Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

10

Click here to load reader

description

Radiofarmasi

Transcript of Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

Page 1: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

MAKALAH

RADIO FARMASI

APLIKASI RADIOFARMASI TERHADAP ORGAN HATI

OLEH :

KELOMPOK IX

Sherly Octiza (1011013041)

Riri Monica (1011013044)

Annisa Nur Salasa (1011013047)

Nindy Amanda Sari (1011013050)

Dian Gusti Nanda (1011013056)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

Page 2: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

APLIKASI RADIOFARMASI TERHADAP ORGAN HATI

I. ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh yang mempunyai berat

antara 1,5 – 1,7 kg pada orang dewasa normal. Ukuran maupun bentuknya

sangat tergantung pada masing-masing individu. Hati mengandung lobus-

lobus yang dapat dibagi menjadi lobules.

Lobus mengandung dua jenis sel yakni sel hepatosit (sel polygonal)

dan sel Kuppfer (sel retikuloendotelial/fagosit). Sel hepatosit

bertanggungjawab terhadap proses metabolism, sedangkan sel fagosit

mengeluarkan benda asing dari sirkulasi. Hati menerima hampir 70%

suplai darah dari vena portal dan 30% nya dari arteri hepatica.

Fungsi utama hati adalah metabolism, penyimpanan dan sintesis

fibrinogen albumin heparin, beberapa globulin, detoksifikasi melalui

konjugasi dan metilasi, pembentukan dan pengeluaran empedu ke usus,

dan membuang partikel asing melalui fagosit.

II. SEDIAAN RADIOFARMASI DAN TEKNIK IMAGING

Sediaan radiofarmasi yang digunakan dalam pencitraan hati dibagi

menjadi dua kelompok berdasarkan fungsi fisiologis hati. Kelompok

Page 3: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

pertama digunakan untuk evaluasi status fungsi dari hepatosit dan saluran

empedu dan kelompok kedua digunakan untuk evaluasi fungsi fagosit dari

sel Kuppfer. Zat warna dan komponen lipofilik di label dengan

radionuklida untuk kelompok pertama, sedangkan koloid berlabel untuk

kelompok kedua.

99mTc-ciprofloxacin

Siprofloksasin adalah antibiotik spektrum luas, golongan fluorokinon

yang biasa digunakan dalam terapi infeksi bakteri gram-positif dan gram

negatif. Teknesium-99m merupakan radio-nuklida yang dipakai secara

luas dalam pembuatan radiofarmaka untuk diagnosis. Pencitraan sangat

spesifik, dapat dibedakan antara infeksi dan inflamasi steril.

99M Tc-Pyridoxylideneglutamate

Sediaan radiofarmasi yang penting dalam pencitraan kantung empedu

(diagnosa kolesistitis kronik dan akut) dengan dosis yang umum diberikan

4-5mCi secara intravena. Aktivitas terlihat jelas dengan cepat dari hati

Page 4: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

hingga kantung empedu dan dibaca selama 10 menit setelah injeksi.

Pencitraan-pencitraan dari system hepatobiliar dilakukan dengan alat

kamera gamma setiap 4-6 menit sampai 45-60 menit setelah injeksi.

Fungsi kantung empedu dan gangguannya dapat dievaluasi oleh agen ini.

99M Tc-Sulfur Colloid

Merupakan agen pilihan untuk pencitraan hati karena dosis radiasinya

yang rendah. Biasa digunakan untuk diagnosa penyakit yang melibatkan

morfologi hati, seperti sirosis, abses, tumor, lesi metastatik, hepatomegali,

hepatitis, dan lainnya. Diberikan secara intravena kepada pasien. Waktu

paruh plasma 2-5 menit. Koloid akan dibuang oleh sel Kupffer dan

pengambilan maksimum oleh hati selama waktu 20 menit. Sebanyak 80-

85% dari partikel koloid terakumukasi di hati, dan 5-10 % di limpa, dan

selebihnya di sumsum ulang. Oleh karena secara permanen tersimpan di

hati, maka waktu paruh efektif dari sediaan ini hampir sama dengan waktu

paruh fisik dari 99m Tc.

Ukuran partikel koloid sangat penting dalam pencitraan system

retikuloendotelial. Partikel besar (sekitar 100 nm) terakumulasi di hati dan

limpa, sedangkan partikel yang lebih kecil (<20nm) terakumulasi pada

konsentrasi lebih tinggi di sumsum tulang.

Pencitraan hati akan tampak setelah 5-10 menit setelah injeksi

intravena dari agen ini. Scintifotograf dari bagian anterior, posterior dan

lateral kanan didapatkan dengan menggunakan kamera scintillation.

Fagositosis dari koloid dipengaruhi beberapa factor sperti aliran darah

ke organ, integritas sel retikuloendotelial, ukuran, dan jumlah partikel

yang diberikan. Fagositosisnya melalui proses opsonisasi dengan dua

mekanisme.

Page 5: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

131I-Rose Bengal

Biasanya digunakan untuk diagnosa penyakit yang berhubungan

dengan fungsi hati, seperti jaundice dan obstruksi bilier. Dosis umum i.v

adalah 200μCi untuk orang dewasa dengan berat 70 kg. Dengan rute

pemberian intra vena, 131I-Rose Bengal diekstrak dari darah oleh sel

poligonal hati dan dibersihkan ke dalam empedu tanpa gangguan

metabolisme lalu diserahkan ke usus, di mana tidak diserap, dan akhirnya

muncul dalam tinja. Waktu paruh plasma adalah 8-10 menit dan

akumulasi dalam hati terjadi selama 25-30 menit setelah injeksi. Hasil

scan didapatkan dengan alat scanner rectilinear atau kamera gamma 15-20

menit setelah injeksi. Pada kasus penderita gangguan hati, laju

pengambilan hati lebih lambat tergantung banyaknya sel hati yang rusak.

99m Tc-Labeled IDA Derivatives

Sediaan radiofarmasi ini mencakup :

99m Tc-HIDA

99m Tc-PIPIDA

99m Tc-BIDA

99m Tc-DISIDA

99m Tc-dietil-IDA

Page 6: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

Sediaan-sediaan ini terutama digunakan untuk pencitraan kantung

empedu (diagnosa kolesistitis kronik dan akut) dan penyakit yang

berhubungan dengan hati, seperti jaundice dan obstruksi bilier. Dosis

umum yang diberikan 3-5 mCi secara intravena pada pasien dalam

keadaan puasa selama 4-6 jam sebelum dipaparkan. Aktivitas hati terlihat

selama beberapa menit setelah injeksi, dan akan terlihat jelas dengan cepat

dan terlihat pada kantung empedu kemudian ke usus.

99m Tc-phytate

Merupakan agen yang juga dapat digunakan dalam pencitraan hati.

Dosis yang biasa digunakan adalah 2-3 mCi secara intravena. Setelah

pemberian, agen ini akan membentuk koloid secara in vivo setelah

berkontak dengan Ca2+ dalam sirkulasi.

67 Ga-gallium Citrate

Page 7: Makalah Aplikasi Radiofarmasi Terhadap Organ Hati

Digunakan dalam pencitraan hati, khususnya untuk mendeteksi abses

dan tumor. Baik abses maupun tumor terlihat dengan adanya peningkatan

akumulasi dari 67 Ga, namun karena akumulasi agen ini tidak spesifik pada

lesi yang mana dan juga tergantung pada jaringan normal di hati, maka

nilai dari 67 Ga mempunyai batasan pada kasus ini.