MAKALAH antiHIPERLIPIDEMIA

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian pada penduduk Indonesia. Yang dapat mengakibatkan terjadinya Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter yang digunakan untuk mendiagnosis adanya hiperlipidemia salah satunya adalah trigliserida, yaitu lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi yang hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan Very Low Density Lipoprotein (VLDL), yang menyebabkan hiperlipoproteinemia. Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis (hilangnya elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Pada sebagian besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia. Obat antihiperlipidemia sedikitnya dikelompokkan dalam tujuh 1

description

kimia

Transcript of MAKALAH antiHIPERLIPIDEMIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian pada penduduk Indonesia.

Yang dapat mengakibatkan terjadinya Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat

kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson,

2006). Parameter yang digunakan untuk mendiagnosis adanya hiperlipidemia salah satunya

adalah trigliserida, yaitu lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida dipakai

dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi

yang hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-

penyakit arteri dan bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan

Very Low Density Lipoprotein (VLDL), yang menyebabkan hiperlipoproteinemia.

Kondisi hiperlipidemia bila berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis (hilangnya

elastisitas disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Pada sebagian besar

penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan olahraga. Namun, bisa juga dengan

bantuan obat penurun kadar lipid darah atau antihiperlipidemia. Obat antihiperlipidemia

sedikitnya dikelompokkan dalam tujuh golongan senyawa. Ada klofibrat, asam nikotinat,

probukol, gemfibrosil, penghambat absorpsi lemak, golongan statin/mevinolin, dan hormon

dekstrotirosin. Namun, penggunaan obat- obatan sintetik relatif mahal dan tak sedikit

menimbulkan efek samping yang merugikan.

Hiperlipidemia atau kadang-kadang disebut dislipidemia terjadi akibat jumlah lipid utama

(lemak) dalam darah (kolesterol atau trigliserida) berlebih, karena gangguan metabolisme atau

kelainan transportasi lipid yang dapat juga merupakan kelainan genetik (keturunan) dari

penyakit lain (seperti diabetes, gangguan tiroid, penyakit  hati, atau ginjal).Hiperlipidemia

disebabkan adanya lemak nabati / kolesterol yang terlalu tinggi. Jika kalori dalam makanan

yang dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan

tersimpan di dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut

menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat. Dalam makalah ini akan dibahas

1

tentang obat-obat yang digunakan untuk pengobatan antihiperlipidemia serta mekanisme kerja

dari obat tersebut khususnya obat simvastatin.

Hiperlipidemia masih berperan menjadi penyebab berbagai macam penyakit

kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian yang paling banyak selain kanker. Pada

penelitian tentang hiperlipidemia banyak perlakuan yang mana pemberian model diet tinggi

lemak dilakukan dengan berbagai macam komposisi agar tercapai hiperlipidemia tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu hiperlipidemia?

2. Apa yang dimaksud dengan obat antihiperlipidemia ?

3. Apa sajakah macam-macam golongan hiperlipidemia ?

4. Bagaimana hubungan struktur aktifitas hiperlipdemia ?

5. Bagaimana mekanisme kerja hiperlipidemia ?

6. Apa nama obat generic atau paten (Spesialite) dari antihiperlipidemia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui defenisi hyperlipidemia dan obat antihiperlipidemia.

2. Untuk mengetahui macam-macam golongan hiperlipidemia.

3. Untuk mengetahui hubungan struktur aktifitas hiperlipidemia.

4. Untuk mengetahui mekanisme kerja hiperlipidemia.

5. Untuk mengetahui nama obat generic atau paten (Spesialite) antihiperlipidemia.

.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

1. Lipid

Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid, yaitu kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid.

Oleh karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak maka perlu dibuat bentuk yang terlarut.

Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut, yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama

apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini dikenal sembilan jenis apoprotein yang diberi

nama secara alfabetis, yaitu Apo A, Apo B, Apo C, dan Apo E. senyawa lipid dengan

apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein. Setiap jenis lipoprotein mempunyai Apo

tersendiri. Sebagai contoh untuk VLDL, IDL, dan LDL mengandung Apo B100, sedang Apo

B48 ditemukan pada kilomikron. Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 ditemukan terutama pada

lipoprotein HDL dan kilomikron (Sudoyo et al., 2007).

Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis

penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma sehingga lipid terikat

pada protein sebagai mekanisme transpor dalam serum. Ikatan ini menghasilkan empat kelas

utama lipoprotein: (1) kilomikron, (2) lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL), (3)

lipoprotein densitas rendah (LDL), (4) lipoprotein densitas tinggi (HDL). Kadar relatif lipid

dan protein berbeda-beda pada setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada.

LDL yang Paling tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL paling tinggi

kadar trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada HDL (Price & Wilson, 2006).

2. Trigliserida

Trigliserida yang disebut juga dengan triasilgliserol termasuk jenis lipid yang paling

banyak dan merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme. Trigliserida adalah

ester dari alkohol gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Trigliserida terutama berfungsi

sebagai lemak penyimpan (Lehninger, 1982). Trigliserida dapat berasal dari hidangan yang

dimakan atau dibuat sendiri oleh tubuh. Kadar trigliserida dalam darah yang diinginkan

maksimal 150 mg/dl. Makanan yang mengandung lemak terutama lemak jenuh meningkatkan

3

tingkat trigliserida di dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol jahat. Dapat

ditambahkan disini bahwa lemak berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian, alpukat,

tidak mengandung kadar kolesterol, tetapi kadar trigliseridanya relatif tinggi (Soeharto, 2001).

Lipid darah diangkut dengan 2 cara: (1) jalur eksogen dan (2) jalur endogen. Pada jalur

eksogen, trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai

kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus torasikus.

Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein

lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk

asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan membentuk endotel dan masuk

ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan)

atau dioksidasi (energi). Pada jalur endogen, trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh

hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis

dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel

lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. Liquid density Lipoprotein (LDL) merupakan

lipoprotein yang mengandung kolesterol yang paling banyak (60-70%). LDL mengalami

katabolisme melalui reseptor seperti diatas dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor

dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen (Suyatna, 2008).

3. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia, dislipidemia) ialah kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan kelainan (peningkatan) fraksi lipid dalam plasma. Hiperlipidemia merupakan

kelainan metabolik yang paling sering ditemukan.

Obat antihiperlipidemia adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar

lipida darah yang melebihi ambang batas normal.

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kadar kolesterol total yang tinggi, kadar trigliserid

yang tinggi, dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Dalam proses terjadinya aterosklerosis,

ketiganya memiliki peran yang penting dan sangat erat kaitannya satu sama lain.

4

Hiperlipoproteinemia dapat menimbulkan:

1) Aterosklerosis yang mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.

2) Nyeri perut berulang, yang disebabkan oleh penigkatan kadar trigliserida darah, dan

dapat terjadi pankreatitis akut yang membahayakan jiwa bila kadar trigliserida darah

cukup tinggi.

3) Xantoma, ialah tumor lipid di kulit, tendon, terutama ditendon achillis (Staf pengajar

farmakologi UNSRI, 2008).

Hiperlipidemia adalah peningkatan kosentrasi setiap fraksi lipid dalam plasma, meliputi

hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia dll. Disebut pula hiperlipemia, lipemia, atau

lipidemia. Lipid utama dalam plasma tidak bersikurlasi dalam bentuk bebas. Asam lemak

bebas (secara bervariasi dinamai FFA/free fatty acid, UFA atau NEFA) terikat oleh albumin

sedangkan kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam bentuk kompleks lipoprotein.

Kilomikron merupakan kompleks lipoprotein yang sangat besar, dibentuk dalam mukosa usus

selama absorbsi produk pencernaan lemak kemudian memasuki sirkulasi melalui duktus

limpatikus. Setelah itu banyak partikel kilomikron dalam darah sehingga plasma mempunyai

penampilan seperti susu (lipemia). Lipoprotein lipase yang terletak pada permukaan endotel

kapiler akan membersihkan kilomikron dari sirkulasi. Enzim ini akan mengkatalisis

pemecahan trigliserida dalam kilomikron kebentuk FFA atau gliserol yang kemudian

memasuki sel adipose dan direesterifikasi, bila terjadi kegagalan proses tersebut maka akan

terjadi peningkatan kadar lipid plasma (Ganong, 1995).

2.2  Mekanisme terbentuknya Hiperlipidemia

  Dalam keadaan normal konsumsi lemak (fat) sekitar 80-120 g/hari. Lemak ini akan

dihidrolisis oleh enzim lipase dari pankreas, diserap oleh sel mukosa usus halus dan

disekresikan ke dalam saluran limfe mesenterikus dalam bentuk kilomikron. Kemudian

kandungan trigliserida (TG) - kilomikron ini dihidrolisis menjadi asam lemak, gliserol dan

kolesterol dengan perantaraan enzim lipoprotein lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan

endotel kapiler, sehingga menjadi kilomikron remnan. Karena permukaan kilomikron remnan

ini mengandung apo B-48 dan apo E yang mempunyai affmitas tinggi dengan reseptor

5

membran hepatosit, maka kilomikron ini akan terikat dengan hepatosit, mengalami

internalisasi dan degradasi oleh enzim lisosom dengan melepaskan kandungan kolesterolnya

ke dalam hepatosit. VLDL berfungsi mengangkut TG dan sejumlah kolesterol (sintesa de

novo) yang dilepaskan oleh hepatosit dan masuk sirkulasi. Kandungan TGnya juga mengalami

degradasi oleh LPL dan dilepaskan ke jaringan tepi sehingga VLDL berubah menjadi VLDL

remnan ( VLDL) atau IDL. Permukaan IDL ini mengandung apo B-100 dan apo E yang juga

beraffinitas tinggi dengan hepatosit. Tetapi hanya sedikit sekali IDL yang mengalami

internalisasi, sebagian besar diubah menjadi LDL dan tetap beredar dalam sirkulasi.  Dalam

keadaan normal VLDL ini beredar dalam darah dengan kadar yang rendah, namun pada

kelainan kandungan apeE-nya, kadarnya dapat meningkat dan bersifat aterogenik (tipe III

hiperlipoproteinemia). LDL sendiri tetap mengandung banyak kolesterol dan apo B-100 yang

beraffmitas tinggi dengan reseptor LDL jaringan hepar dan diluar hepar, dan melepaskan

kolesterolnya ke jaring-an tadi. Karena bersihan LDL ini berjalan lambat, maka sebagian

besar kolesterol yang beredar terikat dalam LDL ini. Pada keadaan kekurangan reseptor LDL

akan timbul kelainan tipe IIa hiper-lipoproteinemia yang bersifat aterogenik; selain itu

prekursor HDL dibentuk oleh hepatosit dan menjadi matang selama memasuki sirkulasi

dengan menarik kolesterol dan kelengkapan apoprotein (C-2). Apo C-2 inilah yang

menyebabkan pecahnya kandungan TG kilomikron dan VLDL dalam hepatosit oleh LPL.

Subpopulasi HDL (HDL2) berfungsi mengangkut kolesterol jaringan tepi(terutama dari

dinding uteri) kembali ke hepar, sehingga lipoprotein ini berguna untuk mencegah timbulnya

PJK. Individu dengan kadar HDL tinggi mempunyai korelasi positif terhindar PJK

Ketidakseimbangan antara produksi lipoprotein yang dilepas oleh jaringan tertentu dengan

bersihan lipoprotein itu sendiri dari plasma akan menimbulkan hiperlipoproteinemia dengan

manifestasi klinik tertentu  Sifat aterogenik LDL dan VLDL telah banyak dibuktikan.

Peninggian kadar salah satu atau keduanya mempunyai korelasi positif menyebabkan

aterosklerosis. Kadar LDL meninggi karena adanya defisiensi reseptor LDL pada hepatosit

atau membran sel jaringan lainnya, sehingga apo B-100 LDL tidak dapat terikat pada sel

jaringan tadi dan tetap bebas beredar dalam plasma. Pada keadaan normal genesis reseptor

LDL ini diatur oleh langsung kadar kolesterol. Apabila kadar kolesterol meninggi, hal ini akan

menghambat transkripsi messenger RNA(m-RNA) yang akan membentuk reseptor LDL,

6

demikian pula sebaliknya keadaan inilah yang disebut dengan hiperlipidemia. Beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi langsung kadar lipoprotein adalah :   

1. Diet : kalori total perhari, jumlah kalori dari lemak, asupan kolesterol

2. Antropometrik : ratio berat - tinggi badan (obesitas) 

3. Kebiasaan merokok, kurang gerak, asupan alkohol.

4. Ras

5. Genetika

6. Seks : kadar estrogen (endogen/eksogen)

7. Penyakit lain : diabetes mellitus, hipotiroidea, uremia, sindroma nefrotik.

2.3 Sintesis dan Metabolisme

1.    Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa

trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada kilomikron.

Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari

kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan VLDL

yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada

diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid

permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.

2.    Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)

Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor trigliserida

ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida VLDL

dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan didalam

jaringan seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan

sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL mengalami

endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan

menghilangkan trigliserida yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan

fenomena klinis pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat

disebabkan karena peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme

LDL.

7

3.    Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)

Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel

bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester

kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk

sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui

suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA

reduktase. Hati memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel

lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol

dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga disekresikan

dalam empedu.

4.    Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)

Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu

lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan

perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa

ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor scavenger,

SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein (Bertram, Katzung).

Komposisi Lipoprotein dari Subjek Normal (dipiro, 2005)

Komposisi berat (% b/b)

Kolesterol

Kelas

Lipoprotein

Range

density

(g/mL)

Diameter

(nm) Protein trigliserida bebas ester Fosfolipid

kilomikron <0.94 75-1200 1-2 80-95 1-3 2-4 3-9

VLDL 0.94-1.006 30-80 6-10 55-80 4-8 16-22 10-20

LDL 1.006-

1.063

18-25 18-22 5-15 6-8 45-50 18-24

HDL 1.063-1.21 5-12 45-55 5—10 3-5 15-20 20-30

8

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan

cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa lemak jenis

tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah. Serangkaian enzim kemudian

mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di

dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil)

dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara :

1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang

masuk ke dalam darah.

2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.

Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah (terutama kolesterol) bisa

menyebabkan masalah jangka panjang. Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri

koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar kolesterol

total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya lebih baik dibandingkan dengan kadar

kolesterol yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar kolesterol total

yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300

mg/dL, maka resiko terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali.

Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang

dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko;

kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterolbaik) menyebabkan menurunnya

resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL

dan kadar kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih

dari 25 % dari kadar kolesterol total. Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke,

kadar kolesterol total tidak terlalu penting dibandingkan dengan perbandingan kolesterol total

dengan kolesterol HDL atau perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah

kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke,

masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal, tetapi kadar

yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun penyakit

arteri koroner. Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dL) bisa

menyebabkan pankreatitis.

9

Kadar lipid plasma normal,batas dan tinggi.

Kadar kolesterol Total Kategori Kolesterol Total

          kurang dari 200 mg/dL          Bagus

200-239 mg/dL          Ambang batas atas

          240 mg/dL dan lebih          Tinggi

Kadar LDL Kategori LDL

         Kurang dari 100 mg/dL          Optimal

          100-129 mg/dL          Di atas optimal

         130-159 mg/dL          Ambang batas atas

         160-189 mg/dL          Tinggi

         190 mg/dL dan lebih           Sangat tinggi

Kadar HDL Kategori HDL

         Kurang dari 40 mg/dL              Rendah

          60 mg/dL dan lebih              Tinggi

Kadar Trigliserida Kategori Trigliserida

          Kurang dari 150 mg/dL          Normal

           150-199 mg/dL          Ambang batas atas

          200-499 mg/dL          Tinggi

          500 mg/dL dan lebih          Sangat tinggi

Sumber : diadaptasi dari National Institutes of Health, Detection, Evaluation dan Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III)

10

2.4 Macam - Macam Hiperlipidemia (Hiperlipoproteinemia, Dislipidemia):

1. Hiperlipidemia primer.

Hiperlipidemia primer dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

a) Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total). Gangguan

pada metabolisme lemak ini merupakan gangguan yang paling umum dan kurang lebih

5% dari kasus adalah familial (keturunan), tetapi dalam 95% dari kasus tidak diketahui

penyebabnya.

b) Hipertrigliseridemia, pada mana kadar trigliserida meningkat. Kilomikron yang

terbentuk dari lemak pangan dinding usus terdiri untuk kurang lebih 85% dari

trigliserida dan hanya kurang lebih 4% dari kolesterol. Dalam kapiler jaringan-otot dan

–lemak, trigliserida dirombak dibawah pengaruh lipoproteinlipase menjadi produk

yang masih banyak trigliserida dan kolesterol. Produk ini lazimnya diolah lebih lanjut

oleh hati. Tetapi bila karena sesuatu sebab pengolahan tidak sempurna, maka sisanya

setelah makan masih bersirkulasi dalam darah untuk jangka waktu lama. Demikian

terjadinya hipertrigliseridemia (Tjay & Raharja, 2007).

c) Hiperlipidemia herediter ( hiperlipoproteinemia) adalah kadar kolseterol dan

trigliserida yang sangat tinggi, yang sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia herediter

mempengaruhi system tubuh dalam fungsi metabolisme dan membuang lemak (Balai

Informasi Tekhnologi Lipi, 2009). Terdapat 5 jenis hiperlipoproteinemia yang masing-

masing memiliki gambaran lemak darah serta resiko yang berbeda :

1. Hiperlipoproteinemia tipe I

Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit keturunan yang jarang

terjadi dan ditemukan pada saat lahir. Dimana tubuh penderita tidak mampu membuang

kilomikron dari dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda dengan kelainan ini mengalami

serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan limpa membesar, pada kulitnya terdapat

pertumbuhan lemak berwarna  kuning pink (xantoma eruptif). Pemeriksaan darah

menunjukkan kadar trigliserida yang sangat tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi

aterosklerosis tetapi bisa menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita

diharuskan menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun lemak

tak jenuh ganda).

11

2. Hiperlipoproteinemia tipe II

Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit keturunan yang

mempercepat terjadinya aterosklerosis dan kematian dini, biasanya karena serangan jantung.

Kadar kolesterol LDLnya tinggi. Endapan lemak membentuk pertumbuhan xantoma di dalam

tendon dan kulit. 1 diantara 6 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada

usia 40 tahun dan 2 diantara 3 pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada

usia 60 tahun. Penderita wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat. 1 dari 2

wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung pada usia 55 tahun. Orang

yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki kadar kolesterol total

sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali meninggal karena penyakit arteri koroner pada masa

kanak-kanak. Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari faktor resiko, seperti merokok,

dan obesitas, serta mengurangi kadar kolesterol darah dengan mengkonsumsi obat-obatan.

Penderita diharuskan menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak, terutama lemak jenuh dan

kolesterol serta melakukan olah raga secara teratur. Menambahkan bekatul gandum pada

makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali diperlukan obat penurun lemak.

3. Hiperlipoproteinemia tipe III

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang menyebabkan tingginya

kadar kolesterol VLDL dan trigliserida. Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak di

kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita, pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-

15 tahun kemudian. Baik pada pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas,

maka pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal. Pada usia pertengahan, aterosklerosis

seringkali menyumbat arteri dan mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah

menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari

VLDL. Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan peningkatan kadar asam urat

dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian dan pemeliharaan berat badan ideal serta

mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun kadar

lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan sampai normal, sehingga memperlambat

terjadinya aterosklerosis.

12

4. Hiperlipoproteinemia tipe IV

Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa anggota keluarga dan

menyebabkan tingginya kadar trigliserida. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko terjadinya

aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes ringan.

Penderita dianjurkan untuk mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes dan menghindari

alkohol. Bisa diberikan obat penurun kadar lemak darah.

5. Hiperlipoproteinemia tipe V

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tubuh tidak mampu

memetabolisme dan membuang kelebihan trigliserida sebagaimana mestinya. Selain

diturunkan, penyakit ini juga bisa terjadi akibat :

- Penyalahgunaan alkohol

- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

- Gagal ginjal

- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.

Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal. Ditemukan

sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri

perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang

mengalami kelebihan berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali

terjadi setelah penderita makan lemak dan bisa berakibat fatal. Pengobatannya berupa

penurunan berat badan, menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol. Bisa

diberikan obat penurun kadar lemak.

Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-Less :

Tipe Evaluasi Lipoprotein

I Kilomikron

Iia LDL

Iib LDL + VLDL

III IDL (LD1)

IV VLDL

V VLDL + kilomikron

13

Keterangan :

LDL = Low Density Protein

VLDL = Very Low Density Protein

IDL = Intermediate-Density Protein

Klasifikasi dari tipe-tipe Hiperlipidemia (Hiperlipoproteinemia) :

Tipe I

Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan trigliserida di

dalam darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim lipoprotein lipase

atau apo C-II yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL, sehingga menyebabkan

ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL trigliserida dari darah secara efektif.

Tipe II

Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal (primer)

ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya. Hiperlipoprotein primer

disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan hiperlipoprotein sekunder dapat

disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid, hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat

pulih dengan terapi hormon.

Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan IIb :

A. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar VLDLnya

normal. Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu hiperkolesterol

familial, defective apolipoprotein B familial, hiperkolesterolemia poligenik.

B. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesteroldan trigliserida

dalam darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia familial. Penyakit ini

disebabkan karena meningkatnya produksi hepatik Apo B (merupakan protein utama

pada LDL dan VLDL). Xanthoma pada tipe ini jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai

dengan predisposisi CAD (Coronary Artery Disease) prematur.

Tipe III

Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini terkait

dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh reseptor -reseptor sel

hati untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan ketidaksempurnaan konversi VLDL

dalam plasma dan terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada

14

hipotiroidisme. Gangguan ini terjadi lebih awal pada pria dibandingkan pada wanita.

Abnormalitas pada toleransi glukosa dan hiperurikemia dapat terjadi.

Tipe IV

Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung di dalam

VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan

dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin) dan obesitas. Kadar kolesterol total

normal atau meningkat sedangkan kadar HDL rendah.

Tipe V

Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat disebut

sebagai hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya normal. Tipe ini merupakan

gangguan yang jarang terjadi. Penyebabnya terkadang dipengaruhi faktor keluarga, terkait

dengan ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen maupun endogen yang tidak

sempurna dapat dan ancaman resiko pancreatitis seumur hidup. Pada beberapa pasien dapat

diakibatkan alkohol dan diabetes.

Dalam tabel ini menerangkan hubungan antara jenis-jenis hiperlipidemia dengan fenotipe

sebab resiko penyakit jantung koronernya.

Jenis Hiperlipidemia Kelainan Resiko

PJK

Fenotipe Fredrickson

Hiperkolesterolemia Defek pada

reseptor LDL

+++ IIa, IIb

Hiperkilomikronemia Defisiensi

lipoprotein lipase

– I, kadang-kadang IV

Hiperlipidemia

campuran

Gangguan

konversi VLDL

ke LDL

+++ IIa, IIb, IV dan V

Disbeta

lipoproteinemia

Defisiensi

apoprotein

protein III

+++ III

Hipertrigliseridemia Sintesis VDL↑ ++ IV kadang-kadang V

15

Katabolisme

VDL e

Hiperlipoproteinemia

tipe V

Konversi VLDL

ke LDL

terganggu

0/+ V+IV (efek alkohol,

estrogen, diabetes dll)

Tabel. Hubungan antara jenis hiperlipidemia familial dengan fenotipe lipoprotein dan

risiko PJK

2. Hiperlipidemia Sekunder

Hiperlipidemia sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, seperti

infeksi, stres, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat juga bias meningkatkan

kadar lemak darah. Perempuan yang telah masuk masa menopause (berhenti haid) jika diberi

terapi estrogen mengalami risiko kenaikan kadar kolesterol darahnya (Wiryowidagdo &

Sitanggang, 2002).

Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu

seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :

A. Diabetus melitus

Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia.

Penyebabnya pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa

akan dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor utama dalam

biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang

berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada lipoprotein yang kaya

trigliserida.

B. Hipotiroidisme

Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah peningkatan kadar

kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga

kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila penderita ini menjadi

gemuk kaqrena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini

16

akan merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan

peningkatan kadar trigliserida juga.

C. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan

oleh adanya hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein

berlebih.

D. Gangguan hati

Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat menyebabakan

hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang berhubungan dengan

abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan penurunan kadar

kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan

kerusakan formasi LCAT.

E. Obesitas

Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer akan

meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi

VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.

Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)

Penyebab

Penyakit Obat-obatan

Hiperkolesterolemia Hipotiroidisme, penyakit hati

obstruktif, sindrom nefrotik,

anorexia nervosa, intermiten

porphyria akut.

Progestin, diuretik tiazid,

glukokortikoid, β-bloker,

isotretionin, inhibitor protease,

siklosforin, mirtazapin,

sirolimus.

Hipertrigliseridemia Obesitas, diabetes melitus,

lipodystrophy, sepsis,

kehamilan, hepatitis akut,

lupus erythematosis sistemik.

Monoklonal gammathophy:

Alkohol, estrogen, isotretionin,

β-bloker, glukokortikoid, resin

asam empedu, tiazid,

asparaginase, interperon,

antijamur golongan Azol,

17

multiple myeloma, lymphoma mirtazopin, steroid anabolik,

sirolimus, bexaroten.

HDL rendah Obesitas, malnutrisi Non-ISA β-bloker, steroid

anabolik, probukol, isotretionin,

progestin

2.5 Hubungan Struktur Aktifitas Hiperlipdemia

2.6 Mekanisme Kerja Obat Hiperlipidemia

1) Inhibitor HMG KoA reduktase (statin)

Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL. Statin mempunyai

sedikit efek samping dan merupakan obat pilihan pertama. Inhibitor HMG KoA reduktase

memblok sintesis kolesterol dalam hati (yang mengambil sebagian besar obat). Hal ini

menstimulasi ekspresi lebih banyak enzim, cenderung untuk mengembalikan sintesis

kolesterol menjadi normal bahkan pada saat terdapat obat. Akan tetapi, efek kompensasi ini

tidak lengkap dan pengurangan kolesterol dalam hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi

reseptor LDL, yang meningkatkan bersihan kolesterol dari plasma. Statin menurunkan

kolesterol plasma terutama dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL, adalah kegagalan obat

untuk bekerja pada pasien dengan hiperkolesterolemia familial homozigot (yang tidak

mempunyai reseptor LDL).

Contoh :

1. Lovastatin (Belvas, Cholestra, Kolvastatin, Lipovas, Lofacol, Lotivas, Lotyn, Minipid,

Vastachol, Mevinacor)

2. Pravastatin (Pravasin, Liprevil)

3. Simvastatin (Detrovel, Nofet, Rechol, Simcor, Sinova, Valemia, Vaster, Denan, Zocor)

4. Fluvastatin (Cranoc, LOCOL)

5. Atorvastatin (Sortis)

6. Cerivastatin (LIPOBAY, Zena)

18

2) Resin

Resin merupakan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran

cerna, mengganggu sirkulasi eterohepatik sehingga ekskresi steroid bersifat asam dalam tinja

meningkat. Penurunan kadar empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan produksi

asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin

maka kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja.

Kedua hal ini akan menyebabkan penurunan kelosterol dalam hati. Selanjutnya penurunan

kolesterol dalam hati akan menyebabkan terjadinya 2 hal : pertama, meningkatkan jumlah

reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA

reduktase. Peningkatan aktifitas HMG CoA akan mengurangi efek penurunan kolesterol oleh

resin.

Contoh :

1. Kolestiramin(Quantalan)

2. Kolestipol(Colestid Granulat)

3. Sitosterol (Sito-Lande)

3) Asam nikotinat

Yaitu obat yang mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan trigliserida

plasma (sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan kolesterol (sebanyak 10-20%) dan

meningkatkan HDL. Asam nikotinat merupakan obat penurun lipid pertama untuk mengurangi

mortalitas keseluruhan pada pasien dengan penyakit arteri koroner, namun penggunaannya

dibatasi karena efek samping yang meliputi kemerahan yang diperantarai prostaglandin,

pusing, dan palpitasi.

Contoh :

1. Asam Nikotinat ( Niconacid )

2. Piridilmetanol ( Radecol )

3. Asipimoks ( Olbemox )

19

4) Fibrat

Obat Fibrat yaitu (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan ringan pada

LDL (sekitar 10%) dan peningkatan HDL (sekitar 10%). Sebaliknya, fibrat menyebabkan

penurunan bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%). Fibrat bekerja sebagai ligan

untuk reseptor trnskripsi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi proliferator

(PPAR-α, peroxisomeproliferator-activated receptor alpha), dan menstimulasi aktivitas

lipoprotein lipase. Fibrat merupakan obat lini pertama pada pasien dengan kadar trigliserida

plasma yang sangat tinggi yang beresiko mengalami pankreatitis.

Empat mekanisme kunci obat golongan fibrat:

1. Meningkatkan lipolysis

2. Meningkatkan asupan asam lemak hati dan menurunkan produksi trigliserida hati

3. Meningkatkan asupan LDL oleh reseptor LDL

4. Menstimulasi transport kolesterol balik sehingga meningkatkan HDL

Contoh :

1. Gemfibrozil ( Dubrozil, Fetinor, Fibralib, Grospid, HYpofyl, Gevilon )

2. Klofibrat ( Clofibrat STADA 500 )

3. Bezafibrat ( Cedur )

4. Etofibrat ( LipoMerz )

5. Fenofibrat ( Hipolip, Lipanthyl, Trolip, Yosenop, Zumafib, Normalip )

(5) Inhibitor pada absorpsi kolesterol usus

Ezetimib menurunkan penyerapan kolesterol (dan fitosterol) dan menurunkan kolesterol

LDL sekitar 18% dengan sedikit perubahan pada kolesterol HDL. Hal ini mungkin sinergis

dengan statin sehingga menjadi terapi kombinasi yang baik (Neal, 2005).

(6) Asam lemak omega-3

Minyak ikan, kaya akan asam lemak omega-3 yaitu asam eicosapentaenoic (EPA) dan

asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL, dengan demikian

20

dapat juga menurunkan kadar kolesterol. Contoh obatnya: Maxepe yang terdiri atas 18% asam

eicosapentaenoic dan 12% asam docasahexaenoic diberikan dengan dosis 10 kapsul sehari.

2.7 Obat-obat Antihiperlipidemia (Hipolipidemik) atau Spesialite sebagai berikut :

Obat-obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah adalah: Asam

Nikotinat, Klofibrat, Kolesteramin, Kolestipol, Prabukol, Gemfibrozil dan Lovastatin.

Perbandingan cara kerja, indikasi, efek samping dan interaksi obat-obat antihiperlipidemia ini

disimpulkan dalam table ini.

Kolesteramin Klofibrat Gemfibrozil Neomisin

Sulfat

Asam Nikotinat

Cara Kerja Mengikat as.

empedu

Sintesa kol.

Menurun

Produk

VLDL

menurun

Absorpsi

kolesterol

dikurangi

Pelepasan as.

Lemak bebas

Indikasi Tipe IIA, IIB Tipe III, IV

dan V. Tipe

II kurang

Tipe III, IV

dan V

Tipe IIA Semua tipe

kecuali tipe I

Efek

Samping

Sal cerna

Konstipasi

Steatore

Kulit merah,

iritasi lidah +

perianal

Sal cerna

Batu empedu

Gangguan

Fungsi hati,

libido

menurun, BB

bertambah

Sal cerna,

erupsi kulit

Gangguan

fungsi hati

Sal cerna,

Kolik usus

Kerusakan

ginjal,

telinga

bila IV

Muka merah,

pruritus,

hepatotoksik,

Glukosa

intolerance,

hipourikemia

Interaksi

Obat

Gang.

Absorpsi obat

klorotiazid,

digitalis, Fe

Me+ efek

hipopro-

thrombin

antikoagulan

Me+ efek

hipopro-

thrombin

antikoagulan

Sinergis

dengan

anti-

koagulan

Sinergis dengan

obat vasodilatasi,

blokade ganglion

21

Tabel Cara kerja, indikasi, efek samping obat-obat antihiperlipidemia

Pemberian obat tunggal lebih baik, tetapi bila perlu dapat dipertimbangkan untuk

menggunakan 2 macam obat bila monoterapi tidak memberikan manfaat. Karena pengobatan

hiperlipidemia memerlukan pengobatan jangka panjang, maka diagnosis harus ditegakkan

seteliti mungkin dengan pertimbangan “cost benefit ratio” penggunaan obat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan hiperlipidemia diantaranya adalah:

1. Obat yang menurunkan kadar kolesterol yaitu: Resin pengikat asam empedu

(kolestipol dan kolesteramin), Asam Nikotinat, Prabukol, D-tiroksin.

2. Obat yang menurunkan kadar trigliserida yaitu: Klofibrat, Bezafibrat (analog fibrat),

Gemfibrozil, Asam Nikotinat.

Pengobatan hiperlipidemia campuran (termasuk dalam hal ini adalah fenotip IIb dan III),

yang terbaik adalah asam fibrat yaitu Klofibrat, Bezafibrat dan Gemfibrozil. Tetapi bila tidak

berhasil dapat dikombinasi dengan resin (Kolestipol dan Kolesteramin).

Pengobatan lain dapat berupa:

1. Operasi “partial ileal bypass”, merupakan pilihan terakhir bila pemberian obat-obatan

tidak berhasil terutama pada hiperkolesterolemia familial bentuk homozygot.

2. Plasmaferesi

3. Karbon aktif dapat menurunkan kolesterol dengan baik tetapi juga harus

dipertimbangkan karena selain mengikat kolesterol juga mengikat obat lain dan zat

makanan. “HMG Co-A reductase inhibitor” obat yang menghambat kerja enzim

hidroksimetil glutaril koenzim A yang berperan dalam pembentukan kolesterol dari

asetat setelah jadi asam mevalonat.

Pengobatan pada kolesterol HDL yang rendah (hipoalfalipoproteinemia) seperti pada

hiperkolesterolemia atau hipertriglisedemia belum ditemukan cara yang tepat. Usaha yang

dianggap bermanfaat ialah pengaturan diet sama seperti pada hiperlipidemia, olahraga dan

penghentian merokok dapat meningkatkan HDL.22

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, kolesterol ester,

fosfolipid atau trigliserid. Hiperlipidemia merupakan penyakit yang dapat bersifat primer atau

sekunder, tergantung penyebabnya. Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal

yang diwarisi atau lebih sering, disebabkan kombinasi faktor genetik lingkungan.

Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes

mellitus, asupan alkohol yang berlebihan, hipotiroidisme, atau sirosis biliar primer.

2. Obat antihiperlipidemika adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar

lipida darah yang melebihi ambang batas normal.

3. Terapi non farmakologi umumnya diet dan terapi farmakologinya yaitu obat-obat golongan

Resin, fibrat, niasin, HMG-CoA reduktase inhibitor, kobinasi obat serta minyak ikan.

3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini pembaca dapat mengambil manfaat dan pengetahuan

dari makalah ini serta dapat menjaga kesehatan. Sebaik mungkin menjaga kesehatan dengan

makan-makanan yang bergizi, istirahat cukup. Olah raga untuk membakar lemak dalam tubuh

dan mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan.

23

DAFTAR PUSTAKA

ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health Service, National

Institut of Health, National Health and blood Institut.

Katzung, Bertram,G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Mycek Mary J, dkk. Obat-Obat Antihiperlipidemik, In: Farmakologi Ulasan Bergambar.

2nded: 2001.  p.209-9

http://perdossijaya.org/perdossijaya/index.php?view-artikel&id-71-hiperlipidemia

24