Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

18
MAKALAH KAJIAN BAHASA INDONESIA SD “Apresiasi Karya Sastra Anak Secara Produktif” Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD Dosen Pengampu: Drs. Suwandi M. Pd. Disusun Oleh: 1. Anas setiaji / 1401414074 2. Lya Farida Oktaviani / 1401414432 3. Nurhidayati / 1401414305 4. Restuta Anugrahaeni Wigati / 1401414084 5. Rizkyana Amaliah Devi / 1401414095 6. Tika Lutfi M / 1401414056 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 i

Transcript of Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

Page 1: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

MAKALAH

KAJIAN BAHASA INDONESIA SD

“Apresiasi Karya Sastra Anak Secara Produktif”

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Kajian Bahasa Indonesia SD

Dosen Pengampu: Drs. Suwandi M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Anas setiaji / 14014140742. Lya Farida Oktaviani / 14014144323. Nurhidayati / 14014143054. Restuta Anugrahaeni Wigati / 14014140845. Rizkyana Amaliah Devi / 14014140956. Tika Lutfi M / 1401414056

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

i

Page 2: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Oleh karena itu, penulis

berhasil menyusun sebuah Makalah Kajian Bahasa Indonesia tentang Apresiasi Karya Sastra

Anak Secara Produktif.

Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata

Kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Drs.

Suwandi M. Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD. Tak lupa

juga penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses

pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah

ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Tegal, Desember 2014

Penulis

ii

Page 3: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................i

Kata Pengantar................................................................................................................ii

Daftar Isi.........................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan..........................................................................................................1

A. Latar belakang.....................................................................................................1B. Rumusan Masalah...............................................................................................1C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1

Bab II Pembahasan.........................................................................................................2

A. Pengertian Apresiasi Sastra dan Karya Sastra Anak...........................................2B. Bentuk Karya Sastra...........................................................................................2C. Apresiasi Sastra Secara Produktif.......................................................................3

Bab III Penutup...............................................................................................................10

A. Kesimpulan.........................................................................................................10B. Saran...................................................................................................................10

Daftar Pustaka.................................................................................................................11

iii

Page 4: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti

penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate"

yang berarti menghargai, menilai, mengerti dalam bahasa Indonesia menjadi

mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah

penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk

puisi maupun prosa atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh

hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan

perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Dalam makalah ini kami mencoba membahas mengenai definisi dari apresiasi

sastra, tujuan beserta manfaat dari apresiasi sastra dan tahapan dalam

mengapresiasikan sastra.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan apresiasi sastra dan karya sastra anak?

2. Apa saja bentuk karya sastra?

3. Apakah yang dimaksud dengan apresiasi sastra anak-anak secara produktif?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian apresiasi sastra dan karya sastra anak.

2. Mengetahui bentuk-bentuk karya sastra.

3. Mengetahui apresiasi karya sastra secara produktif.

iv

Page 5: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Apresiasi Sastra dan Karya Sastra Anak

Istilah apresiasi berasal dari bahasa Inggris "apresiation" yang berarti

penghargaan,penilaian,pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja " ti appreciate"

yang berarti menghargai, menilai,mengerti dalam bahasa indonesia menjadi

mengapresiasi. Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah

penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk

puisi maupun prosa, atau suatu kegiatan menggauli sastra dengan sungguh-sungguh

hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan

perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Sedangkan karya sastra anak adalah karya sastra yang isinya mengenai anak-

anak; kehidupannya,kesenangannya,sifat-sifatnya,dan perkembangannya. Perbeda-an

yang mencolok antara karya sastra anak dengan karya sastra orang dewasa terletak

pada tingkat keterbacaan dan tingkat kesesuaiannya.

Keterbacaan adalah mudah tidaknya suatu bacaan untuk

dicerna,dihayati,dipahami, dan dinikmati oleh pembacanya. Kriteria keterbacaan

meliputi: kejelasan bahasa, kejelasan tema, kejelasan tema, kesederhanaan plot,

kejelasan perwatakan, kesederhanaan latar, dan kejelasan pusat pengisahan.

Sedangkan kesesuaian, karya sastra anak-anak harus memperhatikan perkembangan

psikologi atau jiwa, usia dan moral anak-anak.

Dengan demikian, sastra anak-anak dapat dikatakan bahwa suatu karya sastra

yang bahasa dan isinya sesuai perkembangan usia dan kehidupan anak, baik ditulis

oleh pengarang yang sudah dewasa, remaja atau oleh anak-anak itu sendiri. Karya

sastra yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk puisi dan prosa, melainkan juga

bentuk drama.

B. Bentuk Karya Sastra

Menurut bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi: prosa, puisi, dan drama.

           Prosa adalah karya sastra yang ditulis dengan menggunakan kalimat-kalimat

yang disusun secara horizontal. Kalimat-kalimat yang disusun membentuk kesatuan

pikiran menjadi paragraf, paragraf membentuk bab atau bagian-bagian, dan

seterusnya.

v

Page 6: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

           Puisi adalah karya sastra yang ditulis dengan bentuk larik-larik dan bait.

Kalimat-kalimat disusun secara vertikal. Kalimat dalam puisi padat-padat.

           Drama adalah katya sastra yang ditulis dengan bahasa dalam bentuk dialog.

Perbedaan karya sastra yang satu ini dengan karya sastra lainnya terletak pada tujuan

penulisan naskahnya. Naskah drama ditulis dengan tujuan untuk dipertunjukkan,

sedangkan karya sastra lain (prosa atau puisi) bertujuan untuk dibaca.

C. Apresiasi Sastra Secara Produktif

Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada

proses kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dalam apresiasi produktif,

pengapresiasian dituntun menghasilkan karya sastra yang dapat berupa puisi, prosa,

drama, pementasan karya sastra, dan esai. 

Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam mengapresiasi sastra secara

produktif, diantaranya sebagai berikut:

1. Pendekatan Parafrastis

Parafrase merupakan salah satu keterampilan yang dapat meningkatkan

apresiasi sastra siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih mengubah bentuk karya

sastra tertentu menjadi bentuk karya sastra yang lain tanpa mengubah tema atau

gagasan pokoknya. Aminudin (2004) menjelaskan bahwa parafrase adalah strategi

pemahaman makna suatu bentuk karya sastra dengan cara mengungkapkan

kembali karya pengarang tertentu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda

dengan kata-kata yang digunakan pengarang.

Di samping itu, Aminudin (2004) mengemukakan bahwa pendekatan

parafrastis pada dasarnya beranjak dari prinsip bahwa:

a. Pengubahan bentuk karya sastra tertentu kedalam bentuk sastra yang lain akan

semakin meningkatkan keluasan dan ketajaman pemahaman pembaca yang

bersangkutan.

b. Gagasan tertentu dapat dikemukakan dalam bentuk yang berbeda.

c. Simbol yang konotatif dapat diganti dengan kata yang lebih konkret dan

mudah dipahami.

d. Pengungkapan yang eliptis dapat ditambah sehingga semakin lengkap dan

mudah dimengerti.

vi

Page 7: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

I.G.P Antara (1985) mengemukakan bahwa teknik memparafrasekan puisi

menjadi prosa dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu :

a. Teknik Larik

Teknik larik yakni perubahan bentuk puisi ke dalam bentuk prosa dengan

mendasarkan kepada kalimat demi kalimat yang terdapat dalam puisi

tersebut.

b. Teknik Bait

Teknik bait yakni perubahan bentuk puisi menjadi prosa didasarkan

kepada susunan bait demi bait yang menyusun puisi yang diparafrasekan.

c. Teknik Global

Teknik global yakni perubahan bentuk puisi menjadi prosa yang

didasarkan kepada keseluruhan unsur yang membentuk puisi itu. Makna

yang tercermin dalam puisi itu dituangkan ke dalam bentuk prosa .

Berikut disajikan contoh parafrase puisi ke prosa.

HARI LIBUR

Hatiku gembira

Ujian usai sudah

Rapor ku terima

Aku rangking pertama

Esok amulai libur

Liburan kuhabiskan di rumah nenek

Liburan sambil melepas rindu

Kunikmati damainya desa

Tiap hari

Kutelusuri pematang sawah

Bernyanyi riang

Menyambut kicau burung

Satu minggu sudah

Hari libur habis

Aku harus pulang

Selamat tinggal

Selamat tinggal nenek

vii

Page 8: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

Puisi yang berjudul “Hari Libur” di atas dapat diubah menjadi sebuah cerita

seperti berikut:

HARI LIBUR

Selain hari minggu, saya selalu menyelesaikan tugas PR selama 1-2 jam sesudah bangun tidur siang hari. Setelah itu, baru pergi main bersama teman-teman. Setelah salat magrib secara berjamaah dengan Bapak, Ibu dan Kakek, Nenek, dan Kakak, saya belajar selama satu jam untuk mengulangi pelajaran yang telah dipelajari di sekolah, kemudian pergi menonton dan tidur. Dengan demikian, pada waktu ujian cawu, seluruh pertanyaan dapat saya jawab dengan baik dan tepat. Dengan ketekunan dan kedisiplinan belajar tersebut, pada waktu menerima rapor, di , lalu saya buka, di dalamnya tertulis sebagai peringkat I . langsung saya mengucapkan Alhamdulillah, betapa senangnya dan puasnya saya saat itu. Begitu pun, mama ,bapak, dan nenek di rumah.

Sesaat setelah pembagian rapor, ada siswa bertanya, “Kapan mulai libur cawu , Bu?,” tanya Imran.

“Libur cawu mulai besok,” jawab Bu Guru.Ady sambung bertanya, “Berapa lama libur, Bu?”Jawab bu Guru, “Sembilan hari. Jadi kita mulai sekolah pada hari Rabu”Pada malam harinya, bapak bertanya, “Berapa lama kau libur, Nak?”

“Sembilan hari , Pak!” Jawabku singkat. “Lalu di mana akan berlibur?” tanya bapak Lagi.“ “Saya mau berlibur ke rumah nenek di desa sambil melepas rindu, sekaligus menikmati damai dan indahnya panorama desa.“ Jawabku dengan wajah yang ceria.“ Itu ide yang bagus. Insya Allah nanti bapak-ibu antar besok sekalian melepas rindu juga dengan nenek dan kelu-arga lainnya di desa kelahiran bapak.

Keesokan harinya, tepatnya pada hari minggu pagi, saya berangkat bersama Ayah dan ibu ke rumah nenek yang jauhnya sekitar 25 kilometer dari rumah kami. Dua jam kemudian saya tiba rumah nenek. Betapa gembiranya nenek menyambut kami, saya langsung dipeluk dan dicium sambil berkata “Kenapa baru datang, Nak. Lama sekali rasanya baru bertemu. Nenek sudah rindu sekali”. Baru libur, Nek! Jawabku.

Selama di rumah nenek, setiap hari aku berjalan bersama nenek, mene-lusuri pematang sawah sambil menyanyi dengan riang gembira. Utamanya pada pagi hari setelah shalat subuh, kami berjalan-jalan bersama nenek mengelilingi desa sambil mendengarkan kicauan berbagai macam burung yang begitu mengasyikkan. Alangkah indahnya berlibur di rumah nenek.

Pada malam Selasa, saya menyampikan kepada nenek bahwa besok saya akan pulang karena sudah beberapa hari di sini . “Mengapa cepat sekali pulang cucuku? Rindu nenek masih...” ” Lusa hari sekolah sudah mulai, Nek!” sambungku cepat. “Kalau begitu, nenek tidak bisa menahanmu, nanti bapakmu marah.” Nek, bisa antar saya besok sekalian jalan-jalan ke kota. Sudah lama juga nenek tidak ke kota. Nanti kita jalanjalan menikmati ramai dan hiruk pikuknya kendaraan dan megahnya bangunan di kota Makassar .“ “Nenek sudah tua, dan ada sepupumu akan dinikahkan minggu depan” Jawabnya.

Keesokan harinya, Bapak dan Ibu menjemputku. Sekiat 20 meter dari rumah nek, Saya melambaikan tangan kepada nenek sambil mengucapkan dalam hati “Selamat tinggal panorama desaku yang indah dan permai, sela-mat tinggal nenek tersayang , sampai jumpa nek di libur cawu mendatang.”

viii

Page 9: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

2. Pendekatan Analitis

Pendekatan Analitis merupakan pendekatan yang mengarahkan pembaca

untuk memahami unsur-unsur intrinsik yang membangun suatu karya sastra

tertentu dan hubungan antarunsur yang satu dengan lainnya sebagai suatu

kesatuan yang utuh (Aminuddin,2004).

Menurut I.A Richard (dalam Situmorang, 1980) ada dua hal pokok yang

membangun puisi, yaitu hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat puisi meliputi

tema, rasa, nada, dan amanat, sedang metode puisi meliputi diksi, gaya bahasa,

kata konkret, gaya bayang, irama dan rima. Hubungan keduanya erat, oleh

Karigan (1989) seperti hubungan jiwa dan tubuh. Sehingga hakikat puisi dapat

disebut sebagai unsur batiniah dan metode puisi dapat disebut sebagai unsur

lahiriah puisi.

a) Unsur Lahiriah (Metode Puisi)

1. Diksi

Diksi merupakan kemampuan memilih kata demi kata secara tepat

menurut tempatnya yang sesuai dalam suatu jalinan kata yang harmonis

dan artistik sehingga sejalan dengan maksud puisinya, baik secara

denotatif maupun konotatif.

Contoh:

Sekali berarti (bukan: bermakna, berguna, bermanfaat)

Sudah itu mati (bukan: wafat, meninggal, tewas, mampus, dll)

2. Gaya bahasa

Gaya bahasa ialah gaya tertentu yang digunakan penyair untuk

menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan.

Contoh:

Gaya personifikasi : “Kerling danau di pagi hari” (Situr Situmorang)

Gaya simbolisme : Ah, rumput, akarmu jangan turut mengering

(Waluyati)

3. Kata konkret

Kata konkret ialah pemakaian kata-kata yang dapat mewakili suatu

pengertian secara konkret dengan memilih kata yang khusus, bukan yang

umum, misal:

ix

Page 10: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

- Anak itu bersimpuh di kaki ibundanya. (kata khusus)

- Anak itu duduk lalu memeluk kaki ibundanya. (kata umum)

4. Daya bayang (imagery)

Daya bayang adalah kemampuan penyair mendskripsikan atau melukiskan

suatu benda atau peristiwa sehingga seolah-olah pembaca menyaksikan

benda atau mengalami peristiwa seperti yang disaksikan atau dialami

penyair tersebut. Daya bayang terwujud sebagai manifestasi dari

pemakaian kata konkret, diksi, dan gaya bahasa yang tepat. Misalnya:

Sajak Kecil Buat Penggalang

Dengan gagah perkasa

Engkau berdiri siap siaga

Bersenjata tongkat dibalut kain selempang

Berhias tanda-tanda kecakapan

Tali merah tali sempritan

Tersandang di lengan tangan kiri

Kepala dibalut baret

Lengkap lencana tunas kelapa

Tali melingkar bergantung dipinggang

Sangkur menambah indah dipandang

.....................................

5. Irama dan rima

Irama adalah berkaitan dengan kera lembutnya suara (tekanan), panjang

pendeknya suara (tempo), dan tinggi rendahnya suara (nada), perhentian

sejenak (jeda) dan lainnya. Rima adalah persamaan bunyi awal, akhir,

awal-akhir.

Misalnya:

Caya bulan di ombak menitik

Embun berdikit turun menitik (J.E.Tatengkeng)

Segala menebal, segala mengental

Segala tak kukenal

Selamat tinggal...... (Chairil Anwar)

x

Page 11: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

b) Unsur Batiniah Puisi

1. Tema

Tema ialah pokok persoalan yang mendasari dan menjiwai setiap larik

puisi. Misalnya: Ayip Rosidi menuangkan tema “Ketidakpuasan “ dalam

puisi “Di Akuarium”.

Di Akuarium

(Ayip Rosidi)

Kulihat ikan-ikan berenangan, alangkah nyaman

dan tenang hidup tanpa persoalan. Betapa ingin

aku menjadi ikan.

Dari balik kaca, matanya cemburu memandang

Barangkali ingin menjadi manusia, menjadi aku

Yang pergi memancing di hari minggu.

2. Rasa

Rasa ialah sikap pandang penyair terhadap pokok persoalan atau tema

tertentu. Ada penyair yang bersikap simpati-antipati, setuju-tidak setuju,

dll.

Contoh:

Chairil Anwar (“Penerimaan”) masih bersikap menerima terhadap gadis yang

telah mengecewakannya dengan persyaratan tertentu. Sebaliknya Armyn Pane

(Kembang Setengah Jalan) bersikap menolak terhadap gadis yang telah

mengecewakannya.

PENERIMAAN

(Chairil Anwar)

KEMBANG SETENGAH JALAN

(Armyn Pane)

Kalau kau mau, kuterima kembaliDengan sepenuh hatiAku masih tetapi sendiriKutahu kau yang bukan dulu lagiBak kembang sari sudah terbagiJangan tunduk! Tantang Akudengan berani

Mejaku hendak dihiasiKembang jauh dari gunungKau petik sekarangan kembangJauh jalan panas hariBunga layu setengah jalan

xi

Page 12: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

3. Nada

Nada ialah sikap bahasa penyair tehadap penikmat karyanya. Ada penyair

bersikap didaktis, persuasif, sinis (ironis), tawadhu (rendah diri), dan

sebagainya. Misalnya Ali Hasymi bersikap persuasif dalam puisinya

sebagai berikut:

MENYESAL

Pagiku hilang melayangHari mudaku sudah pergiSekarang petang datang membayangBatang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagiBeta lengah di hari pagiKini hidup meracuni hatiMiskin ilmu miskin harta

Ah, apa guna kusesalkanMenyesal tua tiada bergunaHanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkanAtur barisan di pagi hariMenuju ke arah padang bakti

4. Amanat

Amanat ialah pesan, nasihat, petuah, yang disampaikan oleh penyair dalam

karyanya baik secara langsung atau tak langsung.

Pesan tersebut dapat dijadikan sebagai perluasan wawasan, memperkaya

pengalaman, dan memperhalus budi pekerta, serta mempertinggi nilai -

nilai kemanusiaan. Misalnya larik puisi Chairil Anwar yang berbunyi

“/pilih kuda liar/ pacu sampai melaju / jangan tambatkan pada siang dan

malam/”, antara lain mengandung amanat bahwa kita harus hidup dengan

penuh semangat, selalu memanfatkan waktu secara dinamis kreatif.

xii

Page 13: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya

sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa, atau suatu kegiatan menggauli sastra

dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran

kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Sedangkan karya sastra anak adalah karya sastra yang isinya mengenai anak-anak;

kehidupannya,kesenangannya,sifat-sifatnya,dan perkembangannya.

Menurut bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi prosa, puisi, dan

drama.

Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada

proses kreatif dan penciptaan. Dalam hubungannya dalam apresiasi produktif,

pengapresiasi dituntun menghasilkan karya sastra yang dapat berupa puisi, prosa,

drama, pementasan karya sastra, dan esai. Pendekatan yang dapat diterapkan dalam

mengapresiasi sastra anak-anak secara produktif diantaranya adalah pendekatan

Parafrastis dan pendekatan Analitis.

B. Saran

Penulis berharap pendidik dapat menggunakan dan menghasilkan sebuah

apesiasi karya sastra anak-anak secara reseptif dan produktif agar anak-anak

mendapatkan pembelajaran tentang sastra sesuai dengan porsinya dan lebih

meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak dalam dunia sastra.

xiii

Page 14: Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Produktif

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, M. dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Semarang: Departemen Pendidikan Nasional.

Zuchdi, D. dan Budiasih. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

xiv