Makalah Alkes

20
Makalah Unit Gawat Darurat I. Latar Belakang Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk di rumah sakit karena digunakan sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat, UGD dituntut memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainya baik dalam hal ketersediaan tenaga medis maupun ketersediaan peralatan dan obat-obatan. Adapun tenaga medis yang dibutuhkan di unit ini adalah dokter dan perawat. Namun pekerjaan perawat lebih banyak dibandingkan dokter, sehingga kuantitas perawat lebih banyak dibutuhkan pada unit ini. Sebelum pasien dibawa ke ruang UGD pasien akan mendapatkan Pertolongan pertama yang merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Tujuan yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan terhadap penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan. Itulah pentingnya pertolongan pertama sebelum dilakukanya perawatan di rumah sakit. Penanganan kasus gawat darurat pada setiap rumah sakit khususnya sering menjadi sorotan publik sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan yang sering merasa terabaikan dan tidak jarang berakhir pada kematian. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yang terjangkau di seluruh masyarakat. Pelayanan unit gawat darurat ini bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita, sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan. Pelayanan gawat 1

description

Alat-alat kesehatan di UGD

Transcript of Makalah Alkes

Page 1: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

I. Latar Belakang

Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk di

rumah sakit karena digunakan sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan

darurat, UGD dituntut memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainya baik

dalam hal ketersediaan tenaga medis maupun ketersediaan peralatan dan obat-obatan.

Adapun tenaga medis yang dibutuhkan di unit ini adalah dokter dan perawat. Namun

pekerjaan perawat lebih banyak dibandingkan dokter, sehingga kuantitas perawat lebih

banyak dibutuhkan pada unit ini.

Sebelum pasien dibawa ke ruang UGD pasien akan mendapatkan Pertolongan

pertama yang merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu yang

diberikan pada seorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak. Tujuan

yang penting dari pertolongan pertama adalah memberikan perawatan dan pelayanan

kesehatan yang akan menguntungkan pada orang-orang tersebut sebagai persiapan

terhadap penanganan lebih lanjut lagi nantinya bila memang diperlukan. Itulah pentingnya

pertolongan pertama sebelum dilakukanya perawatan di rumah sakit.

Penanganan kasus gawat darurat pada setiap rumah sakit khususnya sering menjadi

sorotan publik sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan yang sering merasa terabaikan

dan tidak jarang berakhir pada kematian. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai

bagian integral dari pelayanan dasar yang terjangkau di seluruh masyarakat. Pelayanan unit

gawat darurat ini bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita, sering

dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan

pelayanan rawat jalan. Pelayanan gawat darurat terdiri dari; falsafah dan tujuan,

administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan

prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian mutu.

II. Pengertian Unit Gawat Darurat

Pengertian – Pengertian

1. Pasien Gawat Darurat : adalah Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan

gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota

badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

1

Page 2: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

2. Pasien Gawat Tidak Darurat : adalah Pasien berada dalam keadaan gawat

tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.

3. Pasien Darurat Tidak Gawat : adalah Pasien akibat musibah yang datang tiba-

tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badanya, misalnya luka sayat

dangkal.

4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat : adalah pasien yang datang dalam keadaan

baik tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya pasien dengan

ulcus tropicum.

5. Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai

faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan

cedera (fisik, mental, social). (Depkes RI, 1995)

III. Tujuan Unit Gawat Darurat

Tujuan dari pelayanan gawat darurat ini adalah untuk memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang datang dan menghindari berbagai resiko, seperti : kematian, menanggulangi korban kecelakaan, atau bencana lainnya yang langsung membutuhkan tindakan. Pelayanan pada Unit Gawat Darurat untuk pasien yang datang akan langsung dilakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya. Bagi pasien yang tergolong emergency (akut) akan langsung dilakukan tindakan menyelamatkan jiwa pasien (life saving). Bagi pasien yang tergolong tidak akut dan gawat akan dilakukan pengobatan sesuai dengan kebutuhan dan kasus masalahnya yang setelah itu akan dipulangkan kerumah (Oman, 2008).

IV. Fungsi Unit Gawat Darurat

Fungsi Unit Gawat Darurat adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat. UGD juga menyediakan sarana penerimaan untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah. Ruang UGD, selain sebagai area klinis, UGD juga memerlukan fasilitas yang dapat menunjang beberapa fungsi-fungsi penting sebagai berikut: kegiatan ajar mengajar, penelitian/ riset, administrasi, dan kenyamanan staff (Wijaya,2010).

V. Kriteria Unit Gawat Darurat1. UGD harus buka 24 jam

2. UGD juga harus memiliki penderita – penderita false emergency (korban yang memerlukan tindakan medis tetapi tidak segera),tetapi tidak boleh memggangu / mengurangi mutu pelayanan penderita- penderita gawat darurat.

2

Page 3: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

3. UGD sebaiknya hanya melakukan primary care sedangkan definitive care dilakukan ditempat lain dengan cara kerjasama yang baik

4. UGD harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD)

5. UGD harus melakukan riset guna meningkatkan mutu / kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya.

VI. Fasilitas Unit Gawat Darurat

a. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.

Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan gawat darurat. Sayangnya jenis pelayanan kedokteran yang bersifat khas seing disalah gunakan. Pelayanan gawat darurat yang sebenarnya bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan penderita (live saving), sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan (ambulatory care)

b. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan rawat inap intensif.

Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan intensif. Pada dasarnya pelayanan ini merupakan lanjutan dari pelayanan gawat darurat, yakni dengan merujuk kasus-kasus gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap intensif.

c. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.

Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan informasi medis darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency medical questions)

3

Page 4: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

VII. Peralatan Unit Gawat Darurat

Syringe pump

Fungsi:

-Untuk mencegah periode kadar obat atau cairan yang dimasukan, dimana Tingkat obat di dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.-Menghindari penggunaan tablet yang dikarenakan pasien yang mengalami kesulitan dalam meminum tablet(wijaya,2010).

Sterilisator kering

Fungsi:

Digunakan untuk mensteril instrumen, glass ware dengan system pemanasan elektrik(wijaya,2010).

Bed side monitor

Fungsi :

Digunakan untuk memonitor vital sign pasien yang berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur, bentuk pulsa jantung secara terus menerus(wijaya,2010).

Dc shock

Fungsi:

Suatu alat untuk memberikan renjatan arus listrik langsung ke jantung lewat sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding toraks untuk menghentikan takikardiaventricular dan supraventrikuler(wijaya,2010).

4

Page 5: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

Cpr board

Fungsi:

Alat bantu ketika melakukan CPR pada korban, sebagai alas dari kepala sampai pinggang, mengapa hanya setengah badan, karena memang di desain agar bagian dada sedikit terangkat(wijaya,2010).

Infus pump

Fungsi:

Digunakan untuk mengatur jumlah cairan infus yang dimasukkan kedalam sirkulasi aliran darah pasien secara langsung melalui vena(wijaya,2010).

Tabung oksigen

Fungsi:

Alat bantu pernapasan dikala seseorang sedang kekurangan oksigen dalam tubuh atau Penggunaan oksigen terhadap orang-orang yang sedang dalam penyembuhan, mereka ini, mendapat penhirupan oksigen yang murni, berpengaruh terhadap kesegaran otak, penurunan tekanan darah, penggantian sel-sel yang rusak, dan segudang manfaat oksigen (tabung oksigen) bagi kesehatan(wijaya,2010).

Ventilator mekanik

Fungsi:

Suatu alat yang mampu membantu (sebagian) atau mengambil alih (seluruh) fungsi pertukaran gas paru untuk mempertahankan kelangsungan hidup(wijaya,2010).

5

Page 6: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

Alat cvp (central venous pressure)

Fungsi:

Alat untuk memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di muara vena cava fungsinya: Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS), untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN) ; makanan kalori tinggi secara intravena, dan untuk mengambil darah vena(oman,2008).

Trolley emergency

Fungsi:

Alat untuk membawa semua perlengkapan emergency seperti tabung oksigen,kassa,kapas,pembalut,gunting,klem,alat bantu pernafasan cairan antiseptic dll(oman,2008).

Bedah minor

Fungsi:

Untuk melakukan pembedahan sekala kecil seperti menjahit luka,mengangkat tumor kecil dll(oman,2008).

Resusitasi bed

Fungsi:

Untuk melakukan proses resusitasi(wijaya,2010).

6

Page 7: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

Ambubag

Fungsi:

Untuk memompa oksigen udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung. Ambubag ini biasanya digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak adekuat(wijaya,2010).

Partus set

Fungsi:

Alat untuk menolong persalinan(oman,2008).

Intubasi set

Fungsi:

Alat untuk membersihkan saluran trakheobronchial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten, mencegah aspirasi, serta mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi(oman,2008).

7

Page 8: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

VIII. Obat yang Terdapat di Unit Gawat Darurat

Adrenalin

  untuk vasokontriksi perifir , vasodilatasi

  terhadap  pembuluh

  darah jantung, otot lurik dan bronkhus

  dosis 0,5 mg/ 3-5 menit

  pemakaian : IV / IM / SC

Sulfas atropin

  untuk memperbaiki irama jantung

  dosis 0,5 mg

  pemakaian  IV

Aminophilin

  Sebagai bronkhodilator

  dosis 3-5 mg / kg BB

  pemakaian IV

Bicarbonat Natrikus / Meylon

   Mengoreksi asidosis metabolik

   dosis 1-2 mg / kg BB

   pemakaian IV

Lanoxin /Cedilanid

   obat standart untuk penderita gagal

    jantung dan bila terjadi takhikardi

    dosis 3 x 0,25 mg dalam 3 hari

    pemakaian IV dengan pengenceran

Oradexon/ Kalmetason/ Dellametason

  untuk anafilaktik shock , edema cerebri, acut

  severe asthma

  dosis  sesui dengan kebutuhan

  pemakaian IV

Xyllocard

  untuk menurunkan myocardial exitability

  dosis 50-100 mg / 5-10 menit sampai

  500 mg / jam

  pemakaian  IV / drip

Nitrat SL / Nitrodisc

  untuk meredakan nyeri dada pada angina

  pectoris stabil

  pemakaian sub lingual dan lokal di dada

Pethidin / Morphin

  mengatasi nyeri dada dan menghilangkan

  kecemasan pada infark myocard

  dosis sesuai kebutuhan

  pemakaian IV / IM

Dopamin / doperba

   meningkatkan curah jantung

   dosis 5-10 mg / kg BB / menit

   pemakaian perdrip

8

Page 9: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

ALAT   ALAT   KESEHATAN

1Aquadest 50 ml                     10

2Bisturi no 10                          50

3Bisturi no 15                          50

4Bisturi no  20                         50

5Blood Set                              15

6Cateter no 12 / 14/ 16/ 18 /

                        20 / 22/ 24         2

7Cateter tip                             10

8Disposible 1cc                       50

9Disposible 3cc                    100

10Disposible 5cc / 10cc         50

11Disposible 20cc / 50cc       20

12Endure no20/ 22/ 24          20

13Insyte no24                        20

14Infus set makro                  50

15Infus set mikro                   50

16Jarum GSTC B14-1204      12

17Jarum no26                       100

18Jarum no23                         50

19Mersilk 2/0                          12

20Mersilk  3/0                         12

21Plain gut 3/0                        12

22Wing nedle                          10

OBAT OBATAN ORAL

Adalat  10mg               10

Adalat  5mg                 10

Aspilet                         10

Capoten 12,5mg         10

Capoten  25mg           10

Cedocard                    10

Imodium                      10

OBAT INJEKSI

 ATS                            10

 Bricasma                    10

 Baralgin                      10

 Buskopan                   10

 Dopamin                    10

 Dextyrose 40 %         10

 Kalmetason                10

 Luminal                      10

 Methergin                   10

 Nicholin 250mg          10

 Nootrophil                   10

 Oradexon                   10

 Primperan                  10

 Profenid                     10

9

Page 10: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

OBAT SUPOSITORIA

1Profenid sup                          10

2Stesolid  5 mg                       10

3Stesolid 10 mg                      10

OBAT OBATAN ORAL

Adalat  10mg                          10

Adalat  5mg                            10

Aspilet                                    10

Capoten 12,5mg                    10

Capoten  25mg                      10

Cedocard                               10

Imodium                                 10

 Sotatic                        10

 Systabon                    10

 Trental                        10

  Valium                       10

  Ulceranin                   10

  Zantac                       10

  Petidin                         2

  Morphine                     2

  Xylocard                      2

  Aminophilin               20

  Atropin sulfas            30

  Adrenalin                   10

  Avil                            10

(iyer,2004)

10

Page 11: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

IX. Prosedur Unit Gawat Darurat

1. Pasien masuk ruang gawat darurat.

2. Pengantar mendaftar ke bagian administrasi (front liner).

3. UGD menerima status pasien dari rekam medik dan map plastik merah.

4. Paramedik dan dokter triase memeriksa kondisi pasien.

5. Paramedik dan dokter melakukan tindakan yang diperlukan sesuai SPM emergensi Dokter

menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga (informed

consent).

6. Bila pasien menolak pemeriksaan dan atau tindakan (medik, penunjang, ranap),

pasien/keluarga menandatangani surat penolakan.

7. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter atau paramedis berhak

melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang mengancam jiwa pasien.

11

Page 12: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

8. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang, dokter membuat pengantar ke unit terkait dan

mengonfirmasi lewat telpon, pengambilan sampel laboratorium dilakukan di ruang gawat

darurat, untuk pemeriksaan rontgen, paramedik mengantarkan pasien ke unit radiologi.

9. Dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga

(informed consent).

10. Bila pasien menolak pemeriksaan dan atau tindakan (medik, penunjang, ranap),

pasien/keluarga menandatangani surat penolakan.

11. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter atau paramedis berhak

melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang mengancam jiwa pasien.

12. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang, dokter membuat pengantar ke unit terkait dan

mengonfirmasi lewat telpon, pengambilan sampel laboratorium dilakukan di ruang gawat

darurat, untuk pemeriksaan rontgen, paramedik mengantarkan pasien ke unit radiologi.

Batasan Pelayanan Gawat Darurat Penanganan lebih lanjut di luar

pelayanan UGD:

1. Rawat Inap

2. Laboratorium

3. Radiologi

4. ICCU/ICU

5. Ruang Operasi

6. Ruang Mayat

7. Farmasi

8. Rumah Sakit Lain

Alur Pelayanan Pasien: Triage

1. Dilakukan oleh minimal perawat

12

Page 13: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

2. Waktu: maksimal 2 menit (dalam 2 menit,pasien sudah dilakukan labelling) Pada keadaan sehari-hari : dituliskan di status

Pada keadaan bencana : kode labelling (warna) Merah,Kuning,Hijau dan Hitam

3. Resusitasi dan stabilisasi

Apabila pasien memerlukan resusitasi bedah maka: Maksimal telah dilakukan resusitasi : 20 menit sejak pasien terdaftar

Waktu diruangan :maksimal 4 jam

Target pencapaian 80% dari total seluruh pasien yang masuk ruang resusitasi

False Emergency Pasien false emergency maksimal 1 jam di UGD.

Kamar Operasi 1. Operasi damage control yang telah di prediksi maksimal dalam 1,5 jam 2. Untuk masalah strangulasi/iskemik ; waktu tunggu maksimal 4 jam 3. Untuk Infeksi : waktu tunggu maksimal 8 jam.

X. Peraturan Undang-undang yang Berkaitan dengan

Unit Gawat DaruratGawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan

medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.

Sesuai dengan pasal 32 Undang-undang Republik Indonesia no.36 tahun 2009

tentang kesehatan menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan

kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan

kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih

dahulu. Dalam pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan

peralatan-peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis

pelayanan yang diberikan dan juga harus memenuhi standar mutu, keamanan dan

keselamatan serta mempunya izin edar sesuai dengan ketentuan

perundangundangan. Dalam peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor

147/menkes/per/I/2010 tentang perizinan rumah sakit menyebutkan bahwa untuk

mendapatkan izin operasional, rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang

meliputi : (1) Sarana dan prasarana, (2) peralatan, (3) sumber daya manusia, dan (4)

13

Page 14: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

administrasi dan managemen. Salah satu persyaratan izin rumah sakit lainnya

adalah Rumah sakit memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan gawat

darurat selama 24 jam sehari. Dalam melakukan pelayanan juga harus

membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam melakukan upaya

kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang

dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan , khususnya dalam kasus Gawat Darurat, Rumah Sakit

telah dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan sesuai yang dibutuhkan, namun perlu

disertai dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan secara terus menerus

dari tenaga kesehatan yang ada di IGD, sehingga dapat memberikan pelayanan

kesehatan kegawat daruratan. Adapun dasar hukum IGD adalah sebagai berikut :

1.UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

2.UU No. 23 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.

3.UU No. 25 Tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

4.UU No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi

5.UU No. 6 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsomen

6.UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

7.PP No. 22 Tahun 1996 Tentang Tenga Kesehatan

8.Keputusan Presiden RI No. 111 Tahun 2001 Tentang Perubahan dan keputusan

Presiden no. 3 Tahun 2001 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan

Bencana dan Penanganan Pengungsian

9.Keputusan Mentri Kesehatan RI no. 28/Menkes/SK/IV/1995 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana

10.Keputusan Mentri Kesehatan RI no. 979/Menkes/SK/IX/2001 tentang Prosedur

Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Medik Korban Bencana dan

Penanganan Pengungsian. 11Keputusan Mentri Kesehatan RI no.

1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Regetrasi dan Praktek Perawat.

12.Keputusan Mentri Kesehatan RI no. 462/Menkes/SK/V/2002 tentang Masyarakat

Hidup Sehat dan Aman(UUD, 1945).

XI. Penutup

14

Page 15: Makalah Alkes

Makalah Unit Gawat Darurat

Kesimpulan Setiap Pelayanan Gawat Darurat harus mampu melayani dan menanggapi dalam tindakan yang cepat agar kelangsungan hidup pasien dapat terjamin yang di dukung oleh tenaga Ahli Medis yang sesuai dengan standar Pelayanan Gawat Darurat dan tersedianya sarana dan prasarana ( fasilitas ) yang memadai.

Saran Untuk setiap rumah sakit khususnya di bagian pelayanan gawat darurat agar lebih di tingkatkan lagi dari segi ahli medis dan fasilitasnya di atas standar supaya berbagai kondisi pasien dapat ditanggapi dengan cepat oleh rumah sakit tersebut.

Daftar Pustaka

Adikoesoema, Suparto Dr,1994. “ Manajemen Rumah Sakit.Azrul, A., 1997. “Pengantar Dokter Keluarga”. Yayasan Penerbit IDI.

Depkes RI.1995. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, cetakan Kedua. Jakarta : Dirjen Yanmedik Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta.

Iyer, P. 2004. Dokumentasi Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.

Jakarta : EGC.

Oman, Kathleen S. 2008. Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta : EGC.

Subagyo, Pangestu dan Djarwanto 1993. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE.

Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Wijaya, S. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar : PSIK FK.

15