Makalah Agama

8
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami kelompok 9 sebagai penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masyarakat Madani” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam. Informasi yang disajikan dalam makalah ini diperoleh dari referensi membaca buku dan searching di internet. Kami sebagai penulis sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pembimbing dan anggota kelompok yang lain dalam mendukung terselesaikannya makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik dan saran pembaca. Harapan akhir yaitu semoga laporan atau makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dari semua kalangan.

description

agama

Transcript of Makalah Agama

Page 1: Makalah Agama

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami kelompok 9 sebagai penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masyarakat Madani” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam. Informasi yang disajikan dalam makalah ini diperoleh dari referensi membaca buku dan searching di internet.

Kami sebagai penulis sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pembimbing dan anggota kelompok yang lain dalam mendukung terselesaikannya makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan segala kritik dan saran pembaca. Harapan akhir yaitu semoga laporan atau makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dari semua kalangan.

Page 2: Makalah Agama

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam memiliki konsep ajaran yang konkret untuk menciptakan kondisi masyarakat yang Islami. Islam bukan sekedar agama yang memiliki konsep ajaran spiritualitas, ubudiyah semata. Letak kesempurnaan agama islam, kamil, atau syumul karena Islam mengandung ajaran pada semua aspek kehidupan manusia, baik aspek peribadahan manusia kepada Allah maupun aspek kehidupan sosialnya.

Masyarakat yang ideal menurut ajaran Islam adalah masyarakat yang taat pada aturan Allah, yang hidup dengan damai dan tentram, yang tercukupi kebutuhan hidupnya. Dalam Al-Qur’an, kondisi masyarakat seperti itu digambarkan dengan “baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur”, negeri yang baik, yang berada dalam lindungan ampunan-Nya. Realisasi dari masyarakat ideal tersebut pada masa Rasulullah SAW dicontohkan pada masa kehidupan beliau di Madinah, dimana masyarakatnya memberikan kepercayaan dan menunjukkan ketaatannya pada kepemimpinan Rasulullah SAW hidup dalam kebersamaan, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan hidupnya.

Madinah adalah kota yang unik dan memiliki banyak keistimewaan. Di tengah jatuh bangunnya sebuah peradaban, Madinah sudah terbukti mampu bertahan dari masa ke masa. Layaknya Mekkah, Madinah telah dititahkan Allah menjadi salah satu kota suci-Nya.

Sebuah kota yang warganya begitu heterogen, terdiri dari berbagai kultur dan agama, ternyata dapat hidup berdampingan itulah Madinah. Hal ini tidak terlepas kepemimpinan Rasulullah SAW yang mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, sehingga Madinah merupakan kota pertama menjadi wilayah asministratif Islam, mampu menampilkan dirinya sebagai masyarakat moderm khususnya dalam tatanan politik, inilah istimewanya Madinah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian masyarakat madani ?2. Apa saja konsep masyarakat madani dan bagaimana karakteristiknya ?3. Apa itu Manajemen zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf untuk kesejahteraan ?4. Apa persamaan dan perbedaan antara pajak dan zakat ?5. Apa itu Manajemen Haji dan Umrah ?

Page 3: Makalah Agama

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masyarakat MadaniMasyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi

nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Masyarakat Madani menjadi symbol idealism yang diharapkan oleh setiap masyarakat. Di dalam Al-Qur’an, Allah memberikan ilustrasi masyarakat ideal, sebagai gambaran dari Masyarakat MAdani dengan firman-Nya dalam Qs. 34 (Saba’) ayat 15 yang artinya : “(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.

Kata Madani merupakan penyifatan terhadap kota Madinah, yaitu sifat yang ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku di kota Madinah. Kondisi dan system kehidupan ini menjadi popular dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang Islami, sekalipun penduduknya terdiri dari berbagai macam keyakinan.

2.2 Konsep Masyarakat MadaniKonsep “Masyarakat Madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman

konsep “civil society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Madani dianggap sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern. Makna Civil Society “Masyarakat Sipil” adalah terjemahan dari civil society.

2.3 Karakteristik Masyarakat MadaniMasyarakat Madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik

sebagai berikut :1. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang

beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial. Manusia secara universal mempunyai posisi yang sama menurut fitrah kebebasan dalam hidupnya,

Page 4: Makalah Agama

sehingga komitmen terhadap kehidupan sosial juga dilandasi oleh relativitas manusia di hadapan Tuhan. Landasan hukum Tuhan dalam kehidupan sosial itu lebih obyektif dan adil, karena tidak ada kepentingan kelompok tertentu yang diutamakan dan tidak ada kelompok lain yang diabaikan.

2. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil. Kelompok sosial mayoritas hidup berdampingan dengan kelompok minoritas sehingga tidak muncul kecemburuan sosial. Kelompok yang kuat tidak menganiaya kelompok yang lemah, sehingga tirani minoritas dan anarkhi mayoritas dapat dihindarkan.

3. Tolong-menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya. Prinsip tolong-menolong antar anggota masyarakat didasarkan pada aspek kemanusiaan karena kesulitan hidup yang dihadapi oleh sebagian anggota masyarakat tertentu, sedangkan pihak lain memiliki kemampuan membanu untuk meringankan kesulitan hidup tersebut.

4. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut. Masalah yang sangat menonjol dari sikap toleran ini adalah sikap keagamaan, dimana setiap manusia memiliki kebebasan dalam beragama dan tidak ada hak bagi orang lain yang berbeda agama untuk mencampuri. Keyakinan beragama tidak dapat dipaksakan. Rasio dan pengalaman hidup keagamaan manusia mampu menentukan sendiri agama yang dianggapnya benar.

5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial. Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan keutuhan masyarakatnya sesuai dengan kondisi masing-masing. Konsep zakat, infak, sedekah, dan hibah bagi umat Islam serta “jizyah” dan “kharaj” bagi non Islam, merupakan salah satu wujud keseimbangan yang adil dalam masalah tersebut. Keseimbangan hak dan kewajiban itu berlaku pada seluruh aspek kehidupan sosial, sehingga tidak ada kelompok sosial tertentu yang diistimewakan dari kelompok sosial lainnya sekedar karena ia mayoritas.

6. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan hidup umat manusia. Ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Ilmu pengetahua memberikan kemudahan dan meningkatkan harkat serta martabat manusia, di samping mmeberikan kesadaran akan posisinya sebagai khalifak Allah.

7. Berakhlak mulia. Sekalipun pembentukan akhlak masyarakat dapat dilakukan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan semata, tetapi relativitas manusia dapat

Page 5: Makalah Agama

menyebabkan terjebaknya konsep akhlak yang reatif. Sifat subyektif manusia sering sukar dihindarkan. Karena itu konsep akhlak tidak boleh dipisahkan dengan nilai-nilai Ketuhanan, sehingga substansi dan aplikasinya tidak terjadi penyimpangan.

2.4 Manajemen zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf untuk kesejahteraan

Page 6: Makalah Agama

https://devisukesi22.wordpress.com/2014/06/21/makalah-masyarakat-madani/