Makalah Bahasa Indonesia

37
Makalah Bahasa Indonesia Ragam Bahasa Indonesia Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Disusun Oleh : Ahmad Yunus Andi Romansyah Bayu Erlangga Fadillah Gusti Masrur Rohman PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK

description

semester 4 univ pamulang ragam bahasa

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia

Makalah Bahasa IndonesiaRagam Bahasa Indonesia

Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :Ahmad Yunus Andi Romansyah Bayu ErlanggaFadillah GustiMasrur Rohman

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PAMULANGJl. Surya Kencana No.1 Pamulang - Tangerang Selatan Banten

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul Subsistem Pendukung Agribisnis. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada dosen Pengantar Agribisnis yang telah membimbing penulis agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini. Dan juga kepada teman-teman prodi ilmu dan teknologi pangan yang selalu memberi dukungan dan saran.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi kalangan mahasiswa. Dan mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami tahu makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Tangerang Selatan, 3 Juni 2015Penulis

DAFTAR ISI

Halaman JudulKata Pengantar iDaftar Isi iiBAB I Pendahuluan1.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan 11.3. Rumusan Masalah 1BAB II Pembahasan2. 1. Ragam Bahasa Indonesia 22. 1. 1. Macam macam ragam Bahasa Indonesia 22. 1. 1. 1. Ragam Bahasa menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian 22. 2. Ragam bahasa dialek dan idioleh (dari segi penuturannya)2. 2. 1. Dari Segi Perseorangan 102. 2. 2. Dari segi sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu 112. 2. 3. Dari bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang sosial pada masa tertentu(kronolek/temporal dialect) 112. 2. 4. Berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial penuturnya(sosiolect) 122. 3. Ragam resmi dan tidak resmi2. 3. 1. Ragam bahasa resmi 142. 3. 2. Ragam bahasa tidak resmi 14

2. 4. Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan 14BAB III Penutup3. 1. Kesimpulan 183. 2. Saran 18Daftar Pustaka

iiiBAB IPendahuluan

1.1. Latar BelakangBahasa Indonesia, sebagaimana bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam konteks tertentu. Tujuan dan konteks ini akan menentukan ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Seseorang yang menggunakan bahasa Indonesia untuk orasi politik misalnya, akan menggunakan ragam yang berbeda dari orang lain yang menggunakan untuk menyampaikan khotbah Jumat atau bahan kuliah. Mahasiswa disadarkan bahwa dalam dunia akademik atau ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan adalah ragam ilmiah.

1.2. Tujuan1. Memahami pengertian dan karakteristik bahasa ragam ilmiah.1. Memahami ciri ragam bahasa ilmiah.1. Memahami ragam bahasa pidato ilmiah.1. Memahami penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik.

1.3. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian dan Karakteristik dari bahasa ragam ilmiah ?2. Bagaimanakah ciri ragam bahasa ilmiah ?3. Bagaimanakah ragam bahasa pidato ilmiah ?4. Bagaimanakah penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik ?

1

BAB IIPembahasan

2. 1. Ragam Bahasa Indonesia Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik , yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.2. 1. 1. Macam Macam Ragam Bahasa Indonesia2. 1. 1. 1. Ragam Bahasa menurut Pokok Persoalan atau Bidang Pemakaian2Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang

digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah dan lain-lain.a) Bahasa BakuBahasa baku ialah bahasa yang digunakan oleh masyarakat paling luas pengaruhnya dan paling besar wibawanya. Bahasa ini digunakan dalam situasi resmi, baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan.Bahasa baku menjalankan empat fungsi, yaitu (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi penanda kepribadian, (3) fungsi penambah wibawa, dan (4) fungsi sebagai kerangka acuan.

b) Aturan Bahasa IndonesiaBahasa jurnalistik harus mengindahkan kaidah-kaidah tata bahasa. Ia harus mengikuti pokok aturan bahasa Indonesia.Pokok aturan pertama: Yang penting atau yang dipentingkan ditaruh di depan, yang kurang penting atau keterangan di belakang. Dengan demikian kita menulis: Buku ini bagus bukan Ini buku bagus; Malam nanti kita menonton, bukan Nanti malam kita menonton.Pokok aturan kedua: Kata benda Indonesia tidak memunyai bentuk jamak (plurak; jumlah lebih dari satu). Untuk menunjukkan jamak digunakan kata banyak, beberapa, semua, segala, setengah, dan sebagainya atau disebut jumlahnya. Penjamakan kata dapat juga dilakukan dengan mengulang kata sifat yang di bekangnya, misalnya kota bersih-bersih, kuda bagus-bagus. Terkadang dikatakan pula kota-kota bersih, kuda-kuda bagus.Pokok aturan ketiga: Tidak ada benda untuk laki-laki atau perempuan dalam bentuk kata benda.c) EjaanBahasa jurnalistik harus memperhatikan ejaan yang benar. Kedengarannya mudah, tetapi dalam praktek bukan main banyak kesulitan. Wartawan semestinya memiliki Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan untuk dikonsultasi sewaktu diperlukan.

d) Pertumbuhan Kosa KataKata-kata ialah alat para wartawan. Mereka tidak dapat bekerja jika tidak memiliki jumla kata yang cukup. Untuk itu harus diperoleh suatu penguasaan, baik kosa kata (vocabulary) dan ungkapan-ungkapan (phrase).Wartawan atau lebih luas media massa memunyai peranan dalam menyiptakan kata-kata baru atau dalam pertumbuhan kosa kata. Banyak kata yang dipopulerkan melalui surat kabar seperti heboh, gengsi, anda, ganyang, ceria, sadis, dan sekian banyak kata baru yang muncul akhir-akhir ini.

e) Ekonomi Kata dan Kata MubazirEkonomi kata (word economy) sangat diperlukan untuk membentuk bahasa jurnalistik yang lebih efisien (hemat dan jelas).Kita tidak menulis agar supaya, tetapi cukup satu perkataan saja, agar atau supaya. Kita selalu berusaha menulis dengan kalimat pendek, tidak dengan kalimat majemuk. Kita juga mesti menghilangkan ungkapan atau peribahasa.Berkaitan dengan efisiensi pula, bahasa jurnalistik selalu membuangkata mubazir. Kata mubazir ialah kata yang bila tidak dipakai tidak akan mengganggu kelancaran komunikasi. Kata mubazir ialah kata yang sifatnya tarasa berlebih-lebihan. Kata mubazir ialah kata yang bila dihilangkan dari sebuah kalimat malahan akan membantu memperlancar jalan bahasa dan membuat kalimat itu lebih kuat kesannya.Kata-kata yang digarisbawahi dalam kalimat-kalimat berikut ini ialah kata mubazir yang lebih baik jika dihilangkan saja.1. Ismail menjelaskan bahwa pembinaan kesenian Pesawaran sebenarnya cukup baik.2. Pernyataan dari/daripada pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Lampung itu adalah merupakan suatu pernyataan yang keliru.3. Ratusan pelajar telah menyerbu Kawasan Wisata Batu Putu beberapa waktu lalu.4. Budi Anduk menyatakan bahwa ia akan siap untuk memikul tanggung jawab sebagai Bupati Serungkuk.5. Unila sedang nampak sibuk menggelar berbagai kegiatan-kegiatan Dies Natalis.Kalimat-kalimat di atas akan lebih baik jika dibuat:1. Ismail menjelaskan, pembinaan kesenian Pesawaran sebenarnya cukup baik.2. Penyataan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Lampung itu suatu kekeliruan.3. Ratusan pelajar menyerbu Kawasan Wisata Batu Putu beberapa waktu lalu.4. Budi Anduk menyatakan siap memikul tanggung jawab sebagai Bupati Serungkuk.5. Unila nampak sibuk menggelar berbagai kegiatan Dies Natalis. Dengan demikian, kita telah berkenalan dengan beberapa kata mubazir seperti adalah (kata kopula), telah, sedang, dan akan (pengaruhtensesdalam bahasa Inggris); untuk (sebagai terjemahantodalam bahasa Inggris); dari dan daripada (sebagai terjemahanofdalam hubungan milik); bahwa (sebagai kata sambung); dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang.

f) Kesalahan - Kesalahan Bahasa Kerancuan (Kontaminasi)Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:1. untuk sementara waktu mestinya untuk sementara atau untuk beberapa waktu (sementara = sedang, untuk beberapa waktu);2. sementara orang mestinya beberapa orang3. selain daripada itu mestinya selain itu atau lain daripada itu;4. dan lain sebagainya mestinya dan lain-lain atau dan sebagainya;5. berhubung karena mestinya berhubung dengan atau karena;6. demi untuk mestinya demi saja atau untuk saja;7. agar supaya mestinya agar saja atau supaya saja;8. Menurut Ketua Panitia Bulan Bahasa SMPN 2 Negerikaton Sakwan mengatakan, peserta setiap cabang lomba tahun ini membludak.mestinya :Menurut Ketua Panitia Bulan Bahasa SMPN 2 Negerikaton Sakwan, peserta setiap cabang lomba tahun ini membludak. Atau Ketua Panitia Bulan Bahasa SMPN 1 Negerikaton Sakwan mengatakan, peserta setiap cabang lomba tahun ini membludak.Kata di mana, hal mana, yang manaBaik dalam bahasa percakapan maupun dalam bahasa tulisan, banyak kita jumpai kalimat relatif yang dihubungkan dengan kata-kata:di mana; yang mana; hal mana; di atas mana; dari mana; dengan siapa.Dengan tidak disadari kita terpengaruh oleh struktur bahasa asing. Kata-kata tersebut ialah kata ganti penghubung. Dalam bahasa Belanda kata-kata tersebut ialah: wat; welke; waarop; waarcan; met wie. Contoh:1. Kantor di mana dia bekerja, tidak jauh dari rumahnya.2. Keadaan di Iran sangar gawat, yang mana mengancam tahta Shah.3. Daerah dari mana beras didatangkan terletak jauh di pedalaman.4. Orang dengan siapa dia akan berunding ternyata bajingan.5. Penyakit ityu dianggap berasal (dan disebarkan) oleh serdadu-serdadu Amerika (GI) di mana konsentrasi besar mereka di Vietnam.Kalimat-kalimat di atas sebenarnya tidak mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat itu sebaiknya berbunyi:1. Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.2. Keadaan di Iran sangat gawat, dan mengancam tahta Shah.3. Daerah yang menghasilkan beras terletak jauh dari pedalaman.4. Orang yang akan berunding dengan dia ternyata bajingan.5. Penyakit itu berasal (dan disebarkan) serdadu-serdadu Amerika (GI). Konsentrasi besar mereka ada di Vietnam.

Bentuk Aktif dan Pasif DisatukanDisiplinkan pikiran supaya tidak mencampur adukkan bentik pasif (di-) dengan bentuk aktif (me-) dalam satu kalimat. Contoh:Karang Taruna Negarasuka-suka Senin kemarin memulai rapat kerjanya selama tiga hari di Hotel Bahagia, dibuka oleh Bupati Serungkuk Rahman Seago-ago.Teras berita ini mesti dipecah dalam dua kalimat:Karang Taruna Negarasuka-suka Senin kemarin memulai rapat kerjanya selama tiga hari di Hotel Bahagia. Rapat kerja itu dibuka Bupati Serungkuk Rahman Seago-ago.

Kata Depan atau Awalan?Sering terjadi wartawan melakukan kesalahan dalam penulisan kata di dan ke. Kesulitan ini biasanya terletak pada kapan harus menulis kedua kata itu serangkai dan kapan mesti menulis terpisah dengan kata yang di belakangnya. Untuk mengatasi kesulitan itu, kita harus dapat membedakan di dan ke sebagai kata depan dan di- dan ke- sebagai awalan. Jika ia berfungsi sebagai kata depan, maka penulisannya terpisah; tetapi jika berfungsi sebagai awalan, maka penulisannya serangkai dengan kata yang menyertainya.

HiperkorekHiperkorek (bahasa Inggris:hypercorrect) berarti melampaui batas tepat atau benar sehinga menjadi salah. Contoh:1. Dipakai tenaga akhli Amerika dengan memberikan gajih yang cukup tinggi. Kata akhli harus ditulis ahli dan gajih menjadi gaji.2. Di lain pihak, perbedaan tingkat ekonomi yang menyolok itu, juga sering menimbulkan iri hati. Kata fihak harus ditulis pihak.

2. 2. Ragam bahasa dialek dan idiolek (dari segi penuturannya)Variasi bahasa dari segi penutur terbagi menjadi empat macam, yaitu:2. 2. 1. Dari Segi PerseoranganKumpulan bentuk kalimat yang digunakan setiap individu atau cara khas individu yang berbeda ketika mengucapkan kalimat dalam satu bahasa dan satu gaya bahasa.Setiap orang mempuanyai idoleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna suara itu, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan mendengar suara bicara tanpa melihat orangnya kita dapat mengenalinya. Idiolek juga disebut sebagai keseluruhan dari ciri-ciri bahasa perseorangan. Misalnya seorang senang sekali mengakhiri tuturnya dengan katabukan?, sedangkan orang yang lain tidak suka dengan kebisaan itu. Kesemuanya ini merupakan ciri-ciri khas yang terdapat pada ujaran/ucapan seseorang.

2. 2. 2. Dari segi sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentuDialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebutdialek areal,dialek regionalataudialek geografi. Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing, mereka memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada satu dialek.Beberapa dialek regional, misalnya bahasa jawa dialek Banyumas, dialek Tegal, dialek Banten, dan sebagainya.

2. 2. 3. Dari bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang sosial pada masa tertentu(kronolek/temporal dialect)Gaya bahasa yang ada dan digunakan pada masa tertentu dari beberapa tingkatan masa perkembangan bahasa.Variasi bahasa indonesia pada tahun tiga puluhan, variasi yang digunakan tahun limapuluhan, dan variasi yang digunakan pada masa kini. Variasi yang terjadi pada ketiga zaman itu tentunya berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Yang paling tampak biasanya dari segi leksikon/mufrodat, karena bidang ini mudah sekali berubah akibat perubahan sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. 2. 4. Berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial penuturnya(sosiolect).Adalah variasi gaya bahasa yang digunakan manusia menurut tingkatan mereka di masyarakat. Variasi ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, sepeti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan usia kita bisa melihat variasi bahasa yang digunakan kanak-kanak, para remaja, orang dewasa, dan orang-orang yang tergolong lansia.Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya, dikemukakan juga variasi bahasa yang disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken.a) Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi/lebih bergengsi daripada variasi sosial lainnya. Misal, bahasa Jawa Kedaton yang khusus digunakan oleh para bangsa keraton jawa, dialek Jakarta pada bahasa Indonesia semakin bergengsi sebagai salah satu ciri kota metropolitan, sebab para remaja merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta itu.b) Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi/tingkat rendah. Bahasa Inggris yang yang digunakan oleh para cowboy dan kuli tambang dapat dikatakan sebagai basilek, karena masih ada variasi bahasa yang lebih tinggi tingkatannya daripada itu.c) Vulgar adalah variasi yang ciri-cirinya tampak pada pemakaian bahasa mereka yang kurang terpelajar atau dari kalangan mereka yang tidak berpendidikan. Variasi bahasa yang digunakan oleh orang awam dalam berkomunikasi. Dialek orang Mesir dikenal sebagai dialek orang pasar yang sering digunakan oleh orang awam, sedangkan para budayawan memakai dialek bahasa fusha dalam segala kegiatan mereka. d) Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh orang tertentu yang sangat terbatas dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu.Variasi bahasa ini digunakan pada saat-saat tertentu, berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi.e) Kolokial adalah variasi sosial atau ungkapan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.[12]Kolokial berarti bahasa percakapan ( ), bukan bahasa tulis (). Dalam bahasa Indonesia percakapan yang banyak digunakan adalah bentuk-bentuk kolokial, seperti dok (=dokter), prof (=profesor), let (=letnan), ndak ada (=tidak ada) dan sebagainya.f) Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang digunakan seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya. Namun, ungkapan-ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia, seperti ungkapan pegawai bank, tukang batu dan sebagainya.g) Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususannya pada kosa kata, misal ungkapan yang digunakan pencuri atau pencopet dalam dunia kejahatan seperti, barang=mangsa, kacamata=polisi, daun=uang, dan lain-lain.h) Ken (Inggris=cant) adalah variasi sosial tertentu yang bernada memelas biasa dipakai oleh pengemis.

2. 3. Ragam resmi dan tidak resmi2. 3. 1. Ragam bahasa resmiRagam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya surat dinas, pidato dan makalah atau karya tulis. Ciri-cirinya :a) Digunakan dalam situasi resmib) Nada bicara yang cenderung datarc) Kalimat yang digunakan kalimat lengkap

2. 3. 2. Ragam bahasa tidak resmiRagam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tidak resmi, misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga atau yang berbentuk lisan, contohnya dalam percakapan sehari-hari. Ciri-cirinya :a) Digunakan dalam situasi tidak resmib) Sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap

2. 4. Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisanDi dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan. Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980).Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :2. 4. 1. Ragam bahasa lisanAdalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.Ciri-ciri ragam lisan : Memerlukan orang kedua/teman bicara; Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu; Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. Berlangsung cepat; Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; Kesalahan dapat langsung dikoreksi; Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.Yang termasuk dalam ragam lisandiantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.

2. 4. 2. Ragam bahasa tulisRagam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah. Ciri Ragam Bahasa Tulis : Tidak memerlukan kehadiran orang lain. Tidak terikat ruang dan waktu. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu. Berlangsung lambat. Memerlukan alat bantu.

4

BAB IIIPenutup3.1. KesimpulanBahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dalam bahasa ragam ilmiah memiliki ciri khas yakni cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : etika ilmiah, ketentuan lembaga (universitas), kemampuan personal, dan kemampuan teknis. Menggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut.3.2. SaranKami sarankan kepada pembaca maupun pendengar agar dapat memahami bahasa ragam ilmiah dengan lugas dan baik, sebab bahasa ilmiah sangat penting dan berguna terkhusus bagi kalangan pelajar terkhusus bagi mahasiswa.

18

Daftar Pustaka

Harsono.Fitri.Ragam Bahasa Indonesia.1 Juni 2015http://fitriharsono.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-indonesia.html Elmundzir.Mansur.Variasi Bahasa.1 Juni 2015https://mansurelmundzir.wordpress.com/2012/06/10/85/ Tansa.Ragam Bahasa Resmi dan Tidak Resmi.1 Juni 2015http://markootansa.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-resmi-ragam-bahasa-tidak.html