Makalah Atrium Fibrilasi

download Makalah Atrium Fibrilasi

of 26

Transcript of Makalah Atrium Fibrilasi

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    1/26

    MAKALAH ATRIUM FIBRILASI

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan

    rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini

    tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang contoh kasus beserta dengan diagnosa

    mediknya dan contoh asuhan keperawatan .Penulisi menyadari bahwa makalah ini masih jauh

    dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangunselalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

    Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

    dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir. Khususnya buat dosen pembimbing penulis, Ibu

    Adriani, S.Kep.Ns. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

    Makassar, Juni 2013

    Penulis

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    2/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Fibrilasi Atrium atau juga dikenal dengan sebutan FA merupakan bentuk

    gangguan irama jantung, yang sering disebut aritmia, yang paling umum ditemui di dunia .

    Ketidakteraturan denyut jantung (aritmia) yang berbahaya ini menyebabkan ruang atas

    jantung (atrium), bergetar dan tidak berdenyut sebagaimana mestinya, sehingga darah

    tidak terpompa sepenuhnya, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pengumpulan dan

    penggumpalan darah. Gumpalan ini dapat terbawa sampai ke otak, menyumbat pembuluh

    arteri, dan mengganggu pasokan darah ke otak. Situasi ini seringkali menjadi awal dari

    serangan stroke yang gawat dan mematikan. FA meningkatkan kemungkinan terjadinya

    serangan stroke iskemik (stroke akibat penyumbatan pembuluh darah) sampai dengan

    500% yang berpotensi melumpuhkan bahkan mematikan.

    FA diidap oleh lebih dari enam juta orang di negara-negara Eropa, lebih dari lima juta

    orang di Amerika Serikat, hampir dua juta orang di Brasil dan Venezuela, bahkan hingga delapan

    juta orang di China, dan lebih dari 800.000 orang di Jepang. Angka ini diperkirakan akan

    meningkat 2,5 kali lipat pada tahun 2050 disebabkan oleh angka penuaan usia penduduk,

    meningkatnya tingkat hidup orang yang memiliki kondisi yang memicu FA (misalnya serangan

    jantung) dan semakin meningkatnya orang yang mengidap FA itu sendiri.

    Yang mengkhawatirkan, FA sering kali tidak terdeteksi secara dini dan tidak mendapatkan

    perawatan yang optimal. padahal FA bisa mengakibatkan serangan stroke serius, yang

    sebetulnya bisa dicegah.

    Tujuan Penulisan

    Tujuan umum

    Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Fibrilasi Atrium

    Tujuan khusus :

    Mahasiswa dapat menjelaskan :

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    3/26

    Pengertian Fibrilasi Atrium

    Etiologi penyakit Fibrilasi Atrium

    Tanda dan gejala Fibrilasi Atrium

    Patofisiologi Fibrilasi Atrium

    Komplikasi Fibrilasi Atrium

    Pemeriksaan diagnostik Fibrilasi Atrium

    Penatalaksanaan medis Fibrilasi Atrium

    Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Fibrilasi Atrium

    Discharge Planing

    Manfaat

    Mahasiswa dapat mengetahui tentang : Pengertian Fibrilasi Atrium

    Etiologi penyakit Fibrilasi Atrium

    Tanda dan gejala penyakit Fibrilasi Atrium

    Patofisiologi Fibrilasi Atrium

    Komplikasi Fibrilasi Atrium

    Pemeriksaan diagnostik Fibrilasi Atrium

    Penatalaksanaan medis Fibrilasi Atrium

    Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Fibrilasi Atrium

    BAB II

    PEMBAHASAN

    I. KONSEP DASAR MEDIS

    KONTRAKSI OTOT JANTUNG

    Secara singkat kontraksi otot jantung terdiri dari 4 peristiwa,yaitu:

    a. Peristiwa rangsangan : rangsangan atau stimulus berasal dari dalam jantung sendiri atau

    berasal dari luar jantung. Rangsangan dari luar jantung dapat berupa rangsangan-rangsangan

    saraf, listrik, kimia, mekanik, fisik dan lain-lain.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    4/26

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    5/26

    Dalam jantung terdapat kumpulan sel-sel jantung khusus yang mempunyai sifat dapat

    menimbulkan potensial aksi sendiri tanpa adanya stimulus dari luar. Sel-sel ini terkumpul dalam

    suatu sistem yang disebut sistim konduksi jantung.

    Sistim konduksi jantung terdiri :

    1. Nodus sinoatrial - NSA ( sering disebut nodus sinus, disingkat sinus). Simpul ini terletak pada

    batas antara vena kava superior dan atrium kanan. Simpul ini mempunyai sifat automatisitas

    tertinggi dalam sistim konduksi jantung. (70-80 x/menit)

    2. Sistim konduksi intra atrial - dianggap bahwa dalam atrium terdapat jalur-jalur khusus sistim

    konduksi jantung yang terdiri dari tiga jalur internodal yang menghubungkan simpul sinoatrial,

    simpul atrioventrikular dan jalur Bachman yang menghubungkan atrium kanan dan kiri.

    3. Nodus atrioventrikular (NAV) -simpul ini terletak di bagian bawah atrium kanan, antara sinus

    koronarius dan daun katup trikuspid bagian septal. (40-60 x/menit)

    4. Berkas His sebuah bekas yang pendek, merupakan kelanjutan simpul AV. Berkas His

    bersama simpul AV disebut penghubung AV.

    5. Cabang Berkas bercabang menjadi dua bagian yaitu berkas kiri dan cabang berkas kanan.

    Cabang berkas kiri memberikan cabang-cabang kearah ventrikel kanan.

    6. Fasikel cabang berkas kiri bercabang menjadi dua bagian yaitu fasikel kiri anterior dan

    fasikel kiri posterior.

    7. Serabut Purkinye merupakan anyaman halus dan berhubungan erat dengan otot jantung.

    Secara umum sistem konduksi jantung merupakan satu susunan penghantar khusus pada

    jantung terdiri atas dua bagian :

    1. Serabut-serabut otot perangsang yaitu sebagai sistim perangsang bagi jantung untuk

    menimbulkan impuls berirama sehingga terjadi kontraksi berirama daripada otot jantung. Serabut

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    6/26

    otot perangsang pada jantung secara normal pada NSA atau Nodus Sinoatrial dan NAV (Nodus

    Atrioventrikuler).

    2. Serabut-serabut penghantar yaitu suatu daya konduktif dari jantung untuk menghantarkan /

    menyebaran impuls ke seluruh bagian jantung. Serabut-serabut penghantar di sini misalnya

    berkas His, serabut Purkinye, serabut transisional, bundle branches, otot atrium dan ventrikel.

    POTENSIAL AKSI JANTUNG

    Gelombang rangsang listrik jantung tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar

    menuju miokardium untuk merangsang kontraksi otot. Rangsangan listrik ini dikenal dengan

    depolarisasi, yang diikuti pemulihan listrik kembali yang disebut repolarisasi. Respon

    mekaniknya adalah sistolik yaitu kontraksi otot dan diastolik yaitu relaksasi otot. Aktifitas listrik

    dari sel yang dicatat secara grafik dengan perantaraan elektroda intrasel mempunyai bentuk yangkhas. Ini disebut potensial aksi. Tiga ion yang mempunyai fungsi sangat penting dalam

    elektrofisiologi seluler adalah kalium, natrium dan kalsium. Kalium adalah kation intrasel utama

    sedangkan kadar ion natrium dan kalsium paling tinggi pada lingkungan ekstrasel.

    Potensial aksi terdiri dari 5 fase yang sesuai dengan peristiwa elektrofisiologi tertentu.

    1. Fase istirahat / fase 4

    Pada keadaan istirahat, bagian dalam sel relatif negatif sedangkan bagian luarnya relatif

    positif. Dengan demikian sel tersebut mengalami depolarisasi. Dalam keadaan istirahat membransel lebih permeabel terhadap kalium dibandingkan dengan natrium. Karena itu sejumlah kecil ion

    kalium merembes keluar sel dari daerah yang mempunyai kadar kalium yang tinggi menuju

    cairan ekstrasel dimana kadar kalium lebih rendah. Dengan hilangnya ion kalium yang

    bermuatan positif dalam sel maka muatan listrik bagian dalam sel tersebut relatif negatif.

    2. Depolarisasi cepat / fase 0 (upstroke)

    Depolarisasi sel terjadi akibat permeabilitas membran terhadap natrium sangat meningkat.

    Natrium yang terdapat di luar sel mengalir cepat masuk ke dalam. Masuknya ion natrium yang

    bermuatan positif mengubah muatan negatif sepanjang membran sel, sehingga bagian luar sel

    menjadi negatif sedangkan bagian dalamnya menjadi positif.

    3. Repolarisasi parsial / Fase-1 (spike)

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    7/26

    Segera sesudah depolarisasi maka terjadi sedikit perubahan mendadak dari kadar ion dan

    timbul suatu muatan listrik relatif. Tambahan muatan negatif di dalam sel menyebabkan muatan

    positifnya agak berkurang. Sebagai efeknya sebagian dari sel itu mengalami repolarisasi. Secara

    normal kadar klorida ekstrasel lebih besar dari intrasel. Disini jumlah natrium berkurang

    sedangkan jumlah klorida bertambah sehingga klorida akan masuk kedalam sel. Akibatnya

    peristiwa potensial pada membrane lebih bertambah besar dan bagian dalam sel lebih negative.

    4. Fase Plateau / Fase 2

    Selama fase ini, tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui membran sel. Jumlah

    bermuatan positif yang masuk dan yang keluar berada dalam keseimbangan. Plateau terutama

    disebabkan oleh aliran ion kalsium ke dalam sel secara perlahan-lahan. Normal kadar kalsium

    ekstrasel lebih besar dari kalium intrasel. Disini terjadi peningkatan jumlah K dan Ca dimanaCa++ masuk kedalam sel. Masuknya Ca++ kedalam sel diimbangi dengan keluarnya kalium dari

    sel, sehingga terjadi perubahan potensial membran. Masuk nya kalsium kedalam sel merupakan

    suatu trigger terjadinya kontraksi otot jantung.

    5. Fase Repolarisasi cepat / Fase 3

    Merupakan repolarisasi cepat ke membran potensial istirahat (MPI). Selama repolarisasi

    cepat maka aliran muatan kalsium dan natrium ke dalam sel secara lambat diinaktifkan dan

    permeabilitas membran terhadap kalium sangat meningkat. Kalium keluar dari sel dengan

    demikian mengurangi muatan positif di dalam sel. Bagian dalam sel akhirnya kembali ke

    keadaan yang relatif negatif dan bagian luar sel kembali keadaan yang relatif positif.

    sistem listrik jantung

    Jantung memiliki sistem listrik internal yang mengontrol kecepatan dan irama jantung.

    Dengan setiap denyut jantung, sinyal listrik menyebar dari atas hati ke bagian bawah. Sebagai

    perjalanan, sinyal menyebabkan hati untuk kontrak dan pompa darah. Proses mengulangi dengan

    setiap detak jantung yang baru.

    Masing-masing sinyal listrik dimulai dalam sekelompok sel-sel yang disebut sinus node,

    atau sinoatrial (SA) node. SA node terletak di atrium kanan, yang adalah majelis tinggi benar

    hati. Di jantung dewasa yang sehat saat istirahat, SA node kebakaran dari sinyal listrik untuk

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    8/26

    memulai sekejap baru 60 untuk 100 kali per menit. (Tingkat ini mungkin lambat di sangat cocok

    atlet.)

    Dari SA node, sinyal listrik perjalanan melalui jalur khusus ke kanan dan kiri atria. Ini

    menyebabkan atria untuk kontrak dan pompa darah ke jantung dua majelis rendah, ventrikel.

    Sinyal listrik ini kemudian bergerak ke bawah kepada sekelompok sel-sel yang disebut simpul

    (AV) atrioventricular, terletak antara atria dan ventrikel. Di sini, sinyal memperlambat hanya

    sedikit, memungkinkan ventrikel waktu untuk menyelesaikan mengisi dengan darah.

    Sinyal listrik kemudian meninggalkan AV node dan perjalanan sepanjang jalan disebut

    bundel nya. Lintasan ini membagi menjadi cabang bundel kanan dan kiri bundel cabang. Sinyal

    pergi ke cabang-cabang ventrikel, menyebabkan mereka kontrak dan pompa darah keluar ke

    paru-paru dan seluruh tubuh. Ventrikel kemudian relaks, dan proses detak jantung dimulai lagi

    pada SA node.

    masalah listrik di fibrilasi atrium

    Di AF, sinyal listrik jantung dimulai di bagian yang berbeda dari atria atau pembuluh

    paru-paru di dekatnya dan dilakukan normal. Sinyal tidak perjalanan melalui jalur normal, tetapi

    dapat menyebar ke seluruh atria dalam cara yang cepat dan tidak terorganisir. Ini dapat

    menyebabkan atria untuk mengalahkan lebih dari 300 kali per menit pada kacau mode. Atria

    cepat, tidak teratur dan tidak terkoordinasi pemukulan disebut fibrilasi.

    Abnormal sinyal dari banjir node SA simpul AV impuls listrik. Sebagai akibatnya,

    ventrikel juga mulai untuk mengalahkan sangat cepat. Namun, AV node tidak melakukan sinyal

    untuk ventrikel secepat mereka tiba, jadi meskipun ventrikel dapat mengalahkan lebih cepat dari

    biasanya, mereka tidak memukul secepat atria. Atria dan ventrikel tidak lagi mengalahkan dalam

    mode terkoordinasi, menciptakan irama jantung yang cepat dan tidak teratur. Di AF, ventrikel

    mungkin memukuli 100 - 175 kali satu menit, berbeda dengan tingkat normal 60-100 ketukan

    per menit.

    Ketika ini terjadi, darah tidak dipompa ke ventrikel serta harus, dan jumlah darah yang

    dipompa keluar dari ventrikel berdasarkan keacakan ketukan atrium. AF, bukannya tubuh

    menerima jumlah darah yang konstan dan teratur dari ventrikel, yang menerima jumlah yang

    cepat, kecil dan kadang-kadang jumlah acak, lebih besar, tergantung pada berapa banyak darah

    mengalir dari atria ke ventrikel dengan mengalahkan setiap.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    9/26

    Sebagian besar gejala AF berkaitan dengan seberapa cepat jantung berdetak. Jika obat-

    obatan atau usia memperlambat denyut jantung, efek ketukan tidak teratur diminimalkan.

    AF mungkin singkat, dengan gejala yang datang dan pergi dan akhir mereka sendiri, atau

    dapat terus-menerus dan memerlukan perawatan. Atau, AF dapat permanen, dalam hal obat atau

    intervensi lain tidak dapat memulihkan irama normal.

    1. Pengertian

    Fibrilasi Atrium menggambarkan irama jantung yang tidak teratur dan sering kali

    cepat.Irama jantung yang tidak teratur atau aritmia, dari hasil impuls listrik yang abnormal

    didalam jantung.

    Ketidakteraturan dapat terus menerus terjadi atau bias datang dan pergi.gangguan irama

    jantung dengan karakteristik sebagai berikut:

    Ketidakteraturan interval RR yaitu tidak ada pola repetitif pada EKG.

    Tidak ada gambaran gelombang P yangjelas pada EKG.

    Siklus atrial (jika terlihat) yaitu interval di antara dua aktivasi atrial sangat bervariasi

    (300 kali per menit.

    Kontraksi jantung normal dimulai dari impuls listrik di atrium kanan. Impuls ini berasal

    dari daerah atrium disebut nodus sinoatrial atau sinus alat pacu jantung alami .

    Sewaktu impuls bergerak melalui atrium menghasilkan gelombang kontraksi otot. Hal ini

    menyebabkan atrium berkontraksi.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    10/26

    Impuls mencapai nodus atriolventrikuler didalam dinding otot antara 2 ventrikel. Lalu terjadi

    jedah untuk memberikan waktu masuk darah dari atrium ke ventrikel.

    Impuls kemudian berlanjut ke ventrikel menyebabkan kontras ventrikel yang mendorong

    darah keluar dari jantung dalam satu detak jantung.

    Pada orang dengan detak jantung dan irama jantung normal berdetak 50-100x/menit.

    Jika jantung berdetak >100x/menit, denyut jantung dianggap cepat (takikardi).

    Jika jantung berdetak

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    11/26

    2. Etiologi

    Penyebab paling sering adalah hipertensi, cardiomyopathy, kelainan katup mitral dan

    trikuspid, hyperthyroidism, kebiasaan konsumsi alkohol (holiday heart). Penyebab yang jarang

    meliputi pulmonary embolism, atrial septal defect (ASD), dan penyakit jantung defect kongenital

    lainnya, COPD, myocarditis, dan pericarditis.

    Penyebab dari abnormalitas irama jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan berikut

    ini dalam sistem irama-konduksi jantung :

    Irama abnormal dari pacu jantung.

    Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.

    Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan impuls melalui jantung.

    Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.

    Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hampir semua bagian jantung.

    Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan abnormalitas irama jantung adalah

    :

    Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena

    infeksi).

    Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya

    iskemia miokard, infark miokard.

    Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia

    lainnya.

    Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).

    Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama

    jantung.

    Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

    Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).

    Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).

    Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.

    Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.

    Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung).

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    12/26

    3. Tanda dan Gejala

    Tanda dan gejala yang terlihat pada penderita fibrilasi atrium adalah :

    *Palpitasi (perasaan yang kuat dari detak jantung yang cepat atau berdebar dalam dada)

    * Sesak napas

    * Kelemahan atau kesulitan berolahraga

    * Nyeri dada

    * Pusing atau pingsan

    * Kelelahan (kelelahan)

    * Kebingungan

    Fibrilasi atrium

    Frekwensi : frekwensi atrium antara 350 sampai 600 denyut permenit; respons

    ventrikuler biasanya 120 sampai 200 denyut per menit.

    Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak indulasi yang iereguler,

    dinamakan gelombang fibrilasi atau gelombang F, interval PR tidak dapat diukur.

    Kompleks QRS : Biasanya normal .

    Hantaran : Biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respons ventrikuler

    ireguler, karena nodus AV tidak berespon terhadap frekwensi atrium yang cepat, maka

    impuls yang dihantarkan menyebabkan ventrikel berespon ireguler.

    Irama : ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Ireguleritas irama

    diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV.

    4. Patofisiolgi

    Aktivasi fokal fokus diawali biasanya dari daerah vena pulmonalis timbulnya gelombang

    yang menetap dariMultiple wavelet reentry depolarisasi atrial atau wavelets yang dipicu oleh

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    13/26

    depolarisasi atrial premature atau aktivitas aritmogenik dari fokus yang tercetus secara cepat.

    Mekanisme fibrilasi atrium identik dengan mekanisme fibrilasi ventrikel kecuali bila prosesnya

    ternyata hanya di massa otot atrium dan bukan di massa otot ventrikel. Penyebab yang sering

    menimbulkan fibrilasi atrium adalah pembesaran atrium akibat lesi katup jantung yang

    mencegah atrium mengosongkan isinya secara adekuat ke dalam ventrikel, atau akibat kegagalan

    ventrikel dengan pembendungan darah yang banyak di dalam atrium. Dinding atrium yang

    berdilatasi akan menyediakan kondisi yang tepat untuk sebuah jalur konduksi yang panjang

    demikian juga konduksi lambat, yang keduanya merupakan faktor predisposisi bagi fibrilasi

    atrium.

    Karakteristik Pemompaan Atrium Selama Fibrilasi Atrium.

    Atrium tidak akan memompa darah selama AF berlangsung. Oleh karena itu atrium tidak

    berguna sebagai pompa primer bagi ventrikel. Walaupun demikian, darah akan mengalir secara pasif melalui atrium ke dalam ventrikel, dan efisiensi pompa ventrikel akan menurun hanya

    sebanyak 20 30 %. Oleh karena itu, dibanding dengan sifat yang mematikan dari fibrilasi

    ventrikel, orang dapat hidup selama beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan fibrilasi

    atrium, walaupun timbul penurunan efisiensi dari seluruh daya pompa jantung. 2

    Patofisiologi Pembentukan Trombus pada AF.

    Pada AF aktivitas sitolik pada atrium kiri tidak teratur, terjadi penurunan atrial flow velocities

    yang menyebabkan statis pada atrium kiri dan memudahkan terbentuknya trombus. Pada

    pemeriksaan TEE, trombus pada atrium kiri lebih banyak dijumpai pada pasien AF dengan

    stroke emboli dibandingkan dengan AF tanpa stroke emboli. 2/3 sampai stroke iskemik yang

    terjadi pada pasien dengan AF non valvular karena stroke emboli. Beberapa penelitian

    menghubungkan AF dengan gangguan hemostasis dan thrombosis. Kelainan tersebut mungkin

    akibat dari statis atrial tetapi mungkin juga sebgai kofaktor terjadinya tromboemboli pada AF.

    Kelainan-kelainan tersebut adalah peningkatan faktor von Willebrand ( faktor VII ), fibrinogen,

    D-dimer, dan fragmen protrombin 1,2. Sohaya melaporkan AF akan meningkatkan agregasi

    trombosit, koagulasi dan hal ini dipengaruhi oleh lamanya AF.

    5. Komplikasi

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    14/26

    Dampak penyakit ini, selain berdebar-debar dan mudah sesak bila naik tangga atau berjalan

    cepat, juga dapat menyebabkan emboli, bekuan darah yang lepas, yang bisa menyumbat

    pembuluh darah di otak, menyebabkan stroke atau bekuan darah di bagian tubuh yang lain.

    Kelainan irama jantung (disritmia) jenis atrial fibrilasi seringkali menimbulkan masalah

    tambahan bagi yang mengidapnya, yaitu serangan gangguan sirkulasi otak (stroke). Ini terjadi

    karena atrium jantung yang berkontraksi tidak teratur menyebabkan banyak darah yang

    tertinggal dalam atrium akibat tak bisa masuk ke dalam ventrikel jantung dengan lancar. Hal ini

    memudahkan timbulnya gumpalan atau bekuan darah (trombi) akibat stagnasi dan turbulensi

    darah yang terjadi. Atrium dapat berdenyut lebih dari 300 kali per menit padahal biasanya tak

    lebih dari 100. Makin tinggi frekuensi denyut dan makin besar volume atrium, makin besar

    peluang terbentuknya gumpalan darah. Sebagian dari gumpalan inilah yang seringkali

    melanjutkan perjalanannya memasuki sirkulasi otak dan sewaktu-waktu menyumbat sehinggaterjadi stroke. Pada penyakit katup jantung, terutama bila katup yang menghubungkan antara

    atrium dan ventrikel tak dapat membuka dengan sempurna, maka volume atrium akan

    bertambah, dindingnya akan membesar dan memudahkan timbulnya rangsang yang tidak teratur.

    Sekitar 20 persen kematian penderita katup jantung seperti ini disebabkan oleh sumbatan

    gumpalan darah dalam sirkulasi otak.

    AF mengakibatkan pembentukan trombus (gumpalan) pada aurikel (ventrikel jantung atas)

    yang dapat lepas ke dalam sirkulasi dan menghambat arteri pada sistem saraf pusat (CNS),

    sehingga menyebabkan stroke, atau, bila terjadi di luar CNS, mengakibatkan embolisme sistemik

    non CNS.

    Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak terkoordinasi)

    biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal

    jantung kongestif, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung kongenital.

    6. Pemeriksaan diagnostik

    Pemeriksaan Fisik :

    Tanda vital : denyut nadi berupa kecepatan dengan regularitasnya, tekanan darah

    Tekanan vena jugularis

    Ronki pada paru menunjukkan kemungkinan terdapat gagal jantung kongestif

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    15/26

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    16/26

    a. Terapi Medis

    Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

    1. Antiaritmia Kelas 1 : Sodium Channel Blocker

    Kelas 1 A

    - Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk

    mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flukter.

    - Procainamide : untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia yang menyer

    - Dyspiramide : untuk SVT akut dan berulang.

    Kelas 1 B

    - Lignocain : untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.

    - Mexiletine : untuk aritmia ventrikel dan VT.

    Kelas 1 C

    - Flecainide : untuk ventrikel ektopik dan takikardi.

    1. Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade)

    Atenol, Metroprolol, Propanolol : indikasi aritmia jantung, angina pektoris dan hipertensi.

    2. Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation)

    Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.

    3. Antiaritmia Kelas 4 (Calsium Channel Blocker)

    - Verapamil, indikasi Supraventrikular aritmia.

    b.Terapi Mekanis

    1. Kardioversi

    Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang memiliki

    kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.

    2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pda keadaan gawat darurat.

    3. Defibrilator Kardioverter Implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan mengakhiri episode

    takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi

    ventrikel.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    17/26

    4. Terapi Pacemaker : Alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot

    jantung untuk mengontrol frekuensi jantung

    II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    1. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PELIHARAAN KESEHATAN

    Pola hidup : merokok, minum alkohol, jarang berolaraga, makan makanan

    berlemak tinggi, minum kopi

    2. POLA NUTRISI DAN METABOLIK

    Gejala :

    Hilang nafsu makan, anoreksia.

    Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat)Mual/muntah.

    Perubahan berat badan

    Tanda :

    Perubahan berat badan.

    Edema

    Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.

    3. POLA ELIMINASI

    Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat

    4. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

    Gejala : Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.

    Tanda : Perubahan frekwensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga.

    Sirkulasi

    Gejala: Riwatar IM sebelumnya/akut ( 90%-95% mengalami disritmia ), kardiomiopati, GJK,

    penyakit katup jantung, hipertensi.

    Tanda :

    Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    18/26

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    19/26

    No. Intervensi Rasional

    Auskultasi nadi apical ; kaji

    frekuensi, irama jantung.

    Catat bunyi jantung.

    Palpasi nadi perifer

    Pantau TD

    Kaji kulit terhadp pucat dan

    sianosis

    Berikan oksigen tambahan

    dengan kanula nasal/masker dan

    obat sesuai indikasi (kolaborasi)

    Biasnya terjadi takikardi (meskipun

    pada saat istirahat) untuk

    mengkompensasi penurunan

    kontraktilitas ventrikel.

    S1 dan S2 mungkin lemah karena

    menurunnya kerja pompa. Irama

    Gallop umum (S3 dan S4)

    dihasilkan sebagai aliran darah

    kesermbi yang disteni. Murmur

    dapat menunjukkan

    Inkompetensi/stenosis katup.

    Penurunan curah jantung dapat

    menunjukkan menurunnya nadi

    radial, popliteal, dorsalis, pedis dan

    posttibial. Nadi mungkin cepathilang atau tidak teratur untuk

    dipalpasi dan pulse alternan.

    Pada GJK dini, sedang atau kronis

    tekanan drah dapat meningkat. Pada

    HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi

    mengkompensasi danhipotensi tidak

    dapat norml lagi.

    Pucat menunjukkan menurunnya

    perfusi perifer ekunder terhadap

    tidak dekutnya curh jantung;

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    20/26

    vasokontriksi dan anemia. Sianosis

    dapt terjadi sebagai refrakstori GJK.

    Area yang sakit sering berwarna biru

    atu belang karena peningkatan

    kongesti vena.

    Meningkatkn sediaan oksigen untuk

    kebutuhan miokard untuk melawan

    efek hipoksia/iskemia. Banyak obat

    dapat digunakan untuk

    meningkatkan volume sekuncup,

    memperbaiki kontraktilitas dan

    menurunkan kongesti.

    2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolus.Tujuan

    Klien akan : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi dekuat pada jaringan ditunjukkan

    oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan., Berpartisipasi dalam

    program pengobatan dalam btas kemampuan/situasi.

    No. Intervensi Rasional

    Pantau bunyi nafas, catat

    krekles

    Ajarkan/anjurkan klien batuk

    menyatakan adnya kongesti

    paru/pengumpulan secret menunjukkan

    kebutuhan untuk intervensi lanjut.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    21/26

    efektif, nafas dalam.

    Dorong perubahan posisi.

    Kolaborasi dalam

    Pantau/gambarkan seri GDA,

    nadi oksimetri.

    Berikan obat/oksigen

    tambahan sesuai indikasi

    membersihkan jalan nafas dan

    memudahkan aliran oksigen.

    Membantu mencegah atelektasis dan

    pneumonia.

    Hipoksemia dapat terjadi berat selama

    edema paru.

    Membantu dalam mengurangi edema

    dan memudah jalan nafas.

    3. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan

    No. Intervensi RasionalSelidiki keluhan nyeri dada,

    perhatikan awitan dan factor

    pemberat dan penurun.Perhatikan

    petunjuk nonverbal ketidak

    nyamanan

    lingkungan yang tenang dan

    tindakan kenyamanan mis:

    perubahan posisi, masasage

    Nyeri secara khas terletak subternal

    dan dapat menyebar keleher dan

    punggung. Namun ini berbeda dari

    iskemia infark miokard. Pada nyeri

    ini dapat memburuk pada inspirasi

    dalam, gerakan atau berbaring dan

    hilang dengan duduk

    tegak/membungkuk

    untuk menurunkan

    ketidaknyamanan fisik dan

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    22/26

    punggung,kompres hangat dingin,

    dukungan emosional

    Berikan aktivitas hiburan yang

    tepat.

    Berikan obat-obatan sesuai

    indikasi nyeri.

    emosional pasien.

    mengarahkan perhatian,

    memberikan distraksi dalam tingkat

    aktivitas individu.

    untuk menghilangkan nyeri dan

    respon inflamasi.

    4. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

    Tujuan

    Klien akan : Berpartisipasi pad ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri sendiri,

    Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya

    kelemahan dan kelelahan.

    No. Intervensi Rasional

    Periksa tanda vital sebelum

    dan segera setelah aktivitas,

    khususnya bila klien

    menggunakan

    vasodilator,diuretic dan

    penyekat beta.

    Catat respons kardiopulmonal

    terhadap aktivitas, catat

    takikardi, diritmia, dispnea

    berkeringat dan pucat.

    Hipotensi ortostatik dapat terjadi

    dengan aktivitas karena efek obat

    (vasodilasi), perpindahan cairan

    (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung.

    Penurunan/ketidakmampuan

    miokardium untuk meningkatkan

    volume sekuncup selama aktivitas dpat

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    23/26

    Evaluasi peningkatan

    intoleran aktivitas.

    Implementasi program

    rehabilitasi jantung/aktivitas

    (kolaborasi)

    menyebabkan peningkatan segera

    frekuensi jantung dan kebutuhan

    oksigen juga peningkatan kelelahan

    dan kelemahan.

    Dapat menunjukkan peningkatan

    dekompensasi jantung daripada

    kelebihan aktivitas.

    Peningkatan bertahap pada aktivitas

    menghindari kerja jantung/konsumsi

    oksigen berlebihan. Penguatan dan

    perbaikan fungsi jantung dibawah

    stress, bila fungsi jantung tidak dapat

    membaik kembali,

    5. Discharge Planing

    Anjurkan pada pasien untuk hindari aktivitas yang bisa memperburuk keadaan selama di rawat.Anjurkan kepada pasien hindari makanan dan minuman yang dapat memperlambat proses

    penyembuhan selama dirawat.

    Anjurkan kepada pasien tidak melakukan aktivitas berlebih di rumah

    Anjurkan pada pasien untuk memperhatikan pola makan dan minum di rumah.

    Anjurkan pada pasien untuk berhenti merokok atau minum beralkohol kalau pasien seorang

    perokok atau peminum.

    Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dosis.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    24/26

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Pasien atrial fibrilasi umumnya memiliki keluhan palpitasi, rasa tidak nyaman di dada

    (nyeri dada), terasa sesak, kelemahan hingga pingsan. Untuk menentukan diagnose atrial fibrilasi

    diperkuat dengan hasil analisa EKG yang direkam.

  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    25/26

    Pengkajian lain yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa atrial fibrilasi adalah

    pengkajian tanda dan gejala lain yang mungkin dirasakan pasien, pemeriksaan hasil laboratorium

    darah lengkap dan pemeriksaan transesofagus echocardiografi.

    Masalah keperawatan yang biasanya muncul adalah penurunan curah jantung diakibatkan

    ketidakmampuan jantung memompakan darah ke atrium dan ventrikel akibat atrial vibrilasi yang

    menyebabkan respon ventrikel tidak beraturan.

    Penanganan pasien atrial fibrilasi saat di ruang emergensi adalah dengan memberikan

    obat-obat anti aritmia, antikoagulan dan juga dengan kardioversi, atau jika tidak berhasil dapat

    dilakukan ablasi.

    Dalam penanganan pasien atrial fibrilasi di ruang emergensi, perawat tidak hanya

    mengelola kondisi fisik pasien agar irama dan denyut jantung pasien stabil serta mencegah

    komplikasi, tetapi juga memperhatikan kondisi kecemasan pasien.

    B. Saran

    Penanganan pasien di ruang emergensi oleh perawat hendaknya juga memperhatikan

    kondisi psikis pasien seperti kecemasan pasien.

    DAFTAR PUSTAKA

    ACCF/AHA Pocket Guidelne. (2011). Management of Patients With Atrial Fibrillation .

    American: American College of Cardiology Foundation and American Heart

    Association. www.heart.org

    Alfred, S, Jennife, W, Steven, L, Devender, A. (2012). Impact of emergency department

    management of atrial fibrilation on hospital charges. Western Journal of Emergency

    Medicine . www.escholarship.org

    Aliot, E, Breithardt, G, Brugada, J. (2010). An international survey of physician and

    patient understanding, perception, and attitudes to atrial fibrillation and its contribution to

    cardiovascular disease morbidity and mortality. Europen. 12 (5), 626-633

    http://www.heart.org/http://www.escholarship.org/http://www.escholarship.org/http://www.heart.org/
  • 8/12/2019 Makalah Atrium Fibrilasi

    26/26

    Barrett, T. W., Martin, A. R., Storrow, A. B., et al. (2011). A clinical prediction model to

    estimate risk for 30-day adverse events in emergency department patients with symptomatic

    atrial fibrillation. Ann Emerg Med. 57, 1-12.

    Bellone, A., Etteri, M., Vettorello, M., et all. (2011). Cardioversion of acute atrial

    fibrilation in the emergency department: A Prospective Randomized Trial. Emergency Medicine

    Journal.

    Benjamin, E. J., Chen, P. S., Bild, D. E. (2009). Prevention of atrial fibrillation: Report

    From A National Heart, Lung, and Blood Institute Workshop. Circulation. 119 (4), 606 618