pengucapan bahasa Inggris: [daɪ.əˈkrɪtɨk]) (atau tanda diakritik') adalah tanda baca tambahan pada huruf yang sedikit banyak mengubah nilai fonetis huruf tersebut, misal tanda ´ pada é.

5

Page 6: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

7. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

8. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah, misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/ bukan /peraktek/, dsb.

3. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara. Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis.Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 agustus 1972. Kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk tahun 1966.

Ciri khusus Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) :

1. Perubahan huruf /j/, /dj/, /nj/, /ch/, /tj/, /sj/ pada ejaan Republik menjadi /y/, /j/, /ny/, /kh/, /c/, /sy/.

6

Page 7: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Perubahan:

Indonesia(pra-1972)

Malaysia(pra-1972)

Sejak 1972

tj ch c

dj j j

ch kh kh

nj ny ny

sj sh sy

j y y

oe* u u

Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u". Contoh :

Jang > yangDjadi > jadiNjonja > nyonyaChabar > khabarTjepat > cepatSjarat > syarat

2. Kata ulang ditulis dengan satu cara yakni menggunakan tanda hubung (tidak diperkenankan menggunakan tanda angka /2/)

7

Page 8: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Contoh :Besar2 > Besar-besarSe-besar2-nya > sebesar-besarnyaSayur2-an > sayur-sayuran

Penulisan kata ulang dengan menggunakan angka /2/ hanya diperkenankan pada tulisan cepat atau notula.

3. Penulisan kata majemuk harus dipisahkan dan tidak perlu menggunakan tanda hubung. Contoh :Duta-besar > duta besarKaya-raya > kaya rayaTata-usaha > tata usaha

4. Gabungan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai. Contohnya : Assalamualaikum, hulubalang, dsb.

5. Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, dsb.

6. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contohnya : di Surabaya bukan disurabayake sini bukan kesinidi sini bukan disini

7. Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang menjadi kelompok kata. Contohnya : Kapan pun aku tetap menantimuMeskipun demikian aku tak akan marah (meskipun adalah kelompok kata)

8. Penulisan kata si dan sang dipisah dari kata yang mengikutinya. Contohnya : Si penjual bakso bukan sipenjual baksoSang pujangga bukan sangpujangga

9. Partikel per berarti tia-tiap dipisah dari kata yang mengikutinya. Contohnya : Per orang bukan perorangPer lembar bukan perlembar

C. Periode Ejaan

8

Page 9: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Genearologi bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang

disesuaikan dengan perkembangan masyarakat hingga saat ini. Terdapat tiga

periodesasi bahasa Melayu yang terbagi menjadi Melayu klasik, Melayu

tengahan, dan Melayu baru.

Periode Melayu klasik dapat dibuktikan dengan adanya prasasti

Sajamerta kemudian prasasti Manjucrirgha yang ditemukan di Jawa Tengah.

Prasasti tersebut berasal dari tahun yang sama dengan dinasti Syailendra,

sekitar abad kesembilan Masehi. Pada periode Melayu tengahan, pengaruh

Islam sangat kuat dalam penyebaran tradisi penulisan Arab-Melayu. Periode

Melayu tengahan tidaklah bertahan lama karena bangsa Eropa yang menjajah

Indonesia menyebarluaskan pemakaian huruf latin dalam berbahasa. Tahun

1850, Rochussen menetapkan penggunaan huruf latin dalam bahasa Melayu.

Kemudian pada tahun 1897, usulan penyeragaman ejaan untuk bahasa Melayu

diusulkan oleh Fokker. Peristiwa itu yang menandai awal periode Melayu baru

tetapi penggunaan huruf latin dan ejaan bahasa Melayu baru resmi ditetapkan

pada tahun 1901.

Dalam periode ini, ejaan yang digunakan adalah ejaan van Ophuijen.

Ejaan bahasa Indonesia semakin berkembang. Setelah van Opuhujien, ejaan

Soewandi muncul pasca kemerdekaan. Diikuti oleh ejaan pembaharuan,

Melindo, ejaan baru, dan yang digunakan hingga saat ini adalah EYD atau

ejaan yang disempurnakan.

Tahapan Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia sebagai berikut :

Ejaan van Ophuijsen (1901)

Penulisan Ejaan yang Disempurnakan pada masa-kemasa mengalami

perubahan yang dimulai dari ejaan Van Ophuijsen yang  terdengar dalam

Kongres Bahasa Indonesia I, 1983, di Solo. E jaan van Ophuys en in i

9

Page 10: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

merupakan e jaan yang per tama ka l i ber laku dalam bahasa Indonesia

yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu.

Ejaan Van Ophuijsen yakni ejaan resmi untuk bahasa Melayu yang

disusun oleh Prof. Ch. A. Van Ophuysen dengan bantuan beberapa orang guru

bahasa Melayu seperti Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib

Soetan Ibrahim pada tahun 1896.

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. 

Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van

Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial dan diterbitkan pada tahun

1901.

Ejaan Republik (1947)

Kemudian ejaan Van Ophuysen pada tanggal 19 Maret 1947

disederhanakan oleh Mr. Soewandi . Ejaan ini kemudian dikenal dengan nama

Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.  Setelah  perubahan ejaan yang ini,

muncullah reaksi setelah pemulihan kedaulatan (1949) yang melahirkan ide

yang muncul dalam Kongres Bahasa Indonesia II di Medan (1954). Waktu itu

pejabat Mentri Pendidikan dan kebudajaan adalah Mr. Muh. Yamin yang

memutuskan :

Ejaan sedapat-dapatnya menggambarkan satu fonem dengan satu huruf

Penetapan hendaknya dilakukan oleh suatu badan  yang kompeten

Ejaan itu hendaknya praktis tetapi ilmiah.

Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan

ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan

Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian

ejaan itu adalah sebagai berikut.

a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umurBunyi

hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata

tak, pak, maklum, rakjat. 

10

Page 11: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

b. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2,

ke-barat2-an.

c. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan

kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah,

dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.

Van Ophui jsen 1901

Soewandi 1947

Boekoe BukuMa’lum Maklum‘adil AdilPende’ Pendek

Ejaan Pembaharuan (1957)Perubahan selanjutnya ialah ejaan pembaruan oleh Prijono sebagai

Dekan Fakultas Universitas Indonesia yang menonjolkan beberapa huruf baru. Kemudian pada Kongres II di Singapura dicetuskan suatu resolusi  untuk menyatukan ejaan bahasa Melayu di semenanjung Melayu dengan bahasa Indonesia di Indonesia.

Perubahan ejaan ini melakukan perubahan penting pada huruf <e>dengan pemberian tanda aksen aigu, bunyi <ng>, <tj>, <nj>, <dj>diganti dengan lambing <ƞ>, <tj>, <ń>, dan <j>, huruf <j diganti dengan <y>, vocal rangkap /ai/, /au/,/dan /oi/

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) (1959)

Perkembangan selanjutnya ialah disetujinya perjanjian Persekutuan tanah melayu dan Repoblik Indonesia yang  menghasilkan konsep ejaan melindo (Ejaan Melayu-Indonesia)pada tahun 1959. Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Dalam konsep ini telah memunculkan huruf-huruf baru. Dengan munculnya huruf baru ini menjadi suatu kendala karena pada huruf baru ini tidak ditemukannya dalam mesin tik (kecuali c dan j), sehingga huruf tersebut tidak jadi dipakai atau diciptakanya.

Ejaan LBK (1966)Ketidak setujuan atas konsep melindo, maka muncullah konsep baru

yaitu konsep LBK. Dimana konsep ini sama sekali tidak menggunakan huruf-huruf baru, dn konsepnya akan menyusun ejaan yang standar semakin penting.

11

Page 12: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Pemyusunan ini dituliskan dalam seminar sastra 1968 dengan konsep ejaan baru. Konsep tersebut dinamakan Ejaan Lembaga dan Kesusastraan (LBK).

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) (1972)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa

Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan

sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Pada tanggal 16 Agustus

1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa

Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57,

Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku

kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,

sebagai patokan pemakaian ejaan itu.

Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa

Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12

Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa

pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman

Umum Pembentukan Istilah. Sejak saat itulah konsep ini diberi nama ejaan

yang Disempurnakan. Jika dianalogkan dengan Ejaan Van Ophuijsen dan

Ejaan Soewandi, ejaan yang disempurnakan dapat disebut sebagai Ejaan

Mashuri karena Mashurilah yang dengan sepenuh tenaga sebagai Mentri

pendidikan dan kebudayaan, memperjuangkan sampai diresmikan oleh

Presiden.

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:

'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci

'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak

'j' menjadi 'y' : sajang → saying

'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk

'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat

'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir

12

Page 13: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata

depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya

dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan

ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van

Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD,

"oe" sudah tidak digunakan.

D. Faktor Penyebab Berubahnya Ejaan

Ejaan digunakan dalam bahasa tulis. Di dalamnya berisi kaidah yang mengatur :

1. Bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran2. Bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang itu,

baik pemisahan atau penggabungan dalam suatu bahasa.

Secara teknis ejaan yang dimaksud sebagai cara penulisan huruf, penulisan kata, penulisan kalimat. Dan penulisan tanda-tanda baca atau pungtiasi. Seperti yang telah dijelaskan di pembahasan sebelumnya, bahwa bahasa Indonesia pernah merumuskan berbagai system ejaan diantaranya ejaan Van opuijsen (1901), ejaan soewandi (1947), ejaan pembaharuan (1957), ejaan melindo (1972), ejaan LBK (1966), dan ejaan yang disempurnakan (1972).

Perubahan itu disebabkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :1. Pertimbangan teknis, yang menghendaki agar setiap fonem

dilambangkan oleh satu huruf2. Pertimbangan praktis, yang menghendaki agar disesuaikan dengan

keperluan seperti mesin tukis atau keadaan percetakan3. Pertimbangan ilmiah, yang menghendaki agar perlambangan

mencerminkan studi yang mendalam tentang kenyataan linguistic maupun social yang berlaku.

4. Pertimbangan konotatif, yang menghendaki bagaimana bunyi it menunjukkan perbedaan makna.

5. Pertimbangan politis, karena ada kepentingan-kepentingan di dalamnya, karena pemerintah pada waktu itu mengharuskan untuk menertibkan penggunaan tata istilah, serta

13

Page 14: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

6. Banyaknya elemen yang sulit direalisasikan oleh bangsa Indonesia.

Dari beberapa proses perubahan ejaan bahasa Indonesia dari ejaan Van Ophuijsen ke ejaan yang Disempurnakan, dapat disimpulkan :

o Yang pertama pada ejaan Van Ophuijsen. pada ejaan ini perlu diubah

karena masih kurang praktis pada penggunaan bahasa. Dimana bahasa pada Van Ophuijsen masih menggunakan nama bahasa Melayu. Selain itu penggunaan tanda diakritik masih menimbulkan kesulitan bagi pemakainya.

o Kedua pada ejaan soewandi masih melakukan pengubahan pada tanda

diakritik atau bahkan dihilangkan, akan tetapi, ada  lambang hamzah yang diganti dengan huruf <k>. Ejaan Soewandi ternyata masih kurang praktis karena belum ada penggantian bunyi pada huruf-huruf koma wasla dan koma ain pada kata-kata yang berbunyi sentak. Ejaan berikutnya adalah ejaan pembaharuan yang diubah karena kekurangannya pada penggunaan huruf-huruf  baru.

o Kemudian muncullah Ejaan Melindo, yang ternyata sama halnya pada

ejaan pembaharuan yang masih menggunakan huruf baru. Namun huruf baru yang digunakan ini terdapat beberapa huruf yang tidak dapat dituliskan pada mesin tik.

o Sehingga pada Ejaan LBK muncullah konsep baru dengan

menghilangkan tanda-tanda diakritik agar huruf dapat ditulis dan diketik dengan mudah.

Dari beberapa sebab pengubahan ejaan diatas yang diciptakan melalui berbagai pertemuan, perjanjian, kongres-kongres,maupun dalam seminar, tidak memunculkan konsep yang praktis jadi salah satu tujuan pengubahan ini, agar masyrakat Indonesia dapat bersatu. Maksudnya dengan ejaan yang disempurnakan dapat memperstatukan sekelompok orang menjadi satu masyarakat bahasa. Yang kedua, Pemberi kekhasan agar dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya. Ketiga, Pembawa Kewibawaan yang  dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.

BAB III

PENUTUP1. Kesimpulan

14

Page 15: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Bahasa Indonesia pernah merumuskan berbagai system ejaan diantaranya ejaan Van opuijsen (1901), ejaan soewandi (1947), ejaan pembaharuan (1957), ejaan melindo (1972), ejaan LBK (1966), dan ejaan yang disempurnakan (1972). Perubahan itu disebabkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Pertimbangan teknis, yang menghendaki agar setiap fonem dilambangkan

oleh satu huruf2. Pertimbangan praktis, yang menghendaki agar disesuaikan dengan

keperluan seperti mesin tukis atau keadaan percetakan3. Pertimbangan ilmiah, yang menghendaki agar perlambangan

mencerminkan studi yang mendalam tentang kenyataan linguistic maupun social yang berlaku

4. Konotatif, yang menghendaki bagaimana bunyi itu menunjukkan perbedaan makna

5. Pertimbangan politis, karena ada kepentingan-kepentingan di dalamnya, karena pemerintah pada waktu itu mengharuskan untuk menertibkan penggunaan tata istilah, serta

6. Banyaknya elemen yang sulit direalisasikan oleh bangsa Indonesia.

2. Saran

Dengan mengetahui dengan jelas proses pergantian aturan ejaan yang ditetapkan dan sudah mengerti bagaimana aturan ejaan yang seharusnya digunakan, maka dalam berbahasa Sudah selayaknya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar khususnya dalam bahasa tulis. Dengan adanya penjabaran tentang pamakaian Ejaan Yang Disempurnakan diharapkan para pembaca dapat memahami dan menerapkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam pembuatan suatu karya tulis. Dan semoga penjabaran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Hasyim,Munira.2011.Sejarah Pengkajian Bahasa Indonesia.Makassar

15

Page 16: Makalah Bhs Indo Ejaan Pembahasan

Sumber Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan

http://rangrangbuana.blogspot.com/2011/02/makalah-analisis-ejaan.html

http://tripangesti.blogspot.com/2011/02/macam-macam-ejaan_12.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Diakritik

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

http://adhymb.blogspot.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://nuruladitya20.blogspot.com/2010/07/perubahan-bunyi-bentuk-dan-makna-dalam.html

http://fitriaapriliaismail.blogspot.com/2011/10/sejarah-perkembangan-ejaan-di-indonesia.html

16