Makalah Bahaya Fisik Di Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Bagi Kesehatan Dan Ergonomi Dan Faal Kerja

46
MAKALAH BAHAYA FISIK DI LINGKUNGAN KERJA DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN DAN ERGONOMI DAN FAAL KERJA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.Sasaran penelitian ergonomi ialahmanusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan

description

bahaya fisik

Transcript of Makalah Bahaya Fisik Di Lingkungan Kerja Dan Dampaknya Bagi Kesehatan Dan Ergonomi Dan Faal Kerja

MAKALAH BAHAYA FISIK DI LINGKUNGAN KERJA DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN DAN ERGONOMI DAN FAAL KERJA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.Sasaran penelitian ergonomi ialahmanusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk fitting the job to the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya. Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya.1.2 Tujuan1. Mahasiswa mengetahui dan memahami bahaya fisik dilingkungan kerja dan dampaknya terhadap kesehatan.2. Mahsiswa memahami dan mampu menjelaskan ergonomic dan faal kerja.3. Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya ergonomic dan faal kerja.BAB IIPEMBAHASANA. BAHAYA FISIK DILINGKUMGAN TEMPAT KERJA DAN DAMPAKNYA BAGI KESEHATAN1. Pengertian Tempat Kerja Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut

2. Potensi Bahaya Di Tempat KerjaSetiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja., Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.a. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan kerugian kepada:1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2) properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin.3) lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa.5) nama baik perusahaan. b. Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja, serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yagmungkin terjadi. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain :1) faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.2) faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik produk antara maupun hasil akhir.3) faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima baik fisik maupun psikis. c. Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap.asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta 3. Sifat Bahaya Dilingkungan Kerjaa. Bahaya yang Bersifat FisikBahaya ini seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin bising kurang penerangan getaranyang berlebihanradiasi dan sebagainya, Keadaan tempat kerja yang terlalu panas mengakibatkan karyawna cepat lelahm karena kehilangan cairan dan gamram, Bila panas dai lingkngan ini berlebihan suhu tubuh akan meningkat yang menimbulkan gangguan keseatan, pada keadaan berat sudu tubuh sangat tinggi yang mengakibatkan pingsan sampai kematian, keadaaan a yang terlalu dingin juga akan menyebabkan karyawan sering sakit sehingga akan menurunkan daya tahan tubuhnya.Kebisingan mengganggu kosentrasi, komunikasi dan kemampuan berfikir, Kebisingan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penuruanan sifat pernmanen, niali ambang bataks kebisingan adalah 85 dB untuk karyawan yang bekerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.Pencahayaan penting untuk efisiensi kerja. Pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata, kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyenabaan keseakaan, untuk pengatuarn intesitas pencahaan telah diatur dalam peraturan mendteri perburuan no 7 tahun 1964.Getaran yang berlebihan menyebabka berbahai penyakit pada pembuluh daram syarafm sendir dan tulang punggung, Sedang radiasi panas akan menyebabkan suhu tuuh meningkat dan akibatnya sama dengan ruang kerja yang panas, selain itu terdapat berbagai radiasi seperti radiasi dari bahan radiokatf, radiasi sinar dan riasi gelombang mikro yang dapat menimbulkan berbagai penyakit pada karyawan. 4. Macam-Macam Bahaya Fisika. KebisinganBunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di tempat kerja.Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin ketik / komputer, mesin cetak, dan sebagainya.Namun sering bunyi-bunyi tersebut meskipun merupakan bagian dari kerja kita tetapi tidak kita inginkan, misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas pendengaran, dan sebagainya.Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki inilah yang sering disebut bising atau kebisingan.Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi.Kualitas bunyi ditentukan oleh 2 hal yakni frekuensi dan intensitasnya.Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik yang disebut hertz (Hz), yaitu jumlah gelombang-gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya.Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi. Sedangkan intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel ( DB ). Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak.Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak dikehendaki / bising.Skala Intensitas KebisinganSkala Intensitas Desibel Batas Dengar Tertinggi noSumber

Skala DB batas dengar tertinggi

1. Halilintar 120 DB

2. Meriam 110 DB

3. Mesin Uap 100 DB

4. Jalan yang ramai 90 DB

5. Pluit 80 DB

6. Kantor Gaduh 70 DB

7. Radio 60 DB

8. Rumah Gaduh 50 DB

9. Kantor pada umumnya 40 DB

10. Rumah Tenang 30 DB

11. Kantor perorangan 20 DB

12. Sangat tenang , Suara daun jatuh, Tetesan air 10 DB

Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi,dan lama pajanan. Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll. Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB.Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.Disamping itu kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja berteriak didalam berkomunikasi dengan pekerja lain. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi (miss communication) atau salah persepsi terhadap orang lain. Oleh karena sudah biasa berbicara keras di lingkungan kerja sebagai akibat lingkungan kerja yang bising ini maka kadang-kadang di tengah-tengah keluarga juga terbiasa berbicara keras.Bisa jadi timbul salah persepsi di kalangan keluarga karena dipersepsikan sebagai sikap marah.Lebih jauh kebisingan yang terus-menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja.Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB.Tetapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risih adanya benda asing di telinganya.Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan akhirnya mau memakainya.b. GetaranGetaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered tool berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai Raynauds phenomenon atau vibration-induced white fingers(VWF). Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang.Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws.

c. Radiasi Non MengionRadiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible radiation, inframerah, laser, medan elektromagnetik (microwave dan frekuensi radio) . 1. Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak. 2. Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit. 3. Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker. Contoh : Radiasi ultraviolet : pengelasan. Radiasi Inframerah : furnacesn/ tungku pembakaran Laser : komunikasi, pembedahan

d. Pencahayaan atau Penerangan ( Illuminasi )Tujuan pencahayaan :1. Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan 2. Memberi lingkungan kerja yang aman Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja. Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja.Berkaitan dengan pencahayaan dalam hubungannya dengan penglihatan orang didalam suatu lingkungan kerja maka faktor besar-kecilnya objek atau umur pekerja juga mempengaruhi.Pekerja di suatu pabrik arloji misalnya objek yang dikerjakan sangat kecil maka intensitas penerangan relatif harus lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas penerangan di pabrik mobil.Demikian juga umur pekerja dimana makin tua umur seseorang, daya penglihatannya semakin berkurang.Orang yang sudah tua dalam menangkap objek yang dikerjakan memerlukan penerangan yang lebih tinggi daripada orang yang lebih muda. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna mmeperbesar ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi penglihatan rangkap atau kabur.Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan. Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat kerja. Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan lampu-lampu tersendiri. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak diberikan tugas di malam hari.Disamping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti diuraikan diatas, penerangan / pencahayaan baik kurang maupun cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah apabila pengaturannya kurang baik yakni silau. Silau juga menjadi beban tambahan bagi pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau dicegah. Pencegahan silau dapat dilakukan antara lain :a. Pemilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. Lampu neon kurang menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.b. Menempatkan sumber-sumber cahaya / penerangan sedemikian rupa sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.c. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka jendela yang langsung memasukkan sinar mataharid. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan.Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut : Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja. Kelemahan mental Kerusakan alat penglihatan (mata). Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja (pabrik, kantor, sekolahan, dan sebagainya) sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai berikut : Jarak antara gedung dan abngunan-bangunan lain tidak mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja. Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi 32 derajat celsius). Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang mengganggu kerja. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar serta tidak berkedip-kedip.e. Bau-BauanYang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja.Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja.Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi higiene pada umumnya.Cara pengukuran bau-bauan yang dapat mengklasifikasikan derajat gangguan kesehatan belum ada sehingga pengukurannya masih bersifat objektif.Hal ini disebabkan karena seseorang yang mencium bau tertentu dan merasa tidak biasa dengan bau tersebut, apabila sudah lama atau biasa mencium bau aneh tersebut maka akhirnya menjadi terbiasa dan tidak mencium bau yang aneh tersebut. Orang yang bekerja di lingkungan yang berbau bensin atau oli, mula-mula merasakan bau tersebut tetapi lama-kelamaan tidak akan merasakan bau tersebut meskipun bau tersebut tetap di lingkungan kerja itu. Hal ini disebut penyesuaian penciuman.Dalam kaitannya dengan kesehatan kerja atau dalam lingkungan kerja, perlu dibedakan antara penyesuaian penciuman dan kelelahan penciuman.Dikatakan penyesuaian penciuman apabila indera penciuman menjadi kurang peka setelah dirangsang oleh bau-bauan secara terus-menerus, seperti contoh pekerja tersebut diatas.Sedangkan kelelahan penciuman adalah apabila seseorang tidak mampu mencium kadar bau yang normal setelah mencium kadar bau yang lebih besar. Misalnya orang tidak mencium bau bunga setelah mencium bau yang kuat dari bangkai binatang.Ketajaman penciuman seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan sebagainya. Orang yang sedang mengalami ketegangan psikologis atau stress, ia tidak dapat mencium bau-bauan yang aneh, yang dapat dicium oleh orang yang tidak dalam keadaan tegang.Disamping itu penciuman juga dapat dipengaruhi oleh kelembaban udara.Pada kelembaban antara 40-70 % tidak mempengaruhi penciuman tetapi dibawah atau diatas kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman. Pengendalian bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan antara lain :1. Pembakaran terhadap sumber bau-bauan misalnya pembakaran butil alkohol menjadi butarat dan asam butarat.2. Proses menutupi yang didasarkan atas kerja antagonistis diantara zat-zat yang berbau. Kadar zat tersebut saling menetralkan bau masing-masing. Misalnya bau karet dapat ditutupi atau ditiadakan dengan paraffin.3. Absorbsi (penyerapan), misalnya penggunaan air dapat menyerap bau-bauan yang tidak enak.4. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat yang berbau menjadi netral (tidak berbau). Misalnya menggunakan pengharum ruangan.5. Alat pendingin ruangan (air conditioning) disamping untuk menyejukkan ruangan juga sebagai cara deodorisasi (menghilangkan bau-bauan yang tidak enak) di tempat kerja. B. ERGONOMI DAN FAAL KERJA 1. Tingkat Beban KerjaJantung merupakan alat yang sangat penting bagi bekerja.Alat tsersebut merupakan pompa darah kepada otot-otot, sehingga zat yang diperlukan dapat diberikan kepada dan zat-zat sampah dapat diambil dari otot.Jantung bekerja diluar kemauan dan memiliki kemampuan-kemampuan secara khusus.A1at itu memompa darah arteri ke jaringan-jaringan, termasuk otot dan darah vena ke paru-paru.Suatu denyut jantung merupakan suatu volume denyutan (stroke volume) darah arteri.Dengan sejumlah denyutan tiap menitnya, maka jantung memompakan sejumlah darah arteri yang cukup untuk keperluan bekerja.Dengan kegiatan tubuh yang meningkat, jantung harus memompakan darah lebih banyak, berarti jumlah denyutan bertambah.Denyutan jantung dapat diukur dari denyutan nadi.Dengan bekerja, mula-mula nadi bertambah, tetapi kemudian menetap sesuai dengan kebutuhan dan setelah berhenti bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal.Jantung yang baik sanggup rneningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembaIi sesudah kegiatan dihentikan.Jumlah denyutan jantung merupakan petunjuk besar-kecilnya beban kerja. Pada pekerjaan sangat ringan denyut jantung adalah kurang dari 75, pekerjaan ringan diantara 75 - 100, agak berat 100 - 125, berat 125 - 150, sangat berat 150 - 175 dan luar biasa berat lebih dari 175/menit.Maksimum denyut nadi orang muda adalah 200/menit, sedangkan mereka yang berusia 40 tahun keatas 170/menit. Jantung yang sehat dalam 15 menit sesudah kerja akan bekerja normal kembali seperti sebelumnya.Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca kerja, reaksi psikis dan psikologis, keadaan sakit dan lain-lain.Salah satu keperluan utarna otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang dibawa oleh darah arteri kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan energi.Maka dari itu, jumlah O2 yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja merupakan salah satu petunjuk pula dari beban kerja.Sebagaimana diketahui O2 diambil oleh kapiler darah didalam paru-paru, kemudian masuk da1am darah balik dari paru-paru yang kaya zat asam. Maka keadaan dari paru-pam dan alat pernafasan akan berpengaruh pula kepada pengembalian O2 ini oleh tubuh.Untuk bekerja perlu energi hasil pembakaran.Semakin berat bekerja, semakin besar tenaga yang diperlukan.Dalam hubungan ini jumlah kalori merupakan juga petunjuk besarnya beban pekerjaan.TimbuInya panas dari tubuh sejalan dengan kenaikan suhu badan, terutama suhu rectal, dan usaha-usaha tubuh untuk mengeluarkan panas akibat metabolisme.Sebagai akibat terakhir ini, kecepatan penguapan lewat keringat juga merupakan indikator beban fisiologis dari badan.Namun indikator-indikator ini masih dipengaruhi pula oleh keadaan cuaca kerja.Beban kerja fisiologis dapat didekati dan banyaknya O2 yang digunakan tubuh, jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dan kecepatan penguapan lewat berkeringat.Beban kerja ini menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya.Makin besar beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja tanpa kelelahan atau gangguan.Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar (gIikogen). Dalam keadaan otot kekurangan bahan bakar, penimbunan dari hati akan dimobilisir ke otot. Usus adalah tempat penyerapan dari bahan-bahan bakar ini.Ginjal tidak kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi bahan-bahan terlarut.Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan dengan cuaca kerja panas.Selain faktor beban kerja dan pera1atan di dalam tubuh, faktor waktu dan factor-fakttor lingkungan sangat berpengaruh kepada faa1 kerja.Waktu mungkin da1am lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya.lamanya bekerja tergantung dari kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan. Sedangkan periodisi tas ada1ah sehubungan dengan irama-irama biologis, yaitu perubahan-perubahan faa1 yang datang dan hilang secara bergelombang. Periodisitas demikian banyak dipelajari da1am I/mu Kronobiologi atau Bioperiodisitas.

2. ErgonomiKata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda, seperti "Arbeitswissenschaft" di Jerman, "Bioteknologi" di negara-negara Skandinavia; "Human Engineering", "Human Factors Engineering" atau "Personnel Research" di Amerika Utara. Ergonomi adalah pengetrapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu tehnik dan tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan efftisiensi dan kesejah teraan kerja.Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan iImu seperti antropologi, biometrika, faa1 kerja, higene perusahaan dan kesehatan kerja, perencanaan kerja, riset terpakai, dan cybernetika. Namun kekhususan utamanya ada1ahperencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya.Dalam ha1 ini, diperlukan kerja-sama diantara peneliti dan tehnisi serta ahlitentang pemakaian alat-alat dengan pengukuran, pencatatan dan pengujiannya.Perbaikan kondisi-kondisi kerja buruk dan tanpa perencanaan biasanya maha1, maka usaha sebaiknya dimulai dari perencanaan oleh suatu team ergonomi yang memungkinkan proses, mesin-mesin dan hasil produksi yang memenuhi persyaratan. Ergonomi dapat diterapkan pada semua tingkatan dari lokal sampai kepada nasiona1.Secara lokal dapat dimulai dengan inisiatif dokter perusahaan, kepala personalia, pengusaha, dan lain-lain yang mencoba upaya sendiri atau dengan memanggil penasehat dari luar.Pelayanan dapat diberikan oleh lembaga.lembaga khusus atau universitas. Oleh Pemerintah, pengetrapan ergonomi dapat dibina melalui peraturan-peraturan, standard-standard, dan spesifikasi resmi.Program ergonomi meliputi penentuan problematik, percobaan untuk peme.cahan, pengetrapan hasil percobaan dan pembuktian effektivitas. Da1am praktek, sering pendekatan mela1ui "trial dan error". Penentuan problematik dilakukandengan melihat gejala-gejala seperti absenteisme, ganti-ganti kerja dan lain-lain yang rnungkin merupakan akibat dari beban kerja yang berlebihan, organisasi kerja yang tidak baik, kesulitan melakukan latihan kerja,sebagai pencerminan buruknya design peralatan dan cara kerja. Kemudian diadakan ana1isa pekerjaan, pera1atan dan bahan, yang meliputi juga"time and motion study", observasi langsung atau te1emetris dari parameter fisiologi, analisa bahaya-bahaya, proses produksi, model-model dan lain-lain. Atas dasar penemuan, diadakan usaha-usaha perbaikan, yang hasilnya tercermin.Ergonomi mempunyai peranan penting dalam industrialisasi. Mekanisasi dan automasi tidak saja terjadi pada industri, tetapi juga pada pertanian dan pekerjaan administrasi, maka timbullah permasalahan sebagai berikut:Ergonomi dapat mengurangi beban kerja.Dengan eva1uasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan rnodefikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan.Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga ditingkatkan.Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian terutama perlu diberikan kepada kegiatan fisik.yaitu intensitas, tempo, Jam kerja dan waktu istirahat, pengaruh keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan, warna, debu dan lain-Iain). data biologis (modefikasi makan dan minum, pemulihan sesudah tidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia) dan kekhususan-kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam, kerja bergilir). Tambahan pula, per1u diperhatikan keadaankeadaan setempat seperti iklim dan keadaan gizi, di daerah panas atau pegunungan.di laut, pada ketinggian tinggi atau di bawah tanah. Di negara berkembang, soal iklim dan gizi adalah faktor penting.Suatu lapangan penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan.yang berpengaruh kepada pemakaian energi dan fungsi sensorimotoris. Ilmu tentang gerakan dan sikap badan disebut biomekanika. Seorang tenaga kerja dikatakan sesuai dengan pekerjaannya ditinjau dari sudut biomekanika, apabila sikap tubuhnya baik, tenaga kerja dilatih dalam ketrampilan kerja dengan metoda-metoda kinetika (gerakan-gerakan), tempat duduk adalah nikmat pegangan-pegangan mesin dan alat mudah dicapai, serta latihan fisik dilaksanakan waktu kerja atau melalui akitivitas oleh raga.Bagian semakin penting dari banyak pekerjaan adalah persepsi dan penafsiran dari tanda-tanda yang memerlukann pengambilan keputusan dan selanjutnya reaksi Dengan ergonomi, kecepatan persepsi dan pengambilan keputusan dapat dipermudah.tekanan mental, kelelahan, gangguan kewaspadaan, gangguan-gangguan faal, Dan kesalahan-kesalahan dapat dicegah sehingga produktivitas dapal dipelihara. Faktor penting dalam pendirian ada1ah ambang rasa, kewaspadaan, pembedaan dan penafsiran.HaI ini dapat berfungsi secara baik, apabi1a tanda-tanda diatur memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu.Caranya, pertama-tama, dengan mempela.jari bentuk dan penempatan tanda-tanda, penyajian kwalitas (skala) dan sifat-sifat dari tanda (optik, akustik atau perabaan). Kedua ada1ah mempelajari kwalitas dan kwantitas dari tanda-tanda da1am hubungan kemampuan tenaga kerja untuk menafsirkan dan mengingat tanda tersebut.Mungkin diperlukan modefikasi pengolahan data secara mekanis atau elektronis, agar pekerja lebih mudah melakukan pekerjaannya.Sebagai jawaban terhadap suatu tanda, pekerja harus melaksanakan gerakan-gerakan, yang.perlu diatur, agar pegangan-pegangan diletakkan secara baik, yaitu'mudah dicapai.dalam arah yang tepat dan sesuai dengan gaya yang diperlukan.Ergonomi dapat digunakan dalarn menelaah sistem manusia dan produksi yang kompleks. Dapat ditentukan tugas-tugas apa yang diberikan kepada tenaga kerja dan yang mana kepada mesin.

3. ErgometriErgometri adalah ilrnu untuk rnengukur kerja. Biasanya ada dua hal yang ditentukan :Dalam tubuh, ketika bekerja.tenaga kimia dirubah menjadi tenaga mekanik dan panas. Untuk hal ini diperIukan O2 sebagai bahan pembakar.Maka dari itu, banyaknya O2 yang dipakai menjadi petunjuk pemakaian tenaga. Cara menentukan pemakaian tenaga dengan pengukuran O2 adalah disebut cara tidak langsung sebenarnya ada usaha secara langsung dengan dasar kalorimeter, tetapi cara ini hanya dapat dikerjakan di laboralorium yang sangat khusus. Dari pemakaian 02 jumlah kalori dihitung dengan dasar persamaan satu liler oksigen = 4,7 - 5,0 kilokal/menit.Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu dilakukan inventarisasi dari kegiatan seluruh hari.yang meliputi tidur, duduk, berjalan, bekerja, dan sebagainya dan berapa lamarya dari kegiatan-kegiatan itu. Untuk tiap-tiap kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau digunakan table-tabel tertentu.Yang biasanya ditentukan secara pengukuran adalah pengerahan tenaga selama bekerja.Sehingga perlu cara-cara pengukuran O2 waktu bekerja.Cara-cara dan alat-alat yang dipakai adalah :Hasil pengukuran pengeluaran tenaga menurut kegiatan-kegiatan disajikan dalam data data atau tabel-tabel.Data-data ini jangan dianggap sebagai suatu ketetapan fisik, oleh karena data itu merupakan harga rata-rata secara statistik dari variabel biologis.Tidak terdapat nilai normal yang tungga1, oleh karena variabilitas manusia sangat besar. Angka-angka tentang pemakaian tenaga ditentukan oleh populasi yang diselidiki, usia dan pekerjaan.Kemampuan fisik maksimum terutama diukur dari kemampuan jantung.Sebenarnya pengukuran kemampuan otot-otot pada umumnya dapat juga memberikan derajat ketelitian tinggi.Pemakaian O2 meningkat dengan besamya tenaga dari tubuh yang harus dikeluarkan, tetapi peningkatan ini ada maksimumnya, yaitu sesudah zat asam jenuh didarah.Penggunaan O2 maksimum inl menentukan kapasitas aerobik dari tubuh. Kenyataannya sesudah kadar ini dicapai, tubuh masih juga dapat bekerja dengan tenaga yang lebih besar ,untuk waktu yang tidak lama, yaitu dengan metabolisme secara anaerobik (=tanpa O2). Pengukuran kapasitas aerobic ini sulit dan berbahaya terutama menghadapi orang dengan usia lanjut dan menderita insufflensi koroner.Maka dipakailah cara evaluasi tidak langsung dari kapasitas aerobik sebagai berikut :Kapasitas aerobik dihitung dari usia, berat badan dan Denyutan jantung untuk suatu kegiatan submaksimal.Sebagai kegiatan bagi uji fisik adalah:Kapasitas aerobik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada pekerjaan yang sifatnya mengangkat berat badan (seperti uji naik turun bangku), tenaga yang dibutuhkan proporsionil dengan berat badan, maka O2 yang dipakai sebaiknya dinyatakan dalam cm3/kg berat badan.Tidak demikian halnya pada pekerjaan yang harus memindahkan bebas luar, dalam hal ini lebih baik dinyatakan nilai absolutnya. Denyutan jantung berkurang menurut usia, hal ini mempengaruhi penafsiran kemampuan aerobik dalam pekerjaan submaksimal dan nilai yang ditemukan dan monogram Astrand perlu dikoreksi:

Usia dalam TahunDenyutan Jantung maksimum permenitFaktor Koreksi astrand

20-291951,00

30-391890,87

40-491820,78

50-591700,71

60-691620,65

Kapasitas aerobik maksimum dari orang laki-laki berkurang secara tingkat demi tingkat dari usia 25 - 30 tahun dan pada usia 70 tahun nilainya hanya setengah dari yang berusia 20 tahun. Pada wanita, puncaknya ditemukan pada pubertas, tetapi penurunan terjadi kemudian pada menopause.Kapasitas aerobic rata-rata perkilogram berat badan wanita muda adalah 70% dari pada laki-laki muda.Pada semua masyarakat, kemampuan aerobik maksimun menunjukkan perbedaan individuil.Tertinggi ditemukan pada olahragawan terutama pelari cepat.Pekerjaan berefek tidak sebesar olahraga terhadap kapasitas aerobik; Pekerjaanpekerjaan terpenting misalnya pemotong kayu.Dalam masyarakat industri, aktivitas olahraga waktu luang berefek lebih besar dari pada pekerjaan.Jika seseorang mulai berlatih, denyut jantungnya pada waktu istirahat dan kegiatan submaksimal akan menurun beberapa waktu sebagai tanda habituasi. Latihan yang berat dan lama menyebabkan kenaik.an kemampuan aerobik kira-kira 10%.Jika tenaga kerja dikerjakan untuk pekerjaan-pekerjaan berat, uji fungsi kardiovaskuler dapat dipergunakan untuk menentukan kesanggupan tenaga kerja dalam pekerjaannya.Dari pengalaman, jika pekerjaan dilakukan dengan 35 - 50% kapasitas aerobik maksirnum.tidaklah terjadi kelelahan atau keluhan. Dengan menggunakan denyutan jantung sebagai indicator, maka sebaiknya denyutan jantung para pekerja tidak melebihi 120/menit.

4. AutomasiIstilah automasi pertama-tama dimajukan oleh Harder dari Ford Motor Company. Mula-mula konsep automasi Detroit adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untuk mengerjakan potongan bahan pekerjaan ke atau dari alat, melanjutkan dalam proses seterusnya, memisahkan sisa-sisa dari proses dan melakukannya secara berurutan menurut waktu sesuai dengan proses produksi, sehingga sebagian atau keseluruhan dari proses dapat dikendalikan dengan cara pijit tombol pada tempat strategis. Sesudah itu Diebold mendefinisikan automasi sebagai penggunaan mesin untuk menjalankan mesin.Defenisi-defenisi di atas terlalu menonjolkan aspek produktivitas dan teknologi, sehingga elemen manusia terlupakan. Maka dari itu, automasi harus diartikan suatu Sistem yang meliputi alat-alat mekanik, peralatan kerja lain dan manusia yang diperlukan untuk mengerjakan bahan atau keterangan menjadi suatu produk barang atau jasa yang dikehendaki. Pertimbangan pertama automasi adalah pengoptimalan produksi oleh manusia dan atau mesin.Yang menentukan tingkat automasi adalah perbandingan kwalitatif dan kwantitatif diantara upaya manusia yang diberikan kepada proses produksi (= input) dan hasil obyektif dari proses (output) serta pengaruh lingkungan terhadap hubungan manusia dan proses. Demikian pula hubungan di antara manusia dan mesin mengenai kemampuan dan limitasi masing-masing merupakan suatu faktor yang perlu diperhatikan.

5. Beda Manusia Dan MesinMekanisasi adalah penggantian manusia sebagai sumber tenaga atau sebagai alat untuk memberikan keterangan dalam pengaturan tenaga.Mekanisasi adalah satu bagian dari automasi.Terdapat empat tingkat dalam perkembangan automasi, yaitu dari kerja tangan sampai kepada automasi penuh.Tingkat-tingkat itu adalah Salah satu alasan automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan dengan sumber-sumber tenaga lainnya.Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan antara manusia dan mesin.Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-baiknya.Perbedaan Manusia Dan MesinMESINMANUSIA

KecepatanLuar biasa baikKelambatan 1 detik

TenagaDapat diatur dengan baik-baik: besar, menetap dan dapat dibuat kekuatan standar2 kekuatan kuda (KK) untuk 10 detik; 0,5 KK untuk beberapa detik; dan 0,2 KK untuk pekerjaan terus menerus sehari

KeseragamanCocok untuk pekerjaan-pekerjaan rutin, berulang dan perlu ketetapanTidak dapat dipercaya. Perlu dimonitor dengan mesin

Kegiatan jamakBanyak saluranSatu saluran

IngatanTerbaik untuk memproduksi sesuatu yang ditentukan dan bersifat penyimpanan jangka pendekSegala macam dengan pendekatan dari berbagai sudut. Baik untuk menentukan dasar-dasar pikiran dan strategi

BerfikirDeduktif baikInduktif baik

Hitung menghitungCepat dan tepat, tetapi tak memiliki kemampuan untuk koreksiLambat dan sangat mungkin melakukan kesalahan, tetapi cukup kemampuan untuk koreksi

PendirianDapat menjadi indera penambah, seperti kemampuan menangkap gelombang mengionisasiMenerima rangsangan-rangsangan dari berbagai energy dan mengolahnya bersama-sama, misalnya mata sekaligus menentukan lokasi relative, gerakan dan warna. Baik untuk menentukan pola, misalnya dapat menentukan tanda pada kebisingan yang besar

Dapat dibuat tidak peka terhadap rangsangan-rangsangan luarDipengaruhi oleh panas, dingin, kegaduhan dan getaran (yang melewati batas tertentu)

Reaksi terhadap beban yang melebihi kemampuanKerusakan tiba-tibaDegradasi

KepintaranTidak adaDapat menyesuaikan sesuatu yang tak terduga. Dapat meramalkan

Kecakapan manipulasiKhususSangat besar

Manusia terbatas dalam hal kecepatan dan ketelitian.Selain itu, kecepatan kerja yang lebih besar selalu disertai penurunan ketelitian.Dalam hal inilah automasi memegang peranan sangat penting.

6. KelelahanSetelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula.Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.Kelelahan ini adalah bentuk yang umum.Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.Pemeriksaan kelelahan :Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat terjadinya kelelahan.Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum.Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyerinyang terdapat pada otot.Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah persyaratan dan psikis.Adalah suatu pengalaman yang dikenal oleh umum, bahwa kelelahan yang terus menerus setiap hari berakibat keadaan kelelahan yang kronis.Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya.Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala.Gejala-gejala psikis adalah perbuatan-perbuatan antisosial dan tak cocok dengan sekitarnya, depresi, kurangnya tenaga beserta kehilangan inisiatif.Tanda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-kelainan psi1cosomatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan-gangguan fungsi paru-paru dan jantung.kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur, dan lain-lain. Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis.Oleh karenanya terjadi kecendrungan meningkatnya absenteisme terutama mangkir kerja jangka pendek.Sebabnya adalah kebutuhan untuk beristirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit.Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik mental atau kesulitan-kesulitan psikologis.Skap negatif terhadap kerja, perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab ataupun akibat.Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-kamar istirahat, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain.Pengetrapan ergonomi dalam hal pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-bangku kerja sangat membantu. Demikian pula organisasi proses produksi yang tepat Selanjutnya, usaha-usaha perlu ditujukan kepada kebisingan, tekanan panas, pengudaraan dan penerangan yang baik.Monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna serta dekorasi pada lingkungan kerja, musik di tempat kerja dan waktu-waktu istirahat untuk latihan-latihan fisik bagi pekerja yang bekerja sambil duduk.Seleksi dan latihan dari pekerja, lebih-lebih supervisi dan penatalaksanaannya juga memegang peranan penting.

7. Waktu KerjaWaktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya.Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8 jam.Sisanya (16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain.Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya kelelahan, penyakit dan kecelakaan.Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan naik selama 40-50 jam.Lebih dari itu, terlihat kecendrungan tumbuhnya hal-hal yang negatif.Makin panjang waktu kerja, makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini. Jumlah 40 jam kerja seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung kepada berbagai faktor.Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk hal ini, perlu istirahat dan kesempatan untuk makan yang meninggikan kembali kadar bahan bakar di dalam tubuh. Maka dari itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus menerus sangat penting artinya.Pekerjaan berat ditandai dengan pengerahan tenaga yang besar dalam waktu relatif lebih pendek. Otot-otot susunan kardiovaskuler, paru-paru, dan lain-lain harus bekerja sangat berat. Maka dari itu, beban demikian tidak bias secara terus-menerus dilakukan melainkan perlu istirahat-istirahat pendek setiap selesai suatu tugas. Inilah yang dinamakan organisasi kerja yang baik, yaitu selalu diberikan kesempatan kepada tubuh untuk pulih kembali setelah memikul suatu beban pekerjaan. Sebagai misal, sesudah memikul beban 50 kg sejauh 10 meter, kepad tenaga kerja sebaiknya diberi kesempatan beberapa menit untuk istirahat.Untuk rnenentukan lamanya seorang tenaga kerja bekerja dengan suatu tingkat pengerahan tenaga, dipergunakan kenyataan, bahwa pengerahan tenaga maksimal dengan seluruh kapasitas aerobik dapat berlangsung hanya 4 menit, pengarah tenaga dengan 1/3 x kapasitas aerobik dapat berlangsung 480 menit, Dalam soal periode kerja siang azatau malam, sangat menarik adalah kerja bergilir, terutama kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut Sebagai jalan keluar dalam memecahkan persoalan kerja malam pada si~tim regu ini adalah Tanpa perhatian yang sebaik-baiknya kerja malam hanya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang rendah sekali.

8. Faal KerjaIlmu tentang faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja disebut faal kerja.Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru.hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan.Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot.dan alat-alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan.Lambat laun gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis.Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik.Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas.Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi.Sebelum kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh ototnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab kelelahan otot.Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot.Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar.roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk pemulihan.Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02, dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja.Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain.Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik,yaitu ilmu tentang gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya.Biomekanika memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya.Ukuran-ukuran ini menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja.Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya.Maka berkembanglah ilrnu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis. Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran, Tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depan dan panjang lengan, Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut, jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut telapak kaki.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanPenerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya.

B. SaranSetelah pembaca membaca makalah ini diharapkan dapat mengerti tentang pentingnya ergonomic dan dampaknya terhadap faal kerja,

DAFTAR FUSTAKASilalahi, B. N. B. 1991. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.PT Pustaka Binaman Presindo. Jakarta. Sumamur PK. 1993. Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja.Cetakan ke-9.CV Haj i Hasagung. Jakarta. http://silviasigit.blogspot.com/2010/10/1-lingkungan-kerja-fisik-dan-non-fisik.htmlhttp://id.shvoong.com/business-management/management/2134354-lingkungan-kerja-fisik/http://masteran.blogspot.com/2009/05/lingkungan-fisik-kerja.htmlhttp://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/http://mily.wordpress.com/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/http://akhlisnurse.blogspot.com/2012/01/bahaya-kimia.html

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja beraktifitas sehari-hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Bahaya-bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bahaya getaran, kimia, radiasi, thermal, pencahayaan, dan kebisingan. Resiko bahaya yang dihadapi tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja yang diakibatkan karena kombinasi dari berbagai faktor seperti tenaga kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja (Goetsh, 1996). PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap merupakan salah satu Kilang Pengolahan (Refinery Unit) dengan hasil produksi terbesar diantara 7 (tujuh) Kilang Pengolahan dan produksinya terlengkap di antara semua kilang pengolahan yang ada di Indonesia. Untuk mencapai hasil produk akhir yang maksimal PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap menggunakan berbagai mesin serta peralatan yang saling berinteraksi dalam suatu unit untuk mengolah bahan baku yang akan digunakan unit lain sebagai bahan baku, demikian seterusnya hingga terbentuk produk akhir baik berupa produk BBM maupun non BBM. 2 Untuk mendukung kelancaran operasi kilang di RU IV tidak lepas dari sarana-sarana penunjang. Salah satu sarana yang dimaksud adalah Utilities yang merupakan jantung operasional di Kilang RU IV, yang menyediakan tenaga listrik, steam dan air untuk kebutuhan baik di dalam proses maupun di perkantoran, perumahan, rumah sakit dan fasilitas lainnya. Pada area Utilities mempunyai permasalahan dalam hal lingkungan fisik. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan yaitu dengan membagikan kuesioner didapat hasil permasalahan yang diprioritaskan pada kebisingan, serta data keluhan kesehatan yang didapat banyaknya pekerja yang mengeluh akibat kebisingan di tempat kerja. Penggunaan mesin-mesin serta peralatan di area Utilities dapat menimbulkan efek samping yang dapat merugikan manusia yakni rusaknya alat pendengaran akibat paparan kebisingan yang timbul dari mesin-mesin maupun peralatan tersebut. Kurangnya informasi tingkat bising di beberapa area Utilities dan rambu-rambu kebisingan yang sudah rusak sangat menyulitkan pekerja untuk mengetahui tingkat bising di tempat kerja dan bahaya-bahaya kesehatan yang ditimbulkan. Salah satu sistem informasi yang dapat membantu pekerja adalah pembuatan peta kebisingan. PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap sudah pernah membuat peta kebisingan dengan menggunakan software autocad. Dari gambar hasil autocad tersebut lalu diberi warna. 3 Peta kebisingan yang terdapat di area Utilities dibuat pada tahun 2005 dengan teknik pembuatan yang masih manual yaitu dengan cara mewarnai hasil gambar autocad dengan pensil warna. Warna yang digunakan hanya satu warna yaitu coklat, dan untuk membandingkan tingkat bising satu dengan yang lainnya hanya dengan bentuk angka. Dalam pengambilan pengukuran tingkat bising PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap hanya dilakukan pada sekitar mesin yang berpotensi menimbulkan bising tanpa mengukur paparan kebisingan yang ada pada seluruh area Utilities. Penelitian yang akan dilakukan adalah pembuatan peta kebisingan di seluruh area Utilities menggunakan software surfer 9. Pengambilan pengukuran tingkat bising dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan pada sekitar mesin yang berpotensi bising tetapi diseluruh area Utilities agar tingkat kebisingan dapat diketahui lebih detail. Peta kebisingan diharapkan pekerja mengetahui sebaran kebisingan sehingga dapat mengurangi banyaknya keluhan-kesehatan pekerja akibat paparan bising. Peta kebisingan ini juga nantinya akan dijadikan bahan dasar upaya pengendalian kebisingan area Utilities. 1.2Perumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat disimpulkan berdasarkan latar belakang diatas adalah bagaimana sebaran kebisingan di area Utilities dalam upaya pencegahan, perlindungan dan pengendalian kebisingan. 4 1.3Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah a.Mengukur kebisingan dan membuat peta kebisingan di area Utilitiessebagai bahan evaluasi pengendalian kebisingan. b.Mengevaluasi sebaran kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional area Utilities. c.Mengevaluasi kegiatan pengendalian kebisingan mengacu pada peraturan Hearing Conservation Progam NIOSH. 1.4Batasan Masalah Pada penelitian yang akan dilakukan adapun batasan masalah sebagai berikut : a.Standar peraturan NIOSHdimana NAB kebisingan adalah 85,61 dB untuk 7 jam per hari atau 35 jam per minggu.b.Lingkungan fisik yang akan menjadi obyek penelitian adalah area Utilities. c.Penelitian dilakukan selama 2 bulan pada tanggal 1 Januari 2012 29 Februari 2012. 1.5Metodologi Penelitian 1.5.1 Tahap Persiapan Merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum masuk ke dalam penelitian, yaitu melakukan studi lapangan di PT PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap dengan cara interview dan penyebaran kuesioner pendahuluan yang ditujukan untuk pekerja. 5 1.5.2 Tahap Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a.Interview/wawancara Interviewadalah melakukan tanya jawab langsung dengan pekerja dan pihak yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian. b.Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk penelitian pendahuluan yang berisikan beberapa pertanyaan mengenai kondisi lingkungan fisik dan bahaya kebisingan di area Utilities. c.Observasi Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, pengukuran dan penelitian secara langsung terhadap obyek yang diteliti guna melengkapi data yang diperlukan. d.Studi Pustaka dan Literatur Studi Pustaka dan Literatur adalah mencari literatur yang dibutuhkan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan. 1.5.3 Analisis dan Pengolahan Data Tahap analisis data yang diperoleh dari pekerja yaitu: a.Menyebarkan kuesioner pada pekerja untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di PT PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap.