makalah bentuk lahan

26
MAKALAH BENTUKAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga merupakan salah satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform). Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan. Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungant e r t e n t u ( Z o n n e v e l d , 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM, 1996). Untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis yang sesuai adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis d a n mengklasifikasi bentanglahan selalu mendasarkan pada kerangkakerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia. Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem

description

geomorfologi

Transcript of makalah bentuk lahan

Page 1: makalah bentuk lahan

MAKALAH BENTUKAN LAHAN 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Geomorfologi ( geomorphology ) adalah ilmu tentang roman muka bumi

beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geomorfologi bisa juga

merupakan salah satu  bag ian da r i geog ra f i . D i mana geomor fo l og i

yang merupakan cabang da r i i lmu   geografi, mempelajari tentang

bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu

kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada  satuan

terkecil sebagai bentuk lahan (landform).

Hubungan geomor fo l og i dengan keh idupan manus i a ada lah

dengan adanya  pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat

maupun di dasar laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung

berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan

lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan

pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk geomor fo l og i yang ada d i

bumi . Ba i k yang dapa t be rpo tens i be rbahaya maupun   aman.

Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.

Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap

(Belanda) atau landschaft  (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti

pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada

suatu lingkungant e r t e n t u ( Z o n n e v e l d , 1 9 7 9 d a l a m T i m F a k u l t a s

G e o g r a f i U G M , 1 9 9 6 ) . U n t u k   mengadakan analisis bentanglahan

diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi

bentang lahan tersebut, maka dapat dimengerti, bahwaunit analisis yang sesuai

adalah unit bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis d a n

m e n g k l a s i f i k a s i b e n t a n g l a h a n s e l a l u m e n d a s a r k a n p a d a  

k e r a n g k a k e r j a   ben tuk l ahan . Be rdasa rkan penge r t i an

ben tang lahan sepe r t i d i a ta s , maka dapa t   diketahui, bahwa ada delapan

anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air,

batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia.

  B e n t u k l a h a n a d a l a h b a g i a n d a r i p e r m u k a a n b u m i y a n g

m e m i l i k i b e n t u k   topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses

alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu

kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan,

Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh

batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi. Pada

makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan

bentanglahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.

Page 2: makalah bentuk lahan

B.     Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas maka dapat di rumuskan masalah, yaitu :

1.      Apa yang dimaksud dengan bentuk lahan ?

2.      Apa saja jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terbentuknya ?

C.     Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :

1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan bentuk lahan dan bagaimana prosesnya.

2.      Mengetahui jenis-jenis bentuk lahan dan bagaimana proses terbentuknya.

A.    Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah :

1.      Bagi Mahasiswa dan kami sendiri dapat meningkatkan pengetahuan secara khusus,

pemahaman dan berusaha untuk mempelajari lebih, kemudian mengimplikasikan.

2.      Bagi Dosen dan tenaga pengajar, sebagai bahan informasi tambahan terhadap

matakuliah yang bersangkutan dan materi yang diajarkan.

B.     Metode Pembuatan Makalah

Metode yang digunakan pembuatan makalah ini adalah metode sekunder, yaitu metode berdasarkan data dari buku, internet atau artikel-artikel.

BAB II

DASAR TEORI

      Asal kata Geomorfologi•          Geos : Bumi•          Morfo : Asal-usul•          Logos : Ilmu  (Yunani)•          Artinya: Ilmu yang mempelajari asal-usul bumi.•          Geomorfologi arti fisiologisnya adalah uraian tentang bentuk bumi (Kardono

Darmoyuwono, 1972).    Definisi Geomorfologi

•          Ilmu pengetahuan yang mempelajari atau mendeskripsi

bentuklahan /landforms(Lobeck, 1983: 2).

•          Ilmu tentang bentuklahan (Thronbury, 1954: 3).

•          Studi tentang bentuklahan, terutama mengenai sifat alaminya, asal mula, proses

perkembangan dan komposisi material penyusunnya (Cook et al.,1978: 4).•          Studi yang mendeskripsi bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya, dan

menyelidiki interrelasi antara bentuk dan proses tersebut dalam tatanan keruangannya (Van Zuidam et al., 1979: 5).

•          Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bentuklahan penyusun muka bumi, baik

di atas maupun di bawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula

terbentuknya (genesa)  dan perkembangan pada masa yang akan datang, serta

konteksnya/ hubungannya dengan lingkungannya (Verstappen, 1983).

Page 3: makalah bentuk lahan

•          Dornhany dan Cooke

Geomorfologi mempelajari bentuk lahan dan unsure-unsur di dalamnya serta cara

terbentuknya, perkembangannya dan komposisi material yang ada di dalamnya.•          Bentuklahan/ Landforms

            Merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk

permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi di permukaan

bumi.•          Proses Geomorfologis

            Semua perubahan fisik maupun kimia pada permukaan bumi oleh tenaga-

tenaga geomorfologis.•          Tenaga Geomorfologis

            Semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alam yang berada di

permukaan bumi termasuk di atmosfer.

ASPEK - ASPEK YANG DIPELAJARI DALAM GEOMORFOLOGI

•          Bentuk lahan

            Bentuk lahan dikaji secara kuantitatif maupun kualitatif (morfometri) dimana

tujuannya mendiskripsikan relief bumi. Bentuk lahan konstruksional misalnya

gunung api, patahan, lipatan, dataran, plato, dome dan pegunungan kompleks.

Sedangkan bentuk lahan distruksional meliputi bentuk lahan erosional, residual dan

deposisional. Cabang yang mengkaji tentang bentuk lahan disebut Geomorfologi

Statis.

•          Cara Terbentuknya (Genesis)

            Cara terbentuknya bentuk lahan dan perkembangan selanjutnya dalam

waktu yang lama dikaji dalam Geomorfologi Genetik. Bentuk muka bumi disebabkan

oleh adanya tenaga Geologi.

•          Proses

            Proses merupakan perubahan bentuk lahan dalam waktu yang relatif pendek

akibat adanya gaya eksogen serta waktu perkembangannya relatif pendek. Poses ini

dikaji dalam Geomorfologi Dinamik.

•          Lingkungan (enviroment)

            Proses Geomorfologi terjadi karena adanya kontak dengan lingkungan

misalnya tanah, air tanah, air permukaan serta vegetasi termasuk kotak dengan

manusia akan mempengaruhi terhadap bentuk lahan maupun proses yang terjadi.

 

  Bentuk lahan berdasarkan genesisnya terbagi menjadi sepuluh klas utama

yaitu:

•          Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat

pengaruh struktur geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan

patahan, perbukitan kubah dan sebagainya.

•          Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat

aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera,

medan lava.

Page 4: makalah bentuk lahan

•          Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan

rusak.

•          Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas

sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena

sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat

kombinasi proses fluvial dan marine.

•          Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses

laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach

ridge), bura (spit), tombolo, laguna.

•          Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas

gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging

valley), morena, drumlin.

•          Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses

angin, contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan,

parabolik, longitudinal, transversal,bintang.

•          Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang

dihasilkan oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst),

contohnya adalah kubah karst, dolina, uvala, polje, gua karst.

•          Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

aktivitas organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.

•          Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

aktivitas manusia contohnya kota, pelabuhan.

  Proses

      Proses yang membentuk permukaan bumi adalah:    Epigene (proses eksogen), terbagi atas:

  Degradasi (penurunan permukaan bumi) prosesnya meliputi:

1.      Erosi oleh air yang mengalir, air tanah, angin, gelombang dan arus laut serta

gletser.

2.      Pelapukan (wethering)

3.      Pemindahan massa tanah (mass wasting)

  Agradasi disebabkan oleh tenaga air yang mengalir, air tanah, gelombang, angin dan

gletser.

  Organisme    Hipogene (proses endogen), meliputi atas diatropisme serta vulkanisme.

    Ekstraterestial yang disebabkan oleh adanya benda-benda luar angkasa yang jatuh

ke bumi, sehingga menimbulkan proses geomorfologi, contohnya meteor, asteroid.

KONSEP-KONSEP GEOMORFOLOGI

  Ada sepuluh konsep dasar geomorfologi meliputi:

  Konsep 1

•          Hukum dan proses fisika yang bekerja saat ini, bekerja pada waktu yang lampau

meskipun tidak dengan intensitas yang sama.

•          Penjelasan:

Page 5: makalah bentuk lahan

  Hal ini mengandung pengertian bahwa hokum dan proses fisik yang bekerja saat ini

telah bekerja sejak waktu geologi meskipun dengan daya kehebatan yang berbeda.

  Dalam prinsif “uniformitarianisme” dari James Hutton dikomunikasikan bahwa hokum

dan proses fisik yang berlangsung pada waktu lampau sama dengan yang bekerja

saat ini. Pada kenyataannya hokum dan proses fisik itu masing-masing mempunyai

intensitas yang berbeda.

  Konsep 2

•          Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam perkembangan

bentuk permukaan bumi.

•          Penjelasan:

  Pada setiap daerah akan memperlihatkan struktur geologi masing-masing, dimana

struktur geologi ini akan berubah-ubah menurut tingkat kedewasaannya. Dengan

sendirinya perkembangan bentuk permukaan bumi ini akan dapat dilihat melalui

struktur geologi yang berkembang pula.

  Konsep 3

•          Pada bentuk lahan yang besar, permukaan bumi mempunyai relief (tinggi/rendah

permukaan) karena proses geomorfologi telah berlangsung dengan hal yang

berbeda.

  Konsep 4

•          Proses geomorfik akan meninggalkan bekasnya di atas permukaan bumi dan

masing-masing proses geomorfik membentuk suatu kelompok bentuk permukaan

bumi sesuai dengan karakternya.

  Konsep 5

•          Karena ada perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka

dihasilkan urutan bentuk permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu

sesuai dengan tingakat perkembangannya.

•          Dalam hal ini akan didapatkan suatu bentuk lahan tertentu sesuai dengan tingkatan

yang bekerja (menurut orde). Misalnya :

  Orde 1 (first order relief)

•          Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal

perkembangan bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.

  Orde 2 (second order relief)

•          Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal

perkembangan bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.

  Orde 3 (Third Order Relief)

Ditemukan relief berupa sisa pegunungan. Tenaga yang membentuknya adalah

tenaga eksogen.

  Konsep 6

•          Evolusi geomorfik yang komplek lebih umum didapat dari pada bentuk yang

sederhana. Karena banyaknya proses geomorfologi yang terjadi, maka bentuk-

bentuk lahan dihasilkan tidak hanya disebabkan oleh satu proses saja.

•          Misalnya: Adanya pegunungan kompleks, di mana di daerah itu terdapat lipatan,

patahan intrusi dan lain-lain.

  Konsep 7

Page 6: makalah bentuk lahan

•          Sebagian kecil dari topografi bumi dibentuk lebih tua dari zaman Tersier dan

sebagian besar tidak lebih tua dari zaman Pleistosen. Hal ini dikarenakan pada

zaman Tersier banyak terjadi perubahan-perubahan bumi.

•          Misalnya: Pada zaman Tersier terjadi aktivitas vulkanis.

•          Pada zaman Pleistosen sebagian air dipermukaan bumi membeku (menjadi es).

  Konsep 8

•          Interpretasi bentangan bumi pada saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa menilai

pengaruh geologi dan perubahan iklim selama zaman pleistosen.

  Konsep 9

•          Apresiasi penilaian iklim yang terjadi di dunia adalah sangat penting untuk

mengetahui perbedaan proses-proses geomorfik.

  Konsep 10

Di dalam geomorfologi, walaupun terutama berkaitan dengan bentangan bumi yang

ada sekarang, tetapi untuk mengkaji hal-hal tersebut harus meninjau masa lampau.

Karena bentangan bumi yang ada sekarang asalnya juga dari pembentukan masa

lampau maka untuk meninjau kembali kita tidak lepas dari sejarah pembentukannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses geomorfologi

  Faktor fisik, yaitu iklim dan batuan.

  Faktor iklim: suhu, kelembaban, curah hujan, angin, dan lama penyinaran matahari.

  Faktor batuan:

–        Struktur batuan, meliputi: mineral penyusun batuan, kekompakan batuan, bidang

perlapisan, sikap perlapisan batuan, kekar dan sesar.

–        Tekstur batuan, meliputi: tingkat kelolosan air dan mineral penyusun batuan.

  Faktor non fisik, yaitu: vegetasi penutup, manusia dan hewan. 

  PELAPUKAN

  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelapukan:

  Iklim,

  Topografi,

  Batuan,

  Biota,

  Waktu

 Proses pelapukan ada 3 macam:

–        Pelapukan fisis (mekanis), disebabkan oleh:

  Tekanan,

  Suhu,

  Pembentukan kristal garam, dan

  Akibat aktivitas/kegiatan manusia.

–        Pelapukan yang menghasilkan fragmen batuan yang lebih kecil, namun dengan

komposisi kimia tetap.

  Pelapukan Khemis, disebabkan oleh karena proses:

  Hidrolisa,

  Hidratasi,

Page 7: makalah bentuk lahan

  Karbonasi,

  Oksidasi dan masuknya koloid ke dalam batuan.

–        Pelapukan karena adanya perubahan susunan kimia pada batuan.

  Pelapukan Organis

–        Pelapukan yang terjadi oleh aktivitas organisme, misal: cacing, rayap, dan berbagai

jenis serangga yang hidup di dalam tanah serta aktivitas binatang dan manusia.

–         

  EROSI

            Erosi adalah proses pengelupasan dan pengangkutan material tanah atau

batuan.

  Faktor-faktor yang menentukan erosi:

•          Iklim (curah hujan),

•          Lereng,

•          Vegetasi penutup,

•          Batuan/tanah, dan

•          Pengelolaan

  Tipe erosi permukaan:     Erosi percik (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah

bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.     Erosi lembar (sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis

permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian

(runoff).     Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan

partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-

saluran air.     Erosi parit  (gully erosion) adalah erosi yang membentuk jajaran parit yang lebih

dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. 

GERAK MASSA BATUAN

•          Gerak  massa batuan atau mass-wasting atau mass movement adalah proses

bergeraknya puing-puing batuan menuruni lereng secara merayap, karena pengaruh

langsung gravitasi.

Gerak massa batuan dibedakan menjadi 4 kelompok:

•          Aliran lambat (slow flowage)

•          Creepyaitu gerakan tanah atau puing-puing batuan menuruni lereng karena

pengaruh gravitasi, gerakan sangat lambat sehingga biasanya tidak tampak mata.

Contoh: soil creep, talus creep, rock creep, rock-glacier creep dan solifluction.

•          Aliran cepat (rapid flowage)

Bergerak sebagai aliran cepat, biasanya melewati saluran, material berupa: tanah,

lempung, puing batuan yang jenuh air.

Contoh: earthflow, mudflow, debris avalanche.

•          Longsoran atau landslide

Gerakannya nampak mata, material relatif kering.

Page 8: makalah bentuk lahan

Contoh: slump, debris slide, debris fall, rock slide, rock fall.

•          Terban atau subsidence

Adalah gerakan permukaan batuan ke bawah tanpa permukaan bebas dan gerakan

mendatar.

  Relief Orde I

•          Merupakan proses pembentukan permukaan bumi, seperti benua dan ledok lautan

dan proses pembentukkannya sudah berlangsung jutaan tahun yang lalu, sehingga

telah mengalami proses geomorfik.

  Relief Orde II

•          Merupakan kelanjutan dari relief orde I, dan bersifat membangun atau

konstruksional, karena dibentuk oleh proses endogen seperti proses diatrofisme dan

proses volkanisme. Hasil bentukkannya membentuk pegunungan dan daratan dan

dibedakan menjadi 6, yaitu:

–        Plain dan Plateau,

–        Pegunungan Dome,

–        Pegunungan Blok,

–        Pegunungan Lipatan,

–        Pegunungan Kompleks, dan

–        Gunungapi dan bentukan yang berkaitan.

  Relief Orde III

•          Merupakan kelanjutan dari orde II dan bersifat destruktif, yaitu terjadi pengrusakan

relief bumi yang dibentuk pada orde II oleh tenaga eksogen, seperti air, angin,

gelombang dan es.

•          Hasil bentukan reliefnya terdiri  dari 3 bentuk tahapan, yaitu:

  Bentuk Erosional

•          Bentukan hasil proses pengelupasan relief oleh tenaga eksogen pada seluruh

bagian permukaan atau sebagian dari bentuk relief orde II.

  Bentuk Residual

•          Bentukan yang tersisa dari hasil proses pengelupasan relief oleh tenaga eksogen.

  Bentuk Deposisional

•          Bentukan hasil pengendapan material hasil pengelupasan relief yang terangkut oleh

tenaga eksogen.

LEMBAH DAN SUNGAI      Perkembangan lembah dibedakan menjadi 3 tahapan, yaitu:

1. Pelebaran lembah (valley widening)

–        Adanya erosi lateral/horisontal oleh sungai pada material dinding lembah dengan

cara hidrolik dan korasif.

–        Adanya erosi dan penggerusan dinding lembah oleh aliran air hujan.

–        Pelapukan dan gerak massa batuan  yang terjadi pada dinding lembah.

–        Masuknya cabang sungai atau bergabungnya sungai ke dalam lembah sungai

utama.

Page 9: makalah bentuk lahan

2. Pendalaman lembah (valley deepening)

–        Adanya proses hidrolisis, yaitu proses air yang mengalir di dasar lembah langsung

menggaruk dan membawa material-material yang ada di dasar lembah.

–        Adanya proses korosi dan abrasi pada dasar lembah, yaitu proses pengikisan dasar

lembah oleh air dan adanya material yang ternagkut mempunyai tenaga untuk

mengangkut, mengikis, merusak dan menghancurkan. Proses korosi bersifat

kimiawi, yaitu proses pengikisan yang dipercepat oleh adanya reaksi kimia.

–        Pothole driling atau pembentukan lubang pada dasar lembah yang dapat

membentuk sebuah kedung.

–        Adanya pelapukan pada dasar lembah.

3. Pemanjangan lembah (valley lengthening)

–        Adanya erosi mundur (headward erosion) oleh air sungai

–        Berkembangnya sungai meander

–        Adanya termini, yaitu  prose pengangkatan lahan atau penurunan muka air laut.

  Klasifikasi lembah didasarkan atas 4 faktor, yaitu:

1. Berdasarkan Umurnya, terbagi menjadi lembah muda, dewasa dan tua.

2. Berdasarkan Genetiknya, terbagi menjadi:

–        Lembah konsekuen (k), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir

sesuai dengan arah dip batuan atau perlapisan batuan.

–        Lembah subsekuen (s), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang arah alirannya

sejajar dengan arah strike.

–        Lembah resekuen (r), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir

searah dip batuan atau sejajar dengan lembah sungai konsekuen, biasanya aliran

sungainya masuk ke sungai subsekuen.

–        Lembah Obsekuen (o), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang mengalir

menuruni lereng, sehingga berlawanan dengan dip batuan dan masuk ke sungai

subsekuen.

Lembah Insekuen (i), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang arah alirannya

tidak dikontrol struktur batuan (dip atau strike), sehingga mengalir dengan arah

tidak menentu, biasanya terjadi pada daerah pengangkatan baru.

3. Berdasarkan Struktur pengontrolnya, terbagi menjadi:

–        Lembah monoklinal,

–        Lembah antiklinal,

–        Lembah sinklinal,

–        Lembah sesar/patahan,

–        Lembah rekahan/joint.

4. Berdasarkan pemotongan pada struktur, terbagi menjadi:

Page 10: makalah bentuk lahan

–        Lembah superposed, yaitu lembah yang dibentuk oleh aliran sungai  yang tidak

searah dengan kemiringan perlapisan batuan asal.

–        Lembah anteseden (antecedent), lembah yang dibentuk oleh aliran sungai yang

memotong struktur geologi, karena proses pengikisannya lebih cepat daripada

proses pengangkatan.

Pola Aliran Sungai      Pola Dendritik

•          Pola aliran yang perkembangannya menyebar ke segala arah dengan percabangan

yang teratur.

•          Cirinya: pada batuan berstruktur homogen atau struktur horisontal dan berbutir

halus; resistensi batuan homogen; permeabilitasnya seragam dan kemiringannya

landai; terdapat pada lereng-lereng pegunungan.

•          Misal: Batuan shale, lempung, pasir halus, napal, tuff bercampur lempung.      Pola Paralel

•          Pola aliran yang cabang-cabang sungainya berkembang secara paralel atau hampir

paralel.

•          Cirinya: pada batuan shale atau clay dengan kemiringan yang nyata; jarak antar

cabang sungai beraturan karena pengaruh struktur.

•          Pola ini terdapat pada: pantai; aliran lava dan tilted valley.      Pola Radial

      Pola Radial Sentripetal

Pola aliran dengan sungai-sungai yang mengalir menuju pusat

suatubasin/cekungan atau depresi, misal danau atau kaldera/kawah gunung

api.      Pola Radial Sentrifugal

Pola aliran dengan sungai-sungai yang mengalir menyebar dari puncak gunung

menuju ke bawah. Terdapat pada gunungapi dan pegunungan dome mudaatau

berstruktur volkan.      Pola Trellis

Pola aliran yang terjadi pada daerah yang telipat kuat atau batuan berlapis yang

berdip, dan menunjukan suatu pola aliran yang paralel dan biasanya mengikuti arah

strike batuan.      Pola Rektanguler

Pola aliran yang berkembang mengikuti patahan atau belahan (joint), sungai-sungai

lurus dan belokan terjadi secara tiba-tiba membentuk sudut hampir 900.      Pola Anuler

Pola alirannya menyebar dan merupakan peralihan dari pola radial, karena

berkembang pada struktur melingkar/dome yang sudah terkikis kuat dan adanya

perbedaan resistensi pada perlapisan batuan. Sungai-sungai subsekuen mengikuti

pada zone yang kurang resisten.      Pola Barbed

Pola aliran dengan sungai cabang yang membelok kearah hulu, merupakan pola

aliran yang menunjukkan penggabungan sungai-sungai kecil ke sungai induk dengan

arah belokan ke hulu. Pola ini terjadi pemenggalan sungai oleh patahan yang

Page 11: makalah bentuk lahan

melintang terhadap sungai-sungai besar, sehingga arah aliran membalik dari

sebagian sistemnya.      Pola Deranged

Pola yang terbentuk pada daerah rawa atau dekat danau dengan bentuk tidak

teratur, terdapat kombinasi antara drainase permukaan dan bawah permukaan.      Pola Contorted

Pola aliran ini mula-mula sungai utama mengalir ke satu arah kemudian arahnya

membalik ke arah hulu. Proses terjadinya kemungkinan karena pengaruh retakan

(fracture) pada batuan atau adanya blok-blok batuan dengan berbagai kemiringan.      Pola Anguler

Merupakan hasil modifikasi dari tipe rektangular yang ditandai dengan belokan-

belokan tajam sehubungan dengan adanya joint atau patahan. Sungai-sungai

cabang lebih kurang paralel dengan sungai utama dengan sudut tumpul. Pola ini

terdapat pada batuan sedimen yang granuler seperti sandstone dengan kedudukan

hampir horisontal.

BAB III

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bentuklahan dan Bentang Alam

Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris)

atau Landscap (Belanda) atau landschaft  (Jerman), yang secara umum berarti

pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek,yaitu aspek visual dan

aspek estetika padasuatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas

Geografi UGM,1996).

Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk

topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur

geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu.

Dari pengertian ini, faktor-faktor penentu bentuklahan dapat dirumuskan

sebagai berikut :

B = f (T, P, S, M, K)………………………………(1) 

Notasi dalam rumus (1 ) tersebut adalah :

B       =  bentuklahan,

T       =  topografi

P       =  proses alam

S        =  struktur geologis

M      =  material batuan

K       =  ruang dan waktu kronologis.

O l e h k a r e n a i t u u n t u k m e n g a n a l i s i s b e n t a n g l a h a n l e b i h

s e s u a i d e n g a n  berdasarkan unit bentuklahan, maka klasifikasi

bentanglahan juga akan lebihsesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan

yang menyusunnya. Verstappen (1983) te lah mengk las i f i kas i bentuk lahan

Page 12: makalah bentuk lahan

berdasarkan genes i snya men jad i sepuluh klas utama. Kesepuluh klas

bentuklahan utama itu adalah sebagai berikut :

1.      Bentuklahan asal structural

2.      Bentuklahan asal vulkanik 

3.      Bentuklahan asal denudasional

4.      Bentuklahan asal fluvial

5.      Bentuklahan asal marine

6.      Bentuklahan asal glacial

7.      Bentuklahan asal Aeolian

8.      Bentuklahan asal solusional (pelarutan)

9.      Bentuklahan asal organik 

10.  Bentuklahan asal antropogenik.

B.     Bentuk – Bentuk Lahan Menurut Genesisnya

1.      Bentuk lahan asal solusional (pelarutan),

                 Bentuklahan asal solusional atau pelarutan dikenal juga dengan istilah

karst.Bentuklahan karst termasuk bentuk bentuklahan yang penting, dan

banyak pula d i temukan d i Indones ia . Bentuk in i sangat e ra t

berhubungan dengan batuan e n d a p a n y a n g m u d a h m e l a r u t .

O l e h k a r e n a i t u d e n g a n m e n g e t a h u i b e n t u k    bentang a lamnya ,

pada umumnya orang dapat mengetahu i j en i s batuannya , te ru tama

juga karena bentuk bentanga lam kars t yang sangat karakter i s t i k

dan m e m p u n y a i t a n d a - t a n d a y a n g m u d a h d i k e n a l b a i k d i

l a p a n g a n , p a d a p e t a topografi maupun pada potret udara dan citra

satelit.

              Bentang alam ini terutama memperlihatkan lubang-lubang,

membulat atau memanjang, gua-gua dan bukit-   bukit yang berbentuk

kerucut. Di dunia, daerah yang ditutupi bentangalam karsttersebar di

Perancis Selatan, Spanyol Utara, Belgia, Yunani, Jamaika,

beberapan e g a r a A m e r i k a S e l a t a n , d a n b e b e r a p a n e g a r a

b a g i a n d i A m e r i k a S e r i k a t (Tenesse, Indiana, Kentucky). Sebenarnya

kata karst berasal dari nama suatu pegunungan d i Yugos lav ia yang

berbentanga lam spes i f i k in i . D i Indones ia  bentanga lam kars t dapat

d i temukan d i beberapa daerah d i pu lau Jawa , ya i tu Jampang di Selatan

Jawa Barat, pegunungan Sewu di Kulon Progo Jawa Tengah, daerah perbukitan

Rembang di Jawa Timur, dan beberapa daerah di SulawesiTengah . D i

I r i an Bara t bentanga lam kars t d i temukan d i Kepa la Burung pada

fo rmas i K lasa fe t , sedangkan d i Sumatera d i temukan , te ru tama d i

Sumatera  Selatan dan Aceh.

Page 13: makalah bentuk lahan

Bentuklahan karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam

air dan membentuk lubang-lubang. Bentangalam ini terutama terjadi pada

wilayah yangtersusun oleh batugamping yang mudah larut, dan batuan

dolomit atau gamping dolomitan. Akibat pelarutan yang memegang

peranan utama, maka air sangat  p e n t i n g a r t i n y a . B e n t a n g a l a m

k a r s t b i a s a n y a b e r k e m b a n g d i d a e r a h y a n g mempunyai curah hujan

cukup. Di samping itu, pelarutan maksimum dapat terjadi  b i l a a i r t i d a k

m e n c a p a i j e n u h a k a n k a r b o n a t . A i r y a n g m e n g a l i r

d a p a t     menciptakan keadaan ini. Air yang mengandung CO2 (gas) akan

lebih mudah m e l a r u t k a n b a t u g a m p i n g . D i b a w a h i n i

d i p e r l i h a t k a n r e a k s i k i m i a y a n g menghasilkan pelarutan tersebut.

H2O + CO2 -><- H2CO3 2H2CO3 + CaCO3 -><-Ca(HCO3)2 + H2 (larut) (gas) Bila

Ca(HCO3)2 te rkena udara kemba l i maka berar t i ada penambahan H 2

dari udara , o leh karena i tu kese imbangan reaks i akan bergerak ke

k i r i dan akan   t e r b e n t u k k e m b a l i C a C O 3 y a n g m e n g e n d a p .

R e a k s i t e r s e b u t k e m u d i a n   menerangkan terbentuknya stalaktit dan

stalakmit yang dikenal dalam gua-gua didaerah kapur. Oleh karena itu, syarat

penting untuk terbentuknya kedua jenis  e n d a p a n i n i i a l a h a d a n y a

p e r s e d i a a n H 2 secara te rus -menerus yang dapat diperoleh apabila

udara dapat mengalir di dalam gua itu. Udara yang segar selalu menggantikan udara

yang berada di dalam gua. Ciri-ciri umum daerah karst antara lain :

         Daerahnya berupa cekungan-cekungan

         Terdapat bukit-bukit kecil

         Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.

         Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah

         Adanya endapan sedimen lempung berwarma merah hasil dari pelapukan batu

gamping.

         Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.

Beberapa syarat untuk dapat berkembangnya topografi karst

sebagai akibat dari proses pelarutan adalah sebagai berikut :

1.      Terdapat batuan yang mudah larut (batu gamping dan dolomit)

2.       Batu gamping dengan kemurnian tinggi,

3.      Mempunyai lapisan batuan yang tebal,

4.      Terdapat banyak diaklas (retakan),

5.      Pada daerah tropis basah,

6.      Vegetasi penutup yang lebat.

Pada kondisi demikian batugamping akan mudah mengalami

pelarutan oleh air yang mengalir yang akhirnya membentuk topografi karst.

Kenampakan topografi karst ini sangat spesifik, baik yang ada di permukaan

maupun yang ada di bawah permukaan tanah . Menurut Jen ings , 1971

(da lam D ibyosaput ro 1997) , ka rs t  merupakan suatu kawasan yang

mempunyai karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan

oleh pelarutan batuan yang tinggi oleh air. Batuan yang membentuk karst

terdapat di dekat atau pada permukaan bumi yang meliputi daerah yang luas dan

Page 14: makalah bentuk lahan

tebal (ratusan meter). Jenis batuan ini harus bersifat mudahlarut di dalam air.

Tektonisme menjadi faktor penentu pula, sesar (fault) dankekar (joint)

menjadi faktor yang amat penting. Menurut Faniran dan Jeje, 1983( d a l a m

D i b y o s a p u t r o 1 9 9 7 ) , k e k a r - k e k a r y a n g t e r d a p a t p a d a b a t u a n

i t u member ikan regangan mekan ik , seh ingga memudahkan gerakan

a i r me la lu i  batuan itu. Adanya kekar maupun sesar ini memudahkan

perkembangan pelarutan di dalam batuan.

Gambar bentuk lahan Kars

Kondisi iklim mencakup ketersediaan curah hujan yang sedang

hingga lebat yang bersamaan dengan temperatur yang t ingg i .

Kond is i semacam in i menyebabkan  pelarutan dapat berlangsung

secara intensif. Adanya vegetasi yang rapat membantu  pelapukan solusional

dan menyebabkan perkembangan karst. Vegetasi menyediakan bahan o rgan ik

yang berbentuk humus dan bersama-sama dengan resp i ras i

akar   tanaman dapat men imbu lkan t ingkat konsent ras i

ka rbond ioks ida d i da lam tanah s e k i t a r 3 0 % . D i f u s i C O 2 i n i k e

d a l a m a i r m e l a l u i s e l u r u h t a n a h m e m b a n t u m e n i n g k a t k a n

i n t e n s i t a s p e l a r u t a n y a n g t i n g g i ( F a n i r a n d a n J e j e 1 9 8 3 ,

d a l a m   D ibyosaput ro 1997) .

Kars t i f i kas i ada lah p roses ker ja o leh a i r te ru tama

secarak i m i a w i , m e s k i p u n s e c a r a m e k a n i k p u l a , y a n g

m e n g h a s i l k a n k e n a m p a k a n - k e n a m p a k a n t o p o g r a f i k a r s t

( R i t t e r 1 9 7 9 , d a l a m D i b y o s a p u t r o 1 9 9 7 ) .

P r o s e s   geomorfik yang penting yang bekerja di daerah berbatu

gamping adalah pelarutan.Katalisator yang penting dalam pelarutan itu

adalah air hujan dan karbondioksida. Karbondioksida (CO2) larut di dalam air

membentuk asam karbonat (H2CO3), yang bereaksi dengan kalsium karbonat

(CaCO3) membentuk kalsium bikarbonat yang merupakan larutan berair.

  Pengelompokan bentuklahan yang terjadi pada daerah Karst

Bentuk lahan yang te r jad i pada daerah kars t dapat

d ike lompokkan men jad i 2  bagian, yaitu bentuklahan negatif dan bentuklahan

positif.

1.      B e n t u k l a h a n N e g a t i f  

Bentuklahan negatif dimaksudkan bentuklahan yang berada di bawh rata-

rata permukaan setempat sebagai akibat proses pelarutan, runtuhan

maupun terban.Bentuklahan-bentuklahan tersebut antara lain terdiri atas

doline, uvala, polye,cockpit, blind valley.

         D o l i n e

Doline merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak sinonim antara lain :s ink ,

s inkho le , cockp i t , b lue ho le , swa l low ho le , a taupun cenote . Do l ine

i tusendiri telah diartikan oleh Monroe, 1970 (dalam Dibyosaputro 1997)

sebagaisuatu ledokan a tau lobang yang berbentuk corong pada

Page 15: makalah bentuk lahan

batugamping dengan diameter dari beberapa meter hingga 1 km dan

kedalamannya dari beberapa meter hingga ratusan meter. Berdasarkan genesisnya,

doline dapat dibedakan menjadi 4yaitu : doline reruntuhan, doline solusi, doline

terban, dan doline aluvial (Faniraandan Jeje 1983 dalam Dibyosaputro 1997).

Gambar  Bentuk lahan doline

 

  U v a l a

Uvala ialah ledokan tertutup yang luas, yang terbentuk oleh gabungan

dari beberapa doline. Uvala mempunyai dasar yang tidak teratur yang

mencerminkan  ketinggian sebelumnya dan karakteristik dari lereng doline yang

telah mengalami d e g r a d a s i s e r t a l a n t a i d a s a r n y a t i d a k s e r a t a

p o l j e ( W h i t t o w 1 9 8 4 d a l a m   Dibyosaputro 1997).

Gambar Bentuk lahan Uvalac

  P o l j e

Polje adalah ledokan tertutup yang luas dan memanjang di daerah

topografikarst yang mempunyai dasar mendatar dan dinding sekelilingnya

terjal (Ritter,1979 dalam Dibyosaputro 1997). Polje ini terjadi dari gabungan

sistem gua yangruntuh dan lantai dasarnya biasanya tertutup aluvium.

Gambar Bentuk lahan Polje

      B l i n d V a l l e y

B l i n d v a l l e y a t a u l e m b a h b u t a a d a l a h s a t u l e m b a h y a n g

m e n d a d a k    berakhir/buntu dan sungai yang terdapat pada lembah tersebut

menjadi lenyap di bawah tanah.

G a m b a r B l i n d v a l l e y

2.      B e n t u k l a h a n   P o s i t i f  

Pada pr ins ipnya te rdapat 2 macam bentuk lahan kars t yang pos i t i f

ya i tu  kygelkarst dan turmkarst.

           Kygelkarst

Kygelkarst merupakan suatu bentuklahan karst tropik yang didirikano leh

se jumlah buk i t berbentuk kerucut , yang kadang-kadang

d ip i sahkanoleh cockpit. Cockpit-cockpit ini saling berhubungan satu sama

lain dan terjadi pada suatu garis yang mengikuti pola kekar (diaklas).

Keygelkarst sering kali disebut sebagai kerucut karst atau butte. Lereng

bukit-bukit initerdiri dari cliff dan endapan-endapan sebagai scree.

         Turmkarst

Turmkarst merupakan istilah yang berpadanan dengan manara

karst,mogotewill, pepinohill, atau pinacle karst. Turmkarst terdiri atas

Page 16: makalah bentuk lahan

perbukitan   berlereng curam atau vertikal yang menjulang tersendiri

diantara dataran alluvial

Topogra f i ka rs t mempunya i permukaan yang kasar ak ibat

dar i dominas i  adanya doline, uvala maupun polje serta kubah-kubah

kapur berupa bukit yang banyak. Di samping itu di dalam permukaan bumi sering

dijumpai adanya sungai bawah tanah, gua dalam tanah, serta batu tetes yang

menggantung di dinding gua(stalagtit) dan batu tetes yang ada di dasar gua

(stalagmit). Mengingat bahwa didaerah kars t banyak d i jumpa i ba ik

bentuk lahan yang pos i t i f maupun negat i f , maka akan berpengaruh

terhadap pola dan kerapatan kontur yang ada.

Bentuk- bentuk membulat dari doline, dan bentuk memanjang dan uvala

akan dicerminkan o l e h b e n t u k k o n t u r y a n g m e m b u l a t d a n

m e m a n j a n g y a n g t e r t u t u p . D e n g a n d e m i k i a n m a k a p a d a p e t a

k o n t u r , p o l a k o n t u r d i d a e r a h k a r s t m e m p u n y a i kenampakan

spesifik  yakni adanya kontur-kontur yang bulat maupun memanjang dari doline

maupun gabungan beberapa doline (uvala) dan polje. Pada umumnya  po la

a l i ran yang ada d i daerah kars t merupakan po la a l i ran yang

meng ikut idiaklas maupun joint dan kekar yang ada.

Potensi ekonomi di wilayah karst diantaranya endapan fosfat, terra rossa,

dan bahan bangunan. Di gua-gua sering terdapat onggokan fosfat hasil

reaksi kimiaantara kotoran burung penghuni gua dengan karbonat.

Endapan ini dapat dipakai13 untuk bahan pupuk. Bila batugamping sudah

terlarut biasanya akan meninggalkan bagian-bagian yang tidak dapat larut

dalam air, oleh karena itu akan terbentuk  persenyawaan karbonat. Pada

umumnya sisa-sisa ini berkomposisi besi, berwarna merah atau merah coklat.

Sisa-sisa ini dinamakan terra rossa .

Terra rosa yangmengandung kadar besi tinggi ditambang kandungan

bijih besinya. Dewasa ini mas ih d ipersoa lkan untuk pengambi lan

a lumin ium yang Bentanga lam kars t   terbentuk di daerah batu gamping,

oleh karena itu bahan bangunan batu gamping mudah diperoleh baik

untuk industri kecil (pembakaran batu gamping) atau pun  bahan semen.

Pa tu t d iperhat ikan kemungk inan adanya gua-gua yang

sangat  memegang peranan dalam perhitungan jumlah cadangan. Gua ini kadang-

kadang t idak tampak d i permukaan dan menyebabkan kesa lahan

perh i tungan jumlahc a d a n g a n . P e r e n c a n a a n t a t a l e t a k

Page 17: makalah bentuk lahan

b a n g u n a n , j a l a n , a t a u p u n w a d u k h a r u s   memperhatikan

kemungkinan adanya retak-retak yang mempermudah

pelarutan batugamping ataupun adanya gua-gua yang dapat menggangu fondasi.

2.      Bentuklahan Asal Proses Eolin

Bentuklahan asal proses eolin dapat terbentuk dengan baik jika memiliki

persyaratan sebagai berikut :

1.      Tersedia material berukuran pasir halus hingga pasir kasar dengan jumlah yang

banyak,

2.      Adanya periode kering yang panjang dan tegas

3.      Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan pasir tersebut

4.      Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.

Endapan oleh angin terbentuk oleh adanya pengikisan,pengangkutan dan

pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin. Endapan karena angin yang

paling utama adalah gumuk pasir(sandunes),dan endapan debu(loose). Kegiatan

angin mempunyai dua aspek utama,yaitu bersifat erosif dan deposisi. Bentuklahan

yang berkembang terdahulu mungkin akan berkembang dengan baik apabila di

padang pasir terdapat batuan. Pada hakekatnya bentuklahan asal proses eolin dapat

dibagi menjadi 3, yaitu :

         Erosional, contohnya : lubang angin dan lubang ombak

         Deposisional, contohnya : gumuk pasir (sandunes)

         Residual , contohnya : lag deposit, deflation hollow , dan pans 

Contoh bentuk lahan asal proses eolin :

1. Gumuk Pasir atau Sandunes

Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin.

Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material

utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir

berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya

terbentuk di daerah arid (kering).

Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan

ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk

pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk sabit (barchans),melintang

(transverse), memanjang (longitudinal dune), parabola (parabolik), bintang (star

dune).

Secara garis besar, ada dua tipe gumuk pasir, yaitu free dunes (terbentuk

tanpa adanya suatu penghalang) dan impedeed Dunes (yang terbentuk karena

adanya suatu penghalang). Beberapa tipe gumuk pasir:

1.      Gumuk Pasir sabit (barchan)

Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang

tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin

lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi

angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian

Page 18: makalah bentuk lahan

gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter. Gumuk pasir ini merupakan

perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa

tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap

angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang

membelakangi angin.

2.      Gumuk Pasir Melintang (transverse dune)

Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak

cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak

lurus terhadap arah angin. Awalnya, gumuk pasir ini mungkin hanya beberapa saja,

kemudian karena proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang

lain dan menjadi sebuah koloni. Gumuk pasir ini akan berkembang menjadi bulan

sabit apabila pasokan pasirnya berkurang.

3.      Gumuk Pasir Parabolik

Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang

membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan

dengan datangnya angin. Awalnya, mungkin gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit

dan melintang, tetapi karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini

terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang

menghadap ke arah angin curam.

4.      Gumuk Pasir Memanjang (longitudinal dune)

Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu

sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk

pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara

bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami

erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang.

5.      Gumuk Pasir Bintang (star dune)

Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin

dengan berbagai arah yang bertumbukan. Bentukan awalnya merupakan sebuah

bukit dan disekelilingnya berbentuk dataran, sehingga proses eolin pertama kali

akan terfokuskan pada bukit ini dengan tenaga angin yang datang dari berbagai

sudut sehingga akan terbentuk bentuklahan baru seperti bintang. Bentuk seperti ini

Page 19: makalah bentuk lahan

akan hilang setelah terbentuknya bentukan baru disekitarnya.

          

3.      Bentuklahan Asal Struktural

Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses

tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini

bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan

muka bumi ini dibentuk oleh kontrol struktural.

Bentukan ini dihasilkan dari struktur geologi. Terdapat dua tipe utama

struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu (1) struktur

aktif yang menghasilkan bentukan baru, dan (2) struktur tidak aktif yang merupakan

bentuk lahan yang dihasilkan oleh perbedaan erosi masa lalu. Satuan geomorfologi

dari bentukan ini ada 13 macam, yaitu blok pegunungan patahan, blok perbukitan

patahan, pegunungan antiklinal, perbukitan antiklinal, pegunungan sinklinal,

perbukitan sinklinal, pegunungan monoklinal, perbukitan monoklinal, pegunungan

kubah, perbukitan kubah, dataran tinggi, lembah sinklinal, dan sembul.4.      Bentuklahan Asal Denudasional

Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses

pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri prosespengendapan. Semua

proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan

menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa

fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang

lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.

Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau

tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.

Bentukan ini terbentuk oleh proses gradasi yang di dalamnya terdapat dua

proses yaitu (1) proses agradasi, dan (2) proses degradasi. Proses agradasi adalah

berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai material

endapan dari proses degradasi. Sedangkan proses degradasi adalah proses

hilangnya lapisan-lapisan dari permukaan bumi. Psoses degradasi adalah proses

yang paling dominan yang terjadi. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 8

macam, yaitu pegunungan terkikis, perbukitan terkikis, bukit sisa, bukit terisolasi,

dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/ perbukitan dengan gerakan masa batuan,

dan lahan rusak.

         Faktor – Faktor Pembentuknya

  Pengendapan (sedimentation)

  Proses-proses pelapukan (weathering

  Erosi /pengikisan dan gerak masa batuan (erosion and mass movement)

1.      Pegunungan Denudasional

Karakteristik :

Page 20: makalah bentuk lahan

  Topografi bergunung dengan lereng curam hingga sangat curam (55 - >140%)

  Selisih ketinggian dari tempat terendah hingga tempat tertinggi (relief) >500m

  Tingkat pengikisan tergantung dari kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup serta

proses erosi ulang bekerja pada tempat tersebut

  Umumnya mempunyai lembah dalam, berdinding terjal dan berbentuk V karena

proses yang dominan adalah proses yang cenderung pendalaman lembah (valley

deepenting)

                           

2.      Perbukitan Denudasional

Karakteristik :

  Topografi berbukit dan bergelombang

  Lereng berkisar antara 15 – 55%

  Perbedaan tinggi relief (relief local) antara 50 - <500m

  Umumnya terkikis sedang hingga kecil, tergantung pada kondisi litologi, iklim,

vegetasi penutup baik alami maupun tataguna lahannya

3.      Nyaris Dataran (Peneplain)

Karakteristik :

a.      Proses denudasional yang bekerja terus-menerus pada pegunungan/perbukitan

berakibat pada bentuk permukaan lahan yang hampir datar yang disebut nyaris

dataran (peneplain)

b.      Dikontrol oleh batuan penyusun bentuklahan yang strukturnya berlapis (layers)

c.       Bila batuan penyusun tersebut massif dan mempunyai permukaan yang datar

akibat proses erosi sering disebut permukaan planasi (planation surface).

Kenampakan ini menunjukkan bahwa bentuklahan tersebut berumur tua

4.      Perbukitan Sisa Terpisah/Inselberg

Karakteristik :

a.      Bila bagian depan (dinding) suatu pegunungan/perbukitan mundur akibat proses

denudasi dan lereng kaki (footslope) bertambah lebar secara terus-menerus akan

meninggalkan lereng dinding bukit yang curam

b.      Umumnya berbatu tanpa penutup lahan (bare rock) dan banyak singkapan

(outcrops)

c.       Dapat terjadi pada pegunungan/perbukitan terpisah maupun pada sekelompok

pegunungan/perbukitan

d.      Mempunyai bentuk membulat

e.       Bila bentuknya relative memanjang dengan dinding bukit curam disebut monadnock

5.      Kerucut Talus Atau Kipas Aluvial (Talus Cone Or Alluvial Fan)

Karakteristik :

a.      Topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (35%)

b.      Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung

pada besarnya cliff dan batuan yang hancur

Page 21: makalah bentuk lahan

c.       Fragmen berukuran kecil terendapkan pada bagian atas kerucut (apex)

d.      Fragmen yang kasar karena beratnya akan mudah meluncur ke bawah dan

terendapkan di bagian bawah talus

6.      Lereng Kaki (Foot Slope)

Karakteristik :

a.      Area memanjang dan relative sempit terletak di kaki pegunungan/perbukitan

dengan topografi landai hingga berombak

b.      Mempunyai lereng dari landai hingga lembut (nearly flat to gentle)

c.       Tanpa hingga sedikit terkikis

d.      Terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin)

e.       Pada umumnya sering dilewati fragmen batuan hasil pelapukan daerah di atasnya

ayng diangkut oleh tenaga pengankut (air) ke daerah yang lebih rendah (missal;

cekungan)

5.      Bentuklahan Asal Gunungapi (Vulkanik)                   

Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik.

Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada 10 macam, yaitu kerucut vulkanik, lereng vulkanik, kaki vulkanik, dataran vulkanik, padang lava, padang lahar, dataran antar vulkanik, bukit vulkanik terdenudasi, boka, dan kerucut parasiter.

6.      Bentuklahan Asal Fluvial

Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang

berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk

bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan

bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir

halus.

7.      BENTUKLAHAN ASAL MARIN

Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan

pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine

berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine

dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa

ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan

pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses

lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa

Page 22: makalah bentuk lahan

lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi

penyusun.8.      Bentuklahan Asal Glasial

Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali

sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan

oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.

9.      Bentuk Lahan Asal Organik

Yakni suatu bentukan yang terjadi di dalam lingkungan laut oleh aktivitas

organismeendapan batugamping cangkang dengan struktur tegar yang tahan

terhadap pengaruh gelombang laut pada ekosistem bahari

10.  Bentuk Lahan Asal Organik

Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan

aktivitas manusia. Sehingga bentuk lahan antropogenik dapat disebut sebagai

bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Aktivitas tersebut dapat berupa

aktivitas yang telah disengaja dan direncanakan untuk membuat bentuk lahan yang

baru dari bentuk lahan yang telah ada maupun aktivitas oleh manusia yang secara

tidak sengaja telah merubah bentuk lahan yang telah ada. Bentuk lahan

antropogenik dapat dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang telah ada. Misalnya

bentuk lahan marin yang dapat berubah menjadi pelabuhan dan pantai reklamasi

seperti yang terdapat pada pantai Marina Semarang, dan bentuk lahan struktural

dan fluvial dapat berubah menjadi waduk serta bentuk lahan struktural dan

denudasional dari bukit yang telah mengalami perubahan bentuk akibat aktivitas

manusia seperti yang terjadi di bukit Ngoro Mojokerto.

Contoh dari bentuk lahan antropogenik berbeda dengan contoh dari

penggunaan lahan. Misalnya sawah dan permukiman, kedua contoh ini bukan

merupakan bentuk lahan antropogenik melainkan termasuk pada bentuk

penggunaan lahan atau landuse karena sawah dan permukiman tidak merubah

bentuk lahan yang telah ada, sawah dan permukiman hanya termasuk upaya

pemanfaatan dari permukaaan bentuk lahan. Bisa saja sawah ada di dataran bentuk

lahan aluvial, di lereng gunung, atau bahkan di gumuk pasir. Begitu juga dengan

permukiman juga bisa terdapat di dataran rendah, dataran tinggi, lembah, maupun

kaki lereng, namun keberadaan sawah dan permukiman tersebut tidak bisa

digolongkan dalam bentuk lahan antropogenik.

Pemanfaatan dan pengusahaan lahan pantai oleh manusia banyak

menimbulkan perubahan fisik bentang lahan yang nyata. Misalnya konstruksi

bangunan pantai yang berbentuk pelabuhan. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di

ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan

barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-

alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal

Page 23: makalah bentuk lahan

yang berlabuh. Pelabuhan termasuk lahan antropogenik karena bentuknya telah

merubah bentuk lahan pesisir sebelumnya.

Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:

         Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)

         Perlindungan dari angin, ombak, dan petir

         Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.

Pembangunan pelabuhan hendaknya memperhatikan aspek lokasi agar

pelabuhan dapat berfungsi secara efektif dan tidak mengancam lahan sekitar.

Misalnya pembangunan pelabuhan Indonesia cabang Pontianak yang dibangun di

tepi sungai yang dapat menyebabkan pendangkalan yang disebabkan oleh erosi

daerah hulu.

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk

topografiskhas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur

geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu.

Verstappen (1983) te lah mengk las i f i kas i bentuk lahan

berdasarkan genes i snya men jad i sepuluh klas utama. Kesepuluh klas

bentuklahan utama itu adalah sebagai berikut :

1.      Bentuklahan asal structural

2.      Bentuklahan asal vulkanik 

3.      Bentuklahan asal denudasional

4.      Bentuklahan asal fluvial

5.      Bentuklahan asal marine

6.      Bentuklahan asal glacial

7.      Bentuklahan asal Aeolian

8.      Bentuklahan asal solusional (pelarutan)

9.      Bentuklahan asal organik 

10.  Bentuklahan asal antropogenik.

Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat

aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera,

medan lava.

Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan

rusak.

Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat

aktivitas sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai.

Karena sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan

akibat kombinasi proses fluvial dan marine.

Page 24: makalah bentuk lahan

Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

proses laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai

(beach ridge), bura (spit), tombolo, laguna.

Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

aktivitas gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung

(hanging valley), morena, drumlin.

Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh

proses angin, contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti

barchan, parabolik, longitudinal, transversal,bintang.

Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang

dihasilkan oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst),

contohnya adalah kubah karst, dolina, uvala,

http://teachgeograph.blogspot.com