MAKALAH ASINAN BUAH.docx

23
MAKALAH ASINAN BUAH MENTIMUN Disusun Oleh Jhon Sahatma Sinaga ( 2012-21-002 ) PRODI S1 ILMU GIZI

Transcript of MAKALAH ASINAN BUAH.docx

Page 1: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

MAKALAH

ASINAN BUAH MENTIMUN

Disusun Oleh

Jhon Sahatma Sinaga ( 2012-21-002 )

PRODI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS

JAKARTA

2014

Page 2: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Timun merupakan produk hasil holtikultura yang mudah rusak, sehingga perlu di

awetkan agar dapat disimpan lebih lama. Pada dasarnya pengolahan timun bertujuan

untuk mengawetkan dan untuk meningkatkan nilai ekonomis buah timun. Pengolahan

timun dengan tujuan pengawetan antara lain yaitu pengasinan dengan menggunakan

larutan garam. Dalam hal ini penggunaan garam biasanya dalam kadar cukup tinggi

untuk mencegah pertumbuhan mikroba perusak.

Produk asinan timun di Indonesia belum banyak digemari, sehingga sasaran

pemasaran saat ini masih difokuskan keluar negeri. Salah satu negara pengimpor

asinan timun yaitu Jepang, karena di Jepang produk ini sangat digemari.

1.2 Tujuan

Mengetahui proses produksi asinan timun baik dari segi jenis, morfologi, kultur dan

yang lainnya.

Page 3: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Asinan

Asinan adalah sejenis makanan yang dibuat dengan cara  pengacaran (melalui

pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka), bahan yang diacarkan

yaitu  berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Asinan merupakan salah satu

hidangan khas seni kuliner Indonesia. Istilah asin mengacu kepada proses pengawetan

dengan merendam buah atau sayur dalam larutan campuran air dan garam. Asinan

sangat mirip dengan rujak,   perbedaan utamanya antara lain bahan rujak disajikan

segar, sedangkan bahan asinan disajikan dalam keadaan diasinkan atau diacar.

2.2. Pengertian Timun

Tanaman timun berasal dari daratan Asia hingga Mediteran di Timur Tengah.

Timun merupakan sayuran buah dari daerah subtropika dan tropic dataran tinggi,

namun banyak pula jenis yang dapat tumbuh dan diusahakan secara luas di dataran

rendah. Tanaman timun berumah satu (monocious) semusim, bersifat merambat atau

menjalar. Buahnya dikonsumsi mentah, dan dipetik sebelum masak (Ashari, 1997).

Mentimun merupakan tanaman semusim yang tumbuh menjalar. Tumbuh baik

ditempat lembab atau kering yang subur. Batang mentimun berupa batang yang lunak

dan berair, bentuk pipih, berambut halus dan berwarna hijau. Daun mentimun

berwarna hijau tua hingga hijau muda, tetapi daun bergerigi dan pangkal daun

berlekuk. Permukaan daun memiliki bulu halus. Tanaman timun dalam

pertumbuhannya menghendaki media yang lembab dan cukup air, pH tanah antara 6-

7drainase lancar, lingkungan tidak terlalu lembab, temperatur yang dikehendaki 20-33 oC dan penyinaran penuh. Timun (cucumber) merupakan tanaman semusim yang

bersifat menjalar atau memanjat dengan perantara alat pemegang berbentuk pilir atau

sepiral. Bagian yang dinamakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah

mentimun dimakan mentah sebagai lalap atau buah itu dapat dimakan sebagai timun

Page 4: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

asin. Buah timun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C (Anonim,

1992).

Nilai gizi timun tidak tinggi, namun merupakan buah yang banyak disukai.

Pemuliaan tanaman timun ditujukan untuk memperoleh varietas hibrida yang hanya

berbunga betina. Varietas yang bersifat heterosis didapat dari manipulasi tanaman

berbunga betina ini. Buah timun berbentuk pendulous tergantung panjang. Pada saat

buah belum masak kulitnya berduri (Ashari,1995).

Komposisi kandungan gizi buah timun dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1. Komposisi kandungan gizi buah timun.

Komposisi gizi Kandungan gizi

Energi (kalori) 12,00 cal *) 12,00 cal **)Protein 0,60 gr *) 0,70 gr **)Lemak 0,20 gr *) 0,10 gr **)Karbohidrat 2,40 gr *) 2,70 mg **)Serat 0,50 gr *) -Abu 0,40 gr *) -Kalsium 19, 00 mg *) 10,00 mg **)Fosfor 12,00 mg *) 21,00 mg **)Kalium 122,00 mg *) -Zat besi 0,40 mg *) 0,30mg **)Natrium 5,00 mg *) -Vitamin A 0 S. I *) 0 S.I **)Vitamin B1 0,02 mg *) 0,03 mg **)Vitamin B 0,02 mg *) -Niacin 0,10 mg *) -Vitamin C 10,00 mg *) 8,00 mg **)Air - 96,10 gr **)

Sumber *) Direktorat Gizi Depkes RI (1981) dalam Rukmana (1994)**) Food and Nutrition Research Center, Manila (1964) dalam Rukmana (1994).

Beberapa varietas yang banyak ditanam diantaranya Chinese Long Green, Burple

Tasty Green dan Tokyo Slicer. Sebagai komoditi yang ditujukan untuk warga asing,

terutama Jepang, maka timun Jepang harus memenuhi kualitas yang memenuhi

kualitas yang diminta (kualitas super). Sehingga untuk menghasilkan buah timun

Page 5: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

Jepang yang berkualitas super, perlu diperhatikan terutama tehnik budidaya, panen

dan pasca panennya (Anonim, 1995).

2.3 Proses Pengolahan Asinan Timun

Menurut Bukle (1985) proses pengolahan acar tradisional untuk produk seperti

mentimun meliputi dua tahapan yaitu pengasinan dan fermentasi untuk menghasilkan

stok garam, dan pengolahan selanjutnya dari stok garam untuk menghasilkan produk

yang dapat diterima. Sayuran atau buah setelah persiapan yang memadai, kemudian

direndam dalam larutan garam 3-10% dalam kondisi anaerobic, organisme-organisme

pembentuk asam laktat berkembang menyebabkan terhambatnya organisme-

organisme pembusuk untuk jangka waktu beberapa minggu tergantung keadaannya

dikemukakan lebih lanjut. Bahwa dengan diberikanya cukup garam dan terdapatnya

karbohidrat yang dapat difermentasi, pada mulanya produk yang sudah difermentasi

secara lengkap mengandung 20% garam, 0,5-1,5 asam, cukup aman dari kerusakan

oleh mikroorganisme dan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Walaupun demikian, konsentrasi garamnya terlalu tinggi untuk langsung di konsumsi

dan selama pengolahan konsentrasi garam diturunkan sampai kira-kira 5%, jadi

dibutuhkan kenaikan kadar asam atau pengolahan pasteurisasi dalam panas untuk

menjadikan produk aman dari kerusakan mikroorganisme (Bukle, et al.,1985).

Untuk, fermentasi yang terjadi ialah fermentasi asam laktat. Produk yang dihasilkan

berupa asinan timun (pickles). Pada fermentasi mentimun lebih disukai yang kecil,

cukup muda dan segar dengan daging buah yang keras, tebal dan belum lama waktu

setelah dipetik. Proses fermentasi yang berlangsung selama dua minggu atau lebih

tergantung dari ukuran mentimun, suhu kamar dan kosentrasi garam. Fermentasi yang

lama dengan konsentrasi garam yang lebih tinggi dapat menghasilkan produk

berkualitas tinggi. Selama fermentasi berlangsung selalu ditambahkan garam supaya

garam tidak menjadi encer. Pemberian garam harus hati-hati jangan sampai langsung

tenggelam kedalam wadah. Setelah fermentasi selesai, acar mentimun direndam

dalam air hangat untuk menghilangkan garam (Hudaya dan Darajat., 1983).

Page 6: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

Mikroorganisme untuk Membuat Asinan

Asinan atau acar merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat (Lactobacillus

bulgaricus) yang memberi rasa asam dan sedikit asin pada bahan mentimun. Pada

umumnya, pembuatan acar dilakukan secara terbuka sehingga memungkinkan bakteri

aerob mengubah rasa menjadi asam.

Jenis mentimun

Jenis mentimun dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu mentimun yang pada

buahnya terdapat bintik-bintik di bagian pangkalnya dan mentimun yang buahnya

halus (tidak berbintik-bintik). Mentimun yang berbintik-bintik dibedakan 3 macam,

yaitu mentimun biasa, watong, dan wuku. Mentimun biasa ditandai dengan

penampilan kulit buah yang tipis, lunak dan pada saat buah muda berwarna hijau

keputih-putihan tetapi setelah tua berwarna kuning tua. Mentimun yang buahnya tidak

berbintik-bintink atau krei, dibedakan 2 macam yaitu mentimum krei dan mentimun

suri. Mentimun krei buahnya besar dan cita rasanya seperti mentimun biasa

sedangkan mentimun suri ukuran buahnya besar sekali, bentuknya lonjong, rasanya

manis renyah dan umumnya dipanen buah tua (masak) untuk bahan pencampur

minuman.

Di Indonesia mentimun banyak sekali namanya, satu sama lain berbeda-beda

diantaranya disebut timon (Aceh), mentimun (Melayu), Laiseu (Nias), ancimun

(Batak) Hantimun (Lampung), bonteng (Sunda), temon atau antemon (Madura),

Kaitimun atau timun (Jawa), timun (Halmahera) katimun atau antimun (Bali),

okatimun (Timor), linud (Minahasa), dan timu (Flores).

Morfologi Tanaman Mentimun

Mentimun merupakan suatu jenis tanaman merambat yang buahnya terutama

dimakan sebagai lalap dan sayur. Tanaman ini termasuk dalam anggota suku labu-

labuan. Ketimun diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Di

negeri itu, ketimun telah ditanam selama 3000 tahun.

Mentimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah, atau di

rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus.

Page 7: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang

gembur, dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik.

Mentimun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik pada dataran rendah

sampai 1.300 meter di atas permukaan laut. Tanaman semusim ini merayap pada

tonggak atau tumbuhan lain.

Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai

daun. Sulur ketimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan.

Bila menyentuh galah misalnya, sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur

itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur

mulai bergelung, atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung-

gelung terbentuk mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung

balik. Dalam 24 jam, sulur telah tergulung ketat.

Batang tanaman ketimun berbulu kasar, basah, dan mempunyai panjang 0,5-2,5

meter. Daunnya merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang, dan

bentuknya bulat telur lebar. Daun ini bertajuk 3-7 dengan pangkal berbentuk jantung,

ujungnya runcing dan tepinya bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, dan

warnanya hijau.

Bunga tanaman Cucumis sativus ada yang jantan berwarna putih kekuningan dan

bunga betinanya berbentuk seperti terompet yang ditutupi oleh bulu-bulu. Tanaman

ketimun mempunyai buah yang bulat panjang, tumbuh menggantung, warnanya hijau,

berlilin putih dan setelah tua, warnya kuning kotor. Buah ini panjangnya 10-30 cm

dan bagian pangkalnya berbintil.

Daging buah ketimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan.

Di dalam buah terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan

warnanya putih kotor.

Daun dan tangkai Cucumis sativus bisa dimakan sebagai lalap mentah atau dikukus.

Buahnya bisa dimakan mentah, direbus, dikukus, atau disayur. Bisa juga dibuat acar

atau dimakan bersama rujak.

Klasifikasi Tanaman Timun

Cucumis sativus ( Mentimun) 

Page 8: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

Description: MentimunIndonesia: Mentimun, ketimun, timun (Jawa), bonteng

(Sunda) 

- Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 

- Text Box: MentimunSubkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 

- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 

- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 

- Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) 

- Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan) 

- Spesies: Cucumis sativus L.

Manfaat Mentimun untuk Kesehatan

Menjaga Tubuh dari Dehidrasi

Mentimun memiliki kadar air 96% yang lebih bergizi dari pada air biasa,

membantu dalam menjaga tubuh dari dehidrasi dan mengatur suhu tubuh selain itu

juga membantu dalam membilas racun dari tubuh.

Menurunkan Tekanan Darah

Didalam mentimun terkandung potasium, magnesium dan serat yang mampu

menjaga tekanan darah dengan normal.

Melawan Kanker

Mentimun mengandung lariciresinol, pinoresinol, dan secoisolariciresinol -

sehingga dengan kandungan ini mampu menurunkan risiko beberapa jenis kanker,

termasuk kanker payudara, kanker prostat, kanker rahim, dan kanker ovarium.

Meringankan Sakit Asam Urat dan Rematik

Mentimun kaya akan vitamin A, B1, B6, C & D, Folat, Kalsium, Magnesium, dan

Kalium, bila dicampur dengan jus wortel, mereka bisa meredakan encok dan nyeri

artritis dengan cara menurunkan kadar asam urat.

Menyembuhkan Diabetes

Jus mentimun mengandung hormon yang dibutuhkan oleh sel-sel pankreas untuk

memproduksi insulin.

Page 9: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

Mengurangi Kolesterol

Para peneliti menemukan bahwa beberapa senyawa yang disebut sterol dalam

mentimun dapat membantu mengurangi kadar kolesterol.

Ciri Fisiologi Tanaman Mentimun

Tanaman ini termasuk dalam tanaman C3. Fiksasi karbon awal terjadi melalui

rubisko, enzim siklus calvin yang menambahkan CO2 pada ribolosa berfosfat.

Produk fiksasi karbon organik pertama ialah senyawa berkarbon-tiga, 3-

fosfogliserat. Proses potorespirasi terjadi dalam cahaya (foto) dan mengkonsumsi

O2 (respirasi). 

Buah tanaman bernama latin Cucumis sativus L. ini mengandung saponin, enzim

proteolik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 – 486.700 ppm

asam linoleat. Sebagai suku Cucubitaceae, yang biasanya mengandung

kukurbitasin, timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut. Kukurbitasin

merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antitumor. 

Saponin adalah senyawa surfaktan, dan berbagai hasil penelitian disimpulkan,

saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik.

Mekanisme antikoarsigenik sapoinn meliputi efek antioksidan dan sitoksik langsung

pada sel kanker. Saponin dari mentimun merupakan sumber yang sudah diteliti

dapat menurunkan risiko kanker. 

Glutation merupakan antioksidan endogen dalam tubuh yang digunakan sebagai

penangkal oksidatif yang diantaranya akibat senyawa radikal bebas, atau

karsinogen. Sifat oksidatif dari glutation adalah glutation mampu melakukan

peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh. Tumbuhan yang mengandung

sulfur seperti bawang putih, mampu meningkatkan aktifitas glutation dan glutation

transferase. 

Asam linoleat termasuk asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati

maupun hewani. Bentuk asam lemak linoleat terkonjugasi (conjugated linoleic acid

= CLA) dikatakan bersifat antikanker. Dari sumber elektronik diketahui bahwa biji

ketimun mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan

kerusakan akibat radikal bebas.

Page 10: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

2.4 Pengawasan Mutu

Untuk mendapatkan produk asinan timun yang bermutu tinggi, maka diperlukan

pengawasan mutu. Secara umum pengawasan mutu digunakan untuk berbagai tujuan

antara lain.

1. Memberi pedoman mutu bagi produsen.

2. Membina pengembangan pemasaran komoditas termasuk eksport.

3. Membina pengembangan industri.

4. Melindungi konsumen.

5. Mengendalikan proses pengolahan ditingkat industri.

Namun masing-masing pengguna pengawasan mutu tersebut perlu disertai

sistim standarisasi, dan ditompang dengan kebijaksanaan, perundang-undangan,

kelembagaan dan mekanisme operasional yang mantap (Soekarto, 1990).

Pengendalian mutu dalam suatu industri melibatkan pengamat, analisa dan

penilaian sifat-sifat barang yang dihasilkan. Pada tingkat paling sederhana

pengendalian mutu dilakukan dengan menggunakan alat indra (penilaian

organoleptik). Pada tingkat modern pengendalian mutu dengan menggunakan

instrumen fisik. Pengendalian mutu tersebut dilakukan mulai dari penerimaan bahan

baku, proses produksi sampai penangan produk akhir (Susanto, 1994).

Sebelum produksi dimulai dan selama fase perencanaan produk dan proses,

rencana harus dirumuskan untuk mengukur, mencapai, dan mengendalikan mutu

produk yang dikehendaki. Ini memerlukan suatu analisa tentang persyaratan mutu

produk untuk menentukan karakteristik mutu apa yang harus diukur, bagaimana

peragaan itu diukur, seberapa banyak (pengukuran sample atau penunjukan 100%),

kemana proses mengalir, siapa yang harus mengukur, dan batas-batas ukuran sejauh

mana harus diambil tindakan korektif. Perencanaan mutu juga menyertakan penentuan

banyaknya, kualifikasi, dan pelatihan prosedur pemeliharaan prefentif untuk perkakas

dan proses, standarisasi, dan pemeliharaan untuk perlengkapan pengukuran mutu

aliran bahan, prosedur penyaluran dan penempatan, audit mutu sedang diproses dan

keluaran, dan pengeluaran instruksi terperinci yang meliputi aktivitas-aktivitas

penjaminan mutu (Feigenbaum, 1989).

Page 11: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

2.5 Sanitasi

Sanitasi merupakan persyaratan mutlak bagi industri pangan, sebab sanitasi

berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet

produk serta nama baik atau citra perusahaan. Dalam praktik diindustri pangan

tindakan sanitasi pangan meliputi pengendalian pencemaran, pembersihan dan

tindakan aseptik. Pengendalian pencemaran mencakup pembuangan limbah atau

sampah dan menjauhi pencemaran. Pembersihan dilakukan dengan pencucian untuk

menghilangkan kotoran yang menempel supaya bersih, sedangkan tindakan aseptic

dilakukan dengan pembersihan peralatan atau sarana untuk menghindari mikroba

(Soekarto, 1990).

Menurut Jenie (1993) aliran limbah dan sifat polusi limbah dapat direduksi dengan

penyesuaian dalam pabrik dan dengan pengendalian melalui operasi pengolahan yang

ketat. Peningkatan perhatian terhadap hal-hal berikut ini akan dapat membantu

mereduksi jumlah dan tingkat polusi air limbah yang membutuhkan penanganan dan

pembuangan antara lain:

a.Reduksi kebutuhan air segar dengan menggunakan sistim daur ulang.

b.Memisahkan limbah kuat dengan perlakuan separasi.

c.Modifikasi proses untuk meminimumkan timbulnya limbah.

d.Pendidikan personalia mengenai pengendalian polusi dan penghematan air.

Kebanyakan limbah pengolahan buah dan meliputi pH tinggi, karena penggunaan

kaustik seperti larutan alkali dalam pengupasan. Larutan kaustik ini dapat mempuyai

pH sekitar 12-13 dan dibuang sewaktu-waktu. Limbah pikel dan sauerkraut bersifat

asam dan mengandung konsentrasi klorida yang tinggi dan juga bahan organic.

Metode pengupasan kaustik kering dapat mereduksi beban limbah (Jenie, 1993).

Page 12: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

KESIMPULAN

Timun atau mentimun merupakan tanaman yang tumbuh menjalar, Tumbuh baik

ditempat lembab atau kering yang subur. Di Indonesia timun kurang banyak digemari

oleh masyarakat. Oleh karena itu produsen makanan membuat sebuah produk asinan

timun sebagai pendamping makanan, Asinan atau acar merupakan hasil fermentasi

bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus) yang memberi rasa masam dan sedikit

asin pada mentimun dan banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa timun

memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Page 13: MAKALAH ASINAN BUAH.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1992. Paska Panen Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta

Anonim, 1995. Sayur Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta

Ashari, Sumeru, 1995. Holtikultura Aspek Budaya. UI. Press., Jakarta

Buckel, K.A. et al., 1985. Ilmu pangan. Terj. Hari Purnomo Adiono. UI. Press., Jakarta

Feigenbaum, A. V., 1989. Kendali Mutu Terpadu. Erlangga, Jakarta.

HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), 2013. Article, Klasifikasi dan Morfolog

Tanaman Timun.

Jenie, Betty Sri Laksmi dan Winiati Pudji Rahayu, 1993. Penanganan Limbah Industri

Pangan. Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana, Rahmat, 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius, Jakarta.

Satuhu, Suyanti, 1994. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soekarto, Soewarno T, 1990. Dasar-Dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi

IPB.

Susanto, Tri dan Budi Saneto, 1994. Tehnologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina

Ilmu, Surabaya.