Makalah Anti Angina
description
Transcript of Makalah Anti Angina
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme
jaringan dapat terangkut dengan baik.
Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah
sebagai penyalur darah ke jaringan. Pembuluh darah juga dipengaruhi
sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis.
Jantung terdiri dari empat serambi, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri. Atrium kanan menerima darah yang kaya CO2
dari seluruh tubuh dan ventrikel kanan memompa darah ke arteri
pulmonaris menuju paru-paru untuk menjalani pertukaran gas (CO2 dan
O2). Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
ventrikel kiri memompa darah ke dalam aorta menuju sirkulasi sistemik.
Darah yang dipompa ke sirkulasi sistemik selain membawa oksigen
juga zat lain seperti zat makanan dan hormon. Dalam pembuluh darah
kapiler terjadi pertukaran darah yang kaya akan zat gizi dan oksigen
dengan produk buangan hasil metabolisme seperti CO2, urea, kreatinin,
dan amoniak. Sisa metabolisme tersebut kembali kesirkulasi melalui
venula, vena, dan selanjutnya dibuang oleh ginjal, paru-paru, kulit, atau
feses.
1 | P a g e
Efesiensi sirkulasi dapat terganggu oleh melemahnya kontraksi
(pompa jantung) atau gagal jantung, denyut jantung tidak normal
(aritmia/distritmia), penyempitan pembuluh darah, dan penumpukan lemak
pada pembuluh darah (arterios klerosis). Selain itu kerja jantung yang
tidak efisien dapat mengurangi suplai oksigen ke otak dan jantung yang
dapat menimbulkan penyakit seperti jantung koroner dan nyeri jantung
(angina). Angina pektoris atau disebut juga Angin Duduk yaitu nyeri dada
hebat yang terjadi ketika aliran darah koroner tidak cukup memberikan
oksigen yang dibutuhkan oleh jantung. Anti angina adalah senyawa yang
digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala angina pectoris,
Banyak diantara kita yang belum mengetahui mengenai antiangina.
Maka dari itu dalam makalah ini membahas tentang anti angina. Pokok –
pokok yang dibahas dalam makalah ini adalah farmakodinamik,
farmakokinetik dan obat – obatan anti angina.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari angina pectoris?
2. Apa gejala – gejala yang muncul bila terjadinya angina pectoris?
3. Apa penyebab terjadinya angina pektoris?
4. Apa saja penggolongan anti angina?
5. Apa pengertian obat anti angina?
6. Bagaimana mekanisme kerja dari anti angina?
2 | P a g e
7. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik dari anti angina?
8. Apa saja jenis obat yang digunakan untuk anti angina?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari angina pectoris dan anti angina.
2. Untuk mengetahui gejala – gejala penyakit angina pectoris.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya angina pectoris.
4. Untuk mengetahui penggolongan anti angina.
5. Untuk mengetahui pengertian anti angina.
6. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari anti angina.
7. Untuk mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik dari anti
angina.
8. Untuk mengetahui obat apa saja yang digunakan untuk angina
pektoris.
3 | P a g e
BAB II
ISI
A. ANGINA PEKTORIS
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik
miokard dan bersifat sementara atau reversibel.
(Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa
berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul
pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.
(Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam
daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.
(Brunner dan Suddart, 1997)
Angina pectoris ialah keadaan di mana pasien merasa sakit dada
yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic yang didefinisikan
sebagai kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke myocardium jantung.
(Angina bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada).
4 | P a g e
B. GEJALA - GEJALA ANGINA PEKTORIS
Angina biasanya dirasakan sebagai :
Tekanan,
Keberatan,
Pengetatan,
Pemerasan, atau
Nyeri di seluruh dada, terutama di belakang tulang dada. Nyeri ini
seringkali menyebar ke leher, rahang, lengan-lengan, punggung,
atau bahkan gigi-gigi.
Pasien-pasien mungkin juga menderita:
Salah cerna (indigestion),
Heartburn (nyeri di hulu hati),
Lemah/ lemas,
Berkeringat,
Mual,
Kejang, dan
Sesak napas.
5 | P a g e
Angina biasanya terjadi waktu latihan, stress, emosi yang parah,
atau setelah makan yang berat. Selama periode - periode ini, otot jantung
menuntut lebih banyak oksigen darah daripada arteri-arteri yang
menyempit dapat berikan.
Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15 menit dan
dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin
dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah
dan menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin
mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi membebaskan
angina.
C. PENYEBAB ANGINA PECTORIS
Penyebab dari penyakit angina pectoris adalah :
Kebutuhan O2 meningkat → exercise berlebihan
Penyediaan O2 menurun → sumbatan vaskuler
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina adalah :
1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung.
2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesentrik untuk pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah
unuk suplai jantung.
4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin
6 | P a g e
dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung
juga meningkat.
5. Merokok, dapat mempercepat timbulnya arteriosklerosis yaitu
keadaan dimana arteri yang memasok hati menjadi mengeras dan
mempersempit kondisi arteri tersebut.
Faktor resiko, antara lain adalah:
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
Diet (hiperlipidemia)
Rokok
Hipertensi
Stress
Obesitas
Kurang aktifitas
Diabetes Mellitus
Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
Usia
Jenis Kelamin
Ras
Herediter
D. PENGGOLONGAN ANTI ANGINA
Penggolongan anti angina dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Angina Klasik/ Angina Stabil/ Exertional/ Exercise-induced.
7 | P a g e
Angina adalah tipe yang paling umum dari angina. Angina
Klasik terjadi karena adanya sumbatan anatomik berupa
aterosklerosis koroner sehingga aliran darah koroner tidak dapat
memenuhi kebutuhan jantung yang meningkat. Biasanya terjadi
pada keadaan stress atau berkerja, pada waktu olah raga atau emosi,
sangat serupa dengan keadaan yang ditimbulkan oleh iskemia
miokardial sementara.
Orang-orang dengan angina klasik atau angina stabil ini
mengembangkan gejala secara bertahap dari waktu ke waktu.
Gejala awalnya mungkin mulai setelah latihan berat atau naik
tangga atau menjalankan sulit atau bahkan ketika dalam ekstrem
stress mental. Gejala biasanya hanya berlangsung selama kurang
dari lima menit. Mereka dibebaskan dengan istirahat atau obat,
seperti nitroglycerin di bawah lidah.
Angina jenis ini biasanya tidak terbukti berakibat fatal tetapi
mungkin merupakan awal serangan jantung atau stroke dan mandat
perhatian medis.
2. Angina variant/ vasospastik/ Angina Prinzmetal.
Angina varian terjadi karena vasospasme pembuluh darah
yang timbul sewaktu beristirahat yang mengakibatkan
berkurangnya suplai oksigen pada jaringan jantung.
3. Angina Tidak Stabil.
8 | P a g e
Angina jenis ini biasanya berkembang pesat dan sering tidak
terduga. Orang-orang dengan stabil angina mungkin terus
mengembangkan angina tidak stabil. Gejala sakit dada mungkin
berlangsung selama sekitar 30 menit dan dapat bertahan bahkan
ketika pasien beristirahat. Glyceryl trinitrate mungkin tidak
membantu meringankan gejala.
Angina jenis ini adalah keadaan darurat sejak angina tak
terduga dan fungsi jantung dapat dengan cepat memburuk dan ini
dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung. Jenis
angina ini dirawat dengan obat-obatan dan teknik pembedahan.
E. OBAT ANTI ANGINA
Obat anti angina adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah
dan mengobati gejala angina pectoris. Pemberian anti angina bertujuan
untuk :
1. Mengatasi atau mencegah serangan akut angina pectoris.
2. Pencegahan jangka panjang angina.
Untuk mencegah atau meringankan serangan akut angina
digunakan turunan nitrat (sublingual), sedang untuk pencegahan jangka
panjang digunakan turunan nitrat (oral dan setempat), β-bloker dan
antagonis kalsium. Obat di atas dapat mengurangi kebutuhan oksigen
jantung dan meningkatkan pemasokan oksigen miokardial. Obat – obat
anti angina :
9 | P a g e
1. Nitrat Organik (nitrovasodilator)
2. Beta Blocker
3. Antagonis Calcium
4. Antiplatelet
F. MEKANISME KERJA ANTI ANGINA
Cara kerja Anti angina:
1. Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan
kerjanya. (penyekat reseptor beta)
2. Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah
(vasodilator)
3. Kombinasi keduanya
G. NITRAT ORGANIK (NITROVASODILATOR)
Nitrat Organik (nitrovasodilator) memperlebar arteri jantung,
memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga meringankan
beban jantung. Berkhasiat relaksasi otot pembuluh darah, bronkus, saluran
empedu, lambung dan usus serta saluran kemih. Obat pilihan utama adalah
nitrogliserin. Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh
darah, terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting.
Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera
kehilangan kemampuannya untuk mengurangi gejala. Oleh karena itu
10 | P a g e
sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-12 jam bebas
obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya. Nitrat long-
acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk
plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama
beberapa jam.
FARMAKODINAMIK
Khasiat farmakologi :
a. Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi
→ sinkop.
b. Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO →
menstimulasi guanilat siklase → kadar siklik-GMP meningkat
→ relaksasi otot polos (vasodilatasi).
c. Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi,
tetapi karena menurunya kerja jantung.
d. Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan
dilatasi arteriole perifer → tekanan sistol dan diastol menurun ,
curah jantung menurun dan frekuensi jantung meningkat
(takikardi).
e. Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin
banyak darah yang menggumpul di vena → curah darah
jantung menurun.
11 | P a g e
f. Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah
sistemik → penurunan aliran darah balik ke jantung.
g. Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua
otot polos : bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya
sekilas → tidak digunakan di klinik.
FARMAKOKINETIK
a. Metabolisme nitrat organik terjadi di hati.
b. Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual.
c. Ekskresi sebagian besar lewat ginjal.
SEDIAAN DAN POSOLOGI
a. Untuk serangan, baik digunakan sediaan sublingual : isosorbid
dinitrat 30%: 2,5 – 10 mg dan nitrogliserin 38%: 0,15 – 0,6
mg.
b. Untuk pencegahan digunakan sediaan per oral: kadar puncak
60 – 90 menit, lama kerja 3 – 6 jam.
c. Parenteral (IV) baik digunakan untuk vasospasme koroner dan
angina pectoris tidak stabil, angina akut dan gagal jantung
kongestif.
d. Salep untuk profilaksis: puncak 60 menit, lama kerja 4 – 8 jam.
12 | P a g e
SEDIAAN
1. Nitrat kerja singkat (serangan akut)
Sediaan sublingual (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil
tetranitrat).
Amil nitrit inhalasi.
2. Nitrat kerja lama
Sediaan oral (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil
tetranitrat, penta eritritol tetranitrat).
Nitrogliserin topikal (salep 2%, transdermal).
Nitrogliserin transmucosal/buccal.
Nitrogliserin infus intravena.
EFEK SAMPING
Efek samping yang ditimbulkan adalah sakit kepala, hipotensi, dan
meningkatnya daerah ischaemia.
INDIKASI
a. Angina pectoris
b. Gagal jantung kongestif
c. Infark jantung
NITROGLYCERIN
13 | P a g e
Nitroglycerin atau Glyceryl Trinitrate adalah sebuah
vasodilator yang mudah menguap, yang mengurangi angina
pectoris dengan cara merangsang guanylate cyclase dan
merendahkan kalsium sitosolik.
Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris
dan hipertensi, untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol
selama pembedahan dan untuk mengobati gagal jantung.
Mekanisme kerja nitroglycerin, kandungan Nitrat dalam
Nitroglyceryn menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh
darah, merangsang guanylate cyclase dan merendahkan kalsium
sitosolik.
Nitroglycerin menghilangkan angina dengan mengurangi
permintaan otot jantung untuk oksigen. Nitroglycerin juga
menghilangkan spasme dari arteri-arteri koroner dan dapat
mendistribusikan lagi aliran darah arteri koroner ke area-area yang
paling memerlukan.
Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah
(sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam
waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet
atau semprotan nitroglycerin setiap saat. Menelan sebuah tablet
14 | P a g e
sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat
memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita.
Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan
pipi bagian dalam atau penderita bisa menghirup nitroglycerin yang
disemprotkan ke dalam mulut, tetapi yang banyak digunakan
adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual.
ISOSORBID DINITRAT
Obat antiangina golongan nitrat ini langsung berkerja
merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa bergantung pada
sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir
balik vena berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung.
Dalam dosis terapi akan menurunkan tekanan sistolik,
diastolik dan tekanan darah arteri rata – rata, terutama pada posisi
tegak. Obat ini dapat menyebabkan sakit kepala berdenyut, muka
merah, pusing, hipotensi postural (tekanan darah rendah), takikardi
(denyut nadi bertambah cepat).
Hati-hati penggunaan obat pada pasien dengan hepar atau
ginjal berat: hipotiroidisme (tiroid), manulnutrisi (diet yang tidak
baik), atau hipotermia (suhu tubuh kurang).
H. BETA BLOKER (β-Bloker)
15 | P a g e
Obat pemblok β-andregenik (β-Bloker) dapat meningkatkan secara
terpulihkan β-reseptor yang terdapat pada jantung, arteri dan arteriola otot
rangka, bronki, hati, ginjal, dan lain-lain jaringan.
Yang berhubungan dengan aktivitas terhadap jantung adalah
reseptor β1. Pemblokkan reseptor β1 dapat menurunkan kecepatan jantung,
kontraksi miokardial, keluaran jantung dan tekanan darah, sehingga
kebutuhan oksigen miokardial berkurang dan nyeri iskemik dapat
dihilangkan.
Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan
norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta blocker mengurangi
denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas, beta-
blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi
kebutuhan akan oksigen.
β-Bloker efektif untuk meringankan angina klasik, sedang terhadap
angina varian efeknya tidak teratur. Pada pengobatan jangka panjang, β-
bloker dapat menurunkan kematian akibat serangan jantung akut. Beta
bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia.
FARMAKODINAMIK
Beta bloker menghambat efek obat adrenergik, baik NE dan epi
endogen maupun obat adrenergik eksogen.
Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih
besar terhadap reseptor beta-1 daripada beta-2.
16 | P a g e
Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol,
pindolol dan labetolol mempunyai efek MSA (membrane
stabilizing actvity) → efek anastesik local.
Kardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas
miokard.
Menurunkan tekanan darah.
Antiaritmia : mengurangi denyut dan aktivitas focus ektopik
Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-
2).
Efek bronkospasme (hati – hati pada penderita asma).
Menghambat glikogenolisis di hati.
Menghambat aktivasi enzim lipase.
Menghambat sekresi renin → antihipertensi.
FARMAKOKINETIK
Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol,
labetalol dan metoprolol) diabsorbsi baik (90%).
Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik
absorbsinya.
17 | P a g e
Berdasarkan keselektifan terhadap jantung, β-bloker dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Selektif memblok reseptor β1 (kardioselektif), contoh:
asebutolol, atenolol, dan metoprolol tartrat.
b. Bekerja memblok reseptor β1 dan β2 (non kardioselektif),
contoh: alprenolol, karteolol, propanolol, nadolol, oksprenolol,
pindolol.
CONTOH OBAT BETA BLOCKER:
1. Propanolol : tab 10 dan 40 mg, kaps lepas lambat 160mg
2. Alprenolol : tab 50 mg
3. Oksprenolol : tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg
4. Metoprolol : tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg
5. Bisoprolol : tab 5 mg
6. Asebutolol : kap 200 mg dan tab 400 mg
7. Pindolol : tab 5 dan 10 mg
8. Nadolol : tab 40 dan 80 mg
9. Atenolol : tab 50 dan 100 mg
EFEK SAMPING Β-BLOKER
18 | P a g e
Efek farmakologisnya :
bradikardi, blok AV, gagal jantung,
bronkospasme.
Saluran cerna : mual, muntah,
diare, konstipasi.
Sentral : mimpi buruk,
insomnia, halusinasi, rasa capek,
pusing, depresi.
Alergi : rash, demam dan purpura.
Efek pada kardiovaskuler : payah
jantung kongestif, bradirkardia,
hipotensi, pemblokan jantung dan
parestesia.
Karena dosis lebih : hipotensi,
bradikardi, kejang, depresi.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Indikasi: angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard,
kardiomiopati obstruktif hipertropik, feokromositoma (takikardi
dan aritmia akibat tumor), tirotoksikosis, migren, glaukoma,
ansietas.
19 | P a g e
Kontra indikasi: Penyakit Paru Obstruktif, Diabetes Militus
(hipoglikemia), Penyakit Vaskuler, Disfungsi Jantung.
I. CALCIUM ANTAGONIS/ CALCIUM ENTRY BLOCKER/
CALCIUM CHANNEL BLOCKER
Zat ini memblok Calcium-channels di otot polos arterial dan
menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer (efek kronotrop negatif).
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi
kejang arteri koroner.
Antagonis kalsium selektif untuk pengobatan angina pectoris
karena stress dan angina varian. Beberapa diantaranya juga digunakan
untuk pengobatan aritmia jantung tertentu dan hipertensi. Beberapa
antagonis kalsium bisa memperlambat denyut jantung.
. Pada angina klasik, golngan ini dapat mengurangi kebutuhan
oksigen miokardial, meskipun demikian turunan nitrat dan β-bloker tetap
merupakan obat pilihan pertama. Pada angina varian, obat golongan ini
dapat meringankan gejala dengan memperbesar pasokan oksigen
miokardial dan efeknya lebih baik dibanding β-bloker.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama beta-blocker untuk
mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).
FARMAKODINAMIK
a. Ion ca diperlukan untuk kontraksi otot polos dan jantung.
b. Ca antagonis → menghambat masuknya Ca kedalam membran sel (sarkolema) → kontraksi menurun.
FARMAKOKINETIK
Nifedipin, verapamil dan diltiazem mudah larut dalam lemak mudah diabsorbsi pada pemberian per oral dan sublingual.
20 | P a g e
MEKANISME ANTIANGINA
Antagonis kalsium membrane dapat menimbulkan efek oleh
interaksinya dengan reseptor khas. Kerja utamanya adalah
menghambat pemasukan ion kalsium luar sel, melalui saluran
membrane kalsium, ke dalam sel. Karena ion kalsium mempunyai
peran penting dalam memelhara fungsi jantung dan jaringan otot
polos vascular.
Pengurangan kadar kalsium dalam sel jantung dan sel otot
polos vascular koroner akan menyebabkan vasodilatasi jaringan
tersebut. Akibatnya terjadi penurunan kecepatan denyut jantung,
penurunan kontraksi mikardial dan melam-batnya konduksi
atrioventrikular.
Mekanisme kerja yang lain adalah menghalangi secara selektif
penyebab vasokonstrksi, dengan merangsang postsinaptik reseptor
β2 dalam buluh vascular atau secara langsung menunjukkan
efeknya pada jaringan miokardial.
OBAT CALCIUM ANTAGONIS
Yang termasuk kedalam antagonis kalsium antara lain Verapamil,
Nifedipine dan Diltiazem.
DOSIS
Nifedipin (3x10-20mg),
Verapamil (3x80-120mg) dan
Diltiazem (3-4x60mg)
EFEK SAMPING
21 | P a g e
Efek samping yang ditimbulkan antara lain takikardia atau
brakikardia, sakit kepala, lesu, lelah, mual, pusing, hipotensi, kram
kaki, gangguan lambung, reaksi dermatologis dan konstipasi.
H. ANTIANGINA GOLONGAN ANTIPLATELET
Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya
pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul
pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini
(trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi
serangan jantung.
Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan
dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian
karena penyakit arteri koroner. Penderita yang alergi terhadap aspirin,
bisa menggunakan triklopidin. Obat yang termasuk dalam golongan ini
adalah aspirin.
22 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Angina pectoris ialah keadaan di mana pasien merasa sakit
dada yang kuat akibat dari penyakit jantung ischemic yang
didefinisikan sebagai kekurangan pengaliran darah dan
oksigen ke myocardium jantung.
2. Gejala – gejala angina :
Tekanan,
Keberatan,
23 | P a g e
Pengetatan,
Pemerasan,
Nyeri di seluruh dada, terutama di belakang tulang
dada.
Pasien-pasien mungkin juga menderita:
Salah cerna (indigestion),
Heartburn (nyeri di hulu hati),
Lemah/ lemas,
Berkeringat,
Mual,
Kejang, dan
Sesak napas.
Angina biasanya terjadi waktu latihan, stress, emosi yang
parah, atau setelah makan yang berat.
3. Penyebab dari penyakit angina pectoris adalah :
Kebutuhan O2 meningkat → exercise berlebihan
Penyediaan O2 menurun → sumbatan vaskuler
Sejumlah faktor yang dapat menimbulkan nyeri angina
adalah :
24 | P a g e
Latihan fisik
Pajanan terhadap dingin
Makan makanan berat
Stress atau berbagai emosi
akibat situasi yang menegangkan,
Merokok.
4. Faktor resiko, antara lain adalah:
1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
Diet (hiperlipidemia)
Rokok
Hipertensi
Stress
Obesitas
Kurang aktifitas
Diabetes Mellitus
Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
Usia
Jenis Kelamin
Ras
Herediter
5. Penggolongan anti angina dibagi menjadi 3, yaitu :
Angina Klasik/ Angina Stabil/ Exertional/ Exercise-
induced.
25 | P a g e
Angina variant/ vasospastik/ Angina Prinzmetal.
Angina Tidak Stabil.
6. Obat anti angina adalah senyawa yang digunakan untuk
mencegah dan mengobati gejala angina pectoris. Pemberian anti
angina bertujuan untuk :
1. Mengatasi atau mencegah serangan akut angina pectoris.
2. Pencegahan jangka panjang angina.
7. Obat – obat anti angina :
Nitrat Organik (nitrovasodilator)
Beta Blocker
Antagonis Calcium
Antiplatelet
8. Cara kerja anti angina :
Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan
menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta)
Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar
aliran darah (vasodilator)
Kombinasi keduanya
9. Nitrat Organik (nitrovasodilator) memperlebar arteri jantung,
26 | P a g e
memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga
meringankan beban jantung.
Obat pilihan utama adalah nitrogliserin. Nitrat
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah, terdapat
dalam bentuk short-acting dan long-acting.
Efek samping yang ditimbulkan adalah sakit kepala,
hipotensi, dan meningkatnya daerah ischaemia.
10. Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan
norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta blocker
mengurangi denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan
aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan denyut jantung
sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
β-Bloker efektif untuk meringankan angina klasik, sedang
terhadap angina varian efeknya tidak teratur. Pada pengobatan
jangka panjang, β-bloker dapat menurunkan kematian akibat
serangan jantung akut. Beta bloker juga bisa digunakan untuk
memperbaiki aritmia.
11.
A. SARAN
27 | P a g e