Makalah Agama
-
Upload
oji-rahman-apgr -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Makalah Agama
![Page 1: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
Agama islam bersumber dari Al-Qur’an yang memuat wahyu Allah, dan Al Hadist
yang memuat sunnah rasulullah. Unsur utama ajaran agama islam adalah akidah, syariah, dan
akhlak yang di kembangkan dengan ra’yu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat
untuk mengembangkannya. Yang di kembangkan disini adalah ajaran agama yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan Al’Hadist.
Sebelum membahas pengertian sumber ajaran dan hukum islam,terlebih dahulu harus
diketahui pengertian hukum islam.hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau
meniadakanya.hukum islam disebut juga syariat atau hukum allah SWT,ysitu hukum atau
undang-undang yang ditentukan oleh allah SWT sebagaimana yang terkandung dalam kitab
suci al-quran dan hadist.syariat islam juga merupakan hukum dan aturan islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia baik muslim maupun bukan Ulama ushul
fikih membagi hukum islam menjadi dua bagian yaitu hukum taklifiy dan hukum adh’iy.
Allah telah menetapkan sumber ajaran islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim.
Ketetapan Allah itu terdapat dalam surah An-NIsa’ ayat 59:“Hai orang-orang yang beriman,
taatilah (kehendak) Allah, taatilah (kehendak) rasul(-Nya), dan (kehendak) ulil amri di antara
kamu…” Kehendak Allah kini terekam dalam Al-Qur’an, kehendak Rasul sekarang
terhimpun dalam Al-Hadist, kehendak penguasa atau ulil amri termaktub dalam kitab-kitab
hasil karya orang yang memenuhi syarat karena mempunyai ‘kekuasaan’ berupa ilmu
pengetahuan untuk mengalirkan ajaran islam dari dua sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan
Al-Hadist dengan ra’yu atau akal pikirannya.
Dalam sabdanya Nabi Muhammad SAW menyatakan, “Aku tinggalkan bagi kalian
dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selamanya, selama kalian berpegang pada
keduanya, yaitu Kitab Allah (Alquran) dan sunahku (Hadis).” (H.R. Al Baihaki).
Sumber ajaran Islam dirumuskan dengan jelas dalam percakapan Nabi Muhammad
dengan sahabat beliau Mu’az bin Jabal, yakni terdiri dari tiga sumber yaitu al-Qur’an
(kitabullah), as-Sunnah (kini dihimpun dalam hadis), dan ra’yu atau akal pikiran manusia
yang memenuhi syarat untuk berijtihad.
![Page 2: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A.HUKUM ISLAM
Hukum taklifiy adalah tuntutan allah SWT yang berkaitan dengan perintah untuk
melakukan suatu perbuatan atau meninggalkanya,hukum taklifiy terbagi menjadi lima
macam:
1. Al-ijab Yaitu tuntutan secara pasti dari syariat untuk dilaksanakan dan tidk
boleh(dilarang) ditinggalkan ,karna orang yang meninggalkanya akan di kenai hukum.
2. An-nadb Yaitu tuntutan dari syariat untuk melaksanakan suatu perbuatan,tetapi tuntutan
itu tidak secara pasti jika tuntutan tersebut dikerjakan maka akan mendapat pahala
(kebaikan) namun apabila ditinggalkan tidak akan mendapat hukuman (tidak berdosa).
3. Al-ibahah yaitu firman allah SWT (al-quran dan hadist) yang mengandung pilihan
untuk melakukan perbuatan atau meninggalkanya.
4. Al-karahah Yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan tetapi tuntutan itu di
ungkapkan melaui untaian kata yang tidak pasti,hal itu menjadikan tuntutan tersebut
sebagai alkarahah,yakni anjuran untuk meninggalkan suatu perbuatan,tetapi jika
perbuatan tersebut di kerjakan juga,maka pelakunya tidak dikenai hukuman.
5. At-tahrim Yaitu tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan
yang pesti sehingga tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan itu wajib dipenuhi
jika perbuatan itu dikerjakan maka pelakunya akan mendapatkan hukaman(dianggap
berdosa).
![Page 3: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/3.jpg)
B. SUMBER HUKUM ISLAM
a. Al-Qur’an
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan
yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara
terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan
penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
Al-Qur’an adalah sumber ajaran islam pertama dan utama. Menurut keyakinan umat
Islam yang di akui kebenarannya oleh penelitian ilmiah, Al-Qur’an adalah kitab suci yang
memuat firman-firman Allah, sama benar yang di sampaikan oleh Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-
mula di Mekah kemudian di Madinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk
bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan
kebahagiaan di akhirat kelak.
Al-Qur’an yang menjadi sumber nilai dan norma Islam itu terbagi ke dalam 30 Juz,
144 surah, 6666 ayat, dan 74.499 kata atau 325.345 huruf (atau lebih tepat dikatakan 325.345
suku kata kalau dilihat dari sudut pandang bahasa Indonesia) Al-Qur’an tidak di susun secara
kronologis. 5 ayat pertama di turunkan di gua Hira’ pada malam 17 Ramadhan tahun pertama
13 tahun sebelum Hijrah atau pada malam Nuzulul Qu’an ketika nabi Muhammad berusia 40-
41 tahun, sekarang terletak di surah Al-Alaq 1-5. Ayat terakhir yang di turunkan di padang
arafah, ketika Nabi Muhammad berusia 63 tahun pada tanggal 8 Zulhijjah tahun ke 10 Hijrah,
kini terletak di surah Al-Maidah.
Ayat-ayat Al’Qur’an yang di turunkan selama ±23 tahun itu di bedakan antara ayat-
ayat yang di turunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di Mekah dengan ayat yang
turun setelah Nabi Muhammad hijrah ke Medinah. Ayat-ayat yang turun di Mekah di sebuat
ayat-ayat Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun di Medinah di sebut ayat-ayat
Madaniyah.
Al-Qur’an yang di turunkan oleh Allah dengan cara tidak sekaligus akan tetapi sedikit
demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari itu berisi antara lain:
![Page 4: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/4.jpg)
• Akidah
• Syari’ah
• Akhlak
• Kisah-kisah manusia masa lampau
• Berita-berita tentang masa yang akan dating
• Benih dan prinsip ilmu pengetahuan, dan
• Sunnatullah atau hukum Allah yang berlaku di alam semesta
Menurut S.H Nasr, sebagai pedoman abadi, Al-Qur’an mempunyai 3 jenis petunjuk
bagi manusia :
1. Ajaran tentang susunan alam semesta dan posisi manusia di dalamnya
2. Berisi ringkasan sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci, para nabi
sepanjang zaman dan segala cobaan yang menimpa mereka.
3. Berisi sesuatu yang sulit di jelaskan dalam bahasa modern.
Bisa di simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah sumber ajaran islam yang posisinya
sentral. Bukan hanya dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi
juga sebagai inspirator, pemandu gerakan umat Islam sepanjang sejarah. Atau dengan
rumusan lain Al-Qur’an tidak hanya sebagai pedoman umat islam, tetapi juga menjadi
kerangka segala kegiatan intelektual muslim.
Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
Tauhid, yaitu kepercayaan ke-Esa-an Allah SWT dan semua kepercayaan yang
berhubungan dengan-Nya
Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari kepercayaan ajaran
tauhid
Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau mengamalkan
isi Alquran dan ancaman siksa bagi orang yang mengingkari
Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiaran syariat Allah
SWT maupun kisah orang-orang saleh ataupun kisah orang yang mengingkari
kebenaran Alquran agar dapat dijadikan pembelajaran.
Al-Qur’an mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
![Page 5: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/5.jpg)
• Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan
Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum ini tercermin
dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin,
atau Ilmu Kalam.
• Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan
Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan
sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum
syara/syariat.
Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
• Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam
kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin
dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau
Tasawuf.
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
• Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT,
misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
• Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan
alam sekitarnya.
b. Hadist
Hadist atau sunah Rasul ditinjau dari segi bahasa adalah “jalan yang biasa dilalui”.
Secara terminologi pengertian hadist atau sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad saw, baik perkataan, perbuatan maupun ketetapan. Sebagai sumber
hukum islam, Hadist menempati posisi kedua setelah Al-qur’an. Sunnah menurut syar’i
adalah segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW baik perbuatan, perkataan, dan
penetapan pengakuan. Sunnah berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Alquran yang kurang
jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak terdapat dalam Alquran.
Sunnah dibagi menjadi empat macam, yaitu:
Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan Rasulullah
![Page 6: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/6.jpg)
Sunnah fi’liyah, yaitu semua perbuatan Rasulullah
Sunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan
ataupun perbuatan orang lain
Sunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi tidak
sampai dikerjakan.
Ada 3 peranan Al-Hadist di samping Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam
1. Menjelaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
2. Sebagai penjelasan isi Al-Qur’an
3. Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar
ketentuannya di dalam Al-Qur’an.
c. Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau
bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala
kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syar’i dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran
dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga setelah Alquran dan hadist.
Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam
Alquran maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran
dengan tetap mengacu pada Alquran dan hadist.
Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaitu:
a. Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan menurut
istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah beliau
wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari
Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang
untuk diikuti seluruh umat.
b. Qiyas, yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan
kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu
perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang
![Page 7: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/7.jpg)
sama. Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’,
atau ‘hus’ kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau
menghina, apalagi sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
c. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang
lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah
kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut
logika dapat dibenarkan. Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan
jual beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan,
syarak memberikan rukhsah (kemudahan atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan
dengan system pembayaran di awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.
d. Mushalat Murshalah, yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun
menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan manusia.
Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat dalil yang memerintahkan
untuk membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat Islam
demi kemaslahatan umat.
e. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah
adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentingan umat. Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras
walaupun hanya seteguk, padahal minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti ini
untuk menjaga agar jangan sampai orang tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan
menjadi kebiasaan.
f. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di
masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut. Contohnya,
seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat seperti ini, ia
harus berpegang atau yakin kepada keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus
berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.
![Page 8: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/8.jpg)
g. Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan
maupun perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli menyerahkan uang
sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul
karena harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.
![Page 9: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/9.jpg)
BABIII
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber ajaran islam pada
dasarnya mempunyai tiga sumber hukum yaitu Alqur’an “ kalam ALLAH yang merupakan
mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW yang ditulis dalam mushaf (lembaran-lembaran) dan diriwayatkan secara mutawatir
serta membacanya adalah ibadah “, Hadits (sunah rasul) “ jalan yang biasa dilalui atau cara
yang senantiasa dilakukan oleh rasul kebiasaan rasul “, dan ijtihad (syari’ah yang tidak ada
ketetapannya dalam Alqur’an dan Hadits) ijtihad adalah dasar hukum islam yang ketiga
setelah Alqur’an dan Hadits (sunah). Dan Hukum Islam ada dua macam yaitu hukum Taklify
ialah firman Allah yang menuntut umat manusia untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu
atau memilih antara berbuat atau meninggalkan dan hukum Wad’i(pertimbngan hukum) ialah
firman Allah yang menuntut menjadikan sesuatu sebagai syarat atau penghalang dari sesuatu
yang lain.
![Page 10: Makalah Agama](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072009/55cf914d550346f57b8c5a62/html5/thumbnails/10.jpg)