Makalah bahas indonesia "kalimat"
-
Upload
suciati-yunus -
Category
Education
-
view
279 -
download
17
Transcript of Makalah bahas indonesia "kalimat"
MAKALAH BAHASA INDONESIA
“KALIMAT”
Kelompok : 7-8
Nama :
1. Suciyati Yunus
2. Eka Ramadhanti
3. Kiki Angraini
4. Nur Ichsan S
5. Muh. Arif
6. Dinda Astiwi
7. Ahmad Fajri Nur
8. M. Agus Sahran
JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
Bahasa Indonesia |KALIMAT 2
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
2014
KATA PENGNTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas kekuatan yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Kalimat
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama bagi penulis
sendiri. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karenanya diharapkan
kontribusi dari berbagai pihak dalam mengoreksi dan menilai untuk perbaikan ke
depannya.
Gowa, 23 Oktober 2014
Penulis,
Bahasa Indonesia |KALIMAT 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................... 4
D. Manfaat ............................................................................................... 5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Kalimat ............................................................................................... 6
B. Unsur-Unsur Yang Menyusun Kalimat....................................................................... 6
C. Pola Kalimat Dalam Bahasa Indonesia ...................................................................... 12
D. Jenis Kalimat Menurut Gramatatikalnya.................................................................... 14
E. Jenis Kalimat Menurut Gayanya (Retorikanya) ........................................................ 17
F. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya ....................................................................... 18
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................. 20
B. Saran ................................................................................................. 21
Daftar Pustaka ................................................................................................. 22
Bahasa Indonesia |KALIMAT 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya
tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu
terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga
terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke
dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain,
semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar
saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut
kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan
pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai
pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2. Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal dan kalimat majemuk
menurut strukturnya dalam Bahasa Indonesia?
4. Ada berapa pola kalimat dalam Bahasa Indonesia?
5. Apa saja jeni-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia ?
6. Apa saja yang merupakan makna kalimat?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
kita tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia yang baik dan benar dan diharapkan dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Bahasa Indonesia |KALIMAT 5
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mengetahui devenisi tentang kalimat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa
Indonesia.
3. Mahasiswa mengetahui berbagai macam janis kalimat yang sering di
gunakan menurut struktur gramatikalnya.
4. Mahasiswa dapat mengetahui janis kalimat menurut fungsinya.
5. Mahasiswa mendapatkan contoh-contoh kalimat sesuai pola dasar
kalimat.
Bahasa Indonesia |KALIMAT 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus
memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka
bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
B. Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka
kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam
bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau
Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat :
1. Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci,
kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut :
a. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan
apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat
yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
b. Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif
misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai
kata itu.
Bahasa Indonesia |KALIMAT 7
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
c. Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu,
kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat
pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
1) Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
2) Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
d. Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberikan keterangan lebih
lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
kalimat pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
e. Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu
sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
f. Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping
nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata
penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek.
Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut :
a. Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan
sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat
yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat
Bahasa Indonesia |KALIMAT 8
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh : Gadis itu cantik
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas
antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
c. Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan
untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai
penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang
berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
d. Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata
aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di
depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa
dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara
(subjek), seperti ingin, hendak , dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
e. Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa
1) Kata verba, nomina
2) Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia
(bilangan).
3. Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu
kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan
objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau
Bahasa Indonesia |KALIMAT 9
ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan
objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut :
a. Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
b. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan
perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat
pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus .
c. Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului
preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat
disisipkan preposisi. Contoh: dia mengirimi saya bunga mawar
d. Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat
ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4. Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena
melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat
ini :
a. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
b. Menempati posisi di belakang predikat.
c. Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah
yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
a. Di Belakang Predikat
Bahasa Indonesia |KALIMAT 10
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek .
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap
dan tidak mendahului predikat.
b. Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan
merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat,
waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari,
dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk . Keterangan yang berupa
anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,
supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
a. Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan
unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak
bersifat wajib.
b. Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki
kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir
kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Contoh : Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
c. Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1) Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti
Bahasa Indonesia |KALIMAT 11
kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu
yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti
kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan
waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2) Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai
oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3) Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau
secara yang diikuti verba (kata kerja) Terakhir, keterangan cara yang berupa
anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam
4) Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata
dengan yang diikuti nomina (kata benda).
5) Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang
berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina
atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor karena atau lantaran.
6) Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan
tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar,
atau untuk.
7) Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau
objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau
tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
8) Keterangan Tambahan
Bahasa Indonesia |KALIMAT 12
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun
objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat
menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan
tidak dapat menggantikan unsure yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan yaitu kata Marshanda.
9) Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,
predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan
dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang
mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga
lebih.
C. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang
kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan
kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat
dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum
mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti
penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek,
ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe zebagai
berikut :
1. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat
untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Misalnya:
Bahasa Indonesia |KALIMAT 13
a. Mereka / sedang berenang.
S P (kata kerja)
b. Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda)
c. Gambar itu / bagus. S P (kata sifat)
d. Peserta penataran ini / empat puluh orang. S P (kata bilangan)
2. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina
atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
3. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal predikat, dan pelengkap verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Anaknya / beternak / ayam.
4. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
5. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
6. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh : Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
7. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Bahasa Indonesia |KALIMAT 14
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
8. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
D. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatatikalnya Menurut strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat
pula berupa kalimmat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat kalimat setara
(koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-suborkodinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalamm kalimat tunggal; gagasan
yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. pada hakikatnya,
kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam
bahasa indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana.Kalimat-kalimat yang tunggal itu terdiri atas satu subjek dan satu
predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentuknya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola
kalimat dasar.
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dibedakan menjadi emat jenis, sebagai berikut.
1) Dua kalimat tunggal atau lebih daat dihubungkan oleh kata dan atau serta
jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. Contoh :
Kami membaca Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menuliss
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabung itu lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh :
Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.
2) Kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh
kata tetapi, meliainkan atau sedangkan jika kalimat itu menununjukkan
Bahasa Indonesia |KALIMAT 15
pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perbandingan.
Contoh:
Amerika dan jepang tergolong negara yang maju.
Indonesia dan brunei darussalam tergolong negara berkembang.
Jeang tergolong negara maju, tetapi indonesia tergolong negara yang
berkembang
3) Kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian
jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut
kalimat majemuk setara berurutan. Contoh:
Mula-mula disebutkan juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan
juara MTQ tingkat dewasa.
Upacara serah terima pengurus koprasi telah selesai, lalu pak ustadz
membacakan doa.
4) Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau,
jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pemilihan. Contoh:
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya dikantor pos yang
terdekat, atau para petugas menariknya kerumah pemilik televisi.
5) Kalimat majemuk setara rapatan
Dalam kalimat majemuk setara, ada ang berbentuk kalimat rapatan, yaitu
suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang
dirapatkan ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal
seperti ini, unsur yang sama cukup disebut satu kali. Contoh:
Mentri agama tidak membuka seminar tentang zakat.
Mentri agama menutup seminar tentang zakat
Mentri agama bukan membuka, melaiankan menutup seminar tentang
zakat
3. Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk tida setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa
bebas) da satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terkait). Jalinan
kalimat ini menggambarkan kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur gagasan
Bahasa Indonesia |KALIMAT 16
yang majemuk. Inti gagasan dituangkan kedalam induk kalimat, sedangkan
Pertaliannya dari sudut pandangna waktu., sebab, akibat, tujuan, syarat dan
sebagainnyadengan aspek gagasan yang lain dituangkan dalam anak kalimat. Induk
kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan
hal-hal yang lain. Contoh:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-
hotel yang besar.
Anak kalimat: apabila engkau ingin melihat bak mandi panas
Induk kalimat: saya akan membawamu ke hotel-hotel yang besar Penanda anak
kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau,
sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun,
sekalipun, bahwa dan sebagainya.
4. Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama.
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikan unsur-unsur subjeknya
sama. Contoh:
Kami sudah lelah.
Kami ingin ulang.
Karena sudah lelah, kami ingin pulang.
Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada induk
kalimatterrdaat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal seperti ini,
subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh
dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu
berarti subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat.
5. Penghilangan kata penghubung
Ada beberapa kalimat majemuk tak setara rapatan yang mencoba mengadakan
penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat seingga kalimat itu
menjadi salah. Contoh:
Membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Anak kalimat : Membaca surat itu
Induk kalimat : Saya sangat terkejut.
Subjek anak kalimat itu sama persis dengan subjek pada induk kalimat itu yaitu saya.
Bahasa Indonesia |KALIMAT 17
Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak
baku). Penanda yang dapat yang dipakai ialah setelah sehingga kalimat akan menjadi:
Setelah (saya) membaca surat itu, saya terkejut.
Setelah membaca surat itu saya
terkejut.
6. Kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimagt majemuk taksetara(bertingkat) dan kalimat
majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
taksetara (bertingkat). Misalnya:
a. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
(bertingkat+setara).
b. Kami pulang, tetapi mereka masih tetap bekerja karena tugasnya belum selesai .
(Setara+bertingkat)
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk
kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung pulang.
Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat+setara.
Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami
pulang, tetapi mereka masih bekerja , dan anak kalimat karena tugasnya belum
selesai. Jadi, susuna kalimat kedua adalah setara+bertingkat.
E. Jenis Kalimat Menurut Gayanya (Retorikanya)
Tulisan akan lebih efektif jika disamping kalimat-kalimat yang disusunya
benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembaca.
Walaupun kalimat-kalimat yang disusunya sudah dramatikal, sesuai dengan
kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retorikanya tidak
memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan
konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi kalimat itu
selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk kalimat-
anak kalimat.
Menurut gaya penyampain atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu (a) kalimat yang melepas (b) kalimat yang berklimaks
(c) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
Bahasa Indonesia |KALIMAT 18
1. Kalimat yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan
diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat , gaya penyajian kalimat itu
disebut melepas. Contoh: Semua warga negara harus menaati segala
perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan dinegara ini bejalan dengan
aman dan tertib.
2. Kalimat yang Berklimaks
Misalnya: Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
3. Kalimat yang berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuuk setara atau majemuk
campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam bangun kalimat
yang bersimetri. Misalnya: Bursa saham nampaknya semakin bergairah, investasi
asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG menaik tajam.
Ketiga penyampaian tadi terdapat dalam kalimat majemuk. Adapun kalimat pada
umumnya dapat divariasikan menjadi kaliamat panjang-pendek, aktif-pasif,
inversi, dan engedepanan keterangan.
F. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat
pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua
jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam
bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan
salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh
macam-macam tanda Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan
kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan,
perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca
1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat dipakai jika penutur ingin menyampaikan sesuatu dengan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi keada lawan bahasanya.
(biasanya intonasi menurun; tanda baca titik). Misalnya:
Bahasa Indonesia |KALIMAT 19
Positif : Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri
Negatif : Tidak semua nasabah bank memperoleh kridit lemah.
2. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (biasanya intonasi
menurunn; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata
tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif : Kapan saudara ergi ke jakarta?
Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif : Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang
yang disepakati?
3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau
melarang orang berbuat sesuatu. ( Biasanya, intonasi menurun; tanda baca
titik atau tanda seru. Misalnya:
Positif : Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke kantor.
Negatif : sebaiknya kita tidak berpikir sempit tentang hak asai manusia
4. kalimat seruan
Kalimat seruan di pakai jika penutur ingin mengungkapkan
perasaan yang kuat atau yang mendadak. (Biasanya di tandai oleh
menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda
titik pada kalimat tulis). Misalnya:
Positif : Bukan main, cantiknya.
Negatif : Aduh pekerjaan rumah saya tidak terbawa
Bahasa Indonesia |KALIMAT 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru
(!).
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia
ada delapan, kedelapan pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai
keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga
kalimat menjadi luas dan kompleks.
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal
dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat
setara (koordinatif0, tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-
subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal;
gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan,
kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat
itu dapat disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan,
intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis
itu. dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda
baca.
Bahasa Indonesia |KALIMAT 21
B. Saran
Demikianlah pembahasan tentang kalimat dalam bahsa Indonesia yang dapat
kami kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-
katanya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang,
kami meminta maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga
para pembaca, pendengar dan guru pembimbing dapat memberikan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun, demi kesempurnaan penyusunan makalah
berikutnya. Wassalamu’alaiku wr.wrb.