Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan zat–zat makanan khususnya protein bagi kehidupan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan hasil ternak, sehingga perkembangan sektor peternakan mamberikan dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan perbaikan gizi dan dampak positif bagi pelaku ternak yaitu meningkatnya kesejahteraan. Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memenuhi target swasembada telur dan daging ayam dengan populasi 11 juta ekor ayam pedaging (broiler), empat juta ayam petelur, dan 16 juta ayam kampung (buras). "Ini bisa lebih banyak, karena jenis ayam broiler setiap sekitar tiga bulan bisa dipanen lagi. Jadi data kami minta hanya di kemitraan kami," kata Kepala Dinas

description

ayam petelur

Transcript of Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

Page 1: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan

penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat

akan hasil ternak seperti daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan,

kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan zat–zat makanan khususnya

protein bagi kehidupan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

memanfaatkan hasil ternak, sehingga perkembangan sektor peternakan

mamberikan dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan perbaikan

gizi dan dampak positif bagi pelaku ternak yaitu meningkatnya kesejahteraan.

Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memenuhi target swasembada telur

dan daging ayam dengan populasi 11 juta ekor ayam pedaging (broiler),

empat juta ayam petelur, dan 16 juta ayam kampung (buras).

"Ini bisa lebih banyak, karena jenis ayam broiler setiap sekitar tiga bulan bisa

dipanen lagi. Jadi data kami minta hanya di kemitraan kami," kata Kepala

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Murtala Ali di Makassar,

Kamis (12/11).     

Menurutnya, populasi ayam tersebut tersebar merata di 23 kabupaten  di

Sulsel. Kendati begitu, khusus untuk  ayam jenis petelur terkonsentrasi di

Kabupaten Sidrap dengan jumlah populasi 2-3 juta ekor.  "Sulsel

mengirimkan komoditas ayam ke Maluku, Papua, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan untuk kebutuhan provinsi," ujarnya. 

Usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang dapat menghasilkan

perputaran modal yang cepat dan harga telurnya yang relatif murah sehingga

Page 2: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

2

mudah terjangkau oleh lapisan masyarakat. Namun demikian usaha

peternakan ayam petelur tersebut masih sangat fluktuatif harganya. Sehingga

usaha peternakan ayam petelur sangat rentan dalam perkembangannya,

karena itu peluang untuk mendapat keuntungan ataupun kerugian juga

sangat besar kemungkinannya dan tidak sedikit usaha peternakan yang

mengalami kerugian tersebut dan pada akhirnya menutup usahanya. Upaya

memperoleh keuntungan yang besar dan berkelanjutan merupakan sasaran

utama bagi semua kegiatan usaha termasuk di dalamnya usaha peternakan

ayam petelur, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi

pelaku usaha peternakan ayam petelur tersebut. Untuk mencapai sasaran

tersebut perlu adanya langkah upaya, salah satu diantaranya dengan

mengetahui kelayakan suatu usaha peternakan ayam petelur. CV. Santoso

Farm merupakan perusahaan ayam petelur yang berada di desa Kerjen

kecamatan Srengat kabupaten Blitar. CV. Santoso Farm yang memulai

usahanya sejak tahun 1976 dan tetap bertahan sampai sekarang. Berpijak

dari keadaan di atas maka diperlukan suatu analisis ekonomi (revenue cost

ratio, break even poin, margin of safety dan rentabilitas) pada CV. Santoso

Farm untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari usaha

peternakan ayam petelur tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Saat ini telah banyak orang yang mendirikan usaha beternak ayam

petelur, namun kurang sukses dan banyak yang merugi. Hal tersebut

mungkin disebabkan saat mereka akan mendirikan usaha mereka tidak

memperhatikan konsep-konsep dasar berusaha dalam membentuk usaha,

membina serta mengembangkan usaha, selain itu, mereka kurang sukses

karena mereka tidak memiliki sikap-sikap wirausahawan yang baik dan

tangguh. Maka dari itu agar kita bisa sukses dalam berwira usaha kita harus

melaksanakan konsep-konsep dasar berusaha dan memiliki sikap

Page 3: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

3

wirausahawan yang baik serta sabar dan ulet dalam berwirausaha.

Adapun faktor-faktor yang dapat mendukung maupun menghambat usaha ini

adalah :

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan

usaha kita termasuk sebagai bahan pertimbanagan sebelum memulai suatu

jenis usaha. Adapun faktor-faktor pendukug dalam pemeliharaan ayam

petelur, yaitu :

Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan.

Memberikan pendapatan / keuntungan yang cukup besar.

Permintaan Telur ayam selalu meningkat

Pemeliharaan tidak begitu sulit.

Tidak memerlukan modal yang cukup besar.

Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

Peluang pasar yang besar untuk pemasaran.

Tidak memerlukan waktu yang begitu lama untuk setiap kali panen.

Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain

2. Faktor Penghambat

Adapun faktor-faktor penghambat usaha ayam petelur yang harus kita

tanggulangi, yaitu :

Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing.

Bila ayam terserang penyakit atau stres sulit untuk dipulihkan.

Memerlukan keahlian dan keuletan yang lebih dalam mengenai beternak

ayam petelur.

Cukup sulit mendapatkan ayam Petelur yang bagus.

Dapat dilihat dari nilai ekonomisnya, karena itu kualitas ayam sangat

menentukan untuk mendapat tujuan yang diharapkan.

Page 4: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

4

3. Batasan Masalah

Sebenarnya ada banyak peluang untuk mendirikan usaha namun

penulis memilih usaha beternak ayam petelur karena usaha ini selain

memiliki peluang pasar yang besar, usaha ini juga tidak membutuhkan modal

yang besar dan tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak. Usaha ini juga

memiliki prospek yang yang cerah dengan resiko kegagalan yang relatif kecil.

Karena hal-hal inilah, penulis sebagai pemula dalam dunia usaha berharap

dapat menjalankan usaha ini dengan sukses.

4. Tujuan

Adapun tujuan dari usaha pemeliharaan ayam petelur ini, yaitu :

a. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam petelur dengan baik dan

memberikan manfaat yang besar.

b. Dapat memasarkan Telur ayam dengan baik.

c. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.

d. Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain

e. Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan penulis dapat bertambah

Page 5: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No

948/Kpts/OT.210/10/97, usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan

dan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau

peternakan rakyat yang diselenggarakan secara teratur dan terus-menerus

pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial

atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan ternak bibit/ternak

potong, telur, susu serta menggemukan suatu jenis ternak termasuk

mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan. Modal dalam usahatani

yang didalamnya termasuk usaha peternakan ayam petelur dapat

diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang

yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam suatu proses produksi (Soekartawi, 2002). Biaya

produksi menurut Harih (2010), adalah semua pengeluaran perusahaan

untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan untuk

menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan tersebut. Total

penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan

harga jual atau penerimaan dapat dimaksudkan sebagai pendapatan kotor

usaha, sebab belum dikurangi dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi berlangsung (Soekartawi, 2005). Total pendapatan

diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam suatu

proses produksi (Soekartawi, 2005). Ucokaren (2011), menyatakan

Page 6: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

6

pendapatan dan keuntungan usahatani yang besar tidak selalu

mencerminkan tingkat efisiensi usaha yang tinggi. Guna mengetahui efisiensi

usahatani dapat digunakan analisis R/C ratio. R/C ratio merupakan singkatan

dari return cost ratio, atau dikenal dengan perbandingan antara penerimaan

dan biaya. Munawir (2002), menyatakan break even point dapat diartikan

suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak

memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya).

Hubungan atau selisisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat

penjualan teertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan

tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan

penurunan penjualan. Ranupandojo (1990), menyatakan bahwa rentabilitas

adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama suatu

periode tertentu.

Page 7: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

7

BAB III

METODOLOGI

Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani

dan peternak, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengetahuan

tentang bisnis peternakan dan pertanian. Ini adalah peluang bagi kita yang

tertarik di bisnis peternakan untuk memulai sebuah usaha peternakan agar

kita mampu menciptakan lapangan kerja bagi pengangguran – pengangguran

terkhusus bagi pengangguran yang masih usia sekolah. Sebelum usaha ini

dilaksanakan kami akan mengadakan penyuluhan kepada masyarakat sekitar

tentang cara beternak ayam yang baik dan arti penting beternak ayam agar

mereka mempunyai semangat yang begitu kuat dalam beternak ayam..

Setelah kami melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar, kami akan

melaksanakan beberapa langkah, yaitu:

Analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data, dengan

pengamatan langsung terhadap suatu obyek penelitian guna mengetahui

keadaan lokasi usaha dan karakteristik peternakan ayam petelur

2. Analisis ekonomi atau kuantitatif yang digunakan untuk melakukan

perhitungan sebagai berikut:

a. Total biaya

TC = FC + VC

Page 8: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

8

Keterangan : TC = Biaya total

FC = Biaya tetap

VC = Biaya tidak

b. R/C rasio

a = R/C

Keterangan :

a = R/C rasio

R = Total penerimaan

C = Total biaya

Kriteria penilaian R/C rasio sebagai berikut :

1. R/C rasio > 1, usaha peternakan ayam petelur layak

dikembangkan.

2. R/C rasio = 1, usaha peternakan ayam petelur tersebut tidak

untung tidak rugi (impas)

3. R/C rasio < 1, usaha peternakan ayam petelur tidak layak

dikembangkan.

e. Break even point (BEP)

Biaya produksi total

BEP (harga) = biaya produksi totalhasil produksi

BEP (hasil) = biaya produksi total

harga jual

Page 9: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

9

BAB IV

PEMBAHASAN

A.   Aspek Produksi

1.     Jenis Produk

Jenis produk yang dibuat dalam usaha ini adalah telur ayam. Dalam

menghasilkannya diperlukan :

        Indukan ayam

        Pakan

        Kandang ayam

2.     Volume Produk Akan Dibuat

Dalam hal kegiatan produksi, kami berusaha untuk mengoptimalkan

sumber daya (indukan) untuk berproduksi semaksimal mungkin.

3.     Bahan dan Peralatan yang Dibutuhkan

Mengenai bahan dan peralatan, kami menyiapkan peralatan berupa

kandang ayam kurang lebih berukuran 8 x 3 meter, tempat makan dan

minum indukan, alat angkut ketika panen, tempat untuk mencampur

makannan ayam, dan tempat penyimpanan telur ayam sementara. Dalam hal

ini, peralatan-peralatan tersebut saya anggarkan tergabung dalam kandang

ayam.

Page 10: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

10

4.     Proses Produksi

Kegiatan produksi dilakukan setiap hari, dan panen dilakukan setiap

sore hari.

B.   Aspek Pemasaran

1.     Konsumen

Konsumen terdiri dari penduduk di sekitar wilayah produksi, mengingat

harga yang ditawarkan di pasaran cenderung lebih tinggi daripada harga

yang kami patok.

2.    Situasi Persaingan

Pesaing untuk industri ini masih belum terlalu banyak, karena tempat

pelaksanaan usaha yang masih beradadi daerah pedesaan.

3.    Penetapan Harga

Harga untuk produk yang pada umumnya dijual menggunakan satuan

kilogram ini kami tentukan berdasarkan harga di pasaran pada umumnya.

4.    Cara Pemasaran

Kami menggunakan metode distribusi langsung dalam memasarkan

barang, yaitu dengan menunggu pembeli datang ke tempat penyimpanan

hasil produksi. Karena usaha ini belum banyak ditekuni di daerah kami, maka

akan dengan mudah bagi kami menjaring pembeli di sekitar tempat produksi.

C.   Aspek Organisasi dan Manajemen

1.   Tim Manajemen dan Tenaga Kerja

Dalam pengelolaan usaha ini dilakukan oleh pemilik secara pribadi,

mengingat pekerjaan yang harus dilakukan tidak terlalu banyak, baru setelah

Page 11: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

11

usaha ini dikembangkan akan dijaring beberapa tenaga kerja. Kami

merencanakan untuk menggunakan tenaga kerja lokal sebagai wujud

pemberdayaan tenaga kerja setempat.

2.     Masalah Yang Potensial

Masalah yang akan muncul diantaranya adalah perubahan harga

pakan, yang akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, serta diserangnya

indukan oleh penyakit-penyakit unggas.

3.     Resiko dan Hambatan

o Naik turunnya harga pakan

o Pindahnya konsumen ke produsen lain

o Terserangnya indukan oleh virus penyebab penyakit

o Muncul pesaing-pesaing baru

4.     Tindakan Alternatif

o Naik turunnya harga pakan dapat diatasi dengan menyesuaikan

harga jual.

o Memberikan vaksin pada indukan secara berkala untuk mencegah

indukan terserang virus.

o Memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan.

Page 12: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

12

D.   Aspek Keuangan

1.     Sumber Modal

Modal Tunai Rp 10,000,000

Modal Investasi

Kandang Rp 5,000,000

Indukan 380 ekor x Rp. 64.500 Rp 24,510,000

Jumlah Rp 29,510,000

Total Modal Rp 39,510,000

2.     Biaya Operasional

Pakan per-bulan

Konsentrat 9 x Rp. 327.500 Rp 2,947,500

Bekatul 9 x Rp. 2.500 x 27,5 kg Rp 618,750

Tepung

Jagung 9 x Rp. 4.200 x 70 kg Rp 2,646,000

Jumlah Biaya Pakan Rp 6,212,250

Gaji pegawai Rp 500,000

Vaksinasi 2 x Rp. 14.000 Rp 28,000

Total Biaya Produksi Rp 6,740,250

Page 13: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

13

3.     Perhitungan Laba Rugi

Penjualan 30 hari x 19 kg x Rp 16.000 Rp 9,120,000

(Diasumsikan setiap hasil produksi dapat terjual habis)

Biaya Operasional

Biaya Pakan

Konsentrat 9 x Rp. 327.500 Rp 2,947,500

Bekatul 9 x Rp. 2.500 x 27,5 kg Rp 618,750

Tepung Jagung 9 x Rp. 4.200 x 70 kg Rp 2,646,000

Jumlah Biaya Pakan Rp 6,212,250

Gaji Pegawai Rp 500,000

Vaksinasi 2 x Rp. 14.000 Rp 28,000

Biaya Operasional Lainnya Rp 100,000

Biaya Penyusutan Kandang Rp 125,000

Biaya Penurunan Produktifitas Indukan Rp 517,222

Total Biaya Produksi Rp 7,482,472

Laba Usaha Rp 1,637,528

4.     Analisis Break Even Point (BEP)

BEP Satu Bulan = Total Biaya Satu Bulan

Harga Jual

= Rp 7,482,472

Rp 16,000

= 468 Kg

Atau setara dengan harga jual hasil produksi selama 25 hari.

Page 14: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

14

5.     Cash Flow

Keterangan Bulan I Bulan II

Penerimaan

Modal Rp 39.510.000 Rp 12.279.750

Penjualan Rp 9.120.000 Rp 9.120.000

Jumlah Penerimaan Rp 48.630.000 Rp 21.399.750

Pengeluaran

Kandang Rp 5.000.000

Indukan Rp 24.510.000

Biaya Pakan Rp 6.212.250 Rp 6.212.250

Gaji Pegawai Rp 500.000 Rp 500.000

Vaksinasi Rp 28.000 Rp 28.000

Biaya Operasional Lainnya Rp 100.000 Rp 100.000

Jumlah Pengeluaran Rp 36.350.250 Rp 6.840.250

Modal Akhir Rp 12.279.750 Rp 14.559.500

d.Return cost ration

RETURN COST RATIO (R/C)

= R/C = 48.630 .00036.350 .250

= 1,33

Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha ayam petelur layak

diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C= 1,33 artinya bahwa setiap

Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan

penerimaan sebesar Rp. 1.330,-

Page 15: Makalah Analisa Usaha Ayam Petelur

15

BAB V

P E N U T U P

A.   Kesimpulan

Dari proposal usaha ini dapat di ambil kesimpulan bahwa membuka

usaha terna kayam petelur cukup menguntungkan. Bidang usaha ini dapat

menjaring tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Selain

itu usaha ini juga cukup mudah untuk ditekuni. Apabila usaha ini sudah

berkembang akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan

dibagi ke dalam bagian-bagian.

B.   Saran

Dalam suatu usaha, tentunya akan menemukan hambatan-hambatan,

diantaranya adalah harga bahan baku yang tidak stabil, dalam hal ini adalah

harga pakan indukan yang cenderung naik. Oleh karena itu diperlukan

strategi tertentu agar tidak mengalami kepailitan (bangkrut). Diantara strategi-

strategi tersebut dapat dilakukan dengan membeli jagung pada petani, dan

menggilingkannya agar dapat mengurangi biaya pakan, karena harga jagung

di pasaran cenderung lebih mahal.

Selain itu, untuk mencapai kesuksesan dalam setiap usaha diperlukan

kegigihan dan pantang menyerah. Ingat, setiap keberhasilan ditentukan oleh

masing-masing individu.