Makalah Ar

download Makalah Ar

If you can't read please download the document

description

fira

Transcript of Makalah Ar

22

BAB I

LATAR BELAKANG

Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.Salah satu golongan penyakit reumatik yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal adalah rheumatoid arthritis. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu sindrom. Golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semua menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli dibidang rematologi, rematik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot dan gangguan gerak. (sonarto,1982)Dari berbagai masalah ksehatan itu ternyata gangguan muskuloskletal menempati urutan kedua 14,5 % setelah pnyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health,1996) dan berdasarkan WHO di jawa ditemukan bahwa rheumatoid arthritis menempati urutan pertama ( 49% ) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et.al, 1991). Sehingga perawat mengambil tema tentang asuhan keperawatan pada klien rematoid artritis.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian artritis reumatoid?2. Apa etiologi artritis reumatoid?3. Apa tanda dan gejala artritis reumatoid?4. Apa patofisiologi artritis reumatoid?5. Apa komplikasi artritis reumatoid ?6. Apa pemeriksaan penunjang artritis reumatoid?7. Apa penatalaksanaan/pengobatan artritis reumatoid?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari artritis reumatoid2. Untuk mengetahui patofisiologi artritis reumatoid3. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari artritis reumatoid4. Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dariartritis reumatoid5. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan artritis reumatoid

BAB IILAPORAN PENDAHULUANDEFINISI

Arthritis Rheumatoid (AR) merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta melibatkan semua kelompok ras dan etnik di dunia. Penyakit ini merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pastiKlasifikasi Rheumatoid Arthritis :Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu: 1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. 2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. 3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. 4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan. Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :1. Stadium sinovitis Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.2. Stadium destruksi Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.3. Stadium deformitas Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

ETIOLOGI

Penyebab Artritis Reumatoid masih belum diketahui.Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini.Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif.Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini.Kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.Walaupun demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini.Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan terjadinya AR. Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah bakteri, mikoplasma atau virus.Heat shock protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai 90 kDa) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress.Walaupun telah diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel T pada pasien AR, mekanisme ini belum diketahui dengan jelas.

PATOFIOLOGI

Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF- untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon- dan interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF- merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan ikatan dengan 12 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid artritis.

PATHWAY

MANIFESTASI KLINIS

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :1. Nyeri persendian2. Bengkak (Rheumatoid nodule)3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari4. Terbatasnya pergerakan5. Sendi-sendi terasa panas6. Demam (pireksia)7. Anemia8. Berat badan menurun9. Kekuatan berkurang10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal12. Pasien tampak anemic

KOMPLIKASI

a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.d. Terjadi splenomegali.Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.2.Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium3.Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).5.Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.6.Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen

PENATALAKSANAAN

MedisPenatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :

a. Termoterapib. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepatc. Pemberian Obat-obatan :Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan.Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).

d. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak berhasil mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur yang dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.

KeperawatanPengkajian

Riwayat Kesehatan

Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

- Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)- Catat bila ada krepitasi- Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan- Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang Ukur kekuatan otot Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut / kronis behubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi, destruksi sendi.2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan: deformitas skeletal, nyeri, ketidak nyamanan, intolransi aktifitas, penurunan kekuatan otot.3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunankekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosisdan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman/ mengingat, kesalahan interpretasi informasi.Intervesi Keperawatan

Nyeri akut / kronis behubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi, destruksi sendi

Kriteria hasil :

- Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuaikemampuan.Intervensi Rasional

- kaji keluhan nyeri, catatlokasi dan intensitas (skala 0- Catat factor-faktoryang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal - berikan matras atau kasurkeras, bantal kecil. Tinggikanlinen tempat tidur sesuai kebutuhan- biarkan pasien mengambilposisi yang nyaman padawaktu tidur atau duduk dikursi. Tingkatkan istirahat ditempat tidur sesuai indikasi- dorong untuk seringmengubah posisi. Bantupasien untuk bergerak ditempat tidur, sokong sendiyang sakit di atas dan dibawah, hindari gerakan yangmenyentak- anjurkan pasien untuk mandiair hangat atau mandipancuran pada waktubangun. Sediakan waslaphangat untuk mengompressendi-sendi yang sakitbeberapa kali sehari. Pantausuhu air kompres, air mandi- berikan masase yang lembutkolaborasi

- beri obat sebelum aktivitasatau latihan yangdirencanakan sesuai petunjukseperti asetil salisilat (aspirin)- membantu dalam menentukankebutuhan managemen nyeri dankeefektifan program- matras yang lembut/empuk, banalyang besar akan mencegahpemeliharaan kesejajaran tubuhyang tepat, menempatkan strespada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkantekanan ada sendi yangterinflamasi / nyeri- pada penyakit berat, tirah baringmungkin diperlukan untukmembatasi nyeri atau cedera sendi.- Mencegah terjadinya kelelahanumum dan kekakuan sendi.Menstabilkan sendi, mengurangigerakan/rasa sakit pada sendi- Panas meningkatkan relaksasi ototdan mobilitas, menurunkan rasasakit dan melepaskan kekakuan dipagi hari. Sensitifitas pada panasdapat dihilangkan dan luka dermaldapat disembuhkan- Meningkatkan relaksasi, mengurangitegangan otot, memudahkan untukikut serta dalam terapiKerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan: deformitas skeletal, nyeri, ketidak nyamanan, intolransi aktifitas, penurunan kekuatan otot

Kriteria hasil :

- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktur.- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau kompensasi bagian tubuh.- Mendemonstrasikan tekhnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitas.Intervensi rasional

-Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi-Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.-Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.-Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi,berdiri dan berjalan-Berikan lingkungan yang amandan menganjurkan untukmenggunakan alat bantu.-Berikan obat-obatan sesuaiindikasi seperti steroid - Tingkataktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari proses inflamasi-Untuk mencegah kelelahan danmempertahankan kekuatan.-Meningkatkan fungsi sendi,kekuatan otot dan stamina umum-Memaksimalkan fungsi sendidan mempertahankan mobilitas.-Menghindari cedera akibatkecelakaan seperti jatuh- Untuk mecegah inflamasi sistemik akutGangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahankemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,ketidakseimbangan mobilitas

Kriteria hasil :

- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.- Menyusun rencana realistis untuk masa depanIntevensi rasional

Mandiri Dorong pengungkapan mengenai masalah, proses penyakit, dan harapan masa depan Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi klien terhadap perubahan gaya hidup termasuk aspek seksual. Diskusikan persepsi klien mengenai bagaimana orang terdekat dalam menerima keterbatasan klien Akui dan terima perasaan berduka,bermusuhan,dan ketergantungan Perhatikan perilaku menarik diri, menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan Susun batasan pada perilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitasKolaborasi Rujuk pada konseling psikiatri Berikan obat-obat sesuai petunjuk Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesal menghadapinya secara langsung. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut. Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri. Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi. Dapat menunjukkan emosional atau metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan psikologis. Membantu pasien mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan perasaan harga diri. Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dan terapi.

Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuanyang yang lebih efektifKurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunankekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi

Kriteria hasil :

- Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuanindividual.- Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri- Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diriIntervensi rasional

- Kaji tingkat fungsi fisik- Pertahankan mobilitas, kontrolterhadap nyeri dan program latihan- Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan- Identifikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya: lift, peninggiandudukan toilet, kursi roda - Mengidentifikasi tingkat bantuan dan dukungan yang diperlukan- Mendukung kemandirian fisik/emosional- Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri- Memberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiriKurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosisdan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemahaman/ mengingat, kesalahan interpretasi informasi

Kriteria hasil :

- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yangkonsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitasIntervensi rasional

-Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan- Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui obat-obatan, dan program diet seimbang, latihan dan istirahat-Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realisti, istirahat, perawatan pribadi,pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres-Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik- Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium, mis: LED,Kadar salisilat, PT -Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi- Tujuan kontrol penyakitadalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsisendi dan mencegah deformitas- Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakitkronis kompleks-Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung ketepatan- Terapi obat obatan membutuhkan pengkajian/ perbaikan yangterus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahayaEvaluasi

Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :1) Terpenuhunya penuruna dan peningkatan adaptasi nyeri.2) Tercapainya fungsi sendi dan mencegah terjadinya deformitas.3) Tercapainya peningkatan fungsi anggota gerak yang terganggu.4) Tercapainya pemenuhan perawatan diri. 5) Tercapainya penatalaksanaan pemeliharaan rumah dan mencegah penyakit degeneratif jangka panjang.6) Terpenuhinya pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit autoimun sistemik menahun yang proses patologi utamanya terjadi di cairan sinovial.Penderita Artritis Reumatoid seringkali datang dengan keluhan artritis yang nyata dan tanda-tanda keradangan sistemik.Baisanya gejala timbul perlahan-lahan seperti lelah, demam, hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, nyeri, dan kaku sendi.Meskipun penderita artritis reumatoid jarang yang sampai menimbulkan kematian, namun apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan gejala deformitas/cacat yang menetap.Tujuan pengobatan adalah menghasilkan dan mempertahankan remisi atau sedapat mungkin berusaha menekan aktivitas penyakit tersebut.Tujuan utama dari program terapi adalah meringankan rasa nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah dan/atau memeperbaiki deformaitas.

SARAN

Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.