Makalah Agama

25
BAB I AKHLAQ 1. Pengertian Akhlaq Secara etimologis akhlaq berasal dari (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dari pengertian etimologis ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan bahkan dengan alam semesta sekalipun. Dari pengertian mengenai Akhlak terdapat beberapa tokoh yang mendefinisikan mengenai akhlaq. Diantaranya adalah : 1. Imam al-Ghazali. Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 2. Ibrahim Anis. Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan,

description

makalah agama islam

Transcript of Makalah Agama

Page 1: Makalah Agama

BAB I AKHLAQ

1. Pengertian Akhlaq

Secara etimologis akhlaq berasal dari (bahasa arab) adalah bentuk jamak

dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar

dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta),

makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Dari pengertian etimologis ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan

atau norma prilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga

norma yang mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan bahkan dengan

alam semesta sekalipun.

Dari pengertian mengenai Akhlak terdapat beberapa tokoh yang

mendefinisikan mengenai akhlaq. Diantaranya adalah :

1. Imam al-Ghazali.

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan.

2. Ibrahim Anis.

Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya

lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan.

3. Abdul Karim Zaidan.

Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa,

yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai

perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau

meninggalkannya.

Page 2: Makalah Agama

4. Ibnu Maskawaih

Akhlaq adalah Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran

(lebih dahulu).

5. Prof. Dr. Ahmad Amin

bahwa yang disebut akhlak adalah “Adatul-Iradah” atau kehendak

yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,

maka kebiasaan itu dinakamakan akhlak.

6. Prof. Kh. Farid Ma’ruf

Akhlaq adalah Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan

perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan

pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

2. Sumber Akhlaq

Sumber akhlaq adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia

atau tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlaq adalah Al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah, bukan bersumber dari akal pikiran atau pandangan

masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlaq,

segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, mengandung

manfaat atau madharat bagi diri manusia beserta semata-mata karena syara (Al-

Qur’an dan Sunnah).

3. Ciri-ciri Akhlak yang Islami

Kita telah mengetahui bahwa akhlak islam adalah merupakan system

moral/akhlak yang berdasarkan islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang

diwahyukan Allah pada nabi/Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan kepada

umatnya.

Page 3: Makalah Agama

Memang tidak disangsikan lagi dengan bahwa segala perbuatan/tidakan

manusia apapun bentuknya pada hakikatnya adalah bermaksud untuk mencapai

kebahgiaan (saadah), dan hal ini adalah sebagai “natijah” dari problem akhlak.

Sedangkan saadah menurut system moral/akhlak yang agamis (islam), dapat

dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni dengan menjahui segala

larangan Allah dan mengerjakan segala perintah-Nya, sebagaimana yang tertera

dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Sehubungan dengan Akhlak Islam, Drs. Sahilun A, Nasir menyebutkan

bahwa Akhlak Islam berkisar pada:

1. Tujuan hidup setiap muslim, ialah menghambakan dirinya kepada Allah,

untuk mencapai keridhaan-Nya, hidup sejahtera lahir dan batin, dalam

kehidupan masa kini maupun yang akan datang.

2. Dengan keyakinannya terhadap kebenaran wahyu Allah dan sunah Rasul-Nya,

membawa konsekuensi logis, sebagai standar dan pedoman utama bagi setiap

akhlak seorang muslim. Ia memberi sangsi terhadap akhlak dalam kecintaan

dan kekuatannya kepada Allah, tanpa perasaan adanya tekanan-tekanan dari

luar.

3. Keyakinannya akan hari kemuadian/pembalasan, mendorong manusia berbuat

baik dan berusaha menjadi manusia sebaik mungkin, dengan segala

pengabdiannya kepada Allah.

4. Ajaran Akhlak Islam meliputi segala segi kehidupan manusia berdasrkan asas

kebaikan dan bebas dari segala kejahatan. Islam tidak hanya mengajarkan

tetapi menegakkannya, dengan janji dan sangsi Illahi yang Maha Adil.

Tuntutan moral sesuai dengan bisikan hati nurani , yang menurut  kodratnya

cenderung kepada kebaikan dan membenci keburukan.

Page 4: Makalah Agama

4. Macam-Macam Akhlak

1. Akhlak kepada Allah

Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk kepada

kholiq-Nya, diantaranya:

Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk

menyembah-Nya sesuai denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah

membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.

Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan

kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada

Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan

inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan

akhlak dalam Kehidupan.

Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan

menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa

dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu

idak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan

orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

2.  Akhlak kepada Diri Sendiri

Adapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di antaranya:

Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari

pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar

diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika

ditimpa musibah.

Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak

bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan

perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan

Page 5: Makalah Agama

Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan

menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,

orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan

jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak

menyenangkan orang lain.

3. Akhlak kepada keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di

antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak

kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan

perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk

perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk

terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati

perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan

tidak mampu lagi berusaha.

4. Akhlak kepada Sesama Manusia

Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa

kasih sayang dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah

saw, “Mukmin yang paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya.

Dan yang paling baik diantara kamu ialah mereka yang paling baik terhadap

isterinya“. (HR. Ahmad).

Page 6: Makalah Agama

Diantara akhlak-akhlak itu diantaranya, adalah:

a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )

Husnuzan Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka).

Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan

adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang.

Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang

merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.

Tasamu artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling

menghargai sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan

untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat tersebut menjelaskan

bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang

diyakini.

Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu

dengan sesama manusia.

b.  Akhlak Tercela ( Mazmumah )

Hasad Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau

cemburu melihat orang lain beruntung.

Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk

membalas kejahatan.

Gibah dan Fitnah adalah Membicarakan kejelekan orang lain dengan

tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang

dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah.

Page 7: Makalah Agama

Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti

pembicaraan itu disebut fitnah.

Namimah adalah Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap

atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain

dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya.

Page 8: Makalah Agama

BAB II HAJI

A. Pengertian Haji

Haji adalah salah satu rukun Islam yang lima. Menunaikan ibadah haji adalah

bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara material, fisik,

maupun keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi dan

melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang telah ditentukan yaitu

pada bulan Dzulhijjah

Secara estimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut

syara’ berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus.Temat-

tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Ka’bah dan

Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat

mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).

Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji

yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan

ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumroh,

dan mabit di Mina.

B. Jenis - Jenis Haji

a. Haji Ifrad, artinya menyendiri

Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan

ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan

mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan

pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika

ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram

kembali untuk melaksanakan ibadah umroh.

Page 9: Makalah Agama

b. Haji Tamattu’, artinya bersenang-senang

Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang

melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan

mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan

pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh.

Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan

ihram kembali untuk melaksanakan ibadah Haji.

Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam

bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang

ke negeri asal.

c. Haji Qiran, artinya menggabungkan

Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang

melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan

berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran

dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan

melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun

mungkin akan memakan waktu lama.

C. Hukum Haji

1. Fardhu (wajib) ‘aen, bagi yang sudah memenuhi syarat :

a. Islam

b. Baliqh

c. Berakal

d. Merdeka

e. Mampu (Istitho’ah)

Page 10: Makalah Agama

2. Sunat bagi :

a. Muslim yang belum baliqh

b. Hamba sahaya

c. Muslim yang telah melaksanakan haji.

D. Dasar Hukum Haji

1. Al Quran surat Ali Imron ayat 97

“Semata-mata karena Allah, menjadi kewajiban manusia untuk

melaksanakan ibadah haji ke Baitulloh bagi yang mampu dalam

perjalanannya” 

2. Hadits riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim.

“Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu (1) persaksian bahwa tiada

tuhan selain Alloh dan Muhammad SAW. adalah utusan Alloh, (2)

mendirikan sholat, (3) berpuasa dibulan ramadhan, (4) membayar

zakat, (5) berkunjung kebaitullah”. (H.R. Bukhori dan Muslim) .

E. Rukun, Wajib dan Sunah Haji

1. Rukun Haji

1. Ihram, ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji dengan memakai

pakaian ihram, pakaian berwarna putih bersih dan tidak dijahit. Pakaian

yang tidak dijahit hanya berlaku untuk laki-laki.

2. Wuquf, wuquf artinya hadir di Padang Arafah pada waktu Zuhur, dimulai

sejak tergelincir matahari tanggal 9 sampai matahari terbit tanggal 10

Dzulhijjah.

3. Thawaf, tawaf adalah mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran, dimulai dari

hajar Aswad dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri yang bertawaf (berputar

Page 11: Makalah Agama

kebalikan arah jarum jam). Orang yang tawaf harus menutup aurat serta

suci dari hadas najis. Macam-macam tawaf, antara lain : 1. Tawaf qudum

dilakukan ketika baru sampai di Mekah, 2. Tawaf ifadah dilakukan karena

melaksanakan rukun haji, 3. Tawaf nazar dilakukan karena nazar, 4. Tawaf

sunah (tatawu’) dilakukan tidak karena sebab-sebab tertentu (mencari

keutamaan dalam beribadah), 5. Tawaf wada’ dilakukan karena akan

meninggalkan Mekah.

4. Sa’i, sa’i yaitu lari kecil diantara bukit Safa dan Marwah. Ketentuan sa’i

harus dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di bukit Marwah. Sa’i dilakukan

tujuh kali dan dikerjakan setelah tawaf, baik tawaf rukun atau tawaf sunah.

5. Menggunting (mencukur) rambut, waktu mencukur setelah melempar

jumrah aqabah pada hari nahar dan apabila mempunyai kurban maka

mencukur dilakukan setelah menyembelihnya. Mencukur sekurang-

kurangnya tiga helai rambut.

6. Tertib, yaitu menertibkan rukun tersebut, artinya harus berurutan dimulai

niat (ihram, wuquf, tawaf, sa’i dan menggunting rambut).

2. Wajib Haji

1. Iharam dimulai dari miqat yang telah ditentukan

2. Wuquf di Arafah sampai matahari tenggelam

3. Mabit di Mina

4. Mabit di Muzdalifah hingga lewat setengah malam

5. Melempar jumrah

6. Meninggalkan larangan-larangan haji

3. Sunah Haji

1. Melaksanakan haji ifrad, Cara mengerjakan haji yang dirangkai dengan

umrah itu ada tiga macam : 1. Haji ifrad, yaitu megerjakan ibadah haji

dahulu kemudian umrah. 2. Haji tamattu’, yaitu mengerjakan umrah

dahulu kemudian haji. 3. Haji Qiran, yaitu mengerjakan ibadah haji dan

umrah secara bersama-sama. Dari ketiga macam cara ini, yang disunahkan

(yang paling utama) adalah cara melaksanakan haji ifrad.

Page 12: Makalah Agama

2. Membaca talbiyah, yaitu “Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah,

aku datang memenuhi panggilanMu, sesungguhnya segala puji dan nikmat

adalah milikMu, kerajaan (bumi dan langit) adalah milikMu, tiada sekutu

bagiMu."

3. Berdo’a setelah membaca talbiyah

4. Membaca do’a atau dzkir sewaktu melakukan tawaf, “Aku datang

memenuhi panggilanMu ya Allah, aku datang memenuhi panggilanMu,

sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milikMu, kerajaan (bumi dan

langit) adalah milikMu, tiada sekutu bagiMu."

5. Shalat 2 rakaat setelah tawaf

6. Masuk ke ka’bah

F. Larangan bagi orang yang melakukan ibadah haji

1. Laki-laki dilarang berpakaian yang berjahit.

2. Laki laki dilarang menutup kepala.

3. Perempuan dilarang menutup kepala.

4. Laki laki maupun perempuan dilarang memakai harum haruman selama

ihram.

5. laki laki dan perempuan dilarang menghilangkan rambut atau bulu badan

yang lain, juga memakai minyak rambut.

6. Dilarang memotong kuku sebelum tahalul 1

7. Dilarang meminang,menikah,menikahkan,dan menjadi wali dalam

pernikahan.

8. Dilarang berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal

dimakan.

G. DAM

Page 13: Makalah Agama

Dam artinya darah. dalam ibadah haji/umroh dam berarti sangsi atau

dendaan karena adanya pelangggaran.

a. denda karena tidak dapathaji ifrad yaitu menyembelih seekor kambing yang

sah untuk berkurban.

b. denda karena melaggar larangan haji yaitu mencukur rambut, memotong

kuku, memakai pakaian berjahit berminyak rambut, dan memakai harum

haruman.

c. denda karena bersetubuh sebelum tahalul ke 2 yaitu menyembelih seekor

onta/sapi, 7 ekor kambing.

d. denda karena membunuh binatang liar yaitu menyembelih binatang jinak

yang sebandig dengan binatang yang dibunuh.

e. Denda karena terhalang musuh sehingga tidak dapat meneruskan ibadah haji

dan umrah yaitu hendaklah ia tahalul dengan menyembelih seekor kambing di

tempat terhalang itu.

H. Rangkaian Kegiatan Ibadah Haji

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, calon jamaah haji mulai berbondong untuk

melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

2. Calon jamaah haji memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan

sebagai pakaian haji), sesuai miqatnya, kemudian berniat haji, dan

membaca bacaan Talbiyah, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma

labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka

wal mulk laa syarika laka..

3. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua calon jamaah haji menuju ke

padang Arafah untuk menjalankan ibadah wukuf. Kemudian jamaah

melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang

Arafah hingga Maghrib datang.

4. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, jamaah menuju ke Muzdalifah untuk mabbit

(bermalam) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.

5. Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam (setelah mabbit) jamaah meneruskan

perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh

Page 14: Makalah Agama

6. Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melaksanakan ibadah melempar Jumroh

sebanyak tujuh kali ke Jumroh Aqobah sebagai simbolisasi mengusir

setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian

rambut.

7. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanan ke

Masjidil Haram untuk Tawaf Haji (menyelesaikan Haji)

8. Sedangkan jika mengambil nafar akhir jamaah tetap tinggal di Mina dan

dilanjutkan dengan melontar jumroh sambungan (Ula dan Wustha).

9. Tanggal 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu

pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

10. Tanggal 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu

pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

11. Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Thawaf Wada’

(Thawaf perpisahan) sebelum pulang ke negara masing-masing.

Page 15: Makalah Agama

BAB III KETAUHIDAN

A. Pengertian

Tauhid adalah Mengesakan Allah semata dalam beribadah dan tidak

menyekutukan-Nya. Dan hal ini merupakan ajaran semua Rasul

alaihimusshalatuwassalam. Bahkan tauhid merupakan pokok yang dibangun

diatasnya semua ajaran, maka jika pokok ini tidak ada, amal perbuatan menjadi

tidak bermanfaat dan gugur, karena tidak sah sebuah ibadah tanpa tauhid.

B. Macam – Macam Tauhid

1. Tauhid Rububiyah

Yaitu menyatakan bahwa tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam

kecuali Allah yang menciptakan dan memberi mereka rizki. Tauhid ini

juga telah diikrarkan oleh orang-orang musyrik pada masa dahulu. Mereka

menyatakan bahwa Allah semata yang Maha Pencipta, Penguasa,

Pengatur, Yang Menghidupkan,Yang Mematikan, tidak ada sekutu bagi-

Nya. Allah ta’ala berfirman dalam surat (Al-Ankabut :61).

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka:

“Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari

dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab,“Allah” maka betapakah

mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)” (Q.S. Al-Ankabut:

61).

2. Tauhid Asma’ dan Sifat.

Yaitu beriman bahwa Allah ta’ala memiliki zat yang tidak serupa

dengan berbagai zat yang ada, serta memiliki sifat yang tidak serupa

dengan berbagai sifat yang ada. Dan bahwa nama-nama-Nya menyatakan

dengan jelas akan sifat-Nya yang sempurna secara mutlak sebagaimana

firman Allah ta’ala:

“Tidak ada sesuatupun yang meyerupainya, dan Dia Maha

Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. As-Syura: 11)

Page 16: Makalah Agama

Begitu juga halnya (beriman kepada Asma’ dan Sifat Allah) berarti

menetapkan apa yang Allah tetapkan untuk diri-Nya dalam Kitab-Nya,

atau apa yang telah ditetapkan oleh Rasul-Nya shallallahu `alaihi wa

sallam dengan penetapan yang layak sesuai kebesaran-Nya tanpa ada

penyerupaan dengan sesuatupun, tidak juga memisalkannya dan

meniadakannya, tidak merubahnya, tidak menafsirkannya dengan

penafsiran yang lain dan tidak menanyakan bagaimana hal-Nya.

3. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah tauhid ibadah, yaitu mengesakan Allah

dalam seluruh amalan ibadah yan Allah perintahkan, seperti: berdoa,

khouf (takut), raja’ (harap), tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah

(takut), Khusyu’, Khasyah (takut disertai pengagungan), taubat, minta

pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah yang lainnya yang

diperintahkan-Nya. Dalilnya firman Allah ta’ala:

“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah.

Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun didalamnya di samping

(menyembah) Allah” (Q.S: Al Jin:18).

C. Tauhid Sebagai Dimensi Metodologi

Sebagai intisari peradaban Islam, tauhid mempunyai dua segi atau dimensi

segi metodologis dan konseptual. Yang pertama menentukan bentuk penerapan

dan implementasi prinsip pertama peradaban ; yang kedua menentukan prinsip

pertama itu sendiri.

1. Dimensi Metodologis

Dimensi metodologis meliputi tiga prinsip; yaitu kesatuan, rasionalisme,

dan toleransi. Ketiganya ini menentukan bentuk peradaban Islam.

Kesatuan. Tak ada peradaban tanpa kesatuan. Jika unsur-unsur peradaban

tidak bersatu, berjalin , dan selaras satu dengan lainnya, maka unsur-unsur

itu bukan membentuk peradaban, melainkan himpunan campur-aduk.

Page 17: Makalah Agama

2. Dimensi isi tauhid

Tauhid mempunyai beberapa dimensi isi tauhid sbb :

a. Tauhid sebagai prinsip pertama metafisika

b. Tauhid sebagai prinsip pertama etika

c. Tauhid sebagai prinsip pertama aksiologi

d. Tauhid sebagai prinsip pertama masyarakat

e. Tauhid sebagai prinsip pertama estetika

D. Kedudukan Tauhid Dalam Islam

Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling

agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat

merupakan syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan

tuntunan Rasulullah.

E. Dalil Al-Qur’an Tentang Keutamaan & Keagungan Tauhid

Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah

mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja),

dan jauhilah Thaghut itu" (QS An Nahl: 36)

"Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak

ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang

mereka persekutukan" (QS At Taubah: 31)

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah,

hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)" (QS Az Zumar: 2-3)

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus"

(QS Al Bayinah: 5)